Anda di halaman 1dari 118

ABSTRAK

Oceanarium merupakan sebuah tempat penangkaran ikan-ikan dan hewan-hewan air laut
yang ditempatkan dalam suatu Akuarium raksasa yang dibuat menyerupai habitat aslinya.
Kota Manado merupakan kota dengan banyak potensi akan pariwisata dan dikenal sebagai
daerah tujuan wisata di kawasan timur Indonesia, khususnya pulau Bunaken sudah lama
dikenal dengan taman bawah lautnya yang sangat indah sehingga mendapat perhatian
khusus dan menjadi salah satu misi pemerintah kota Manado untuk mengembangkannya.
karena dibutuhkannya begitu banyak biaya untuk mengunjungi dan melihat nya dan juga
tidak bisa semua kalangan untuk bisa mengunjunginya. maka perlu dihadirkan objek
Oceanarium ini untuk bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat kota Manado dan
sekitarnya. Tujuannya merancang sebuah Oceanarium di Manado dengan tema Biomimetics
Architecture yang nantinya bisa membangkitkan citra wisata kota Manado dan memiliki
sarana rekreasi, sarana edukasi, dan sarana konservasi sehingga bisa dijadikan sebagai
landmark wisata kota Manado. Tema Biomimetics Architecture adalah tema yang memiliki
keterkaitan erat dengan makhluk hidup dan alam sehingga dirasa cocok untuk objek
Oceanarium ini yang isinya juga berhubungan dengan makhluk hidup dan alam. Pendekatan
dalam proses perancangan ini melalui kajian tipologi objek, konsep tematik, dan pendekatan
terhadap analisa tapak dan lingkungan dilakukan dengan metode deskriptif dengan tahapan
pengumpulan data, analisis data, dan transformasi konsep. hasil dari proses perancangan
terdiri dari layout, rencana tapak, denah, tampak, potongan, perspektif, dan gambar
tambahan lainnya. Dimana tema Biomimetics Architecture diterapkan pada rencana tapak
kawasan Oceanarium yang mengambil bentuk dari makhluk hidup dan alam. Faktor yang
berkontribusi terhadap tema ini seperti bentukan dan suasana yang diterapkan pada massa
bangunan dan ruang luar pada perancangan Oceanarium sebagai penerapan tema
Biomimetics Architecture.

Kata kunci : Oceanarium, Biomimetics Architecture, Kota Manado

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa secara fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan laporan ini dengan Judul “Oceanarium di Manado dengan
Tema Arsitektur Biomimetik”

Penulis terus menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya nantinya dapat menjadi lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada penulis laporan ini mohon maaf yang
sebesar – besarnya.

Saya juga mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada :

1. Dwight M. Rondonuwu, ST., MT., selaku ketua dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan dan bimbingan, juga memotivasi kepada saya dalam
menyelesaikan laporan ini.
2. Octavianus H. A. Rogi, ST. MSi selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak
memberikan saran dan masukan, bimbingan dan motivasi kepada saya.
3. Octavianus H. A. Rogi, ST. MSi selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sam Ratulangi
4. Frits O. P. Siregar, ST, MSc., selaku Koordinator I Program Studi S1 Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
5. Johansen C. Mandey, ST., M.Ars., selaku Koordinator II Program Studi S1 Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi

ii
6. Ir Julianus A. R. Sondakh., MT dan Herry, selaku Kepala dan Staff Studio Tugas
Akhir Periode X yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada saya.
7. Terima kasih kepada keluarga yang selalu memberikan semangat, doa dan motivasi
dari awal sampai selesainya penyusunan laporan ini.
8. Terima kasih kepada teman teman semua yang telah memotivasi dan menyemangati
saya dalam seluruh kegiatan perkuliahan dari awal hingga akhir semester.

Manado, September 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR SKEMA…………………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan masalah ....................................... 3
1.3 Tujuan dan Sasaran................................................................... 3
1.3.1 Tujuan…….. .................................................................. 3
1.3.2 Sasaran………………………………………………... 3
1.4 Lingkup dan Batasan Perancangan ........................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………... 5
BAB II METODE PERANCANGAN ......................................................... 6
2.1 Pendekatan dan Kerangka Pikir ................................................ 6
2.1.1 Pendekatan Perancangan ................................................ 6
2.1.2 Kerangka Pikir ................................................................ 7
2.2 Proses dan Metode Perancangan .............................................. 8
2.2.1 Proses Perancangan ........................................................ 8
2.2.2 Metode Perancangan....................................................... 10
BAB III KAJIAN PERANCANGAN........................................................... 11
3.1 Kajian Objek Rancangan .......................................................... 11
3.1.1 Prospek dan Fisibilitas .................................................... 11
3.1.2 Pemahaman Objek secara Teoritis……………………. 12
3.1.3 Studi Kasus dan Komparasi Objek…………………… . 14
3.1.4 Studi Pendukung Objek………………………………. . 29
3.1.5 Kesimpulan…………………………………………… . 35
3.2 Kajian Tema Rancangan ........................................................... 36
3.2.1 Asosiasi Logis Tema dan Kasus .................................... 36
3.2.2. Kajian Tema secara Teoritis……...…………….. ......... 37

iv
3.2.3 Studi Kasus dan Studi Komparasi Tema…………….. . 47
3.2.4 Kesimpulan…………………………………………… 49
3.3 Kajian Lokasi dan Tapak .......................................................... 50
3.3.1. Kondisi Umum Kota Manado........................................ 50
3.3.2. Kajian Lokasi dan Plotting Tapak...………………….. 50
3.3.3 Analisis Tapak………………………………………... 54

BAB IV SISTEMATIKA KONSEPTIAL .................................................... 64


4.1 Strategi Implementasi Tema ..................................................... 64
4.2 Konsep Programatik… ............................................................. 66
4.2.1 Struktur Organisasi ......................................................... 66
4.2.2 Pengguna Fasilitas ........................................................ .. 67
4.2.3 Kebutuhan Ruang ......................................................... .. 69
4.2.4 Hubungan Ruang……………………………………… 71
4.2.5 Besaran Ruang………………………………………… 71
4.3 Konsep Rancangan Tapak dan Ruang Luar………………… . 76
4.3.1 Entrance dan Pola sirkulasi Tapak…………………….. 76
4.3.2 Perletakan Massa Bangunan…………………………. ... 77
4.3.3 Elemen Ruang Luar………………………………….. ... 78
4.3.4 Utilitas Tapak………………………………………... ... 79
4.4 Konsep Rancangan Bangunan……………………………….. 80
4.4.1 Konfigurasi Massa……………………………………. .. 80
4.4.2 Pola Sirkulasi Ruang Dalam………………………….. .. 81
4.4.3 Struktur Bangunan……………………………………... 82
4.4.4 Utilitas Bangunan……………………………………… 83
4.4.5 Selubung Bangunan……………………………………. 90

