Diajukan sebagai
Proposal Tugas Akhir Program Studi S-1
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Disusun Oleh :
Alfath Akbar Mustarif
Stb. F 231 18 165
Dibimbing Oleh :
Rifai, S.T., M.Si., M.Sc., Ph.D.,Eng
NIP. 19740325 200212 1 001
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan
hidayahnya, dan juga atas kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada
penulis yang telah diberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian ini dengan judul “Penilaian Kualitas Pemanfaatan Alun-
Alun Sebagai Ruang Publik Kota menggunakan Good Public Space Index
(GPSI)”. Adapun tersusunnya proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat
wajib yang dilakukan oleh Mahasiswa/i guna untuk menyandang gelar Strata Satu
(S1) di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Tadulako.
ii
DAFTAR ISI
REKOMENDASI..................................................................................................... i
iii
2.2 Aktivitas ...................................................................................................... 11
LAMPIRAN .......................................................................................................... 40
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu ruang terbuka publik yang merupakan ciri fisik suatu kota adalah
alun-alun. Menurut Darmawan (2003), Alun-alun adalah taman di pusat kota
sebagai ruang publik, yang sering dipergunakan untuk kegiatan resmi seperti
upacara peringatan Hari Nasional, apresiasi sosial, ekonomi, dan budaya. Alun-
alun menjadi tempat umum yang merupakan pusat keramaian dari suatu kota atau
kabupaten dimana terdapat kegiatan sosial, olahraga, rekreasi dan kegiatan formal
yang dilakuakan oleh masyarkat.
1
kabupaten. Begitu banyak peranan penting Alun-alun sintuwu maroso sebagai
ruang publik dalam mewadahi aktivitas sosial masyarakat Kabupaten Poso.
Kualitas ruang publik dianggap baik jika dapat melayani kebutuhan dan
keinginan masyarakat penggunanya yang ditentukan oleh tingkat responsif,
demokratis dan penuh makna (Carr et al. 1992). Mengukur besar kualitas atau
keefektifan serta pola aktivitas yang ada pada suatu ruang publik merupakan hal
yang penting untuk dilakukan sesegera mungkin agar ruang publik tersebut dapat
segera dioptimalkan demi kenyamanan masyarakat dalam berkativitas pada ruang
publik. Untuk itu, sangat perlu untuk mengkaji terkait kualitas pemanfaatan alun
alun sintuwu maroso sebagai ruang publik kota. Salah satu metode yang banyak
digunakan untuk mengukur kualitas suatu ruang publik adalah Good Public Space
Index (GPSI) yang merupakan metode yang di diusulkan oleh Vikas Mehta tahun
(2007) .
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan merasa perlu untuk
menganalisa dan mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan proposal tugas
2
akhir dengan judul “Penilaian Kualitas Pemanfaatan Alun-Alun Sebagai Ruang
Publik Kota menggunakan Good Public Space Index (GPSI)”
3
2. Menilai dan menganalisis kualitas pemanfaatan Alun Alun Sintuwu Maroso
Sebagai Ruang Publik Kota Menggunakan Good Public Space Index (GPSI).
4
1.6.2 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah atau lokasi studi penelitian ini didasarkan pada keberadaan
Alun Alun Sintuwu Maroso sebagai ruang publik berskala kota yang secara
administratif berada dikelurahan Gebangrejo Kecamatan Poso Kota Kabupaten
Poso Provinsi Sulawesi Tengah dengan luasan kawasan 1,88 hektar atau 18.800
m2. Adapun batas batas wilayah studi adalah sebagai berikut :
Utara : Jalan pulau buruh dan bangunan kantor DPRD Kabupaten Poso
Selatan : Jalan Pulau Sumba dan bangunan kantor Bupati Poso
Barat : Jalan Pulau Sulawesi dan Kompleks perumahan Dinas
Timur : Jalan Pulau timor dan banguaan gedung wanita serta permukiman
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan Permen PU No. 5 Tahun 2008, ruang terbuka ialah ruang ruang
yang ada pada wilayah ataupun kota yang lebih luas baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana pada
penggunaannya lebih bersifat terbuka yaitu tanpa adanya bangunan. Ruang
terbuka terbagi atas :
Ruang Terbuka Hijau (RTH), merupakan area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang pada penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam
Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH), adalah ruang terbuka di wilayah
perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang
diperkeras maupun yang berupa badan air.
