Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH KOMITE AUDIT, FEE AUDIT DAN

SPESIALISASI AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar Di Bursa


Efek Indonesia Periode Tahun 2017-2021)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

YOSI ROMAITHO NAINGGOLAN


NIM. 171011202420

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal
Skripsi ini. Skripsi ini menganalisis Pengaruh Komite Audit , Fee Audit dan
Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Perusahaan
Sektor Pertanian yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2017-2021).
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dalam Ilmu Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang. Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi
ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini
saya ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr. (H.C). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman, A.M., M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas
Pamulang yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang
semakin berkualitas.
3. Bapak H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang, yang telah memajukan Fakultas Ekonomi
menjadi semakin baik
4. Ibu Effriyanti, S.E., Akt., M.Si., CA. selaku Kepala Program Studi Akuntansi
S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, yang telah menjadikan Prodi
Akuntansi semakin berkualitas.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.

ii
6. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf program studi
Akuntansi, yang telah membantu memperlancar upaya saya dalam
menyelesaikan studi Universitas Pamulang.
7. Ayahanda dan Ibunda, yang telah membesarkan, mendidik dan akan selalu
memberikan doa restu, perhatian, kasih sayang semasa hidupnya, serta
dukungan yang tidak ternilai harganya demi kelancaran dan keberhasilan
penulis dalam segala hal.
8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Terimakasih atas dorongan, motivasi, bantuan, dan
doa yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini masih jauh
dari diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Penulis berharap proposal skripsi ini dapat berguna bagi para
pembaca dan dunia ilmu pengetahuan.

Pamulang, 24 Juni 2022

YOSI ROMAITHO NAINGGOLAN


NIM. 171011202420

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................7

1.4.1 Manfaat Teoritis .....................................................................................7

1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9


2.1 Landasan Teori ..........................................................................................9

2.1.1 Teori Agency .........................................................................................9

2.1.2 Auditing ...............................................................................................10

2.1.3 Kualitas Audit ......................................................................................13

2.1.4 Komite Audit .......................................................................................15

2.1.5 Fee Audit ..............................................................................................21

2.1.6 Spesialisasi Auditor .............................................................................22

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................24

2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................28

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................28

2.4.1 Pengaruh Komite Audit, Fee Audit dan Spesialisasi Auditor terhadap
Kualitas Audit.....................................................................................................29

iv
2.4.2 Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Audit ................................29

2.4.3 Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit ......................................30

2.4.4 Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit ......................31

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................33

3.2.1. Tempat Penelitian ................................................................................33

3.3 Operasional Variabel Penelitian ..............................................................34

3.4 Populasi dan Sampel ...............................................................................37

3.4.1 Populasi................................................................................................37

3.4.2 Sampel .................................................................................................38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................39

3.6 Teknik Analisis Data ...............................................................................39

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................40

3.6.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)................................40

3.6.3 Menguji Kelayakan Model Regresi .....................................................40

3.6.4 Analisis Regresi Logistik .....................................................................41

3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)..............................42

3.6.6 Uji Hipotesis ........................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 45

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 27


Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.............................................................................. 37
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian....................................................... 40

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 31

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring berkembangnya dunia usaha dan bisnis baik didalam negeri maupun

diluar negeri sekarang ini terjadi banyak kasus pelanggaran hukum yang

menyangkut profesi akuntan. Pelanggaran hukum yang terjadi tersebut telah

memberikan efek negatif pada pandangan masyarakat kita dalam menilai profesi

public accountant. Akuntan publik adalah jembatan yang independen untuk

menjamin kepercayaan publik, bahwa kualitas laporan keuangan sudah disusun

dengan wajar. Tetapi pada kondisi praktiknya, terdapat akuntan publik yang tidak

memperhatikan kualitas auditnya dan terjerumus dalam kasus skandal keuangan.

Akuntan publik semakin menjadi sorotan publik karena terjadinya beberapa

kasus pelanggaran standar audit dan kode etik akuntan dalam beberapa tahun

terakhir. Dimana kasus pelanggaran tersebut malah dilakukan oleh Akuntan Publik

(AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) ternama yang harusnya menjadi contoh

yang baik bagi KAP lainnya. Sangat besar dampak yang ditimbulkan apabila

auditor melakukan pelanggaran dan kualitas audit laporan keuangan tidak

diperhatikan. Akibat yang harus dihadapi oleh auditor jika tidak memperhatikan

kualitas dari hasil audit yang dikerjakan, maka auditor dapat memberikan opini

yang salah terhadap hasil audit. Informasi tersebut juga akan berdampak bagi

perusahaan dan juga pengguna informasi, sehingga mengakibatkan perusahaan dan

pengguna informasi salah dalam mengambil kebijakan.


Kasus pelanggaran audit terbaru dilakukan akuntan publik terjadi pada tahun

2019 adalah pada Perusahaan Perseroan Garuda Indonesia. Audit laporan keuangan

pada Perusahaan Perseroan Garuda Indonesia yang dilakukan oleh akuntan Kasner

Sirumapea dan kantor akuntan Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan

dengan telah menyebabkan terjadinya penggelembungan pendapatan karena

pengakuan piutang pendapatan atas kontrak beberapa tahun sekaligus diawal.

Akibat dari kasus pelanggaran tersebut Kementerian Keuangan melalui Tim Pusat

Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) menarik semestara izin operasional kantor

akuntan publik dan akuntan publik tersebut. Kasus tersebut juga berdampak pada

penurunan kualitas hasil audit yang telah dilakukan. Kejadian ini jelas merugikan

perusahaan dan seluruh pemangku kepentingan karena akan menyebabkan

kesalahan dalam mengambil keputusan.

Sangat penting bagi seorang auditor dalam memperhatikan kualitas auditnya.

Menurut Indra Bastian (2014:186) kualitas audit adalah yang dimulai dari

melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pemeriksaan dan

menggunakan keahlian serta kecermatan dalam menjalankan profesinya. Auditor

harus senantiasa mempertahankan dan menjaga kualitas audit yang dihasilkan

dalam melaksanakan tugasnya. Standar audit yang telah ditetapkan harus dilakukan

dengan benar supaya hasil laporan keuangan berkualitas dan pelanggaran atau salah

saji pada laporan keuangan dapat terdeteksi. Pelanggaran tersebut meliputi

kesalahan yang dilakukan oleh klien secara sengaja maupun tidak sengaja dalam

menyusun laporan keuangan. Pelanggaran tersebut meliputi kesalahan yang

dilakukan oleh klien secara sengaja maupun tidak sengaja dalam menyusun laporan

2
keuangan. Hasil pekerjaan mengaudit akan meningkat jika auditor mempunyai

kompetensi mumpuni dan independensi yang baik. Selain itu pengalaman dalam

mengaudit dan alokasi waktu audit yang cukup juga tentu mempengaruhi hasil dari

kualitas audit.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah komite audit itu

sendiri. Frekuensi pertemuan merupakan salah satu karakteristik penting dari

komite audit. Anggota dewan yang secara rutin bertemu lebih mungkin untuk

menyelesaikan pekerjaan dan bertanggung jawab penuh atas tugas mereka. Dewan

pengurus akan lebih efektif meningkatkan pengawasan atas proses pelaporan

keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pilihan auditor

eksternal dan komite audit menemukan bahwa meningkatnya frekuensi pertemuan

terkait untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Berdasarkan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan POJK.04/tahun 2016, Komite audit mengadakan rapat

secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3 bulan.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah fee auditor. Menurut Sukrisno

Agoes (2012:46) fee audit merupakan bentuk balas jasa yang auditor berikan

kepada klien, dan besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung risiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan

untuk melaksanakan jasa tersebut, dan auditor yang menerima fee lebih tinggi akan

merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fee yang

lebih kecil.

