SKRIPSI
Oleh
NIM 180430001
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE – ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa pula shalawat
dan salam penulis ucapkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu
masukan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
Penghargaan dan terimakasih yang tak ternilai kepada kedua orang tua
saya yang tak henti-hentinya memotivasi dan membantu penulis baik dari segi
materil maupun moderil, dan juga terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
sehingga berkat dorongan serta do’anya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
i
3. Bapak Hijri Juliansyah, SP., M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah
ini.
SE., M.Si.
6. selaku dosen penguji I Ibu Dr. Ratna, S.E., M.Si dalam penelitian ini
penelitian ini.
7. selaku dosen penguji II Bapak Dr. Murtala, S.E., M.Si dalam penelitian
ini yang telah banyak memberikan saran dan masukan perbaikan dalam
penelitian ini.
8. Seluruh dosen, staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta karyawan serta
Malikussaleh.
dan semangat serta dukungan moral dan materil kepada penulis sehingga
skripsi ini.
ii
11. Terima kasih kepada Sahabat seluruh terbaik, yang telah mendukung serta
memberi semangat luar biasa kepada saya dan membantu dari awal
12. Terima kasih kepada sahabat seperjuangan EKP angkatan 2018, yang telah
berbagai keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, prskripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun sistematika penulisan.Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
kepada kita semua, selaku orang-orang yang selalu ingin mencari kehidupan yang
Ya Rabbal’alamin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
ABSTRAK....................................................................................................... x
ABSTRACK.................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 9
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................. 9
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................... 9
iv
3.4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ( Y ).............................. 35
3.4.2 Produksi ( X1 )................................................................... 35
3.4.3 Ekspor ( X2 ) ..................................................................... 36
3.5 Metode Analisis Data................................................................... 36
3.5.1 Vector Autoregression (VAR) ........................................... 36
3.5.4.1 Uji Stasioner .......................................................... 40
3.5.4.2 Penentuan Lag Optimum....................................... 40
3.5.4.3 Pengujian Stabilitas VAR...................................... 41
3.5.4.4 Uji Kaulitas Granger.............................................. 41
3.5.4.5 Estimiasi Vector Autoregression ( VAR ) ............ 42
3.5.4.6 Analisa Impulse Response Fungction (IRF) ......... 43
3.5.4.7 Analisis Forecast Error Variance Decomposition
(FEVD)................................................................... 44
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 71
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 71
5.2 Saran............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 73
LAMPIRAN.................................................................................................... 75
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar produksi teh sekaligus
ekspor teh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia serta melihat dan
menganalisis Pengaruh Jumlah Produksi Teh Dan Ekspor Teh Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari publikasi Badan Pusat Statistik ( BPS) selama 30 tahun ( 1990 – 2020 ).
Penelitian ini dianalisis dengan model data dinamis dan model yang terpilih yaitu
Vector Autoregression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Jumlah
Produksi dan Ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia..
ix
ABSTRACK
The purpose of this study is to find out how much tea production and tea exports
have on economic growth in Indonesia and to look at and analyze the effect of
total tea production and tea exports on economic growth in Indonesia using
secondary data obtained from the publication of the Central Statistics Agency
(BPS) for 30 years ( 1990 – 2020 ). This study was analyzed using a dynamic data
model and the chosen model was Vector Autoregression. The results of the study
show that the variables of total production and exports have an effect on
economic growth in Indonesia.
x
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi masalah bagi suatu bangsa. Kinerja dan kemajuan ekonomi juga
dengan melihat PDB atas dasar harga konstan. Evolusi laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia dapat diamati pada grafik di bawah ini. Namun, terlihat
masalah bagi suatu bangsa. Kinerja dan kemajuan ekonomi juga dapat diukur
Bruto (PDB) di Indonesia selama beberapa tahun dapat dilihat dengan melihat
PDB atas dasar harga konstan. Evolusi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
dapat diamati pada grafik di bawah ini. Namun, terlihat jelas dari rasio
menjadi masalah bagi suatu bangsa. Kinerja dan kemajuan ekonomi juga
1
2
dengan melihat PDB atas dasar harga konstan. Evolusi laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia dapat diamati pada grafik di bawah ini. Namun, terlihat
(Deffrinicadkk, 2021).
Angelina, 2021).
3
mengalami mengalami fluktuasi yaitu keadaan yang berubah – ubah dari tahun ke
kemudian disusul pada tahun 2017. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan
peningkatan sebesar 5,17%. Pada tahun ini Indonesia mengalami tahun terbaik
angka yang lebih baik yakni 5,14% hingga 5,21% pada hal ini terjadi ekonomi
ekonomi Indonesia meningkat pada tahun 2018 banyak ditopang oleh permintaan
baik, berkelanjutan proyek infrastruktur serta daya belik yang terjaga dan sejalan
dengan tekanan inflasi rendah peran ekspor turun dipengaruhi kinerja ekspor
tumbuh tinggi sejalan dengan permintaan domestik. Selanjutnya pada tahun 2019
mengalami penurunan yang cukup besar yakni sebesar 5,02%. Badan pusat
5,17%. Begitu pun jugak dibandingkan kuartal III 2019 sebesar 5,02%. Adapun
indikator ekonomi global, terutamanya geo politik ditimur tengah, dan harga
Dan pada tahun 2020 juga terus menurun yang cukup besar yakni sebesar
-2,07 % hal ini merupakan penurunan terbesar dari 5 tahun terakhir hal ini di
pengaruhi oleh salah satu wabah pandemic covid 19 dimana pada tahun tersebut
karena ekspor merupakan bagian dari tingkat pendapatan nasional (Putri et al.,
2018). Sesuai dengan pendapat Budi Rahardjo (2016) bahwa: terdapat hubungan
yang erat antara penjualan dengan peningkatan laba bersih perusahaan dalam hal
ini dapat dilihat dari laporan laba rugi perusahaan, karena dalam hal ini
keuntungan akan timbul jika penjualan produk lebih besar dari biaya yang
6
dikeluarkan.
