PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
MIFTAHUL KHAIRINA
NIM. 170440105
syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT, karena hanya dengan lindungan,
Shalawat bernadakan salam kepada penghulu kita Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa umatnya dari alam kejahilan dan kebodohan ke alam yang penuh
ilmu pengetahuan.
sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar kesarjanaan pada jurusan Ekonomi
Penulisan skripsi ini banyak mendapat dukungan baik secara langsung ataupun
Malikussaleh Lhokseumawe.
akademis dan Dosen wali hingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
ini.
5. Bapak Nazli Hasan, Lc., M.A selaku Ketua Laboratorium Prodi Ekonomi
Lhokseumawe.
6. Bapak Falahuddin, SE., M.S.M selaku Ketua Unit Jaminan Mutu Prodi
Ekonomi Syariah sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang sangat sabar dan
7. Bapak Anwar Puteh, S.E., M.E selaku dosen penguji pertama yang telah
8. Bapak Ahmad Fauzul Hakim Hasibuan, S.E.I, ME.I selaku dosen penguji
kedua yang telah banyak memberikan arahan dan masukan bagi penulis.
skripsi ini.
10. Bapak, Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
penulis.
Akhirnya atas segala bantuan yang telah penulis terima, semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT, dan penulis berharap semoga proposal
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Miftahul Khairina
NIM. 170440105
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 15
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 15
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 48
BAB I
PENDAHULUAN
kelompok usaha yang memiliki jumlah yang paling besar. UMKM menunjukkan
antusiasme terhadap layanan Peer To Peer Lending syariah. Pemerintah saat ini
dan ide baru yang tengah berkembang di masyarakat ini diharapkan mampu
mendorong adanya pertumbuhan yang baik dari sektor bisnis. UMKM merupakan
menginginkan sarana atau mekanisme yang cepat dan praktis. Kurangnya peran
kurang mampu berperan sebagai perantara karena dipandang kurang fleksibel dari
segi aturan dan pemenuhan kebutuhan. Hal tesebut menjadi latar belakang
Lending.
Melihat latar belakang dari sifat dasar Peer To Peer Lending tersebut
modal bagi suatu proyek atau usaha. Peer To Peer Lending adalah praktik
meminjam dan memberikan pinjaman secara online melalui sebuah wadah yang
disebut online marketplace. Peer To Peer Lending mampu menjadi jembatan bagi
kebutuhan bisnis UMKM karena dapat menjadi penghubung antara pihak yang
yang selanjutnya seperti yang kita tahu bahwa Peer To Peer Lending
ketentuan Islam dengan segala aturan dan larangan. Peluang investasi pada konsep
ini dipandu oleh nilai-nilai moral dan etika. Menarik ditelaah terkait Peer To Peer
pada fatwa maupun aturan hukum positif sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
juga. Hal ini memberikan media bagi para pelaku kegiatan pembiayaan melalui
saat ini masih rendah dan juga agar para pelaku UMKM di Indonesia tidak lagi
usaha karena seperti yang kita ketahui bahwa pinjaman bank biasanya memiliki
bunga yang cukup tinggi, belum lagi prosedur dan persyaratan yang umumnya
cukup sulit.
Fintech saat ini merupakan tuntutan global bagi industri keuangan. Saat ini
masalah yang dihadapi oleh Negara maju dan Negara berkembang seperti
Fintech di Indonesia dibuat oleh tiga institusi pemerintah seperti Kominfo, OJK
tersebut mengatur kegiatan usaha Peer To Peer Lending mulai dari penyediaan,
informasi, maksimum pinjaman yang diatur oleh OJK ialah sebesar Dua Miliar
Rupiah. Aspek perlindungan konsumen yang diatur oleh OJK Peer To Peer
digunakan untuk kegiatan Peer To Peer Lending agar mudah dipahami oleh
pengguna. Selain itu penyedia jasa berkewajiban untuk memiliki SOP berkaitan
dengan dokumen elektronik, serta poin yang terpenting ialah penyedia jasa wajib
Perusahaan online Peer To Peer Lending muncul secara legal pada tahun
2017 (Otoritas Jasa Keuangan, 2018). Berdasarkan data Direktori Fintech Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) sampai dengan bulan Juni 2018, sudah terdaftar 64
Indonesia. Sedangkan yang belum mendaftar ke OJK juga tidak sedikit. Hal ini
menunjukkan bahwa model bisnis pembiayaan ini sangat potensial dan memiliki
prospek pertumbuhan yang bagus. Dari 64 perusahaan Fintech tersebut, hanya dua
pembiayaan syariah sangat tinggi. Hal ini diidentifikasi oleh OJK dikarenakan
oleh literasi masyarakat terhadap produk pembiayaan itu sendiri. Fintech Peer To
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, sejak pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 jumlah UMK tidak
usaha. Per Desember 2018, kelompok usaha mikro, kecil dan menengah
2018). Kelompok usaha mikro dan kecil juga berkontribusi besar terhadap
penyerapan tenaga kerja di Indonesia. UMK penyerap 93% dari total seluruh
kerja. Hal tersebut membuktikan bahwa kelompok usaha mikro dan kecil (UMK)
memiliki peran yang besar dalam menguangi angka pengangguran dan memiliki
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia
Tahun 2016-2018
Jumlah Usaha Jumlah Usaha Total
Tahun
Mikro Kecil UMKM
2016 60,863,578 731,047 61,594,625
2017 62,106,900 757,09 62,863,990
2018 63,350,222 783,132 64,133,354
Sumber: Kementrian Koperasi dan UMKM, 2018
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2020 jumlah
Peer To Peer Lending yang terdaftar atau berizin ada 161 perusahaan dengan
syariah. Sampai saat ini, Peer To Peer Lending di Indonesia telah menyalurkan
Lending di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tiga triliun rupiah
pada Januari 2018, menjadi tiga belas triliun rupiah pada September 2018 dan
terus tumbuh hingga pada Maret 2020 mencapai seratus dua triliun rupiah
pembiayaan bagi masyarakat terutama untuk pembiayaan bagi usaha mikro, kecil,
Peer To Peer Lending sangat mudah untuk dijangkau maupun diakses baik oleh
meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik
Lending syariah yang sudah di rumuskan oleh para pakar Fintech syariah dinilai
mampu untuk mendorong bisnis UMKM. Sampai saat ini sudah ada sembilan
penyelenggara Fintech Peer To Peer Lending syariah yang sudah terdaftar dan
berizin di Otoritas Jasa Keuangan. Menurut Zain (PT Ammana Fintek) Fintech
banyak dan Fintech merupakan salah satu pangsa pasar yang bias dimanfaatkan
pembiayaan UMKM salah satunya (Alami Sharia) Fintech Peer To Peer Lending
pembiayaan melalui Fintech Peer To Peer Lending syariah sedikit banyak akan
Indonesia akan meningkatkan dan penyerapan tenaga kerja akan lebih banyak.
