Oleh :
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan segala rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
penulis telah menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan baik. Yang mana
yang kurang dalam proposal penelitian ini karena disebabkan oleh keterbatasan
khalayak banyak. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar
dukungan yang tidak terhitung jumlahnya dari berbagai pihak, sehingga proposal
ini dapat diselesaikan dengan maksimal. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
2. Kedua orang tua yang selalu senantiasa memberikan doa dan semangat.
i
3. Ibuk Tilawatil Ciseta Yoda, S.E, M.Si selaku dosen pengampu mata
laporan ini dan penulis mengharapkan agar apa yang penulis tuang dalam
proposal ini dapat berguna bagi kita semua, dan penulis juga menginginkan
Penulis.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rasio ROA BPR di Sumatera Barat Periode 2019-2021 ................. 4
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank yang
dikenal melayani para pengusaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
BPR adalah lembaga perbankan resmi yang diatur dalam 1 UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan dan diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 Bank adalah
simpanan, menjaminkan uang, dan membuat gadai atau menerbitkan apa yang
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dengan cara lain untuk meningkatkan
Bank berasal dari bahasa Italia “banque” atau Italia “Banca” yang berarti
disimpulkan bahwa usaha perbankan terdiri dari tiga kegiatan yaitu menghimpun
dan penyaluran dana merupakan kegiatan utama bank, sedangkan pemberian jasa
dilakukan dengan cara menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan wajib,
tabungan dan deposito. Biasanya disertai dengan hadiah yang menarik seperti
1
2
Menurut UU No. 21 Tahun 2008, BPR adalah bank tradisional yang tidak
menawarkan jasa pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
Terbatas atau PT, Koprasi atau Perusahaan Daerah (PBI No. 6/17/PBI/2004 Pasal
2). Operasional BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan bank umum lainnya.
Kegiatan BPR hanya meliputi penghimpunan dan penyaluran dana dinas, bahkan
wajib. Demikian pula dalam hal cakupan wilayah fungsional, BPR hanya terbatas
pada wilayah tertentu. Selain itu, pendirian BPR dengan modal awal yang relatif
lebih rendah dibandingkan dengan modal awal bank umum. Larangan BPR
lainnya adalah tidak dapat berpartisipasi dalam penyelesaian dan transaksi valuta
asing.
ukur kemajuan suatu negara. Semakin baik kondisi perbankan di suatu negara,
maka semakin baik perekonomian negara tersebut. Sektor perbankan harus dapat
penting bagi perekonomian negara. Oleh karena itu pihak perbankan harus
dari pencapaian manajemen dalam menggunakan sumber daya yang ada dalam
kinerja keuangan bank merupakan gambaran dari bentuk prestasi yang dicapai
maupun teknologi.
Indikator yang tepat dalam menilai kinerja keuangan suatu bank adalah
perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Semakin tinggi
profitabilitas bank, maka semakin baik kinerja bank tersebut. Profitabilitas dapat
yang mana juga digunakan oleh peneliti sebelumnya yaitu Kardina Sariwening
antara Laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Semakin
besar ROA suatu bank, maka semakin besar tingkat keuntungan bank dan semakin
4
baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset, begitu pula sebaliknya.
