OLEH :
ALINA NUJUM
NIM: 1910010052
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Proposal dengan judul “Penerapan Model Pentahelix
Dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kota Kupang” dengan baik.
Dalam rangkaian proses penulisan Proposal ini, tidak sedikit tantangan
yang penulis hadapi, namun semuanya dapat dilewati berkat cinta kasih Tuhan
Yesus yang disampaikan melalui segala bentuk dukungan dari banyak pihak yang
tentunya sangat besar artinya bagi penulis, untuk itu dengan kerendahan hati
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Prof.Dr.drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, selaku Rektor Universitas Nusa
Cendana Kupang.
2. Dr. Apriana Fanggide, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Nusa Cendana.
3. Fransina W. Ballo, SE., ME, selaku Ketua Prodi Program Studi Ekonomi
Pembangunan.
4. Ir. Marthen R. Pellokilla, MP.,Ph.D, selaku pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, petunjuk, dan
saran bagi penyelesaian proposal penelitian
5. Novi Theresia Kiak SE.,ME, selaku dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, petunjuk, dan
saran bagi penyelesaian proposal penelitian
6. Dr.I Komang Arthana SE.,M.Si.,Ak.,CfrA selaku penguji yang telah
memberikan kritikan dan saran dalam menyelesaikan proposal penelitian.
7. Bapa, Mama, Kaka Armin dan Adik Dino serta singkatnya seluruh
keluarga dan kerabat yang telah banyak memberikan bantuan fisik dan
psikis bagi penulis.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, namun
telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya disadari pula bahwa hasil peneitian ini masih membutuhkan
perbaikan. Oleh sebab itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan
ii
saran yang bersifat membangun untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga tulisan ini
bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca.
Kupang, September 2023
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
Table of Contents
OLEH :..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................5
DAFTAR TABEL................................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................7
1.1 Latar Belakang......................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA...............................................................................................6
2.1 Kajian Teoritis.......................................................................................................6
2.1.1 Konsep Pembangunan Ekonomi..........................................................................6
2.1.2 Pariwisata...............................................................................................................9
2.2 Kajian Empiris....................................................................................................17
2.3 Kerangka Berpikir..............................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................22
3.1 Jenis Penelitian....................................................................................................22
3.2 Pendekatan Penelitian.........................................................................................22
3.3 Jenis dan Sumber Data.......................................................................................22
3.3.1 Jenis Data.............................................................................................................22
3.3.2 Sumber Data........................................................................................................23
3.4 Fokus Penelitian..................................................................................................23
3.5 Informan Penelitian............................................................................................23
3.6 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................24
3.7 Teknik Analisis Data...........................................................................................25
3.7.1 Analytichal Hierarchy Process (AHP)...............................................................25
3.7.2 Analisis Deskriptif...............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................29
iv
DAFTAR GAMBAR
Diagram 1.1 Potensi Daya Tarik Wisata (DTW) di Provinsi Nusa Tenggara
Timur Tahun 2022.....................................................................2
Grafik 1.2 Jumlah Kunjungan Wisata Mancanegara dan Domestik di
Wilayah Kota Kupang Tahun 2018-2022.................................3
Gambar 2.1 Skema Penta-Helix....................................................................15
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir.....................................................................21
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Diagram 1.1
Potensi Daya Tarik Wisata (DTW) di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2022
Sumber: NTT Dalam Angka 2023 (Diolah)
Data diatas menunjukkan bahwa ada banyak potensi daya tarik wisata di
provinsi NTT yang dapat dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun
mancanegara. Tentunya dengan hal ini pemerintah harus mempersiapkan
fasilitas yang baik agar dapat membuat wisatawan merasa nyaman. Namun
bukan hanya pemerintah saja yang mempersiapkan fasilitas bagi wisatawan
yang datang, pihak swasta pun harus mempersiapkan fasilitas yang layak dan
memadai bagi wisatawan. Pemerintah saat ini sedang membuat program Visit
Indonesia yaitu program yang ingin menarik wisatawan untuk datang dan
mengunjungi wisata yang ada di Indonesia. Tentunya dengan kegiatan ini
dapat meningkatkan pendapatan negara dan juga mempromosikan pariwisata
yang di Indonesia.