BAB V HASIL PERANCANGAN


5.1 Lay Out……………………………………………………… . 91
5.2 Rencana Tapak……… ............................................................. 92
5.3 Denah. ………… ...................................................................... 93
5.4 Tampak Bangunan .................................................................... 95
5.5 Potongan Bangunan .................................................................. 96
5.6 Tampak Tapak………………………………………………... 97

v
5.7 Potongan Tampak ..................................................................... 98
5.8 Isometri………. ........................................................................ 99
5.9 Layout Sistem Utilitas Tapak……………………………… ... 99
5.10 Layout Sistem Utilitas Bangunan…………………………….. 100
5.11 Spot Exterior & Spot Interior…. .............................................. 101
5.12 Prespektif Mata Manusia & Mata Burung ................................ 102

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan…………………………………………………... 104
6.2 Saran…………………………………………………………. 104

DAFTAR PUSTAKA………………………. ................................................ 106

vi
DAFTAR TABEL

3.1 Studi Komparasi Objek………………………………………. 28


3.2 Ketebalan kaca untuk Akuarium Air Laut…………………… 34
3.3 Ketebalan acrylyc untuk Akuarium Air Laut………………... 34
3.4 Analisa Pemilihan Tapak…………………………………….. 52
3.5 Curah Hujan Kota Manado tahun 2016……………………… 58
3.6 Kekuatan angina berdasarkan skala Beaufort……………….. 59
4.1 Strategi Implementasi Tema…………………………………. 64
4.2 Kebutuhan Ruang……………………………………………. 69
4.3 Besaran Ruang……………………………………………….. 71

vii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses perkembangan desain dan spiral.……………………. 9


3.1 Peta SeaWorld Ancol……………………………………….. 14
3.2 Aquarium Utama……………………………………………. 18
3.3 Aquarium ekosistem laut……………………………………. 18
3.4 Aquarium air tawar………………………………………….. 19
3.5 Kolam bayi buaya…………………………………………… 20
3.6 Kolam sentuh………………………………………………… 20
3.7 Toko cendramata……………………………………………... 21
3.8 Lorong Antasena……………………………………………... 21
3.9 Objek pamer………………………………………………….. 23
3.10 Churaumi Okinawa Aquarium……………………………….. 27
3.11 Aquarium laut terumbu karang………………………………. 27
3.12 Aquarium Laut Kuroshio…………………………………….. 28
3.13 Eastgate Centre………………………………………………. 47
3.14 Chamelon House……………………………………………… 48
3.15 Peta Sulawesi Utara…………………………………………... 51
3.16 Peta Manado………………………………………………….. 51
3.17 Peta Malalayang……………………………………………… 51
3.18 Peta Wenang…………………………………………………. 51
3.19 Tapak Alternatif 1……………………………………………… 51
3.20 Tapak Alternatif 2…………………………………………….... 51
3.21 Tapak Terpilih………………………………………………….. 53
3.22 Tapak Terpilih………………………………………………….. 54
3.23 Tapak Terpilih………………………………………………….. 55
3.24 Klimatologi Matahari.………………………………………….. 57
3.25 Klimatologi Angin.…………………………………………….. 59
3.26 Analisa Kebisingan…………………………………………….. 61
3.27 Analisa Penghawaan..………………………………………….. 62

viii
3.28 Analisa Sirkulasi dan Tapak………………………………….. 63
4.1 Entrance dan pola sirkulasi…………………………………… 76
4.2 Perletakkan Massa Bangunan………………………………... 77
4.3 Elemen – Elemen Ruang Luar………………………………. 78
4.4 Utilitas Tapak………………………………………………... 79
4.5 Konfigurasi Massa…………………………………………... 80
4.6 Pola Sirkulasi Ruang dalam…………………………………. 81
4.7 Struktur Pondasi……….…………………………………….. 82
4.8 Struktur Shell………………………………………………… 83
4.9 Struktur shell berdasarkan pembentukan……………………. 83
4.10 Konsep Instalasi Penerangan………………………………... 84
4.11 Konsep Instalasi Penghawaan……………………………….. 84
4.12 Instalasi cctv…………………………………………………. 85
4.13 Instalasi Sound Sistem……………………………………….. 86
4.14 Instalasi pemadam kebakaran..………………………………. 86
4.15 Instalasi air bersih……………………………………………. 87
4.16 Sirkulasi penyediaan air laut…………………………………. 88
4.17 Instalasi air kotor dan bekas…………………………………. 89
4.18 Selubung Bangunan………………………………………….. 90
5.1 Layout……………………………………………………….. 91
5.2 Rencana Tapak………………………………………………. 92
5.3 Denah………………………………………………………… 93
5.4 Denah Basement……………………………………………… 93
5.5 Denah ………………………………………………………... 94
5.6 Denah………………………………………………………… 94
5.7 Tampak Bangunan……………………………………………. 95
5.8 Tampak Bangunan……………………………………………. 95
5.9 Potongan Bangunan b-b..……………………………………... 96
5.10 Potongan Bangunan a-a………………………………………. 96
5.11 Tampak Tapak………………………………………………... 97

ix
5.12 Potongan Tapak Y-Y…………………………………………. 98
5.13 Potongan Tapak X-X…………………………………………. 98
5.14 Isometri……………………………………………………….. 99
5.15 Layout Sistem Utilitas Tapak…………………………………. 99
5.16 Layout Sistem Utilitas Tapak air laut………………………… 100
5.17 Layout Utilitas Bangunan…………………………………….. 100
5.18 Layou Utilitas Bangunan……………………………………... 101
5.19 Spot Exterior………………………………………………….. 101
5.20 Spot Interior…………………………………………………... 102
5.21 Perspektif Mata Burung………………………………………. 102
5.22 Perspektif Mata Manusia……………………………………... 103

x
DAFTAR SKEMA

2.1 Kerangka Pikir………………………………………………… 7


3.1 Struktur Organisasi PT. Sea World Ancol……………………. 15
3.2 Analisa Pengguna Fasilitas (Pengunjung)…………………….. 16
3.3 Analisa Pengguna Fasilitas (Pengelola)……………………….. 17
3.4 Cara perawatan biota laut……………………………………... 24
3.5 Perlakuan pencegahan penyakit………………………………. 24
3.6 Pengolaan air………………………………………………….. 25
3.7 Running sistem air…………………………………………….. 26
3.8 Hubungan antara Objek, Tema dan Lokasi…………………… 36
4.1 Struktur Organisasi……………………………………………. 66
4.2 Pengguna Fasilitas (Pengunjung)……………………………... 67
4.3 Pengguna Fasilitas (Pengelola)………………………………... 68
4.4 Hubungan Ruang……………………………………………… 71

xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kota Manado merupakan kota dengan banyak potensi akan pariwisata


dan dikenal sebagai daerah tujuan wisata di kawasan timur indonesia, Kota
Manado khususnya pulau bunaken sudah lama dikenal dengan taman bawah
lautnya yang sangat indah sehingga mendapat perhatian khusus dan menjadi
salah satu misi pemerintah Kota Manado untuk mengembangkannya.
Pengembangan di bidang sektor pariwisata bawah lautnya ini diyakini
mampu memberi efek peningkatan kesejahteraan daerah, oleh sebab itu
diperlukan suatu wahana wisata untuk memenuhi kebutuhan akan tempat
rekreasi, edukasi, observasi dan konservasi biota laut berupa oceanarium
publik yang nantinya diharapkan dapat membangkitkan sektor pariwisata,
ekonomi dan pendidikan kota Manado.

