Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS, DAN EFISIENSI


TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PENGKREDITAN RAKYAT
KONVENSIONAL (BPR) DI SUMATERA BARAT
TAHUN 2019-2021

Oleh :

Reski Wulan Dari


1910070530063

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian

Dalam Rangka Penulisan Proposal Awal Metodologi Penelitian Pada

Program Sarjana FE-Unbrah

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Dengan segala rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan nikmat dan keberkahan serta kelancaran kepada penulis, manakala

penulis telah menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan baik. Yang mana

proposal ini diberi judul “Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Dan

Efisiensi Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pengkreditan Rakyat

Konvensional (BPR) Di Sumatera Barat Tahun 2019-2021.” (Studi Kasus

Mahasiswa Angkatan 2019 Universitas Baiturrahmah Padang tahun 2022).

Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari adanya berbagai aspek

yang kurang dalam proposal penelitian ini karena disebabkan oleh keterbatasan

dan kemampuan yang penulis miliki. Kendati demikian penulis berusaha

menyelesaikan proposal ini dengan sebaik mungkin agar bermanfaat untuk

khalayak banyak. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar

penulis bisa lebih baik lagi dalam menyuguhkan proposal ini.

Dalam penyusunan proposal ini, penulis mendapatkan bimbingan dan

dukungan yang tidak terhitung jumlahnya dari berbagai pihak, sehingga proposal

ini dapat diselesaikan dengan maksimal. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan kemudahan dalam

menyelesaikan proposal ini.

2. Kedua orang tua yang selalu senantiasa memberikan doa dan semangat.

i
3. Ibuk Tilawatil Ciseta Yoda, S.E, M.Si selaku dosen pengampu mata

kuliah Metodologi Penelitian Bisnis dalam menyusun Proposal Penelitian

Awal yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat

menyelesaikan proposal ini.

4. Sahabat dan teman-teman yang selalu mendukung dan memberikan

inspirasi- inspirasi selama penulis melakukan penelitian.

Akhir kata, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak

terkait yang senantiasa membimbing dan membantu peneliti dalam menyelesaikan

laporan ini dan penulis mengharapkan agar apa yang penulis tuang dalam

proposal ini dapat berguna bagi kita semua, dan penulis juga menginginkan

berbagai masukan dan kritikan sehingga dapat memberikan banyak motivasi

untuk kesempurnaan proposal ini.

Padang, Januari 2023

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang penelitian ............................................................................ 1

1.2 Batasan Masalah......................................................................................... 11

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 12

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 13

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ............................................................................................... 15

2.1.1 Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 15

2.1.2 Kinerja Keuangan ..................................................................... 17

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan ........... 20

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 28

2.3 Hubungan Antar Variabel .......................................................................... 31

2.3.1 Hubungan Kecukupan modal Capital Adequancy Ratio (CAR)

terhadap Kinerja Keuangan Return On Assets (ROA) ...................... 31

2.3.2 Hubungan Likuiditas Cash Ratio (CR) terhadap Kinerja


Keuangan Return On Assets (ROA) .................................................. 32

2.3.3 Hubungan Efisiensi Biaya Operasional dan Pendapatan


Operasional (BOPO) terhadap Kinerja Keuangan Return On Assets
(ROA) ................................................................................................ 33

2.4 Kerangka Konseptual ................................................................................. 34

2.5 Hipotesis Penelitian.................................................................................... 35

iii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 37

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 37

3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................... 38

3.3.1 Variabel Independen ................................................................. 38

3.3.2 Variabel Dependen.................................................................... 38

3.4 Populasi Dan Sampel ................................................................................. 38

3.5 Jenis Data Dan Sumber Data...................................................................... 42

3.5.1. Jenis Data ................................................................................. 42

3.5.2 Sumber Data.............................................................................. 42

3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 43

3.6.1. Observasi Tidak Langsung ...................................................... 43

3.6.2. Penelitian Kepustakaan ............................................................ 43

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................. 44

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 44

3.7.2 Uji Normalitas ........................................................................... 44

3.7.3 Uji Multikolinearitas ................................................................. 44

3.7.4 Uji Autokorelasi ........................................................................ 45

3.7.5 Uji Heteroskedastisitas.............................................................. 46

3.7.6 Uji Linear Regresi Berganda .................................................... 46

3.8 Definisi Konsep dan Operasional Variabel ................................................ 48

3.8.1 Variabel Dependen.................................................................... 48

3.8.2 Variabel Independen ................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rasio ROA BPR di Sumatera Barat Periode 2019-2021 ................. 4

Tabel 1.2 perbandingan variabel penelitian (CAR, CR, Dan BOPO)


Terhadap ROA BPR di Sumatera Barat Periode 2019-2021 ........................... 10

Tabel 2.1 Kerangan tingkatan nilai ROA ......................................................... 20

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian CAR ................................................................... 23

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian CR ....................................................................... 26

Tabel 2.4 Keterangan Tentang Nilai BOPO .................................................... 27

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28

Tabel 3.1 Persyaratan Pemilihan Sampel ......................................................... 40

Tabel 3.2 Daftar Sampel Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional


Sumatera Barat yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia ... 41

Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Durbin Watson ......................................... 45

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 35

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank yang

dikenal melayani para pengusaha usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

BPR adalah lembaga perbankan resmi yang diatur dalam 1 UU No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan dan diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 Bank adalah

lembaga perantara keuangan yang pada prinsipnya berwenang menerima

simpanan, menjaminkan uang, dan membuat gadai atau menerbitkan apa yang

disebut obligasi. Menurut UU Perbankan, bank adalah suatu usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dengan cara lain untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat banyak.

Bank berasal dari bahasa Italia “banque” atau Italia “Banca” yang berarti

bank tempat pertukaran uang. Dari pengertian bank menurut Undang-undang

Perbankan No. 10 Republik Indonesia tanggal 10 November 1998 dapat

disimpulkan bahwa usaha perbankan terdiri dari tiga kegiatan yaitu menghimpun

dana, memindahkan dana dan memberikan jasa perbankan lainnya. Penghimpunan

dan penyaluran dana merupakan kegiatan utama bank, sedangkan pemberian jasa

perbankan lainnya hanya merupakan kegiatan penunjang. Penghimpunan dana

dilakukan dengan cara menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan wajib,

tabungan dan deposito. Biasanya disertai dengan hadiah yang menarik seperti

1
2

bunga dan hadiah untuk merangsang masyarakat. Kegiatan yang mengarahkan

dana kepada masyarakat seperti pinjaman.

Menurut UU No. 21 Tahun 2008, BPR adalah bank tradisional yang tidak

menawarkan jasa pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Bentuk hukum dapat berupa: Perseroan

Terbatas atau PT, Koprasi atau Perusahaan Daerah (PBI No. 6/17/PBI/2004 Pasal

2). Operasional BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan bank umum lainnya.

Kegiatan BPR hanya meliputi penghimpunan dan penyaluran dana dinas, bahkan

pada saat penghimpunan dana, BPR tidak diperkenankan menerima simpanan

wajib. Demikian pula dalam hal cakupan wilayah fungsional, BPR hanya terbatas

pada wilayah tertentu. Selain itu, pendirian BPR dengan modal awal yang relatif

lebih rendah dibandingkan dengan modal awal bank umum. Larangan BPR

lainnya adalah tidak dapat berpartisipasi dalam penyelesaian dan transaksi valuta

asing.

Selanjutnya Bank Pengkreditan Rakyat juga dapat dikatakan sebagai tolak

ukur kemajuan suatu negara. Semakin baik kondisi perbankan di suatu negara,

maka semakin baik perekonomian negara tersebut. Sektor perbankan harus dapat

terus meningkatkan kinerja keuangannya karena peran sektor perbankan sangat

penting bagi perekonomian negara. Oleh karena itu pihak perbankan harus

memperhatikan jalannya kinerja keuangannya. Kinerja keuangan adalah gambaran

dari pencapaian manajemen dalam menggunakan sumber daya yang ada dalam

perusahaan untuk menghasilkan profit yang optimal (Mansyur,2017).


3

Kinerja keuangan bank adalah gambaran dari keadaan atau kondisi

keuangan perusahaan, pada periode-periode tertentu yang menyangkut aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dana, biasa diukur dengan indikator

kecukupan modal, likuiditas dan juga probabilitas, sedangkan untuk pengertian

kinerja keuangan bank merupakan gambaran dari bentuk prestasi yang dicapai

oleh bank dari kegiatan operasionalnya, baik berhubungan dengan aspek

pemasaran, sebagai penghimpun dana, penyalur dana, sumber daya manusia

maupun teknologi.

Indikator yang tepat dalam menilai kinerja keuangan suatu bank adalah

dengan melihat tingkat profitabilitasnya yang dapat diukur melalui laporan

keuangan bank yang bersangkutan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Semakin tinggi

profitabilitas bank, maka semakin baik kinerja bank tersebut. Profitabilitas dapat

dihitung dengan menggunakan Return on Asset (ROA).

Sebelumnya kinerja keuangan bank dapat diukur menggunakan rasio ROA

yang mana juga digunakan oleh peneliti sebelumnya yaitu Kardina Sariwening

dengan judul Pengaruh Rasio Likuiditas, Kecukupan Modal Dan Efisiensi

Operasional Terhadap Kinerja Keuangan Bank Suatu Studi Komperatif Pada

Bank Umum Nasional Dan Bank Asing (2017).