Kota Kupang sebagai ibu kota provinsi sekaligus daerah transit bagi
sektor pariwisata di wilayah Nusa Tenggara Timur, memiliki keunggulan
mutlak dalam mengembangkan potensi pariwisata di wilayahnya. Sehingga
hal ini akan berdampak langsung pada tingginya jumlah kunjungan
wisatawan di Kota Kupang baik wisatawan mancanegara maupun domestik.
Berikut adalah data jumlah kunjungan wisata mancanegara maupun domestik
di wilayah Kota Kupang selama lima tahun terakhir.
2
Grafik 1.2
Jumlah Kunjungan Wisata Mancanegara
dan Domestik di Wilayah Kota Kupang Tahun 2018-2022
272,000 270,743
270,000
268,063
268,000
266,000 265,408
264,000 262,781
262,000
260,179
260,000
258,000
2018 2019 2020 2021 2022
1
Prosiding Seminar Intelektual, #8 Muda, and Metode Mitigasi, “Peran Model Pentahelix Dalam
Pengembangan Pariwisata Di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika,” Universitas Trisakti. WIDYA
PUTRI SEPTADIANI (2022): 22–31.
4
belum optimal sebab kurangnya peran aktif dari stakeholder dalam pentahelix
pariwisata. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pentahelix
Dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kota Kupang”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana peran stakeholder pentahelix dalam pengembangan potensi
pariwisata di Kota Kupang?
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
penduduk. Pendapatan perkapita berarti pendapatan total dibagi dengan
jumlah penduduk.
Secara umum permasalahan pokok pembangunan di Indonesia dalam
konteks penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2004-2009 adalah (Yuliadi, 2009):
a) Tingginya jumlah pengangguran dan penduduk miskin.
b) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM).
c) Kesenjangan pembangunan antar kelompok, wilayah dan daerah di
Indonesia.
d) Menurunnya kualitas sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.
e) Rendahnya penegakkan hukum dan keadilan.
f) Tingginya angka kejahatan dan masih adanya potensi konflik
horizontal.
g) Ancaman separatisme dan rendahnya kemampuan Hankam.
h) Kelembagaan demokrasi yang masih lemah.
Untuk mengamati dan menganalisis permasalahan pembangunan dan
bagaimana kebijakan yang diambil, maka pembahasan dilakukan menurut
kelompok dan bidang-bidang pembangunan.
Indonesia sebagai negara yang kaya dengan SDA namun memiliki
keterbatasan dalam kualitas SDM perlu merumuskan strategi kebijakan
untuk dapat mewujudkan tiga tujuan pembangunan nasional (triple bottom
line) secara simultan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkesinambungan, pemerataan kesejahteraan kepada seluruh rakyat secara
adil, dan terpeliharanya kelestarian lingkungan dan SDA. Untuk
mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut perlu dirumuskan
kebijakan-kebijakan pembangunan yang mencakup (Yuliadi, 2009):
a. Peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi secara
berkelanjutan melalui penggunaan teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan untuk menghasilkan produk yang kompetitif.
7
b. Implementasi tata ruang wilayah secara konsisten untuk
mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan untuk mendukung
ketahanan pangan nasional.
c. Program diversifikasi pangan nasional melalui pengembangan
pangan non beras untuk meningkatkan alternatif pangan rakyat
menuju swasembada pangan.
d. Pengembangan industri manufaktur yang mengandung nilai tambah
(value added) yang tinggi sekaligus dapat menyerap tenaga kerja
serta mendorong kegiatan ekonomi terkait.
e. Pengembangan industri pendukung untuk memperkuat struktur
industri nasional yang kokoh dan stabil bagi pengembangan sektor-
sektor ekonomi terkait.
f. Peningkatan kualitas SDM melalui penguasaan dan penerapan Iptek
dalam kegiatan bisnis dan ekonomi.
g. Adanya dukungan politik (political will) dari semua unsur
pemerintah yang terkait untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi
pengembangan kegiatan ekonomi.
2
“Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan,”
Https://Jdih.Baliprov.Go.Id/Uploads/Produk-Hukum/P.