Selain karakteristik komite audit dan fee audit, faktor lain yang menentukan

baik atau tidaknya hasil audit tersebut adalah spesialisasi auditor. Spesialisasi

3
auditor merupakan auditor spesialis yang memiliki pengetahuan dan pemahaman

lebih terkait bidang industri klien jika dibandingkan dengan auditor non spesialis.

Menurut Abdillah et al. (2019) Auditor yang dikatakan spesialis adalah auditor

yang memiliki pengetahuan dan pemahaman spesifik tentang industri tertentu yang

menyebabkan mereka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang

karakteristik industri. Auditor spesialis menyandang pengetahuan dan pemahaman

yang lebih baik mengenai karakteristik bisnis klien dibandingkan dengan auditor

non spesialis. Auditor spesialis juga lebih memungkinkan untuk mendeteksi

kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi pada laporan keuangan, sehinggga dapat

memudahkan perusahaan dalam menyediakan informasi laba yang lebih baik.

Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan

pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan

pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber

daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang

cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk

Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam

penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.

Sebagai alasannya adalah karena sektor pertanian berperan penting terhadap

perekonomian nasional, sumbangannya terhadap pendapatan devisa negara di luar

minyak dan gas bumi serta dalam perekonomian rakyat tidak bisa di abaikan.

Sejalan dengan hal ini, kondisi pertanian yang mempunyai nilai ekonomi yang

tinggi dan memiliki pasar yang luas akan mendapat prioritas utama dalam

pengembangannya. Dengan demikian, penemuan terhadap kebutuhan pangan,

4
bahan baku industri, peningkatan lapangan kerja, peningkatan kesempatan berusaha

dan peningkatan ekspor komoditi pertanian diharapkan dapat terjamin dan

berkesinambungan.

Pada penelitian sebelumnya yang membahas pengaruh Komite Audit yang

dilakukan oleh Sukarno (2016) dengan judul “Pengaruh Komite Audit Terhadap

Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)”, dimana hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa

Komite Audit yang di proksikan oleh Frekuensi Pertemuan Komite Audit

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit. Berdasarkan hasil dari

penelitan tersebut, penulis ingin menguji hipotesis yang sama dengan objek yang

berbeda.

Pada penelitian lain yang membahas Fee Audit yang dilakukan oleh Purnomo

& Aulia (2019) dengan judul “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit Dan

Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit”, dimana hasil penelitian tersebut

menyebutkan bahwa Fee Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kualitas Audit. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Merlyana & Yanthi (2021) dengan judul “Pengaruh Fee Audit,

Komite Audit, Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit”, dimana hasil penelitian

tersebut menyebutkan bahwa Fee Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kualitas Audit. Berdasarkan hasil dari penelitan tersebut, penulis juga tertarik untuk

menguji hipotesis yang sama dengan objek yang berbeda.

Sedangkan pada penelitian terdahulu yang membahas tentang Spesialisasi

Auditor yang dilakukan oleh Jannah (2018) dengan judul “Pengaruh Tenure Audit,

5
Fee Audit dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada

Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012 –

2016)”, dimana hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Spesialisasi Auditor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian

tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2019) dengan

judul “Pengaruh Masa Kerja, Spesialisasi Audit dan Komite Audit Terhadap

Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah Di Indonesia)”, dimana

menunjukkan hasil yang sama. Dengan alasan yang sama, penulis juga tertarik

untuk menguji hipotesis yang sama dengan objek yang berbeda.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

lagi dengan judul “Pengaruh Komite Audit, Fee Audit Dan Spesialisasi Auditor

Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Pertanian

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2017-2021)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penelitian diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Komite Audit, Fee Audit dan Spesialisasi Auditor berpengaruh secara

simultan terhadap Kualitas Audit?

2. Apakah Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Audit?

3. Apakah Fee Audit berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Audit?

4. Apakah Spesialisasi Auditor berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas

Audit?

6
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Komite Audit, Fee Audit dan

Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit.

2. Untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas

Audit.

3. Untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas

Audit.

4. Untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap

Kualitas Audit.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang “Pengaruh Komite Audit, Fee Audit Dan Spesialisasi

Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Pertanian

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2017-2021)” ini diharapkan

bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Manfaat bagi Penulis

Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S-1)

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Universitas Pamulang dan

mengimplementasikan keilmuan yang diperoleh di dalam perkuliahan dengan

realita yang ada, sehingga menjadi bahan masukan guna menambah wawasan

7
pengetahuan, terkhusus tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

audit.

2. Manfaat bagi Universitas

Sebagai masukan yang bermanfaat bagi civitas akademik, khususnya rekan

mahasiswa dalam menambah perbendaharaan kepustakaan ilmu pengetahuan

akuntansi audit, dalam memperluas dan pengembangan ilmu pengetahuan

dengan data yang di peroleh penulis.

3. Manfaat bagi Peneliti Berikutnya

Diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang sama

terlebih tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat

dan memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bahan evaluasi

dikemudian hari.

2. Bagi Auditor

Untuk menambah wawasan auditor mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas audit serta membantu auditor dalam hal pengendalian

selama proses pengauditan.

3. Bagi regulator

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan

pengawasan dan evaluasi terhadap peraturan akuntan publik yang berlaku

umum.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agency

Kualitas audit dalam penelitian ini menggunakan teori keagenan (agency

theory). Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak

yang memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang

(agensi) yaitu manajer. Teori keagenan atau teori agensi merupakan hubungan di

mana terdapat suatu kontrak yang berasal dari satu pihak atau lebih (selanjutnya

disebut prinsipal) dengan mendelegasikan wewenang kepada pihak lain

(selanjutnya disebut agen) untuk menyajikan pelayanan atas nama prinsipal (Jensen

dan Meckling, 1976). Bentuk sederhana dari definisi teori agensi dikemukakan oleh

Baiman (1990) yang menyatakan bahwa hubungan keagenan timbul ketika

prinsipal mempekerjakan agen dalam rangka untuk memberikan serangkaian

tanggung jawab kepada mereka. Agen memiliki kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan tugas yang telah diberikan oleh prinsipal dengan

berbagai umpan balik.

Teori agensi berfokus pada dua individu yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal

mendelegasikan responsibility desicion making kepada agen. Baik prinsipal

maupun agen diasumsikan sebagai orang-orang ekonomi yang rasional yang

semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi, namun mereka kesulitan

membedakan penghargaan atas preferensi, kepercayaan dan informasi. Hak dan

kewajiban dari prinsipal dan agen dijelaskan dalam sebuah perjanjian kerja yang
saling menguntungkan. Definisi teori keagenan menurut Jensen dan Meckling

dalam Wijayanti (2015) adalah menggambarkan bahwa hubungan keagenan

muncul ketika satu orang atau lebih (principal) meminta orang lain (agent)

melakukan pekerjaan dan mendelegasikan wewenang pembuatan keputusan kepada

agen.

Sedangkan menurut Anthony dan Govindarajan dalam Kusdarini (2016)

sediri, teori keagenan adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent.

Teori keagenan memiliki asumsi bahwa setiap individu semata-mata termotivasi

oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara

principal dan agent adalah orang yang dibayar oleh pemilik untuk menjalankan

sebuah perusahaan.

Berdasarkan ketiga asumsi diatas, dijelaskan bahwa setiap individu

mementingkan dirinya sendiri sehingga dapat menyebabkan konflik kepentingan

antara pemegang saham dan manajemen perusahaan meningkat.