ROA adalah rasio kinerja keuangan yang menunjukkan perbandingan

antara Laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menunjukkan tingkat

efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Semakin

besar ROA suatu bank, maka semakin besar tingkat keuntungan bank dan semakin
4

baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset, begitu pula sebaliknya.

Berikut merupakan rasio ROA pada 15 Bank Pengkreditan Rakyat

Konvensional di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlokasi di Sumatera Barat

yaitu: 4 Kabupaten-Kota (Kab.Agam, Kab.Padang Pariaman, Kab.Tanah Datar,

Kota Padang) pada tiga tahun terakhir.

Tabel 1.1 Rasio ROA BPR di Sumatera Barat

Periode 2019-2021

ROA
No Nama BPR
2019 2020 2021 Mean
1 BPR Tilatang kamang 2.02 1.05 1.25 1.44
BPR Lumbung Pitih Nagari
2 1.99 1.19 1.13
Panampung 1.44
3 BPR Mutiara Pesisir 0.99 0.65 0.95 0.86
4 BPR Gebu Harapan 0.30 0.64 1.24 0.73
5 BPR Gema Ampekkoto Sejahtera 0.50 0.49 0.65 0.55
6 BPR Raga Dana Sejahtera 1.06 1.42 2.78 1.75
7 BPR Tjahaja Baru 1.45 3.41 3.37 2.74
8 BPR Nagari Kasang 0.92 1.31 0.81 1.01
9 BPR VII Koto 2.13 1.33 0.70 1.39
10 BPR Ganto Nagari 1954 2.72 0.88 0.92 1.51
11 BPR Gudam 0.07 0.49 0.44 0.33
12 BPR LPN PANDAI SIKEK 1.40 1.40 1.04 1.28
13 BPR Malibu 0.13 0.29 0.29 0.24
14 BPR Pariangan 1.81 0.80 0.85 1.15
15 BPR Rangkiang Nagari 1.49 1.42 0.89 1.27
Mean 1.27 1.12 1.15 1.18
Sumber:https://www.ojk.go.id 2019-2021(diolah)

Tabel 1.1 diatas menunjukkan hanya ada dua Bank Pengkreditan Rakyat

Konvensional pada periode 2019-2021 yang mengalami peningkatan Return On

Asset (ROA) setiap tahun, yaitu BPR Gebu Harapan dan BPR Raga Dana

Sejahtera. Sedangkan 13 Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional lainnya


5

mengalami kenaikan dan penurunan Return On Asset (ROA) yang berbeda tiap

tahun.

Prediksi terhadap Return on Assets (ROA) dapat dilakukan dengan analisis

rasio keuangan. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital

Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), dan Biaya Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO). Bank yang sehat memiliki kemampuan untuk

menghasilkan laba. Alasan dipilihnya rasio-rasio tersebut dalam penelitian ini

didasarkan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu antara

Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Biaya Operasional Terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap

Return on Assets (ROA).

Memperhatikan adanya fenomena Return on Assets (ROA) masing-masing

Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional yang berfluktuatif pada periode 2019-

2021, maka penelitian ini menguji pengaruh Kecukupan Modal (Capital

Adequacy Ratio) (CAR), Likuiditas (Cash Ratio) (CR), dan Efisiensi (Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) (BOPO) terhadap Return on

Assets (ROA) pada Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional tahun 2019-2021.

Dalam mengembangkan suatu usaha, kecukupan modal merupakan faktor

penting dalam upaya pengembanganya. Modal bagi suatu bank memiliki fungsi

sebagai sumber utama pembiayaan terhadap kegiatan operasional. Kegiatan

operasional bank dapat berjalan dengan lancar apabila bank tersebut memiliki

modal yang cukup sehingga pada saat-saat mengalami kerugian, bank tetap dalam

posisi yang aman karena memiliki cadangan modal.


6

Kecukupan modal didefinisikan sebagai suatu yang berkaitan dengan

keberlanjutan bank karena pencapaian siklus pendapatan harus sesuai dengan

tujuan. Modal sendiri disebut juga dengan apa yang diperlukan untuk

menyelenggarakan jasa perbankan. Permodalan yang memadai memiliki implikasi

positif bagi perbankan. Selain itu, Tingkat kecukupan modal yang memadai dapat

melindungi sebuah bank mengalami kerugian dari aktivitas operasional yang tidak

terduga (Anjani, 2014). Kecukupan modal merupakan rasio yang bertujuan untuk

memastikan bahwa bank dapat menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas yang

dilakukannya (Sianturi, 2012 dalam Prasetyo and Darmayanti 2015).

Oleh karenanya dalam penelitian ini Aspek permodalan dapat diukur salah

satunya dengan rasio Capital Adequacy Ratio. CAR adalah rasio yang

memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

(kredit, penyertaan, surat berharga,tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana

modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di

luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang), dan lain-lain

(Dendawijaya, 2005:121 dalam Dewi dkk, 2014). CAR juga merupakan indikator

terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat

dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan

modal yang dimilikinya. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan

bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif

yang berisiko (Wardiah, 2013 dalam Margaretha dan Zai, 2013).

Pengukuran kecukupan modal menggunakan rasio CAR (Capital

Adequacy Ratio) juga dilakukan oleh penelitian terdahulu, diteliti oleh Ulfan
7

Nurkhalifa, Asep Machpudin dan Rike Setiawati dengan judul penelitian

Pengaruh Kecukupan modal Dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Umum Konvensional Di Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2020 (2021).

Tidak hanya kecukupan modal saja yang menjadi tolak ukur dari suatu

kinerja keuangan bank, faktor lain yang juga harus diperhatikan oleh bank adalah

likuiditas. Secara teknis likuiditas itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan

terus menerus perusahaan maupun perbankan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek (Uremadu et al., 2012 dalam Prasetyo and Darmayanti, 2015). Likuiditas

adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat

membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit

yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan (Sari, 2013). likuiditas

merupakan kemampuan suatu bank dalam memenuhi atau menyediakan alat

pembayaran atas kewajiban-kewajiban yang dimiliki oleh bank yang jatuh tempo

dalam waktu dekat (kurang dari satu tahun) atau sering disebut kewajiban jangka

pendek (Sari, 2013). Likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan

kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat

ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Likuiditas

akan timbul apabila bank tidak mampu mengelola keuangannya dengan baik, jika

hal tersebut terjadi dan tidak bisa diatasi maka akan memberikan dampak yang

buruk bagi bank itu sendiri.

Pengertian lain dari likuiditas yaitu sebagai perbandingan antara jumlah


8

uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai di satu pihak

dengan jumlah utang lancar di lain pihak. Semakin besar perbandingan tersebut,

semakin likuid perusahaan, begitu pula sebaliknya. Likuiditas bank diartikan

semua kewajiban bank yang segera harus dibayar (Wahdi dalam Suparyanto dan

Rosad, 2020).

Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas yaitu CR (Cash Ratio).

cash ratio menurut Kasmir (2012:138) adalah alat yang dipergunakan untuk

mengukur sampai seberapa besar uang kas yang tersedia untuk digunakan

membayar hutang. Ketersediaan uang kas bisa dilihat dari ketersediaan dana kas

atau setara dengan kas, seperti tabungan di bank atau rekening giro (yang suatu

saat bisa ditarik). Rasio ini bisa dikatakan menunjukan kemampuan yang

sebenarnya bagi perusahaan dalam hal ini bank untuk membayar hutang-hutang

jangka pendek. Penelitian sebelumnya juga menggunakan rasio CR untuk

menghitung likuiditas yaitu penelitian yang dilakukan oleh penelitian Shadina

Arika Putri dengan judul Pengaruh Cash Rasio (CR) dan Loan to Deposit Ratio

(LDR) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2020).

Selain kecukupan modal dan likuiditas faktor yang juga harus diperhatikan

oleh bank adalah tingkat efisiensi. Efisiensi dalam perbankan merupakan salah

satu parameter kinerja yang banyak digunakan karena mempunyai jawaban atas

kesulitan-kesulitan dalam hal hitung-menghitung ukuran kinerja bank. Tingkat

kesehatan bank maupun tingkat efisiensinya dapat dilihat dari berbagai indikator

salah satu indikatornya adalah laporan keuangan dari bank yang bersangkutan.
9

Dengan laporan keuangan bank tersebut dapat dikalkulasikan sejumlah rasio

keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk memprediksi dan mengantisipasi masa

depan (Bisri, 2016). Bank dapat dikatakan efisien apabila mencapai nilai

maksimum satu sedangkan bank dikatakan inefisien apabila nilainya dapat

berkurang sampai nol (Fabiana Meijon Fadul 2019).

Untuk mengukur efisiensi bank, indikator yang digunakan adalah rasio

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio BOPO juga

disebut rasio efisiensi karena digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

dalam mengendalikan biaya operasional (Sariwening 2018). Rasio BOPO yang

rendah mencerminkan kinerja bank yang semakin baik, hal ini dikarenakan bank

dapat mengelola biaya operasionalnya dengan efisien. Sebaliknya, BOPO yang

tinggi mencerminkan bahwa bank kurang efisien dalam mengelola sumber dana

dan aktiva yang dimilikinya untuk mendapatkan laba, dimana hal tersebut dapat

mengikis modal bank, sehingga kesehatan bank dapat terganggu (Haryanto,

2016).