Pulau Bunaken adalah salah satu tempat wisata yang kaya akan
terumbu karang dan biota laut, karena dibutuhkannya begitu banyak biaya
untuk mengunjungi dan melihat nya dan juga tidak bisa semua kalangan
untuk bisa mengunjunginya contohnya seperti anak anak dan orang yang
tidak bisa berenang, mereka tidak bisa untuk menyelam dan melihat
keindahan bawah laut taman nasional Bunaken maka perlu dihadirkan objek
Oceanarium ini untuk bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat kota
manado dan sekitarnya.

Kurangnya pendekatan wisata bawah laut dalam bidang arsitektural


pada sektor pariwisata untuk Kota Manado inilah yang menjadi faktor dan
titik acuan perancangan objek ini, untuk lebih dikembangkannya pelayanan
dalam bidang pariwisata bawah laut, diperlukan wadah untuk lebih
mengenal bagaimana kekayaan biota-biota dan keadaan bawah laut Kota
Manado dengan sisi pendekatan Arsitektural yang diharapkan mampu
memberi nuansa baru dalam bidang Pariwisata di Kota Manado.

1
Kehadiran Oceanarium di Manado sebagai fasilitas rekreasi yang
bersifat alam dan pengetahuan / pendidikan, memberi masukan besar bagi
perkembangan serta kemajuan fasilitas rekreasi dan pendapatan daerah, juga
membawa dampak positif bagi masyarakat, untuk dapat mengetahui potensi
kekayaan biota laut di Manado, sehingga masyarakat akan memupuk rasa
tertarik dan menghargai kekayaan alam yang terkandung di dalamnya,
termasuk laut dan segala isinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat


sebuah objek rancangan arsitektur dengan judul “Oceanarium di Manado”
dengan memilih tema rancangan yaitu biomimetik karena tema ini berbicara
tentang menciptakan suatu bangunan dengan pemgambilan bentukan dari
makhluk hidup dan alam sehingga dirasa cocok dengan objek Oceanarium
yang nanti akan diisi oleh biota laut dan juga keindahan alam yang ada
didalamnya.

2
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah


Oceanarium sebagai wadah untuk rekreasi juga
memperkenalkan dan meneliti biota laut untuk generasi sekarang dan
masa depan. Dari latar belakang diatas muncul berbagai permasalahan
tentang dibutuhkanya objek Oceanarium di kota Manado dengan tema
biomimetik yang nantinya bisa membangkitkan citra wisata kota
Manado yang menarik dan memiliki sarana edukasi, rekreasi dan
konservasi, sehingga bisa dijadikan landmark wisata Kota Manado.
1.2.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu bagaimana merancang Oceanarium di
Manado dengan konsep arsitektur biomimetik yang nantinya bisa
membangkitkan citra wisata kota manado sehingga bisa dijadikan
salah satu landmark wisata di kota Manado.

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan
Merancang sebuah Oceanarium di Manado dengan tema
biomimetik yang nantinya bisa membangkitkan citra wisata kota
Manado dan memiliki sarana rekreasi, sarana edukasi, dan sarana
konservasi sehingga bisa dijadikan sebagai landmark wisata kota
Manado.
1.3.2 Sasaran
Menjadikan Oceanarium untuk bisa menjadi sarana rekreasi dan
edukasi bagi wisatawan lokal, wisatawan nusantara maupun
wisatawan mancanegara, dan juga membantu mewujudkan visi Kota
Manado tahun 2005 – 2025, yaitu : “Manado Pariwisata Dunia”.

3
1.4 Lingkup Arsitektural dan Batasan Proyek

1.4.1 Lingkup Arsitektural


Pada Proyek perancangan ini, lingkup arsitektural mencakup pada
perancangan ruang luar, perancangan ruang dalam serta bentuk
bangunan dengan pendekatan tematik untuk menghasilkan sebuah
objek arsitektural yang akan menjawab permasalahan diatas.

1.4.2 Batasan Perancangan


Untuk memudahkan proses pelaksanaan maka dipakai batasan
perancangan. Berikut batasan perancangan :
1. Merancang Objek bangunan ini dengan batas waktu tertentu.
2. Kajian arsitektur objek rancangan mengacu pada konsep “
Arsitektur Biomimetik”.
3. Fasiltas objek meliputi fasilitas untuk Oceanarium, fasilitas
rekreasi dan fasilitas pendukung objek lainnya.
4. Objek akan mempertimbangkan keadaan dan kondisi lahan.

4
1.5 Sistematika Pembahasan

BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah,
Tujuan perancangan, sasaran perancangan, lingkup arsitektural, batasan
proyek, dan sistematika pembahasan.

BAB II : METODE PERANCANGAN


Bab ini membahas tentang Pendekatan Rancangan, Kerangka Pikir, Proses
Perancangan dan Metode Perancangan.

BAB III : KAJIAN PERANCANGAN ( DATA & ANALISIS)


Bab ini membahas tentang kajian perancangan seperti kajian dan analisis
objek secara mendalam tentang Oceanarium yang akan dihadirkan,
membahas tentang tema perancangan yang berisikan tentang pembahasan
tentang Biomimetik secara teoritis, membahas kajian lokasi dan tapak yang
berisi mengenai analisis tapak dari lokasi yang sudah ditentukan dan
pemilihan tapak pada lokasi.

BAB IV : SINTESA KONSEPTIAL


Bab ini menjelaskan tentang strategi implementasi tema pada bangunan,
konsep programatik / program ruang yang berisi tentang perancangan ruang
dalam, ruang luar dan besaran ruang, konsep gubahan bentuk dan ruang
arsitektur.