2.1.2 Auditing

1. Pengertian Audit

Menurut Mulyadi (2016:8) audit adalah “Suatu proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-

pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada

pemakai yang berkepentingan, ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, audit

adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan

10
atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan

tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan, dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut”.

Sedangkan Audit menurut Arens et al. (2015:2) adalah pengumpulan dan

evaluasi buku tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat

kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Berbagai

pengertian dapat dikatakan bahwa audit merupakan suatu proses pemeriksaan

yang dilakukan secara sistematik terhadap laporan keuangan, pengawasan

intern, dan catatan akuntansi suatu perusahaan. Audit bertujuan untuk

mengevaluasi dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dan dilakukan oleh seorang

yang independen dan kompeten.

Definisi audit menurut Miller and Bailley dalam Halim (2015:3) Audit

adalah tinjauan metode dan pemeriksaan objektif atas suatu item, termasuk

verifikasi informasi spesifik sebagaimana ditentukan oleh auditor atau

ditetapkan oleh praktik umum, tujuannya untuk menyatakan pendapat atau

mencapai kesimpulan tentang apa yang diaudit.

Dari ketiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa audit adalah

proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan

untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan.

11
2. Jenis-Jenis Audit

Menurut Arens, et al (2015) terdapat jenis-jenis audit yang diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan auditor dengan cara

memeriksa asersi laporan keuangan dengan cara mengumpulkan bukti dan

memberikan tingkat keyakinan yang tinggi bahwa laporan keuangan

mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menyatakan

kewajaran laporan keuangan tersebut. Hasil auditing terhadap laporan

keuangan tersbeut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit.

b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)

Audit ketaatan adalah audit yang melibatkan dan pengevaulasian bukti

guna mennetukan apakah aktivitas-aktivitas operasi atau keuangan dari

suatu entitas atau orang sudah sejalan dengan kondisi, ketentuan, dan

peraturan yang ditetapkan. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan

kepada pihak yang berwewenang membuat kriteria (Arens, 2015). Audit

kepatuhan banyak ditemui dalam pemerintahan.

c. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistemik kegiatan organisasi,

atau bagian daripada, dalam hubungannyya dengan tujuan tertentu. Tujuan

audit operasional adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi

bidang-bidang yang memerlukan pembenahan, dan menyodorkan

rekomendas. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen

12
atau pihak ketiga. Hasil audit operasional itu sendiri diserahkan kepada

pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut.

2.1.3 Kualitas Audit

1. Standar Kualitas Audit

Berdasarkan (IAI) Ikatan Akuntan Indonesia (2016) menyatakan bahwa

audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar

auditing dan standar pengendalian mutu. Standar yang telah diterbitkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik,

terdiri dari :

a. Standar Umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunkana kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan semestinya.

2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus

dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,

dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

13
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai

dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan

auditan.

c. Standar Laporan

1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak

konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan 4 periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.

2. Pengertian Kualitas Audit

Menurut Ma’rifatumbillah (2016:76) Kualitas audit adalah seberapa baik

audit mendeteksi dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan.

Sedangkan menurut Jusuf (2017:50) kualitas audit adalah suatu proses untuk

memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap

audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian kualitas audit yang membantu

memenuhi standar-standar secara konsisten pada setiap penugasannya. Definisi

14
kualitas audit menurut Arens, et. al, (2015:103) yaitu “Kualitas audit adalah

bagaimana cara memberitahu seorang audit mendeteksi salah saji material

laporan dalam laporan keuangan, aspek deteksi adalah cerminan dari

kompetensi auditor, sedangkan pelaporan adalah cerminan dari integritas

auditor, khususnya independesi auditor”.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

audit adalah suatu proses yang dimulai dari melakukan perencanaan terlebih

dahulu sebelum melaksanakan pemeriksaan untuk memastikan bahwa standar

auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti

prosedur pengendalian kualitas audit yang membantu memenuhi standar umum,

standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan dalam menjalankan

profesinya.

2.1.4 Komite Audit

1. Pengertian Komite Audit

Menurut Effendi (2016:51) Komite audit adalah komite di bawah dewan

komisaris yang terdiri dari sekurangnya seorang komisaris independen dan para

profesional independen dari luar perusahaan, yang tanggung jawabnya

termasuk membantu paraauditor tetap independen dari manajemen. Beasley

dalam Hamdan (2017;73) menyatakan bahwa peluang penipuan dalam laporan

keuangan semakin berkurang dengan adanya keberadaan auditor eksternal yang

bukan anggota pemilik perusahaan.

Dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan OJK 55/2015, komite audit adalah

komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris

15
dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Sedangkan

berdasarkan Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (2006), komite

audit ialah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan

komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian,

pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan komite

audit.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa komite

audit ialah salah satu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang berhubungan dengan tata

kelola perusahaan agar dapat terciptanya efektifitas pengendalian dalam

pengelolaan manajemen.

2. Tujuan Komite Audit

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK.04/2016 tujuan

dibentuknya komite audit untuk membantu dan melaksanakan tugas dan fungsi

Dewan Komisaris dalam memastikan efektif nya suatu sistem pengendalian

internal dan pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal. Komite

audit bertindak independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Anggota komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris.

Komite audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) anggota yang berasal dari

komisaris independen dan /atau pihak dari luar perusahaan efek. Komite audit

wajib diketuai oleh komisaris independen yang merangkap sebagai anggota

komite audit.

16
Beberapa rujukan perusahaan Amerika yang mengacu pada Securities and

Exchange Commission (SEC), pada umumnya mencantumkan dalam charter

komite auditnya, bahwa tujuan komite audit adalah membantu dewan komisaris

dalam mengawasi:

a. Integritas dari laporan keuangan perusahaan.

b. Kualifikasi dan kemandirian auditor independen atau auditor eksternal.

c. Kinerja dari auditor internal dan auditor eksternal perusahaan.

d. Kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang dan peraturan yang

berlaku.

Seiring dengan karakteristik tersebut, otoritas komite audit terkait pada

batasan mereka sebagai alat bantu dewan komisaris. Komite audit tidak

memiliki otoritas eksekusi apapun, hanya memberikan rekomendasi kepada

dewan komisaris, kecuali untuk hal yang spesifik yang telah memperoleh hak

suara eksplisit dari dewan komisaris, misalnya ialah mengevaluasi dan

menentukan kompensasi auditor eksternal, dan memimpin suatu investigasi

khusus.

3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab komite audit tidak boleh menyimpang dari

tugas dan tanggung jawab dewan komisaris.Tugas komite audit berdasarkan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK.04/tahun 2016, ialah:

a. Melakukan penelaahan atas informasi keungan yang akan dikeluarkan

perusahaan efek kepada publik dan/atau pihak otoritas.

17
b. Memberika rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai penunjukan

akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan

biaya.

c. Memberikan penelaahan atas rencana dan pelaksanaan audit oleh akuntan.

d. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pengendalian internal dan

manajemen resiko perusahaan efek.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan

bahwa komite audit mempunyai tanggung jawab memberikan pengawasan

menyeluruh mengenai:

a. Laporan keuangan komite audit melaksanakan pengawasan independen dan

memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen telah

memberikan gambaran yang sebenarnya.

b. Pengawasan Kontrol Komite audit memberikan pengawasan independen

atas masalah atau hal-hal yang berpotensi mengandung resiko.

c. Tata Kelola Perusahaan Komite audit melakukan pengawasan independen

bahwa proses pelaksanaan GCG telah dijalankan sesuai dengan

undangundang dan peraturan yang berlaku.