6
2.1.2 Tipologi Ruang Publik
Stephen Carr, dkk (1992), menyatakan macam-macam tipologi ruang
terbuka publik yang terbagi atas 11 tipologi dengan klasifikasi :
Terdapat pembagian jenis RTH sesuai dengan tipologi RTH yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008, yaitu sebagai
berikut:
7
2.1.3 Fungsi Ruang Terbuka Publik
Menurut Eddy Dharmawan (2007), secara umum, ruang publik memiliki
beberapa fungsi yaitu :
1). Sebagai pusat interaksi masyarakat. Ruang publik dapat digunakan dan
diakses oleh semua masyarakat sehingga ruang publik menjadi pusat
pertemuan masyarakat. Interaksi akan terjadi di ruang publik akibat dari
adanya masyarkat yang berkumpul.
2). Sebagai ruang terbuka. Dimana area yang menampung berbagai koridor jalan
yang dimana menuju ke arah ruang publik tersebut serta sebagai ruang yang
mengikat dilihat dari struktur kota dan juga sebagai pembagi atas berbagai
ruang fungsi bangunan yang ada di sekitarnya dan yang terakhir sebagai
ruang untuk persinggahan/transit.
3). Sebagai tempat usaha bagi pedagang kaki lima. Dimana para pedagang kaki
lima berhak untuk dapat menjajakan jualannya
4). Sebagai paru-paru kota. Ruang yang dapat berperan sebagai penyedia udara
yang segar dan bersih di tengah wilayah perkotaan sekaligus dapat
menampung masyarakat untuk proses evakuasi bencana.
8
masyarakat kota, menjadi tempat berekreasi, menjadi objek dan tempat
pendidikan, penelitian, serta pelatihan dalam mempelajari alam.
Fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi dari ruang terbuka adalah sebagai peluang
segala bentuk kegiatan ekonomi bagi masyarakat kota itu sendiri
Fungsi estetika. Fungsi estetik ruang terbuka terkait dengan faktor kualitas
kenyamanan, mempercantik lingkungan tersebut, memacu produktivitas dan
kreativitas dari masyarakat kota, pembentuk faktor keindahan arsitektural
dan menciptakan suasana yang serasi serta seimbang antara area terbangun
dan tidak terbangun.
9
Carr (1992) memiliki pandangan bahwa ruang publik seharusnya memiliki 3
kualitas utama bagi pengguna, yaitu :
Sementara kriteria terkait ruang publik yang ideal menurut Sigit Dwinanato
A. (2003), yaitu antara lain:
a) Kenyamanan, dimaksudkan agar masyarkat sebagai pengguna ruang publik
merasa nyaman saat berkativitas pada ruang publik. Oleh karena itu, perlu
untuk diupayakan dalam memenuhi kebutuhan dari pengguna ruang yang
lebih bersifat psikologis dan pendukung aktivitas.
10
c) Keamanan, dimaksudkan untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat
pengguna ruang publik ketika melakukan kegiatan pada ruang publik, serta
untuk dapat mencegah vandalisme dan kriminalitas dalam ruang publik
terjadi.
e) Daya Tarik, Daya Tarik (Actractiviness) pada sebuah ruang publik yang
berkaitan erat dengan faktor estetika. Namun, ini tidak berarti ruang tersebut
dipenuhi dengan elemen elemen estetika yang mahal, melainkan lebih
menekankan untuk dapat memberikan ciri sebuah ruang. Hal tersebut sangat
berkaitan dengan sense of place dari ruang tersebut yang akan menciptakan
identitas dan citra ruang pada pengguna.
2.2 Aktivitas
Aktivitas proses. Aktivitas ini dilakukan sebagai peralihan dari dua atau lebih
aktivitas utama. Bentuk dari aktivitas ini biasanya pergerakan dari suatu
tempat (misalnya rumah) ke kios (aktivitas konsumsi).