BAB V : HASIL RANCANGAN


Bab ini membahas tentang hasil akhir rancangan

5
BAB 2
METODE PERANCANGAN

2.1 Pendekatan Perancangan dan Kerangka Pikir


2.1.1 Pendekatan Perancangan
1) Pendekatan melalui kajian tipologi objek
Pendekatan ini diuraikan menjadi dua tahap yaitu dengan
mengidentifikasikan tipologi objek dan pengolahan pemaknaan
tipologi objek, dengan menggunakan studi literatur dan studi
komparasi terhadap objek seperti Oceanarium.
2) Pendekatan melalui kajian tapak dan lingkungan
Pendekatan Lokasi, tapak dan lingkungan yang kemudian
dianalisakan sesuai kebutuhan perancangan bangunan. Metode
dalam pendekatan ini adalah observasi dan Surveying.
3) Pendekatan tematik ( Arsitektur Biomimetik )
Metode pendekatan ini mengacu pada tema rancangan yang
diambil yaitu Biomimetik dalam perancangan arsitektur. Metode
yang digunakan untuk mendapatkan hasil pendekatan
perancangan ini adalah
a. Metode kajian Literatur
Mendalami pemahaman tentang tema dan mengkaji tema
secara mendalam dari buku literatur, jurnal atau artikel yang
menjadi penopang serta media teknologi lainnya.
b. Metode Experimen Desain
Mempraktekkan paparan gagasan desain yang didapat dari
studi-studi dan pendekatan diatas melalui proses trial dan eror
sampai pada perwujudan ide ide desain secara 2 atau 3
dimensi.
c. Metode Kajian Pendukung
Mengamati lewat studi pada objek yang memiliki tema yang
sama dengan objek yang digunakan.

6
2.1.2 Kerangka Pikir

PENDAHULUAN

(LATAR BELAKANG)

TUJUAN PERANCANGAN

FASE I

TEMA OBJEK LOKASI

ARSITEKTUR OCEANARIUM KOTA MANADO

KAJIAN OBJEK KAJIAN LOKASI


KAJIAN TEMA
(Studi literatur dan (Studi Pemilihan lokasi
(Studi Literatur)
Studi preseden) dan tapak)

IMPLEMENTASI TIPOLOGI ANALISA LOKASI


TEMA OBJEK DAN TAPAK

FASE II KONSEP AWAL PERANCANGAN

TRANSFORMASI DESAIN

KONSEP AKHIR PERANCANGAN

Skema 2.1 Kerangka Pikir


Sumber : Asumsi Penulis

7
2.2 Proses dan Metode Perancangan

2.2.1 Proses Perancangan

Proses Desain yang penulis gunakan adalah Proses Desain Generasi


II yang mengarah pada proses desain yang dikembangkan oleh seorang
yang bernama John Seizel. dimana proses desain merupakan proses yang
berulang ulang secara terus menerus ( Cylical/Spiral ). Model Proses
Desain Generasi II John Seizel banyak digunakan sebagai proses
perancangan karena model desain ini cenderung tidak membatasi
permasalahan sehingga desain nantinya cenderung maksimal.
Berdasarkan proses desain oleh John Zeisel, terdapat 2 fase :

Fase I
Dalam menjalankan Proses Desain Generasi II yang pertama adalah
mengetahui dengan pasti hal yang melatar belakangi hadirnya suatu
objek desain. sehingga objek desain tersebut hadir karena memang
dianggap tepat dalam menjawab isu permasalahan yang dikemukakan.
dari identifikasi latar belakang dari permasalahan maka akan muncul
gagasan yang terdiri dari 3 aspek yaitu, Objek Rancangan, Tema
Perancangan, serta lokasi

Dari 3 aspek yang menjadi gagasan pada Proses Desain


Generasi II diperlukan pengembangan wawasan yang merupakan Fase
Pertama mengenai ketiga aspek tersebut. dengan tahapan :

a. Memahami dan mengkaji kedalaman dan pemaknaan dari objek lewat


studi tipologi dan komparasi.
b. Memahami dan mengkaji Tema Perancangan yang ada hubungannya
dengan studi komparasi.
c. Melakukan Kajian lokasi dan tapak yang didukung dengan berbagai
analisa.

8
Fase II
setelah fase yang pertama selanjutnya fase yang kedua yang dikenal
dengan sebutan (siklus Image-Present-Test) sebagai proses kreatif
untuk menghasilkan ide-ide rancangan berupa sketsa-sketsa ide
terhadap objek rancangan dengan berbagai kajian yang menjadi bahan
pertimbangan dari perancang setelah di evaluasi maka Proses Desain
Generasi II berlanjut pada proses yang dinamakan Re-Imaging, Re-
Presenting-Re-Testing serta evaluasi kembali hingga sampai ke titik
dimana kriteria yang diinginkan perancang telah tercapai yang
dinamakan Decision To Stop.

Gambar 2.1a dan 2.1b Proses Perkembangan Desain dan Spiral


Proses Perkembangan Desain (Sumber:Google)

Dari hasil evaluasi diperoleh bentukan baru (re-imaging


representating) dan dievaluasi kembali sesuai dengan kriteria yang
ingin dicapai. Proses ini dilakukan berulang-ulang secara terus
menerus (cyclical/spiral) sampai pada keputusan untuk berhenti dalam
perancangan (decision to stop design).

9
2.2.2 Metode Perancangan

 Konsep perancangan
Perancangan ini menggunakan konsep rancangan yang
mengambil tema Biomimetik, yang merupakan inspirasi bentuk
dari makhluk hidup sebagai pengambilan bentuk untuk olah
perancangan bangunan. Penyajian konsep dipaparkan dalam
bentuk sketsa dan gambar.

 Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan setelah analisis, sintesa dan
perancangan. Tahap ini dilakukan dengan mengkaji ulang
kesesuaian analisis, sintesa dan konsep perancangan yang
nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk umpan balik (feed
back) yang mengacu pada objek yaitu Oceanarium dengan tema
“Biomimetik”.

10
BAB 3
KAJIAN PERANCANGAN
3.1. Kajian Objek

3.1.1 Prospek dan Fisibilitas

 Prospek
Sulawesi Utara terutama Kota Manado terkenal sebagai kota
Pariwisata dimana memerlukan kontribusi dalam melestarikan
habitat lengkap dilengkapi dengan fasilitas bimbingan sehingga
meningkatkan pengetahuan untuk cara melestarikannya. Sarana
rekreasi dan edukasi alam bawah laut belum ada di Sulawesi
Utara, dimana Sulawesi Utara dikenal dengan kekayaan alam
bawah lautnya. Peluang yang tercipta dimulai dari sektor
pariwisata dapat mendorong pembangunan yang mencukupi dan
memfasilitasi fungsi objek nantinya .

 Fisibilitas
Dari segi fisibilitas objek rancangan ini layak untuk dihadirkan
di Sulawesi Utara dengan alasan : Minimnya respon masyarakat
akan flora dan fauna yang ada sehingga dilihat dari prospek di
atas, maka dengan keberadaan objek Oceanarium Manado ini
berpeluang untuk dibangun diharapkan bukan hanya sebagai
pendukung objek wisata alam bawah laut sebagai investasi yang
dapat menarik wisatawan, namun juga dapat menjadi landmark
yang membuka peluang untuk menunjang perekonomian kota.
Sehingga dapat mewujudkan visi Kota Manado tahun 2005 –
2025, yaitu : “Manado Pariwisata Dunia”.