Sedangkan Wewenang Komite Audit harus meliputi:

a. Melakukan penyelidikan mengenai semua aktivitas dalam batas ruang

lingkup tugasnya.

b. Mencari informasi yang relevan dari setiap karyawan.

c. Mengusahakan saran hukum dan saran professional lainnya yang

independen jika diperlukan.

18
d. Mengundang kehadiran pihak luar dengan pengalaman yang sesuai, jika

diperlukan.

4. Kompetensi Komite Audit

Kompetensi merupakan professional yang mempunyai latar belakang

pendidikan dan berpengalaman dalam bidang akuntansi dan auditing. Tugiman,

et al (2015:11) mengungkapkan bahwa, peningkatan kompetensi internal

auditor secara signifikan dilakukan melalui program sertifikasi profesi, baik

sertifikasi tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan pendapat

tersebut, maka untuk mengembangkan kompetensi komite audit dibutuhkan

keahlian dan pelatihan, namun tetap mengikuti perkembangan zaman dan terus

menjaga tingkat kemampuannya selama karir profesinya.

Berdasarkan peraturan kepala badan pengawasan keuangan dan

pembangunan (BPKP) Nomor: PER-211/K/JF/2010 mengenai kompetensi

auditor bahwa, Kompetensi Auditor ialah ukuran kemampuan minimal yang

harus dimiliki auditor yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge),

keterampilan/keahlian (skill), dan sikap perilaku (attitude) untuk dapat

melakukan tugas-tugas dalam jabatan fungsional auditor dengan hasil baik.

Dengan keputusan tersebut, maka seorang auditor dapat dikatakan

kompeten jika memiliki pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan sikap

perilaku yang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan agar dapat

melakukan tugas- tugasnya dengan baik. Kompetensi seseorang juga memiliki

pengaruh positif terhadap pekerjaan yang dilakukannya yaitu sejauh mana peran

19
orang itu dapat dinilai sebagai individu dalam pengambilan keputusan dan

efektif dalam penyelesaian pekerjaannya.

5. Pertemuan Komite Audit

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK.04/tahun 2016,

Komite audit mengadakan rapat secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3

bulan. Rapat komite audit diselenggarakan apabila dihadiri oleh lebih dari

setengah jumlah anggota. Keputusan rapat komite audit diambil berdasarkan

musyawarah untuk mufakat. Setiap rapat komite audit dituangkan dalam risalah

rapat, termasuk apabila terdapat perbedaan pendapat, yang ditandatangani oleh

seluruh anggota komite audit yang hadir dan disampaikan kepada dewan

komisaris. Komite audit wajib membuat laporan kepada dewan komisaris atas

setiap penugasan yang diberikan, membuat laporan tahunan pelaksanaan

kegiatan komite audit yang diungkapkan dalam laporan tahunan emiten atau

perusahaan publik.

Menurut DeZoort et al. dalam Buallay (2018) menetapkan frekuensi

pertemuan sebagai evaluasi audit due diligence komite. Frekuensi pertemuan

adalah elemen inti dalam keandalan dan efisiensi kegiatan dan proses

perusahaan, meskipun ada beberapa studi yang mengakui hubungan antara

kinerja perusahaan dan jumlah pertemuan (Ioana, 2014). Frekuensi pertemuan

merupakan karakteristik penting dari komite audit. Anggota dewan yang secara

rutin bertemu lebih mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan dan bertanggung

jawab penuh atas tugas mereka. Dewan pengurus akan lebih efektif

meningkatkan pengawasan atas proses pelaporan keuangan baik secara

20
langsung maupun tidak langsung melalui pilihan auditor eksternal dan komite

audit (Buallay, 2018). Buallay (2018) menemukan bahwa meningkatnya

frekuensi pertemuan terkait untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan.

2.1.5 Fee Audit

1. Pengertian Fee Audit

Menurut Gammal dalam Syarifah Vesseline (2017) audit fee dapat di

definisikan sebagai jumlah biaya (upah) yang di bebaankan oleh auditor untuk

proses audit kepada kepada perusahaan (auditee). Menurut Mulyadi (2016:63)

fee audit merupakan fee yang diterima akuntan publik setelah melaksanakan

jasa audit, berupa imbalan atau upah. Sedangkan menurut Menurut Agoes

(2017: 47) fee audit didefinisikan sebagai imbalan jasa dalam bentuk uang atau

barang lainnya yang diberikan kepada atau diterima oleh klien atau pihak lain

untuk mendapatkan perikatan dari klien atau pihak lain.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

fee audit merupakan imbalan atau balas jasa yang auditor berikan kepada klien

sebagai kuantitas jasa audit yang diminta oleh manajemen, dan diterima akuntan

publik setelah melaksanakan jasa audit dengan besarnya fee yang bervariasi.

2. Cara Penentuan Fee Audit

Dalam penentuan biaya audit yang akan dibayarkan kepada auditor

tersebut, maka harus ada cara penentuan biaya audit sebelum pelaksanaan audit.

Kebijakan penentuan imbalan jasa terdapat pada PP No.2 tahun 2016, adalah

sebagai berikut :

21
a. Setiap anggota yang bertindak sebagai Pemimpin Rekan dan/atau Rekan

Akuntan Publik pada KAP harus menetapkan kebijakan sebagai dasar untuk

menghitung besarnya imbalan jasa.

1) Besaran tarif Imbalan Jasa standar per jam (hourly charge out rate)

untuk masing-masing tingkatan staf auditor.

2) Kebijakan penentuan harga untuk penentuan harga yang berbeda dari

tarif Imbalan Jasa standar.

3) Metode penentuan jumlah keseluruhan Imbalan Jasa yang akan

ditagihkan kepada entitas yang dituangkan dalam suatu Surat Perikatan.

b. Metode penentuan jumlah keseluruhan Imbalan Jasa

1) Jumlah keseluruhan yang bersifat lumpsum.

2) Jumlah yang ditentukan berdasarkan realisasi penggunaan jam kerja

personil atau komposit Tim Perikatan.

3) Jumlah yang ditentukn berdasarkan realisasi penggunaan jam kerja

personil atau komposit Tim Perikatan dengan ditentukan jumlah

minimal dan/atau maksimal sesuai pagu anggaran dari entitas klien.

2.1.6 Spesialisasi Auditor

1. Pengertian Auditor

Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran

dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang

sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia (Arens et al.,

2015:5). Sedangkan menurut Bayangkara (2015:2), auditor merupakan pihak

pertama yang melakukan audit terhadap pertanggung-jawaban pihak kedua

22
kepada pihak ketiga dan memberikan pengesahan hasil auditnya untuk

kepentingan pihak ketiga.

Sedangkan menurut Mulyadi (2016:71), auditor adalah akuntan publik

yang memberikan jasa audit kepada auditan untuk memeriksa laporan keuangan

agar bebas dari salah saji. Menurut Syahputra et al. (2015), Auditor adalah

seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas

laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa

auditor merupakan salah satu profesi dalam bidang akuntansi yang memiliki

kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan

suatu perusahaan atau organisasi, dan juga suatu aktivitas audit yang dilakukan

oleh seorang auditor untuk menemukan suatu ketidakwajaran terkait dengan

informasi yang di sajikan.

2. Spesialisasi Auditor

Spesialisasi auditor merupakan auditor spesialis yang memiliki

pengetahuan dan pemahaman lebih terkait bidang industri klien jika

dibandingkan dengan auditor non spesialis. Auditor spesialis menyandang

pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai karakteristik bisnis

klien dibandingkan dengan auditor non spesialis. Auditor spesialis juga lebih

memungkinkan untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi

pada laporan keuangan, sehinggga dapat memudahkan perusahaan dalam

menyediakan informasi laba yang lebih baik.