Aktivitas fisik. Aktivitas ini dilakukan dalam bentuk interaksi antara dua
orang atau lebih yang secara langsung melakukan komunikasi atau aktivitas
sosial lainnya. Misalkan seperti berbicara atau bermain bersama. Waktu orang
yang dihabiskan untuk aktivitas yang berbeda, bisa dari individu ke individu,
dari individu ke kelompok, dan kelompok ke kelompok.
11
Aktivitas transisi. Aktivitas ini dilakukan tanpa tujuan yang spesifik yang
biasanya dilakukan seorang diri, seperti duduk mengamati pemandangan dan
lain sebagainya.
12
2.2.2 Elemen Aktivitas
Rapoport (1977) menyatakan bahwa sebuah aktivitas dapat terdiri dari
berbagai sub aktivitas yang berhubungan satu sama lainnya, dikenal dengan istilah
sistem aktivitas (system of activity). Sistem aktivitas dalam sebuah ruang publik
berkaitan erat dengan 3 elemen utama yang terbagi atas:
1. PKL Tipe komoditas, sifat layanan, bentuk sarana, dan pola persebaran PKL
pada suatu kawasan akan berpengaruh terhadap kecenderungan pengunjung
dalam pemanfaatan ruang saat beraktivitas.
2. Pengunjung sebagai pengendara Lokasi, prasarana, dan kapasitas dari fasilitas
parkir akan berpengaruh terhadap kecenderungan pengunjung dalam
beraktivitas, baik persebaran atau pemanfaatan ruangnya.
3. Pengunjung sebagai pejalan kaki Kegiatan atau aktivitas seorang pengunjung
yang berjalan kaki diiringi dengan perilaku sosial. Aktivitas tersebut
dikelompokkan menjadi aktivitas dinamis (berjalan atau bergerak) dan
aktivitas statis (duduk, berdiri, makan dan minum).
13
Salah satu elemen terpenting dalam perancangan kota adalah square atau
plaza yang dalam hal ini adalah alun alun, yang merupakan cara terpenting dalam
mendesain terkait penataan yang baik atas bangunan bangunan publik maupun
komersil yang ada di perkotaan. Alun alun, merupakan area atau ruang yang
dikelilingi oleh bangunan bangunan yang di desain untuk dapat
„mempertunjukkan‟ bangunan-bangunan tersebut sehingga meraih keuntungan
yang lebih. (Cliff Moughtin,2001).
a) Membuat sketsa tempat yang meliputi seluruh unsur fisik yang diperkirakan
mempengaruhi perilaku pengguna ruang.
14
b) Membuat daftar perilaku yang akan diamati serta menentukan simbol setiap
perilaku.
Variabel ini dijelaskan oleh jumlah orang yang terlibat dalam aktivitas pada
ruang luar. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang semakin baik
yaitu penggunaan ruang publik oleh pengguna ruang (masyarakat) sudah
optimum penggunaanya dari segi jumlah pengunjung terhadap luas ruang publik
yang tersedia. Rumus yang digunakan yaitu:
15
2. Variabel Intensity of Social Use (ISU) (Intensitas aktivitas sosial)
Variabel ini dijelaskan melalui keberadaan kelompok pengguna pada ruang
luar. Kelompok terjadi saat ada sekurangkurangnya dua orang terlibat dalam
aktivitas yang sama. Bila diinterpretasikan untuk tingkat pencapaian yang
semakin baik yaitu penggunaan ruang publiknya menunjukkan tingginya
interaksi sosial yang terjadi antara pengguna ruang publik sehingga dapat
dikatakan telah berhasil menjadi tempat yang menyediakan wadah atau tempat
yang menjaga keberlangsungan interaksi sosial secara berkelompok.. Perhitungan
interaksi sosial menggunakan rumus dibawah ini :
16
pada setiap waktu pun, masih terdapat pengguna ruang publik yang beraktivitas
pada ruang publik tersebut.
yang diukur dengan menghitung penggunaan ruang selama durasi hari.
Menggunakan Simpson’s Diversity Index dengan melihat penggunaan ruang yang
dilakukan oleh beberapa individu selama durasi lain.