Rasio BOPO digunakan untuk mengukur efisiensi juga dilakukan pada

penelitian sebelumnya yaitu oleh Inda Dwi Komarawati dengan judul Pengaruh

Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja

Keuangan Dengan Risiko Kredit Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Bank

Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2021).

Kondisi CAR, CR, BOPO dan ROA Bank Pengkreditan Rakyat

Konvensional selama periode penelitian (2019-2021), dapat dilihat pada tabel 1.2

sebagai berikut:
10

Tabel 1.2 Perbandingan Variabel Penelitian (CAR, CR, Dan BOPO)

Terhadap ROA.

Rasio 2019 2020 2021


CAR % 46.95 41.93 40.33
CR % 16.51 20.08 22.55
BOPO % 88.27 86.32 87.73
ROA % 1.27 1.12 1.15
Sumber:https://www.ojk.go.id 2019-2021(diolah)

Rasio CAR pada tahun 2019-2020 menunjukkan penurunan (46,95%

menjadi 41,93%), selaras dengan ROA yang juga ikut menurun (1,27% menjadi

1,12%). Konsisten dengan nilai CAR yang mengalami penurunan pada tahun

2021 (40,33%) namun tidak searah dengan ROA yang naik dari 1,12% pada tahun

sebelumnya menjadi 1,15%.

CR pada tahun 2019-2020 mengalami kenaikan (16,51% menjadi 20,08%)

berbeda dengan ROA yang mengalami penurunan (1.27% menjadi 1.12%), pada

tahun 2021 CR mengalami kenaikan (22.55%) sejalan dengan ROA yang

mengalami kenaikan (1.15%) pada tahun sebelumnya.

BOPO pada tahun 2019-2020 menunjukkan penurunan (88,27% menjadi

86,32%) sejalan dengan ROA yang juga ikut andil mengalami penurunan (1,27%

menjadi 1,12%). Pada tahun 2021 BOPO mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya (87,73%) selaras dengan nilai ROA yang juga ikut mengalami

kenaikan (1,15%) menunjukkan konsistensi hubungan yang searah.

Berdasarkan tabel 1.2, fenomena gab tampak pada variabel CAR dan CR.

Konsistensi hubungan tidak searah antara CAR dan ROA terjadi pada tahun 2020-

2021. Namun pada tahun 2019-2020 hubungan antara CAR dan ROA
11

menunjukkan arah yang sama. Pada variabel CR dan ROA konsistensi hubungan

tidak searah ikut terjadipada tahun 2019-2020. Namun pada tahun 2020-2021

antara CR dan ROA menunjukkan arah yang sama.

Berdasarkan fenomena masalah diatas peneliti memiliki minat untuk

melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan yang dihitung menggunakan

rasio ROA serta tentang bagaimana pengaruh dari kecukupan modal yang

dihitung menggunakan rasio CAR, likuiditas yang dihitung menggunakan rasio

CR (Cash Ratio) serta efisiensi yang didukung oleh operasional dengan objek

ukur menggunakan BOPO terhadap kinerja suatu bank.

Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena masalah, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kecukupan

Modal, Likuiditas, Dan Efisiensi Terhadap Kinerja Keuangan Bank

Pengkreditan Rakyat Konvensional (BPR) Di Sumatera Barat Tahun 2019-

2021”.

1.2 Batasan Masalah

Peneliti akan memberikan batasan masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini, adapun dalam masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Penulis fokus membahas kecukupan modal, likuiditas, dan efisiensi yang

Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional hadapi.

2. Penulis memberi batasan bahwa kecukupan modal dihitung menggunakan

rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), likuiditas dihitung dengan

menggunakan rasio CR (Cash Ratio), dan efisiensi dihitung menggunakan

rasio BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional).


12

3. Penulis memfokuskan kinerja keuangan yang dihitung menggunakan rasio

ROA (Return On Asset).

4. Pembatasan sampel pada penelitian ini hanya pada Bank Pengkreditan Rakyat

Konvensional di Sumatera Barat dengan kriteria 4 kabupaten-kota yakninya

yang berada di Kab.Agam, Kab.Padang Pariaman, Kab.Tanah Datar, Dan

Kota Padang.

5. Penulis memberi batasan periode penelitian dari tahun 2019-2021.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, jadi dapat diajukan

pernyataan sebagai rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kecukupan modal (CAR) terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional di Sumatera Barat ?

2. Bagaimana pengaruh likuiditas (CR) terhadap kinerja keuangan (ROA) pada

Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional di Sumatera Barat?

3. Bagaimana pengaruh efisiensi (BOPO) terhadap kinerja keuangan (ROA)

pada Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional di Sumatera Barat?

4. Bagaimana pengaruh kecukupan modal (CAR), likuiditas (CR), dan efisiensi

(BOPO) terhadap kinerja keuangan (ROA) pada Bank Pengkreditan Rakyat

Konvensional di Sumatera Barat?


13

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal (CAR) terhadap kinerja

keuangan (ROA) pada Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional di Sumatera

Barat.

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas (CR) terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional di Sumatera Barat.

3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi (BOPO) terhadap kinerja keuangan

(ROA) pada Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional di Sumatera Barat.

4. Untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal (CAR), likuiditas (CR), dan

efisiensi (BOPO) terhadap kinerja keuangan (ROA) pada Bank Pengkreditan

Rakyat Konvensional di Sumatera Barat.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Kajian tersebut akan membantu peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang

telah diperoleh selama menempuh studi di program studi Manajemen di

Fakultas Ekonomi Universitas Baiturrahmah. Serta bertujuan untuk

mengetahui tentang kinerja keuangan dan mempraktikkan apa yang telah

dipelajari.

2. Bagi perusahaan

Sebagai acuan untuk melihat dimana letak kesalahan dan kekurangannya serta

untuk menjaga kinerja yang baik. Penelitian ini juga berkontribusi pada

manajemen perusahaan dan memungkinkan bank untuk mengambil risiko.


14

3. Bagi pengguna jasa perbankan

Sangat penting bagi calon pelanggan untuk mengetahui hal ini. Jika seorang

calon nasabah mengetahui bagaimana kinerja bank yang baik dan dapat

menentukan bank yang baik itu, akan lebih mudah bagi nasabah untuk

mengetahui bank mana yang akan diinvestasikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Gunakan penelitian ini sebagai panduan untuk mempersiapkan skripsi dan

sebagai panduan untuk menyelidiki kekurangan dalam skripsi ini. Sehingga

peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih baik lagi. Hasil

penelitian ini dapat mengispirasi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan

penelitian lanjutan mengenai sektor kinerja keuangan Bank Pengreditan

Rakyat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Bank Pengkreditan Rakyat

Pengertian BPR dan Pengaturan Hak BPR Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

adalah lembaga keuangan perbankan yang menerima simpanan hanya dalam

bentuk tabungan, deposito berjangka dan/atau bentuk lain yang disamakan dengan

itu dan uang langsung untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berusaha.

didasarkan pada prinsip tradisional atau prinsip syariah yang tidak menawarkan

layanan transaksi pembayaran dalam operasinya. Menurut Budi santoso, hak atau

perjanjian yang dapat diikuti oleh BPR adalah sebagai berikut:

a. Penghimpunan dana yang diterima dari masyarakat dalam bentuk

tabungan, deposito dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

b. memberikan kredit

c. Menyediakan pembiayaan dan investasi sesuai dengan prinsip syariah

sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Menginvestasikan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI),

tabungan dan/atau deposito pada bank lain.

Jenis –Jenis BPR Berdasarkan Undang-undang perbankan No 10 tahun 1998,

BPR diklasifikasikan menjadi:

1. BPR Badan Perkreditan Desa terdiri dari:

15
16

a. Bank Desa

b. Lumbung Desa

2. BPR Bukan Badan Kredit Desa terdiri dari:

a. BPR eks LDK

b. Bank Pasar

c. BKPD (Bank karya produksi Desa)

3. LDKP (lembaga Dana dan Kredit Pedesaan)

Adapun bentuk hukum BPR adalah:

a. Perusahaan Daerah

b. Koperasi

c. Perseroan Terbatas

d. Bentuk Lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

Fungsi dan Tujuan BPR menurut Suparyanto dan Rosad (2020)

1. Adapun fungsi BPR adalah sebagai berikut:

a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau tidak

memiliki akses ke bank umum.

b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami pola

nasional agar akselerasi pembangunan di sektor pedesaan dapat lebih

dipercepat.

c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat

pedesaan.
17

d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap

pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari jeratan

rentenir.

2. Tujuan BPR

Pendirian BPR memiliki tujuan, yaitu :

a. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi

masyarakat pedesaan.

b. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan sehingga

para petani, nelayan dan para pedagang kecil di desa dapat terhindar dari

lintah darat, pengijon dan pelepas uang.

c. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah

dan sesederhana mungkin sebab yang dilayani adalah orang-orang relatif

rendah pendidikannya.

d. Ikut serta memobilisasi modal untuk keperluan pembangunan dan turut

membantu rakyat dalam berhemat dan menabung dengan menyediakan

tempat yang dekat, aman, dan mudah untuk menyimpan uang bagi

penabung kecil.

