PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Metode Penelitian Lanjut
Disusun Oleh
Dosen Pembimbing:
BANDUNG
2019
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
dengan judul Kajian Peningkatan Kualitas Atraksi Wisata Untuk Menjadi
Destinasi Wisata Berkelas Dunia (Studi Kasus : Kabupaten Pangandaran)” untuk
memenuhi tugas besar mata kuliah Metode Penelitian Lanjut. Dalam penyusunan
proposal penelitian ini, tidak lupa penulis ucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberi masukan dalam penyusunan
proposal penelitian ini, yaitu kepada:
1. Allah SWT, karena atas berkat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini tepat pada waktunya.
2. Kedua orang tua, adik, dan seluruh keluarga tercinta, atas doa, kepercayaan dan
dukungan berupa moral dan material yang telah diberikan pada penulis.
3. Ibu Enni Lindia Mayona, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah
dan Kota.
4. Ibu Dr. Ratna Agustina, S.T., M.T., DEA., selaku Ketua Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota.
5. Sony Herdiana, S.T., Mreg Dev selaku dosen pembimbing yang selalu memberi
arahan, solusi serta motivasi kepada penulis.
6. Seluruh staf pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat sehingga dapat diterapkan selama
proses penyusunan proposal.
7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
angkatan 2015.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal penelitian ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik maupun masukan dari
pembaca atas ketidaksempurnaan penyusunan proposal penelitian ini. Semoga laporan
ini dapat bermafaat bagi penulis khususnya maupun serta pada semua pihak.
Sri Wahyuni
i
2
DAFTAR ISI
ii
3
ii
4
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
sejak puluhan tahun silam, Pangandaran memang sudah terkenal sebagai salah satu
tujuan wisata yang diminati banyak kalangan dan hal tersebut tidak terlepas dari
sejumlah daya tarik wisata yang dimiliki. Namun untuk menjadikan Kabupaten
Pangandaran sebagai destinasi wisata berkelas dunia, maka harus memiliki 3 A (atraksi,
amenitas dan aksesibilitas) ynag berkelas dunia (Menpar Arif) dalam (Inilah Koran,
2018). Oleh karena itu Kabupaten Pangandaran harus memiliki kualitas wisata kelas
dunia dan daya tarik wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran harus mampu
menarik minat wisatawan untuk berkunjung, dengan kata lain bukan hanya
mendatangkan wisatawan domestik namun harus mampu menarik wisatawan
mancanegara ke Pangandaran. Akan tetapi terdapat beberapa persoalan yang dihadapi.
Pertama, jika dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan ke Pangandaran, jumlah
wisatawan nusantara masih mendominasi sedangkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan kedatangan wisatawan
domestik Hal ini ditunjukan dengan data jumlah kunjungan wisatawan tahun 2016 yaitu
jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 10.344 orang dan wisatawan nusantara
sebanyak 1.824.367 orang (BPS Jawa Barat, 2017). Hal ini menunjukan bahwa
keragaman daya tarik wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran belum
sepenuhnya menarik perhatian wisatawan mancanegara. Kedua, eksistensi Pangandaran
belum setenar destinasi wisata pesaing seperti Bali yang sudah mendunia yang sangat
kental dengan wisata budayanya dan juga wisata alamnya. Ketiga, ciri khas utama
sebagai identitas wisata Pangandaran belum terlihat, berbeda seperti destinasi wisata
pesaing lainnya. Hal-hal tersebut memiliki keterkaitan dengan kualitas wisata.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, dapat
diketahui bahwa potensi terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran adalah
pariwisata dengan segala daya tarik wisata yang dimiliki. Daya tarik wisata atau atraksi
wisata merupakan elemen utama kepariwisataan dan oleh karena itu harus memiliki
kualitas yang baik sehingga mampu menarik minat wisatawan untuk berwisata. Namun
daya tarik yang cukup beragam yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran hanya
mendatangkan jumlah wisatawan mancanegara yang relatif lebih sedikit dibandingkan
wisatawan nusantara. Hal ini menjadi alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan.
Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana cara
meningkatkan kualitas atraksi wisata dalam mewujudkan Kabupaten Pangandaran
sebagai destinasi wisata berkelas dunia?
