PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Oleh :
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Oleh:
Disetujui Oleh:
Pembimbing
ii
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
Penyusunan proposal skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk
terselesaikannya penulisan skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak/ ibu :
Bengkulu
3. Ibu Eti Arini. SE, M.M selaku Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
4. Ibu Dr. Meilaty Finthariasari, S.E., M.M selaku Pembimbing yang telah
iii
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan
dan kemurahan hati mereka. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
v
2.1.2.3 Komponen Brand Image...................................................... 18
2.5 Hipotesis................................................................................................. 31
3.2.1 Populasi.......................................................................................... 32
3.2.2 Sampel............................................................................................ 32
vi
3.5.2 Uji Multikolinieritas....................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha saat ini begitu cepat dan membuat persaingan
bisnis semakin ketat. Hal ini membuat para produsen untuk saling bersaing
dalam meningkatkan kualitas produk maupun strategi yang cocok agar mampu
bersaing dengan produsen lain. Perusahaan harus memiliki kinerja yang lebih
tinggi dibandingkan perusahaan lain agar usahanya dapat bertahan dan dapat
dapat berkembang dan bertahan. Salah satu hal penting yang harus dilakukan
yang telah ada, dengan terus menggarap konsumen potensial baru agar jangan
yang pesat adalah produk sabun cuci piring, yang membuat para produsen
saat pada saat proses pencucian menjadi hal yang penting bagi semua orang,
penggunaan sabun batang dan sabun colek dengan sabun cuci piring cair yang
1
2
membeli produk. pada tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas
untuk membeli produk yang paling disukai. keputusan pembelian adalah tindakan
dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Karena keputusan
pengambilan dipengaruhi oleh faktor citra merek yang positif, dengan adanya citra
merek yang kuat dapat menyebabkan merek tersebut melekat di benak konsumen.
Konsumen yang akrab dengan merek, puas dengan kinerja produk akan terus
melakukan pembelian pada merek yang dianggap sebagai pilihan yang aman.
yang telah digunakan kepada orang lain dan berdampak pada penilaian terhadap
produk/jasa tersebut (Pamungkas & Zuhroh, 2016). WOM saat ini menjadi bagian
Brand Image juga sangat penting perannya dalam dunia bisnis dalam
menarik minat konsumen. Brand Image yang kuat akan mendapatkan kepercayaan
3
untuk merek yang kuat dibanding produk sejenis dengan merek lainnya.
Sabun cuci piring sebagai salah satu kebutuhan utama untuk mendapatkan
kebutuhan pokok, tetapi sabun cuci piring tidak termasuk dalam kelompok
Persaingan pada jenis sabun cuci piring cair cukup tinggi sehingga
membeli dan mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Fenomena ini dapat dilihat
dari keberadaan produk sabun cuci piring. Dahulu sabun cuci piring yang kita
kenal hanya beberapa saja, namun seiring perkembangan waktu muncul berbagai
para konsumen untuk menentukan salah satu merek yang menurut pandangan
mereka memenuhi kriteria dari produk sabun cuci piring yang ideal. Melalui
Hal ini menjadi perhatian perusahaan untuk dapat memenuhi apa yang
konsumen butuhkan, terkait hal ini banyak perusahaan lokal maupun asing
4
sabun cuci piring yang beredar dipasaran, mulai dari produk Mama Lemon, Mama
Sunlight berhasil menjadi merek cairan cuci piring terbesar di indonesia dengan
berbagai aktivasi inovasi dan promosi. Sunlight sebagai pemimpin pasar, selalu
Tabel 1.1
penurunan sampai tahun 2016 dari 83,4% menjadi 81,1%, namun di tahun 2017
Sunlight terus mengalami penurunan dari tahun 2018 hingga tahun 2019, dimana
tahun 2018 penjualan Sunlight menjadi 79,0%, kemudian di tahun 2019 turun
bahwa pembelian pada produk sabun cuci piring Sunlight di indonesia terus
Bengkulu pada tanggal 4 November 2020. Menurut beberapa orang warga Kota
Bengkulu yang peneliti temui (salamah, tika, nur, selvi dan yanti) Mereka
menyatakan bahwasanya mereka lebih memilih sabun cuci piring sunlight dari
pada sabun cuci piring merek lain, misalnya Mama Lemon, Mama Lime, Liquish
dan lain-lain. Berdasarkan fakta yang ada ini ternyata ditemukan bahwasanya
terdapat perbedaan antara data Top Brand Indonesia dengan data survey yang
Sari, F.P (2016), menyatakan bahwa variabel citra merek dan word of
Kota Bengkulu).