teh. Perkebunan teh merupakan sektor usaha unggulan yang mampu menyerap
tenaga kerja dalam jumlah besar. Indonesia merupakan negara penghasil teh
terbesar di dunia dan merupakan negara pengekspor kelima di dunia setelah Sri
Pertumbuhan
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2017 jumlah
2015 menurun di bandingkan pada tahun selanjutnya. Hal ini terjadi akibat
beberapa hal yang mempengaruhi situasi dalam negeri. Karena inflasi yang terjadi
terlalu banyak dan naik signifikan. Dapat dilihat tabel Produktivitas teh terhadap
dari berbagai faktor-faktor produksi seperti modal,tenaga kerja dan bahan baku.
looking strategy), yang harus didukung dengan upaya pendalaman dan penguatan
struktur industri, selain tujuan awal kebijakan tersebut yang hanya untuk
Pertumbuhan
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Ini tidak sama dengan nilai
ekspor Indonesia. Pada tahun 2016 dan 2018, nilai ekspor Indonesia turun.
antara teori dan data aktual, menjadikannya area yang bermanfaat untuk
studi lebih lanjut. bahwa sejak tahun 2015 hingga tahun 2019 terjadi tren
yang stabil baik impor maupun ekspor. Jika dibandingkan dengan pola
impor berdasarkan data yang tersedia saat ini, jumlah ekspor lebih banyak
ajukan iaiah :
Indonesia?
Indonesia?
iaiah :
ekonomi di Indonesia.
ekonomi di Indonesia.
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
b. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan akademik dan bahan
Indonesia.
juga memiliki manfaat praktis yaitu untuk memberikan landasan bagi para
peneliti lain dalam melakukan penelitian lain yang sejenis dalam rangka
Pertumbuhan Ekonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar. Tiga
komponen pertumbuhan ekonomi yang penting bagi setiap masyarakat adalah (1)
tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia melalui perbaikan di bidang
suatu daerah dalam menyediakan kebutuhan akan barang dan jasa kepada
masyarakat baik itu perubahan dalam struktur sosial, nilai sosial, perubahan
12
13
(Jhingan, 2004).
waktu sehingga menjadi indikator suatu negara dalam melihat adanya peningkatan
ekonomi yang bisa di temui hampir semua negara yang sekarang maju sebagai
berikut :
tinggi.
1. Faktor-Faktor Ekonomi
a. Sumber Alam
pertumbuhan ekonomi. Sumber alam yang banyak adalah hal yang penting
pekerja siang hari tidak akan berkembang dengan cepat. Sumber daya alam
sering ditolak karena penipuan atau alasan lain, namun masalah sebenarnya
perdagangan di dalam dan di luar suatu negara, atau bahkan di dalam dan di
luar suatu daerah. Perekonomian akan maju dengan cara ini. Untuk
dalam jangka waktu yang lama, penerapan teknologi tepat guna dan
15
ketersediaannya.
b. Akumulasi Modal
c. Organisasi
ekonomi yang bekerja selaras dengan tenaga kerja dan modal untuk
elemen non-ekonomi ini. Situasi politik suatu negara memiliki dampak yang
politik, ekonomi secara alami akan terpengaruh, dan pertumbuhan ekonomi akan
signifikan.
16
Mereka yang hidup dalam masyarakat yang sudah maju akan terdorong untuk
antara lain:
Tokoh klasik ini dipelopori oleh Adam Smith yang menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor , yaitu : luas tanah, jumlah
penduduk, jumlah barang dan modal dan teknologi yang digunakan. Menurut
yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan
e. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku untuk segala kegiatan
Solow berpendapat bahwa ekspansi tenaga kerja dan modal bukanlah elemen yang
perluasan tenaga kerja. Kualitas sumber daya manusia dapat disebut sebagai
inisiatif yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya
3. Teori Keynesian
perekonomian pada waktu tertentu. Pembelian barang dan jasa yang dilakukan
konsumsi rumah tangga. Jika relevan dengan penelitian ini, perlu dicatat bahwa
ekonomi. di mana pengeluaran pemerintah adalah salah satu elemen kunci dalam
total.
kapasitas produksi. Selama investasi bersih bertahan, pendapatan riil dan output
(Subandi, 2011) Dalam hal ini, belanja pemerintah berperan sebagai salah satu
ekonomi antara lain : sumber kekayaan alam (R), sumber daya manusia (L),
Q = f(R, L, K, T, S, Inf)
sumber daya modal (K), teknologi dan inovasi (T), keahlian berupa manajemen
dan kewiraswastaan (S), dan informasi (Inf), semua faktor tersebut sangat
Dimana :
Q = Output Nasional
K = Barang Modal
S = Keahlian
Inf = Informasi
Keterangan:
2.1.2 Produksi
Pendapatan riil dan output terus meningkat selama investasi bersih tetap stabil.
Produksi dipengaruhi oleh faktor tanah, Tenaga Kerja, modal, bahan baku
a. Tanah
Tanah termasuk sumber-sumber alam seperti hutan dan mineralmineral
b. Tenaga Kerja
c. Modal
barang dan jasa agar proses produksi menjadi lebih efisien. Berapa modal
d. Manajemen ( Skill )
e. Bahan Baku
terganggu. Kata cukup disini tidak berarti bahwa persediaan bahan harus
2.1.3 Ekspor
komoditas yang sah dari satu negara ke negara lain selama berlangsungnya
pergerakan berbagai komoditas atau jasa dalam negeri ke luar negeri atau
kawasan. Menurut Madura (2001), ekspor adalah penjualan produk dan jasa
kepada pelanggan yang berbasis di negara lain. Ekspor langsung dan tidak
langsung adalah dua kategori ekspor, menurut Ball et al. (2014). Jika suatu bisnis
pengiriman produk dan jasa ke luar negeri melalui beberapa eksportir dalam
negeri (B. Purba 2020 Subandi,2011) Dalam situasi ini, pengeluaran pemerintah
menjadi salah satu investasi yang dilakukan pemerintah untuk mendorong PDB.