2.1.2 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan salah satu contoh pencapaian manajemen

dalam menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan laba yang

optimal (Mansyur, 2017). Sejarah keuangan bank dapat diketahui dengan

menganalisis informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan bank


18

tersebut, sehingga dapat diketahui apakah posisi keuangan bank tersebut baik atau

buruk pada suatu periode tertentu. Selain itu, kinerja keuangan adalah keadaan

atau kondisi keuangan suatu bank dengan perhatian khusus pada aspek

penghimpunan dana dan penyalur dana, yang dapat diukur dengan menggunakan

kecukupan modal, likuiditas, dan probabilitas.

Analisis terhadap kinerja perusahaan sangat perlu dilakukan oleh suatu

perusahaan-perusahaan setiap saat atau secara berkala, sama halnya dengan bank

yang selain untuk kepentingan manajemen, pemilik ataupun pemerintah sebagai

upaya untuk mengetahui kondisi bisnis saat ini serta memudahkan dalam

menentukan kebijakan bisnis di masa yang akan datang tujuannya adalah untuk

menunjukkan perubahan dalam prestasi operasi dimasa lalu dan membantu

menggambarkan trend pola perusahaan tersebut, untuk kemudian menunjukkan

peluang dan risiko yang melekat pada perusahaan tersebut.

Menurut Wicaksana (2016), mengukur kinerja keuangan penting sebagai

sarana atau indikator untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan agar

dapat bersaing secara efektif dan efisien dengan perusahaan lain.

Menurut Hery (2016:13) dalam Wicaksana (2016) kinerja keuangan

adalah upaya formal untuk menilai efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan

dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan mengukur kinerja

keuangan dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan ekonomi

perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Sebuah perusahaan

dianggap sukses ketika telah mencapai kinerja tertentu tertentu. Kinerja keuangan

bank adalah deskripsi posisi keuangan bank selama periode waktu tertentu, baik
19

dari perspektif penggalangan dana maupun penyaluran, dan biasanya diukur

terhadap ukuran kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank (Jumingan,

2014).

Menurut Inda Dwi Komarawati (2021), profitabilitas dapat dihitung

dengan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Profitabilitas

adalah rasio yang paling tepat untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

secara efisien dan efektif. Semakin tinggi profitabilitas bank, semakin baik hasil

bank tersebut. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ROA karena ROA dapat digunakan sebagai indikator efisiensi bank dalam

menghasilkan laba total.

Menurut Juwita dkk (2018), ROA merupakan metrik yang mengukur

kemampuan manajemen bank untuk menghasilkan laba dan mendorong kinerja

bisnis bank. ROA merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan

antara laba bank (sebelum pajak) dengan total asetnya. Rasio ini menunjukkan

efisiensi pengelolaan kekayaan yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan

(Riyadi, 2006:156).

ROA yang tinggi dapat meningkatkan nilai keuntungan yang diperoleh

bank dan juga meningkatkan posisi bank dalam hal dana yang disalurkan. ROA

dapat digunakan untuk melihat apakah departemen manajemen telah menerima

kompensasi berdasarkan aset yang dimiliki. Rasio ini merupakan nilai yang sangat

berguna ketika seseorang ingin mengetahui seberapa baik suatu perusahaan

menggunakan dananya.
20

ROA dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Tabel 2.1

Kerangan tingkatan nilai ROA

No Tingkat Nilai Keterangan

1 ROA > 1.5% Sangat sehat

2 1.25 < ROA ≤ 1.15% Sehat

3 0.5% ROA ≤ 1.25% Cukup sehat

4 0% < ROA ≤ 0.5% Kurang sehat

5 ROA ≤ 12% Tidak sehat

Sumber: surat edaran BI No 6/23/DPNP/2004

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan.

Faktor-faktor kinerja keuangan pada bank menurut Didik Purwoko dan

Bambang Sudiyatno tersebut adalah Efisiensi Operasi (BOPO), Risiko Kredit

(NPL), Risiko Pasar (NIM), Permodalan (CAR), dan Likuiditas (LDR). Dan juga

aspek penilaian tentang Kinerja Keuangan Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

BPR No. 31/8/DPBPR 2006, disebutkan bahwa Penilaian Aspek Kinerja

Keuangan BPR akan menggunakan metrik keuangan, yaitu: 1) Profitability Index

(PI), 2) Internal Rate of Return (IRR), 3) Break Event Point (BEP), 4) Capital

Adequacy Ratio (CAR), 5) Return on Assets (ROA), 6) Loan to Deposit Ratio

(LDR), 7) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), 8) Non

Performing Loan (NPL).


21

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja bank antara lain adalah

Kecukupan modal (CAR), NPL, LDR, efisien (BOPO) dan Likuiditas (Cash

Ratio). Beberapa faktor tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara

pada perolehan laba (profitabilitas) perusahaan perbankan (Simorangkir, 2022).

1. Kecukupan modal

Modal merupakan faktor penting bagi bank untuk menyerap segala

kemungkinan risiko kerugian dan untuk lebih mengembangkan usaha

bank. Oleh karena itu, pada prinsipnya bank harus memiliki modal yang

cukup untuk meminimalkan kemungkinan risiko komersial yang dihadapi

bank. Semakin besar jumlah modal yang dimiliki bank, semakin besar

kebutuhan bank tersebut untuk mengelola semua risiko penurunan yang

mungkin terjadi agar bank tersebut dapat memperkuat kepercayaan publik.

Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan rasio tertentu yang

disebut rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio. Berdasarkan

SE BI No.15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013, CAR atau Rasio

Kecukupan Modal Minimum yang selanjutnya disingkat KPMM adalah

rasio antara modal dengan ATMR sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Modal Minimum Bank Indonesia untuk bank komersial.

Menurut Juwita dkk (2018) CAR adalah kecukupan modal yang

mencerminkan seberapa besar bank mempertahankan modalnya dengan

mengukur, mengidentifikasi, mengelola dan mengendalikan risiko yang

dapat mempengaruhi tingkat modal. Dari sini dapat disimpulkan bahwa


22

CAR adalah tingkat kecukupan modal yang diperlukan untuk menutup

risiko kerugian bank.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas perbankan Indonesia

memberlakukan kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8% dari

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pada bank berdasarkan

standar Bank for International Settlements (BIS).

Berdasarkan SE BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011

perhitungan CAR sebagai berikut:

Semakin tinggi CAR, semakin banyak ekuitas yang dapat digunakan

untuk membiayai aset produktif atau menutupi kerugian atas investasi,

sehingga semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank. Oleh

karena itu, semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan, semakin tinggi

keuntungan bank tersebut.

Ketentuan Rasio kecukupan modal Bank Indonesia dalam Peraturan

Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 tentang penilaian tingkat

kecukupan modal bank.


23

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian CAR

Keterangan Kriteria

Sangat Sehat CAR >12%

Sehat 9% ≤ CAR < 12%

Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%

Kurang Sehat 6% ≤ CAR < 8%

Tidak Sehat CAR ≤ 6%

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP Tahun 2011

2. Likuiditas

Likuiditas mengacu pada kemampuan bank untuk menyediakan dana

yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya. Dalam perbankan,

pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks, karena

sebagian besar bank mengelola dana jangka pendek atau dana yang

sewaktu-waktu dapat ditarik oleh publik. Oleh karena itu, bank harus

memperhatikan kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu.

Bank harus memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi

kewajiban jangka pendek setiap nasabahnya, sehingga setiap bank harus

dapat menjaga likuiditasnya secara memadai karena ketika bank

kekurangan likuiditas maka akan mengganggu sistem perbankan secara

keseluruhan. Menurut DRS.H.Chairuddin Nst (2002), bank dianggap

likuid apabila dapat memenuhi kewajibannya untuk menarik uang dari


24

deposan atau peminjam atau debitur. Sedangkan menurut Pandia (2012),

bank dikatakan likuid jika bank tersebut mampu membayar giro jangka

pendek, tabungan, deposito berjangka dan pinjaman bank serta memenuhi

permintaan pinjaman tepat waktu.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs (2007),

peringkat likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk

memelihara tingkat likuiditas yang memadai. Tujuan penilaian likuiditas

adalah untuk menilai kemampuan Bank dalam mempertahankan tingkat

likuiditas yang memadai, termasuk mengantisipasi risiko likuiditas yang

muncul.

Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah CR (Cash

Ratio). Rasio kas merupakan instrumen yang mengukur seberapa besar kas

yang tersedia untuk membayar utang (Simorangkir, 2022). Rasio likuiditas

merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk membayar

pinjaman yang harus segera dilunasi dengan dana likuid bank (Fabiana

Meijon Fadul 2019). Selain itu, menurut Apriansyah Rahman (2010),

semakin tinggi Cash Ratio maka semakin besar persediaan kas sehingga

pembayaran kewajiban segera tidak menimbulkan kesulitan. Dalam Jurnal

Manajemen (2003:88) menjelaskan bahwa rasio kas yang terlalu tinggi

juga mengurangi kemungkinan menghasilkan laba yang lebih besar,

karena kas tidak beredar tetapi bertahan sebagai kas. Dalam dunia

perbankan, rasio likuiditas harus berada pada level yang tepat agar dapat
25

berfungsi dengan baik, membayar kewajiban jangka pendek dan

meningkatkan keuntungan.