1. Brand image masih belum sepenuhnya terterap dalam benak masyarakat luas.
sabun Sunlight.
3. Banyaknya merek-merek sabun cuci piring lain seperti Mama Lemon, Mama
agar tidak menyimpang dari rumusan masalah yang telah ditetapkan maka penulis
Bengkulu”.
Bengkulu).
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat, sebagai acuan ketika memiliki minat beli terhadap produk.
melakukan pembelian.
berkembang.
BAB 11
STUDI PUSTAKA
penelitian. Deskripsi konseptual ini akan menjadi dasar yang kuat dalam
penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, pembuatan deskripsi konseptual
secara baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi salah satu hal yang
penting, karena deskripsi konseptual akan menjadi sebuah pondasi dan landasan
merupakan tahap demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang
dan jasa. Keputusan pembelian seseorang pada suatu produk diwakili kesadaran
masalahnya, dengan kata lain proses pemecahan suatu masalah yang diarahkan
9
10
pembelian adalah kegiatan dimana yang dilakukan oleh konsumen untuk membeli
dan mengkonsumsi suatu produk atau jasa dalam rangka untuk memenuhi
(deficision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan atau
berbeda.
membeli merek yang paling disukai, tetapi 2 faktor yang bisa berada antara niat
dan keputusan pembelian. Faktor pertama orang lain. Jika seseorang yang
tersebut. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen
perilaku konsumen.
pembelian adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk membeli suatu
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan
bahwa konsumen harus melalui tahap dalam proses pembelian sebuah produk.
namun hal ini tidak berlaku, terutama atas pembelian dengan keterlibatan rendah.
ibu rumah tangga yang membeli merek terigu yang bisa digunakan langsung
mulai dari kebutuhan akan terigu menuju keputusan pembelian, dan melewatkan
(Kotler, 2007):
dari beberapa alternative yang ada. Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas,
mutu, banyak pilihan dan faktor lainnya yang dapat memantapkan keinginan
melekat dibenak karena sudah merasakan manfaat dari produk tersebut. Oleh
karena itu konsumen akan merasa tidak nyamna jika mencoba sebuah produk
baru dan menyesuaikan diri lagi. Maka konsumen akan cenderung memilih
merasa produk tersebut cocok dan sesuai dengan apa yang konsumen
berikut:
1. Pengenalan masalah
Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam atau dari luar
pembeli.
2. Pengenalan masalah
Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam atau dari luar
pembeli.
3. Pencarian informasi
produk tersebut.
14
4. Evaluasi alternatif
Dalam tahap ini tidak ada suatu proses evaluasi yang mudah dan tunggal yang
5. Keputusan Pembelian
Tahap ini diawaki dengan tahap penilaian berbagai alternative yang dapat
dilihat dari atribut-atribut yang melekat pada produk itu. Dengan indikasi itu
pasa saat memilih, yaitu sikap pada orang lain dan kejelekan suatu produk.
bahwa suatu perusahaan dikatakan berhasil dalam memberikan merek pada suatu
tersebut tidak bingung lagi dalam membeli suatu produk atau jasa tersebut..
merek.
(Istiyanto & Nugroho, 2017), menyatakan bahwa brand Image atau citra
secara visual dan kolektif, sebuah brand Image harus mewakili semua
sebuah merek itu dirasakan oleh target atau pelanggan. Brand Image yang positif
Image (citra merek) adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin ditampilkan,
konsumen.
citra merek berusaha memenuhi hasrat konsumen untuk menjadi bagian dari
kelompok sosial yang lebih besar, dipandang terhormat oleh orang lain, atau
untuk mendefinisikan menurut citra merek yang diinginkan. Namun citra yang
harus dibangun dalam jangka panjang tidak akan sempat terbenak jika dalam
Langkah pertama lebih kepada positioning atau yang lebih tepat lagi
adalah differentation.
dengan nama brand, dan yang terakhir adalah mengelola semua kontak
2003), yaitu:
bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus
Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga
tidaklah mudah, namun demikian popularitas adalah suatu kunci yang dapat
(model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk
adalah asosiasi merek dimana konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat
yang diberikan oleh merek akan dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan
lebih ke konsumen.