Periode 2019-2021
ROA
No Nama BPR
2019 2020 2021 Mean
1 BPR Tilatang kamang 2.02 1.05 1.25 1.44
BPR Lumbung Pitih Nagari
2 1.99 1.19 1.13
Panampung 1.44
3 BPR Mutiara Pesisir 0.99 0.65 0.95 0.86
4 BPR Gebu Harapan 0.30 0.64 1.24 0.73
5 BPR Gema Ampekkoto Sejahtera 0.50 0.49 0.65 0.55
6 BPR Raga Dana Sejahtera 1.06 1.42 2.78 1.75
7 BPR Tjahaja Baru 1.45 3.41 3.37 2.74
8 BPR Nagari Kasang 0.92 1.31 0.81 1.01
9 BPR VII Koto 2.13 1.33 0.70 1.39
10 BPR Ganto Nagari 1954 2.72 0.88 0.92 1.51
11 BPR Gudam 0.07 0.49 0.44 0.33
12 BPR LPN PANDAI SIKEK 1.40 1.40 1.04 1.28
13 BPR Malibu 0.13 0.29 0.29 0.24
14 BPR Pariangan 1.81 0.80 0.85 1.15
15 BPR Rangkiang Nagari 1.49 1.42 0.89 1.27
Mean 1.27 1.12 1.15 1.18
Sumber:https://www.ojk.go.id 2019-2021(diolah)
Tabel 1.1 diatas menunjukkan hanya ada dua Bank Pengkreditan Rakyat
Asset (ROA) setiap tahun, yaitu BPR Gebu Harapan dan BPR Raga Dana
mengalami kenaikan dan penurunan Return On Asset (ROA) yang berbeda tiap
tahun.
rasio keuangan. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), dan Biaya Operasional Terhadap
Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Biaya Operasional Terhadap
Adequacy Ratio) (CAR), Likuiditas (Cash Ratio) (CR), dan Efisiensi (Biaya
penting dalam upaya pengembanganya. Modal bagi suatu bank memiliki fungsi
operasional bank dapat berjalan dengan lancar apabila bank tersebut memiliki
modal yang cukup sehingga pada saat-saat mengalami kerugian, bank tetap dalam
tujuan. Modal sendiri disebut juga dengan apa yang diperlukan untuk
positif bagi perbankan. Selain itu, Tingkat kecukupan modal yang memadai dapat
melindungi sebuah bank mengalami kerugian dari aktivitas operasional yang tidak
terduga (Anjani, 2014). Kecukupan modal merupakan rasio yang bertujuan untuk
memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas yang
Oleh karenanya dalam penelitian ini Aspek permodalan dapat diukur salah
satunya dengan rasio Capital Adequacy Ratio. CAR adalah rasio yang
(kredit, penyertaan, surat berharga,tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
(Dendawijaya, 2005:121 dalam Dewi dkk, 2014). CAR juga merupakan indikator
dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan
modal yang dimilikinya. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan
bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif
Adequacy Ratio) juga dilakukan oleh penelitian terdahulu, diteliti oleh Ulfan
7
2016-2020 (2021).
Tidak hanya kecukupan modal saja yang menjadi tolak ukur dari suatu
kinerja keuangan bank, faktor lain yang juga harus diperhatikan oleh bank adalah
likuiditas. Secara teknis likuiditas itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan
pendek (Uremadu et al., 2012 dalam Prasetyo and Darmayanti, 2015). Likuiditas
yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan (Sari, 2013). likuiditas
pembayaran atas kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh bank yang jatuh tempo
dalam waktu dekat (kurang dari satu tahun) atau sering disebut kewajiban jangka
bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan
kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat
ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Likuiditas
akan timbul apabila bank tidak mampu mengelola keuangannya dengan baik, jika
hal tersebut terjadi dan tidak bisa diatasi maka akan memberikan dampak yang
uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai di satu pihak
dengan jumlah utang lancar di lain pihak. Semakin besar perbandingan tersebut,
semua kewajiban bank yang segera harus dibayar (Wahdi dalam Suparyanto dan
Rosad, 2020).
cash ratio menurut Kasmir (2012:138) adalah alat yang dipergunakan untuk
mengukur sampai seberapa besar uang kas yang tersedia untuk digunakan
membayar hutang. Ketersediaan uang kas bisa dilihat dari ketersediaan dana kas
atau setara dengan kas, seperti tabungan di bank atau rekening giro (yang suatu
saat bisa ditarik). Rasio ini bisa dikatakan menunjukan kemampuan yang
sebenarnya bagi perusahaan dalam hal ini bank untuk membayar hutang-hutang
Arika Putri dengan judul Pengaruh Cash Rasio (CR) dan Loan to Deposit Ratio
Selain kecukupan modal dan likuiditas faktor yang juga harus diperhatikan
oleh bank adalah tingkat efisiensi. Efisiensi dalam perbankan merupakan salah
satu parameter kinerja yang banyak digunakan karena mempunyai jawaban atas
kesehatan bank maupun tingkat efisiensinya dapat dilihat dari berbagai indikator
salah satu indikatornya adalah laporan keuangan dari bank yang bersangkutan.
