Anda di halaman 1dari 26

INTEGRASI KULIT DAN LUKA

DISUSUN OLEH:

TASYA ANANDA PUTRI

WANDA RIZKIA PUTRI NAJA

YASINTA RESTY MAHESA

YASMIN LATIFATUS SHALEHAH


KATA PENGANTAR

Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah -Nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat. Dan khususnya,
kami masih bisa menyelesaikan Makalah ini.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang kami peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang
lain.

Semoga semuanya memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan


tulisan atau kata-kata di dalam makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

i
DAFTAR ISI

i
i
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerusakan integritas jaringan kulit adalah keadaan dimana seseorang individu


mengalami atau beresiko terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis atau
jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul
sendi dan ligamen) (PPNI, 2016).

Salah satu contoh Kerusakan inegritas jaringan kulit adalah Luka bakar, Luka
bakar merupakan cedera yang paling sering dijumpai, Luka bakar juga merupakan
kerusakan jaringan yang disebabkan oleh Panas, Cairan, Uap, Api, Bahan kimia,
Listrik, Radiasi matahari dan Friksi atau Gesekan.

Contoh Luka bakar yang disebabkan oleh Panas dan Cairan adalah Air panas yang
mendidih dapat menyebabkan luka bakar derajat 2 yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lapisan kulit, Jenis luka bakar ini bisa berbahaya karena
menghancurkan jaringan dan sel yang terkena. Tubuh bahkan bisa mengalami
syok akibat tersiram air panas. Dalam kasus yang lebih serius, luka bakar akibat
tersiram air panas bisa mengancam jiwa.

Kelompok terbesar dengan kasus luka bakar adalah anak-anakusia dibawah 6


tahun,bahkan sebagian besar kurang dari 2 tahun.Lebih dari 80% luka bakar pada
anak balita merupakan cedera lepuh.Luka ini dapat terjadi bila bayi dan balita
yang tidak terurus dengan baik,masuk ke dalam bak mandi yang berisi air yang
sangat panas, dan anak tersebut tidak mampu keluar dari bak mandi. Selain
itu,kulit balita lebih tipis dari pada kulit anak yang lebih besar dan orang

i
dewasa,karenalebih rentan terhadap cedera.Pada luka bakar setidaknya butuh
waktu 3 tahun untukdapat pulih kembali (Schwartz, 2000).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar.
2. Tujuan Khusus

Dapat mengatahui:

a. Anatomi Fisiologi Kulit


b. Etiologi
c. Kedalaman Luka Bakar
d. Klasifikakasi Luka Bakar
e. Manifestasi Klinik
f. Faktor Yang Mempengaruhi Beratnya Luka Bakar

i
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi Kulit

Menurut (Evvendy, 2013) kulit menutupi dan melindungi permukaan


tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga
dan lubang-lubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi di dalamnya
terdapat ujung saraf peraba, membantu mengatur suhu tubuh dan
mengendalikan hilangnya air dari tubuh. Kulit dibagi menjadi dua lapisan
yaitu Epidermis dan Dermis.

1. Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah


lapisan sel yang tersusun atas dua lapisan tampak yaitu selapis
lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.
1) Lapisan tanduk terletak paling luar dan tersusun atas tiga
lapisan sel yang membentuk epidermis yaitu:
a) Stratum Korneum: Selnya tipis, datar, seperti sisik dan
terus menerus dilepaskan.
b) Stratum Lusidum: Selnya mempunyai batas tegas
tetapi tidak ada intinya.
c) Stratum Granulosum: Selapis sel yang jelas tampak
berisi inti dan juga granulosum.
d) Zona Germinalis terletak dibawa lapisan tanduk dan
terdiri atas dua lapis sel epitel yang berbentuk tegas yaitu:
1. Sel berduri: Sel dengan fibril halus yang
menyambung sel satu dengan yang lainnya.

i
2. Sel basal: Sel ini terus memproduksi sel epidermis
baru.