1. Barang yang diatur ekspornya, yaitu barang yang ekspornya hanya boleh
dilakukan oleh eksportir terdaftar. Misalnya: kopi, tekstil , dan lembaran kayu.
2. Barang yang diawasi ekspornya, yaitu barang yang ekspornya hanya dapat
minyak, pupuk urea, limbah dan skrap. 3. Barang yang dilarang untuk
ekspornya, yaitu barang yang tidak boleh diekspor. Misalnya ikan dalam
keadaan hidup, benda cagar budaya, binatang alam dan tumbuhan alam.
negara lain yang memiliki aturan yang berbeda tentang barang dan jaringan
transportasi .
Eksportir adalah orang atau pemilik bisnis yang memperoleh otorisasi untuk
Marzuqi 2016). Persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan ekspor
baik dalam negeri maupun di luar negeri juga meningkat. Maka dari itu produksi
meneliti isu ini menunjukkan hasil yang berpengaruh dan ada yang juga tidak
berpengaruh antara variabel jumlah produksi dan variabel ekspor teh terhadap
Amerika Serikat, dan Luas Area Lahan Terhadap Volume Ekspor Karet Indonesia
Tahun 1993-2013’’ penelitian ini menggunakan data sekunder yang telah diambil
dari sumber Badan Pusat Statistik dan lainya dan penelitian ini menggunakan
parsial, variabel jumlah produksi saja yang berpengaruh positif dan signifikan.
perbedaanya ialah penelitian ini tidak ada menggunakan variabel Kurs Dolar
Amerika serta peneliti ini hanya meneliti Ekspor Karet Alam saja sedangkan
penelitian dewi meniliti keseluruhan dari Ekspor Karet baik alam maupun sintetis.
Dan penelitian ini menggunakan metode analisis Dinamis VAR sedangaka dewi
Kurs Dolar Amerika Serikat, dan Luas Area Lahan Terhadap Ekspor Cengkeh di
Indonesia’’ penelitian ini menggunakan data sekunder yang telah diambil dari
sumber Badan Pusat Statistik dan lainya dan penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan luas lahan, jumlah
produksi dan kurs dollar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh signifikan
pada volume ekspor cengekeh di Indonesia tahun 1993-2012. Untuk Uji Parsial
terdiri dari luas lahan, jumlah produksi dan kurs dollar AS secara parsial
2012.
yakni di variabel Jumlah Produksi dan Luas Lahan Terhadap Ekspor. Sedangkan
perbedaanya ialah penelitian ini tidak ada menggunakan variabel Kurs Dolar
gunakan juga berbeda dimana peneliti yang di ajukan ini menggunakan metode
analisis VAR.
Ida Ayuh Fitri ( 2018 ) meneliti tentang ‘’ Pengaruh Kurs Dolar Amerika
Serikat, Jumlah Produksi, dan Luas Area Lahan Terhadap Ekspor Volume Ekspor
Lada di Indonesia’’ Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
skunder Time Series dari tahun 1993-2012. Berdasarkan teknis analisis datanya
produksi, dan luas lahan secara Simultan berpengaruh pada volume ekspor lada
Sedangkan secara parsial, hanya variabel jumlah produksi dan luas lahan
ekspor ada Indonesia tahun 1993-2012.Persamaan peneliti (Ida Ayuh Fitri 2018)
dengan penelitian di ajukan yakni di variabel Jumlah Produksi dan Luas Lahan
(Ida Ayuh Fitri 2018) menggunakan komoditas Lada sedangkan penelitian ini
kurs riil rupiah terhadap dollar AS berpengaruh positif dan signifikan, harga riil
teh internasional berpengaruh positif dan signifikan, GDP riil Inggris berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ekspor teh Indonesia ke negara Inggris. Perbedaan
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Edriana dkk, 2015) dengan judul
“Pengaruh Produksi, Harga Teh Internasional Dan Nilai Tukar Terhadap Volume
Ekspor Teh Indonesia (Survey Volume Ekspor Teh Indonesia Periode 2010-
Harga Teh Internasional dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap
Volume Ekspor Teh Indonesia, sementara hasil uji parsial (Uji t), menunjukkan
signifikan terhadap Volume Ekspor Teh Indonesia, sedangkan Nilai Tukar Rupiah
Comparative Advantage (RCA) dan Constant Market Share (CMS). Dengan hasil
yang besar dan dapat menjadi salah satu syarat untuk meningkatkan pendapatan
negara. Namun, selama ini persaingan antar negara eksportir di pasar global tidak
dapat dicegah. Pangsa pasar Indonesia pada periode I-III selalu mengalami
penurunan dengan nilai 32,58%, 29,16%, dan 28,65%. Namun pada periode yang
sama, volume ekspor karet alam Indonesia tidak mengalami penurunan, tetapi
persaingan di pasar global akibat penurunan pangsa pasar yang tidak disebabkan
Jumlah Produksi, dan Luas Are Lahan Terhadap Ekspor Volume Ekspor Lada di
29
Indonesia”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
tahun 1993 sampai tahun 2012. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda diketahui bahwa nilai tukar dolar Amerika Serikat,
total produksi dan wilayah secara simultan mempengaruhi ekspor lada Indonesia
dari tahun 1993 sampai 2012 sementara hanya sedikit perubahan dalam produksi
dan luas lahan yang menguntungkan ekspor indonesia dari tahun 1993 hingga
perbedaannya iaiah penelitian ini tidak ada menggunakan variabel kurs Dolar