9
depan (Bisri, 2016). Bank dapat dikatakan efisien apabila mencapai nilai
rendah mencerminkan kinerja bank yang semakin baik, hal ini dikarenakan bank
tinggi mencerminkan bahwa bank kurang efisien dalam mengelola sumber dana
dan aktiva yang dimilikinya untuk mendapatkan laba, dimana hal tersebut dapat
2016).
penelitian sebelumnya yaitu oleh Inda Dwi Komarawati dengan judul Pengaruh
Keuangan Dengan Risiko Kredit Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Bank
Konvensional selama periode penelitian (2019-2021), dapat dilihat pada tabel 1.2
sebagai berikut:
10
Terhadap ROA.
menjadi 41,93%), selaras dengan ROA yang juga ikut menurun (1,27% menjadi
1,12%). Konsisten dengan nilai CAR yang mengalami penurunan pada tahun
2021 (40,33%) namun tidak searah dengan ROA yang naik dari 1,12% pada tahun
berbeda dengan ROA yang mengalami penurunan (1.27% menjadi 1.12%), pada
86,32%) sejalan dengan ROA yang juga ikut andil mengalami penurunan (1,27%
menjadi 1,12%). Pada tahun 2021 BOPO mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya (87,73%) selaras dengan nilai ROA yang juga ikut mengalami
Berdasarkan tabel 1.2, fenomena gab tampak pada variabel CAR dan CR.
Konsistensi hubungan tidak searah antara CAR dan ROA terjadi pada tahun 2020-
2021. Namun pada tahun 2019-2020 hubungan antara CAR dan ROA
11
menunjukkan arah yang sama. Pada variabel CR dan ROA konsistensi hubungan
tidak searah ikut terjadipada tahun 2019-2020. Namun pada tahun 2020-2021
rasio ROA serta tentang bagaimana pengaruh dari kecukupan modal yang
CR (Cash Ratio) serta efisiensi yang didukung oleh operasional dengan objek
2021”.
4. Pembatasan sampel pada penelitian ini hanya pada Bank Pengkreditan Rakyat
Kota Padang.
pernyataan sebagai rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Barat.
1. Bagi peneliti
dipelajari.
2. Bagi perusahaan
Sebagai acuan untuk melihat dimana letak kesalahan dan kekurangannya serta
untuk menjaga kinerja yang baik. Penelitian ini juga berkontribusi pada
Sangat penting bagi calon pelanggan untuk mengetahui hal ini. Jika seorang
calon nasabah mengetahui bagaimana kinerja bank yang baik dan dapat
menentukan bank yang baik itu, akan lebih mudah bagi nasabah untuk
peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi. Hasil
Rakyat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian BPR dan Pengaturan Hak BPR Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
bentuk tabungan, deposito berjangka dan/atau bentuk lain yang disamakan dengan
itu dan uang langsung untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berusaha.
didasarkan pada prinsip tradisional atau prinsip syariah yang tidak menawarkan
layanan transaksi pembayaran dalam operasinya. Menurut Budi santoso, hak atau
b. memberikan kredit
15
16
a. Bank Desa
b. Lumbung Desa
b. Bank Pasar
a. Perusahaan Daerah
b. Koperasi
c. Perseroan Terbatas
dipercepat.
pedesaan.
17
rentenir.
