PROPOSAL SKRIPSI
Ditulis Oleh:
NUR TILARSIH
NIM. 181011201977
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini. Proposal skripsi ini menganalisis Pengaruh Beban Pajak
Tangguhan, Konsentrasi Kepemilikan dan Arus Kas Operasional Terhadap
Persistensi Laba pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
BEI periode 2017-2021. Penulisan proposal skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
dalam Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
Pada kesempatan ini saya ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya
yang telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori
adanya pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. Drs. E. Nurzaman, M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas
Pamulang yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang
semakin berkualitas.
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang yang telah memajukan
Fakultas Ekonomi menjadi semakin baik.
4. Ibu Effriyanti, S.E., Akt., M.Si., CA., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi S1 Akuntansi yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
6. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf akuntansi,
yang telah membantu memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi
di Universitas Pamulang.
7. Keluarga tercinta yang selalu support dalam kondisi apapun.
ii
8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran proposal skripsi ini yang
tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dorongan, motivasi,
bantuan, dan doa yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini masih jauh
dari yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Penulis berharap proposal skripsi ini dapat berguna
bagi para pembaca dan dunia ilmu pengetahuan.
Nur Tilarsih
NIM. 181011201977
iii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................... 9
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................... 10
1.4.1. Manfaat Teoritis............................................................................ 10
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori........................................................................................... 12
2.1.1 Grand Teory.................................................................................... 12
2.1.2 Persistensi Laba.............................................................................. 13
2.1.3 Deffered Tax Expensse................................................................... 14
2.1.4 Konsentrasi Kepemilikan................................................................ 17
2.1.5 Arus Kas Operasional..................................................................... 21
2.2 Penelitian Terdahulu................................................................................... 23
2.3 Kerangka Berfikir....................................................................................... 29
2.4 Pengembangan Hipotesis............................................................................ 31
2.4.1 Pengaruh secara simultan Beban Pajak Tangguhan, Konsentrasi
Kepemilikan dan Arus Kas Operasional terhadap Persistensi Laba 31
2.4.2 Pengaruh Deffered Tax Expensse terhadap Persistensi Laba......... 32
2.4.3 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Persistensi Laba..... 33
2.4.4 Pengaruh Arus Kas Operasional terhadap Persistensi Laba…………34
BAB III METOEDOLOGI PENELITIAN
iv
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 37
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 37
3.2.1 Lokasi Penelitian............................................................................ 37
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................... 38
3.3 Operasional Variabel Penelitian................................................................. 38
3.3.1 Dependen Variable (Variabel Terikat)........................................... 38
3.3.2 Independen Variable (Variabel Bebas).......................................... 41
3.4 Populasi dan Sampel.................................................................................. 43
3.4.1 Populasi........................................................................................... 43
3.4.2 Sampel............................................................................................. 43
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 44
3.6 Teknik Analisis Data.................................................................................. 45
3.6.1 Uji Statistik Deskriptif................................................................... 45
3.6.2 Uji Model Regresi data panel........................................................ 45
3.6.3 Model Regresi Data Panel............................................................. 47
3.6.4 Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 50
3.6.5 Analisis Regresi Data Panel........................................................... 53
3.6.6 Koefisien Determinasi................................................................... 54
3.6.7 Uji Parsial (Uji Statistik t)............................................................ 54
3.6.8 Uji Simultan (Uji Statistik F) ....................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 57
v
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis yang sangat pesat pada era globalisasi saat ini telah
Perusahaan real estate dan property merupakan salah satu sektor industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri real estate dan
property begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang.
Mengingat perusahaan yang bergerak pada sektor real estate dan property tersebut
adalah perusahaan yang sangat peka terhadap pasang surut perekonomian, maka
seiring perkembangannya sektor real estate dan property dianggap menjadi salah
satu sektor yang mampu bertahan dari kondisi ekonomi secara makro di
Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya sektor real estate dan property
wisata dan lain-lain. Investasi di bidang property dan real estate pada umumnya
ekonomi serta diyakini merupakan salah satu investasi yang menjanjikan. Seiring
akan tempat tinggal, pekantoran, pusat perbelanjaan taman hiburan dan lain-lain
1
menjadikan bisnis ini merupakan sektor yang banyak menarik minat investor
keuangan perusahaan dan hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu,
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat beberapa keputusan, seperti
perusahaan tersebut. Salah satu elemen dari laporan keuangan yang digunakan
dalam suatu periode tertentu karena di dalam laba terdapat komponen yang
tidak hanya melalui kondisi laba saat ini namun juga menunjukkan kondisi
2
di emiten property. PT. Bekasi Asri Pemula Tbk membukukan penurunan laba
bersih pada 2021 sebesar 45% menjadi Rp 2,05 miliar dari laba bersih pada
periode yang sama tahun 2020 yaitu Rp 3,73 miliar. Selain itu fenomena yang
menyebabkan laba tidak persisten terjadi pada emiten PT. Bekasi Fajar Estate. PT.