menggunakan komoditas Karet Alam. Serta metode yang di gunakan juga berbeda
Indonesia ke Malaysia kemudian data yang digunakan dalam penelitian ini iaiah
data sekunder dan metode yang digunakan yakni menggunakan metode statiska
dan Ekonometrika variabel dalam penelitian adalah luas area lahan, produksi, dan
kurs Rupiah terhadap Ekspor karet Indonesia ke negara Malaysia. Data dianalisis
Hasil penelitian ini iaiah bahwa luas area lahan, produksi kurs pada
diajukan sama sama terdapat variabel luas lahan dan jumlah produksi terhadap
yang diajukan hanya Ekspor saja tidak ada tujuan ke suatu negara serta juga
Export Supply for 1995-2015” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor –
tujuan ekspor. Data yang digunakan adalah time series tahanan dari tahun 1995 –
ekspor karet Indonesia ke China tidak dipengaruhi oleh harga karet alam domestik
dan nilai tukar Rupiah terhadap Yuan China. Volume ekspor karet indonesia ke
Jepang dipengaruhi oleh volume produksi karet dalam negeri. Volume ekspor
karet Indonesia ke tiga negara tujuan dipengaruhi oleh volume produksi karet
Persamaan penelitian ini dengn penelitian yang di ajukan iaiah sama sama
menggunakan variabel ekspor karet dan tempat penelitian yang sama namun
Kerangka Konseptual iaiah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep
ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang
bebas dan terikat. Dengan demikian kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian
ini iaiah Pertumbuhan ekonomi (sebagai variabel terikat) yang dipengaruhi oleh
memegang peranan bagi suatu negara yang melakukan kegiatan ekspor. Ekspor
dianggap penting karena merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Salah
Indonesia berasal dari sektor perkebunan. Volume ekspor teh Indonesia di duga
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut produksi teh dan teh
ekspor. Dengan mengetahui volume ekspor teh Indonesia maka dapat di lihat
dijelaskan bahwa adanya hubungan antara jumlah produksi dan ekspor teh
Heizer dan Render (2005) produksi adalah suatu kegiatan yang dapat
faktor produksi sudah terpenuhi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen,
yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manejemen (pengelolaan).
Dalam beberapa literatur, sebagian para ahli mencantumkan hanya tiga faktor
produksi, yaitu tanah, modal, dan tenaga kerja. Masing –masing faktor
mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah
satu faktor tidak tersedia maka proses produksi atau usaha tani tidak akan
berjalan, terutama ketiga faktor seperti tanah, modal dan tenaga kerja ( Daniel
2004).
tanaman teh Indonesia kalah bersaing dengan produk teh yang diekspor dari
Perkebunan, 2007).
33
pertumbuhan ekonomi.
komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses
sejumlah barang atau jasa domestik apa saja ke luar negeri atau ke luar daerah.
Dalam arti yang sederhana, Madura (2001), menyebutkan ekspor adalah penjualan
tergantung pada daya saing produk ekspor di pasar dunia (Andriani, 2015). Suatu
negara - negara yang mampu meningkatkan daya saingnya, maka peluang untuk
besar, sebaliknya jika tidak mampu meningkatkan daya saingnya maka negara
34
H3
2.3 Hipotesis
penelitian yang masih berdasarkan kajian teori (Hamdi, Saepul & Barussin
2014).
Berdasarkan kerangka Pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
ekonomi Indonesia.
ekonomi di Indonesia.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
terikat, sedangkan Jumlah Produksi dan Ekspor Teh Sebagai variabel bebas.
Karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
2010). Jenis data time series yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dari tahun 2000 hingga 2019. Statistik tersebut dikumpulkan oleh Badan
kepustakaan iaiah suatu teknik pengumpulan data dengan mengutip langsung data
tersebut dari jurnal – jurnal, buku serta media informasi lainnya yang
dipublikasikan oleh suatu instansi secara resmi dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
36
37
dalam model peneletian yang akan dilakukan, Adapun variabel dalam penelitian
adalah data Produk Domestik Bruto (PDB) sektor lapangan usaha atas dasar
Harga Konstan. Periode 2000 – 2020 di unduh dari Badan Pusat Statistik Nasional
jumlah diukur dalam satuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ton. Serta
Ekspor dalam penelitian ini adalah jumlah ekspor teh Indonesia yang
diukur dalam satuan ton. Serta menggunakan waktu time series dari tahun 1981-
2020.
38
gejala sosial yang diteliti (yuliana, 2010). Sedangkan pendekatan kuantitaif adalah
menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan suatu model yang sesuai
dengan peneltian.
OLS (Ordinary Least Square) akan dikembangkan menjadi model dinamis dan
multivariat (VAR) juga digunakan untuk analisis. Dalam model VAR, variabel
endogen/dependen (terikat) dicari hubungan sebab akibat atau uji sebab akibat.