Menurut Bappenas (2018) dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia
2019-2024, skema Fintech yang mempunyai kontribusi paling besar dan memiliki
Peer Lending.
sektor kuliner namun ada juga yang bergerak di sektor fashion dan juga agribisnis.
Para pelaku UMKM mengaku bahwa keberadaan Peer To Peer Lending dapat
harus di dukung oleh akses internet yang memadai. Berdasarkan tata letak kota
Lhokseumawe yang berada di pesisir utara Provinsi Aceh, dapat dikatakan bahwa
yang mengalami penurunan kecepatan internet yang cukup drastis. Akan tetapi,
Di kota Lhoksemawe, para pelaku UMKM rata-rata sudah tidak terlalu awam
dalam penggunaan teknologi. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan zaman yang
kawasan ekonomi khusus dan pernah berjuluk wilayah “Petro Dollar”. Hal
ataupun wilayah perdagangan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat luar. Hal
berbagai jenis UMKM yang dapat menyerap tenaga kerja lokal sehingga angka
Salah satu kendala seperti dari aspek keuangan, disadari bahwa disiplin
factor yang menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Pertama, terbatasnya skill
melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tanggal 19 Mei 2009
telah mengesahkan Standar Akuntansi Untuk Entitas Publik (SAK ETAP) khusus
bagi entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu salah satunya (UMKM) dan telah
berlaku efektif per 1 Januari 2011. SAK ETAP bertujuan agar usaha kecil dan
modal dan tentunya mampu bersaing di era dan pasar bebas saat ini.
bantuan kredit dari pihak bank atau pihak lain, laporan keuangan juga sebagai alat
faktor motivasional yang mempunyai suatu dampak pada suatu perilaku. Minat
berperilaku ditentukan oleh tiga faktor penentu yaitu: sikap terhadap perilaku,
Reasoned Action (TRA) yang dikemukakan (Ajzen & Fishbein, 1980). TRA
menjelaskan adanya reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) yang
Salah satu model psikologi sosial yang paling sering digunakan untuk
(1998) dalam salah satu risetnya menyebutkan bahwa minat itu sendiri
dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku. Minat berperilaku
tertentu (Fishbein & Ajzen, 1975). Kemampuan teori perilaku perencanaan dalam
terhadap sumber daya yang mereka perlukan, pengetahuan, dan kesempatan yang
mereka peroleh, teori ini mampu menganalisis kondisi ini dibanding teori
tindakan beralasan. Inti dari The Theory of Planned Behavior (TPB). Adalah
control) yang dipersepsikan akan mempengaruhi niat dan perilaku. Konstruk ini
(attitude) adalah perasaan positif atau negatif seseorang terhadap suatu perilaku
khususnya perilaku pembelian mereka, adalah aspek yang sangat penting dalam
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu. Niat
berhubungan dengan suatu sistem. Jika sistem tersebut mudah dipergunakan maka
usaha-usaha akan dilaku kan tidaklah sulit, dan sebaliknya jika suatu system
tersebut sulit digunakan, maka diperlukan usaha yang lebih tinggi untuk
menggunakannya.
Dalam penelitian Henny Triyana Hasibuan pada tahun 2021 yang berjudul
kelompok orang, peristiwa atau hal-hal menarik yang ingin diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah individu atau pengusaha yang menggunakan layanan
Penarikan sampel ini dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu teknik
penarikan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampel dari
penelitian ini adalah seluruh pengguna layanan Fintech Peer To Peer Lending
syariah yang pernah menggunakan layanan Fintech Peer To Peer Lending syariah.
menggunakan layanan Peer To Peer Lending syariah di Indonesia. Jenis data yang
Lending syariah.
disebarkan secara online melalui aplikasi google form, dengan kriteria, responden
yang menggunakan layanan Peer To Peer Lending syariah. Dari hasil penyebaran
yang layak untuk dapat diolah sebanyak 143 kuesioner dan sebanyak 30 kuesioner
dinyatakan tidak memenuhi kriteria sebagai data disebabkan responden bukan
pemakai Peer To Peer Lending syariah dan data kuesioner tidak lengkap
pengisiannya.
