PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
VONI SEPTIA
NIM : 181010504929
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
proposal skripsi dengan judul: “Pengaruh Beban Kerja Dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Masa Pcovid-19 Di PT.Superkue Pamulang”
Tujuan penulisan Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (S1) pada jurusan Manajemen
Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang
1. Bapak Dr. (H.C), Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya
Pamulang.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman, AM., M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas
Pamulang
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA., CMA, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang
4. Bapak Dr. Kasmad, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang
telah dengan keikhlasan, ketulusan dan dedikasi yang tinggi mengajarkan
segenap kemampuan akademiknya kepada penulis.
6. Manajemen dan Pegawai Pada Suku Dinas Parisiwisata dan Ekonomi Kreatif
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang telah banyak membantu
peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan.
7. Saudara dan sahabat-sahabatku di Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
dukungan moral untuk terus meyelesaikan tugas akhir ini dan kebersamaan
i
ini tentu kalian semua akan menjadi sahabat yang tidak akan pernah
dilupakan sampai akhir hidup.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan segala kebaikan dan bantuannya dalam penulisan ini.
Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih sekali lagi atas segala bantuan dan
dukungan semua pihak dalam proses penulisan. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.Amin.
Penulis
Voni Septia
NIM. 181010504929
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR...................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Landasan Teori..........................................................................................13
2.1.1 Manajemen.....................................................................................14
2.1.2 Sumber Daya Manusia...................................................................15
2.1.3 Manajemen Sumber Daya Manusia...............................................18
2.1.4 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia.................................23
2.1.5 Kepuasan Kerja.............................................................................22
a. Pengertian Kepuasan Kerja.....................................................22
b. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja..........................23
c. Dimensi Kepuasan Kerja.........................................................28
iii
d. Indikator Kepemimpinan........................................................ 31
2.1.6 Beban Kerja....................................................................................................32
2.1.7 Kinerja............................................................................................................40
B. Penelitian Terdahulu..................................................................................................43
C. Kerangka Pemikiran...................................................................................................47
D. Hipotesis….................................................................................................48
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................50
iv
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 63
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kinerja karyawan dengan beban kerja yang saling berkaitan satu sama
lain, karena dalam sebuah organisasi untuk melakukan pemberian posisi yang
tepat pada karyawannya bisa melihat beban kerja terlebih dahulu. Hal tersebut
dilakukan agar kinerja karyawan dapat meningkat dan nyaman dengan pekerjaan
yang dia miliki serta tercapainya tujuan perusahaan yang efektif dan efisien
2
pesanan belum selesai dan jam pulang telah tiba mau tidak mau karyawan
diharuskan lembur dan menyelesaikan tugas dengan bertanggung jawab.
1.1
3
1.2
4
kayawan kurang
6
2. Bagi Perusahaan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Manajemen
A . Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola,
8
ditetapkan berdasarkan POAC yaitu perencanaan,
manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan dengan
( 6 M ) yaitu:
9
adanya sumber daya manusia maka tidak ada proses kerja, sebab
b. Mony (Uang)
tidak akan bisa terlepas dari biaya yang diukur dengan satuan
mengolah bahan baku sangat berkaitan erat satu sama lain dan
10
e. Methods (Metode)
memiliki fungsi pokok tugas atau job desk tersendiri dan masing-
aktifitas perusahaan.
f. Market (Pasar)
pencapaian tujuannya. Dalam hal ini mencakup dari mulai siapa saja
11
agar kualifikasi dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan serta
manusia adalah seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
12
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dan efisien
masyarakat.
d. Pengendalian
rencana.
e. Pengadaan
f. Pengembangan
g. Kompensasi
konsistensi.
h. Pengintegrasian
14
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk
i. Pemeliharaan
j. Kedisiplinan
k. Pemberhentian
daya guna dan hasil guna sumber daya manusia dalam organisasi,
15
tergantung tahap perkembangan yang terjadi pada masing-masing
organisasi.
a. Tujuan sosial
b. Tujuan organisasi
mencapai tujuannya.
c. Tujuan fungsiolnal
organisasi.
d. Tujuan pribadi
16
di tuntut terlalu tinggi, kecepatan kerja mungkin terlalu tinggi, volume kerja
mungkin terlalu banyak dan sebagiannya’’.