Uji kausalitas Granger dapat digunakan untuk menentukan apakah hubungan ini
bersifat kausal (Widarjono, 2007). Uji kausalitas Granger, fungsi respons impuls
(IRF), dan perkiraan error breakdown of varians adalah tiga teknik analitik utama
yang digunakan dalam metode yang menggunakan analisis VAR (FEDV). Ada
sejumlah proses estimasi yang akan digunakan sebelum analisis VAR. dalam
4. Uji Kointegrasi
6. Estimasi VAR
8. Variance Decomposition
sistem menjadi derau putih dengan rata-rata nol, variasi konstan, dan tidak ada
korelasi antara variabel independen. Ini adalah prasyarat untuk analisis tes
VAR. Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dapat digunakan untuk melakukan
uji stasioner pada variabel dengan menentukan apakah ada atau tidak ada unit
dilakukan dengan metode Johansen atau Engel Granger. VECM tidak dapat
VAR adalah salah satu jenis model ekonometrika deret waktu dengan
endogen (tidak dibedakan antara variabel bebas dan variabel terikat). Fungsi
40
terhadap kejutan dari variabel tertentu. Informasi tentang kontribusi (%) dari
Model VAR memiliki fokus yang berat pada prediksi, sehingga tidak cocok
untuk mempelajari kebijakan. Pilihan durasi jeda yang tepat dalam VAR adalah
variabel dalam suatu sistem persamaan. Pendekatan VAR bebas dari berbagai
batasan yang diberlakukan oleh teori ekonomi karena berbasis data. Hanya
41
variabel yang relevan untuk disinkronkan dengan teori saat ini yang akan
variabel dalam persamaan. Asosiasi yang ditemukan mungkin langsung atau tidak
keterkaitan antara variabel tersebut. Teknik VAR bebas dari sejumlah batasan
teori ekonomi karena berbasis data. Hanya variabel yang diperlukan untuk
disinkronkan dengan teori saat ini yang akan dipilih menggunakan pendekatan
VAR.
stasioner atau uji akar unit (Unit Root Test). Apabila uji derajat keterpaduan
(Integration Test) digunakan untuk mendapatkan data yang stasioner dan data
yang diamati mendekati rata-rata, maka data tersebut dikatakan stasioner. Analisis
Jika nilai ADF statistik pada pengujian ini lebih dari Mackinnon Critical
Value, maka data stasioner; alternatifnya, jika lebih kecil dari Nilai Kritis
Pemilihan lag ideal dilakukan pada langkah kedua analisis VAR. Nilai
terkecil dari Kesalahan Prediksi Akhir (FPE), Kriteria Informasi Akaike (AIC),
tingkat kelambatan dalam model VAR (HQ). Tanda bintang untuk latensi yang
Eviews.
function (IRF) menjadi tidak tepat jika temuan estimasi VAR beserta model
estimasi VAR telah dihasilkan atau belum. Jika semua akar sistem VAR memiliki
independen. Hal ini terjadi ketika koefisien lag variabel dependen secara
statistik signifikan berbeda dengan nol, sedangkan koefesien lag seluruh variabel
dengan nol.
membandingkan nilai t-statistik hasil estimasi dengan nilai t-tabel atau dengan
melihat nilai probabilitas F-statistik. Jika nilai t-statistik hasil estimasi lebih
besar dari nilai t-tabel atau nilai probabitas F-statistik <ά=5 %, maka H0 di tolak
artinya terdapat pengaruh antara dua variabel yang diuji, dan begitu juga
sebaliknya.
44
nilai t-statistik hasil estimasi dengaan t-tabel. Jik nilai t-statistik lebih besar dari
= α + β3 +
β1
β1
45
B1
Keterangan :
Eks : Ekspor
PR : Jumlah Produksi
PE : Pertumbuhan Ekonomi
1 : Konstanta
suatu teknik yang dapat menggambarkan struktur dinamis dari sistem variabel
dalam model yang diamati, yang direfleksikan oleh variabel inovasi setelah
menjalankan uji VAR (variabel inovasi). IRF adalah salah satu jenis tes ini.
terhadap guncangan dari variabel tersebut dan variabel endogen lainnya. Untuk
pada variabel lain dari waktu ke waktu, IRF mungkin juga mengenali kejutan
mengalami guncangan atau inovasi dari variabel independen yang sama dengan
standar deviasi, IRF dapat digunakan untuk menguji pengaruh kontemporer dari
46
kedua variabel tergantung pada nilai matriks korelasi yang menunjukkan tingkat
korelasi terbesar, sedangkan variabel yang tidak memiliki nilai prediktif terhadap
faktor lain ditempatkan di belakang. Tes kausalitas Granger adalah metode lain
Durasi dampak shcok satu variabel terhadap variabel lain juga dihitung dengan
menggunakan IRF. IRF juga berupaya untuk mengisolasi suatu shock agar lebih
tepat, yang berimplikasi bahwa hanya jenis shock tertentu atau shock secara
umum yang mempengaruhi variabel ekonomi lainnya. Jika ini tidak dilakukan,
kejutan yang tepat tidak dapat dikenali; sebaliknya, syok secara umum dapat
diketahui.
VAR dapat ditemukan melalui FEVD. Model ini dapat digunakan untuk
yang ditunjukkan oleh perubahan kesalahan varians. Dalam model VAR, struktur
dinamis juga dapat dijelaskan menggunakan cara ini. Teknik ini juga dapat
47
variabel yang dihasilkan oleh variabel itu sendiri dan faktor lain dengan
antar variabel. FEVD juga digunakan untuk menentukan dampak kejutan acak
dari faktor spesifik terhadap variabel endogen. Hasil FEVD dapat digunakan
untuk menentukan relevansi relatif dari setiap inovasi acak (gangguan struktural
inovasi acak) atau kepentingan relatif dari beberapa faktor bila dibandingkan satu
sama lain.
48
BAB IV
dilakukan, serta mepaparkan dan dianalisis. Uraian pada bab ini akan dikaitkan
dengan pemaparan hasil kajian yang dikaitkan dengan teori dan penelitian-
penelitian ini telah dilengkapi dengan berbagai implikasi dari temuan yang telah
dilakukan.
pembangunan suatu daerah dari berbagai sektor ekonomi yang secara tidak
ekonomi Indonesia. Data Produk Domestik Bruto (PDB) suatu daerah yang
dihitung dengan harga konstan merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur tingkat kekayaan daerah tersebut. Jika pendapatan per kapita
yang ditentukan oleh perhitungan keseimbangan daya beli atau pendapatan terus
11°15’ Lintang Selatan dan antara 94°#45’ – 141° 05’ Bujur Timur dan dilalui
oleh garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 0°.