𝑆 ′ 𝑦 𝑥=1–
17
publik oleh kalangan tertentu. yang diukur berdasarkan variasi pengguna
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
Keterangan:
Standarised Score = standarisasi dari perhitungan variabel
Raw‟ score = nilai dari variabel
Maximum „raw‟ score = nilai maksimum dari variabel
Dasar interpretasi hasil dari GPSI menurut Gumano et al. (2016) yaitu:
1. Jika Indeks bernilai 0,00-0,40 masuk ke dalam ketegori rendah,
2. jika indeks bernilai 0,41-0,70 masuk ke dalam kategori sedang,
3. jika indeks bernilai 0,71-1,00 masuk ke dalam kategori tinggi (Gumano et al.
2016).
18
2.6 Penelitian Yang Relevan
Tabel II. 1 Penelitian Yang Relevan
No Judul Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. D. A. Darmawan, 1) bagaimana tingkat 1) untuk mengukur Metode penelitian dalam Berdasarkan analisis dan
H. Wahyono (2019) keberhasilan kawasan tingkat keberhasilan tingkat keberhasilan temuan penelitian maka
“Tingkat Semarang Bridge Semarang Bridge Kawasan Semarang Kawasan Semarang Bridge
Keberhasilan Fontain sebagai Fountain sebagai Bridge Fountain sebagai Fountain sudah menjadi ruang
Kawasan Semarang ruang publik mampu ruang publik ruang publik perkotaan publik perkotaan dengan
Bridge Fountain memenuhi ruang perkotaan di Kota menggunakan metode tingkat keberhasilan yang
sebagai Ruang aktivitas yang Semarang penelitian kuantitatif. baik dengan nilai mencapai
Publik Perkotaan” nyaman bagi Teknik pengumpulan 0,73. Nilai tersebut
masyarakaat Kota data yang digunakan menunjukan keberadaan
Semarang ? pada penelitian ini Kawasan Semarang Bridge
berupa observasi Fountain sudah menjadi ruang
lapangan dan telaah publik yang digemari dan
dokumen yang ada baik digunakan oleh penduduk
dari sumber instansi Kota Semarang sebagai
maupun dari pihak tempat berkumpul dan
lainnya. beraktivitas
2. Monaliza Agustina. 1) ruang publik di Kota 1) Penelitian ini Metode penelitian Pada ruang publik di Kota
(2021) “evaluasi Palembang yang bertujuan untuk menggunakan deskriptif Palembang, dari aspek
kualitas ruang dinilai masih belum mengevaluasi tingkat kuantitatif, karakteristik pengguna sudah
terbuka publik inklusif, serta dalam inklusivitas ruang dengan pengumpulan dapat dinikmati oleh golongan
menggunakan Good pembangunan terbuka publik yang data secara primer dan masyarakat seperti difabel,
publik space index fasilitas publik masih ada di Kota sekunder. Data primer lansia, masyarakat yang
di Kota Palembang” jarang Palembang yaitu diperoleh dari observasi berpenghasilan
mempertimbangkan Benteng Kuto Besak, dan kuesioner untuk rendah maupun tinggi.
dan melibatkan Kambang Iwak dan mendapatkan persepsi Namun, keadaan kualitas
masyarakat yang Jakabaring Sport dan preferensi ruang publik yang ada masih
19
No Judul Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
dapat berupa saran City. masyarakat mengenai belum optimal, karena
atau apa saja yang ruang terbuka publik, ditemukan masih banyak
diharapkan oleh sedangkan data kekurangan dari berbagai
masyarakat? sekunder dari telaah aspek. Aspek aksesibilitas
tinjauan teoritik dan merupakan salah satu
normatif tentang ruang permasalahan yang cukup
publik. Teknik analisa tinggi terjadi di ruang publik
yang digunakan dalam Kota Palembang, tidak
penelitian adalah Good tersedianya jalur khusus untuk
Public difabel adalah salah satu
Space Index (GPSI) dan contoh permasalahan tertinggi
analisis deskriptif. yang ada.