23
Menurut Abdillah et al. (2019) Auditor yang dikatakan spesialis adalah

auditor yang memiliki pengetahuan dan pemahaman spesifik tentang industri

tertentu yang menyebabkan mereka mendapatkan pemahaman yang lebih

komprehensif tentang karakteristik industri. Praditpa dan Zalukhu (2020)

mengemukakan bahwa spesialisasi industri auditor memperlemah hubungan

antara masa kerja singkat perusahaan audit dan audit report lag. Hal ini

disebabkan dengan pengetahuan industri klien dan operasional perikatan selama

audit akan mengurangi keterlambatan laporan audit. Alfraih (2016)

menyebutkan bahwa auditor pada Big 4 bekerja lebih efisien dibandingkan

auditor non-Big 4, sehingga auditor spesialis pada Big 4 akan menyelesaikan

pekerjaan secara tepat waktu. Faktor lainnya adalah bahwa auditor Big 4 dapat

memperkerjakan lebih banyak staff auditor daripada perusahaan non-Big 4,

sehingga dapat membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk audit.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti terkait Karakteristik Komite

Audit, Fee Audit, Spesialisasi Auditor dan Kualitas Audit adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1 Sukarno Pengaruh Metode 1. Independensi komite audit
(2016) Karakteristik penelitian berpengaruh negatif dan
Komite Audit kuantitatif signifikan terhadap kualitas
Jurnal Terhadap Kualitas dengan teknik audit.
Keberlanjutan Audit (Studi pengambilan 2. Kompetensi komite audit
Vol 1, No 1. Empiris Pada sampel tidak berpengaruh signifikan
Perusahaan menggunakan terhadap kualitas audit.
ISSN: 2528- Manufaktur Yang metode 3. Frekuensi pertemuan
5599 Terdaftar di Bursa purposive komite audit berpengaruh
Efek Indonesia) sampling positif dan signifikan terhadap
kualitas audit.
4. Ukuran komite audit
berpengaruh positif dan

24
signifikan terhadap kualitas
audit.
5. Masa jabatan komite audit
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kualitas
audit.
6. Multi jabatan direktur
komite audit tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
2 Nastia Putri Pengaruh Masa Metode yang Hasil penelitian menunjukkan
Pertiwi, Amir Perikatan Audit, digunakan dalam masa perikatan audit dan
Hasan & Hardi Spesialisasi Industri penelitian ini spesialisasi industri KAP tidak
(2016) Kap, Reputasi Kap adalah metode berpengaruh terhadap kualitas
Dan Komite Audit analisis regresi audit, sedangkan reputasi
Jurnal Terhadap Kualitas linier berganda KAP dan komite audit
Akuntansi Audit (Studi dengan jenis berpengaruh terhadap kualtitas
(Media Riset Empiris Pada penelitian audit. Dari ketiga variabel
Akuntansi & Perusahaan kuantitatif kontrol yang digunakan dalam
Keuangan), Vol Manufaktur Di Bei penelitian ini, hanya leverage
4, No. 2. Tahun 2011-2014) yang berpengaruh terhadap
kualitas audit, sedangkan
ISSN: 2337- LOSS dan cash flow from
4314 operation tidak berpengaruh.
3 Mita Pranata Pengaruh Jenis Penelitian Dari hasil penelitian ini
Munthe, Independensi, Etika ini adalah diperoleh angka signifikansi
Cornelius Audit Dan Fee penelitian statistic (Sig) untuk variabel
Rantelangi & Audit Terhadap deskriptif independensi, etika audit dan
Agus Iwan Kualitas Audit kualitatif dengan fee audit sebesar 0,003; 0,000;
Kesuma Akuntan Publik Di sumber data dan 0,027 dimana nilai
(2018) Kalimantan Timur primer yaitu siginikansi statistik lebih kecil
teknik angket. dari nilai signifikansi
Jurnal Ilmu pengujian (α) (Sig. < 0,05).
Akuntansi Dari penelitian ini dapat
Mulawarman disimpulkan independensi,
(JIAM), Vol 3, etika audit dan fee Audit
No 4. berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas
ISSN: 2715- audit akuntan publik di
3800 kalimantan timur baik secara
parsial maupun secara
simultan.
4 Raodatul Pengaruh Tenure Metode Hasil penelitian menunjukkan
Jannah (2018) Audit, Fee Audit penelitian yang bahwa tenure audit
Dan Spesialisasi digunakan berpengaruh terhadap kualitas
Jurnal Auditor Terhadap adalah audit. Fee audit berpengaruh
Akuntansi STIE Kualitas Audit kuantitatif. terhadap kualitas audit.
Muhammadiyah (Studi Pada Sedangkan spesialisasi auditor
Palopo, Vol 4, Perusahaan Jasa juga berpengaruh terhadap
No 2. Yang Terdaftar Di kualitas audit.
Bursa Efek
ISSN: 2339- Indonesia Periode
1502 Tahun 2012 – 2016)

25
5 Rizka Fitriani Pengaruh Masa Metode yang Hasil penelitian ini
(2019) Kerja, Spesialisasi digunakan dalam menunjukkan bahwa secara
Audit dan penelitian ini simultan, Masa Kerja,
MALIA: Komite Audit adalah metode Spesialisasi
Journal of Terhadap Kualitas analisis regresi Audit dan Komite Audit
Islamic Banking Audit (Studi Kasus linier berganda berpengaruh signifikan
and Finance, Pada Perbankan dengan jenis terhadap Kualitas Audit di
Vol 3, No 2. Syariah Di penelitian Bank Syariah di Indoneia.
Indonesia) kuantitatif Namun, hanya memberikan
ISSN: 2654- dampak sebesar 29,5%.
8577 Sedangkan
secara parsial, hanya variabel
Komite Audit yang
berpengaruh signifikan
terhadap
Kualitas Audit. Variabel Masa
Kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas
Audit, dan variabel
Spesialisasi Audit harus
dihapuskan karena dianggap
konstan/tetap (semua bank
syariah pada periode 2014 –
2018 memiliki nilai yang
sama untuk kategori
spesialisasi audit).
6 Listiya Ike Pengaruh Fee Audit, Dalam penelitian 1. Variabel Fee Audit
Purnomo & Audit Tenure, ini menggunakan berpengaruh terhadap Kualitas
Jihan Aulia Rotasi Audit Dan jenis penelitian Audit
(2019) Reputasi Auditor kuantitatif 2. Variabel Audit Tenure
Terhadap Kualitas dengan berpengaruh terhadap Kualitas
Jurnal Audit menggunakan Audit
EkoPreneur, data berupa 3. Variabel Rotasi Audit tidak
Vol 1, No 1. laporan berpengaruh terhadap Kualitas
keuangan yang Audit
ISSN: 2716- diolah dengan 4. Variabel Reputasi Auditor
2850 statistik. tidak berpengaruh terhadap
Kualitas Audit
7 Mutia Rahmi Pengaruh Metode 1.Ukuran komite audit tidak
&Efrizal Karakteristik penelitian yang berpengaruh terhadap
Syofyan Komite Audit, digunakan ketepatan waktu penyampaian
(2020) Ukuran Kap, Dan peneliti dalam laporan audit
Peran Internal penelitian ini 2.Frekuensi pertemuan komite
Jurnal Auditor Terhadap yaitu asosiatif audit memiliki pengaruh
Eksplorasi Ketepatan Waktu kausal. terhadap ketepatan waktu
Akuntansi Penyampaian penyampaian laporan audit
(JEA), Vol 2, Laporan Audit 3.Keahlian keuangan komite
No 3. (Studi Empiris Pada audit tidak berpengaru
Perusahan hterhadap ketepatan waktu
ISSN: Manufaktur Yang penyampaian laporan audit
Terdaftar Di Bursa 4.Ukuran KAP tidak
Efek Indonesia Pada berpengaruh terhadap
Tahun 2014-2018) ketepatan waktu penyampaian
laporan audit

