Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMOROID


DI PUSKESMAS PONDOK AREN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :

Ester wahyuni NIM.191030100342

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT,
atas limpahan karunia, rahmat & hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan laporan pendahuluan tentang, “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMOROID DI PUSKESMAS PONDOK
AREN” dengan baik dan lancar.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.
Tita Hardianti, M.Kep selaku dosen pembimbing STIKES WIDYA DHARMA
HUSADA TANGERANG, serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah-makalah
selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan informasi kepada semua pihak.

    Pamulang, 12 Oktober 2022

Ester Wahyuni
DAFTAR ISI
BAB 1
PEMBAHASAN

A. Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah
vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemoroidalis. Hemoroid
eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan)
dibawah atau luar lines dentate. Hemoroid interna adalah pelebaran
vena yang berada dibawah mukosa (submokosa) diatas atau dibawah
linea dentate (Jitowiyono, Kristiyanasari, 2012). Hemoroid sering
dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25
tahun. Walaupun keadaan ini tidak menganjam jiwa, namun dapat
menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman.
Menurut WHO (2015) angka kejadian hemoroid terjadi
diseluruh Negara, dengan presentasi 54% mengalami gangguan.
Diindonesia berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan yang
diperoleh dari rumah sakit 33 provinsi terdapat 355 rata-rata kasus
hemoroid, baik hemoroid eksterna maupun internal (Kemenkes, 2016).
Penyakit hemoroid sering menyerang usia diatas 50 tahun,
hemoroid seringkali dihubungkan dengan konstipasi kronis dan
kehamilan. Terkadang dihubungkan dengan diare, sering mengejan,
pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Komplikasi dapat
menyebabkan nyeri hebat, gatal dan pendarahan rectal (Chandrasoma,
2006).

2. Etiologi

a. Faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, psikis


dansanitasi, sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah faktor
mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intra
abdominal), fisiologis dan radang umumnya faktor etiologi
tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Faktor
predisposisi dapat diakibatkan dari kondisi hemoroid. Hemoroid
berdarah mungkin akibat dari hipertensi portal kantong-kantong
vena yang melebar menonjol kedalam saluran anus dan rectum
terjadi trombosis, ulserasi, dan perdarahan, sehingga nyeri
mengganggu. Darah segar sering tampak sewaktu defekasi atau
mengejan.

b. Faktor penyebab terjadinya hemoroid adalah sebagai berikut:

1) Mengejan pada waktu defekasi.

2) Konstipasi yang menahun yang tanpa pengobatan.

3) Pembesaran prostat.

4) Keturunan atau hereditas.

5) Kelemahan dinding structural dari dinding pembuluh darah.

6) Peningkatan tekanan intra abdomen (seperti: Kehamilan,


berdiridan duduk terlalu lama dan konstipasi). (Muttaqin, 2011)

3. Klasifikasi

a. Hemoroid internal adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior.


Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas sfingter
ani. Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajat :

1) Derajat I : Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar


tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolap dan
pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.
2) Derajat II : Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat
mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara spontan.

3) Derajat III : Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus


didorong kembali sesudah defekasi.

4) Derajat IV : Hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan


tidak dapat didorong masuk kembali.

b. Hemoroid Eksternal adalah hemoroid yang menonjol keluar saat


mengejan dan tidak dapat didorong masuk. Hemoroid eksternal
dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

1) Akut

Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat


kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan
hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis
eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena
ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

2) Kronik

Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih


lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan
sedikit pembuluh darah. (Muttaqin, 2011)

4. Tanda dan Gejala

a. Tanda

1) Perdarahan

Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna


trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna
merah segar dan tidak bercampur dengan feses. Walaupun
berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar
karena kaya akan zatasam, jumlahnya bervariasi.

2) Nyeri

Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan


hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna
yang mengalami trombosis dan radang.

b. Gejala

1) Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang


berulang

2) Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya


dapat tereduksi spontan. Pada tahap lanjut pasien harus
memasukkan sendiri setelah defekasi dan akhirnya sampai pada
suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.

3) Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam


merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolap menetap.

4) Rasa gatal karena iritasi perianal akibat pengeluaran cairan dari


selaput lendir anus disertai perdarahan. (Muttaqin, 2011)

5. Patofisologi

Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena


hemoroidalis mengalir dengan lancar sedangkan pada keadaan
hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik yang melalui vena
hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat disebabkan
oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena
sistematik, bila aliran darah vena balik terus terganggu maka dapat
menimbulkan pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian
struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang melebihi katup
vena dimana sfingter anal membantu pembatasan pembesaran tersebut.
Hal ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri dan feses berdarah
pada hemoroid interna karena varices terjepit oleh sfingter anal.

Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan


vena portal dan vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena
anorektal. Arteriola regio anorektal menyalurkan darah dan
peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena anorektal.
Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan
intraabdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena
(varices) akhirnya terpisah dari otot halus yang mengelilinginya ini
menghasilkan prolap pembuluh darah hemoroidalis. Hemoroid interna
terjadi pada bagian dalam sfingter anal, dapat berupa terjepitnya
pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering menyebabkan
pendarahan dalam feses, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila
dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.

Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter anal tampak


merah kebiruan, jarang menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali
bilavena ruptur. Jika ada darah beku (trombus) dalam hemoroid
eksternal bisamenimbulkan peradangan dan nyeri hebat.
(Sjamsuhidayat dan Jong, 2004).

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hemoroid menurut Sjamsuhidayat dan Jong


(2004), berdasarkan macam dan derajat hemoroid:

a. Hemoroid Eksterna

Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis tampak sebagai


benjolan yang nyeri pada anal verge. Jika pasien membaik dan
hanya mengeluh nyeri ringan, pemberian analgesik, sitz baths, dan
pelunak feses. Tetapi jika pasien mengeluh nyeri yang parah, maka
eksisi di bawah anestesi lokal dianjurkan. Pengobatan secara bedah
menawarkan penyembuhan yang cepat, efektif dan memerlukan
wakuhanya beberapa menit dan segera menghilangkan gejala.
Penatalaksanaan secara bedah yaitu pasien berbaring dengan posisi
menghadap ke lateral dan lutut di lipat (posisi seems), dasar
hematom diinfiltrasi dengan anestetik lokal. Bagian atas bokong
didorong untuk memaparkan trombosis hemoroid. Kulit dipotong
berbentuk elips menggunakan gunting iris dan forsep diseksi; hal
ini dengan segera memperlihatkan bekuan darah hitam yang khas
di dalam hemoroid yang dapat dikeluarkan dengan tekanan atau
diangkat keluar dengan forsep.

b. Hemoroid Interna

Pengobatan hemoroid interna tergantung dari derajat hemoroidnya.

Hemoroid Interna
Derajat Berdarah Prolaps Reposisi
I + - -
II + + Spontan
III + + Manual
IV + Tetap Irreponibel
1) Hemoroid derajat I dan II

Kebanyakan pasien hemoroid derajat I dan II dapat


ditolong dengantindakan lokal yang sederhana disertai nasehat
tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan
berserat tinggi, misalnya sayuran dan buah-buahan. Makanan
berserat tinggi ini membuat gumpalan isi usus menjadi besar
namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan
mengurangi keharusan mengedan secara berlebihan.

2) Hemoroid Derajat III dan IV

Pengobatan dengan krioterapi pada derajat III dilakukan


jika diputuskan tidak perlu dilakukan hemoroidektomi.
Pengobatan dengan criyosurgery (bedah beku) dilakukan pada
hemoroid yang menonjol, dibekukan dengan CO2 atau NO2
sehingga mengalami nekrosis dan akhirnya fibrosis. Tidak
dipakai secara luas karena mukosa yang dibekukan (nekrosis)
sukar ditentukan luasnya. Hemoroidektomi dilakukan pada
pasien yang mengalami hemoroid yang menahun dan
mengalami prolapsus besar (derajat III dan IV).