Cash Ratio diformulasikan sebagai berikut :

Budi Iswanto (2007) menjelaskan bahwa dana likuid bank yang

berbentuk kas (cash) merupakan bagian dari kekayaan (wealth) bank.

Komponen alat likuid semua jenis bank adalah sama dan terdiri dari: 1)

Kas Pos ini pada neraca bank terdiri atas uang kertas dan uang logam yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia. 2) Giro Pada Bank Indonesia Pos ini

adalah giro milik bank pelapor pada Bank Indonesia. Jumlah tersebut tidak

boleh dikurangi dengan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank

pelapor dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas kredit yang disetujui

tetapi belum digunakan oleh Bank Indonesia. Komponen utang segera

terdiri dari giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan

liabilitas jangka pendek lainnya.


26

Tabel 2.3

Kriteria Penilaian Cash Ratio

Keterangan Kriteria

Sehat CR (> 4.05)

Cukup Sehat CR (3,30% s/d < 4,05%)

Kurang Sehat CR (2,55% s/d < 3,30%)

Tidak sehat CR (2,55% >)

Sumber: Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007

3. Efisiensi

Menurut Inda Dwi Komarawati (2021), efisiensi adalah ukuran kinerja

operasi perusahaan secara keseluruhan, berdasarkan kemampuan

menghasilkan output yang maksimal dengan mengoptimalkan input yang

ada. Untuk mengukur efisiensi bank digunakan rasio beban operasional

terhadap laba operasional (BOPO) sebagai indikator. Menurut Tan Sau

Eng (2013), BOPO juga merupakan rasio yang mengukur efisiensi suatu

bank. Rasio BOPO disebut juga dengan Rasio Efisiensi karena mengukur

kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional. Setiap

kenaikan biaya operasional mengakibatkan hilangnya laba sebelum pajak

dan pada akhirnya melemahkan laba atau profitabilitas bank yang terkena

dampak (Dendawijaya, 2009).


27

Rasio BOPO yang rendah mencerminkan kinerja bank yang lebih baik

karena bank dapat mengelola biaya operasionalnya secara efektif.

Sebaliknya, BOPO yang tinggi mencerminkan bank kurang efisien dalam

mengelola sumber dana dan aset untuk pengembalian, yang dapat

melemahkan permodalan bank dan mengakibatkan terganggunya

operasional perbankan (Haryanto, 2016).

Rasio BOPO dihitung dengan menggunakan formula :

BOPO = x 100%

Penilaian BOPO membuktikan bahwa semakin rendah nilai BOPO maka,

kinerja perbankan menjadi lebih efisien.

Tabel 2.4

Keterangan Tentang Nilai BOPO

No Tingkat Nilai Keterangan

1 BOPO ≤ 94% Sangat sehat

2 94% < BOPO ≤ 95% Sehat

3 95% < BOPO ≤ 96% Cukup sehat

4 96 < BOPO ≤ 97% Kurang sehat

5 BOPO > 97% Tidak sehat

Sumber: surat edaran BI No 6/23/DPNP/2004


28

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.5

Penelitian Terdahulu

Teknik Analisis
No Peneliti dan Judul Penelitian Data Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

kecukupan modal (CAR)


Kadek avenisari Aprianti, Ni berpengaruh negatif
Memiliki
Putu Yulia Mendera, Desak terhadap kinerja keuangan Memiliki variabel Y
perbedaan
Ayu Sri Ary Bhegawati Metode penelitian (ROA). Likuiditas (LDR) yang sama serta
pada
(2021) yang digunakan berpengaruh positif variabel X yang sama
tempat
1 Pengaruh kecukupan modal, adalah Teknik terhadap Kinerja Keuangan dan juga sama-sama
penelitian
likuiditas dan efisiensi Purposive (ROA). n Efisiensi meneliti Bank
yaitu di
operasional terhadap bank Sampling. Operasional (BOPO) Pengkreditan Rakyat
Kota
pengkreditan rakyat (BPR) di berpengaruh negatif (BPR).
Denpasar.
Kota Denpasar 2015-2018. terhadap kinerja keuangan
(ROA).
29

Iqra Wiarta (2020) Pengaruh


CAR berpengaruh negatif Memiliki
Rasio Kecukupan Modal,
Teknik analisis yang terhadap ROA. BOPO Memiliki variabel Y perbedaan
likuiditas dan operasional
digunakan adalah berpengaruh negatif yang sama, dan yaitu objek
2 terhadap kinerja keuangan
regresi linear terhadap ROA, sedangkan variabel X yang penelitian
Bank Syariah di Indonesia
berganda. untuk variabel FDR sama. pada Bank
(Studi Empiris pada BRI
berpengaruh positif Syariah.
Syariah)
terhadap ROA.

Kecukupan modal (CAR) Memiliki


tidak berpengaruh perbedaan
Inda Dwi Komarawati (2021) signifikan terhadap kinerja pada objek
Pengaruh kecukupan modal, keuangan Bank Umum penelitian
likuiditas dan efisiensi Metode penelitian Swasta Nasional yang yakni pada
terdaftar di Bursa Efek Memiliki Variabel Y
operasional terhadap kinerja yang digunakan Bank
Indonesia. Likuiditas yang sama serta
3 keuangan dengan risiko kridit adalah Teknik Umum
(FDR) tidak berpengaruh variabel X yang
sebagai variabel intervening Purposive Swasta
signifikan terhadap kinerja sama.
(Studi Bank Umum Swasta Sampling. Nasional
Nasional Yang Terdaftar di keuangan Bank Umum Yang
Bursa Efek Indonesia) Swasta Nasional yang Terdaftar di
terdaftar di Bursa Efek Bursa Efek
Indonesia. variabel BOPO Indonesia.
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA.
30

kecukupan modal (CAR)


tidak memiliki pengaruh Memiliki
signifikan terhadap kinerja perbedaan
keuangan perbankan pada objek
Ulfan Nurkhalifa, Asep
(ROA) umum konvensional penelitian
Machpudin, Rike Setiawati
Metode penelitian yang terdaftar di bursa efek yaitu pada
(2021) Pengaruh kecukupan Memiliki variabel Y
yang digunakan Indonesia periode 2016- perbankan
modal dan efisiensi yang sama dan juga
4 adalah Teknik 2020. Rasio efisiensi Umum
operasional terhadap kinerja dua variabel X yang
Purposive operasional (BOPO) konvension
keuangan perbankan Umum sama.
Sampling. memiliki pengaruh al di Bursa
konvensional di Bursa efek
signifikan terhadap kinerja efek
Indonesia periode 2016-2020.
keuangan perbankan Indonesia
(ROA) umum konvensional periode
di bursa efek Indonesia 2016-2020.
2016-2020.
Memiliki
Kardina Sariwening (2017) Variabel Likuiditas (LDR) perbedaan
Pengaruh rasio likuiditas, berpengaruh positif dan pada objek
Metode penelitian
kecukupan modal dan signifikan terhadap ROA. penelitian
yang digunakan Memiliki persamaan
efisiensi operasional terhadap Variabel CAR berpengaruh yaitu pada
5 adalah Teknik pada variabel Y dan
kinerja keuangan Bank suatu positif dan signifikan Bank
Purposive X.
Studi komparatif pada Bank terhadap ROA. variabel Umum
Sampling.
Umum nasional dan Bank BOPO berpengaruh negatif nasional
asing. dan signifikan terhadap dan Bank
ROA. Asing.
31

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Hubungan Kecukupan modal Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Kinerja Keuangan Return On Assets (ROA)

Peraturan Perbankan Indonesia No.10/15/PBI/2008 Dalam rangka

membangun sistem perbankan yang kuat di dalam negeri dan internasional

berkembang, kompetitif dan tangguh, struktur bank, persyaratan dan perhitungan

kecukupan modal yang berlaku harus memenuhi standar internasional. CAR atau

sering disebut dengan rasio kecukupan modal merupakan modal dasar yang harus

dipenuhi oleh suatu bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, CAR

mensyaratkan bahwa aset bank berisiko tinggi (pinjaman, investasi, surat

berharga, tagihan dari bank lain) yang menjelaskan bahwa itu adalah indikator

yang menunjukkan berapa banyak yang diperoleh. Dana pemerintah, kredit

(utang), dll.

Kinerja keuangan adalah sebuah gambar atau pemaparan kondisi keuangan

suatu perusahaan pada periode tertentu, untuk melakukan penilaian terhadap

kinerja perusahaan digunakan rasio ROA, dimana nilai rasio ROA didapat dari

perbandingan laba bersih dan total aset.

Hubungan antara rasio kecukupan modal dan kinerja keuangan, yaitu

semakin tinggi CAR, semakin kuat kemampuan bank untuk mengambil risiko

pinjaman dan fasilitas manufaktur yang tidak aman. Jika nilai CAR tinggi (8%

menurut ketentuan Bank Indonesia), berarti bank dapat membiayai operasional

bank, kondisi yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank.