9
perjalanan itu sendiri dan tinggal sementara di tempat tujuan dengan
berbagai aktivitas wisatanya3.
Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional. Tak
bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para
praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai (Ashoer, Kusuma & Dewi 2020). Definisi
pariwisata memang tidak dapat sama persis diantara para ahli. Berikut
adalah beberapa pengertian pariwisata.
a. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
b. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat
yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari
nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk
menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau
memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
2) Dampak Sektor Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu gejala sosial yang sangat kompleks,
yang menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai macam
aspek yang penting, aspek tersebut diantaranya yaitu aspek sosiologis,
aspek psikologis, aspek ekonomis, aspek ekologis dan aspek-aspek
yang lainnya. Diantara sekian banyak aspek tersebut, aspek yang
mendapat perhatian yang paling besar dan hampir merupakan satu-
satunya aspek yang dianggap sangat penting adalah aspek
ekonomisnya.
Pengembangan di dalam sektor pariwisata akan berhasil dengan
baik, apabila masyarakat luas dapat lebih berdampak atau ikut serta
secara aktif. Agar masyarakat luas dapat lebih dapat berdampak serta
3
I Made Sudiarta et al., “Analisis Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat,” Business and Accounting Education Journal 2, no. 1 (2021): 22–31.
10
dalam pembangunan kepariwisataan, maka masyarakat perlu diberi
pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pariwisata serta
manfaat dan keuntungan-keuntungan apa yang akan diperoleh.
Disamping itu, masyarakat juga harus mengetahui hal-hal yang dapat
merugikan yang diakibatkan oleh adanya pariwisata tersebut.
Dampak pariwisata saat ini antara lain adalah: pertama, dampak
ekonomi yaitu, sebagai sumber devisa negara; kedua, dampak sosial
yaitu, sebagai penciptaan lapangan pekerjaan; dan yang terakhir
adalah dampak kebudayaan yaitu, memperkenalkan kebudayaan dan
kesenian. Ketiga poin diatas dapat dijelaskan, yaitu sebagai berikut:
a. Dampak Ekonomi
Peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah berasal
dari pembelanjaan dan biaya yang dikeluarkan wisatawan selama
perjalanan dan persinggahannya seperti untuk hotel, makan dan
minum, cenderamata, angkutan dan sebagainya. Selain itu juga,
mendorong peningkatan dan pertumbuhan di bidang
pembangunan sektor lain. Salah satu ciri khas pariwisata, adalah
sifatnya yang tergantung dan terkait dengan bidang pembangunan
sektor lainnya. Dengan demikian, berkembangnya kepariwisataan
akan mendorong peningkatan dan pertumbuhan bidang
pembangunan lain.
Pengembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan
peluang usaha dan kerja. Peluang usaha dan kerja tersebut lahir
karena adanya kepada masyarakat lokal untuk bekerja dan
sekaligus dapat menambah pendapatan untuk dapat menunjang
kehidupan rumah tangganya. permintaan wisatawan. Dengan
demikian, kedatangan wisatawan ke suatu daerah akan membuka
peluang bagi masyarakat tersebut untuk menjadi pengusaha hotel,
wisma, homestay, restoran, warung, angkutan dan lain-lain.
Peluang usaha tersebut akan memberikan kesempatan
11
b. Dampak Sosial
Untuk menjalankan jenis usaha yang tumbuh dibutuhkan tenaga
kerja dan makin banyak wisatawan yang berkunjung, makin
banyak pula lapangan kerja yang tercipta. Di Indonesia
penyerapan tenaga kerja yang bersifat langsung dan menonjol
adalah bidang perhotelan, biro perjalanan, pemandu wisata,
instansi pariwisata pemerintah yang memerlukan tenaga terampil.
Pariwisata juga menciptakan tenaga di bidang yang tidak
langsung berhubungan, seperti bidang konstruksi dan jalan.
c. Dampak Kebudayaan
Mendorong pelestarian budaya dan peninggalan sejarah.
Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian,
peninggalan sejarah yang selain menjadi daya tarik wisata juga
menjadi modal utama untuk mengembangkan pariwisata. Oleh
karena itu, pengembangan pariwisata akan mengupayakan agar
modal utama tersebut tetap terpelihara, dilestarikan dan
dikembangkan4.
3) Konsep Pengembangan Ekonomi Pariwisata
Pengembangan Ekonomi Pariwisata (Tourism Economic
Development-TED) adalah konsep yang menekankan kepada
pemberdayaan komunitas untuk lebih memahami nilai-nilai dan aset
yang mereka miliki, seperti kebudayaan, adat istiadat, ragam kuliner,
gaya hidup (Ali Hasan, 2018). Dalam konteks pembangunan
pariwisata, komunitas secara mandiri memobilisasi aset dan nilai
tersebut menjadi daya tarik utama bagi pengalaman berwisata
wisatawan. Melalui konsep TED, setiap individu dalam komunitas
diarahkan untuk menjadi bagian dalam rantai ekonomi pariwisata,
untuk itu para individu diberi pengetahuan dan keterampilan untuk
4
Rudi Biantoro and Samsul Ma’rif, “Pengaruh Pariwisata Terhadap Karakteristik Sosial Ekonomi
Masyarakat Pada Kawasan Objek Wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang,” Jurnal Teknik
PWK 3 (2014): 2014, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk.
12
mengembangkan small business dengan ragam produk (barang dan
jasa) yang layak ditawarkan ke pasar.
Definisi pengembangan ekonomi pariwisata (tourism economic
development, TED) yang paling lazim digunakan adalah: TED = f
(sumber daya alam, tenaga kerja, modal, investasi, kewirausahaan,
transportasi, komunikasi, teknologi, ukuran, pasar, situasi ekonomi
internasional) (Dragulanescu, and Ivan, 2012). Dengan demikian
bahwa pengembangan ekonomi pariwisata dilakukan dengan
13
pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi manfaat ekonomi, sosial,
budaya, dan lingkungan dalam upaya menciptakan lapangan kerja dan
memberikan stimulus pada pertumbuhan ekonomi di desanya. Prinsip
penerapannya adalah kerjasama stakeholder akan menentukan
keberlanjutan pengembangan ekonomi lokal.
5
“Permenpar-No-14-Tahun-2016,” Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Details/171159/Permenpar-No-
14-Tahun-2016.
14
Gambar 2.1
Skema Penta-Helix
15
dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat sebagai subjek
perubahan sosial itu sendiri.
3) Komunitas
Pada konteks perubahan sosial, komunitas dapat berperan
sebagai akselerator. Dalam hal ini komunitas merupakan orang-orang
yang memiliki minat yang sama dan relevan dengan pengembangan
potensi yang akan dikembangkan. Bertindak sebagai perantara atau
menjadi penghubung antar pemangku kepentingan untuk membantu
masyarakat dalam keseluruhan proses perubahan sosial dan
memperlancar proses usahanya. Selain itu, komunitas juga memiliki
peran untuk mempromosikan produk atau layanan yang diproduksi oleh
masyarakat.
4) Pemerintah
Pemerintah dalam konteks perubahan sosial harus berperan
sebagai regulator sekaligus kontroler yang memiliki peraturan dan
tanggung jawab dalam perubahan sosial tersebut. Dalam hal ini, peran
pemerintah melibatkan semua jenis kegiatan seperti perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, pengendalian, promosi, alokasi keuangan,
perizinan, pengembangan dan pengetahuan, kebijakan inovasi publik,
dukungan untuk jaringan inovasi, dan kemitraan antara sektor publik
dengan swasta. Pemerintah juga memiliki peran
sebagai koordinator bagi para pemangku kepentingan yang
berkontribusi pada perubahan sosial yang ingin dicapai oleh
masyarakat.
5) Media
Media dalam konteks pengembangan desa wisata juga menjadi
penting karena perannya sebagai expander. Media berperan dalam
mendukung publikasi dalam promosi produk dan layanan yang
dihasilkan oleh masyarakat yang ingin melakukan perubahan sosial.