11
3.1.2 Pemahaman Objek secara Teoritis

Secara etimologi pengertian dari “ Oceanarium” dapat diuraikan


sebagai berikut :
Pengertian Ocean
Ocean yang berarti Samudra atau lautan adalah laut yang luas
dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi
permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang
besar1.
Pengertian Aquarium
Aquarium adalah sebuah vivarium biasanya ditempatkan di
sebuah tempat dengan sisi yang transparan (dari gelas atau plastik
berkekuatan tinggi), di dalamnya satwa dan tumbuhan air (biasanya
ikan, namun dapat juga ditemukan invertebrata, amfibi, mamalia laut
dan reptil) ditampung, dan digunakan untuk display publik. Aquarium
berasal dari bahasa latin aqua yang berarti "air", dan sufiks -arium
yang berarti "tempat yang terkait dengan"2

Pengertian Oceanarium (Ocean-Aquarium)


Oceanarium terdiri dari dua kata yaitu “Ocean” dan “rium”.
Ocean berasal dari bahasa Inggris yang artinya lautan atau samudra,
sedangkan “rium” merupakan penggalan dari kata Aquarium yang
artinya tempat atau wadah.
Maka Oceanarium adalah tempat penangkaran ikan-ikan dan
hewan- hewan air laut lainnya dalam suatu Aquarium raksasa yang
dibuat menyerupai habitat aslinya, dilengkapi dengan fasilitas
penelitian serta fasilitas lainnya yang berhubungan dengan wisata
yang dapat menunjang kegiatan Oceanarium tersebut. Selain itu, juga
akan disediakan fasilitas pendidikan berupa mini museum tentang
biota laut serta mini theater yang akan mempertontonkan film tentang

1
(http://id.wikipedia.org/wiki/Samudra)
2
(https://id.wikipedia.org/wiki/Akuarium)

12
biota laut, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi
sekaligus sarana pendidikan informal bagi masyarakat.
Sebuah Oceanarium membutuhkan struktur yang bisa menahan
beban yang besar. Bangunan Aquarium memilik beban hidup yang
besar karena merupakan bangunan publik yang banyak dikunjungi.
Beban mati yang ditanggung oleh bangunan juga besar, karena air
memiliki beban yang berat, juga tangki dan sistem utilitas Aquarium
lainnya. Oceanarium merupakan sebuah sarana pariwisata sekaligus
media konservasi keanekaragaman hayati laut Indonesia.Pengunjung
yang datang ke Aquarium diharapkan dapat mengamati dan
menikmati keindahan laut Indonesia.

Fungsi Oceanarium
Ocenarium memiliki fungsi yang paling utama adalah sebagai
ajang rekreasi yang mengenalkan biota laut kepada khalayak umum
mulai dari habitat, adaptasi, kehidupan, tingkah laku, makanan,
keindahan yang ditampilkan, keseimbangan dalam rantai makanan, dll
yang diharapkan nantinya dapat mempunyai rasa melindungi dan
melestarikan biota laut untuk masa yang akan mendatang
Selain itu Ocenarium juga berfungsi sebagai wadah penelitian
dan pembibitan biota laut yang diharapkan dapat memberikan bibit
baru yang melestarikan biota laut yang juga hampir punah. Serta
memberikan ilmu penelitian bagi khalayak tertentu yang nantinya
dapat dijadikan pembelajaran tentang biota laut.

13
3.1.3 Studi Kasus dan Studi Komparasi Objek

Studi Kasus Objek


 Seaworld Ancol Jakarta
a. Misi wisata Seaworld di Ancol
 Menjadikan sumber pendidikan kelautan bagi
masyarakat
 Mengajarkan betapa pentingnya konservasi perairan
 Mengajarkan untuk mencintai lingkungan kita yang
berharga
 Menyediakan hiburan yang bermutu tinggi
b. Lokasi Sea world Ancol Indonesia
G
a
m
b
a
r

3
.
1

P
e
t
a

Gambar 3.1 Lokasi Seaworld


Sumber : Google

14
c. Struktur Organisasi PT.Sea World Indonesia

Skema 3.1 Struktur Organisasi PT SeaWorld Indonesia


Sumber : Google

15
d. Analisa Pengguna Fasilitas (Pengunjung)

Laut Tawar

Skema 3.2 Analisa Pengguna Fasilitas (Pengunjung)


Sumber : Google

16
e. Analisa Pengguna Fasilitas (Pengelola)

Naik Naik Kendaraan


Berjalan
Kendaraan kaki umum

Masuk kawasan Masuk kawasan Masuk kawasan

Masuk
Parkir
bangunan

Lobby Bag. Pelayanan

Istirahat Bag.
Administratif

Kerja Bag. Pendidikan

Toile
t Bag. Perpustakaan

Keluar
Staff

Skema 3.3 Analisa Pengguna Fasilitas (Pengelola)


Sumber : Google
PENGELOLA
Pengelola Aquarium laut terbagi atas :
- Pegawai biasa,
- Kurator (akuaris),
- Teknisi Aquarium,
- Dokter biologi,

17
f. Fasilitas Ruang Sea World Ancol

Aquarium Air Tawar

Aquarium utama

Gambar 3.2 Aquarium utama


Sumber : Google

Didalam Aquarium utama ini, terdapat ribuan satwa laut


Indonesia. Sebanyak 3500 spesis ikan laut Indonesia dipelihara
disini (jumlah ini merupakan 37% dari jumlah jenis spesies ikan
laut di dunia). Ukuran Aquarium ini mencapai 36 x 24m, dan
dalamnya bervariasi dari 4.5 hingga 6 m dan menyimpan 5 juta
liter air asin. Karena besarnya Aquarium utama ini tercatat
sebagai Aquarium air asin terbesar di Asia tenggara.

Aquarium Hiu
Aquarium ekosistem laut
Didalam Aquarium ini berisi koral dan sponge yang
memperlihatkan keindahan biota dalam laut.

Gambar 3.3 Aquarium ekosistem laut


Sumber : Google

18
Aquarium Air Tawar
Didalam Aquarium ini dilengkapi dengan koleksi-koleksi
satwa air tawar dari seluruh dunia, termasuk diantaranya piranha
dari sungai amazon dan belut listrik.