2. Tujuan BPR
masyarakat pedesaan.
para petani, nelayan dan para pedagang kecil di desa dapat terhindar dari
rendah pendidikannya.
tempat yang dekat, aman, dan mudah untuk menyimpan uang bagi
penabung kecil.
tersebut, sehingga dapat diketahui apakah posisi keuangan bank tersebut baik atau
buruk pada suatu periode tertentu. Selain itu, kinerja keuangan adalah keadaan
atau kondisi keuangan suatu bank dengan perhatian khusus pada aspek
penghimpunan dana dan penyalur dana, yang dapat diukur dengan menggunakan
perusahaan-perusahaan setiap saat atau secara berkala, sama halnya dengan bank
upaya untuk mengetahui kondisi bisnis saat ini serta memudahkan dalam
menentukan kebijakan bisnis di masa yang akan datang tujuannya adalah untuk
adalah upaya formal untuk menilai efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan mengukur kinerja
dianggap sukses ketika telah mencapai kinerja tertentu tertentu. Kinerja keuangan
bank adalah deskripsi posisi keuangan bank selama periode waktu tertentu, baik
19
2014).
adalah rasio yang paling tepat untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
secara efisien dan efektif. Semakin tinggi profitabilitas bank, semakin baik hasil
bank tersebut. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ROA karena ROA dapat digunakan sebagai indikator efisiensi bank dalam
antara laba bank (sebelum pajak) dengan total asetnya. Rasio ini menunjukkan
(Riyadi, 2006:156).
bank dan juga meningkatkan posisi bank dalam hal dana yang disalurkan. ROA
kompensasi berdasarkan aset yang dimiliki. Rasio ini merupakan nilai yang sangat
menggunakan dananya.
20
Tabel 2.1
(NPL), Risiko Pasar (NIM), Permodalan (CAR), dan Likuiditas (LDR). Dan juga
(PI), 2) Internal Rate of Return (IRR), 3) Break Event Point (BEP), 4) Capital
Kecukupan modal (CAR), NPL, LDR, efisien (BOPO) dan Likuiditas (Cash
Ratio). Beberapa faktor tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara
1. Kecukupan modal
bank. Oleh karena itu, pada prinsipnya bank harus memiliki modal yang
bank. Semakin besar jumlah modal yang dimiliki bank, semakin besar
sehingga semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank. Oleh
karena itu, semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan, semakin tinggi
Tabel 2.2
Keterangan Kriteria
2. Likuiditas
sebagian besar bank mengelola dana jangka pendek atau dana yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh publik. Oleh karena itu, bank harus
bank dikatakan likuid jika bank tersebut mampu membayar giro jangka
muncul.
Ratio). Rasio kas merupakan instrumen yang mengukur seberapa besar kas
pinjaman yang harus segera dilunasi dengan dana likuid bank (Fabiana
semakin tinggi Cash Ratio maka semakin besar persediaan kas sehingga
karena kas tidak beredar tetapi bertahan sebagai kas. Dalam dunia
perbankan, rasio likuiditas harus berada pada level yang tepat agar dapat
25
meningkatkan keuntungan.
Komponen alat likuid semua jenis bank adalah sama dan terdiri dari: 1)
Kas Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. 2) Giro Pada Bank Indonesia Pos ini
adalah giro milik bank pelapor pada Bank Indonesia. Jumlah tersebut tidak
boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank
pelapor dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas kredit yang disetujui
Tabel 2.3
Keterangan Kriteria
3. Efisiensi
Eng (2013), BOPO juga merupakan rasio yang mengukur efisiensi suatu
bank. Rasio BOPO disebut juga dengan Rasio Efisiensi karena mengukur
dan pada akhirnya melemahkan laba atau profitabilitas bank yang terkena
Rasio BOPO yang rendah mencerminkan kinerja bank yang lebih baik
BOPO = x 100%
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Penelitian Terdahulu
Teknik Analisis
No Peneliti dan Judul Penelitian Data Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
kecukupan modal yang berlaku harus memenuhi standar internasional. CAR atau
sering disebut dengan rasio kecukupan modal merupakan modal dasar yang harus
berharga, tagihan dari bank lain) yang menjelaskan bahwa itu adalah indikator
(utang), dll.