Tidak hanya itu, media juga berfungsi untuk membangun brand
image dari perubahan sosial tersebut. Sehingga orang lain dapat lebih
mudah untuk mengakses informasi tentang perubahan sosial yang
sedang
16
dilakukan oleh masyarakat. Kemudahan akses informasi itulah yang
kemudian menjadi salah satu faktor pendukung bagi datangnya para
kolaborator baru yang bisa mendukung perubahan sosial yang sedang
dilakukan oleh masyarakat6.
2.2 Kajian Empiris
Temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan
hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung dalam
sebuah penelitian. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu
dijadikan acuan adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Sebagai bahan pertimbangan dalam
penelitian ini, akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu berupa
jurnal yang pernah peneliti baca diantaranya:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul, Penulis dan Metode Hasil
Tahun Penelitian Penelitian
1. Resa Vio Vani dkk. Menggunakan Potensi wisata di kota
Pentahelix Dalam pendekatan Pekanbaru dapat berkembang
Mengembangkan Potensi deskriptif dengan pesat apabila seluruh
Wisata di Kota kualitatif stakeholder berkolaborasi
Pekanbaru dengan baik dilihat dari
(2020) korelasi antar unsur model
pentahelix
2 Khusniyah Menggunakan Hasil penelitian yaitu
Implementasi Model pendekatan diperlukan koordinasi dan
Pentahelix Sebagai deskriptif kolaborasi aktor pentahelix
Landasan Pengembangan kualitatif untuk mengimplementasi pada
Potensi Pariwisata Di pariwisata Kabupaten Kediri
Kabupaten Kediri
(2020)
3 Dian Kagungan, Menggunakan Hasil dan rekomendasi yang
Noverman Duadji, Intan pendekatan penting dari penelitian ini
Fitri Meutia deskriptif adalah kolaborasi model
Kolaborasi Model kualitatif Pentahelix dalam
Pentahelix Dalam pengembangan Desa Wisata
Kebijakan Pengembangan Harapan Jaya perlu
Industri Pariwisata Di mendapatkan perhatian
Kabupaten Pesawaran khusus, dan kurangnya
komunikasi
6
Dian Kagungan, Noverman Duadji, and Intan Fitri Meutia, “Kolaborasi Model Pentahelix Dalam
Kebijakan Pengembangan Industri Pariwisata Di Kabupaten Pesawaran,” LPPM-UNILA
Institutional Repository (2021).
17
No Judul, Penulis dan Metode Hasil
Tahun Penelitian Penelitian
(2021) antar aktor mengenai desa
wisata Harapan Jaya.
4 Rizky Sagala Menggunakan Model Pentahelix Dalam
Model Pentahelix Dalam Pendekatan Pengembangan Kawasan
Pengembangan Kawasan Deskriptif Pariwisata Pantai Silalahi
Pariwisata Pantai Kualitatif Sebagai Kaldera Geopark Di
Silalahi Sebagai Kaldera Kecamatan Silahisabungan
Geopark Di Kecamatan Kabupaten Dairi Andreval
Silahisabungan Rizky Sagala
Kabupaten Dairi
Andreval
(2023)
5 Danang Wahyudi dkk Menggunakan Pemerintah Daerah
Tourist Village Metode mempunyai peran kunci dalam
Development Penta Helix Analytichal pola kerjasama Pentahelix
Based the Analytichal Hiearchy dengan nilai hasil sebesar
Hiearchy Process Process 0,447. Urutan kedua adalah
Approach (2020) (AHP) Masyarakat dengan nilai 0,165
kemudian urutan ketiga adalah
Akademisi dengan nilai 0,139.
Urutan keempat adalah pelaku
usaha dengan nilai 0,139 dan
terakhir peran Media dengan
nilai 0,105.