Gambar 3.4 Aquarium Air Tawar


Sumber : Lina Herlin, 2008

Aquarium Dugong
Didalam Aquarium ini berisi ikan duyung (dugong)

Photo spot
Diarea ini pengunjung dapat melakukan photo-photo diri untuk
membawa sesuatu yang berkesan untuk di bawa pulang sebagai
kebanggaan tersendiri setelah mengunjungi sea world ini

Garra Rufa
Ikan berasal dari Kangel Turkin sebagai ikan dokter yaitu jenis
ikan terapi untuk penderita penyakit kulit atau dengan kata lain
ikan pembersih kulit.Berbagai penyakit kulit dapat disembuhkan
diantaranya, membantu pengelupasan sel kulit mati,
meningkatka kelembapan kulit, menyembuhkan bekas
luka,detoksifikasi kulit, membantu peremajaan kulit,

Kolam Bayi Buaya


Di kolam ini kita dapat memberi makan bayi-bayi buaya muara.
Kita dapat bergabung bersama staf SeaWorld Indonesia untuk

19
memberi makan bayi-bayi tersebut menggunakan tongkat
panjang. Dengan meletakkan makanan sekitar 10 cm di atas
mereka dan niscaya mereka akan melompat untuk
menangkapnya.

Gambar 3.5 Kolam Bayi Buaya


Sumber : Google

Kolam Sentuh
Di area ini kita bergabung bersama staff SeaWorld Indonesia
memberi makan hewan. Dengan menggunakan tongkat, kita
dapat mencoba memberi makan ikan hiu dan penyu.

Gambar 3.6 Kolam Sentuh


Sumber : Google

Kolam Piranha
Didalam Aquarium ini dilengkapi dengan koleksi koleksi ikan
piranha dari sungai Amazone

Kolam Kerondong
Rekahan dan lubang yang ada di terumbu karang merupakan
tempat tinggal kerondong. Hewan laut yang lengah dan berada
dekat rekahan merupakan mangsa mereka.

20
Toko Cenderamata
Di area ini anda dapat membeli berbagai cinderamata khas
SeaWorld.

Gambar 3.7 Toko Cenderamata


Sumber : Google

Lorong Antasena
Lorong Antasena adalah lorong bawah air sepanjang 80m yang
dioperasikan dengan pinjakan berjalan otomatis dengan kubah
tembus pandang. Memungkinkan pengunjung untuk menikmati
pemandangan "bawah laut" tanpa harus khawatir tersandung
saat menengadah keatas untuk melihat ikan.

Gambar 3.8 Lorong Antasena


Sumber : Google

Perpustakaan
Untuk menambah pengetahuan anda dengan membaca buku di
perpustakaan. Setelah melihat kehidupan aslinya, disinilah
tempat untuk mencari informasinya melalui literatur.

Food Court
Pengunjung dapat memilih hidangan ringan atau snack di taman
hidangan, atau makan siang atau malam di Restauran Seafood

21
yang dindingnya dirancang sedemikan rupa hingga anda dapat
turut menikmati wisata bawah laut.

Komputer layar sentuh


Yang menyediakan kuis kelautan yang menarik. Ditempatkan di
beberapa tempat sehingga pengunjung dapat menikmati fasilitas
tambahan tanpa melupakan fasilitas utamanya.

g. Tata Pamer Aquarium


Cara penataan ruang pamer Aquarium sebagai ruang utama
pertunjukan Aquarium tergantung dari sifat pamerannya, yaitu :
1. Sifat pameran tetap
- Sistematika pameran tetap
- Yang diganti hanya keragaman objek koleksinya
- Pergantian objek koleksi diatur dalam jangka waktu tertentu,
seperti 5-9 tahun
2. Sifat Pameran Temporer
- Objek dan tema dari pameran dapat selalu berubah
- Jangka waktu pameran relative singkat misalnya 1 minggu atau
1 bulan
Cara penataan pameran yang tetap, perletakannya tidak dapat
diubah-ubah. Display Aquarium sebagai objek pameran yang
tetap ialah Aquarium dengan ukuran besar dan sedang.
Sebaliknya, pada penataan pameran temporer Aquarium yang
dipakai adalah Aquarium dengan ukuran kecil.

h. Cara Penyajian Objek Pamer


Prinsip cara menyajikan objek koleksi jangan sampai
menimbulkan kebosanan pengunjung yang akan mengamatinya.
Untuk itu, cara pengamatan dibuat bervariasi, seperti :

22
Gambar 3.9 Objek Pamer
Sumber : Google
Sistem Ruang Terbuka
- Objek pameran berada di tengah – tengah ruangan sehingga
pengunjung dapat melihat dari segala arah.
- Penyajian Aquarium dapat diletakkan secara berkelompok
dengan Aquarium lainnya atau tersendiri.
- Sangat baik untuk menempatkan objek-objek biota dengan
ukuran yang besar.
Diorama
- Aquarium diletakkan dipinggir ruangan
- Pengamatan hanya dapat dilakukan dari satu/dua arah saja
- Dapat berfungsi sebagai pemisah antar ruang
- Cocok untuk mewadahi biota dengan ukuran sedang atau
kecil
Vitrine
- Dapat diletakkan di tengah-tengah ruangan
- Desain vitrine yang bulat memungkinkan pengunjung
leluasa melihat dari segala arah
- Sangat cocok untuk objek-objek biota dengan ukuran
kecil Meja dengan kaca pembesar dan mikroskop
- Berfungsi untuk mengamati objek biota yang sangat kecil
seperti hewan protozoa yang hanya bisa dilihat dengan
mikroskop
- Objek diletakkan pada preparat

23
i. Cara Perawatan Biota Air
Perlakuan terhadap biota laut (baru)

Skema 3.3 cara perawatan biota air


Sumber : gambar

Perlakuan pencegahan penyakit


Perendaman silang : air tawar salinitas 15 ppt dan pormalin 2
cc/100 ltr, air laut salinitas 20 ppt dan pormalin 2 cc / 100 liter.

Skema 3.4 Perlakuan pencegahan penyakit


Sumber : Lina Herlin, 2008

24
Perlunya pengelolaan air
- Kondisi air baku tidak sepenuhnya sesuai
dengan kebutuhan biota SWI
- Terdapatnya partikel atau material yang tidak diinginkan
- Penyesuaian dengan kondisibiota yang ada
- Mengurangi dampak seminimal mungkin
Pengelolaan air di SWI diantaranya :
- Pengelolaan sumber air laut baru
- Pengelolaan sumber air tawar baru
- Sirkulasi dalam Aquarium
- Standar kualitas air
- Pemeriksaan kualitas air

Filter

Skema 3.5 pengolaan air


Sumber : Google

25
Skema 3.6 Running sistem air
Sumber : Google
Keterangan :
1. Air laut
2. Air laut difilter secara mekanik
3. Air laut didesinfeksi dengan O3
4. Air laut kaya O3 dinetralkan kembali
5. Air laut diendapkan 6.Air laut siap pakai

 Churaumi Okinawa, Japan


- Lokasi : Motobu,Okinawa, Jepang.
- Jumlah Hewan : 26,000
- Jumlah Spesies : 740
- Volume Tangki terbesar : 7.500 m³
- Total Volume Tangki :10.000
- Jumlah Pameran : 77 tangki
Churaumi berasal dari :bahasa okinawan, dimana terdiri
dari dua kata yaitu “Chura”,artinya Tangki yang indah dan
“umi” berarti aquarium, sehingga arti Churaumi yaitu aquarium
yang indah. Churaumi Okinawa adalah Aquarium terbesar
kedua di dunia dan merupakan bagian dari Expo Park yang
berlokasi di Okinawa, jepang. Aquarium ini memamerkan
kehidupan biologi laut di terumbu karang, laut dalam, dan arus
Kuroshio yang mengalir melintasi Kepulauan Jepang.