3. Nur Arief Belum tersedianya Penelitian ini yang Penelitian berjudul 1). Terdapat 3 atribut
Ramadhan, Wulan fasilitas kios dan area ditujukan untuk “Konsep Penataan fasilitas dengan kualitas
Dwi Purnamasari, khusus berdagang yang membuat konsep Ruang Terbuka Publik fisik yang baik karena
Deni Agus Setyono. mengakibatkan area plaza penataan terhadap fisik berdasarkan Pola telah sesuai dengan
(2020) “Konsep & lapangan dikuasai terhadap masing-masing Aktivitas Pengguna standar yang telah
Penataan Ruang pedagang kaki lima, zona di Alun-alun Kota (Studi Kasus Alun-alun ditetapkan. Ketiga
Terbuka Publik kurangnya fasilitas Bekasi Kota Bekasi)” fasilitas tersebut yaitu
berdasarkan Pola penerangan & keamanan merupakan jenis papan peringatan,
Aktivitas Pengguna yang mengakibatkan penelitian deskriptif panggung terbuka, dan
(Studi Kasus Alun- beberapa area di Alun- kuantitatif. Deskriptif transportasi umum.
alun Kota Bekasi)” alun Kota Bekasi menjadi digunakan dalam Kualitas fisik 16 atribut
sepi pengunjung dan menjelaskan fenomena fasilitas lainnya belum
rawan terhadap ataupun kondisi pelaku memiliki kesesuaian
kriminalitas, rusaknya aktivitas dan fasilitas dengan standar yang
fasilitas bermain anak yang terdapat di Alun- telah ditetapkan.
dan toilet, serta alun Kota Bekasi pada 2). Hasil kualitas
kurangnya fasilitas parkir saat melakukan analisis pemanfaatan ruang,
& maraknya parkir liar behavior mapping dan dihasilkan kategori tinggi
20
No Judul Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
yang mengakibatkan analisis komparatif. untuk durasi aktivitas
kawasan di sekitar Alun- Kuantitatif digunakan (0,84), keragaman
alun Kota Bekasi menjadi dalam melakukan aktivitas (0,77), variasi
macet saat jam puncak perhitungan untuk penggunaan (0,84), dan
kedatangan para analisis analisis good keberagaman pengguna
pengunjung. public index dan analisis (0,83). kategori sedang
kano didapatkan oleh
intensitas penggunaan
aktivitas (0,58) dan
intensitas penggunaan
aktivitas sosial (0,51).
3). Hasil analisis kano
menunjukan bahwa
terdapat 12 atribut yang
masuk ke dalam prioritas
1, terdapat 5 atribut yang
masuk ke dalam prioritas
2, terdapat 5 atribut yang
masuk prioritas 3, dan
terdapat 4 atribut yang
masuk prioritas 4. Secara
umum konsep penataan
Alun-alun Kota Bekasi
yang dilakukan berupa
penyediaan atribut,
peningkatan kualitas dan
penyediaan keberagaman
atribut.
Sumber : Hasis Analisis Peneliti, 2022
21
2.7 Sintesa Teori
Tabel II. 2 Sintesa Teori
22
secara umum, ruang publik memiliki beberapa fungsi yaitu
Menurut Eddy Pusat interaksi masyarakat, Ruang terbuka, Tempat usaha PKL
Fungsi 1. Ekologis
Dharmawan (2007),
dan Paru paru kota
2. Sosial budaya
Menurut Permen
3. Ekonomi
PU
Bahwa fungsi RTH dibagi menjadi dua yaitu fungsi intrinstik 4. estetik
No.05/PRT/M
dan ekstrinsik
/2008
Bahwa kualitas ruang terbuka publik yang baik harus terdiri dari
beberapa aspek, yaitu aspek kebutuhan (needs), aspek hak
Menurut Carr (rights) dan aspek makna (meanings). Ketiga aspek tersebut 1. Responsif
(1992) berperan penting dalam menentukan seberapa tingkat (kebutuhan)
responsibilty, democratictly dan meaningfully suatu ruang 2. Demokratis (Hak)
Kualitas
terbuka publik kota.
3. Penuh Makna
1. Terdapat kriteria terkait ruang publik yang ideal didalam
menurut Sigit
(Makna)
Dwinanato A. perancangan ruang publik yaitu Kenyamanan, Keselamatan,
(2003) Keamanan, Aksesbilitas dan Daya tarik
2. Aktivitas
Menurut Zhang dan menyatakan bahwa aktivitas sosial merupakan kegiatan yang
Lawson (2009), membutuhkan kehadiran orang lain. Zhang dan Lawson juga 1. aktivitas proses
Klasifikasi
mengklasifikasi aktivitas pada ruang publik menjadi 3 klasifikasi 2. aktivitas fisik
aktivitas
Menurut Carr mengkategorikan jenis aktivitas berdasarkan tingkat atau level 3. aktivitas transisi
(1992) keterlibatannya.