Menurut Mudayana dalam Ahmad Hannani (2016:4) menyatakan “Beban
kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntunan tugas -
tugas, lingkungan kerja dimana di gunakan sebagai teman kerja, keterampilan,
perilaku, dan persepsi dari perkerja”.
Menurut Munandar (2014:20) menyatakan “Beban kerja adalah tugas-
tugas yang diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk di selesaikan pada
waktu tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja”.
Menurut Suwatno dan Donni Juni Priansa (2016:250-251) menyatakan
“Beban kerja tidak hanya menyangkut pekerjaan yang di pandangberat, tetapi
juga perkerjaan yang ringan. Beban kerja di tempat kerja bukan namya yang
menyangkut kelebihan pekerjaan (work overload), tetapi termasuk pula yang
setara/sama atau sebaliknya kekuranga atau terlalu rendah/kecil perkerjaan (work
underload)”.
Menurut Dhania (2010:16) menyatakan “Beban kerja adalah sekumpulan
atau sejumlah kegiatan yang harus di selesaikan oleh suatu unit organisasi atau
pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu”.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa beban kerja
adalah banyaknya tuntutan kerja dan target yang harus diselesaikan dapa waktu
tertentu .
a. Faktor internal
Faktor internal yang memepengaruhi beban kerja adalah faktor yang berasal dari
dalam tubuh akibat dari reaksi beban kerja eksternal
seperti berupa jenis kelamin, usia, postur tubuh, status kesehatan (faktor somatis)
dan motivasi, kepuasan, keinginan, atau persepsi (faktor psikis).
17
b. Faktor exsternal
Faktor External yang memepengaruhi beban kerja adalah faktor yang berasal
dari luar tubuh karyawan seperti :
1) Lingkunga kerja
2) Tugas tugas fisik
3) Organisasi kerja
Sedangkan menurut Hart dan Staveland (dalam Hariyati 2011-
24), tiga faktor utama yang menentukan beban kerja adalah:
a. Faktor tuntutan tugas (task demands), yaitu beban kerja dapat di tentukan dari
analisis tugas-tugas yang dilakukan oleh pekerja.
Bagaimanapun perbedaan-perbedaan secara individu harus selalu di perhitungkan.
b. Usaha atau tenaga (effort), jumlah yang di keluarakan pada suatu pekerjaan
mungkin merupakan suatu bentuk intuitif secara alamiah terhadap beban kerja
bagaimanapun juga, sejak terjadinya peningkatam tuntutan tugas, secara
individu mungkin tidak dapat meningkatkan tingkat effort.
c. Performansi, sebagian besar studi tentang beban kerja mempunyai perhatian
dengan perfomansi yang akan dicapai.
18
c. Standar Pekerjaan
Kesan yang dimiliki oleh individu mengenai pekerjaannya,
misalnya perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus
di selesaikan dalam jangka waktu tertentu.
2.1.8 Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Nuraini, (2013:114), kepuasaan kerja adalah
kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan yang
memperoleh pujian, hasil kerja, penempatan, perlakuan,
peralatan dan suasana lingkunga kerja yang baik.
Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam
pekerjaan akan lebih menutamakan pekerjaan dari pada balas
jasa walaupun balas jasa itu penting. Karyawan yang merasa
tidak nyaman, kurang dihargai, serta tidak bisa mengembangkan
segala potensi yang mereka miliki dalam berkerja secara
otomatis tidak dapat berkonsentrasi secara penuh terhadap
pekerjaannya. Kepuasan Kerja adalah sikap yang positif dari
tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap
pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa
menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting
pekerjaan Afandi, (2018:74), Semakin banyak aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang
dianut individu, semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang
didapat. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam
pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan dan sistem yang
dianut individu. Maka semakin rendah juga tingkat kepuasan
yang didapat. Setiap perusahaan sebenarnya membutuhkan suatu
sistem kerja yang secara serius memperhatikan kepuasan kerja
karyawannya.
Kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari tenaga kerja
meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya
19
melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai
dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan Afandi,
(2018:74)
Wesley dan Yuki dalam Suwanto (2011), mendifisikan
bahwa : kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek
yang berbeda dari pekerjaan. Sikap seseorang terhadap
pekerjaannya itu menggabarkan pengalaman-pengalaman
menyenangkan atau tidak menyenangkan dan harapan-harapan
mengenai pengalaman mendatang.
Sedangkan menurut Dadang, (2013:15) kepuasan kerja merupakan keadaan
emosional yang menyenangkan atau tdak menyenagkan terhadap pekerjaan.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan orang terhadap pekerjaannya.
Sedangkan menurut Badeni, (2017:43) kepuasan kerja karyawan adalah
sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat berupa sikap positif atau
negatif, puas atau tidak puas, seorang karyawan merasa puas cenderung lebih
jarang absen, memberikan kontribusi positif, dan bertahan diperusahaan.
Sebaliknya, karyawan yang merasa tidak puas mungkin lebih sering absen, dapat
mengalami stress yang mengganggu rekan kerja, dan mungkin secara terus
menerus mencari pekerjaan lain (Moorhead dan Griffin 2013:71).
Sedangkan menurut Handoko (2011:193) menjelaskan kepuasan kerja
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan
mana para karyawan memandang pekerjaan mereka
Bedasarkan uraian pendapat dari para ahli diatas, dapat di simpulkan bahwa
kepuasan kerja merupajan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seseorang merasa kepusan kerja
dalam berkerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap
mungkin dengan segenap kemampuannya yang dimilikinya untuk menyelesaikan
tugasnya, dengan demikian produktivitas karyawan akan meningkat secara
optimal.
Terdapat tiga dimensi penting dalam kepuasan kerja yaitu :
20
a. Kepuasan adalah respon emosional dari situasi kerja.
b. Kepuasan kerja adalah beberapa hasil yang didapatkan atau apakah hasil yang di
peroleh sesuai dengan harapan.
c. Kepuasan kerja menggabarkan pula prilaku.
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa kepuasan kerja
dalah suatu respon yang menggambarkan perasaaan dari individu
terhadap pekerjaannya.
Ketidakpuasaan dalam bekerja dapat menimbulkan prilaku
agresif atau sebaliknya akan menunjukan sikap menarik didi dari
kontak dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, dengan
mengambil sikap berhenti dari perusahaan, suka bolos dan
perilaku lain yang cenderung agresif, misalnya, melakukan
sabotase, sengaja membuat kesalahan dalam bekerja, menentang
atasan, atau sampai aktivitas pemogokan.
Dari uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa kepuasan kerja
karyawan merupakan masalah penting yang diperhatikan dalam
hubungannya dengan produktivitas kerja karyawan dan
ketidakpuasan sering di kaitkan dengan tingkat tuntutan dan
keluhan pekerjaan yang tinggi. Pekerja dengan tidakpuasan yang
tinggi lebih mungkin untuk melakukan sabotase dan agresi yang
pasif.
21
b. Faktor Sosial
Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar karyawan
dengan atasan.
c. Faktor Fisik
Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi
jenis karyawan, pengaturan waktu, dan waktu istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan, suhu ruangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan
karyawan, umur, dan sebagianya.
d. Faktor Finansial
Merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan dan kesejahteraan
karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macem-
macem tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal, Kepuasan kerja merujuk pada sikap
umum seseorang individu terhadap pekerjaannya, Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukan sikap positif terhadap pekerjaan
itu, sebaliknya jika seseorang tidak puas dengan pekerjaannya akan menunjukan
sikap yang negatif terhadap pekerjaannya
22
b. Dampak Ketidakhadiran dan keluarnya tenaga kerja.
Keditakhadiran dan berhenti kerja merupakan jenis jawaban-jawaban
yang secara kualitatif berbeda, Ketidakhadiran lebih spontan sifatnta dan dengan
demikian tidak mencerminkan ketidakpuasan kerja. Perilaku ini karena akan
mempunyai akibat-akibat ekonomis yang besar, maka lebih besar kemungkinan
ia berhubungan dengan ketidakpuasan kerja.