26
Aquarium terdiri dari empat lantai, dengan tangki berisi
makhluk laut dalam, seperti hiu karang dan ikan tropis.
Aquarium diatur pada 19.000 m2 tanah, dengan total tangki
sebanyak 77 tangki berisi 10.000 m3 air. Air yang digunakan
untuk pameran, air laut dipompa ke aquarium dari 350 sumber
lepas pantai , 24 jam sehari. Tangki utama, menampung
7.500 meter3 air dengan
ukuran panjang 10 m lebar
35 meter dan kedalaman
27 m, menggunakan
bahan kaca acrylic
berukuran 8,2 meter X
22,5 meter dengan
ketebalan 60 cm (24 in).
Gambar 3.10 Churaumi Okinawa Aquarium
(Sumber : Google)

Pameran yang ditampilkan di aquarium okinawa ini, meliputi :


- Aquarium laut terumbu karang
Aquarium Laut Karang memamerkan 800 koloni terumbu
karang dari 70 spesies di
dalam aquarium berkapasitas
300 m³. Aquarium ini terbuka
di bagian atasnya, agar sinar
matahari yang dibutuhkan
terumbu karang dapat masuk.
Gambar 3.11 Aquarium laut terumbu karang
- Aquarium Laut Kuroshio
Kaca acrylic di Aquarium Churaumi pernah dicatat
Guinness World Records sebagai panel acrylic terbesar di dunia
hingga dikalahkan oleh panel milik Aquarium Dubai yang
lebarnya 32,88 m, tinggi 8,3 m, tebal 750mm, dan beratnya
245,614 kg. Di dalam Aquarium Laut Kuroshio dipelihara tiga

27
ekor hiu paus. Jinta adalah nama hiu paus terbesar, dua ekor
lainnya diberi nama Number 15 dan Number 18.

Gambar 3.12 Aquarium laut Kuroshio


Sumber : Google
- Aquarium laut dalam
Aquarium ini memamerkan spesies ikan laut dalam,
termasuk di antaranya Etelis carbunculus, Thyrsitoides marleyi
dan spesies yang sulit dipelihara di aquarium. Koleksi aquarium
laut dalam terdiri dari 70 spesies yang sebagian besar berasal
dari kedalaman laut 200 m di lepas pantai Okinawa.
Fasilitas Lainnya
Selain pertunjukan yang harus membayar tiket masuk, di
dalam kompleks Taman Ocean Expo tersedia pertunjukan-
pertunjukan lain yang tidak memungut biaya masuk, di
antaranya pertunjukan lumba-lumba hidung botol dan paus
pembunuh palsu di Okichan Theater, kolam lumba- lumba,
kolam penyu, aquarium manatee, dan pantai buatan bernama
Pantai Emerald.
Studi Komparasi menurut Tipologi
Sea World Ancol Okinawa Churaumi
Aquarium
Objek

Ancol, Pademangan, 424 Ishikawa, Motobu,


Tipologi
Lokasi Daerah Khusus Kunigami District,
History
Ibukota Jakarta Okinawa, Jepang

28
Waktu
Tahun 1954 Tahun 1996
Pembangunan
Pemilik/Pengel
Swasta Pemerintah
ola
bentuk penataan Bentuk penataan massa
Bentuk
Tipologi massa tunggal dengan tunggal dengan sirkulasi
Penataan
Geometri sirkulasi interior interior sebagai
Massa
sebagai penghubung penghubung
Aquarium Air laut, Aquarium laut terumbu
Aquarium air tawar, karang, aquarium laut
Tipologi lorong antasena, toko Kuroshio, Aquarium laut
Fasilitas
Fungsi cendramata, dalam, Museum budaya
perpustakaan, kelautan, dan Tropical
foodcourt dream center
Daftar Tabel 3.1 Studi Komparasi Objek
Sumber : Asumsi Penulis

3.1.4 Studi Pendukung Objek

SISTEM PENGOLAHAN DAN PENGADAAN AIR LAUT


PADA OCEANARIUM
Metode umum / standar Pada sistem pengolahan air pada
aquarium yang menggunakan metode standar, air dimasukkan
kedalam tangki dengan cara melewatkannya pada suatu lapisan
penyaring yang akan menangkap partikel yang besar, lalu melalui
suatu pipa, air diteruskan pada Filter Wet-Dry. Secara standar, Filter
Wet-Dry memanfaatkan bio-media dalam penyaringan. Kemudian
pada bagian bawah tangki, terdapat lapisan pasir atau kerikil yang
kira-kira sedalam 1 inchi yang menggambarkan dasar lautan. Diatas
pasir atau kerikil tersebut, ditempatkan bebatuan yang akan menjadi
dasar bagi kehidupan karang yang akan ditempati dalam tangki.
Metode khusus.

29
a) Sistem terbuka (open system) Prinsip sistem ini yaitu pakai dan
buang. Sistem ini merupakan sistem yang sederhana dan tidak
memberikan banyak masalah tetapi membutuhkan biaya yang
sangat mahal. Yang harus diperhatikan adalah tidak boleh adanya
kontak dengan pipa-pipa berbahan logam. Saluran air rata-rata
yang harus diganti kira-kira 1 lb atau 1 pon (3,2 gram) ikan per
100 galon dari 1 volume tiap ikan per dua jam sekali. Jadi tiap
jam untuk aquarium kapasitas 100.000 galon air harus
bersirkulasi antara 50.000 hingga 100.000 galon. Dan 1,2 sampai
2,4 milyar gallon air yang dibutuhkan selama 24 jam. Air yang
diambil dari laut disaring melalui intake station, setelah melalui
proses filtrasi maka air dapat langsung digunakan pada tangki,
sampai dalam kurun waktu tertentu air tidak memenuhi syarat
lagi, maka air dibuang atau diganti. Sistem ini biasanya
digunakan apabila air laut yang ada kondisinya masih bagus dan
tersedia cukup banyak. Keuntungan dari sistem ini adalah air
yang diperoleh akan bersifat alami sesuai dengan kondisi aslinya.
Sedangkan kerugiannya adalah biaya pengontrolan lebih mahal.