Sumber : Hasis Analisis Peneliti, 2022
23
2.8 Kerangka Pikir Penelitian
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Utara : Jalan pulau buruh dan bangunan kantor DPRD Kabupaten Poso
Selatan : Jalan Pulau Sumba dan bangunan kantor Bupati Poso
Barat : Jalan Pulau Sulawesi dan Kompleks perumahan Dinas
25
Timur : Jalan Pulau timor dan banguaan gedung wanita serta permukiman
Adapun peta administrasi kecamatan Poso Kota dan lokasi alun alun sintuwu
maroso dapat dilihat pada gambar berikut:
26
Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian
Sumber : Citra Satelit Kab. Poso, 2022
27
Gambar 3. 2 Alun Alun Sintuwu Maroso
Sumber: Instagram @Tanaposo
28
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dan pengolahan data yang akan dilakukan yaitu terhitung selama 2 bulan dimulai dari bulan Juli 2022
hingga bulan September 2022. Adapun tahap dalam penyusunan Tugas akhir yaitu dimulai dengan penyusunan proposal, bimbingan
proposal, Seminar proposal, revisi perbaikan proposal, Bimbingan hasil dan pembahasan, Semiar hasil, revisi/perbaikan, dan Sidang
ujian Tugas Akhir serta Yudisium. Lebih jelasnya dapat dilinat pada tabel berikut :
Waktu
No Tahapan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
1 penyusunan proposal
2 Bimbingan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
Pengumpulan data dan
5
pengolahan Data
6 Bimbingan Laporan Hasil
7 Seminar Hasil dan Pembahasan
Perbaikan dan Penyusunan
8
Laporan Akhir
9 Ujian Skripsi
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2022
29
3.3 Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang bertujuan untuk
mendapat hasil secara langsung dan sesuai dengan fakta yang ada di lokasi
penelitian sehingga menghasilkan data primer bagi penulis. Observasi atau
pengamatan langsung dilokasi penelitian yang akan dilakukan di Alun Alun
Sintuwu Maroso Poso Jalan P. Sulawesi, Kelurahan Gebangrejo Kecamatan Poso
Kota. Proses yang akan dilakukan dilokasi penelitian ini yaitu untuk memperoleh
data terkait kondisi eksisiting dari alun alun sintuwu maroso yang berfokus pada
aktivitas masyarakat sebagai pengguna. Hasil observasi ini ditulis secara
deskriptif dan di dokuemtasikan menjadi gambar.
2. Wawancara dan Kusioner
wawancara yang di barengi dengan penyebaran kusioner merupakan metode
pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh fakta dan data guna
mengidentifikasi variabel yang telah ditentukan mengenai Aktivitas masyarakat
dalam menggunkanan Alun-alun Sintuwu Maroso sebagai ruang publik dimana
kusioner di bagikan pada responden yang adalah masyarakat yang berkunjung
atau yang sedang berada pada lokasi alun alun sintuwu maroso dengan tujuan
untuk mengetahui aktivitas yang terjadi hingga nantinya dapat dihitung nilai dari
kualitas ruang publik menggunakan Good public space index (GPSI). wawancara
dan kusioner ini dilakukan untuk memperoleh pandangan yang objektif.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara untuk melakukan pencatatan peristiwa yang telah
dilakukan. Dokumetasi dalam penelitian ini dilakuakan untuk mendapatkan data
seputar aktivitas masyarkat terkait pemanfaatan dan kualitas alun alun sintuwu
maroso sebagai ruang publik kota yang didapatkan melalui hasil observasi dan
wawancara berupa foto, catatan, buku, agenda dan sebagainya. Kemudian,
30
dokumen yang diperoleh dari dinas-dinas terkait berupa arsip kedinasan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
31
2. Penilaian kualitas Pemanfaatan Alun Alun Sintuwu Maroso Sebagai
Ruang Publik Kota Menggunakan Good Public Space Index (GPSI)
Dalam menilai dan menganalisis kualitas pemanfaaatan ruang publik
digunakanlah metode analisis Good Public Space Index (GPSI) merupakan
analisis terhadap pengguna dan perilaku pengguna ruang luar yang
dikembangkan dalam kajian ruang publik terutama untuk menilai respon
pengguna ruang terhadap kualitas ruang publik.