Organisasi melakukan uapaya yang cukup besar untuk menahan orang-
orang ini dengan menaikan upah, pujian, pengakuan, kesempatan promosi yang
di tingkatkan, dan seterusnya, justru sebaliknya, bagi mereka yang mempunyai
kinerja buruk, sedikit upah di lakukan oleh organisasi untuk menahan mereka,
bahkan mungkin ada tekanan halus untuk mendorong mereka agar cepat keluar.
23
a. Gaji
Gaji sebagai faktor multidemsi dalan kepuasan kerja
merupakan sejumlah upah atau uang yang diterima dan tingkat
dimana hal ini bisa di pandang sebagai hal yang dianggap pantas
dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi, Uang tidak
hanya membantu orang memperoleh kebutuhan dasar, tetapi juga
alat untuk memberikan kepuasan pada tingkat yang lebih tinggi.
b. Promosi
Promosi adalah kesempatan untuk maju dalam organisasi,
sepertinya meliliki pengaruh yang berbeda pada kepuasan kerja,
Hal ini di karenakan promosi memiliki sejumlah bentuk yang
berbeda dan memiliki penghargaan, seperti promosi atas dasar
senioritas arau kij=nerja dan promosi kenaikan gaji.
c. Pengawasan (supervisi)
Merupakan kemampuan penyedia untuk memberikan
bantuan teknis dan dukungan perilaku, Ada dua dimensi gaya
pengawasan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Pertama
adalah berpusat pada karyawan, di ukur menurut tingkat dimana
penyedia menggunakan ketertarikan personal dan peduli pada
karyawan, seperti memberikan nasihat dan bantuan kepada
karyawan, komunikasi yang baik dan meniti seberapa baik
kinerja karyawan. Kesua adalah iklim partisipasi atau pengaruh
dalam pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi
pekerjaan karyawan, Secara umum, kedua dimensi tersebut
sangat berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan.
d. Rekan kerja
Pada umumnya, rekan kerja yang kooferatif merupakan
sumber kepuasan kerja yang paling sederhana pada karyawan
24
secara individu.
Kelompok kerja, terutama tim yang “kuat” bertindak sebagai
sumber dukungan, kenyamanan, nasihat, dan bantuan pada
anggota individu. Karena kelompok kerja saling tergantung antar
anggota dalam menyelesaikan pekerjaan. Kondisi seperti itu
efektif membuat pekerjaan menjadi lebih menyenangkan,
sehingga membawa efek positif yang tinggi pada kepuasan kerja.
f. Altruism
Altruism adalah tindakan suka rela yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun,
kecuali perasaan telah melakukan perbuatan baik.
g. Status
Status merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan
kerja, Status yang dapat diklasifikasikan kedalam beberapa cara seperti
keterampilan dan keahlian, jaangka waktu latihan, jumlah tangguang jawab sosial
ataupun sikap kerja individu.
h. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial terdiri dari lingkungan kerja sisik dan psikologis,
Karyawan akan mudah mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan bila kondisi
sekitarnya bersih, terang tidak terlalu sempit dan bising, Sehingga karyawan akan
mudah mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan dalam suasana atau kondisi
yang harmonis.
25
2.1.11 Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang di berikan kepadanya. (Mangkunegara, 2013.67).
Kinerja berasal dari job Perfomances sebagai hasil kerja atau prestasi
kerja. Kinerja karyawan sering diartikan sebagai pencapaian tugas, dimana
karyawan dalam bekerja harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk
memajukan tingkat kinerja organisasi dalam mencapai visi, misi, tujuan
organisasi, Kinerja mangcu pada prestasi karyawan yang akan di ukur
berdasarkan standar atau kiteria yang di tetapkan perusahaan.
Menurut Hasibuan (2012:94) kinerja dalah hasil kerja yang di capai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan kepadanya yang di
dasarkan bedasarkan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Kinerja bisa mempengaruhi berlangsungnya kegiatan suatu organisasi
perusahaan, semakin baik kinerja yang di tunjukan oleh pegawai atau karyawan
maka akan sangat membantu dalam perkembangan organisasi atau perusahaan.
Menurut Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2021:7) kinerja adalah
hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi
organisasi, Kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi.
Dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil dari
pekerjaan.