Hindia dan Samudera Pasifik, serta di antara Benua Australia dan Benua Asia.
jumlah pulau sebanyak 17.504. yang terdiri dari 81.626 desa, 7.024 kecamatan,
98 kota, serta 34 provinsi yang terletak 4 kepulauan dan di 5 pulau besar. Batas
ujung barat Nusantara adalah Sabang, batas ujung timur adalah Merauke, batas
ujung utara adalah Miangas, dan batas ujung selatan adalah Pulau#Rote.Indonesia
terletak di kawasan yang beriklim tropis dan berada di belahan timur bumi
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses yang berkelanjutan karena mereka
yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi. Ini hanya dapat dicapai dengan
meningkatkan output total (barang dan jasa), atau PDB, setiap tahun.
merupakan keinginan dari setiap negara yang sedang berkembang, ini dibutuhkan
maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahunnya. Hal ini hanya bisa
didapat lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik
keseluruhan dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2020 tumbuh setiap tahunnya.
Pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2014 adalah 5,20 persen, dan tahun yang
baru saja berlalu terbukti menjadi tahun yang sulit bagi perekonomian negara.
dan lebih lambat dari yang diperkirakan. Jumlah teh yang diproduksi terus
menurun karena permintaan yang tidak mencukupi, terutama dari Jawa dan
industri ekspor teh. Sebagai pasar yang sedang berkembang, kami juga melihat
adanya perubahan jumlah uang asing yang keluar dari Indonesia. Juga, kita
Bank sentral harus terus mengadopsi kebijakan moneter yang sangat akomodatif,
cukup tinggi, yaitu 6,2%, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah
permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi
makro dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah
tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik.
ekonomi indonesia sebesar 6,2 persen. Pada tahun 2013, untuk 5,8 persen serta
pada tahun 2014 kemudian 5,2 persen, selanjutnya pada tahun 2015 4,9 persen
Akibat sepinya permintaan, terutama dari Jawa dan Sumatera, jumlah teh
yang diproduksi semakin berkurang. Pasar keuangan dunia kini lebih rapuh dan
bagi bisnis ekspor teh. Kami juga melihat perubahan jumlah uang asing yang
53
keluar dari Indonesia sebagai ekonomi baru. Juga, kebijakan moneter negara maju
mungkin berbeda. Berbeda dengan The Fed yang bertujuan untuk menormalkan
Di Indonesia, teh telah menjadi minuman yang sangat populer. Teh sudah
menjadi makanan wajib saat berbuka puasa selama Ramadan. Teh biasanya
disajikan panas, dingin, manis, atau bahkan hambar. Perusahaan secara alami
modal, tenaga kerja, dan bahan baku, harus digunakan dalam proses manufaktur
untuk menghasilkan output. Faktor produksi yang berperan besar dalam produksi
mengalami jumlah produksi terbanyak pada 2001 dan 2000 sebesar 6,5 ribu ton.
Jumlah produksi terkecil terjadi pada tahun 2020 sebesar 51,70 ribu ton. Nilai
rata-rata produksi sebesar 58,583 ribu ton dengan standar deviasi sebesar 0,585
ribu ton. Nilai standar deviasi yang kecil menunjukkan data - data produksi
memiliki penyebaran yang rendah dan normal karena tidak melebihi nilai rata-rata
(mean).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produksi teh sebanyak 51,3 ton pada
2019. Jumlah ini meningkat 4% dari tahun sebelumnya sebesar 51,7 ton.
penawaran yang banyak. Hasil produksi teh tidak selalu banyak dan saat
berjumlah sedikit, banyak hasil produksi yang dipasarkan ke pasar domestik untuk
negeri yang dijual atau didistribusikan secara luas ke luar negeri melalui
Indonesia tumbuh cukup baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam grafik
perkembangan ekspor :
Indonesia antara tahun 1990 sampai dengan tahun 2020 secara umum
56
penurunan. Nilai ekspor teh setiap tahunnya meningkat sebagai akibat dari
naiknya volume dan harga ekspor di pasar internasional. Salah satu kesulitan yang
yang jauh, dan infrastruktur yang buruk adalah beberapa masalah lain yang
menghambat ekspor teh Indonesia. Seperti yang terlihat, ekspor teh mencapai
puncak tertingginya dalam 30 tahun terakhir pada tahun 2019 dengan mencapai
92.347 ton. Pertumbuhan ekspor teh menjadi salah satu alasan mendongkrak
ekspor. Namun demikian, lima tahun ke depan terjadi penurunan ekspor yang
tajam, yang sempat memuncak pada tahun 2012 sebesar USD 190.031,80 juta dan
terus menurun menjadi USD 145.186,20 juta pada tahun 2016. Menurunnya
ekspor di sektor barang menjadi salah satu penyebab turunnya nilai ekspor. Tahun
berikutnya, ekspor naik lagi menjadi USD 167.525,00 juta pada tahun 2019,
meskipun masih belum mampu melampaui level tahun 2011. 30 tahun yang lalu,
dari tahun 1990 hingga 2020, rata-rata mencapai USD 97.948,24 Juta per tahun.