32

Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Avenisari A, dkk (2021), Iqra

Wiarta (2020) menjelaskan bahwa kecukupan modal (CAR) berpengaruh negatif

terhadap kinerja keuangan (ROA). Dan ada juga pendapat dari peneliti lain yakni

Ulfan Nurkhalifa dkk (2021) bahwasanya nilai CAR tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap ROA, setara dengan pendapat Inda Dwi Komarawati (2021)

berpendapat bahwasanya kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kardina Sariwening (2017) yang memiliki pendapat bahwsanya variabel

CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

2.3.2 Hubungan Likuiditas Cash Ratio (CR) terhadap Kinerja Keuangan

Return On Assets (ROA)

Risiko likuiditas adalah ketidak mampuan bank untuk memenuhi

kewajibannya ketika tanggal jatuh tempo disebabkan oleh arus kas dan kas dan

setara kas tanpa mempengaruhi aset bank sehari-hari.

Untuk menghitung likuiditas bank dapat menggunakan CR (Cash Ratio).

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas yang

tersedia dan disimpan di bank. Atau, rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan

untuk membandingkan total kas (kas) dan setara kas perusahaan dengan

kewajiban lancar perusahaan. Pada dasarnya, rasio kas merupakan evolusi dari

rasio cepat dan digunakan untuk menentukan sejauh mana dana (aset lancar)

tersedia untuk membayar kewajiban jangka pendek atau lancar.

Kinerja keuangan sendiri dihitung dengan menggunakan salah satu rasio


33

kemungkinan, yaitu ROA. Rumus ROA mencakup laba bersih dan total aset. Laba

bersih dan total aset diperoleh dari laporan keuangan. Tingkat risiko likuiditas

bank mempengaruhi probabilitasnya. Semakin banyak total dana yang dibayarkan

kepada nasabah dalam bentuk pinjaman, semakin sedikit total dana menganggur

bank dan semakin banyak bunga yang diperoleh bank untuk bank.

Cash Ratio (CR) perusahaan dianggap ideal jika lebih besar dari satu.

Artinya perusahaan memiliki likuiditas yang baik. Sebaliknya, jika rasio total kas

kurang dari 1, maka total utang atau kewajiban lebih besar dari kas dan setara kas.

Ini berarti perusahaan memiliki lebih sedikit uang tunai untuk melunasi hutang

jangka pendek. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shadina Arika Putri

(2020) bahwa Cash Ratio (CR) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

2.3.3 Hubungan Efisiensi Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Kinerja Keuangan Return On Assets (ROA)

Dalam menciptakan hasil keuangan yang baik, sehat dan berkelanjutan

bagi bank, efisiensi merupakan aspek terpenting yang perlu diperhatikan dalam

industri perbankan . Rasio beban usaha terhadap laba usaha (BOPO) merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional suatu bank.

Semakin rendah rasio BOPO maka kinerja bank semakin baik karena bank

mampu mengelola biaya operasionalnya secara efektif. Sebaliknya, semakin

tinggi rasio BOPO maka laba bank semakin rendah karena tidak adanya efisiensi

biaya sehingga menurunkan kinerja keuangan bank.

Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Avenisari A,dkk (2021), Iqra


34

Wiarta (2020) menjelaskan bahwa Efisiensi Operasional (BOPO) berpengaruh

negatif terhadap kinerja keuangan (ROA), setara dengan pendapat Inda Dwi

Komarawati (2021), dan Kardina Sariwening (2017) bahwa BOPO berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA. Pendapat lain datang dari Ulfan Nurkhalifa

dkk (2021) yang menjelaskan bahwa Efisiensi Operasional BOPO memiliki

pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA)

2.4 Kerangka Konseptual

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam proses penelitian ini

diawali dengan mengamati fenomena yang berkaitan dengan kecukupan modal,

likuiditas dan efisiensi perbankan di sektor perbankan. Hal ini telah diamati oleh

penulis dari latar belakang yang berbeda dalam penelitian sebelumnya.

Setelah itu, penulis mengangkat topik penelitian yang dikaitkan dengan

judul penulis dan memilih variabel dan topik penelitian yang relevan dengan latar

belakang penelitian. Penulis kemudian merumuskan masalah dan menentukan

tujuan penelitian. Untuk mendukung penelitian ini, penulis memaparkan teori

yang disesuaikan dengan penelitian dan berdasarkan penelitian sebelumnya untuk

memungkinkan penulis mengembangkan hipotesisnya.

Selain itu, penulis menentukan sampel penelitian dan mengumpulkan data

penelitian agar dapat dilakukan pengolahan data dan memberikan hasil penelitian

yang dapat menjawab permasalahan penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulan

penelitian. Untuk mencapai hasil penelitian, pada bagian ini penulis

mengembangkan kerangka konseptual yang menunjukkan pengaruh variabel


35

CAR, CR, dan BOPO terhadap ROA. Berikut ilustrasi kerangka konseptual yang

dikembangkan oleh penulis:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kecukupan Modal

H1

H2 Kinerja Keuangan
Likuiditas

H3
Efisiensi

H4

Kerangka konseptual diatas menjelaskan pengaruh variabel bebas pertama

( 1) yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap variabel

terikat (Y) yaitu Return On Assets (ROA). Dilanjutkan dengan pengaruh variabel

bebas kedua ( 2) yaitu Cash Ratio (CR) terhadap variabel terikat (Y) dan

pengaruh variabel bebas ketiga ( 3) yaitu Beban Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) terhadap variabel terikat yaitu (Y) yaitu Return On Assets

(ROA).

2.5 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:63) Hipotesis adalah asumsi atau dugaan


36

mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut

untuk melakukan pengecekannya. Berdasarkan dengan perumusan masalah,

tinjauan pustaka, dan tinjauan penelitian dapat ditarik dengan suatu hipotesis atau

dengan kesimpulan untuk sementara pada penelitian adalah sebagai berikut:

H1 : Kecukupan modal (CAR) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROA).

H2 : Likuiditas (CR) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

H3 : Efisiensi (BOPO) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan

(ROA).

H4 : Kecukupan modal (CAR), Likuiditas (CR), dan Efisiensi (BOPO)

berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Keuangan ROA.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2019:17) dalam Tanzeh dan Arikunto (2020) penelitian kuantitatif didefinisikan

sebagai metode penelitian berdasarkan filosofi positivisme, digunakan untuk

mempelajari populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data melalui alat

penelitian, analisis data kuantitatif/statistik, yang tujuannya untuk menguji

hipotesis yang diberikan. Sementara itu (Hikmawati 2017) menyatakan bahwa

penelitian kuantitatif adalah analisis data dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif kuantitatif, yang pada intinya mengubah data penelitian menjadi angka-

angka deskriptif yang mudah dipahami, misalnya berupa bentuk persentase.

Penelitian ini merupakan suatu metode pengujian teori-teori tertentu

dengan cara menguji hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui hubungan dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,

berdasarkan sifat data dan juga analisis data. Penelitian ini merupakan penelitian

yang datanya berupa angka-angka atau penelitian kuantitatif. Angka-angka ini

berasal dari website https://ojk.go.id.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yakninya Bank

Pengkreditan Rakyat Konvensional yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) Indonesia, dalam penelitian ini input datanya dari 2019-2021.

37
38

Penelitian ini menggunakan data yang dapat di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) Indonesia.

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018), variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang lain, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan. oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2018), dalam hubungan antara satu variabel

dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat

dibedakan menjadi :

3.3.1 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2018), variabel independen sering disebut sebagai

variabel bebas. Variabel independen adalah variabel yang sifatnya mempengaruhi

atau biasa dikatakan sebagai variabel (X), yang menjadi variabel independen pada

penelitian adalah kecukupan modal (CAR), likuiditas (CR), dan efisiensi (BOPO).

3.3.2 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2018), variabel terikat adalah variabel yang akan

dipengaruhi atau akan menjadi hasil dari variabel bebas. Variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi atau sering disebut dengan variabel Y. Dalam

penelitian ini variabel terikat atau variabel Y adalah kinerja keuangan Bank

Perkreditan Rakyat Konvensional Sumatera Barat.

3.4 Populasi Dan Sampel

Menurut Sekaran (2006), populasi adalah keseluruhan kelompok orang,


39

peristiwa atau hal-hal yang ingin diteliti oleh peneliti. Dengan kata lain, populasi

adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2017),

populasi adalah sekelompok individu (tidak terbatas pada sekelompok orang,

tetapi dapat juga berarti benda atau apapun di dunia) yang memiliki ciri-ciri

khusus yang penting menurut ukuran yang diinginkan untuk dipelajari. Populasi

adalah kumpulan dari beberapa sampel, semua subjek penelitian, populasi

penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat Konvensional Sumatera Barat yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tidak kurang dari 94 BPR. Namun, kali

ini penulis hanya membahas tentang Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional 4

kabupaten-kota di Sumatera Barat (Kab.Agam, Kab.Padang Pariaman, Kab.Tanah

Datar dan Kota Padang) yang berjumlah 15 Bank Pengkreditan.