4
1.3.1 Tujuan
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui hal-hal apasajakah yang harus
dilakukan oleh Kabupaten Pangandaran dalam mewujudkan destinasi wisata berkelas
dunia yang dilihat dari sisi kualitas atraksi wisata (tourist attraction). Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas atraksi wisata dalam mewujudkan destinasi wisata berkelas
dunia di Kabupaten Pangandaran.
1.3.2 Sasaran
Berdasarkan tujuan di atas, adapun sasaran yang harus dicapai dalam penelitian
ini yaitu:
dan Sidamulih. Lima kecamatan tersebut dijadikan sebagai wilayah penelitian karena
paling sering dikunjungi oleh wisatawan. Selain itu lima kecamatan tersebut memiliki
laut dimana menjadi tujuan utama para wisatawan. Hal tersebut juga didukung dengan
daya taraik utama Kabuapaten Pangandaran sebagai destinasi wisata. Sebaran seluruh
kecamatan dan titik lokasi penelitian lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1.
Objek atraksi wisata yang akan dijual kepada wisatawan harus memenuhi tiga
syarat atraksi (what to see, what to do dan what to buy). Oleh karenan itu suatu
atraksi wisata berkaitan dengan what to see, what to do dan what to buy.
BAB 3 Metodologi
Bab ini berisikan tentang paparan mengenai metode penelitian yang digunakan pada
penelitian yang akan dilakukan, yaitu mencakup jenis penelitian, metode pengumpulan
data dan metode analisis data.
Bab ini berisikan tentang perkiranaan output serta keterbatasan dalam penelitian yang
dilakukan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pariwisata
“Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara”.
“Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah”.
12
13
Pariwisata juga sering disebut sebagai sebuah indusutri atau biasa diungkapkan
dengan istilah industri pariwisata. Menurut UNWTO istilah industri pariwisata (tourism
industry) merujuk pada berabagao aktivitas yang menghasilkan produk-produk khusus
untuk sektor pariwisata. Antariksa (2016) mengutip beberapa pengertian industri
pariwisata, yaitu menurut Collins English Dictionary tourism industry diartikan sebahai
setiap pihak, aktivitas, dan lembaga yang terlibat dalam sebagala bentuk penyediaan
jasa bagi orang-orang yang sedang berlibur. Sementara itu C. Michael Hall dkk .,
memandang industri pariwisata memproduksi komoditas pariwisata, yaitu sejenis
barang dan jasa untuk permintaan yang datang dari orang-orang yang melakukan
wisata. Kemudian Smith (2004) mendefiniskan industri pariwisata sebagai setiap jenis
usaha dan lembaga yang memfasilitasi seseorang untuk melakukan perjalanan dan
melakukan aktivitas di luar lingkungan tempat tinggalnya yang biasa. Sedangkan
Charles R. Geoldner dan J.R. Brent Rtichie menyatakan bahwa industri pariwisata
terdiri dari berbagai jenis usaha yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
wisatawan.
(wisman) dan wisatawan nasional (domestik) yang terdiri dari wisatawan nusantara
(wisnus) dan wisatawan domestik asing. Wisatawan mancanegara yaitu wisatawan dari
berbagai negara lain yang berkunjung ke suatu wilayah negara lain dan warga negara
yang berwisata ke luar wilayah negara lain (bukan negara asalnya). Wisatawan
nuasntara yaitu warga negara yang berwisata di dalam wilayah negaranya sendiri
sedangkan wisatwan domestik asing merupakan warga negara asing yang tinggal dalam
suatu negara dan berwisata dalam negara tersebut (RUU tentang Kepariwisataan).
dapat menarik wisatawan untuk datang dengan tujuan berwisata. Atraksi pada sebuah
destinasi adalah semua objek dan atraksi yang tersedia sebagai daya tarik mengapa
wisatawan mau berkunjung ke negara, kota atau daerah tujuan wisata. Daya tarik di
setiap negara atau daerah sangat bervariasi, satu dengan yang lainnya saling melengkapi
dan bersiang dalam menarik minat kujungan wisatwan (Yoeti, 2008).