Menurut Sedarmayanti (2011:260) bahwa kinerja meripakan terjemahan
dari perfomance yang berarti hasil kerja dari seseorang pekerja, sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan. Dimana hasil kerja tersebut
dapat ditunjukan buktinya secara kongkrit dan dapat di ukur dengan standar
tyang telah diberikan.
Rivai Muhammad Sandy, (2015:12) memberikan pengertian bahwa
26
konerja atau prestasi kerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secar
keseluruhan selama priode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan seperti, standar hasil kerja, target atau sasaran
atau kiteria yang telah di tentukan terlebih dahulu dan di sepakati bersama,
Selanjutnya menurut Bangun (2012-231), kinerja adalah “hasil pekerjaan
yang dicapai seseorang berdasarkan [ernyataan pekerjaan”.
Bedasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kerja karyawan
merupaka hasil pekerjaan dari karyawan secara kualitas dan kuantitas yang
membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Kinerja karyawan yang umum
untuk kebanyakan perkerja meliputi kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil,
ketetapan waktu dari hasil, kehadiran dan lemampuan berkerja sama.
27
perusahaan dalam mengetahui tingkat partisipasi karyawan terhadap
perusahaan.
28
yang mempengaruhi sebanyak mereka memberikan kontribusi pada organisasi.
Menurut Parwoto, dkk (2017) faktor yang mempengaruhi kinerja
yaitu :
a. Faktor personal/individu meliputi : pengetahuan, keterampilan (skill),
Kemampuan percaya diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh
setiap individu.
b. Faktor Kepemimpinan meliputi : kualitas dalam memberikan
dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer
dan team lader.
c. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan sesama anggota tim,
kekompakan dan keteranggota tim.
d. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja
dalam organisasi.
e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi : tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.
Menurut Dauly, dkk (2019) pengukuran kinerja adalah hasil kerja
pegawai dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh organisasi.
d. Indikator kerja
Menurut Afandi (2018:89) indikator-indikator kinerja karyawan adalah
sebagai berikut :
a. Kuantitas hasil kerja
Segala macam bentuk satuan ukuran yang berhubungan dengan jumlah
hasil kerja yang bisa dinyatakan dalam ukuran angka atau padanan
angka lainnya.
b. Kualitas hasil kerja
Segala macam bentuk ukuran yang berhubungan dengan kualitas atau mutu
hasil kerja yang dapat dinyatakan dalam ukuran angka atau pedanan
29
angka lainnya.
c. Efesiensi dalam melaksanakan tugas
Berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara hemat biaya.
e. Inisiatif
Kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu yang benar tanpa
harus di beri tahu, maupun menemukan apa yang seharusnya
dikerjakan terhadap sesuatu yang ada di sekitar, berusaha untuk terus
bergerak untuk melakukan beberapa hal walau keadaan terasa semakin
sulit.
f. Ketelitian
Tingkat kesesuaian hasil pengukuran kerja apakah kerja itu sudah
mencapai tujuan atau belum.
g. Kepemimpinan
Proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
h. Kejujuran
Salah satu sifat manusia yang sangat sulit untuk diterapkan.
i. Kreativitas
Proses mental yang melibatkan permunculan gagasan.
hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu sebagai perbandingan dan
Prestasi Mas”. Dalam penelitian ini terdapat lima hasil penelitian terdahulu
yang dapat dijadikan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
30
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
32
2.3 Kerangka Berfikir
Bedasarkan uraian dari landasan teori yang telah ada, maka kerangka
INDIKATOR :
1. Target yang harus
dicapai KINERJA KARYAWAN (Y)
2. Kondisi Pekerjaan
3. Standar Pekerjaan Indikator :
Indikator :
1. Gaji/upah
2. pekerjaan itu sendiri
3. Atasan
4. Promosi Jabatan
5. Rekan kerja
Robbins & Judge (2013:79)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
kuantitatif ini dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan,
adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yang dimulai dari
bulan Maret 2022 - Mei 2022. Adapun penelitian dilakukan secara
bertahap disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
penulis, diawali dengan persiapan pendahuluan berupa penulisan
36
proposal, pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data primer
dan skunder, pengolahan data yang telah didapat oleh penulis dan
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
37
3.1 Oprasional Variabel Penelitian
38
variabel. Variabel tersebut diukur dengan menggunakan
1. Tempat Penelitian
Dinas Parawisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta .Jl. Kuningan Barat
39
pada penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2022 sampai dengan
Februari 2022.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3. 4
Waktu Penelitian
No Jadwal Kegiatan Mrt 2022 Apr 2022 Mei 2022 Jun 2022
2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Usulan
Skripsi
2 Revisi Usulan Skripsi
3 Penyusunan Instrumen √
Penelitian
4 Penyebaran Instrumen √
Penelitian
5 Pengumpulan Data √
6 Tabulasi Data √
7 Pengolahan dan Analisis √
Data
8 Skripsi Selesai
2 Data Primer
40
Data Primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
orang yang berkepentingan atau orang yang memakai data
tersebut (Ety Rochaety,2009). Data yang diperoleh penulis
melalui kuesioner pada pegawai Suku Dinas Parisiwisata
dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu.
3 Data Sekunder
1. Populasi
1. Wawancara
2. Kuesioner
42
mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat
apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian.
Tabel 3.7
Skala Likert
43
Tanda Keterangan Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
R Ragu-ragu 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
3. Dokumentasi
penelitian.
44
Dalam suatu penelitian, data mempunyai kedudukan
a. Uji Validitas
45
Keterangan:
rx : Koefisien korelasi
X : Skor butir
N : Jumlah responden
Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikan 5%) maka dapat dikatakan valid.
Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikan 5%) maka dapat dikatakan tidak valid.
Alpha
b. Uji Reliabilitas
penelitian ini dengan melihat besaran nilai Cronbach Alfa. Suatu konstruk
2 𝑋𝑖2
𝑋𝑖 − 𝑁
S𝑖 =
𝑁
Keterangan:
Si = S1 + S2 + S3 + S4 + Sn
Keterangan:
2 𝑋𝑡2
𝑋𝑡 − 𝑁
S𝑡 =
𝑁
Keterangan:
Jumlah responden
47
4) menghitung nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha dengan rumus:
−1
=( ) 1−
Keterangan:
Varian total
Alpha
48
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang menggunakan analisis
regresi linear berganda maka diperlukan pengujian asumsi klasik
meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah data
variabel yang kita miliki mendekati populasi distribusi normal atau
tidak. Bahasa lainnya, apakah data kita terditribusi normal atau tidak
(Sufren dan Yonathan, 2013). Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal atau tidak, (Ghazali, 2016).
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar menjauh
dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2016).
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah
model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independent
atau variable bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
kolerasi diantara variable independen (Ghozali, 2016).
49
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variable
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (arena VIF =1/tolerance).
Nilai yang umum dipakai unutk mununjukan adanya multikolonieritas
adalah Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap
peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat
ditolerir. Missal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat
kolonieritas 0,95 (Ghozali, 2016).
kotak Independent(s)
C. Uji Autokorelasi
49
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokolerasi. Pada
penelitian ini menguji ada tidaknya gejala autokorelasi menggunakan
uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2011: 110).
Menurut Algifari (2015:88) menyampaikan bahwa
“konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
adalah varian sampel tidak dapat menjelaskan varian populasinya”.
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dilakukan uji
Durbin- Watson dengan ketentuan:
Tabel 3. 8
Pedoman Uji Autokorelasi Dengan Darbin-Watson (DW
test)
Kriteria Keterangan
< 1,000 Ada autokorelasi
1,100 – 1,550 Tanpa kesimpulan
1,550 – 2,460 Tidak ada autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
> 2,900 Ada autokorelasi
Sumber: Algifari, (2015:88)
4) Uji Heteroskedastisitas
50
digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
heteroskedastitas.
sebagai berikut:
51
3) Klik Tombol Plot, centang Histogram. Sedangkan pada
ZPRED.
sebagai berikut :
Keterangan :
52
Regression => Linear selanjutnya akan muncul jendela Linear regression
lalu variabel x dipindahkan pada kotak independent sedangkan variabel y
dipindahkan pada kotak dependent lalu klik OK.