Sedangkan sampel adalah sekelompok item yang diperoleh dari suatu

penelitian, sampel juga disebut sebagai bagian dari populasi. Menurut Sugiyono

(2018), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi. Dalam

penelitian ini, sampel dikumpulkan dengan menggunakan purposive sampling,

dimana purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel menurut

aspek-aspek tertentu. Sampel ini memiliki kriteria sebagai berikut:


40

Tabel 3.1

Persyaratan Pemilihan Sampel

Jumlah
No Kriteria Banyak
Bank Pengkreditan Rakyat
Konvensional Sumatera Barat yang
1 94
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
Indonesia Periode (2019-2021)
Bank Pengkreditan Rakyat
Konvensional kabupaten-kota selain
2 56
Kab.Agam, Kab.Padang Pariaman,
Kab.Tanah Datar, dan Kota Padang.
Bank Pengkreditan Rakyat
Konvensional tidak lengkap
3 7
mempublikasi laporan keuangan
terhitung dari (2019-2021)
Bank Pengkreditan Rakyat
4 Konvensional yang memiliki laba minus 16
periode (2019-2021)
Jumlah Sampel 15

Yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu 15 Bank Pengkreditan Rakyat

Konvensional Sumatera Barat yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Indonesia. Daftar Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional Sumatera Barat yaitu :


41

Tabel 3.2

Daftar Sampel Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional Sumatera Barat

yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia.

No Nama Bank Alamat

1 PT. BPR Tilatang Kamang Kab.Agam

PT. BPR Lumbung Pitih Nagari

2 Panampung Kab.Agam

3 PT. BPR Mutiara Pesisir Kab.Agam

4 PT. BPR Gebu Harapan Kab.Agam

5 PT. BPR Gema Ampekkoto Sejahtera Kab.Agam

6 PT. BPR Nagari Kasang Kab.Padang Pariaman

7 PT. BPR VII Koto Kab.Padang Pariaman

8 PT. BPR Ganto Nagari 1954 Kab.Padang Pariaman

9 PT. BPR Gudam Kab.Tanah Datar

10 PT. BPR LPN Pandai Sikek Kab.Tanah Datar

11 PT. BPR Malibu Kab.Tanah Datar

12 PT. BPR Pariangan Kab.Tanah Datar

13 PT. BPR Rangkiang Nagari Kab.Tanah Datar

14 PT. BPR Tjahaja Baru Kota.Padang

15 PT. BPR Raga Dana Sejahtera Kota.Padang

Sumber : https://ojk.go.id
42

3.5 Jenis Data Dan Sumber Data

3.5.1. Jenis Data

Siagian & Sugiarto (2000: 18) menyatakan bahwa data kuantitatif adalah

data berbentuk angka, yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah data yang

berskala ukur interval dan rasio.

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dalam bentuk rasio keuangan,

yaitu: Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Beban Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return on Assets (ROA) periode tahun

2019-2021.

3.5.2 Sumber Data

Siagian dan Sugiarto (2000:17) menyatakan bahwa data sekunder adalah

data primer yang diperoleh dari pihak lain, atau data primer yang diolah lebih

lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau pihak lain, biasanya

disajikan dalam bentuk tabel atau bagan. Siagian dan Sugiarto (2000)

menambahkan data sekunder, yang biasanya peneliti gunakan untuk deskripsi

tambahan, deskripsi pelengkap atau pemrosesan lebih lanjut.

Data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari sumber terpublikasi

yang siap pakai dan dapat memberikan informasi untuk pengambilan keputusan,

meskipun data tersebut masih dalam proses. Data sekunder adalah sumber

informasi penelitian yang diperoleh atau diperoleh melalui media yang

diperantarai, atau dapat juga dikutip dalam bentuk buku-buku, bukti-bukti yang

ada, arsip atau catatan baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan dikumpulkan


43

oleh lembaga tertentu dan dipublikasikan atau dipublikasikan secara berkala untuk

kepentingan umum.

Penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan keuangan periode

2019-2021 yang dipublikasikan oleh website Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Periode data penelitian yang mencakup periode 2019-2021 dirasa cukup mewakili

kondisi Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional yang go public di Indonesia.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Juliandi et al., (2014: 115) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data

adalah apa dan bagaimana peneliti mengumpulkan data, dimana teknik

pengumpulan data memiliki beberapa pokok permasalahan yang harus disebutkan,

seperti: sumber data mana yang digunakan, teknik apa yang digunakan, instrumen

apa yang digunakan dan bagaimana kualitas instrumen.

3.6.1. Observasi Tidak Langsung

Dilakukan dengan membawa website dari objek yang diteliti, sehingga

dapat diperoleh laporan keuangan, gambaran umum Bank serta perkembangannya

yang kemudian digunakan penelitian. Situs yang digunakan adalah

www.ojk.go.id.

3.6.2. Penelitian Kepustakaan

Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari dan

memahami buku – buku yang mempunyai hubungan rasio keuangan terhadap

tingkat kesehatan Bank seperti dari literatur, jurnal – jurnal, media massa dan

hasil penelitian yang diperoleh dari perpustakaan.


44

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis linear berganda.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Data yang digunakan dalam uji hipotesis klasik adalah data sekunder,

sehingga beberapa uji klasik berdasarkan model regresi harus diuji untuk

menentukan teknik analisisnya. Uji hipotesis klasik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel

dependen dan independen dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah model dengan data berdistribusi normal. Uji

normalitas yang biasa digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak adalah uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov. Tingkat

signifikansi yang diperlukan untuk uji Kolmogorov-Smirnov 1 sampel adalah

0,05, atau 5%. Jika hasil signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi (≥ 0,05)

maka data dinyatakan berdistribusi normal. Sebaliknya, jika hasil signifikansi

lebih kecil dari taraf signifikansi (< 0,05), maka distribusi data tidak normal.

3.7.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

linier antara variabel bebas dari model regresi (Sutrisno, 2017). Model regresi

yang baik adalah tidak adanya multikolinearitas. Menentukan ada tidaknya

multikolinearitas dalam suatu model regresi dengan mempertimbangkan nilai


45

tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0.10 dan

nilai VIF < 10, maka disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model

regresi. Begitu juga sebaliknya, jika nilai toleransi < 0,10 dan nilai VIF > 10,

maka ada multikolinearitas dalam model regresi tersebut.

3.7.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier

menunjukkan adanya korelasi antara residual periode t dengan residual periode t-1

(periode sebelumnya) (Sutrisno, 2017). Model regresi yang baik adalah tidak

adanya masalah autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW) dapat digunakan untuk

mengetahui apakah terdapat autokorelasi dalam model regresi. Pengambilan

keputusan tes Watson Durbin Watson dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Pengambilan Keputusan Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada Tolak 0 < d < Dl


autokorelasi positif

Tidak ada No decision dL < d < dU


autokorelasi positif

Tidak ada korelasi Tolak 4 – dL < d < 4


negatif

Tidak ada korelasi No decision 4 – dU ≤ dw ≤ 4 – dL


negatif

Tidak ada Tidak ditolak dU < d < 4 – dU


autokorelasi positif
atau negatif

Sumber: Ghozali (2018)


46

3.7.5 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians semua

pengamatan model regresi berbeda dengan residualnya (Sutrisno, 2017). Model

regresi yang baik adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Untuk

mengetahui apakah model regresi menunjukkan heteroskedastisitas atau tidak,

Anda dapat melihat plot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dan

residual SRESID. Jika tidak ada pola tertentu dan titik-titik terdistribusi secara

acak baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y, maka disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

3.7.6 Uji Linear Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan

fungsional antar variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen.

Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis

pengaruh CAR, CR, dan BOPO terhadap ROA, sehingga dapat dirumuskan

sebagai berikut:

ROA = α + β1CAR + β2CR + β3BOPO + ε

Keterangan:

ROA = Return on Asset

α = Konstanta

β1, β2, β3= Koefisien regresi

CAR = Capital Adequacy Ratio


47

CR = Cash Ratio

BOPO = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

ε = Error

a. Uji T

Uji-t adalah uji yang benar ketika residual berdistribusi normal dan

ketika varians dari distribusi perlu diestimasi, dan juga lebih mudah

digunakan karena memperhitungkan perbedaan dalam satuan pengukuran.

Standar deviasi variabel dan koefisien estimasi.

Uji parsial (uji-t) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Dalam

tes ini, jumlahnya adalah 5%, dimana kriteria probabilitas akan dijelaskan

melalui ketentuan sebagai berikut:

a) Jika probability ≤ 0,05 maka berpengaruh signifikan

b) Jika probability ≥ 0,05 maka tidak berpengaruh signifikan.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji Simultan (Uji-F) Uji-F bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel independen bekerja secara simultan (dengan cara yang

sama) terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:


48

a) Uji f dapat dilihat dari tabel Anova.

b) Jika f hitung > f tabel atau sig < 0,05 artinya signifikan Berpengaruh

atau artinya variabel Xl ,X2 secara bersama-sama mempengaruhi

variabel Y.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2016), uji kepastian bertujuan untuk mengukur

seberapa besar model dapat menjelaskan variasi variabel terikat. Jika

tingkat R2 kecil berarti kemampuan variabel bebas sangat kecil atau dapat

dikatakan lemah. Begitu juga sebaliknya jika nilai R2 tinggi atau mencapai

1 berarti variabel bebasnya bertambah atau bisa disebut kuat. Artinya

variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel independen.