kinerja perusahaan digunakan rasio ROA, dimana nilai rasio ROA didapat dari
semakin tinggi CAR, semakin kuat kemampuan bank untuk mengambil risiko
pinjaman dan fasilitas manufaktur yang tidak aman. Jika nilai CAR tinggi (8%
terhadap kinerja keuangan (ROA). Dan ada juga pendapat dari peneliti lain yakni
Ulfan Nurkhalifa dkk (2021) bahwasanya nilai CAR tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap ROA, setara dengan pendapat Inda Dwi Komarawati (2021)
kewajibannya ketika tanggal jatuh tempo disebabkan oleh arus kas dan kas dan
tersedia dan disimpan di bank. Atau, rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan
untuk membandingkan total kas (kas) dan setara kas perusahaan dengan
kewajiban lancar perusahaan. Pada dasarnya, rasio kas merupakan evolusi dari
rasio cepat dan digunakan untuk menentukan sejauh mana dana (aset lancar)
kemungkinan, yaitu ROA. Rumus ROA mencakup laba bersih dan total aset. Laba
bersih dan total aset diperoleh dari laporan keuangan. Tingkat risiko likuiditas
kepada nasabah dalam bentuk pinjaman, semakin sedikit total dana menganggur
bank dan semakin banyak bunga yang diperoleh bank untuk bank.
Cash Ratio (CR) perusahaan dianggap ideal jika lebih besar dari satu.
Artinya perusahaan memiliki likuiditas yang baik. Sebaliknya, jika rasio total kas
kurang dari 1, maka total utang atau kewajiban lebih besar dari kas dan setara kas.
Ini berarti perusahaan memiliki lebih sedikit uang tunai untuk melunasi hutang
jangka pendek. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shadina Arika Putri
(2020) bahwa Cash Ratio (CR) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak
bagi bank, efisiensi merupakan aspek terpenting yang perlu diperhatikan dalam
industri perbankan . Rasio beban usaha terhadap laba usaha (BOPO) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional suatu bank.
Semakin rendah rasio BOPO maka kinerja bank semakin baik karena bank
tinggi rasio BOPO maka laba bank semakin rendah karena tidak adanya efisiensi
negatif terhadap kinerja keuangan (ROA), setara dengan pendapat Inda Dwi
negatif dan signifikan terhadap ROA. Pendapat lain datang dari Ulfan Nurkhalifa
likuiditas dan efisiensi perbankan di sektor perbankan. Hal ini telah diamati oleh
judul penulis dan memilih variabel dan topik penelitian yang relevan dengan latar
penelitian agar dapat dilakukan pengolahan data dan memberikan hasil penelitian
CAR, CR, dan BOPO terhadap ROA. Berikut ilustrasi kerangka konseptual yang
Kecukupan Modal
H1
H2 Kinerja Keuangan
Likuiditas
H3
Efisiensi
H4
terikat (Y) yaitu Return On Assets (ROA). Dilanjutkan dengan pengaruh variabel
bebas kedua ( 2) yaitu Cash Ratio (CR) terhadap variabel terikat (Y) dan
Operasional (BOPO) terhadap variabel terikat yaitu (Y) yaitu Return On Assets
(ROA).
mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut
tinjauan pustaka, dan tinjauan penelitian dapat ditarik dengan suatu hipotesis atau
(ROA).
METODOLOGI PENELITIAN
deskriptif kuantitatif, yang pada intinya mengubah data penelitian menjadi angka-
dengan cara menguji hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan untuk
berdasarkan sifat data dan juga analisis data. Penelitian ini merupakan penelitian
Keuangan (OJK) Indonesia, dalam penelitian ini input datanya dari 2019-2021.