Keunikan asosiasi merk adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak
mau harus berbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, haru diciptakan
kepada pengalaman atau keuntungan diri dari image produk tersebut. Dari
18
perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan saluran yang
Merek merupakan simbol dan indikator dari kualitas sebuah produk. oleh
karena itu, merek-merek produk yang sudah lama akan menjadi sebuah citra
bahkan simbol status bagi produk tersebut yang mampu meningkatkan citra
a. Citra Pembuat
b. Citra Pemakai
c. Citra Produk
melmberikan informasi mengenai suatu merek atau produk kepada konsumen lain
(Lotulung & Lapian, 2015). Word of mouth communication adalah suatu tindakan
koran ataupun event yang akan dibicarakan orang secara teru-menerus. Word of
sangat berpengaruh terhadap konsumen yang tertarik dengan saran dari orang
lebih percaya dengan pendapat orang lain yang memiliki pengalaman terhadap
2008), word of mouth adalah pemasaran dari mulut ke mulut. Word of mouth
20
berawal dari sesuatu yang natural dan tidak terencana, apabila diartikan secara
Menurut Sutisna (2003), ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar
berikut:
1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas
tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain
hal ini word of mouth dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada
yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal itu mungkin saja karena
ada dorongan tau keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam
merek.
Dalam word of mouth terdapat beberapa hal yang dapat digunakan sebagai
indikator dalam menentukan apakah word of mouth berhasil atau tidak. Menurut
1. Membicarakan
yang maksimal dan memiliki bahan menarik untuk dibicarakan dengan orang
lain.
2. Merekomendasikan
3. Mendorong
Dorongan terhadap teman atau relasi untuk melakukan transaksi atas produk
dan jasa. Konsumen menginginkan timbal balik yang menarik pada saat
mempengaruhi orang lain untuk memakai produk atau jasa yang telah
diberikan.
22
suatu merek produk atau jasa. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat
berbahaya bagi suatu yang memiliki citra dan pelayanan buruk bagi
perusahaan yang memiliki citra dan kualitas yang baik dimata konsumennya.
Adapun menurut Sernovitz (2009), terdapat lima elemen yang dibutuhkan agar
1. Talkers
Yaitu yang pertama dalam elemen ini adalah kita harus tahu siapa pembicara
dalam hal ini pembicara adalah konsumen kita yang telah mengkonsumsi produk
atau jasa yang telah kita berikan, terkadang orang lain cenderung dalam memilih
berpengalaman menggunakan produk atau jasa tersebut atau biasa dengan referral
2. Topics
Yaitu adanya suatu word of mouth karena tercipta suatu pesan atau perihal
yang membuat mereka berbicara tentang produk atau jasa, seperti pelayanan yang
3. Tools
Yaitu setelah kita mengetahui pesan atau perihal yang membuat mereka
berbicara mengenai produk atau jasa tersebut dibutuhkan suatu alat untuk
membantu agar pesan tersebut dapat berjalan, seperti website game yang
spanduk, melalui iklan diradio apa saja alat yang bisa membuat orang mudah
Brand Image atau citra merek merupakan hasil penilaian persepsi konsumen
terhadap suatu merek baik itu positif atau negatif (Aina, 2017). Suatu citra merek
memiliki citra merek yang baik cenderung akan lebih mudah diterima oleh
konsumen. Citra merek terhadap produk berhubungan dengan sikap yang berupa
keyakinan dan preferensi terhadap suatu produk. Konsumen dengan citra positif
karena itu kegunaan utama dari iklan diantaranya untuk membangun citra positif,
yaitu dengan mengembangkan suatu produk dan memanfaatkan citra positif yang
pembelian.
24
Pembelian
mouth akan sangat berpengaruh terhadap konsumen yang tertarik dengan saran
dari orang yang telah memiliki pengalaman terhadap produk tersebut. Faktanya
seseorang akan lebih percaya dengan pendapat orang lain yang memiliki
dibelinya. Pencarian informasi tersebut dapat bersumber dari iklan yang dibuat
keputusan pembelian.