3.8 Definisi Konsep dan Operasional Variabel

3.8.1 Variabel Dependen

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Pada

variabel dependen hasil keuangan, digunakan rasio profitabilitas, rasio

profitabilitas mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk mengklaim dividen

atau laba dalam periode tertentu. Yang digunakan peneliti untuk kinerja keuangan

Bank Pengkreditan Rakyat Konvensional rasio yang digunakan peneliti adalah

ROA (Return on Assets).

Return On Assets (ROA) adalah metrik yang menggambarkan kemampuan

bank untuk mendapatkan dividen. Menurut Zevanya Vaneca Sante et al (2021),

ROA yang tidak efisien dapat mencerminkan lemahnya operasional bank.


49

Semakin tinggi ROA suatu bank, semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank tersebut dan posisi bank dari segala pengguna asset juga semakin

baik. Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

3.8.2 Variabel Independen

Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, adapun ketiga

variabelnya adalah sebagai berikut:

a. Kecukupan Modal

Kecukupan modal adalah peraturan industri perbankan yang memberikan

kerangka bagaimana bank dan kustodian harus mengelola modalnya.

Klasifikasi aset dan modal sangat terstandarisasi dan oleh karena itu diberi

bobot risiko.

Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan rasio tertentu yang

disebut rasio kecukupan modal atau rasio kecukupan modal. Berdasarkan SE

BI No.15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013, CAR atau Rasio Kecukupan

Modal Minimum yang selanjutnya disingkat KPMM adalah rasio antara

modal dengan ATMR sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Modal

Minimum Bank Indonesia untuk bank komersial.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.15/12/PBI/2013, bank diwajibkan

untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

CAR =
50

b. Likuiditas

Likuiditas mengacu pada kemampuan bank untuk menyediakan dana yang

cukup untuk memenuhi semua kewajibannya. Bank harus memiliki likuiditas

yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek setiap nasabahnya,

sehingga setiap bank harus dapat menjaga likuiditasnya secara memadai

karena ketika bank kekurangan likuiditas maka akan mengganggu sistem

perbankan secara keseluruhan.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs (2007), peringkat

likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk

mempertahankan tingkat likuiditas yang memadai. Tujuan penilaian likuiditas

adalah untuk menilai kemampuan Bank dalam mempertahankan tingkat

likuiditas yang memadai, termasuk mengantisipasi risiko likuiditas yang

muncul. Menurut Simorangkir (2022), cash ratio merupakan alat yang

mengukur seberapa banyak kas yang tersedia untuk membayar hutang. Rasio

likuiditas dirumuskan sebagai berikut:

c. Efisiensi

Menurut Inda Dwi Komarawat (2021), efisiensi adalah ukuran kinerja

operasi perusahaan secara keseluruhan, berdasarkan kemampuan

menghasilkan output yang maksimal dengan mengoptimalkan input yang ada.

Dapat dijelaskan bahwa BOPO juga merupakan metrik yang mengukur

kinerja bank (Tan Sau Eng, 2013).

Rasio BOPO dihitung dengan menggunakan formula :


51

BOPO = x 100%
DAFTAR PUSTAKA

Purwoko, Didik, and Bambang Sudityatno. 2013. “Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kinerja Bank (Studi Empirik Pada Industri Perbankan Di
Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Bisnis Dan Ekonomi 20(1):25–39.

Haryanto, S. (2016). Determinan permodalan bank melalui profitabilitas, risiko,


ukuran perusahaan, efisiensi dan struktur aktiva. Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
19(1), 117-138.

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Bank Rakyat Syariah (BPRS)

Undang-Undang R. I. (No.10 Tahun 1998). Tentang Perubahan atas Undang-


Undang No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Mansyur, N. (2017). Impact Financial Risk on Financial Performance Bank in


Indonesia. The International Journal of Business & Management, 5(10), 305-
310.

Sari, Yulimel. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal Dan Likuiditas


Terhadap Harga Saham (Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI.”
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 3(2):1–28.

A.Totok, Budi Santoso, Sigit Triandari, Y . Sri Susilo, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Selemba Empat, Jakarta , 2013,hlm,111.

Wicaksana, Arif. 2016. “済無No Title No Title No Title.” Https://Medium.Com/


(2012):10–41.

Bank Indonesia. 2004. "Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Perihal
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum". Bank Indonesia. 31
Mei 2004. Jakarta.

Peraturan Bank Indonesia BPR No. 31/8/DPBPR 2006 Tentang Penilaian Aspek
Kinerja Keuangan

52
Surat Edaran BI No.15/41/DKMP 1 Oktober 2013

Surat Edaran BI No.13/30/DPNP 16 Desember 2011 Tentang Perhitungan CAR

Bank Indonesia. 2011. "Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP Perihal
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum". Bank Indonesia. 25 Oktober
2011. Jakarta.

Pandia, F. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 Tentang Kriteria Cash Ratio.

Surat Edaran BI No 6/23/DPNP/2004 Tentang Nilai BOPO.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 Dalam Membangun Sistem


Perbankan Yang Kuat.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiarto. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Siagian, D., & Sugiarto. (2000). Metode Statistika: Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Juliandi, A., Irfan, & Manurung, S. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis: Konsep
dan Aplikasi. Medan: UMSU Press.

Sutrisno. (2017). Riset Keuangan dan Perbankan Berbasis SPSS. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Ekonisia.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.

Ghozali. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Zevanya Vanesa Sante, S. M. (2021). Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas

53
Dan Risiko Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang
Terdaftar Di LQ 45, Buku III Dan Buku IV Periode 2017-2019. Jurnal
EMBA.

Peraturan Bank Indonesia No.15/12/PBI/2013 Tentang Kewajiban Bank


Menyediakan Modal Minimum.

Hikmawati, Fenti (2017). Metedeologi Penelitian. Depok : Gaja Grafindo

Uma Sekaran, 2006. Metode Penelitiaan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Dendawijaya, Lukman. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tan Sau Eng. 2013. Pengaruh Net Interest Msrgin, Biaya Operasional Pendapatan
Operasional, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan &Capital
Adequecy Ratio Terhadap ROA Bank Internasional Dan Bank Nasional
Go Publik Periode 2007-2010. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1 No.3

Margaretha, Farah, Marsheilly Pingkai Zai. 2013. Analisa Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol.15 No.3 Desember 2013 Hlm 133-141

Slamet Riyadi. (2006). Banking Assets And Liability Management. Jakarta :


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ferreira Jumingan. 2014. AnalisisLaporan Keuangan: Edisi 5. PT


BumiAksara:JakartaJusup, Al. Haryono. 2011. Dasar-DasarAkuntansi:
Edisi ke-7. Sekolah TinggiIlmu Ekonomi YKPN:Jakarta

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers

Dewi,Putu Yunita Saputri,dkk.2014.”Pengaruh Struktur Modal,Pertumbuhan


Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
LQ 45 di BEI”.E-Jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal
Akuntansi S!, Edisi 2013 Vol.l2 No.1.

Anjani, Dewa Ayu dan Ni Ketut Purnawati, 2014. Pengaruh Non Performing

54
Loan, Likuiditas dan Rentabilitas Terhadap Rasio Kecukupan Modal.
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, Vol. 3, No. 4, ISSN 2302-8912,
p. 1140-1154.

Juwita, S., Dewa, P., Raga, J., Prasetyo, F. I., & Rimawan, E. (2018). Effect of
CAR ( Capital Adequacy Ratio ), BOPO ( Operational Costs on
Operational Revenues ) and LDR ( Loan to Deposit Ratio ) to ROA (
Return on Assets ) PD Bank Pasar Bogor City. 3(6), 305–309.

Putri, Shadina Arika (2020). Pengaruh Cash Ratio (CR) Loan to Deposit Ratio
(LDR) Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Tridinanti, Palembang 2020.

Aprianti, Kadek Venisari., Mendra, N.P.Y., Bhegawati , D.A. S.A. (2021).


Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas Dan Efisiensi Operasional
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat (Bpr) Di Kota
Denpasar 2015-2018. VOL. 1 NO. 5 OKTOBER 2021, P-ISSN 2302-
5514.
Rahman, Apriansyah. (2010). Pengaruh Cash Ratio, Loan Deposit Ratio, Dan
Capital Asset Ratio Terhadap Profitabilitas Pada Sektor Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Islam Negeri Hidayatullah.
Jakarta 2010.
Komarawati, Inda Dwi. (2021). Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Dan
Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Risiko Kredit
Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta 2021.
Iswanto,Budi. (2007). Penilaian Kinerja Keuangan Bank Ditinjau Dari Aspek
Likuiditas, Rentabilitas, Pemodalan, Dan Efisiensi Usaha. (Studi Kasus
Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk). Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta 2007.

55
Wiarta, Iqra. (2020). Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Likuiditas Dan
Operasioal Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia (Studi
Empiris Pada Bri Syariah. Jurnal Development, Vol 8 No 1 Juni 2020.
Universitas Muhammadiyah Jambi.
Peraturan Bank Indonesia nomor 6/17/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat
Syariah.

Bank Indonesia. (2007). Surat Edaran No.9/24/DPbs tentang Sistem Penilaian


Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta:
Bank Indonesia.

https://ojk.go.id.

56

Anda mungkin juga menyukai