KD = (rxy))2 x 100%
Dimana:
KD = Nilai koefisien determinasi
rxy = Nilai koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat
Langkah-langkah untuk melakukan uji koefisien determinasi
53
(model regresi signifikan), dan sebaliknya. Adapun rumusnya sebagai
berikut :
Keterangan :
t : nilai t yang dihitung n : jumlah
anggota sampel r : koefisien korelasi
hasil r hitung
Menentukan model keputusan dengan menggunakan statistik uji t dengan
melihat sebagai berikut :
1. Interview keyakinan a = 0,05
2. Derajat kebebasan = n-2
3. Dilihat hasil t tabel
a. Jika t hitung > t tabel pada taraf signifikansi sebesar = 5% maka
Ho ditolak dan Ha diterima (berpengaruh).
b. Jika t hitung < t tabel pada taraf signifikansi sebesar = 5% maka
Ho diterima dan Ha ditolak (tidak berpengaruh).
Langkah-langkah untuk melakukan uji signifikansi (uji t)
menggunakan SPSS 24 : klik menu Analyze pada SPSS lalu pilih
Regression => Linear selanjutnya akan muncul jendela Linear
regression lalu variabel x dipindahkan pada kotak independent
sedangkan variabel y dipindahkan pada kotak dependent lalu klik OK.
6) Uji F
54
Keterangan :
R2 : koefisien korelasi ganda
K : jumlah varibel independen
n : jumlah anggota sampel
Langkah-langkah untuk melakukan uji f menggunakan SPSS 24 : klik
menu Analyze pada SPSS lalu pilih Regression => Linear selanjutnya akan
muncul jendela Linear regression lalu variabel X dipindahkan pada kotak
independent sedangkan variabel Y dipindahkan pada kotak dependent lalu klik
OK.
55
3.9 Operasional Variabel Penelitian
Didalam operasionalisasi konsep dalam penelitian, yang perlu
dilakukan adalah menentukan faktor-faktor atau keadaan-keadaan yang
dicakup dalam konsep penelitian ini.
56
2. Disiplin
3. Pencapaian Target
4. Kejujuran
5. Motivasi
Tabel 3.9
5. Sikap
57
3 Kinerja Karyawan (Y) 1. Tanggung jawab Likert
adalah bagian dari 2. Disiplin
individu yang harus
melakukan pekerjaan 3. Pencapaian
dan juga bertindak
sesuai dengan
pekerjaan yang sudah
diberikan kepadanya.
target
4. Kejujuran
5. Motivasi
58
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Diah. (2014). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Perawat IGD
dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating (Studi pada RSUP
Dr. Kariadi Semarang), Universitas Diponegoro Semarang.
Dhania Rama, Dhini, 2010, Pengaruh Stress Kerja, beban kerja Terhadap
Kepuasan Kerja (Studi Pada Medical Representatif di Kota Kudus), Kudus:
Universitas Muria Kudus.
59
Juliandi, A. I. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Medan: Perdana Mulya
Sarana.
Madris, (2009). Analisis Pengaruh Beban Kerja PNS Terhadap Kinerja Dosen
Perguruan Tinggi Negeri.
Sinta Monika. (2013). Beban kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan PT.
Galamedia Bandung Perkasa Skripsi: Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
60
Subakti Syaiin. (2008). Kepuasan kerja sangatlah diperlukan karena dengan
adanya kepuasan kerja mampu mampu meningkatkan produktivitas. Usu e-
respository.
Tukimin. 2014. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja pada Dinas
Pertanian Sumatera Utara. Kultural Volume : 15 No. 1.
Umi Narimawati. (2007). Riset Manjemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung
Media.
Widiawati, F., Amboningtyas, D. Rakanita, A. M., & Warson, M. M. (2017).
Pengaruh Beban Kerja, Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap TurnOver
Intention Karyawan PT. Geogiven Visi Mandiri Semarang. Journal of
Management, 3(3).
Yuda, I. D., & Ardana, I. K. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Stres Kerja
Terhadap TurnOver Intention pada Karyawan Hotel Holiday Inn Express.
E-Jurnal Manajemen Unud , 6(10), 5319-5347
61