Bekasi Fajar Estate memberikan laporan kinerja pada tahun 2021 yang mengalami
penurunan sebesar 38% dengan laba bersih hanya Rp71,09 miliar dibandingkan
Persistensi Laba merupakan revisi laba untuk melihat laba perusahaan yang
semakin persisten suatu laba perusahaan maka investor akan semakin mampu
untuk memprediksi laba di masal yang akan datang. Jika suatu perusahaan
memiliki laba yang persisten maka akan ada anggapan perusahaan tersebut
diminati oleh investor karena memiliki prediksi laba yang akan membuat
dan dengan jangka waktu yang panjang. Laba yang persisten cenderung tidak
dapat menurunkan daya prediksi laba dalam memperkirakan aliran kas perusahaan
di masa depan. Penurunan yang terjadi dalam daya prediksi laba dapat berdampak
pada kurang bermanfaatnya informasi laba tahun berjalan guna memprediksi laba
3
Pengertian persistensi laba pada prinsipnya dapat dipandang dalam dua
laba perusahaan. Pandangan ini menyatakan bahwa laba yang persistensi tinggi
dengan kinerja harga saham pasar modal yang diwujudkan dalam bentuk imbal
hasil, sehingga hubungan yang semakin kuat antara laba perusahaan dengan imbal
hasil bagi investor dalam bentuk return saham menunjukkan persistensi laba yang
adalah Beban Pajak, konsentrasi kepemilikan, dan arus kas operasional. Faktor
arus kas operasi diperoleh dari kas yang diterima dari pelanggan, piutang, dan
kas, jika nilai arus kas besar maka hal tersebut menjelaskan bahwa arus kas
Dalam sisi perpajakan, pajak tangguhan atau yang biasa disebut sebagai
deferred tax expense dapat didefinisikan sebagai beban pajak yang dapat
berpengaruh pada penambahan atau pengurangan beban pajak yang harus dibayar
oleh wajib pajak di masa yang akan datang. Pada umumnya, pengertian pajak
tangguhan dapat dilihat dari 2 sudut pandang berbeda, yaitu definisi dari sudut
pandang akuntansi sebagai akun aset serta definisi dari sudut pandang liabilitas
atau utang yang harus dibayar dan dilunasi. Jika dilihat dari sudut pandang
4
akuntansi sebagai akun aset, pajak tangguhan didefinisikan sebagai jumlah pajak
penghasilan yang dipulihkan atau dapat dilakukan perubahan pada periode masa
yang akan datang atau masa depan sebagai akibat dari akumulasi rugi pajak yang
Sedangkan, jika dilihat dari sudut pandang liabilitas atau utang yang harus dibayar
dan dilunasi, pajak tangguhan dapat didefinisikan sebagai pajak yang timbul dan
dengan standar akuntansi keuangan yaitu komersial. Dengan adanya perbedaan ini
membuat pendapatan atau beban yang sudah diakui pada masing-masing periode
akan berbeda, namun saat di akhir secara keseluruhan jumlah total yang harus
diakui antara fiskal dan komersial akan sama. Nah, perbedaan inilah yang biasa
Beban pajak ini pada dasarnya harus memanglah harus dibayar pada akhir
akuntansi komersial yang biasa dimulai dari pengakuan unsur dalam pendapatan,
yang biasa dipakai untuk menentukan beban penyusutan aset, pengakuan nilai sisa
aset serta penerapannya dalam jangka waktu bagi penyusutan, sampai pada
inilah yang tercantum dalam laporan keuangan yang dapat dijadikan dasar untuk
menghitung beban pajak penghasilan yang terutang secara komersial oleh masing-
masing wajib pajak. Namun berbeda dengan saat pelaporan SPT tahunannya,
5
dalam perhitungannya pajak penghasilan yang akan dihitung wajib pajak atas
dasar laba komersialnya tidak bisa langsung ditetapkan begitu saja sebagai beban
pajak. Hal ini didasari karena untuk bisa digunakan dalam dasar pelaporan SPT
tahunan wajib pajak harus menggunakan ketentuan perpajakan yang berlaku yang
Karena ketika laba akuntansi yang terjadi lebih besar daripada laba
pajaknya, maka dengan otomatis akan terjadi adanya kewajiban pajak tangguhan.
Tapi sebaliknya ketika laba akuntansi lebih kecil daripada laba pajaknya, maka
ini tidak bisa begitu saja dihindari dan akan dapat muncul sebagai akibat dari
terjadinya 2 pendekatan yang harus dijalani ketika wajib pajak menghitung beban
pajaknya.
Deffered Tax Expensse merupakan jumlah agregat pajak kini (current tax)
dan pajak tangguhan (differed tax) yang diperhitungkan dalam menentukan laba
dan rugi suatu periode akuntansi (PSAK No.46). Penelitian Barus dan Setiawati
temporer antara laba buku yaitu, pendapatan yang dilaporkan kepada pemegang
saham dan pengguna eksternal lainnya, dan penghasilan kena pajak yaitu
6
(2019) menyatakan bahwa Beban pajak tangguhan memiliki pengaruh positif
Untuk saat ini kebenaran hal tersebut tidak terjadi di sebagian negara di luar
minoritas. Jumlah kepemilikan saham merupakan salah satu kategori yang paling
sering dipakai untuk membedakan pemegang saham dalam perseroan. Selain itu
7
terdapat kemampuan untuk mengandalikan Perseroan, dimana pemegang saham
dan wewenang dalam kebijakan pengendalian perusahaan maka hal ini akan
pengambilan keputusan, maka laba harus memberikan nilai prediksi masa depan
berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sama hal nya dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan (2012). Penelitian tersebut dibantah oleh
berpengaruh negatif terhadap persistensi laba begitu juga hasil penelitian oleh
8
Faktor Ketiga adalah Arus Kas Operasi. Arus Kas Operasi (OCF) adalah
jumlah kas yang dihasilkan oleh aktivitas operasi reguler bisnis dalam periode
waktu tertentu. OCF dimulai dengan laba bersih Laba Bersih Laba bersih adalah
item baris utama, tidak hanya dalam laporan laba rugi, tetapi juga dalam ketiga
laporan keuangan inti. Meskipun diperoleh melalui laporan laba rugi, laba bersih
juga digunakan dalam laporan neraca dan arus kas. Laporan Laba Rugi adalah
salah satu laporan keuangan inti perusahaan yang menunjukkan laba rugi selama
periode waktu tertentu. Laba atau rugi ditentukan dengan mengambil semua
pendapatan dan mengurangkan semua biaya dari kedua operasi dan aktivitas non-
operasi.