Ada 3 prinsip dalam melakukan hemoroidektomi yaitu


pengangkatan pleksus dan mukosa, pengangkatan pleksus tanpa
mukosa, dan pengangkatan mukosa tanpa pleksus. Teknik
pengangkatan dapat dilakukan menurut 3 metode :

1) Metode Langen-beck : yaitu dengan cara menjepit radier


hemoroid interna, mengadakan jahitan jelujur klem dengan
catgut crhomic, mengadakan eksisi di atas klem. Sesudah itu
klem dilepas dan jahitan jelujur di bawah klem diikat, diikuti
usaha kontinuitas mukosa. Cara ini banyak dilakukan karena
mudah dan tidak mengandung risiko pembentukan jaringan
parutsirkuler yang biasa menimbulkan stenosis.

2) Metode whitehead : yaitu mengupas seluruh v. hemoroidalis


dengan membebaskan mukosa dari sub mukosa dan
mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu,
sambil mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.

3) Metode stapled : yaitu dengan cara mengupas mukosa rektum.


Metode ini lebih unggul dan lebih banyak dipakai karena
perdarahannya dan nyeri post operasinya berkurang
dibandingkan dengan metode yang lain.

Teknik operasi pada hemoroid antara lain :

1) Prosedur ligasi pita-karet

Prosedur ligasi pita-karet dengan cara melihat hemoroid


melalui anoscopdan bagian proksimal diatas garis mukokutan
di pegang dengan alat. Kemudian pita karet kecil diselipkan
diatas hemoroid yang dapat mengakibatkan bagian distal
jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari
dan lepas. Tindakan ini memuaskan pada beberapa pasien,
namun pasien yang lain merasakan tindakan ini menyebabkan
nyeri dan menyebabkan hemoroid sekunder dan infeksi
perianal.

2) Hemoroidektomi kriosirurgi

Metode ini dengan cara mengangkat hemoroid dengan jalan


membekukan jaringan hemoroid selama beberapa waktu
tertentu sampai waktu tertentu. Tindakan ini sangat kecil sekali
menimbulkan nyeri. Prosedur ini tidak terpakai luas karena
menyebakan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat
dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.

3) Laser Nd: YAG

Metode ini telah digunakan saat ini dalam mengeksisi


hemoroid, terutama hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat
menimbulkan nyeri. Hemoragi danabses jarang menjadi
komplikasi pada periode pasca operatif.

4) Hemoroidektomi

Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk


mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini.
Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan
melaui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan
darah. Untuk Terapi setelah operasi dapat dilakukan dengan
cara suppositoria yang mengandung anestesi, antibiotika,
analgetik dan astrigent. Tiga hari post operasi diberikan
diitrendah sisa untuk menahan BAB. Jika sebelum tiga hari
ingin BAB, tampon dibuka dan berikan rendaman PK hangat
(37oC) dengan perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit.
Setelah BAB, lalu dipasang lagitampon baru. Jika setelah tiga
hari post operasi pasien belum BAB diberilaxatif. Berikan
rendaman duduk dengan larutan PK hangat (37oC),
perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit sampai dengan 1-2
minggu postoperasi. Pada penatalaksanaan hemoroid tingkat IV
dapat dilakukan dengan istirahat baring dan juga operasi. Bila
ada peradangan diobati dahulu.

7. Komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering terjadi menurut
Sjamsuhidayat dan Jong (2004) yaitu :

a. Perdarahan, dapat terjadi hingga anemia

b. Trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)

c. Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan


suplai darah dihalangi oleh sfingter ani.

d. Luka dan infeksi


B. Pengkajian

Jam : 10.20 WIB


Pengkajian tgl : 21 September 2022 NO. RM : 05.0150.4402
Tanggal MRS : 21 September 2022 Dx. Masuk : Hemoroid
Ruang/Kelas : Ruang Umum Dokter yang merawat : dr. Kevin

Nama : Ny. S
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Identitas

Pendidikan : Sarjana 1
Pekerjaan : Guru
Suku/Bangsa : Sunda
Alamat : PA 03/06

Keluhan utama : BAB berdarah


Riwayat Sakit dan

Riwayat penyakit saat ini : Hemoroid


Kesehatan

Penyakit yang pernah diderita : Hemoroid 1 tahun yang lalu

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada riwayat penyakit keluarga

Riwayat alergi:  ya  tidak Jelaskan : -


Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:  baik  sedang  lemah Kesadaran: CM
Tanda vital TD: 129/80 mmH Nadi: 90 x/mnt Suhu : 36,6 ºC RR: 20 x/mnt
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-lain: Normal
Pernafasan

Suara nafas:  verikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi Lain-lain: Normal


Sesak nafas  Ya  Tidak  Batuk  Ya  Tidak
Masalah: Tidak ada masalah pada sistem pernafasan

Irama jantung:  Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal  Ya  Tidak


Nyeri dada:  Ya  Tidak
Kardiovaskuler

Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop lain-lain


CRT:  < 3 dt > 3 dt
Akral:  Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin basah
Masalah: Tidak ada masalah pada sistem kardiovaskular

GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15


Refleks fisiologis:  patella  triceps  biceps lain-lain: Normal
Persyarafan

Refleks patologis: babinsky  budzinsky  kerniglain-lain: Normal


Lain-lain:
Istirahat / tidur: 8 jam jam/hari Gangguan tidur: Tidak ada
Masalah: Tidak ada masalah pada sistem persyaratan
Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain: Normal
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain: Normal
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan

Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak Jelaskan:


Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah: Tidak ada masalah pada sistem penginderaan

Kebersihan:  Bersih  Kotor


Urin: Jumlah: 1000 cc/hr Warna: Kuning Jernih Bau: Khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): -
Perkemihan

Kandung kencing: Membesar  Ya  Tidak


Nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia  Lain-lain: Normal
Masalah: Tidak ada Masalah pada sistem perkemihan

Nafsu makan:  Baik  Menurun Frekuensi: 2 x/hari


Porsi makan:  Habis  Tidak Ket:
Diet : ½ Porsi
Minum : 1500 cc/hari Jenis: Air mineral
Mulut dan Tenggorokan
Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
Pencernaan

 Pembesaran tonsil  Lain-lain: Normal

Abdomen  Tegang  Kembung  Ascites  Nyeri tekan, lokasi:


Peristaltik x/mnt
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar 1x/seminggu Teratur:  Ya  Tidak
Konsistensi Bau: Khas Warna: Merah
Lain-lain: Feses keras

Masalah: Konstipasi
Kemampuan pergerakan sendi:  Bebas  Terbatas
Kekuatan otot:
Muskuloskeletal/ Integumen

Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianotik  Kemerahan  Pucat  Hiperpigmentasi
Turgor:  Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada  Tidak ada Lokasi
Luka  Ada  Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada Yang ditemukan: Kalor/Dolor/Tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain:

Masalah: Nyeri Akut

Pembesaran Tyroid  Ya  Tidak


Hiperglikemia  Ya  Tidak Hipoglikemia  Ya  Tidak
Endokrin

Luka gangren  Ya  Tidak Pus  Ya  Tidak


Masalah: -

Mandi : 2 x sehari Sikat gigi : 2 x sehari


Keramas : 2 x seminggu Memotong kuku : 2 x sebulan
Personal
Higiene

Ganti pakaian : setiap hari

Masalah: Tidak ada masalah pada pola personal hygiene

Orang yang paling dekat: -


Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: Memiliki kehidupan sosial yang baik
Psiko-sosio-spiritual

Kegiatan ibadah: Sholat waktu 5 waktu


Lain-lain:

Masalah: Tidak ada masalah pada pola psiko-sosial-spiritual

Tidak ada pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan radiologi/USG, dll
Radiologi/ USG, dll

- Pemberian obat:
1. Asam mefenamat acid 2x1
Terapi:

2. Antasida 3x1
3. Vitamin B Complex 1x1
4. Anti Hemoroid 1x1 supositoria

DATA FOKUS

No. Data Subjektif Data objektif


- Pasien mengatakan BAB-nya berdarah - Hasil TTV :
- Pasien mengatakan nyeri saat BAB TD : 129/80 mmhg,
- Pasien mengatakan BAB-nya keras N : 90 x/menit
- Pasien mengatakan BAB-nya sulit S : 36,6°C
- Pasien mengatakan seperti ditusuk-tusuk RR : 20 x/menit
- Pasien mengatakan BAB 1x/minggu - Pasien terlihat lemah
- Pasien mengatakan kurangnya informasi - Pasien terlihat menahan nyeri
pencegahan pendarahan
ANALISA DATA
No. Data Masalah Etiologi
DS : Konstipasi Ketidakcukupan asupa
1. - Pasien mengatakan BAB-nya serat
berdarah
- Pasien mengatakan BAB-nya
keras
- Pasien mengatakan BAB-nya
sulit
- Pasien mengatakan BAB
1x/minggu

DO :
- Hasil TTV :
TD : 129/80 mmhg,
N : 90 x/menit
S : 36,6°C
RR : 20 x/menit
- Pasien terlihat lemah
- Kesadaran CM, GCS 15,
CRT <3dt
2. DS: Nyeri Akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri saat fisiologis
BAB
- Pasien mengatakan seperti
ditusuk-tusuk

DO:
- Hasil TTV :
TD : 129/80 mmhg,
N : 90 x/menit
S : 36,6°C
RR : 20 x/menit
- Pasien terlihat menahan nyeri
- Kesadaran CM, GCS 15,
CRT <3dt

3. DS : Risiko Pendarahan Gangguan


- Pasien mengatakan tidak tau gastrointestinal
cara pencegahan pendarahan
- Pasien mengatakan BAB-nya
berdarah
DO :
- Hasil TTV :
TD : 129/80 mmhg,
N : 90 x/menit
S : 36,6°C
RR : 20 x/menit
- Kesadaran CM, GCS 15,
CRT <3dt
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstipasi berhubungan dengan Ketidakcukupan asupan serat ditandai
dengan pengeluaran feses sulit dan keras
2. Nyeri akut behubungan dengan agen pencendera fisiologis ditandai
dengan nyeri saat BAB
3. Risiko pendarahan berhubungan dengan gangguan gastrointestinal
ditandai dengan feses berdarah

B. RENCANA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S Nama Mahasiswa : Ester Wahyuni

Ruang : R. Umum NIM : 191030100342

No. Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


dan jam keperawatan
(PES)

1. 21/9/2022 Konstipasi Tujuan Luaran Intervensi Utama


berhubungan
11.00 WIB a. Luaran Utama Manajemen Eliminasi Fekal
dengan
Ketidakcukupan Setelah dilakukan 1. Edukasi

asupan serat intervensi selama 1X24


- Anjurkan mencatat
ditandai dengan jam maka diharapkan
warna, frekuensi,
pengeluaran Eliminasi fekal membaik
konsistensi, volume
feses sulit dan dengan kriteria hasil:
feses
keras - Kontrol
- Anjurkan
pengeluaran feses mengkonsumsi
meningkat makanan yang
mengandung tinggi
- Keluhan defekasi
serat
lama dan sulit
menurun 2. Kolaborasi