Menurut Scottish Tourist Board (dalam Mahadewi, 2012: 2), atraksi adalah
sesuatu yang permanen dalam daerah tujuan wisata. Atraksi ditujukan kepada
pengunjung, yang tujuan utamanya untuk memberikan hiburan, bersenang-senang,
pendidikan, menyaksikan sesuatu yang menarik. Hal ini terbuka untuk umum tanpa
harus ada pemesanan, harus dipublikasikan setiap tahun dan dapat menarik wisatawan
maupun masyarakat lokal setiap hari. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi
minat wisatawan berkunjung ke suatu kawasan wisata adalah adanya atraksi wisata.
Atraksi wisata yang kurang beragam cenderung membuat minat wisatawan berkunjung
berkurang, karena atraksi wisata sangat erat berkaitan dengan keberlangsungan suatu
kawasan wisata, sehingga diperlukan suatu inovasi ataupun ide-ide baru yang dapat
menarik minat berkunjung wisatawan.
Suatu atraksi dapat berupa kombinasi dari berbagai jenis daya tarik wisata. Mill
(1985) mengatakan bahwa sumber daya yang tidak atau belum dikembangkan belum
dapat disebut sebagai atraksi wisata, tetapi hanya sumber daya potensial yang dapat
dilakukan pengembangan aksesibilitas, fasilitas wisata dan aktivitas wisata. Dalam
berbagai literatur, definisi atraksi wisata beserta hal-hal terkait di dalamnya
diklasifikasikan oleh Ritchie dan Zins (1978) serta Ferrario (1979) yaitu keindahan
alam, iklim, situs dan budaya. Sedangkan menurut Stear (Leiper, 2004) sebagian besar
penulis tidak jelas dalam memaparkan fungsi sebuah atraksi karena menggunakan
kalimat kiasan. Istilah-istilah seperti ‘atraksi, gambar, keterkaitan, faktor-faktor
pendorong, pengaruh grafitasi’ mempengaruhi tingkah laku wisatawan yang merupakan
kekuatan dari sebuah atraksi di seluruh dunia. Tempat-tempat, bangunan-bangunan,
objek dan peristiwa-peristiwa yang dapat dikenal sebagai atraksi wisata populer (Bondi
Beach, Disneyland, Gracelands, the Empire State Building, Whalesm Pandas) menurut
Stear tidak sepenuhnya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tiingkah laku
wisatawan.
16
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa atraksi wisata adalah motivasi utama
bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan dan merupakan inti dari produk pariwisata.
Tanpa atraksi wisata tidak akan ada kebutuhan untuk jasa pariwisata lainnya.
Selain itu Yoeti (2008) juga menyatakan bahwa daya tarik wisata merupakan
obyek atau atraksi wisata apa saja yang dapat ditawarkan kepada wisatawan agar
mereka mau berkunjung ke suatu negara atau daerah tujuan wisata tertentu. Secara garis
besar ada empat kelompok yang sebagai daya tarik bagi wisatawan datang pada suatu
destinasi wisata yaitu :
1. Natural Attractions
Kelompok ini adalah pemandangan (landscape), pemandangan laut (seascape),
pantai (beaches), danau (lakes), air terjun (waterfall), kebun raya (national park),
agrowisata (agrotourism), gunung berapi (volcanoes) termasuk bila dalam
kelompok ini adalah fauna dan flora.
2. Build Attractions
Termasuk dalam kelompok ini antara lain: banguna (buildings) dengan arsitek
yang menarik, seperti rumah adat dan yang termasuk bangunan modern seperti
Opera Building (Sydney), Jam Gadang (Bukittinggi), Taman Mini Indonesia
Indah (TMII).
3. Cultural Attractions
Kelompok ini antara lain peninggalan sejarah (historicl building), cerita-cerita
rakyat (folklore), kesenian tradisional (traditional dance), museum, upacara
keagamaan, festival kesenian, dan semacamnya.
1. something to see, yaitu suatu atraksi wisata yang dapat dijadikan entertainment
bagi para wisatawan;
2. something to do, yaitu suatu atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan
dalam bentuk aktivitas sehingga membuat wisatawan betah untuk tinggal di
tempat tersebut; dan
3. something to buy, yaitu suatu atraksi wisata yang dapat menarik perhatian
wisatawan untuk mebelanjakan uangnya.