Pernyataan ini adalah salah satu dari tiga pernyataan yang digunakan dalam
bersih, Modal Kerja Bersih Modal Kerja Bersih (NWC) adalah perbedaan antara
aset lancar perusahaan (setelah dikurangi kas) dan kewajiban lancar (setelah
dikurangi utang) pada neracanya. Ini adalah ukuran likuiditas perusahaan dan
operasi bisnis. Posisi ideal adalah untuk sampai pada total uang yang dihasilkan
Faktor arus kas operasi diperoleh dari kas yang diterima dari pelanggan,
tingkat arus kas, jika nilai arus kas besar maka hal tersebut menjelaskan bahwa
9
arus kas mengalami fluktuasi sehingga laba tidak persisten. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Azzahra, dkk (2016) bahwa aliran kas operasi berpengaruh
Chowijaya, dkk (2014) yang mengungkapkan bahwa arus kas operasi tidak
Alasan penulis memilih perusahaan ini karena perusahaan real estate dan
property memilik prospek yang cerah di masa yang akan datang dengan melihat
meningkat.
Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI periode 2017-
2021”.
10
1.2. Rumusan Masalah
Laba.
Persistensi Laba.
Persistensi Laba.
Persistensi Laba.
11
Tujuan penelitian di atas diharapkan akan memberi manfaat setelah penelitian
selesai. Adapun Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
agency confilict antara kedua belah pihak. Teori keagenan muncul untuk
sebagai suatu kontrak. Prinsipal adalah pihak yang melakukan evaluasi atas
keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. Sahara dalam Aryani dan
Wulandari (2017:549). Apabila angka laba dilaporkan dapat diduga oleh publik
sebagai hasil dari perekayasaan, maka angka laba tersebut akan dapat dinilai
mempunyai kualitas laba yang rendah dan disebut kurang persisten, Hanlon
13
2.1.2 Persistensi Laba
perusahaan di masa lalu maupun memprediksi arus kas masa depan (Wiryandari
dan Yulianti, 2009). Oleh sebab itu, pengguna laporan keuangan harus dapat
menilai kualitas laba suatu perusahaan (Purwanti, 2010). Suatu laba dianggap
(sustainable earnings) di masa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan
(Penman, 2001 dalam Wijayanti, 2006). Untuk menentukan prediksi laba tersebut,
para pengguna laporan keuangan perlu melakukan penilaian atas persistensi laba
(Fanani, 2010).
Menurut Fanani (2010) Persistensi laba adalah kondisi bahwa laba periode
sekarang adalah refleksi dari periode masa depan ataupun periode sekarang.
Persistensi laba merupakan revisi laba yang diharapkan di masa depan yang
tercermin dari laba tahun berjalan (Meythi, 2006). Menurut Scot (2009) dalam
Asma (2013) persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan di masa
Semakin permanen laba dari waktu ke waktu semakin tinggi earnings response
14
coefficientnya. Hal ini mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tersebut
yang persisten adalah laba yang memiliki sedikit atau tidak mengalami gangguan
yaitu predictive value (Jonas dan Blanchet, 2002 dalam Persada dan Martani,
2010). Persistensi diukur dengan menggunakan koefisien dari regresi antara laba
akuntansi periode sekarang dengan periode yang akan datang (Wijayanti, 2006).
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba saat ini dan laba
jangka panjang. Semakin persisten laba maka semakin tinggi harapan peningkatan
yang akan datang yang disebabkan oleh perbedaan temporer (waktu) sementara
antara perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat
dikompensasikan di masa datang (tax loss carry forward) yang perlu disajikan
dalam laporan keuangan dalam suatu periode tertentu. Adapun unsur-unsur yang
15
1. Metode Penyusutan dan atau Amortisasi
5. Kompensasi Kerugian
6. Penyisihan bonus
pajak tangguhan tidak dapat dijadikan sebagai unsur untuk menghitung kewajiban
pajak tangguhan suatu wajib pajak. Pajak tangguhan dicatat untuk mencerminkan
jumlah utang pajak pada posisi laporan keuangan dalam tahun buku atau periode
tertentu, dan juga dihitung dan dilaporkan pada rekening aktiva atau kewajiban
Pajak tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai manfaat pajak yang
jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan dipulihkan dalam periode yang
akan datang sebagai akibat adanya perbedaan sementara antara standar akuntansi
keuangan dengan peraturan perpajakan dan akibat adanya saldo kerugian yang
dapat dikompensasi pada periode mendatang menurut PSAK No.46 (IAI, 2009:8).