- Konsistensi feses - Kolaborasi pemberian


membaik obat supositorial anal

2. 21/9/2022 Nyeri akut Tujuan Luaran Intervensi Utama


behubungan
11.10 WIB a. Luaran Utama Manajemen Nyeri
dengan agen
pencendera Setelah dilakukan 1. Edukasi

fisiologis intervensi selama 1X24


- Jelaskan strategi
ditandai dengan jam maka diharapkan
meredakan nyeri
nyeri saat BAB Tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil: 2. Kolaborasi

- Keluhan nyeri - Kolaborasi pemberian

menurun analgetik

3. 21/9/2022 Risiko Tujuan Luaran Intervensi Utama


pendarahan
11.20 WIB a. Luaran Utama Pencegahan pendarahan
berhubungan
dengan gangguan Setelah dilakukan 1. Edukasi

gastrointestinal intervensi selama 1X24


- Anjurkan meningkatk
ditandai dengan jam maka diharapkan
asupan cairan untuk
feses berdarah Tingkat pendarahan
menghindari konstipa
menurun dengan kriteria
- Anjurkan meningkatk
hasil:
asupan makanan dan
- Pendarahan anus vitamin
menurun
b. Luaran Tambahan 2. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
Setelah dilakukan
obat vitamin
intervensi selama 1X24
jam maka diharapkan
Kontrol risiko meningkat
dengan kriteria hasil:

- Kemampuan
mengubah perilaku
meningkat

C. CATATAN PERAWATAN
Nama Klien : Ny. S
Diagnosis Medis : Hemoroid
Ruang Rawat : Ruang Umum

Tgl/jam No. DK Implementasi SOAP

22/9/2022 Implementasi Utama S:

10.00 WIB Manajemen Eliminasi Fekal - Pasien mengatakan BAB


berdarahnya
1. Edukasi
- Pasien mengatakan BAB-nya
- Menganjurkan mencatat keras
warna, frekuensi, - Pasien mengatakan BAB-nya
konsistensi, volume feses sulit

- Menganjurkan
mengkonsumsi makanan O:

yang mengandung tinggi - Hasil TTV :


serat
TD : 129/80 mmhg,
2. Kolaborasi N : 90 x/menit

- Mengkolaborasi pemberian S : 36,6°C


obat supositorial anal yaitu
RR : 20 x/menit
Anti Hemoroid Supositorial
1x1 - Kesadaran CM, GCS 15, CRT
<3dt

- Pasien terlihat lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Pasien dipulangkan intervensi


dilanjutkan dirumah

22/9/2022 Implementasi Utama S:

10.10 WIB Manajemen Nyeri - Pasien mengatakan nyeri


BAB
1. Edukasi
- Pasien mengatakan nyeri
- Menjelaskan strategi
ditusuk tusuk
meredakan nyeri

2. Kolaborasi
O:
- Mengkolaborasi pemberian
analgetik yaitu Asam - Hasil TTV :
mefenamat acid 2x1
TD : 129/80 mmhg,

N : 90 x/menit

S : 36,6°C

RR : 20 x/menit

- Kesadaran CM, GCS 15, CRT


<3dt

- Pasien terlihat menahan nyeri

A : Masalah belum teratasi

P : Pasien dipulangkan intervensi


dilanjutkan dirumah

22/9/2022 Implementasi Utama S:

10.20 WIB Pencegahan pendarahan - Pasien mengatakan tidak tau


cara pencegahan pendarahan
1. Edukasi
- Pasien mengatakan BAB
- Menganjurkan
berdarahnya
meningkatkan cairan untuk
menghindari konstipasi O:

Menganjurkan meningkatkan - Hasil TTV :


asupan makanan dan vitamin
TD : 129/80 mmhg,
2. Kolaborasi
N : 90 x/menit
- Mengkolaborasi pemberian
S : 36,6°C
vitamin yaitu Vitamin B
Complex 1x1 dan Antasida RR : 20 x/menit
3x1
- Kesadaran CM, GCS 15, CRT
<3dt

A : Masalah belum teratasi

P : Pasien dipulangkan intervensi


dilanjutkan dirumah

Anda mungkin juga menyukai