25
sebagai bahan dan materi rujukan yang mendukung penelitian ini, beberapa
penelitian tersebut telah dirangkum penulis dan akan disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Nama Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
1 Rizky Desty Pengaruh Citra Kuantitatif Dari hasil
Wulandari & Merek Dan Kualitas penelitian, maka
Donant Produk Terhadap peneliti dapat
Alanto Keputusan menyimpulkan
Iskanda Pembelian Pada bahwa variabel
(2018)) Produk Kosmetik citra merek dan
kualitas produk
memiliki pengaruh
sacara signifikan
terhadap keputusan
pembelian.
2 Handy Pengaruh Iklan dan Kuantitatif Berdasarkan hasil
Arnanto Citra Merek dan pembahasan
(2017) Terhadap Keputusan yang telah
Pembelian Mobil dilakukan, dapat
Daihatsu Xenia disimpulkan iklan
dan citra merek
berpengaruh
signifikan terhadap
keputuan
pembelian.
3 Budi Analisis Pengaruh Kuantitatif Berdasarkan hasil
Istiyanto, Brand Image, Harga, penelitian maka
Lailatan Dan Kualitas Produk dapat disimpulkan
Nugroho Terhadap Keputusan terdapat 2 (dua)
(2016) Pembelian Mobil variabel yang
(Studi Kasus Mobil mempengaruhi
26
SMARTPHONE) pembelian
6 Chintya The Effect Of kuantitatif Hasil penelitian
Amelia Nelly Traditional And menunjukkan
Sanger Electronic Word Of variabel traditional
(2013) Mouth On Purchase dan electronic
Decision word of mouth
memiliki pengaruh
pengaruh yang
signifikan dan
parsial terhadap
keputusan
pembelian. variabel
yang paling
berpengaruh dalam
penelitian ini
adalah traditional
wom, dari hasil uji
nilai traditional
wom lebih besar
dari pada
electronic wom
artinya traditional
wom memiliki nilai
yang paling
signifikan dalam
pengambilan
keputusan
28
Berdasarkan uraian diatas, maka jelas bahwa brand image dan komunikasi
Gambar 2.1
Kerangka Teoritik
Brand Image
(X1)
H1
Keputusan
Pembelian
(Y1)
Komunikasi Word H2
OF Mouth
(X2)
H3
dalam hal ini brand image (X1) dan komunikasi word of mouth (X2) terhadap
Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
dari variabel bebas (X) dan variabel terkait (Y). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 2.2
Kualitas Produk, Gaya Hidup, Brand Image, Desain Dan Harga Terhadap
2.5 Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka teoritik dan hasil kajian empiris diatas maka
H3: Diduga Brand Image dan Komunikasi Word Of Mouth Secara Bersama-sama
Bengkulu.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah brand image dan komunikasi
di Kota Bengkulu.
3.2.1 Populasi
mempunyai satu sifat atau ciri yang sama. Populasi adalah kelompok besar dari
wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita (Sugiyono, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen atau pengguna Sabun Sunlight di Kota Bengkulu.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang diteliti, oleh karena itu sampel harus mempunyai kesamaan ciri.
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka dapat
32
33
acak yang disebut juga metode random sampling untuk menentukan sampel dari
(2006) tergantung pada jumlah indikator dikali 5 sampai 10. Total indikator dalam
penelitian ini adalah 10 indikator, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah:
= 10 x 10
= 100
Jadi jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 100 orang
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
Kegiatan untuk mencari data dengan jalan mengamati secara lamgsung data-
dengan penelitian.
2. Studi Kepustakaan
3. Kuesioner
skala likert, skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, persepsi seorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial atau
variabel penelitian. Setiap pertanyaan diberi alternatif dengan skor nilai. Hal
Tabel 3.1
(STS)
Sumber: Sugiyono (2013:206)
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Uji instrument dilakukan kepada
35
Bengkulu untuk menguji kebenaran kuesioner dengan teknik uji validitas dan uji
realibitas.
ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada
obyek yang di teliti. Intrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). Alat
(Sugiyono, 2013).