26
5.Peran internal auditor tidak
berpengaruh terhadap
ketepatan waktu penyampaian
laporan audit
8 Ulfa Lailatul Pengaruh Fee Audit, Penelitian ini Hasil riset membuktikan fee
Merlyana & Komite Audit, termasuk jenis audit dan komite audit
Dwinda Yanthi Rotasi Audit kausal yakni berpengaruh positif pada
(2021) Terhadap Kualitas hubungan yang kualitas audit. Sementara,
Audit bersifat sebab rotasi audit tidak berpengaruh
Jurnal akibat terhadap kualitas audit.
Akuntansi
AKUNESA,
Vol 10, No 1.

ISSN: 2302-
1195
9 Risti Fadhilah Pengaruh Workload, Metode (1) Hipotesis pertama diterima
& Halmawati Spesialisasi Auditor, penelitian ini dimana terdapat pengaruh
(2021) Rotasi Auditor, dan yaitu kuantitatif yang negatif secara signifikan
Komite Audit dengan teknik dari workload terhadap
Jurnal terhadap Kualitas pemilihan kualitas hasil audit
Eksplorasi Audit sampel (2) Hipotesis kedua diterima
Akuntansi menggunakan dimana terdapat pengaruh
(JEA), Vol 3, metode yang signfikan positif dari
No 1. purposive spesialisasi auditor terhadap
sampling. kualitas audit
ISSN: 2656- (3) Hipotesis ketiga ditolak
3649 dimana tidak ada pengaruh
signifikan dari rotasi audit
yang dilakukan terhadap hasil
audit
(4) Hipotesis keempat ditolak,
dimana tidak adanya pengaruh
dari komite audit terhadap
kualitas hasil audit
10 Felisitas Nicko, Pengaruh Jenis penelitian Penelitian ini menghasilkan
Petrus Karakteristik kuantitatif kesimpulan bahwa
Ridaryanto & Komite Audit, dengan karakteristik komite audit,
Renato Fungsi Audit menggunakan fungsi audit internal dan
Sitompul Internal Dan teknik purposive kualitas audit berpengaruh
(2022) Kualitas Audit sampling positif terhadap pengungkapan
Terhadap sukarela.
CURRENT: Pengungkapan
Jurnal Kajian Sukarela
Akuntansi dan
Bisnis Terkini,
Vol 3, No 1.

ISSN: 2721-
2416
Sumber: Penelitian terdahulu

27
2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono, (2018:95) mengemukakan bahwa kerangka berpikir ialah

bentuk dari konseptual terkait dari teori yang saling berkaitan dari bermacam-

macam faktor yang diidentifikasi sesuatu masalah yang dirasa penting. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan empat variabel independen yang diasumsikan

memiliki pengaruh terhadap Kualitas Audit, antara lain adalah Karakteristik

Komite Audit, Fee Audit, Spesialisasi Auditor terhadap. Informasi variabel-

variabel tersebut diperoleh peneliti dari annual report. Adapun kerangka berfikir

pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Komite Audit
(X1) H2

H3
Audit Fee
(X2) Kualitas Audit (Y)

Spesialisasi Audit H4
(X3)
H1

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:99) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah, yang telah diolah sedemikian rupa dan diuraikan dalam

bentuk pertanyaan. Hipotesis ini dikembangkan dari teori, penelitian terdahulu

sebagai berikut:

28
2.4.1 Pengaruh Komite Audit, Fee Audit dan Spesialisasi Auditor terhadap

Kualitas Audit

Penelitian ini membahas tentang pengaruh Karakteristik Komite Audit, Fee

Audit dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit baik secara parsial maupun

simultan dengan objek penelitannya yaitu Perusahaan Sektor Pertanian yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2017-2021. Belum banyak

penelitian yang menguji pengaruh dari ketiga variabel tersebut secara bersama-

sama, namun berdasarkan hasil penelitian terdahulu pada masing-masing variabel,

ketiga variabel tersebut yang diantaranya Karakteristik Komite Audit, Fee Audit

dan Spesialisasi Auditor, memiliki pengaruh terhadap Kualitas Audit. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Diduga Komite Audit, Fee Audit dan Spesialisasi Auditor berpengaruh secara

simultan terhadap Kualitas Audit

2.4.2 Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Audit

Frekuensi pertemuan merupakan salah satu karakteristik penting dari komite

audit. Anggota dewan yang secara rutin bertemu lebih mungkin untuk

menyelesaikan pekerjaan dan bertanggung jawab penuh atas tugas mereka. Dewan

pengurus akan lebih efektif meningkatkan pengawasan atas proses pelaporan

keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pilihan auditor

eksternal dan komite audit menemukan bahwa meningkatnya frekuensi pertemuan

terkait untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Berdasarkan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan POJK.04/tahun 2016, Komite audit mengadakan rapat

secara berkala paling sedikit satu kali dalam 3 bulan.

29
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sukarno (2016)

dengan judul “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Kualitas Audit

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia)”, dimana hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Karakteristik

Komite Audit yang di proksikan oleh Frekuensi Pertemuan Komite Audit

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Diduga Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Audit

2.4.3 Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2012:46) fee audit merupakan bentuk balas jasa

yang auditor berikan kepada klien, dan besarnya fee anggota dapat bervariasi

tergantung risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian

yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, dan auditor yang menerima fee

lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih tinggi dibandingkan

dengan audit fee yang lebih kecil.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purnomo & Aulia

(2019) dengan judul “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit Dan

Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit”, dimana hasil penelitian tersebut

menyebutkan bahwa Fee Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kualitas Audit. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Merlyana & Yanthi (2021) dengan judul “Pengaruh Fee Audit,

Komite Audit, Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit”, dimana hasil penelitian

tersebut menyebutkan bahwa Fee Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

30
Kualitas Audit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H3: Diduga Fee Audit berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas Audit

2.4.4 Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Spesialisasi auditor merupakan auditor spesialis yang memiliki pengetahuan

dan pemahaman lebih terkait bidang industri klien jika dibandingkan dengan

auditor non spesialis. Menurut Abdillah et al. (2019) Auditor yang dikatakan

spesialis adalah auditor yang memiliki pengetahuan dan pemahaman spesifik

tentang industri tertentu yang menyebabkan mereka mendapatkan pemahaman

yang lebih komprehensif tentang karakteristik industri. Auditor spesialis

menyandang pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai karakteristik

bisnis klien dibandingkan dengan auditor non spesialis. Auditor spesialis juga lebih

memungkinkan untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan yang terjadi pada

laporan keuangan, sehinggga dapat memudahkan perusahaan dalam menyediakan

informasi laba yang lebih baik.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jannah (2018)

dengan judul “Pengaruh Tenure Audit, Fee Audit dan Spesialisasi Auditor

Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode Tahun 2012 – 2016)”, dimana hasil penelitian tersebut

menyebutkan bahwa Spesialisasi Auditor berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Fitriani (2019) dengan judul “Pengaruh Masa Kerja,

Spesialisasi Audit dan Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada

31
Perbankan Syariah Di Indonesia)”, dimana menunjukkan hasil yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H4: Diduga Spesialisasi Auditor berpengaruh secara parsial terhadap Kualitas

Audit

32
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang

spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal

hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif,

sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2018:8) yaitu “Metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan”. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan strategi penelitian asosisatif. Menurut Sugiyono (2018:65) penelitian

asosiatif merupakan suatu rumusan masalah penelitian yang besifat menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Sektor Pertanian yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2021 yang beralamatkan di Gedung Bursa Efek

Indonesia, Menara 1 Jl. Jendral Sudirman Kav 52-23 Jakarta Selatan 12190,

Indonesia. No Telp : 021-5150515, Fax : 021-5150330, dan dengan mengambil

berupa data serta laporan keuangan yang diakses melalui website : www.idx.co.id
Alasan dipilihnya lokasi tersebut adalah untuk memperoleh data keuangan

perusahaan secara lengkap terkait penelitian ini, karena sebagian besar data yang

diperlukan dalam penelitian ini terdapat pada BEI.