Menurut Phillips, Pincus and Rego (2003) yaitu: “beban pajak tangguhan adalah
beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi (yaitu laba
dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal) dengan laba fiskal
16
Selain itu, menurut Zain (2007) dalam Jayanto dan Kiswanto (2009) :
“pajak tangguhan terjadi akibat perbedaan antara PPh terutang (pajak penghasilan
yang dihitung berbasis pada penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar
temporer”.
besar dari penghasilan kena pajak-PKP (taxible income), maka beban pajak –
BP (Tax Expense) pun akan lebih besar dari pajak terutang-PT (Tax Payable),
penghasilan kena pajak (PKP), maka beban pajak (BP) juga lebih kecil dari
terpulihkan”.
pajak tangguhan yaitu beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan yang
17
diakibatkan dari adanya perbedaan PPh terutang menurut perhitungan akuntansi
besarnya laba di masa yang akan datang (persistensi laba) dengan memanfaatkan
celah yang ada dalam standar akuntansi keuangan (Wulandari, 2013:71). Philips,
komponen aset dan kewajiban pajak tangguhan yang merupakan refleksi dari nilai
beban pajak tangguhan pada laporan laba rugi. Jika manajemen laba yang
publik dulu dipandang tersebar diantara banyak pemegang saham. Untuk saat ini
kebenaran hal tersebut tidak terjadi di sebagian negara di luar Amerika Serikat.
18
Konflik tersebut adalah konflik antara pemegang saham pengendali dengan
minoritas. Jumlah kepemilikan saham merupakan salah satu kategori yang paling
sering dipakai untuk membedakan pemegang saham dalam perseroan. Selain itu
pihak luar atau publik selain dari kepemilikan saham oleh manajer, institusi, pihak
asing ataupun famili. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Manalu (2007)
Pemegang saham minoritas adalah pihak-pihak yang memiliki saham dalam suatu
perusahaan dalam jumlah yang terbatas atau sedikit. Dari dua pendapat tersebut
dalam perusahaan baik sebagai direksi maupun komisaris dan yang dimiliki oleh
19
Penelitian La Porta et al. (1999), Claessens et al. (2000a), dan Facio and
dapat dilakukan dengan menempatkan dewan ahli yang tidak dibiayai oleh
dapat melakukan monitoring dengan lebih baik. Bentuk monitoring yang lain
20
adalah memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi insiders dalam
sebelah mata akan keberadaan pemegang saham minoritas dan melanggar hak-hak
tidak terlindungi. Adhi A.W (2002) mengemukakan bahwa kepemilikan saham ini
1. Kepemilikan institusional
21
Jogiyanto Hartono, 2003). Menurut S. Abdullah (2001) adalah bahwa
ekspansi usaha. Hal ini berbanding dengan yang dikatakan oleh Rozeff (1982)
saham dalam suatu perusahaan dalam jumlah terbatas atau sedikit. Pada
Keuangan No.2 Tahun 2018 pengertian arus kas adalah: “Informasi arus kas
entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam
menggunakan arus kas tersebut.” Menurut Kieso et al. (2017: 21), pengertian arus
22
kas adalah: “The statement of cash is a primary statements that reports the cash
receipt, cash payment and net change resulting form the operating, investing and
informasi tentang arus yang keluar dan masuk yang berasal dari kegiatan operasi,
pendanaan, dan investasi pada suatu periode tertentu. Menurut Dwi Martani
(2017: 384), secara umum laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu sebagai
berikut:
operasional ini sifatnya jangka pendek, akun-akun utama dalam aset lancar
nonkas dan liabilitas lancar juga terkait dengan arus kas aktivitas operasi.
terkait dengan perubahan aset nonlancar, termasuk investasi dan asset-asset tak
berwujud.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul Hasil Kesenjangan
Penelitian
1 Taufikul Ichsan, Hasil penelitian Dalam penelitian ini
23
Pengaruh Kualitas menunjukkan bahwa hanya menggunakan
Penerapan Corporate kualitas penerapan variable Kosentrasi
Governance Dan corporate governance Kepemilikan.
Konsentrasi mempunyai pengaruh
Kepemilikan positif terhadap
Terhadap Persistensi persistensi laba akuntansi
Laba. sedangkan konsentrasi
kepemilikan tidak
pengaruh terhadap
persistensi laba
akuntansi.
2 Nurul Septavita, Perbedaan permanen Dalam penelitian ini
Pengaruh Book Tax tidak berpengaruh dan tidak membahas
Differences, Arus tidak signifikan terhadap tentang variabel Boox
Kas Operasi, Tingkat persistensi laba, Tax Defferences dan
Hutang, Dan Ukuran Perbedaan temporer Tingkat Hutang, tetapi
Perusahaan Terhadap berpengaruh signifikan hanya membahas
Persistensi Laba. terhadap persistensi laba variabel Arus Kas
Arus kas operasi Operasional.
berpengaruh signifikan
terhadap persistensi laba,
Tingkat hutang
berpengaruh dan
signifikan terhadap
persistensi laba, Ukuran
perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap
persistensi laba
3 Sri Wijayanti, Beban pajak tangguhan Dalam penelitian ini
Pengaruh Beban tidak berpengaruh hanya menggunakan
Pajak Tangguhan terhadap pesistensi laba. variabel beban pajak
24
Terhadap Persistensi Hal ini di duga karena tangguhan dan studi
Laba Dan salah satu faktor yang kasus dalam penelitian
Manajemen Laba mempengaruhi beban ini adalah pada
Pada Perusahaan pajak tangguhan adalah Perusahaan Real
Manufaktur. penyusutan dan Estate.
amortisasi.