N ∑ XY −( ∑ X )(∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X 2−¿ ¿
Keterangan:
36
x = Nilai Variabel X
Y = Nilai Variabel Y
n = Banyaknya Sampel
atau lebih (paling kecil 0,30) maka butir instrument dinyatakan valid.
kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrument tersebut
mengetahui tingkat kestabilan alat ukur. Cara mengukur reliabititas yang paling
umum adalah dengan menggunakan koefisien alpha. Koefisien alpha bisa diukur
memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. Adapun rumus untuk uji reliabilitas
k ∑σ b
( )( )
2
ri = 1−
k −1 σt
2
σ t = varians total
2
37
Keterangan:
Ri = Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya Butir Pertanyaan Atau Banyaknya Soal
linear yaitu penaksir tidak bias. Ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar
kesimpulan dari hasil pengujian tidak bias, diantaranya adalah uji normalitas, uji
digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Tingkat kenormalan data
sangat penting, karena data yang berdistribusi normal dianggap dapat mewakili
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dan garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model asumsi normalitas tidak memenuhi uji asumsi
normalitas.
yang baik sebaiknya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,
2011). Salah satu alat untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya serta
independen yang terpilih yang tidak di jelaskan oleh variabel dependen lainnya.
adalah nilai tolerance = 0,10 atau sama dengan nilai VIF = 10.
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual tetap maka disebut
inimenghimpun data yang mewakili berbagai ukuran mulai dari kecil, sedang, dan
besar. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
melihat penyebaran dari varian pada grafik scatterplot pada output SPSS.
dari suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil
persepsi responden terhadap variabel yang digunakan dalam ini digunakan metode
pada nilai rata-rata skor yang selanjutnya akan dikonsfirmasikan pada tabel
∑X
X=
N
Keterangan:
X = angka rata-rata
N = jumlah skor
∑x = nilai respon
Hasil rata-rata jawaban responden tersebut dikonfirmasikan pada interval
R
I=
K
Keterangan:
I = interval
R = range (nilai tertingi-nilai terendah)
K = jumlah kategori
5−1
= =0,8
5
Tabel 3.2
merupakan suatu teknik analisis data yang digunakan untuk memprediksi nilai
41
variabel terikat volume penjualan (Y) karena pengaruh variabel bebas yakni:
Brand Image (X1) dan Komunikasi Word Of Mouth (X2) secara umum regresi
Rumus : Y = α + β1X1+β2X2+e
Dimana: Y = Keputusan Pembelian
X1 = Brand Image
X2 = Komunikasi Word Of Mouth
α = Konstanta
Β1,β2 = Koefisien Regresi
e = Standar Eror
menggunakan rumus:
KP = R2 x 100%
Dimana:
KP: Nilai Koefisien Determinan
R : Nilai Koefisien Korelasi
berdasarkan data sampel. Metode statistik lain juga bisa digunakan untuk
membuat kesimpulan sifat populasi dari data sampel adalah uji populasi. Uji
Rizan & Nauli (2017), menyatakan bahwa uji t digunakan untuk menguji
apakah secara individu, variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak
a. Jika t hitung > dari t tabel (t hitung > t tabel), hal ini menunjukkan bahwa
b. Jika t hitung < dari t tabel (t hitung < t tabel) hal ini menunjukkan bahwa
a. Jika F hitung > dair pada F tabel (Fhitung > Ftabel) hal ini menunjukkan
b. Jika F hitung < dari pada F tabel (Fhitung < Ftabel) hal ini menunjukkan
Ekowati, S., Finthariasari, M., & Aslim. (2020). Pengaruh Harga Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pada Eleven Cafe Bengkulu. 1(1),
109.
Habir, H., Zahara, Z., & Farid. (2018). Pengaruh Citra Merek Dan Word Of
Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha. 4(3), 211–
218.
Hair, J. F. (2006). Multivariate Data Analysis (Gramedia (ed.); 5th ed.).
Istiyanto, B., & Nugroho, L. (2017). Analisis Pengaruh Brand Image, Harga,
Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil (Studi Kasus
Mobil LCGC di Surakarta). 12(1), 1–8.
Lotulung, S. C., & Lapian, J. (2015). Pengaruh Kualitas Produk , Harga , Dan
WOM ( Word Of Mouth ) Terhadap Keputusan Pembelian Handphone
Evercross Pada CV. Tristarjaya Globalindo Manado. 3(3), 817–826.