1. Bali
2. Thailand
3. Maldives
4. Hawaii
5. Japan
2.5 Kualitas
IFAS
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
22
Gambar 3. 1Kerangka Pemikiran
23
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan oleh peneliti dalam
memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik survei, baki itu survei sekunder ataupun survei pimer. Data yang
dikumpulkan melalui survei sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
yang sudah ada sedangkan data yang dikumpulkan melalui survei primer adalah data
yang diperoleh peneliti secara langsung di lapangan. Teknik pengumpulan data ini
berkaitan dengan cara-cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data,
seperti data apa saja yang dibutuhkan, bentuk data, tahun data, dan siapa sumber
datanya.
24
25
mengenai aspek-aspek yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji dan diperoleh
dari studi terdahlu yang telah dilakukan.
3.2.2.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data terbaru dan terkini langsung dari
lapangan, dimana yang menjadi obyek kajian penelitian. Peneliti akan mengobservasi
keadaan atau kondisi destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran mengenai kondisi
objek daya atraksi wisata di Kabupaten Pangandaran. Kegiatan observasi akan
dilakukan dengan pencatatan yang sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak
ataupun yang dirasakan oleh indra mengenai kondisi yang terdapat pada obyek
penelitian. Peneliti akan mengobservasi kondisi setiap obyek wisata serta jenis-jenis
atraksi wisata yang dilihat berdasarkan syarat atraksi wisata yang akan dijual.
3.2.2.2 Wawancara (Interview)
Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan narasumber untuk mencari informasi
yang dianggap masih kurang jelas dengan melakukan tanya jawab secara singkat.
Wawancara yang dilakukan berfokus pada destinais wisata berkelas dunia, atraksi
wisata serta kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh destinasi
wisata pantai di Kabupaten Pangandaran. Informan yang akan diwawancarai adalah
Aparat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran sebagai pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan pariwisata di Kabupaten Pangandaran,
wisatawan (mancanegara dan domestik) selaku pelaku kegiatan wisata, mojang-jajaka
26
Sebagai salah satu metode analisis dalam penelitian ini, diperlukan langkah-langkah
penyelesaian secara sitematis dengan menggunakan seluruh prefensi yang dimiliki, baik
berupa konsep maupun pengalaman. Dalam melakukan analisis SWOT, akan
27
Matriks SWOT
IFAS
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
Sumber:
IFAS (internal strategic factory analysis summary) atau yang biasa disebut dengan
faktor-faktor strategsi internal disusun untuk merumuskan faktor internal dalam
kerangkan strength dan weakness sedangkan EFAS (eksternal strategic factory analysis
summary) atau faktor-faktor strategi eksternal disusun untuk merumuskan faktor-faktor
internal ke dalam lerangkan opportunities dan threaths.
BAB 4
KETERBATASAN PENELITIAN DAN PERKIRAAN OUTPUT
1. Lokus penelitian hanya mengambil beberapa objek wisata saja, tidak dijaki
seluruhnya karena adanya keterbatasan waktu pada saat pengumpulan data.
2. Penelitian ini hanya melihat sisi pariwisata dari aspek atraksi wisata saja, dan
tidak membahas keseluruhan aspek pada pariwisata, padahal sutau kualitas
atraksi wisata bisa saja dipengaruhi oleh apek-aspek lain.
3. Dalam melakukan pengumpulan data dan analisis lebih subyektif karena
menggunakan teknik visualisasi yang memungkinkan adanya pengaruh dari
kualitas gambar terhadap penilaian responden.
28
29
Kondisi
destinasi
wisata pesaing
yang menjasdi
Teridentifikasinya pembanding
kualitas atraksi
Jenis wisata
wisata yang
pada setiap
terdapat di
destinasi Analisis
3 Kabupaten
Keragaman benchmarking
Pangandaran
terhadap standar atraksi setiap
destinasi
destinasi wisata
wisata
berkelas dunia
Kelebihan
pada setiap
destinasi
wisata
Terumuskannya
strategi utnuk
Strategi untuk
meningkatkan Isu potensi dan
meningkatkan
4 kualitas atraksi permasalahan Analisis SWOT
kualitas atraksi
wisata di
wisata
Kabupaten
Pangandaran
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS). (2015, 4 8). Dipetik 2018, dari
https://www.bappenas.go.id/id/publikasi-informasi-aplikasi-dan-
tautan/publikasi/strategi-kebijakan-perencanaan-pembangunan-pariwisata-di-
pulau-pulau-kecil-sebagai-pusat-pertumbuhan/
v
vi
LAMPIRAN