32
1. Identifikasi aktivitas pengguna pada Alun Alun Sintuwu Maroso Sebagai
Ruang Publik Kota yang terdiri dari tiga variabel yaitu :
A. Pelaku aktivitas. Pada variabel pelaku aktivitas yang merupakan
pengunjung Alun Alun dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
1) Laki laki
2) Perempuan
B. Waktu. waktu berkunjungan pengunjung yang menjadi variabel dalam
penelitian terbagi atas :
1) Hari kerja ( weekdays) Senin – Jumat
a) Pagi hari, yang akan diamati antara jam 06.00 – 09.00
b) Siang hari, yang akan diamati antara jam 12.30 –15.00
c) Sore hari, yang akan diamati antara jam 15.00 – 17.30
d) Malam hari, yang akan diamati antara jam 19.30 – 21.00
2) Hari libur (weekend) Sabtu - Minggu
a) Pagi hari, yang akan diamati antara jam 06.00 – 09.00
b) Siang hari, yang akan diamati antara jam 12.30 –15.00
c) sore hari, yang akan diamati antara jam 15.00 – 17.30
d) Malam hari, yang akan diamati antara jam 19.30 – 21.00
C. Jenis aktivitas. Variabel jenis aktivitas pada penelitian ini memuat :
1) Aktivitas proses (Bersepeda dan Berjalan kaki )
2) Aktivitas kontak fisik (Berbicara, jualan, Bermain, Berolahraga dan
makan bersama)
3) Aktivitas transisi (Duduk, Berdiri, menggunakan HP,
Menonton/mengamati, dan melakukan olahraga individu)
2. Penilaian Kualitas pemanfaatan Alun Alun Sintuwu Maroso Sebagai
Ruang Publik Kota menggunakan Good Public Space Index (GPSI) yang
terdiri dari 6 variabel yaitu :
A. Intensitas penggunaan yang diukur dengan jumlah pengguna yang
terdapat pada lokasi penelitian.
B. Intensitas aktivitas sosial, diukur dengan keberadaan kelompok yang di
bentuk oleh pengunjung
33
C. Durasi aktivitas yang dikur dengan lama waktu pengunjung pada lokasi
studi.
D. Keanekaragaman aktivitas yang diukur dengan aktivitas yang terjadi
pada kurun waktu pada lokasi penelitian yang terbagi atas Pagi, Siang
Sore dan malam
E. Variasi penggunaan yang diukur dengan banyaknya aktivitas yang ada
yang terbagi atas :
4) Aktivitas proses (Bersepeda dan Berjalan kaki )
5) Aktivitas kontak fisik (Berbicara, Berdagang, Bermain dengan anak,
Menjaga anak, dan Berolahraga )
6) Aktivitas transisi (Duduk, Berdiri, Bermain sendiri, Berbicara di
telepon, Membersihkan, Menonton/mengamati, Membaca dan
melakukan olahraga individu)
F. Keberagaman penggunaan diukur dengan berdasrakan usia sesuai jenis
kelamin pengunjung dengan klasifikasi umur :
0-5 tahun
6-15 tahun
16-20 tahun
21-35 tahun
36-55 tahun
> 55 tahun
34
Tabel III. 3 Variabel Dan Parameter Penelitian
Pelaku aktivitas
Intensitas
penggunaan
Intensitas
aktivitas sosial
Durasi aktivitas
35
3.6 Jenis Dan Sumber Data Penelitian
Tabel III. 4 Jenis Dan Sumber Kebutuhan Data
Bentuk
No Sasaran Jenis Data Sumber
data
Kondisi
Observasi 1) Survei langsung
eksisting alun
1 dan Primer pada lokasi studi
alun sintuwu
dokumetasi
maroso
Profil dan
kebijakan 1) Dinas lingkungan
2 terkait alun Dokumen sekunder hidup Kab Poso
alun sintwu 2) Dinas Pu Kab. Poso
maroso
aktivitas
1) Masyarakat umum
masyarakat Wawancara
pengguna Alun alun
4 terkait Alun dan Primer
Sintuwu Maroso
Alun sintwu kuisioner
(responden )
maroso
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2022
36
3.7 Alur Pikir Penelitian
37
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Poso Dalam Angka Tahun 2020. Poso
Carmona, Mattew et al. 2004. Public Places Urban Spaces. UK: Architectural
Press.