Ong, I. A., & Sugiharto, S. (2013). Analisa pengaruh strategi diferensiasi, citra
merek, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian pelanggan
di cincau station surabaya. 1(2), 1–11.
Pamungkas, B. A., & Zuhroh, S. (2016). Pengaruh Promosi Di Media Sosial Dan
Word Of Mouth Terhadap Keputusan Penbelian (Studi Kasus Pada Kedai
Bontacos, Jombang).
Putri, Y. E., & Anoesyirwan, M. (2019). Pengaruh kualitas produk, harga dan
promosi terhadap keputusan pembelian kartu perdana prabayar xl di kota
padang. 8(1), 68–76.
Rizan, M., & Nauli, M. O. (2017). The Influence Of Brand Image , Price ,
Product Quality And Perceive Risk On Purchase Decision Transformer
Product PT . Scheinder Indonesia. 8(1), 101–118.
Silape, B. R., & Mananeke, L. (2019). Pengaruh Citra Merek Dan Strategi
Penetapan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UNSRAT. 7(1), 961–970.
Sumardy, & Silviana, M. (2011). The Power Of Word Of Mouth Marketing (G. P.
Umum (ed.)).
Wulandari, R. D., & Iskandar, D. A. (2018). Pengaruh citra merek dan kualitas
produk terhadap keputusan pembelian pada produk kosmetik. 3(1), 11–18.
L
N
PENGARUH BRAND IMAGE DAN KOMUNIKASI WORD OF MOUTH
Yang terhormat,
Bapak/Ibu/Saudara sekalian,
Data yang saya peroleh saya gunakan untuk menyusun skripsi saya yang
Hormat Saya
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
salah. Oleh karena, itu usahakan agar tidak ada jawaban yang kosong.
tanda centang (√) pada jawaban yang menurut saudara sesuai dengan skala
N Pernyataan SS SS N TS STS
O
Kekuatan Asosiasi Merek
1 Menurut saya nama Sunlight lebih familiar
dibandingkan dengan merek yang lainnya
2 Menurut saya nama Sunlight menggambarkan
kualitas Produknya
Keunggulan Asosiasi Merek
No Pernyataan SS SS N S STS
Membicarakan
7 Saya sering membicarakan sabun Sunlight dengan
orang lain
8 Saya bertanya kepada orang lain apakah sabun
Sunlight memiliki kualitas yang bagus
Merekomendasikan
9 Saya tertarik mencoba sabun Sunlight karena
mendapat saran dari tetangga
10 Saya sering mendapat rekomendasi sabun Sunlight
dari tetangga
Mendorong
11 Saya merenyarankan kepada orang lain untuk
menggunakan sabun Sunlight
12 Saya menceritakan keunggulan sabun Sunlight
kepada orang lain
No Pernyataan STS TS N S SS
Kemantapan pada sebuah produk
13 Sabun Sunlight dibutuhkan untuk menghilangkan
sisa lemak di piring
14 Sabun Sunlight dibutuhkan untuk membersihkan
peralatan rumah tangga
Kebiasaan dalam membeli produk
15 Saya lebih memilih sabun Sunlight karena saya
merasa Sunlight lebih unggul dari merek pesaing
16 Saya selalu menggunakan sabun Sunlight
Memberikan rekomendasi kepada orang lain
17 Saya mengajak orang lain untuk mencoba sabun
Sunlight
18 Saya merekomendasikan Sabun Sunlight kepada
keluarga dan teman saya
Melakukan pembelian ulang
19 Setelah mencoba sabun Sunlight saya ingin
melakukan pembelian ulang
20 Saya ingin menjadi pelanggan tetap produk sabun
Sunlight
Uji Validitas
Variabel Butir Correct Item- R Keterangan
Total Correlation
Brand Image 1 0,401 0,3 Valid
Nilai corrected item-total correlation lebih besar dari 0,3. Maka dari 20 butir
pernyataan diuji dan sampel uji sebanyak 20 orang, ternyata semua item
pernyataan sah (valid). Oleh karena itu, semua item pernyataan kuesioner dapat
Nilai Crobach’s Alpha lebih besar dari 0,6 untuk variabel yaitu : Brand Image
(X1), Komunikasi Word Of Mouth (X2) dan Keputusan Pembelian (Y). oleh
karena itu, semua item pernyataan kuesioner dapat digunakam dalam penelitian.