3 Sabrina Anindita Hasil analisis regresi data Dalam penelitian ini
Putri, Khairunnisa panel dengan hanya menggunakan
Kurnia , menunjukan aliran kas variabel arus kas
Aliran Kas Operasi, operasi, book tax operasional
Book Tax differences, dan tingkat
Differences, Dan hutang mempengaruhi
Tingkat Hutang persistensi laba sebesar
Terhadap Persistensi 35%. Secara parsial
Laba. didapatkan arus kas
Volume 9, No 1, operasi dan tingkat
April 2017, Hal. 29- hutang berpengaruh
38 2597-6826 positif dan signifikan,
sedangkan book tax
differences tidak
berpengaruh terhadap
Persistensi Laba.
25
signifikan terhadap
persistensi laba, dan
leverage berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap persistensi laba.
6 Wilda Mahmudah, Berdasarkan hasil Yang digunakan di
Adelina Suryati, penelitian; 1) untuk penelitian ini hanya
Cahyadi Husadha , variabel perencanaan variabel beban pajak
Perencanaan Pajak pajak tidak berpengaruh tangguhan dan studi
Dan Beban Pajak signifikan terhadap kasus dalam penelitian
Tangguhan Atas persistensi laba, dapat ini adalah Perusahaan
Persistensi Laba dilihat dari hasil uji t Real Estate.
Perusahaan (parsial) yaitu nilai t
Manufaktur Di BEI. hitung 0,929 < t tabel
Wilda Mahmudah, 1,960; 2) untuk variabel
Adelina Suryati, beban pajak tangguhan
Cahyadi Husadha mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
persistensi laba. Dapat
dilihat dari hasi uji t yaitu
nilai t hitung 2,049 > t
tabel 1,960; 3) untuk
variabel perencanaan
pajak tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap persistensi laba
yang berarti perusahaan
tidak melakukan
manajemen laba untuk
perencanaan pajak,
artinya, manajemen laba
26
yang dilakukan
perusahaan tidak
bertujuan untuk
memanipulasi jumlah
pajak yang dibayarkan
perusahaan, sehingga
laba yang didapat tetap
berkualitas dan persisten
7 Varadika Sarah , Hasil penelitian Dalam penelitian ini
Ahmad Jibrail, menyatakan arus kas hanya menggunakan
S.E.M.A , Sudrajat kegiatan operasi, siklus variabel arus kas
Martadinata, M.S.A , operasi, ukuran operasi san studi kasus
Pengaruh Arus Kas perusahaan tidak terdapat dalam penelitian ini
Kegiatan Operasi, pengaruh yang signifikan adalah Perusahaan
Siklus Operasi, terhadap persistensi laba Real Estate.
Ukuran Perusahaan sedangkan tingkat hutang
Dan Tingkat Hutang terdapat pengaruh yang
Terhadap Persistensi signifikan terhadap
Laba (Studi Empiris persistensi laba pada
Pada Perusahaan Jasa perusahaan jasa sub
Sub Sektor sektor konstruksi dan
Konstruksi Dan bangunan periode 2013-
Bangunan Yang 2016
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2013-2016).
8 Imam Hidayat, Book Tax Differences Yang digunakan di
Syifa Fauziyah, tidak berpengaruh penelitian ini hanya
Pengaruh Book Tax terhadap persistensi laba. variabel arus kas
Differences, Arus Arus Kas Operasi operasional.
Kas Operasi, Tingkat berpengaruh positif
27
Hutang Dan Ukuran terhadap persistensi laba,
Perusahaan Terhadap Hutang tidak
Persistensi Laba. berpengaruh terhadap
persistensi laba.
Ukuran Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
persistensi laba.
9 Mega Indriani , Hasil penelitian Hanya variabel arus
Heinrych Wilson menunjukkan bahwa uji t kas operasi yang
Napitupulu, dan uji F Arus Kas dibahas dalam
Pengaruh Arus Kas Operasi dan Tingkat penelitian ini.
Operasi, Tingkat Utang berpengaruh
Utang, Dan Ukuran signifikan persistensi
Perusahaan Terhadap laba, sedangkan ukuran
Persistensi Laba. perusahaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Persistensi
Laba.
10 Dian Maulita, Kesimpulan dari hasil Dalam penelitian ini
Dien Sefty Framita, penelitian ini adalah: (1) hanya menggunakan
Pengaruh Pajak Pajak tangguhan variabel beban pajak
Tangguhan Dan Tidak memiliki efek tangguhan.
Ukuran Perusahaan signifikan pada kegigihan
Terhadap Persistensi pendapatan. (2) Ukuran
Laba (The effect of perusahaan memiliki
deffered tax and efek signifikan pada
company size on kegigihan pendapatan.
earnings persistence). (3) Pajak Tangguhan dan
Ukuran Perusahaan
memiliki efek signifikan
pada Kegigihan
28
Pendapatan
11 Dudi Pratomo, Hasil dari penelitian ini Penelitian ini hanya
Athiyya Nadhifa menunjukkan bahwa menggunakan variabel
Nuraulia, secara simultan kosentrasi
Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan.
Kepemilikan kepemilikan manajerial
Institusional, dan konsentrasi
Kepemilikan kepemilikan serta tingkat
Manajerial Dan hutang dan ukuran
Konsentrasi perusahaan memiliki
Kepemilikan pengaruh terhadap
Terhadap Persistensi persistensi laba dengan
Laba. koefisien determinasi
sebesar 30,18%. Uji
parsial menunjukkan
kepemilikan
institusionall,
kepemilikan manajeriall,
konsentrasi kepemilikan
dan ukuran perusahaan
berpengaruh negative
terhadap persistensi laba,
kemudian tingkat hutang
tidak memiliki pengaruh
terhadap persistensi laba.
menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi,
29
secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan
dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar
Oleh karena itu, pada setiap penyusunan paradigma harus didasarkan pada
kerangka berpikir.