Dalam penelitian Jadzil Baihaqi pada tahun 2018 yang berjudul “Financial
yang dijalankan dengan prinsip syariah. Desain studi literatur adalah serangkaian
dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian .Studi pustaka dilakukan dengan
fakta yang diikuti dengan analisis yang tidak hanya menggambarkan, tetapi juga
Dalam penelitian Nida Hafia, Ahmad Mulyadi Kosim, dan Abrista Devi
pada tahun 2019 yang berjudul “Peran Financial Technology Pada Pembiayaan
Network Process” metode yang dilakukan pada penelitian ini kualitatif deskriptif,
penerapan Financial Technology Peer To Peer Syariah bagi bisnis UMKM. Dan
data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder
Data primer yang didapat berdasarkan hasil wawancara dengan pakar, regulator
dan praktisi yang memiliki pemahaman mengenai Fintech Peer To Peer Lending
responden. Adapun responden penelitian ini terdiri dari 2 orang akademisi yaitu
Dosen Institut Pertanian Bogor, dan Dosen Universitas Islam Negeri Jakarta; 2
orang regulator yaitu Kepala Bagian IKNB Syariah Otoritas Jasa Keuangan, dan
Otoritas Jasa Keuangan; dan 3 orang praktisi yaitu Officer RMC PT Ammana
Fintek Syariah, CEO dan Founder PT Alami Sharia, dan Head Of Product PT
Alami Sharia.
dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh keputusan UMKM dalam
Lhokseumawe.
penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa besar pengaruh keputusan UMKM
Kota Lhokseumawe.
2) Secara praktis bagi penulis penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang masalah yang diteliti serta sebagai sarana belajar dan
teknologi yang berkaitan dengan pekerjaan pengguna. Model TAM berasal dari
2.1.1.2.Faktor-Faktor TAM
berbasis informasi secara umum dan menjelaskan perilaku pengguna akhir dari
teknologi informasi tersebut dengan variasi yang cukup luas dari populasi
pengguna yaitu:
1. Kepercayaan (Trust)
harus ada Dewan Pengawas Syariah (DPS) bagi setiap institusi keuangan
3. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan wujud dari setiap perasaan baik itu positif atau negatif yang
seorang pengguna memiliki sikap positif yang lebih tinggi terhadap kehadiran
sebuah teknologi baru, maka niat untuk menggunakan teknologi tersebut akan
4. Resiko (Risk)
terjadi karena selain manfaat yang dirasakan sebuah inovasi tidak lepas dari
adanya resiko.
merupakam suatu perilaku atau sikap konsumen yang memiliki keinginan untuk
menggunakan jasa secara terus menerus. Saha dan Theingi (2009) mendefinisikan
perilaku tertentu misalnya word-ofmouth yang positif tentang suatu penyedia jasa
kepada orang lain, memiliki niat membeli ulang dan kesetiaan terhadap penyedia
penyedia jasa.
memiliki intensi atau sikap loyal pada brand, product dan company dan secara rela
konsumen akan melakukan tindakan tertentu di masa yang akan datang. Penelitian
yang berjudul “An examination of the effects of service quality and satisfaction on
pernah mengakses situs online shop di Greece, adapun jumlah sampel yang
2. Faktor motif sosial (The factor social motif) adalah niat seseorang terhadap
obyek/suatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
Berdasarkan teori tersebut penelitian ini didasari niat Croe dan Crow
(1989) dalam Alika (2018) yang menjelaskan penyebab niat menggunakan salah
satunya berasal dari faktor emosional yaitu niat yang mempunyai hubungan yang
erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan
menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat niat terhadap
pemakaian digital wallet maka diharapkan dapat menimbulkan niat yang kuat
penelitiannya yang berjudul “An examination of the effects of service quality and
pesaingnya.
sebagai tanggapan baik maupun tidak baik yang ditujukan terhadap suatu
3. Customer Satisfaction
terhadap suatu jasa, apakah suatu jasa telah memenuhi kebutuhan dan
2.1.3.1.Pengertian Norma
sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai. Setiap
masyarakat.
melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Norma subjektif
merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau
didasarkan oleh belief yang disebut normative belief, yaitu belief mengenai
kesetujuan dan atau tidak setujuan yang berasal dari referent atau orang dan
kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua,
pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya terhadap suatu perilaku.
dipertimbangkan.
tentang tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.
takut berdosa apabila tidak menggunakan yang berlabel halal karena tidak
Misalnya sudah ada aturan dari keluarga terutama orang tua menganjurkan
3. Kepercayaan normatif
Misalnya karena kelompok individu, teman dan orang yang dianggap penting
sistem tersebut mudah dipergunakan maka usaha yang dilakukan tidaklah terlalu
tinggi dan sebaliknya jika suatu sistem sulit digunakan, maka diperlukan usaha
sistem tertentu yang menunjukkan seberapa banyak usaha yang dilakukan oleh
informasi akan menimbulkan perasaan minat dalam diri seseorang bahwa sistem
mempunyai kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang nyaman bila bekerja
dengan menggunakannya.
Venkatesh et al., (2003) mendefinisikan effort expectancy sebagai “the
degree of ease associated with the use of the system”. Atau tingkat kemudahan
2. Complexity
digunakan.
3. Ease Of Use
Digunakan dalam model IDT, dimana konstruk ini diartikan sebagai sejauh
melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung
Peer Lending diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana tunai secara cepat,
mudah, dan efisien serta meningkatkan daya saing serta dapat menjadi salah satu
solusi untuk membantu pelaku usaha skala UMKM dalam memperoleh akses
pendanaan.
sejumlah orang untuk membarikan modal bagi suatu proyek atau usaha. Peer To
Peer Lending adalah praktik meminjam dan memberikan pinjaman secara online
melalui sebuah wadah sebagai tempat dipertemukannya penjual dan pembeli atau
Menurut Lee & Chuen (2015) Fintech syariah diartikan sebagai bisnis
antar perseorangan yang menggunakan prinsip etis sesuai syariah Islam. Sistem
yang dibangun berdasarkan pada ketentuan Islam dengan segala aturan dan
larangan. Peluang investasi pada konsep ini dipandu oleh nilai-nilai moral dan
etika.
Syariah.