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta

skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian

hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Sugiyono

(2018:63) “Operasional variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian

yang dilakukan penulis terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

Adapun penjelasan dari masing-masing variabel itu adalah sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X1 dan X2)

Menurut Sugiyono (2018:33), “variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas merupakan variabel

stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas

merupakan variabel yang diukur atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas yang diteliti

dalam penelitian ini meliputi:

1. Komite Audit

Komite Audit diproksikan dengan Aktivitas pertemuan komite audit yang

berarti pertemuan formal maupun informal yang dilaksanakan komite audit

secara berkala dan terstruktur. Frekuensi pertemuan merupakan salah satu

34
karakteristik penting dari komite audit. Anggota dewan yang secara rutin

bertemu lebih mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan dan bertanggung jawab

penuh atas tugas mereka.

2. Fee Audit

Menurut Agoes (2017:47) fee audit didefinisikan sebagai imbalan jasa

dalam bentuk uang atau barang lainnya yang diberikan kepada atau diterima

oleh klien atau pihak lain untuk mendapatkan perikatan dari klien atau pihak

lain.

3. Spesialisasi Auditor

Spesialisasi auditor merupakan auditor spesialis yang memiliki

pengetahuan dan pemahaman lebih terkait bidang industri klien jika

dibandingkan dengan auditor non spesialis. Menurut Abdillah et al. (2019)

Auditor yang dikatakan spesialis adalah auditor yang memiliki pengetahuan dan

pemahaman spesifik tentang industri tertentu yang menyebabkan mereka

mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang karakteristik

industri. KAP dianggap sebagai spesialis industri jika telah mengaudit sebesar

15% atau lebih dari seluruh emiten di industri tersebut. Presentase Auditor

Industry Specialization (AIS) dihitung sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑖 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑠𝑟𝑖


𝐴𝐼𝑆 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐸𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑖 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑠𝑟𝑖

3.3.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2018:39), “variabel dependen sering disebut sebagai

variabel output, kriteria, konsekuen atau terikat yaitu variabel yang dipengaruhi

35
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam

penelitian ini yaitu Kualitas Audit.

Definisi kualitas audit menurut Arens, et. al, (2015:103) yaitu “Kualitas audit

adalah bagaimana cara memberitahu seorang audit mendeteksi salah saji material

laporan dalam laporan keuangan, aspek deteksi adalah cerminan dari kompetensi

auditor, sedangkanpelaporan adalah cerminan dari integritas auditor, khususnya

independesi auditor”. Kualitas Audit dapat dikatakan berkualitas jika auditor

mampu menemukan masalah atau kecurangan maupun ketidak wajaran yang

disajikan pada laporan keuangan entitas. Semakin baik reputasi KAP yang

mengaudit, maka semakin besar pula kepercayaan pengguna laporan keuangan

akan kualitas audit yang dihasilkan. Kualitas Audit diproksikan dengan reputasi

auditor yang berafiliasi dengan KAP Big Four atau Non-Big Four. Penulis meneliti

variabel kualitas audit berdasarkan KAP yang mengaudit dan diukur dengan

menggunakan skala nominal varibel dummy. Apabila perusahaan diaudit oleh KAP

Big Four maka akan diberi angka 1 dan diberi angka 0 apabila diaudit oleh KAP

Non-Big Four

Secara rinci operasional variabel dalam penelitian ini dibuat tabel variabel,

seperti terlihat bawah ini:

36
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Pengertian Pengukuran Skala
Karakteristik Variabel ini akan diukur
Komite Audit berdasarkan frekuensi rapat atau
diproksikan pertemuan dengan mengggunakan
dengan Aktivitas skala nominal.
pertemuan komite Apabila perusahaan melakukan
Komite Audit audit yang berarti rapat minimal sekali 3 bulan
(X1) pertemuan formal dengan tingkat kehadiran anggota
1. Rasio
maupun informal 100% maka akan diberi angka 1
Effendi (2016:51) yang dilaksanakan dan diberi angka 0 apabila
komite audit melakukan rapat kurang dari sekali
secara berkala dan 3 bulan dengan kehadiran kurang
terstruktur dari 100% untuk setiap periode
penelitian.
Biaya auditor Variabel ini diukur dengan
adalah menggunakan Logaritma Natural
Fee Audit imbalan yang dari Fee auditor yang diperoleh dari
(X2) diterima auditor laporan tahunan yang telah di audit
2. Rasio
atas jasa
Agoes (2017: 47) mengaudit yang
telah dilakukan
terhadap kliennya
Auditor-auditor KAP dianggap sebagai spesialis
ahli dan memiliki industri jika telah mengaudit
Spesialisasi banyak sebesar 15% atau lebih dari seluruh
Auditor pengalaman emiten di industri tersebut.
(X3) mengaudit Presentase Auditor
3. perusahaan dalam Industry Specialization (AIS) Rasio
Abdillah et al. industri tertentu. dihitung sebagai berikut:
(2019)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑖 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑠𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑚𝑢𝑎 𝐸𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑖 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑠𝑟𝑖
Kualitas Audit Variabel dummy, diberi angka 1
Kualitas Audit diproksikan jika perusahaan diaudit oleh KAP
(Y) dengan reputasi Big Four dan diberi angka 0 jika
4. auditor yang diaudit oleh KAP Non-Big Four. Nominal
Arens, et. al, berafiliasi dengan
(2015:103) KAP Big Four
atau Non-Big Four
Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat, yaitu

berkenan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang

mencakup. Menurut Arikunto (2015:173), populasi adalah keseluruhan subjek

37
penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau

penelitiannya juga disebut studi populasi atau sensus. Dari pengertian di atas,

disimpulkan populasi adalah keseluruhan karakteristik atau sifat subjek atau objek

yang dapat ditarik sebagai sampel. Adapun dalam penelitian ini, populasinya adalah

Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

Tahun 2017-2021.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2018:215), “Sampel adalah jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Arikunto (2015:131), “sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Lebih lanjut menurut Sugiyono

(2018:81) “Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel untuk

digunakan dalam penelitian”. Dalam pengambilan sampel dapat menggunakan

Purposive Sampling. Purposive Sampling menurut Sugiyono (2018:138) adalah

pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai

dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan

diteliti. Kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel adalah sebagai berikut:

1. Merupakan perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

2. Perusahaan pertanian yang memiliki laporan keuangan dan laporan tahunan

secara lengkap di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2017-2021

3. Perusahaan pertanian yang melaporkan laporan audit dan laporan tahunannya

secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2017-2021.