Hasil Uji Unit Root Test Aumented Dikley Fuller (ADF) dapat kita lihat
Dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa terdapat stasioner yang berbeda
beda dari masing masing variabel dimana dari semua variabel terdapat satu
variabel yaitu variabel pertumbuhan ekonomi yang memiliki stasioner pada level
dan second defferent, dan variabel lainnya seperti jumlah produksi dan ekspor teh
memiliki stasioner yang sama adalah pada first deffernt dan second defferent
dengan menggunakan regresi konstan (Intercep) pada level 1%, 5%, dan 10%.
variabel- variabel dalam penelitian maka nilai AIC minimum terdapat pada lag
Berdasarkan tabel 4.4 Nilai lag optimum dalam penelitian terdapat pada
lag kedua . Dimana pada lag ini terhimpun nilai terendah dari LR (sequential
modified LR test statistic (each test at 5% level), FPE (Final prediction error),
Creterion Lag Length Testing atau Optimal Lag Testing mengukur berapa lama
setelah dikejutkan oleh variabel penelitian lainnya. Dapat disimpulkan dari fungsi
Lag Optimal studi ini bahwa reaksi antara variabel dan faktor lain terjadi satu
timbal balik antar variabel (Masta, 2014). kemudian sebagai panduan untuk
keputusan pada logika. Tabel 4.8 di bawah ini memuat temuan Uji Kausalitas
nilai probabilitas granger lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,05 (5%)
kepercayaan 0,05 (5%) yaitu sebesar 0.3636 < 0,05 dan 0.3105 <
0,05.
kecil dari tingkat kepercayaan 0,05 (5%) yaitu sebesar 0.0331 < 0,05
Tabel 4.6
johansen dengan melihat nilai trace statistic dengan nilai kritis pada tingkat
62
kepercayaan 5%. Apabila nilai trace stastistiknya lebih kecil dibanding dengan
nilai kritis maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tidak saling
terkointegrasi.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak seluruhnya nilai trace statistik
lebih besar dari nilai critical value 5%. Pada at most 1 nilai trace statistic <
critical value atau 4.359474 < 15.49471. Kemudian pada at most 2 nilai trace
statistic < critical value atau 0.000360 < 3.841466, yang kemudian
Selain melalui nilai trace statistic uji kointegrasi dapat kita lihat pula
melalui nilai max-eigenvalue. Apabila nilai max-eigen statistic lebih besar dari
nilai critical value 5%. Pada at most 1 nilai trace statistic < critical value
atau 4.359474 < 3.841466 Kemudian pada at most 2 nilai trace statistic <
dapat disimpulkan dari temuan uji kointegrasi melalui nilai statistik jejak dan nilai
Untuk memilih model yang baik dan membuat proyeksi tentang keadaan
Berdasarkan Tabel 4.7 atas dapat dituliskan hasilnya dengan lag optimum
di lag 1 dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah produksi dan ekspor teh
indonesia, yang dibuktikan dengan nilai t--statistik lebih besar dari t-tabel
jumlah produksi yang dibuktikan dengan nilai t- statistik lebih kecil dari t-
ekspor teh yang dibuktikan dengan nilai t- statistik lebih kecil dari t- tabel
Autoregression (VAR) dijalankan. Tabel 4.7 berisi temuan uji stabilitas Var yang
dilakukan.
Root Modulus
0.630076 0.630076
0.152908 - 0.579528i 0.599361
0.152908 + 0.579528i 0.599361
-0.261102 - 0.212139i 0.336418
-0.261102 + 0.212139i 0.336418
0.195363 0.195363
Mengingat persamaan VAR memiliki nilai modulus kurang dari satu pada
lag 1, seperti yang ditunjukkan oleh hasil uji stabilitas Vector Autoregression pada
Tabel 4.7, maka dapat dikatakan bahwa mode VAR yang terbentuk pada lag ini—
lag yang ideal—adalah stabil. Titik invers dari rots polinominal AR semuanya
juga sangat berguna uantuk memprediksi kontribusi setiap variabel karena adanya
sangat kecil, faktor penelitian lain mulai berdampak pada tahun ketiga dalam
jangka pendek. Variabel tersebut meliputi variabel jumlah produksi teh sebesar
1,03 persen, dan variabel jumlah ekspor teh sebesar 7,61 persen.
yaitu variabel pertumbuhan ekonomi sendiri. Dan pengaruh variabel lain belum
banyak konstribusi.
berdampak besar terhadap variabel kuantitas hasil teh pada tahun pertama, dilihat
dari besarnya kontribusi sebesar 99,71 persen. Sedangkan faktor lain tidak banyak
produksi teh sendiri sebesar 81,65 dan variabel lain yang mempengaruhi
69
persen, maka variabel penelitian lain mulai berpengaruh pada tahun ketiga dalam
jangka pendek.
teh terhadap variabel pertumbuhan ekonomi itu sendiri sebesar 81 persen saja.
ekonomi yaitu diikuti oleh ekspor teh sebesar 12,1 persen kemudian konstribusi
produksi teh dalam jangka pendek dan jangka panjang dipengaruhi sendiri selama
pada periode pertama masih dipengaruhi oleh dirinya sendiri sebesr 81,3
jumlah produksi teh masih 6.4 persen.dan pada periode ketiga jangka
70
persen dan. Jadi ekspor teh memiliki konstribusi paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi .
endogen pada sistem VAR karena adanya guncangan atau perubahan pada
variabel gangguan. Gunakan frase lain untuk menentukan berapa lama satu
goncangan.
dapat lihat bahwa Respon Jumlah Produksi Teh akibat guncangan oleh variabel
itu sendiri pada awal peroide sampai pada periode keenam respon jumlah produksi
teh bernilai positif , selain itu dalam periode kesembilan dalam jangka panjang
merespon negatif hal ini mengindikasi kan bahwa butuh waktu yang lama agar
pendek yang bernilai positif , kemudian mengalami penurunan dan kearah negatif
dari periode keempat yang terus nilai yang tidak stabil sampai pada akhir periode
ke delapan dan sembilan dalam jangka panjang belum mengalami kestabilan. Hal
72
Guncangan jumlah produksi teh terhadap ekspor teh memiliki nilai pada
tahun pertama sampai periode ke lima terus mengalami peningkatan dari yang
bernilai negatif menjadi positif pada periode keenam hingga periode kedelapan
Respon ekspor teh akibat adanya guncangan dari variabel jumlah produksi
teh dalam periode pertama sampai periode keenam mengalami penurunan dengan
nilai trend positif sehingga pada tahun ketujuh dan kedelapan berubah ke arah
negatif.