Tabel 2.1
Daftar Platform UMKM
N Platform P2PL
o Syariah
1 Investree Syariah
2 Amartha Syariah
3 Alami Sharia
4 Duha Syariah
5 Ammana.id
6 Dana Syariah
7 Danakoo
8 Qazwa
9 Bsalam
10 Ethis
11 Capital Boost
12 Papitupi Syariah
13 Berkah Fintek Syariah
ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam studi literatur ini,
penelitian yang dibuat oleh penulis. Beberapa penelitian yang memiliki korelasi
kelompok orang, peristiwa atau hal-hal menarik yang ingin diteliti. Populasi
yaitu teknik penarikan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
Lending syariah.
yang disebarkan secara online melalui aplikasi google form, dengan kriteria,
kuesioner, tetapi kuesioner yang layak untuk dapat diolah sebanyak 143
topik baru yang diangkat dalam penelitian. Semua data yang telah
Dan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan
Peer To Peer Lending Dalam Menyalurkan Pendanaan Pada Usaha Kecil Dan
penelitian hokum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang
5. Dalam penelitian Mira Misissaifi dan Jaka Srikaya (2021), Penelitian dengan
PLS) dengan menggunakan alat bantu berupa software SmaetPLS Versi 3.2.9.
Norma Subjektif
Behavioural
Intention
Effort Expectancy
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
karena jawaban yang diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori dan belum
Behavioural Intenton.
Behavioural Intenton.
Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup penelitian adalah para
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menggunakan layanan
Peer To Peer Lending. Objek penelitiannya adalah TAM, Norma subjektif dan
Lhokseumawe).
3.2.1. Populasi
sug14 \l 1033 ].. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelaku
berjumlah 2.354 orang. Data ini diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Aceh.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah contoh yang dipandang oleh peneliti dapat mewakili suatu
populasi ataupun bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Adapun tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
N
n= 2
(1+( N × e ))
N = Jumlah populasi
N
n= 2
(1+( N × e ))
2354
n=
(1+(2354 × 0,01))
2354
n= n=94 orang
(25)
dengan cara ini adalah sampel yang terpilih kemungkinan besar tidak mewakili
mengumpulkan data penelitian. Sumber data dalam penelitian ini mencakup dua
jenis data, yang pertama data primer dan kedua data sekunder.
3.3.1.1.Data primer
Data primer adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang diambil
3.3.1.2.Data sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya dalam
dari buku, jurnal dan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini.
data. Sedangkan instrument penelitian adalah alat yang digunakan peneliti agar
informasi yang mendasar dari laporan tentang diri sendiri (self report) atau pada
kuesioner yang bersifat tertutup yaitu yang dibuat sedemikian rupa sehingga
responden dibatasi dalam memberi jawaban dan diberi beberapa alternatif pilihan
lain.
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tesebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan
instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
b. Setuju (S) =4
c. Netral =3
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi
dua variabel, 1 variabel independen (bebas) yaitu dan variabel Y sebagai variabel
yaitu:
yang memiliki keinginan untuk menggunakan jasa secara terus menerus. Saha
memiliki niat membeli ulang dan kesetiaan terhadap penyedia penyedia jasa.
merupakan fungsi yang didasarkan oleh belief yang disebut normative belief,
yaitu belief mengenai kesetujuan dan atau tidak setujuan yang berasal dari
(significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau
suatu sistem. Jika sistem tersebut mudah dipergunakan maka usaha yang
dilakukan tidaklah tsrlalu tinggi dan sebaliknya jika suatu sistem sulit
Tabel 3.1
Devinisi Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
1 Behavioural Behavioral intention 1. E-service Likert
Intention merupakan suatu quality sebagai
(Y) perilaku atau sikap penilaian
konsumen yang konsumen
mengukur kekuatan terhadap
tujuan untuk kualitas
melakukan tindakan pelayanan
tertentu.. secara
keseluruhan
dari suatu
bisnis internet.
2. attitudes
toward the
web site
konsumen
sebagai
tanggapan
baik maupun
tidak baik
yang ditujukan
terhadap suatu
web site
3. costumer
2 Norma Norma subjektif 1. Adanya
satisfaction Likert
Subjektif adalah persepsi atau kepedulian
(X1) pandangan seseorang konsumen.
terhadap kepercayaan- 2. Motivasi
kepercayaan orang lain untuk
yang akan mematuhi
mempengaruhi minat pendapat
untuk melakukan atau terhadap suatu
tidak melakukan suatu produk
perilaku. tertentu.
3. Kepercayaan
normatif
terhadap
orang yang
dianggap
penting.
masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
kosmetik berlabel halal melalui sarana program Statistical Package For Social
Dimana:
Y = Behavioural Intention
α = Konstanta
X1 = Norma subjektif
X2 = Effort Expectancy
e = Standar eror
Uji validitas data digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertayaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika
validitas ingin mengukur apakah pertayaan dalam kuesioner yang sudah dibuat
item dengan skor total item. Skor total item adalah penjumlahan dari keseluruhan
Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten
SPSS statistis. Butir pertanyaan sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan
tersebut dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi
berganda dalam penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terdapat tiga pengujian
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel bebas dan variabel terikat
dalam model ini mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut (Ghozali,
2011) Uji normalitas data dapat dilakukan melalui dua cara yaitu analisis grafik
dan analisis statistik. Analisis grafik digunakan untuk melihat normalitas data
Uji ini dilakukan untuk memastikan secara statistik apakah data disepanjang garis
menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 (5%) dan jika nilai signifikansinya lebih
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain. Untuk
mengukur ada tidaknya heterosdastisitas dapat dilakukan dengan salah satu cara
yaitu dengan melihat grafik scatterplot. Cara memprediksi pola gambar scatterplot
menyebar.
variabel independen. Pada model yang baik seharusnya antar variabel independen
a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
b. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
linier berganda yang bertujuan untuk membuktikan hipotesis ada atau tidaknya
pengaruh yang signifikan terhadap variabel yang diteliti. Adapun pengujian yang
dilakukan melalui :
dependen secara individual. Uji t dilakukan dengan tingkat keyakinan 95% dan
digunakan adalah df = n-k. Taraf nyata inilah yang akan digunakan untuk
2. Jika thitung > t tabel dan nilai probabilitas < 0,05, maka H1, H2, H3, diterima
variabel dependen.