37
38
Penelitian ini menggunakan data yang dapat di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) Indonesia.
sifat atau nilai dari orang lain, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan. oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi :
atau biasa dikatakan sebagai variabel (X), yang menjadi variabel independen pada
penelitian adalah kecukupan modal (CAR), likuiditas (CR), dan efisiensi (BOPO).
dipengaruhi atau akan menjadi hasil dari variabel bebas. Variabel terikat adalah
penelitian ini variabel terikat atau variabel Y adalah kinerja keuangan Bank
peristiwa atau hal-hal yang ingin diteliti oleh peneliti. Dengan kata lain, populasi
adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2017),
tetapi dapat juga berarti benda atau apapun di dunia) yang memiliki ciri-ciri
khusus yang penting menurut ukuran yang diinginkan untuk dipelajari. Populasi
penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat Konvensional Sumatera Barat yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tidak kurang dari 94 BPR. Namun, kali
penelitian, sampel juga disebut sebagai bagian dari populasi. Menurut Sugiyono
(2018), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Dalam
Tabel 3.1
Jumlah
No Kriteria Banyak
Bank Pengkreditan Rakyat
Konvensional Sumatera Barat yang
1 94
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
Indonesia Periode (2019-2021)
Bank Pengkreditan Rakyat
Konvensional kabupaten-kota selain
2 56
Kab.Agam, Kab.Padang Pariaman,
Kab.Tanah Datar, dan Kota Padang.
Bank Pengkreditan Rakyat
Konvensional tidak lengkap
3 7
mempublikasi laporan keuangan
terhitung dari (2019-2021)
Bank Pengkreditan Rakyat
4 Konvensional yang memiliki laba minus 16
periode (2019-2021)
Jumlah Sampel 15
Yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu 15 Bank Pengkreditan Rakyat
Tabel 3.2
2 Panampung Kab.Agam
Sumber : https://ojk.go.id
42
Siagian & Sugiarto (2000: 18) menyatakan bahwa data kuantitatif adalah
data berbentuk angka, yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah data yang
yaitu: Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Beban Operasional
2019-2021.
data primer yang diperoleh dari pihak lain, atau data primer yang diolah lebih
lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain, biasanya
disajikan dalam bentuk tabel atau bagan. Siagian dan Sugiarto (2000)
yang siap pakai dan dapat memberikan informasi untuk pengambilan keputusan,
meskipun data tersebut masih dalam proses. Data sekunder adalah sumber
diperantarai, atau dapat juga dikutip dalam bentuk buku-buku, bukti-bukti yang
ada, arsip atau catatan baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
oleh lembaga tertentu dan dipublikasikan atau dipublikasikan secara berkala untuk
kepentingan umum.
Periode data penelitian yang mencakup periode 2019-2021 dirasa cukup mewakili
seperti: sumber data mana yang digunakan, teknik apa yang digunakan, instrumen
www.ojk.go.id.
tingkat kesehatan Bank seperti dari literatur, jurnal – jurnal, media massa dan
Data yang digunakan dalam uji hipotesis klasik adalah data sekunder,
sehingga beberapa uji klasik berdasarkan model regresi harus diuji untuk
dependen dan independen dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah model dengan data berdistribusi normal. Uji
0,05, atau 5%. Jika hasil signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi (≥ 0,05)
lebih kecil dari taraf signifikansi (< 0,05), maka distribusi data tidak normal.
linier antara variabel bebas dari model regresi (Sutrisno, 2017). Model regresi
tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0.10 dan
nilai VIF < 10, maka disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model
regresi. Begitu juga sebaliknya, jika nilai toleransi < 0,10 dan nilai VIF > 10,
menunjukkan adanya korelasi antara residual periode t dengan residual periode t-1
(periode sebelumnya) (Sutrisno, 2017). Model regresi yang baik adalah tidak
Tabel 3.3
Anda dapat melihat plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dan
residual SRESID. Jika tidak ada pola tertentu dan titik-titik terdistribusi secara
acak baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y, maka disimpulkan
fungsional antar variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen.
Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis
pengaruh CAR, CR, dan BOPO terhadap ROA, sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
α = Konstanta
CR = Cash Ratio
ε = Error
a. Uji T
Uji-t adalah uji yang benar ketika residual berdistribusi normal dan
ketika varians dari distribusi perlu diestimasi, dan juga lebih mudah
tes ini, jumlahnya adalah 5%, dimana kriteria probabilitas akan dijelaskan
b) Jika f hitung > f tabel atau sig < 0,05 artinya signifikan Berpengaruh
variabel Y.
tingkat R2 kecil berarti kemampuan variabel bebas sangat kecil atau dapat
dikatakan lemah. Begitu juga sebaliknya jika nilai R2 tinggi atau mencapai
atau laba dalam periode tertentu. Yang digunakan peneliti untuk kinerja keuangan
Semakin tinggi ROA suatu bank, semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dan posisi bank dari segala pengguna asset juga semakin
a. Kecukupan Modal
Klasifikasi aset dan modal sangat terstandarisasi dan oleh karena itu diberi
bobot risiko.
CAR =
50
b. Likuiditas
mengukur seberapa banyak kas yang tersedia untuk membayar hutang. Rasio
c. Efisiensi
BOPO = x 100%
DAFTAR PUSTAKA
A.Totok, Budi Santoso, Sigit Triandari, Y . Sri Susilo, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Selemba Empat, Jakarta , 2013,hlm,111.
Bank Indonesia. 2004. "Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Perihal
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum". Bank Indonesia. 31
Mei 2004. Jakarta.
Peraturan Bank Indonesia BPR No. 31/8/DPBPR 2006 Tentang Penilaian Aspek
Kinerja Keuangan
52
Surat Edaran BI No.15/41/DKMP 1 Oktober 2013
Bank Indonesia. 2011. "Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP Perihal
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum". Bank Indonesia. 25 Oktober
2011. Jakarta.
Pandia, F. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta.
Siagian, D., & Sugiarto. (2000). Metode Statistika: Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Juliandi, A., Irfan, & Manurung, S. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis: Konsep
dan Aplikasi. Medan: UMSU Press.
Sutrisno. (2017). Riset Keuangan dan Perbankan Berbasis SPSS. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Ekonisia.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.
Ghozali. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
53
Dan Risiko Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di LQ 45, Buku III Dan Buku IV Periode 2017-2019. Jurnal
EMBA.
Tan Sau Eng. 2013. Pengaruh Net Interest Msrgin, Biaya Operasional Pendapatan
Operasional, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan &Capital
Adequecy Ratio Terhadap ROA Bank Internasional Dan Bank Nasional
Go Publik Periode 2007-2010. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1 No.3
Anjani, Dewa Ayu dan Ni Ketut Purnawati, 2014. Pengaruh Non Performing
54
Loan, Likuiditas dan Rentabilitas Terhadap Rasio Kecukupan Modal.
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, Vol. 3, No. 4, ISSN 2302-8912,
p. 1140-1154.
Juwita, S., Dewa, P., Raga, J., Prasetyo, F. I., & Rimawan, E. (2018). Effect of
CAR ( Capital Adequacy Ratio ), BOPO ( Operational Costs on
Operational Revenues ) and LDR ( Loan to Deposit Ratio ) to ROA (
Return on Assets ) PD Bank Pasar Bogor City. 3(6), 305–309.
Putri, Shadina Arika (2020). Pengaruh Cash Ratio (CR) Loan to Deposit Ratio
(LDR) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Tridinanti, Palembang 2020.
55
Wiarta, Iqra. (2020). Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Likuiditas Dan
Operasioal Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia (Studi
Empiris Pada Bri Syariah. Jurnal Development, Vol 8 No 1 Juni 2020.
Universitas Muhammadiyah Jambi.
Peraturan Bank Indonesia nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat
Syariah.
https://ojk.go.id.
56