2. Dermis adalah lapisan kulit yang tersusun atas jaringan fibrus dan
jaringan ikat yang elastik. Lapisan kulit yang lebih tebal berisi ikatan
kolagen dan serat elastis menyokong epidermis. Ujung akhir saraf
sensoris, yaitu puting peraba, terletak di dalam dermis. Pelengkap
Kulit: rambut, kuku, dan kelenjar sebaseus. Fungsi Kulit:

a. Perlindungan Lapisan epidermis atau lapisan terkematu


merupakan lapisan perlindungan daripada kemasukan bakteria, ini
merupakan perlindungan tahap pertama. Lapisan berkematu yang
senantiasa gugur, menyebabkan bakteria sukar membiak dan
bertapak tetap pada kulit.
b. Kulit sebagai organ pengatur panas kulit adalah organ utama
yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh, dengan cara:
Penguapan: jumlah keringat yang dibuat tergantung dari
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.
Pemancaran: panas dilepas pada udara sekitar. Konduksi: panas
dialihkan ke benda yang disentuh. Konveksi: udara yang telah
menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih
dingin.
c. Kulit sebagai indra peraba Rasa sentuhan disebabkan rangsangan
pada ujung saraf di dalam kulit, berbeda-beda menurut ujung
saraf yang dirangsang. 4. Tempat penyimpanan air, jaringan
adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak
yang utama pada tubuh. 5. Sintesis vitamin D. Apabila lapisan
kulit ini terdedah kepada sinaran ultraungu, sinaran ultraungu ini
akan diserap oleh kulit dan bertindak ke atas recursor, seterusnya
menukarkannya kepada vitamin D.

i
B. Etiologi
Penyebab luka bakar yang paling sering secara umum adalah
1. Kontak dengan nyala api
2. Kontak dengan bahan kimia atau kontak langsung
3. Kontak dengan bahan cair atau bahan padat yang panas
4. Kontak dengan arus lidtrik yang tinggi
5. Sinar ultraviolet atau sengatan sinar matahari

C. Kedalaman Luka Bakar


1. Derajat 1 / Superfisial
Luka hanya sebatas epidermis dengan tanda kemerahan
pada kulit akan sembuh dalam waktu 5-7 hari.

2. Derajat 2 / Luka Bakar Dermis


Luka mencapai dermis tapi masih ada demen epitel yang
tersisa seperti epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat
dan folikel rambut. Tanda luka pada derajat II: luka lebih
pucat dari derajat I, karena adanya iritasi ujung syaraf
sensori, juga timbul bola berisi cairan eksudat yang
keluar karena permeabilitas dinding yang meninggi. Luka
derajat II dibedakan menjadi:
a. Derajat II Dangkal
Kerusakan mengenai superfisial dan dermis, penyembuhan
secara spontan dalam 10-14 hari.

b. Derajat II Dalam
Kerusakan hampis semua bagian dermis, subyektif
merasakan nyeri. Penyembuhan lebih lama tergantung dari
yang dimiliki kemampuan memproduksi sel kulit, biasanya
1 bulan.

i
D. Klasifikasi Luka Bakar
1. Berat atau Kritis
 Derajat II dengan luas lebih dari 25%
 Derajat III dengan luas lebih dari 10% terdapat ditangan,
kaki dan muka
 Luka bakar disertai trauma jalan nafas atau jaringan lunak
dan fraktur
 Luka bakar akibat listrik

2. Sedang
 Derajat II dengan luas 15-25%
 Derajat III dengan lus kurang dari 10% kecuali muka, kaki
dan tangan

3. Ringan

 Derajat II dengan luas kurang dari 25%


 Derajat III dengan luas kurang dari 2%

E. Manifestasi Klinik

Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka

bakar sesuai dengan kerusakannya :

1. Grade I : Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri

sekali, sembuh dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.


2. Grade II : Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan
edema subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh
dalam 28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III : Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka

i
merah keputihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang
rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skingraf.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Beratnya Luka Bakar

1. Keluasan luka bakar


2. Kedalaman luka bakar
3. Umur pasien
4. Agen penyebab
5. Fraktur atau luka lain yang menyertai
6. Penyakit yang dialami terdahulu seperti diabetes, jantung, ginjal
dan yang lainnya
7. Obesitas
8. Adanya trauma inhalasi

i
BAB III

TINJAUAN KASUS

PASIEN RAWAT INAP

RUANG MAWAR 1

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.D
TTL : Depok/2 Maret 1976
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pondok Terong
Tanggal Masuk : 5 Juli 2018
Status Perkawinan : Kawin
Suku : Minang/Indonesia
Diagnosa Medis : Luka Bakar

2. Keluarga terdekat yang dapat dihubungi


Nama : Nn.S
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Pondok Terong

i
Hubungan dengan klien : Anak

B. Alasan Masuk
Klien masuk IGD Puskesmas Cipayung dengan keluhan luka bakar pada
tangan kiri klien akibat sengatan listrik, luka bakar sekitar 19 % termasuk
luka bakar derajat 1/ penanganan pertama diberikan cairan NaCl yang
dibasahi dengan kasa steril. Keadaan umum klien lemah, jalan nafas klien
tidak terganggu.