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel
berpikir dalam penelitian ini, seperti yang disajikan dalam gambar berikut ini:
Baban Pajak
Tangguhan 30
(X1)
Kepemilikan Persistensi Laba
(X2) (Y)
Arus Kas
Operasional
(X3)
H2
H3
H4
H1
Keterangan
= Parsial
= Simultan
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
dimasa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada dan untuk
tambahan sumber daya (IAI, 2009). Persistensi laba merupakan salah satu
31
komponen nilai prediktif laba, karena persistensi laba merupakan unsur relevansi,
persistensi laba. Laba dikatakan persisten ketika aliran kas dan laba akrual
jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang akan datang.
persistensi laba pernah dilakukan oleh Padri Achyarsyah & Asri Jumi Purwanti
terhadap persistensi laba berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian
merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak
(pretax cash flow) yang dihitung sebagai total aliran kas operasi dikurangi aliran
32
kas dari pos luar biasa dan ditambah pajak penghasilan (Septavita, 2016). Kieso et
Jika kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, berarti perusahaan
mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi untuk
membayar kewajiban tanpa harus meminjam dari luar. Sebaliknya, jika jumlah
kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi rendah atau negatif, berarti
perusahaan tidak mampu menghasilkan kas yang memadai secara internal dari
rendahnya persistensi laba perusahaan. Penelitian dari Mega Indriani & Heinrych
Penghasilan kena pajak atau laba fiskal diperoleh dari hasil koreksi fiskal
yang berbeda antara standar akuntansi dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
menggunakan standar akuntansi yang berlaku umum, sedangkan untuk hal ini
33
Perbedaan ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu beda tetap (permanen) dan
temporer atau waktu antara laba komersial dengan laba fiskal. Dimana beda
Accounting Standar (IAS) No. 12, yang juga disandingkan dengan peraturan
menurut penelitian Dian Maulita & Dien Sefty Framita menyatakan bahwa beban
34
perusahaannya. Informasi yang dilaporkan haruslah relevan dan handal karena
Harto 2014).
diharapkan dapat memberikan nilai prediksi yang tinggi mengenai nilai laba
tidak relevan dan tidak handal karena informasi laba pada laporan keuangan
keputusan akuntansi yang dapat memberikan nilai prediksi bagaimana nilai laba
terhadap persistensi laba. Penelitian Dudi Pratomo, Athiya Nadhifa ( 2021) pun
35
persistensi laba . Hasil berbeda ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh
terdahulu maka :
Aliran kas dari aktivitas operasi merupakan aliran kas yang diperoleh dari
barang atau jasa dan menjualnya. Kegiatan ini mencakupi kegiatan penerimaan
kas, misalnya penjualan barang atau jasa tunai dan penerimaan piutang. Aliran kas
operasi (PTCF) sebagai proksi komponen laba permanen merupakan aliran kas
masuk dan kas keluar dari aktivitas operasi sebelum pajak (pretax cash flow) yang
dihitung sebagai total aliran kas operasi dikurangi aliran kas dari pos luar biasa
Sehingga aliran kas operasi sering digunakan sebagai cek atas persistensi laba
dengan pandangan bahwa semakin tinggi aliran kas operasi terhadap laba maka
keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi
penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Aliran kas
36
operasi adalah suatu proksi untuk melihat berapa kas yang dikeluarkan untuk
bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh positif terhadap persistensi laba penelitian
tersebut diperkuat oleh Mega Indriani & Heinrych Wilson Napitupulu, 2020 yang
juga menyatakan bahwa Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Persistensi Laba.
Namun , hasil yang berbeda juga di tunjukan dalam penelitian yang di lakukan
Varadika Sarah & Ahmad Jibrail ( 2019 ) yang menyatakan bahwa arus kas
BAB III
METODE PENELITIAN
37
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan
kuantitatif adalah:
berikut:
Kepemilikan (X2), dan Arus Kas Operasional (X3) Terhadap Persistensi Laba (Y)
dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang telah
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
Tabel 3.1
38
Waktu Penelitian
Bulan ke:
No Keterangan 1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan Proposal V
2 Penyusunan Instrumen Penelitian V
3 Seminar Proposal V
4 Pembimbingan V V V
5 Penyusunan Bab I – III V V
6 Pengolahan Data Bab IV V V
7 Penyusunan Bab V dan Lampiran V
8 Penyusunan Laporan Penelitian V
sebagai berikut :
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sesuai judul skripsi yang dipilih yaitu “Deffered Tax Expensse, Konsentrasi
Kepemilikan dan Arus Kas Operasional terhadap Persistensi Laba”, maka penulis
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
39
Persistensi laba merupakan revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan
di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi
tahun berjalan. Persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediktif
laba, karena persistensi laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa informasi
dikatakan persisten ketika aliran kas dan laba akrual berpengaruh terhadap laba
tahun depan dan perusahaan dapat mempertahankan jumlah laba yang diperoleh
saat ini sampai masa yang akan datang. Informasi yang berkaitan dengan
persistensi laba membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai
sebagai berikut (Maythi, 2006; Wijayanti, 2006; Wiryandari dan Yulianti, 2008;
Keterangan :
40
Persistensi laba memfokuskan pada koefisien dari regresi laba sekarang
terhadap laba mendatang. Hubungan tersebut dapat dilihat dari koefisien slope
regresi antara laba sekarang dengan laba sebelumnya setelah dibagi jumlah saham
mendekati nol, persistensi labanya rendah atau laba transitorinya tinggi. Jika nilai
lebih tinggi menunjukkan kurang persisten, dan nilai koefisien yang lebih rendah
menggunakan proksi dari laba sebelum pajak tahun depan. Laba sebelum pajak
tahun depan merupakan selisih antara pendapatan dan beban pada tahun depan
sebelum dikurangi dengan beban pajak dibagi dengan rata – rata total asset
(Septavita, 2016).