38
4. Perusahaan pertanian di Bursa Efek Indonesia yang laporan keuangannya di

audit oleh auditor independent untuk tahun 2017-2021.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mendapatkan informasi yang

akan digunakan dalam pengukuran variabel. Menurut Sugiyono (2018:308)

menyampaikan “metode pengumpulan data adalah cara ilmiah utuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan

sehingga dapat digunakan memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang

langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama.

Menurut Sujarweni (2015:89), mengatakan bahwa “Data sekunder adalah data yang

didapat dari catatan, buku dan majalah berupa laporan keuangan publikasi

perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain-

lain.” Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang digunakan

adalah Dokumentasi. Menurut Sugiyono (2018:138) “dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2017-2021.

3.6 Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah data penelitian diperoleh adalah menganalisis

jawaban atas permasalahan yang terjadi. Yang menjadi tehnik analisisdata pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

39
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul tanpa

bermaksud hasil dan kesimpulannya berlaku untuk umum. Analisis ini terdiri dari

jumlah, sampel, nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar

deviasi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang

digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik komite audit, fee audit,

spesialisasi auditor dan kualitas audit.

3.6.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Untuk uji ini dapat dilakukan dengan uji -2 log likelihood. Caranya adalah

dengan membandingkan antara nilai -2Log likelihood pada saat Block Number =

0, dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log likelihood,

dengan pada saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan

variabel bebas. Apabila nilai -2Log likelihood Block Number = 0 > nilai -2Log

likelihood Block Number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik. Log

likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error”

pada model regresi, sehingga penurunan log likehood menunjukkan model yang

semakin baik.

3.6.3 Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dinilai dengan menggunakan

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Goodness yang diukur dengan nilai

Chi-square. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Goodness menguji

hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

40
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai

statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang

dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara

model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit Test tidak baik karena

model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol diterima

dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan

model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.6.4 Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariate dengan

menggunakan regresi logistik (logistic regression), yang variabel bebasnya

merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal). Teknik analisis ini

tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2016). Model

regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Kualitas Audit

a = Konstanta

X1 = Komite Audit

X2 = Fee Audit

X3 = Spesialisasi Auditor

e = Error (residual)

41
3.6.5 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi

variabel dependen. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox

dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya yang bervariasi dari 0 (nol) sampai 1

(satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R Square

dengan nilai maksimumnya kemudian diinterpretasikan seperti nilai R Square pada

multiple regression.

3.6.6 Uji Hipotesis

Pengujian signifikansi pada regresi logistik ada 2 yaitu pengujian secara

parsial dan simultan. Pengujian secara parsial dapat dilakukan dengan Uji Wald.

Sedangkan pengujian secara simultan dilakukan dengan Uji Omnibus Test of Model

Coefficients.

1. Uji Wald (Parsial)

Pada regresi logistik, uji signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan

uji Wald. Dalam uji Wald, statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald

statistic). Nilai statistik dari uji Wald berdistribusi chi-kuadrat. Pengambilan

keputusan terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan

nilai probabilitas dari uji Wald. Sehingga jika nilai probabilitas (Sig.) ≥ 0.05,

H0 diterima dan H1 ditolak. Sedangkan, jika nilai probabilitas (Sig.) ≤ 0.05, H0

ditolak dan H1 diterima.

42
2. Uji OmnibusTest of Model Coefficient (Simultan)

Pengujian simultan pada regresi logistik ditunjukkan dengan melihat nilai

Omnibus Test of Model Coefficient. Dalam pengujian ini semua variabel bebas

akan diuji secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Dasar

pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansinya > 0,05 maka H0

diterima, bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh

terhadap variabel terikat.

3. Uji t (Parsial)

Uji beda t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam

menerangkan variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yang

digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai profitabilitas signifikasi > 0,05, maka hipotesis ditolak. Hipotesis

ditolak mempunyai arti bahwa variabel tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

b. Jika nilai profitabilitas signifikasi < 0,05, maka hipotesis diterima. Hipotesis

diterima mempunyai arti bahwa variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

4. Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2016) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

43
atau variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai F lebih besar dari 4 maka H0 ditolak pada derajat kepercayaan 5%

dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa

semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai

Fhitung lebih besar dari pada nilai Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima

Ha.

44
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, M. R., Mardijuwono, A. W., & Habiburrochman, H. (2019). The effect of


company characteristics and auditor characteristics to audit report lag.
Asian Journal of Accounting Research, 4(1), 129–144.

Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan


Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Alfraih, M. M. (2016). Corporate Governance Mechanisms and Audit Delay in a


Joint Audit Regulation. Journal of Financial Regulation and Compliance.
Vol. 24 (3), pp.292-316

Arens, A. A. et al, (2015). Auditing & Jasa Assurance, Edisi Kelimabelas, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga

Arikunto, S. (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:


Rineka Cipta.

Badan Pengawas Keuangan (2010). Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-


211/K/JF/2010 tentang Standar Kompetensi Auditor

Baiman, S. (1990). Agency research in managerial accounting: A second look.


Accounting, Organizations and Society,. 15(4), 341–371.

Bastian, I. (2014). Audit Sektor Publik, Edisi ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Bayangkara, I. B. K.. (2015). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi.


Jakarta: Salemba Empat.

Buallay, A. (2018). “Audit committee characteristics: an empirical investigation of


the contribution to intellectual capital efficiency", Measuring Business
Excellence.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, A. (2015). Auditing : Dasar - Dasar Audit Laporan Keuangan , Edisi


Kelima. Yogyakarta: Unti Penerbit dan Percetakan STIM YKPN

Hamdan, A., Mushtaha, S., & Al-Sartawi, A. (2013). The Audit Committee
Characteristics and Earnings Quality: Evidence from Jordan. Australasian
Accounting, Business and Finance Journal. Vol 7(4), 51–80. Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). (2016). Standar Akuntansi Keuangan revisi 2016. Jakarta:
Salemba Empat.

45
Ioana, A.N.G.H.E.L. (2014). Study regarding the impact of the audit committee
characteristics on company performance, Studies in Business & Economics,
Vol. 9 No. 2.

Jensen, M. C. & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm: Managerial


Behavior, Agency costs and Ownership Stucture, The Journal of Financial
Economic.

Jusuf, A. A. (2017). Jasa Audit dan Assurance 2: Pendekatan Terpadu. Jakarta:


Salemba Empat.

Kusdarini, H. (2016). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan


Kebijakan Dividen terhadap Agency Cost pada Perusahaan yang Terdaftar
dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2011-2014.

Mulyadi. (2016). Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)


POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit.Jakarta : OJK.

Pradipta, A., & Zalukhu, A. G. (2020). Audit report lag : Specialized auditor and
corporate governance.GATR Global Journal of Business and Social Science
Review. 8(20), 41–48.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: CV


Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press

Syahputra, E., Fauzai, Razali. (2015). Karakteristik Sifat Kimia Sub Grup Tanah
Ultisol di Beberapa Wilayah Sumatera Utara. Jurnal Agroekoteknologi, 4 (1):
1796 – 1803.

Tugiman, H. (2015). Pandangan Baru Internal Auditing. Yogyakarta : Kanisius

Widyati, M. F. (2013). Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, Komite


Audit, Kepemimpinan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Kinerja Keuangan. Jurnal Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Surabaya.

Wijayanti, F. L. (2015). Analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan


institusional, ukuran dewan direksi, dan ukuran dewan komisaris terhadap
biaya keagenan. Jurnal EBBAN , 6(2):1-16.

46

Anda mungkin juga menyukai