semua variable independent atau bebas didalam penelitian ini dapat berpengaruh
secara bersama sama terhadap variable dependen atau terikat didalam penelitian
ini. Uji F dilakukan dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis
(α) 5% derajat kebebasan yang digunakan adalah df = n-k dan dk = k-1. Kriteria
1. Jika Fhitung < Ftabel dan nilai probabilitas (signifikan) > 0,05, maka H1, H2,
2. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai probabilitas < 0,05, maka H1, H2, H3,
bermanfaat dari data- data yang kita miliki. Jenis hubungan korelasi terbagi
menjadi dua:
1. Korelasi positif: kedua variabel memiliki hubungan searah yaitu jika nilai
variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Atau sebaliknya,
2. Korelasi negatif, kedua variabel memiliki hubungan berbalik arah yaitu yaitu
jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan rendah. Atau
Besaran nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 hingga +1: bila koefisien
korelasi bernilai -1, artinya koefisien korelasi memiliki hubungan linear sempurna
negatif, sedangkan bila koefisien korelasi bernilai +1, artinya koefisien korelasi
memiliki hubungan linear sempurna positif, dan bila koefisien korelasi bernilai
nol, artinya tidak terdapat hubungan sama sekali antara kedua variabel. Adapun
tingkat nilainya:
diketahui variabel bebas mana yang memiliki efek paling dominan terhadap
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1980). Understanding Attitudes and Predicting Social
Behavior Englewood Cliffs. Prentice-Hall.
Davis. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of
Information Technolog. MIS Quarterly, 13.
Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research, Reading. MA: Addison-Wesley.
Imam, G. (2009). aplikasi analisis multivariate dengan program spss (edisi kheem).
badan penerbit universitas diponegoro.
Lee, D., & Chuen, K. (2015). Handbook of Digital Currency. Handbook of Digital
Currency, January. https://doi.org/10.1016/c2014-0-01905-3
54
55
Muzdalifa, I., Rahma, I. A., & Novalia, B. G. (2018). Peran Fintech Dalam
Meningkatkan Keuangan Inklusif Pada UMKM Di Indonesia (Pendekatan
Keuangan Syariah). Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah, 3(1). https://doi.org/10.30651/jms.v3i1.1618
Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Andi Offset.
Rizal, A. (2018). Economic Value Estimation of Mangrove Ecosystems in Indonesia.
Biodiversity International Journal, 2(1), 98–100.
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis, F. D. (2003). User acceptance
of information technology: Toward a unified view. MIS Quarterly:
Management Information Systems, 27(3), 425–478.
https://doi.org/10.2307/30036540
56
Yarli, D. (2018). Analisis Akad Tijarah pada Transaksi Fintech Syariah dengan
Pendekatan Maqhasid. Urnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 9, 245-
256.
BAB IV
melayani rahn bisnis, gadai syariah, arrum, amanah, emasku, mulia, tabungan
emas, MPO (Pembelian dan Pembayaran Tagihan Telepon, Listrik, Air, Tiket,
mulai dari investasi emas pegadaian, cek harga emas pegadaian, tabungan
Aman (KCA) pegadaian, pegadaian syariah dan lainnya. Pada kantor ini juga
nasabah bisa mengajukan pinjam uang atau kredit dengan jaminan muali dari
surat BPKB kendaraan motor atau mobil, surat tanah dan lainnya.
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Laki-Laki 47 50,0 50,0 50,0
Valid Perempuan 47 50,0 50,0 100,0
Total 94 100,0 100,0
Sumber: Data Primer (Diolah tahun 2021)
Berdasarkan tabel 4.1, maka dapat dilihat bahwa jumlah responden laki- laki
pada penelitian ini sebanyak 47 orang (50,0%) dan jumlah responden perempuan
Tabel 4.2
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
23 Tahun 2 2,1 2,1 2,1
Valid 25 Tahun 5 5,3 5,3 7,4
26 Tahun 5 5,3 5,3 12,8
27 Tahun 12 12,8 12,8 25,5
28 Tahun 7 7,4 7,4 33,0
29 Tahun 5 5,3 5,3 38,3
30 Tahun 7 7,4 7,4 45,7
31 Tahun 3 3,2 3,2 48,9
32 Tahun 4 4,3 4,3 53,2
34 Tahun 9 9,6 9,6 62,8
35 Tahun 6 6,4 6,4 69,1
36 Tahun 3 3,2 3,2 72,3
37 Tahun 2 2,1 2,1 74,5
38 Tahun 1 1,1 1,1 75,5
39 Tahun 2 2,1 2,1 77,7
40 Tahun 3 3,2 3,2 80,9
41 Tahun 1 1,1 1,1 81,9
58
Berdasarkan tabel 4.2, maka dapat dilihat bahwa umur responden 20-30 tahun
pada penelitian ini sebanyak 13 orang (17,6%), 30-40 tahun sebanyak 26 orang
(35,1%), dan responden yang berusia 40-50 tahun sebanyak 35 orang (47,3%).