Sumber: Kompilasi Berbagai Jurnal, 2023
18
mencakup pelaku usaha pariwisata seperti hotel, restoran, agen perjalanan,
maskapai penerbangan, dan lain-lain. Mereka menyediakan layanan dan
infrastruktur yang dibutuhkan oleh wisatawan, serta berkontribusi dalam
menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas. Ketiga Masyarakat
(Community): Masyarakat lokal adalah aset berharga dalam pengembangan
pariwisata. Mereka dapat menjadi tuan rumah yang ramah bagi wisatawan,
menyediakan produk lokal, dan memelihara warisan budaya. Pemberdayaan
masyarakat lokal dapat meningkatkan manfaat ekonomi dan sosial dari
pariwisata. Keempat Akademisi (Academia): Akademisi, termasuk perguruan
tinggi dan lembaga penelitian, dapat memberikan pengetahuan, penelitian,
dan pelatihan yang relevan untuk mendukung pengembangan pariwisata yang
berkelanjutan. Kelima Media (Media): Media memiliki peran penting dalam
mempromosikan destinasi pariwisata, menginformasikan wisatawan, dan
membentuk persepsi masyarakat terhadap suatu destinasi. Media dapat
mempengaruhi daya tarik dan citra destinasi tersebut.
Sinergi antara kelima kelompok stakeholder ini dalam model Pentahelix
menciptakan keberlanjutan dan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.
Dengan berkomunikasi, berkolaborasi, dan mengambil keputusan bersama,
mereka dapat mencapai tujuan bersama diantaranya pengembangan
pariwisata yang berkelanjutan, peningkatan pendapatan, pelestarian budaya,
dan perlindungan lingkungan. Pemerintah juga perlu mendengarkan masukan
dari masyarakat lokal dan industri pariwisata dalam merumuskan kebijakan
yang memadai. Industri perlu berkolaborasi dengan pemerintah untuk
memastikan infrastruktur dan layanan yang memadai. Media dapat membantu
mempromosikan destinasi pariwisata yang dikelola dengan baik oleh
pemerintah dan masyarakat. Akademisi dapat melakukan penelitian yang
mendukung keberlanjutan pariwisata, dan sebagainya. Dengan demikian,
hubungan pentahelix adalah kerangka kerja yang membantu menciptakan
sinergi di antara semua pemangku kepentingan ini untuk mencapai
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan sukses.
19
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik analisis
data menggunakan Analitycal Hierarchy Process. Metode ini dikembangkan
untuk mencari rangking atau urutan prioritas dari berbagai alternatif dalam
pemecahan suatu permasalahan. Dalam penelitian ini, AHP digunakan untuk
menghitung bobot prioritas dari lima variabel utama dan bobot setiap
alternatif dari masing-masing variabel utama. Melalui pembobotan ini dapat
diketahui tingkat prioritas dari setiap variabel.
20
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
Potensi Pariwisata
Model Pentahelix
Metode AHP
Kemajuan Pariwisata di
Kota Kupang
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
3.3.2 Sumber Data
Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan
sumber data dalam wujud data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung sebagai hasil
pengumpulan sendiri (Sugiyono 2018). Data primer dalam penelitian ini
adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara terhadap berbagai
responden yang terlibat langsung dalam pengembangan potensi wisata di
kota Kupang meliputi Dinas Pariwisata, elemen masyarakat, para pebisnis,
akademisi dan media.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait
dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara
resmi, buku-buku, majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan
dengan penelitian (Sugiyono, 2018). Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari Dinas Pariwisata kota Kupang serta dokumen RPJMD kota
Kupang.
23
acuan peneliti dalam menentukan informan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
5. Media
6. Wisatawan
1. Teknik Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan
24
permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
2. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
3. Dokumentasi
Menurut Hamidi metode dokumentasi adalah informasi yang
berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun
dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan
gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian dan dokumen
penting lainya yang berkaitan dengan penelitian.
25
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analytichal Hierarchy Process (AHP)
Analisis ini digunakan untuk memberikan pembobotan terhadap setiap
faktor dan variabel yang digunakan dalam penelitian. Proses
pembobotan indikator dan subindikator menggunakan Analytical Hierarchy
Process (AHP). Pembobotan terhadap setiap variabel dilakukan
berdasarkan persepsi responden yang dipilih dalam penelitian. Persepsi ini
diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan kepada setiap responden
(Khairani dan Hidayat, 2015:76).
1. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan:
26
Tabel 3.1
Model Tabulasi Data Untuk Tujuan Utama
Tujuan Utama PM SW MK AK MD
PM 1 a b c d
SW 1/a 1 1/b a a
MK 1/b 1/d 1 c b
AK 1/c 1/c 1/c 1 c
MD 1/d 1/a 1/b 1/d 1
Sumber: Peneliti 2023 (diolah)
Keterangan
PM: Pemerintah
SW: Swasta
MK: Masyarakat
AK: Akademisi
MD: Media
Tabel 3.2
Model Tabulasi Data Untuk Sub Tujuan Pemerintah
Sub Tujuan Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
PM
Kriteria 1 1 a b
Kriteria 2 1/a 1 1/b
Kriteria 3 1/b 1/d 1
Sumber: Peneliti 2023 (diolah)
Tabel 3.3
Model Tabulasi Data Untuk Sub Tujuan Swasta
Sub Tujuan Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
SW
Kriteria 1 1 a b
Kriteria 2 1/a 1 1/b
Kriteria 3 1/b 1/d 1
Sumber: Peneliti 2023 (diolah)
Tabel 3.4
Model Tabulasi Data Untuk Sub Tujuan Masyarakat
Sub Tujuan Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
MK
Kriteria 1 1 a b
Kriteria 2 1/a 1 1/b
Kriteria 3 1/b 1/d 1
Sumber: Peneliti 2023 (diolah)
27
Tabel 3.5
Model Tabulasi Intuk Sub Tujuan Akademisi
Sub Tujuan Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
AK
Kriteria 1 1 a b
Kriteria 2 1/a 1 1/b
Kriteria 3 1/b 1/d 1
Sumber: Peneliti 2023 (diolah)
Tabel 3.6
Model Tabulasi Intuk Sub Tujuan Media
Sub Tujuan Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3
MD
Kriteria 1 1 a b
Kriteria 2 1/a 1 1/b
Kriteria 3 1/b 1/d 1
Sumber: Peneliti 2023 (diolah)
3. Tahap Analisis
Tahap analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi bobot prioritas atau
tingkat kepentingan pada masing-masing kriteria. Untuk eigenvector
perhitungan didasarkan pada matriks perbandingan berpasangan antar sub
kebijakan, sedangkan untuk eigenvalue perhitungan didasarkan pada matriks
perbandingan berpasangan antar kriteria kebijakan pada sub kebijakan.
Metode yang digunakan dalam identifikasi ini adalah Analytical Hierarchy
Process (AHP), dimana metode tersebut digunakan sampai dengan penentuan
hirarki kriteria atau membandingkan tingkat kepentingan relatif antar
kebijakan. Berikut tahapan perhitungan bobot dari matriks berpasangan.
Sebagai ilustrasi akan dilakukan perhitungan bobot pada matriks
perbandingan berpasangan antar sub kebijakan.
3) Membuat tabel nilai kriteria dengan cara membagi nilai baris dan kolom
pada tabel matriks perbandingan berpasangan dengan jumlah setiap
kolom
28
5) Mengalikan baris dan kolom dari matriks perbandingan berpasangan
dengan nilai prioritas, dan hasilnya dijumlahkan tiap baris. Dari hasil ini
didapatkan tabel untuk jumlah setiap baris
29
DAFTAR PUSTAKA
Ashoer, Kusuma, Dewi & Dkk. (2020). " Ekonomi Pariwisata" Cetakan 2021.
Penerbit Yayasan Kita Menulis
30
Sugiyono. (2006). " Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif" Cetakan ke-4.
Penerbit Alfabeta
Bps.Go.Id. (2023, 14 Februari). “NTT Dalam Angka”. Diakses Pada 18 Mei 2023.
https://Ntt.Bps.Go.Id/Publication/2022/02/25/Cc3b48ec498e16518636e415/
Provinsi-Nusa-Tenggara-Timur-Dalam-Angka-2022.html
Universitas Gajah Mada (2023, 4 juni). "Skema Penta-Helix". Diakses Pada 4 Juni
2023. https://chub.fisipol.ugm.ac.id/2021/09/01/penta-helix-dan-perubahan-
sosial/
Pemerintah Kota Kupang (2023, 21 Mei). “RPJMD Kota Kupang”. Diakses Pada
21 Mei 2023. http://bkppd.kupangkota.go.id/profil/rpjmd
31