C. Pemeriksaan Fisik Pasien

Pengelompokan Data

1) Data Subjektif
Klien mengatakan tangan kiri klien tersengat listrik, Klien
mengatakan tangan kiri klien luka, Klien mengatakan tangan kiri
klien terasa nyeri dan perih, Klien mengatakan skala nyeri sedang,
Klien mengatakan tangan kiri memerah. Hasil observasi
menunjukkan bahwa Klien tampak meringis sambil memegang
daerah tangan yang terkena sengatan listrik, Tangan kiri klien
terdapat luka bakar, Luka bakar pada tangan kiri terlihat memerah,
Skala nyeri 4.

2) Data Objektif
Klien tampak meringis sambil memegang daerah tangan yang
terkena sengatan listrik, Tangan kiri klien terdapat luka bakar,
Luka bakar pada tangan kiri terlihat memerah.
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,9 C
Kesadaran : Composmentis
Skala Nyeri : 4/10

i
Presentase Luka Bakar : 19%

D. Masalah/ Analisa Data

1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan


2. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka
bakar

F. Planning/ Perencanaan

1. Observasi tanda-tanda vital dan kesadaran


2. Ajarkan pasien melakukan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri
3. anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
4. jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
5. Berikan pasien Analgesik atau obat pereda nyeri

G. Implementasi/ Tindakan

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Jam Evaluasi


Jam
5 Juli Nyeri akut 1. Melakukan 11.00 S:
2018 berhubungan pengkajian nyeri WIB - Klien mengatakan
Jam 09.00 dengan secara komprehensif tangan kirinya masih
WIB kerusakan termasuk lokasi, nyeri
kulit/jaringan karakteristik, durasi, - Klien mengatakan
frekuensi, kualitas dan skala nyeri sedang
faktor presipitasi
2. Mengobservasi O:
reaksi nonverbal dari - Klien tampak
ketidaknyamanan meringis
3. Mengontrol - Skala nyeri sedang
lingkungan yang dapat - Klien tampak gelisah
mempengaruhi nyeri - Suhu : 36,9 0C
seperti suhu ruangan, - Nadi : 78 x/menit
pencahayaan dan - Pernafasan : 20

i
kebisingan x/menit
4. Membantu - Tekanan Darah :
mengurangi faktor 110/70 mmHg
presipitasi nyeri A:
5. Mengajarkan masalah nyeri akut
tentang teknik non belum teratasi
farmakologi: napas
dalam, relaksasi, P:
distraksi, kompres Intervensi dilanjutkan
hangat/ dingin
6. Melakukan
kolaborasi dalam
memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri 7. Membantu
pasien meningkatkan
istirahat 8.
Memberikan
informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang
dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
9. Memonitor vital
sign sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Jam 10.30 Resiko tinggi 1. Menganjurkan 13.00 S:
WIB gangguan pasien untuk WIB - Klien mengatakan

i
integritas menggunakan pakaian luka bakar pada
kulit b/d yang longgar tangan kirinya tampak
adanya luka 2. Menghindari memerah
bakar kerutan pada tempat
tidur O:
3. Menganjurkan - Luka bakar tampak
pasien untuk menjaga memerah
kebersihan kulit agar - Klien tampak gelisah
tetap bersih dan kering
4. Memonitor kulit A:

akan adanya - Masalah resiko

kemerahan tinggi gangguan

5. Mengoleskan lotion integritas kulit belum

atau minyak/baby oil teratasi

pada derah yang


tertekan P:

6. Memonitor aktivitas Intervensi dilanjutkan

dan mobilisasi pasien


7. Memonitor status
nutrisi pasien 8.
Menjaga kebersihan
alat tenun
6 Juli Nyeri akut 1. Melakukan 12.00 S:
2018 berhubungan pengkajian nyeri WIB - Klien mengatakan
Jam 10.00 dengan secara komprehensif nyeri pada tangan
WIB kerusakan termasuk lokasi, kirinya sedikit
kulit/jaringan karakteristik, durasi, berkurang
frekuensi, kualitas dan - Klien mengatakan
faktor presipitasi skala nyeri sedang
2. Mengobservasi
reaksi nonverbal dari

i
ketidaknyamanan
3. Mengontrol O:
lingkungan yang dapat - Skala nyeri sedang
mempengaruhi nyeri - Klien tampak gelisah
seperti suhu ruangan, - Tekanan Darah :
pencahayaan dan 120/80 mmHg
kebisingan - Nadi : 80 x/menit
4. Membantu
mengurangi faktor A:

presipitasi nyeri - masalah nyeri akut

5. Mengajarkan teratasi sebagian

tentang teknik non


farmakologi: napas P:

dalam, relaksasi, Intervensi dilanjutkan

distraksi, kompres
hangat/ dingin
6. Melakukan
kolaborasi dalam
memberikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
7. Membantu pasien
meningkatkan istirahat
8. Memberikan
informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang
dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur

i
9. Memonitor vital
sign sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Jam 11.00 Resiko tinggi 1. Menganjurkan 13.00 S:
WIB gangguan pasien untuk WIB - Klien mengatakan
integritas menggunakan pakaian luka bakar pada
kulit b/d yang longgar tangan kirinya masih
adanya luka 2. Menghindari sedikit merah
bakar kerutan pada tempat
tidur O:
3. Menganjurkan - Luka bakar tampak
pasien untuk menjaga sedikit merah
kebersihan kulit agar - Klien tampak mulai
tetap bersih dan kering tenang
4. Memonitor kulit
akan adanya A:

kemerahan Masalah resiko tinggi

5. Mengoleskan lotion gangguan integritas

atau minyak/baby oil kulit teratasi sebagian

pada derah yang


tertekan P:

6. Memonitor aktivitas Intervensi 3, 5, 8

dan mobilisasi pasien dilanjutkan

7. Memonitor status
nutrisi pasien
8. Menjaga kebersihan
alat tenun
7 Juli Nyeri akut 1. Mengontrol 12.00 S:
2018 berhubungan lingkungan yang dapat WIB - Klien mengatakan
Jam 09.00 dengan mempengaruhi nyeri nyeri pada tangan

i
WIB kerusakan seperti suhu ruangan, kirinya sedikit
kulit/jaringan pencahayaan dan berkurang
kebisingan - Klien mengatakan
2. Mengajarkan skala nyeri sedang
tentang teknik non
farmakologi: napas O:
dalam, relaksasi, - Skala nyeri sedang
distraksi, kompres - Klien tampak gelisah
hangat/ dingin
3. Melakukan A:

kolaborasi dalam Masalah nyeri akut

memberikan analgetik teratasi sebagian

untuk mengurangi
nyeri P:

4. Membantu pasien intervensi 1, 2, 3, 4

meningkatkan istirahat Dan 5 dilanjutkan

5. Memonitor vital
sign sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Jam 10.00 Resiko tinggi 1. Menganjurkan 13.00 S:
WIB gangguan pasien untuk menjaga WIB - Klien mengatakan
integritas kebersihan kulit agar luka bakar pada
kulit b/d tetap bersih dan kering tangan kirinya masih
adanya luka 2. Mengoleskan lotion sedikit merah
bakar atau minyak/baby oil
pada derah yang
tertekan
3. Menjaga kebersihan O:

alat tenun - Luka bakar tampak


sedikit merah

i
- Klien tampak mulai
tenang

A:
Masalah Resiko tinggi
gangguan integritas
kulit teratasi sebagian
P:
Intervensi 1, 2, dan 3
dilanjutkan

BAB IV

PEMBAHASAN

i
A. Pengkajian
merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok ( Carpenito & Moyet, 2007) Dalam
melakukan pengkajian pada klien data didapatkan dari klien, beserta
keluarga, catatan medis serta tenaga kesehatan lain.

B. Identitas klien
data bisa didapatkan dari klien, keluarga dan juga perawat di Puskesmas.

C. Pemeriksaan fisik
Dalam pengkajian pemeriksaan fisik pada teoritis dan tinjauan kasus tidak
terdapat adanya kesenjangan data karena pemeriksaan sangat penting
dilakukan untuk menggali sejauh mana perkembangan penyakit dan
kondisi klien.

D. Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan teoritis dan tinjuan kasus ditemukan 7 Diagnosa
Keperawatan. Menurut Edisi revisi jilid 1 Nanda NIC-NOC, 2015
Diagnosa keperawatan yang muncul :
1. Defisit volume cairan b/d luka bakar yang luas,
kehilangancairan melalui rute ab normal 37
2. Nyeri akut b/d kerusakan kulit / jaringan, pembentukan
odema
3. Kerusakan integritas kulit s/d adanya luka bakar dalam
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status
hipermetabolik
5. Gangguan pertukaran gas b/d cidera inhalasi asap / sindrom
kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar
sirkumfisial dari dada dan leher

i
6. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan integritas
kulit yang disebabkan oleh luka bakar
7. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan
dengan adanya luka bakar Sedangkan pada kasus
ditemukan 2 diagnosa Keperawatan yaitu :
a. Nyeri akut b/d kerusakan kulit / jaringan
b. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan
dengan adanya luka bakar Diagnosa pada kasus yang tidak
ditemukan di teori adalah :
1. Defisit volume cairan b/d luka bakar yang luas,
kehilangancairan melalui rute ab normal
2. Kerusakan integritas kulit s/d adanya luka bakar dalam
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status
hipermetabolik
4. Gangguan pertukaran gas b/d cidera inhalasi asap /
sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar
sirkumfisial dari dada dan leher
5. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kehilangan integritas
kulit yang disebabkan oleh luka bakar

E. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan Keperawatan kepada klien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori
dapat ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada
tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien.

F. Implementasi Keperawatan
Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada klien

i
terlebih dahulu melakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien agar
tindakan yang akan diberikan dapat disetujui klien dan keluarga klien,
sehingga seluruh rencana tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan
masalah yang dihadapi klien. Dalam melakukan rencana tindakan, penulis
tidak menemukan kesulitan yang berarti, hal ini disebabkan karena :
a. Adanya faktor perencanaan yang baik dan keaktifan keluarga dalam
perawatan sehingga memudahkan untuk melakukan asuhan pada tindakan
Keperawatan. 39
b. Pendekatan yang dilakukan dengan baik sehingga keluarga merasa
percaya sehingga memudahkan dalam pemberian serta pelaksanaan
tindakan Keperawatan. Adanya kerja sama yang baik antara penulis
dengan petugas ruangan sehingga penulis mendapatkan bantuan dalam
melaukakan tindakan asuhan keperewatan.

G. Evaluasi
Dari 2 diagnosa Keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa
yang penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan
asuhan keperawatan kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang
lebih baik dan optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya
keja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan tim kesehatan
lainnya. Penulis mengevaluasi selam 3 hari berturut-turut dari tanggal 05 -
07 Juli 2018.
-Pada diagnosa 1 yaitu Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan
kulit/jaringan sudah teratasi sebagian, karena Klien mengatakan nyeri pada
tangan kirinya sedikit berkurang, Klien mengatakan skala nyeri sedang.
-Pada Diagnosa 2 yaitu Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d adanya
luka bakar sudah teratasi sebagian karena dari hasil evaluasi klien sudah
mulai tenang dan tangan yang memerah sudah mulai berkurang.
BAB V
PENUTUP

i
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada pasien diagnosa Luka Bakar, di
Puskesmas Cipayung, Kota Depok tahun 2018 dapat dirumuskan 2
diagnosa pada tinjauan kasus.
- Pada diagnosa 1 yaitu Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan
kulit/jaringan sudah teratasi sebagian, karena Klien mengatakan nyeri 42
pada tangan kirinya sedikit berkurang, Klien mengatakan skala nyeri
sedang.
- Pada Diagnosa 2 yaitu Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d adanya
luka bakar sudah teratasi sebagian karena dari hasil evaluasi klien sudah
mulai tenang dan tangan yang memerah sudah mulai berkurang.

Daftar Pustaka

i
Buku PPNI Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ( Perawatan Luka Bakar
Hal 330 )

Buku PPNI Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( Nyeri Akut D.0077 )

Buku PPNI Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( Risiko Gangguan


Integritas Kulit/Jaringan D.0139 )

https://idoc.pub/documents/askep-gadar-luka-bakar-pd49j5zvm2n9

https://id.scribd.com/document/408241335/KASUS-INTEGRITAS-KULIT-doc

https://id.scribd.com/doc/170907729/Askep-Luka-Bakar

Anda mungkin juga menyukai