Tabel 4.3
Lama Usaha
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
1 Tahun 13 13,8 13,8 13,8
10 Tahun 2 2,1 2,1 16,0
12 Tahun 2 2,1 2,1 18,1
13 Tahun 1 1,1 1,1 19,1
14 Tahun 1 1,1 1,1 20,2
2 Tahun 15 16,0 16,0 36,2
3 Tahun 12 12,8 12,8 48,9
Valid
4 Tahun 6 6,4 6,4 55,3
5 Tahun 15 16,0 16,0 71,3
6 Tahun 9 9,6 9,6 80,9
7 Tahun 5 5,3 5,3 86,2
8 Tahun 5 5,3 5,3 91,5
9 Tahun 8 8,5 8,5 100,0
Total 94 100,0 100,0
Sumber: Data Primer ( Diolah tahun 2021)
59
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa jumlah responden pada lama
usaha pada penelitian ini 1 Tahun sebanyak 13 orang (13,8%), 10 Tahun sebanyak 2
Tabel 4.4
Aset Awal
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Rp.1.000.000 2 2,1 2,1 2,1
Rp.1.500.000 1 1,1 1,1 3,2
Rp.10.000.000 41 43,6 43,6 46,8
Rp.11.000.000 4 4,3 4,3 51,1
Rp.12.000.000 3 3,2 3,2 54,3
Rp.13.000.000 2 2,1 2,1 56,4
Rp.15.000.000 4 4,3 4,3 60,6
Rp.2.000.000 6 6,4 6,4 67,0
Rp.2.500.000 1 1,1 1,1 68,1
Valid Rp.25.000.000 1 1,1 1,1 69,1
Rp.3.000.000 4 4,3 4,3 73,4
Rp.4.000.000 5 5,3 5,3 78,7
Rp.5.000.000 5 5,3 5,3 84,0
Rp.6.000.000 2 2,1 2,1 86,2
Rp.7.000.000 8 8,5 8,5 94,7
Rp.8.000.000 2 2,1 2,1 96,8
Rp.9.000.000 3 3,2 3,2 100,0
Total 94 100,0 100,0
Sumber: Data Primer ( Diolah tahun 2021)
60
Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa jumlah responden dengan aset
awal per bulan Rp.1.000.000 pada penelitian ini sebanyak 2 orang (2,1%), responden
dengan asset awal per bulan Rp.1.500.000 pada penelitian ini sebanyak 1 orang
(1,1%), responden dengan aset awal per bulan Rp.10.000.000 pada penelitian ini
sebanyak 41 orang (43,6%) responden dengan aset awal per bulan Rp. 11.000.000
sebanyak 4 orang (4,3%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 12.000.000
sebanyak 3 orang (3,2%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 13.000.000
sebanyak 2 orang (2,1%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 15.000.000
sebanyak 4 orang (4,3%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 2.000.000
sebanyak 6 orang (6,4%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 2.500.000
sebanyak 1 orang (1,1%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 25.000.000
sebanyak 1 orang (1,1%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 3.000.000
sebanyak 4 orang (4,3%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 4.000.000
sebanyak 5 orang (5,3%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 5.000.000
sebanyak 5 orang (5,3%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 6.000.000
sebanyak 2 orang (2,1%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 7.000.000
sebanyak 8 orang (8,5%), responden dengan aset awal per bulan Rp. 8.000.000
sebanyak 2 orang (2,1%), dan responden dengan aset awal per bulan Rp. 9.000.000
Tabel 4.5
Jenis Usaha yang dijalankan
61
yang bergerak di sektor usaha fashion sebanyak 33 orang (23,4%), dan responden
Tabel 4.6
Omzet Penjualan Sebelum Menggunakan P2PL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Rp.1.500.000 2 2,1 2,1 2,1
Rp.12.000.000 5 5,3 5,3 7,4
Rp.13.000.000 1 1,1 1,1 8,5
Rp.15.000.000 1 1,1 1,1 9,6
Rp.17.000.000 1 1,1 1,1 10,6
Rp.2.000.000 4 4,3 4,3 14,9
Rp.2.500.000 1 1,1 1,1 16,0
Rp.20.000.000 1 1,1 1,1 17,0
Valid Rp.3.000.000 18 19,1 19,1 36,2
Rp.4.000.000 11 11,7 11,7 47,9
Rp.5.000.000 11 11,7 11,7 59,6
Rp.6.000.000 11 11,7 11,7 71,3
Rp.7.000.000 15 16,0 16,0 87,2
Rp.8.000.000 8 8,5 8,5 95,7
Rp.9.000.000 84 4,3 4,3 100,0
Total 94 100,0 100,0
Sumber: Data Primer ( Diolah tahun 2021)
62
Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa jumlah responden dengan omzet
penjualan sebelum menggunakan P2PL per bulan Rp.1.500.000 pada penelitian ini
P2PL per bulan Rp.12.000.000 sebanyak 5 orang (5,3%), responden dengan omzet
(1,1%), responden dengan omzet penjualan sebelum menggunakan P2PL per bulan
P2PL per bulan Rp.2.500.000 sebanyak 1 orang (1,1%), responden dengan omzet
(1,1%), responden dengan omzet penjualan sebelum menggunakan P2PL per bulan
sebelum menggunakan P2PL per bulan Rp.8.000.000 sebanyak 8 orang (8,5%), dan
Tabel 4.7
Omzet Penjualan Sesudah Menggunakan P2PL
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Rp.1.500.000 1 1,1 1,1 1,1
Rp.10.000.000 3 3,2 3,3 4,3
Rp.11.000.000 2 2,1 2,1 6,4
Rp.12.000.000 1 1,1 1,1 7,4
Rp.13.000.000 2 2,1 2,1 9,6
Rp.14.000.000 1 1,1 1,1 10,6
Rp.15.000.000 3 3,2 3,2 13,8
Rp.18.000.000 1 1,1 1,1 14,9
Rp.2.000.000 2 2,1 2,1 17,0
Rp.2.500.000 1 1,1 1,1 18,1
Valid Rp.20.000.000 1 1,1 1,1 19,1
Rp.3.000.000 8 8,5 8,5 27,7
Rp.4.000.000 12 12,8 12,8 40,4
Rp.5.000.000 10 10,6 10,6 51,1
Rp.6.000.000 8 8,5 8,5 59,6
Rp.7.000.000 16 17,0 17,0 76,6
Rp.8.000.000 8 8,5 8,5 85,1
Rp.8.500.000 1 1,1 1,1 86,2
Rp.9.000.000 13 13,8 13,8 100,0
Total 94 100,0 100,0
Sumber: Data Primer ( Diolah tahun 2021)
Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa jumlah responden dengan omzet
penjualan sesudah menggunakan P2PL per bulan Rp.1.500.000 pada penelitian ini
64
P2PL per bulan Rp.10.000.000 sebanyak 3 orang (3,2%), responden dengan omzet
(2,1%), responden dengan omzet penjualan sesudah menggunakan P2PL per bulan
P2PL per bulan Rp.15.000.000 sebanyak 3 orang (3,2%), responden dengan omzet
(1,1%), responden dengan omzet penjualan sesudah menggunakan P2PL per bulan
P2PL per bulan Rp.3.000.000 sebanyak 8 orang (8,5%), responden dengan omzet
(12,8%), responden dengan omzet penjualan sesudah menggunakan P2PL per bulan
pembiayaan
66
Tabel 4.8
Dekripsi Jawaban Responden Pada Variabel
Norma Subjektif
Item
Jawaban STS TS N S SS
Jawaban
Frekuensi 3 10 56 25
1
Persentase 3,2 10,6 59,6 26,6
Frekuensi 6 15 53 20
2
Persentase 6,4 16 56,4 21,3
Frekuensi 6 30 33 25
3 Persentase 6,4 31,9 35.1 26,6
pertama yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 25 orang atau 26,6%,
memilih untuk memberi jawaban netral sebanyak 10 orang atau 10,6%, yang
memilih untuk memberi jawaban tidak setuju sebanyak 3 orang atau 3,2%,
serta tidak ada responden yang memilih untuk menjawab sangat tidak setuju.