Guncangan yang diterima ekspor teh akibat guncangan yang terjadi pada
variabel itu sendiri terus mengalami penurunan mulai dari periode pertama hingga
diberikan oleh Jumlah produksi pada periode pertama dan kedua dalam jangka
pendek terus mengalami fluktuatif ke arah negatif hingga sampai pada periode
ketiga mulai mengarah ke arah positif dan perlahan mulai stabil ketika memasuki
variabel itu sendiri pada tahun pertama sampai tahun ketiga dalam jangka pendek
bernilai negatif sampai kemudian kembali stabil pada akhir periode kedelapan.
73
4.3.4 Pembahasan
Indonesia mengakibatkan angkatan kerja bertambah dan angkatan kerja yang tidak
terhadap jumlah produksi teh. Hal ini mungkin saja terjadi ketika para pencari
kerja tidak medapatkan pekerjaan di suatu daerahnya maka penacri kerja tersebut
berkurang.
berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat
jangka panjang, ekspor teh positif terhadap nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Maka diketahui bahwasanya jumlah produksi teh yang telah dilakukan belum
ekonomi indonesia. Oleh sebab itu perlunya usaha dalam menaikan produktif
dalam pemilihan bibit yang unggul serta perlunya peremajaan pada teh agar
prospek ekspor teh dimasa yang akan datang mempunyai prospek yang makin
cerah.
74
besarnya ekspor teh maka membuat bertambah besar pertumbuhan ekonomi yang
ekonomi dalam penelitian ini memiliki konstribusi yang cenderung lebih besar
daripada variabel lain yaitu variabel jumlah produksi teh dan ekspor teh.
75
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Produksi Teh.
panjang.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data dan dengan segala keterbatasan yang ada
dalam penelitian ini terdapat beberapa saran yang dapat diberikan yaitu:
sdm yang unggul dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan , hal ini
sektor yang unggul di berbagai wilayah , sehingga dari sektor tersebut bisa
bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Jerry Paska dan I Nengah Kartika. 2015. Pengaruh Luas Lahan,
Penggunaan Pestisida, Tenaga Kerja, Pupuk terhadap Produksi Kopi di
Kecamatan Pekutatan Kabupaten Jembrana. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, 4(7): h: 776-793.
Wirawan, I Kadek dan I Wayan Yogiswara. 2014. Pengaruh Kurs, Produksi, Luas
Lahan dan Iklim Terhadap Ekspor Rumput Laut Bali. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, 3(9): h: 428-435
Heizer dan renden, 2005. Production and operation management. Penerbit Ally &
Bacam. 1990.
Ball, 2014. terdapat dua jenis ekspor yaitu ekspor langsung dan tidak langsung. (
Jurnal administrasi bisnis ) Daniel, 2004. faktor produksi terdiri dari
empat komponen, yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau
manajemen (pengelolaan).
Todaro, M. P., & Smith, S. (2006). Pembangunan Ekonomi (Edisi 9). Jakarta,
Erlangga.
Pertumbuhan
Tahun Jumlah Produksi Teh
Ekonomi Ekspor Teh
1990 7.24 51,238 181,017
1991 6.95 53,040 143,130
1992 6.46 55,678 140,909
1993 6.50 57,517 155,696
1994 7.54 61,202 87,921
1995 8.22 65,372 87,719
1996 7.82 65,372 112,342
1997 4.70 64,498 88,837
1998 -13.01 65,841 113,208
1999 0.79 65,272 97,140
2000 4.90 67,100 112,105
2001 3.60 67,580 112,524
2002 4.50 66,289 103,427
2003 4.80 64,742 95,970
2004 5.00 61,902 116,018
2005 5.70 60,771 121,777
2006 5.50 60,990 134,515
2007 6.30 60,948 125,243
2008 6.00 60,539 158,958
2009 4.60 57,126 171,628
2010 6.10 56,465 178,548
2011 6.50 55,983 166,717
2012 6.20 56,258 156,788
2013 5.80 56,092 157,498
2014 5.20 53,358 134,584
2015 4.90 53,549 126,051
2016 5.30 52,383 113,108
2017 5.07 52,237 114,211
2018 5.17 51,777 108,451
2019 5.02 51,329 92,347
2020 -2.07 51,170 96323
2021 3.69 51,033 94800
LAMPIRAN 2
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
t-Statistic Prob.*
Estimasi Var
Autoregression (VAR) Ar
Rooths Table
Root Modulus
0.630076 0.630076
0.152908 - 0.579528i 0.599361
0.152908 + 0.579528i 0.599361
-0.261102 - 0.212139i 0.336418
-0.261102 + 0.212139i 0.336418
0.195363 0.195363
Lampiran 10
Impulse Response
Lampiran 11
Variance
Decompos
ition of
PE:
Period S.E. PE D(LNPR) D(LNEKS)
Variance
Decompos
ition of
D(LNPR):
Variance
Decompos
ition of
D(LNEKS
):
1. INDENTITAS PRIBADI
Agama : Islam
Email : husnir25@gmail.com
2. ORANG TUA
Ibu : Sriwidiastuti
3. PENDIDIKAN
4. ORGANISASI
PERBAUNGAN
NEGERI 1 PERBAUNGAN