41
variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Perwita
dkk. (2015) menyatakan bahawa perbedaan temporer timbul karena adnya kebijakan
akrual sehingga terdapat perbedaan pengakuan antara pendapatan dan biaya antara
akuntansi dan perpajakan. Deffered Tax Expensse (Baban pajak tangguhan) dapat
total aset.
atau sebagian dan menggambarkan siapa saja yang memegang kendali atas
yang memiliki saham lebih besar atau mayoritas akan mempunyai wewenang
42
Jumlah sahamterbesar individu/kelompok
KK = x 100 %
Total saham yang bererdar
kas selama satu periode diklasifikasikan menjadi tiga aktifitas yang berbeda yaitu
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas operasi misalnya arus
kas yang diperoleh dari kegiatan atau aktivitas operasi yang merupakan indikator
untuk menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup atau tidak untuk melunasi pinjaman, membayar dividen dan melakukan
investasi baru. Semakin banyaknya aliran kas operasi maka persistensi laba akan
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
No Nama
Variabel Indikator Penelitian Skala
43
1 Persistensi
Laba
(Y)
( Mahmudah W
2019 )
Laba sebelum pajak t−Laba sebelum pajak t−1
Total Asset Rasio
2 Beban Pajak
Tangguhan
(X2)
Beban Pajak Tangguhan
( Achransyah P Rasio
Rata−Rata Total Asset
& Purwanti
2018 )
3 Konsentrasi
Kepemilikan
(X3)
( Pratomo D Rasio
Jumlah saham terbesar individu/kelompok
2019 ) x 100 %
Total saham yang bererdar
4 Arus Kas
Operasional
( X3)
Jurnal
Arus KasOperasi Rasio
Akuntansi &
Kewajiban Lancar
Perpajakan,
Jayakarta
( Hidayat
44
2019 )
3.4.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
publik.
3.4.2 Sampel
adalah bagian dari populasi, sampel berisi beberapa anggota yang dipilih dari
populasi. Dengan kata lain, yang membentuk sampel hanyalah beberapa elemen
45
Menurut Sugiyono (2015:81) sampel dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.”
1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
4.
TABEL 3.3
Kriteria Pemilihan Sample
Tidak Memenuhi
No Kriteria Sample Akumulasi
Kriteria
46
Total Laporan Keuangan dikali 5 Tahun periode penelitian yang
digunakan untuk sample ini 60
Sumber : Data Diolah penulis ( 2022)
Tabel 3.4
Data Sample penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
2 Duta Pertiwi Tbk DUTI
3 Perdana Gapura Prima Tbk GPRA
4 Jaya Real Property Tbk JRPT
5 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
6 Mtropolitan Kentjana Tbk MKPI
7 Metropolitan Land Tbk MTLA
8 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN
9 PP Property Tbk PPRO
10 Pakuwon Jati Tbk PWON
11 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM
12 Summarecon Agung Tbk SMRA
Sumber : data diolah peneliti ( 2022)
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
1. Studi Kepustakaan.
47
data pendukung lainnya seperti buku-buku, jumal, masalah, literatur dan
lainnya.
2. Dokumen
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan aplikasi E-Views Serie 10.
Adapun tahapan analisis data yang akan dilakukan untuk melakukan pengujian
digunakan, sehingga menjadikan informasi lebih jelas dan lebih mudah untuk
dipahami. Statistik deskriptif dapat dilihat dari rata-rata (mean), nilai tengah
(median), nilai yang sering muncul (modus), standar deviasi, nilai maksimum, dan
variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Selain itu dapat menyajikan ukuran-
48
Untuk menguji kesesuaian atau kebaikan dari tiga metode pada teknik
estimasi dengan model data panel, maka digunakan uji chow, uji hausman, uji
lagrange multiplier
1. Uji Chow
Uji Chow adalah untuk menentukan uji mana di antara kedua metode
yakni metode common effect dan metode fixed 0effect yang sebaiknya
digunakan dalam pemodelan data panel. Hipotesis dalam uji chow ini sebagai
berikut :
Dimana :
ESS2 : Residual Sun Square hasil perdugaan model pooled last square
1, NT-N-K). Jika nilai chow statistik (Fstatistik) > F tabel, maka H1 diterima,
maka yang terpilih adalah model fixed effect, begitu pula sebaliknya.