Pada poin pernyataan kedua, responden yang menjawab sangat setuju adalah
orang atau 56,4%, yang memilih untuk memberi jawaban netral sebanyak 15
orang atau 16%, yang memilih untuk memberi jawaban tidak setuju sebanyak
6 orang atau 6,4%,serta tidak ada responden yang memilih untuk menjawab
sangat tidak setuju. Pada poin pernyataan ketiga, responden yang menjawab
memberi jawaban netral sebanyak 30 orang atau 31,9%, yang memilih untuk
memberi jawaban tidak setuju sebanyak 6 orang atau 6,4%,serta tidak ada
2. Saya mampu dan mengerti dengan jelas dalam menggunakan P2PL Syariah.
Tabel 4.7
Dekripsi Jawaban Responden Pada
Variabel Effort Expectancy
Item
Jawaban STS TS N S SS
Jawaban
1 Frekuensi 4 15 51 24
68
pertama yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 24 orang atau 25,5%,
responden yang menjawab setuju sebanyak 51 orang atau 54,3%, yang memilih untuk
memberi jawaban netral sebanyak 15 orang atau 16%, yang memilih untuk memberi
tidak setuju sebanyak 4 orang atau 4,3%, serta tidak ada responden yang memilih
untuk menjawab sangat tidak setuju. Pada poin pernyataan kedua, responden yang
menjawab sangat setuju adalah sebanyak 21 orang atau 22,3%, responden yang
menjawab setuju sebanyak 33 orang atau 35,1%, yang memilih untuk memberi
jawaban netral sebanyak 34 orang atau 36,2%, yang memilih untuk memberi jawaban
tidak setuju sebanyak 6 orang atau 6,4%,serta tidak ada responden yang memilih
Pada poin pernyataan ketiga yang menjawab sangat setuju tidak ada
responden, responden yang menjawab setuju sebanyak 38 orang atau 40,4%, yang
memilih untuk memberi jawaban netral sebanyak 36 orang atau 38,3%, yang memilih
untuk memberi tidak setuju sebanyak 20 orang atau 21,3%, serta tidak ada responden
yang memilih untuk menjawab sangat tidak setuju. memilih untuk menjawab tidak
Tabel 4.9
Uji Validitas
nilai Nilai
Variabel Poin Ket
Rhitung Rtabel
Norma subjektif (X1) 1 0, 603 0, 203 Valid
2 0, 771 0, 203 Valid
3 0, 857 0, 203 Valid
Effort Expectancy (X2) 1 0, 743 0, 203 Valid
2 0, 774 0, 203 Valid
3 0, 799 0, 203 Valid
Behavioural Intention(Y) 1 0, 850 0, 203 Valid
2 0, 767 0, 203 Valid
3 0, 739 0, 203 Valid
Sumber: Data Primer (Diolah tahun 2021)
masing variabel dapat dilihat bahwa nilai rhitung > 0,203 sehingga dapat disimpulkan
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilias
Cronbach
Variabel Keterangan
Alpha
Norma Subjektif
0,611 Reliabel
(X1)
Effort Expectancy 0,657 Reliabel
70
(X2)
Behavioural
0, 691 Reliabel
Intention (Y)
Sumber: Data Primer (Diolah tahun 2021)
Berdasarkan tabel diatas dapat diliat bahwa dalam variabel penelitian ini nilai
Cronbach’s Alpha > 0.600. Hal ini menunjukan bahwa setiap pertanyaan dalam
variabel penelitian ini dapat dikatakan sudah reliabel dan dapat digunakan untuk
penelitian berikutnya.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Probability plot (P.P.Plot)
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa garis yang menggambarkan
pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa data terdistribusi dengan normal dan telah
maka akan terjadi masalah heteroskedastisitas yang suatu keadaan dimana varian
dari kesalahan pengganggu tidak sama untuk semua nilai variable bebas.
72
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Probability plot (P.P.Plot)
Berdasarkan gambar di atas maka dapat dijelaskan titik titik menyebar secara
acak diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heterokedastitas pada data yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.11
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Total.X1 ,664 1,506
Total.X2 ,664 1,506
Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2021)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwasanya norma Subjektif dan variable
effort expectancy memiliki nilai Tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10.
Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
a
1 ,758 ,574 ,562 1,615 1,762
Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2021)
sebanyak 74 dan jumlah variabel independen 3 (K=3), dl= 1.567, du= 1.678.