Carr, Stephen et al. 1992. Public Space. New York: Cambridge University Press
Darmawan, Edy. 2003. Teori dan Kajian Ruang Publik Kota. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Darmawan, Edy. 2007, Peranan Ruang Publik Dalam Perancangan Kota. Pidato
Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Garnham, Harry Launce (1985). Maintaining The Spirit of Place: A Process for
The Preservation of Town Character. Arizona: PDA Publishers Co
Gehl, J. (1987). Life Between Buildings: Using Public Space. New York: Van
Nostrand Reinho.
Lynch, Kevin. 1960. The Image of the City. The MIT Press Massachusette.
mansari, Nadia dan Parfi Khadiyanta. 2015. “Penyediaan Hutan Kota dan Taman
Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Menurut Preferensi
Masyarakat di Kawasan Pusat Kota Tangerang.” Jurnal Ruang, Vol. 1,
No. 3, hal. 101-110
38
Mehta, V. (2014). Evaluating Public Space. Journal of Urban Design Volume 19
No.1
Parlindungan, Johannes. (2013). Good Public Space Index Teori dan Metode.
Malang: University of Brawijaya.
39
LAMPIRAN
1. Kusioner Penelitian
Biodata Peneliti :
40
“Kuesioner Penelitian Tentang Aktivitas Pengguna pada Alun Alun Sintuwu
Maroso Poso”
41
b) teman
c) keluarga
d) rombongan
3. waktu berkunjung
1) Hari kerja ( weekdays) Senin – Jumat
a) Pagi hari, jam 06.00 – 09.00
b) Siang hari, 12.30 –15.00
c) Sore hari, 15.00 – 17.30
d) Malam hari, 19.30 – 21.00
2) Hari libur (weekend) Sabtu - Minggu
a) Pagi hari, 06.00 – 09.00
b) Siang hari, 12.30 –15.00
c) sore hari, 15.00 – 17.30
d) Malam hari, 19.30 – 21.00
4. lama waktu berkunjung
a) < 1 jam
b) 2-3 jam
c) >3 jam
BAGIAN 3 Aktivitas tujuan Responden :
berikan tanda bulat (O) pada jawaban yang tepat pada satu aktivitas yang
dilakukan
1. Aktivitas yang dilakukan
1) Aktivitas proses
a) Bersepeda
b) Berjalan kaki
2) Aktivitas kontak fisik
a) Berbicara
b) Berdagang
c) Bermain dengan anak
d) Menjaga anak
e) Berolahraga
42
3) Aktivitas transisi
a) Duduk
b) Berdiri,
c) Bermain sendiri
d) Berbicara di telepon,
e) Membersihkan
f) Menonton/mengamati,
g) Membaca
h) melakukan olahraga individu
2. Lokasi pada saat melakukan Aktivitas
a) Lapangan hijau
b) Area depan Tribun
c) Tribun
d) Area air mancur
e) PKL utara
f) PKL selatan
g) PKL timur
h) PKL barat
2. Pembagian jenis dan simbol aktivitas penelitian
Tipologi aktivitas Jenis aktivitas Simbol laki laki Simbol
perempuaan
Aktivitas proses Bersepeda ● ▲
Berjalan kaki ● ▲
Aktivitas kontak Berbicara ● ▲
fisik Berjualan ● ▲
Bermain ● ▲
Berolahraga ● ▲
bersama ● ▲
Makan bersama ● ▲
Aktivitas transisi Duduk ● ▲
Berdiri ● ▲
Menggunakan HP ● ▲
Memfoto ● ▲
Olahraga sendiri ● ▲
Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2022
43