49
2. Uji Hausman
Uji Hausman yaitu untuk menentukan uji mana diantara kedua metode
efek acak (random effect) dan metode (fixed effect) yang sebaiknya dilakukan
dalam pemodelan data panel. Hipotesis dalam uji hausman sebagai berikut:
dugaan fixed effect model dan M1 adalah matrik kovarians untuk dugaan
Random Effect atau 34 model Common Effect (OLS) yang paling tepat
Pagan. Metode Breusch Pagan untuk uji signifikasi Random Effect didasarkan
Teknik analisis data panel dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan
metode common effect, fixed effect dan random effect, sedangkan untuk
50
menentukan metode mana yang lebih sesuai dengan penelitian ini maka
dimensi individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan bahwa perilaku data
antar perusahaan sama dalam rentan waktu. Asumsi ini jelas sangat jauh dari
sebagai berikut :
Dimana :
α : Intercept
51
2. Model Efek Tetap (Fixed Effect)
slope pada data panel yang tidak berubah baik antar individu (cross section)
maupun antar waktu (time series). Model ini juga untuk mengestimasi data
bahwa terdapat efek yang berbeda antar individu. Perbedaan ini dapat
fixed effect, setiap individu merupakan parameter yang tidak diketahui dan
Dimana :
D : Dummy variavel
α : Intercept
diterapkan untuk efek tiap individu, LSDV ini juga dapat mengkombinasikan
52
3. Model Efek Acak (Random Effect)
waktu), maka pada metode ini perlu diuraikan menjadi error dari komponen
Dimana :
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum
analisis regresi dilakukan, harus dilakukan uji asumsi klasik untuk menentukan
apakah model dari regresi tersebut memenuh i syarat-syarat untuk lolos dari uji
asumsi klasik.Syarat- syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
53
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
data telah memenuhi persyaratan distribusi normal dan apakah residual dalam
model regresi sudah terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik
adalah memiliki data berdistribusi normal. Suatu data dapat dikatakan normal
jika data tersebut memenuhi persyaratan distribusi normal. Adapun cara untuk
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat
dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila
2. Uji Multikolinearitas
54
Menurut Ghozali (2019) pada pengujian multikolinearitas bertujuan
standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai
kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan linear antara
model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation
factor (VIF). Nilai Tolerance mengukur variabilitas dari variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi, dikarenakan VIF = 1/tolerance,
dan menunjukkan terdapat kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang
digunakan adalah untuk nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF diatas angka 10.
3. Uji Heteroskedastisitas
lainnya dalam model regresi (Ghozali, 2019). Jika varians dari residual satu
55
(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila dalam grafik tersebut tidak
terdapat pola tertentu yang teratur dan data tersebut acak diatas dan dibawah
4. Uji Autokorelasi
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebel umnya). Jika terjadi
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena gangguan pada
dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Wat son. Nilai statistik dari uji
Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi
autokorelasi.
beberapa sektor yang diamati dari suatu objek penelitian selama periode waktu
tertentu. Selain itu, regresi data panel juga digunakan untuk melakukan peramalan
variabel respon pada setiap sektor yang ada. Namun, untuk meramalkannya, perlu
56
dilakukan peramalan terlebih dahulu untuk variabel prediktornya pada masing-
masing sektor. Model regresi data panel dinyatakan dalam bentuk persamaan
i = 1, . . . ,K; t = 1, . . . , T.
termasuk dengan konstan. Efek spesifik individual adalah dimana Zi terdiri dari
konstan dan efek spesifik individual, baik yang dapat diobservasi maupun tidak
variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
57
1. Jika nilai F lebih besar dari 4 pada tingkat kepercayaan 5%, maka Ho ditolak
atau dengan kata lain hipotesis alternatif diterima. Sehingga semua variabel
nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan
menerima Ha.
Dengan keterangan
Y = Uji Simultan
a = Konstanta
X2 = Konsentrasi Kepemilikan
μ = standard error
variabel dependen. Uji t yaitu untuk menguji hubungan regresi secara parsial,
dalam uji t statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu
58
terikat dengan menggunakan eviews. Uji t menguji apakah suatu hipotesis
diterima atau ditolak, dimana untuk kekuatan pada uji t adalah sebagai berikut:
H0 : Berarti tidak ada pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap
variabel terkait.
H1 : Berarti ada pengaruh yang berarti dari variabel bebas terhadap variabel
terkait.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak,
tabel jika ℎ𝑖𝑡 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 : maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti bahwa variabel
bebas (X1,X2,X3) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y)
adalah signifikan. tℎ𝑖𝑡 > : maka Ho diterima Ha ditolak, yang berarti bahwa
59
DAFTAR PUSTAKA
Dian Maulita, D & Sefty Framita, D, (2021), Pengaruh Pajak Tangguhan Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba (The effect of deffered tax
and company size on earnings persistence), Jurnal Akuntansi, Keuangan,
dan Manajemen (Jakman) Vol 2, No 2, 2021, 141-152 2716-0807
Hidayat,I, Pengaruh Book Tax Differences, Arus Kas Operasi, Tingkat Hutang
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba, Competitive Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 (No.1),E-ISSN 2549-79IX
60
Mahmudah W, (2019) Perencanaan Pajak Dan Beban Pajak Tangguhan Atas
Persistensi Laba Perusahaan Manufaktur Di BEI, Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Manajemen (JIAM) Vol.15, No.1, Mei 2019 ISSN 0216-7832
Website :
https://www.pajakku.com/read/6073aff8eb01ba1922cca779/Apa-Itu-Pajak-
Tangguhan-atau-Deferred-Tax-Expense
https://123dok.com/article/konsentrasi-kepemilikan-clientele-effects-of-dividend-
theories.zgd21v8z
61