Sehingga 4-dl = 2,432 dan 4-du = 2,321. Dikarenakan du < d < 4-du = 1.678 <
yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dari
sering disebut dengan analisis statistik. Hasil pengolahan data analisis regresi
berikut:
Tabel 4.13
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,304 1,008 2,286 ,025
1 Total_x1 ,558 ,093 ,548 6,000 ,000
Total_x2 ,226 ,090 ,228 2,501 ,014
Sumber: Data Primer (Diolah tahun 2021)
Dari persamaan regresi dapat dilihat bahwa besar nilai konstanta adalah 1,519
hal ini berarti jika variabel norma subjektif (X1) dan variabel effort expectancy (X2)
konstan (bernilai 0), maka behavioural intention (Y) nilainya sebesar 2,304.
Koefisien regresi variael norma subjektif (X1) sebesar 0, 558 yang berarti bahwa jika
terjadi perubahan pada variabel effort expectancy sebesar 1 satuan skala likert maka
75
behavioural intention (Y) akan meningkat sebesar 0, 558. Koefisien regresi variabel
effort expectancy (X2) sebesar 0, 226 yang berarti bahwa jika terjadi perubahan pada
variabel norma subjektif (X1) sebesar 1 satuan skala likert maka behavioural
individu (parsial) ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini merupakan uji dua sisi yang dilakukan
kesalahan (α)=5%. Pengujian setiap koefisien regresi dikatakan signifikan bila nilai
probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0.05 (tingkat kepercayaan yang dipilih) maka
hipotesis alternatif (Ha) diterima, sebaliknya dikatakan tidak signifikan apabila nilai
probabilitas signifikansi lebih besar dari 0.05 (tingkat kepercayaan yang dipilih)
maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji-
t, yaitu:
1. Apabila thitung> ttabel, maka Tolak Ho Terima Ha artinya secara parsial terdapat
2. Apabila thitung< ttabel, maka Terima Ho Tolak Ha artinya secara parsial tidak ada
Tabel 4.13
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,304 1,008 2,286 ,025
1 Total_x1 ,558 ,093 ,548 6,000 ,000
Total_x2 ,226 ,090 ,228 2,501 ,014
Sumber: Data Primer (Diolah tahun 2021)
1. Norma Subjektif
a. Apabila thitung > ttabel, maka Tolak Ho Terima Ha artinya secara parsial norma
b. Apabila thitung< ttabel, maka Terima Ho Tolak Ha artinya secara parsial norma
diterima, hal ini berarti norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
behavioural intention. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 6,000 lebih
besar dari nilai t tabel (df = n-k) pada n = 94 sebesar 1.661 pada α = 5% dan nilai
a. Apabila thitung > ttabel, maka Tolak Ho Terima Ha artinya secara parsial effort
b. Apabila thitung > ttabel, maka Tolak Ho Terima Ha artinya secara parsial effort
diterima, hal ini berarti bahwa effort expectancy berpengaruh positif dan signifikan
terhadap behavioural intention. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar
2,501 lebih besar dari nilai t tabel (df = n-k) pada n = 94 sebesar 1.661 pada α = 5% dan
dependen dengan melihat nilai signifikan F. Bila F hitung > Ftabel dengan tingkat
signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen atau menerima hipotesis. Jika F hitung < Ftabel
dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan
hipotesis.
Tabel 4.15
Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 157,233 2 78,616 44,937 ,000b
1 Residual 159,203 91 1,749
Total 316,436 93
78
Dari diatas dapat diketahui bahwasanya nilai F hitung sebesar 44,937 dan nilai
signifikansi sebesar 0.000. dengan melihat kriteria pengujian secara simultan (df = N-
K = 94-3 = 91dan dk = K-1 = 3-1 = 2) sehingga di dapatkan nilai f-tabel sebesar 3.13.
Maka dapat di simpulkan nilai f-hitung > f-tabel sebesar 44,937 > 3.13 dan nilai
signifikan sebesar 0.000 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya terdapat
pengaruh secara bersamaan antara variabel norma subjektif dan variabel effort
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 ,705 ,497 ,486 1,323
Sumber: Data Primer (Diolah tahun 2021)
norma subjektif (X1), effort expectancy (X2), dengan behavioural intention (Y)
adalah 0 , 705 atau 70,5% sehingga dikategorikan memiliki tingkat korelasi kuat
yaitu berada pada rentang 0,610 –0,800. Nilai tersebut juga menunjukkan terdapat
79
positif.
ketepatan paling baik dalam analisa regresi dimana hal yang ditunjukkan oleh
determinasi (R2) nol variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap
dependent.
persentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas
Tabel 4.17
Hasil Uji Determinasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
yaitu sebesar 0,497. Maka dapat kita simpulkan bahwa variabel norma subjektif dan
behavioural intention yaitu sebesar 49,7%. Sisanya sebesar 42,6% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti atau di luar model penelitian ini.
perkembangan usaha UMKM. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai thitung
sebesar 3,882 > ttabel (df = n-k) n = 74 sebesar 1.666 pada nilai α = 5% dan
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. maka terdapat pengaruh antara X 1
Intention
terdapat pengaruh positif dan signifikan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
nilai thitung sebesar 7,243 > ttabel (df = n-k) n = 74 sebesar 1.666 pada nilai α
= 5% dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. maka terdapat pengaruh
BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
1.2. Saran
Arrum BPKB dan strategi pemasaran terhadap perkembangan usaha UMKM pada
diperhatikan:
tersebut perlu dilakukan agar para nasabah merasa nyaman dan dapat memperoleh
benefit semaksimal mungkin dari usaha atau UMKM yang mereka jalankan.
Adapun beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang
tertarik meneliti tentang pengaruh pembiayaan Arrum BPKB dan strategi pemasaran
UMKM agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.
dengan lebih baik. Penelitian selanjutnya juga diharapkan agar dapat ditunjang
perkembangan UMKM selain dari faktor pembiayaan Arrum BPKB dan faktor
strategi pemasaran.