b) Sistem tertutup (close system) Prinsip dari sistem ini pakai dan
daur ulang. Pada sistem ini, air langsung masuk ke dalam display
aquarium selanjutnya masuk ke dalam tangki reservoir setelah
melalui beberapa filtrasi. Jadi pergantian air yang dibutuhkan
hanya untuk menggantikan air yang hilang akibat evaporasi dan
akibat pembersihan tangki atau saluran filter. Walaupun begitu
tetap harus ada pergantian dengan air yang baru dengan
perbandingan 1:3 dari total volume setiap dua minggu sekali.
Sistem ini biasa digunakan apabila kondisi air laut yang ada
relatif kurang memenuhi syarat. Pada sistem ini, air yang tidak
dipakai diproses lagi, dan setiap dua minggu 10 – 20% air
tersebut diganti. Selama ini dapat dilakukan secara lokal maupun

30
opular dengan adanya kemajuan teknologi, penggunaan air tidak
terbatas pada air laut.

c) Sistem semi tertutup Masing-masing display aquarium memiliki


sistem resirkulasi air sendiri. Tambahan sumber air untuk
pengurangan air yang terjadi akibat penguapan berasal dari pipa
tangki utama yang kemudian didistribusikan kemasing-masing
bagian sistem air tiap aquarium. Dalam proses sirkulasi, air
melalui penyaringan biologi (biological filtering). Penyesuaian
terhadap temperatur yang diinginkan dapat disesuaikan dengan
bantuan alat pemanas atau pendingin yang berada dalam pipa
penyaringan. Dalam sistem sirkulasi ini disarankan untuk
mengganti minimal 10% air, untuk aquarium air tawar dan 40%
air, untuk aquarium laut setiap satu bulan sekali untuk
menghindarkan partikel-partikel yang dapat membahayakan biota
air. Pada bangunan yang menjadi pembanding di Seaworld
Indonesia, air yang ada dimasing-masing aquarium tidak setiap
hari diganti. Aquarium di Seaworld Indonesia menggunakan
sistem resirkulasi terus menerus selama 24 jam. Bila dari hasil
pengukuran menunjukkan bahwa kualitas airnya sudah tidak
bagus, maka akan diganti.

d) Sistem sirkulasi dan pengadaan air Air dari laut akan dihisap dan
kemudian akan ditampung dalam tangki penampungan (storage
tank), setelah melalui proses pressurized sand filtration, air
dialirkan ke tangki display. Secara garis besar, proses pengadaan
air pada tangki display adalah :
- Air dipompa dari laut dan melalui ozonator, kuman dimatikan
- Air tersebut dialirkan ke dalam bak filtrasi - Kemudian
dialirkan lagi ke dalam bak penampungan (storage tank).
- Air yang telah diproses siap dimasukkan ke dalam bak filtrasi
untuk diproses ulang.

31
Kajian Fauna
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan setidaknya 950
spesies terumbu karang, 8.500 spesies ikan tropis, 555 spesies rumput
laut, dan 18 spesies padang lamun hidup dalam perairan Indonesia.
Terdapat banyak hewan endemik khas Indonesia yang menjadikan
atraksi laut Indonesia semakin kaya. Namun, diantara sekian banyak
hewan endemik Indonesia, banyak yang berstatus hampir punah, dan
dalam bahaya punah.
Sebuah Akuarium, perlu memperhatikan sifat dan ukuran dari
hewan laut yang akan ada didalam Aquariumnya. Hal ini ditujukan
agar ikan tidak stress dan mudah mati didalam Aquarium. Untuk ikan-
ikan tetentu memerlukan perhatian khusus. Beberapa ikan juga dapat
digabungkan dalam satu Aquarium untuk efektivitas ruang.
Di bunaken memiliki 150 spesies ikan dari 58 jenis ikan dan
terumbu karang, ada 3 ikan yang termasuk jenis langka seperti
duyung, ikan barakuda dan unicornfish yang menjadi daya tarik utama
di taman laut bunaken ini.

Perawatan Akuarium
Untuk perawatan aquarium sendiri tergantung masing-masing
kebutuhan akuarium, aquarium kecil dan menengah selalu dibersihkan
setiap 3 minggu sekali namun untuk aquarium besar hanya
dibersihkan bila benar-benar terlihat kotor, karena telah banyak
menggunakan filter.

Bentuk, dimensi, dan konstruksi akuarium


Bentuk Akuarium
Adapun bentuk-bentuk Akuarium yang ada, antara lain :
Bentuk bulat : kekurangannya kaca berfungsi sebagai lensa yang dapat
mengecilkan atau membesarkan penglihatan terhadap ikan-ikan yang
ada didalamnya.

32
Memanjang ke atas : kekurangannya tekanan air terhadap kaca akan
lebih besar sehingga memerlukan kaca yang lebih tebal.
Lonjong/ silinder : kelebihannya mudah dibersihkan, kekurangannya
sama seperti bentuk bulat yaitu penipu penglihatan mata.
Diorama : Akuarium ini dibuat di dalam tembok dan hanya dinikmati
dari satu sisi saja. Pembuatannya lebih mahal dan membutuhkan
perawatan yang rumit. Kelebihannya yaitu menimbulkan kesan seolah
sedang mengintip kehidupan bawah laut.
Kubus : pembuatannya lebih mudah. Kerangkanya bisa dibuatdari:
- Besi, mudah pembuatannya dan murah. Tahan lama asalkan
dirawat dengan baik.
- Alumunium, ada bermacam-macam ukuran maupun tebal atau
panjangnya. Tidak semua tukang las bisa mengerjakannya
sehingga biaya pemasangan relatif mahal.
- Serba kaca, merupakan yang paling praktis, murah dan mudah
dirakit sendiri.
- Plastik, kekurangannya mudah tergores dan retak.

Dimensi Akuarium
Pembuatan akuarium air laut memerlukan perhatian tersendiri
mengingat bahwa akuarium laut mendapatkan beban berupa
dorongan air yang lebih besar jika dibandingkan dengan beban
dorongan pada air tawar. Hal ini disebabkan air laut memilki berat
yang lebih besar dibandingkan air tawar. Berat air laut per liternya
sama dengan 1,03 kg. Selain itu, umumnya akuarium air laut
banyak menggunakan batuan, sehingga mengharuskan akuarium air
laut di buat dengan menggunakan kaca atau bahan yang lebih tebal
sehingga mampu menahan gaya dorongan ataupun tekanan air laut
yang ada di dalamnya.
Akuarium air laut biasanya lebih besar dari pada akuarium air
tawar. Volume akuarium air laut ideal minimal 90 liter atau
berukuran panjang 70 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 40 cm. Ukuran
aquarium ditentukan oleh banyaknya penghuni aquarium.

33
Banyaknya ikan yang dapat ditampung di aquarium secara kasar
dapat dinyatakan sebagai 10 liter per centimeter panjang ikan.
Artinya jika akuarium memiliki volume 200 liter, maka banyaknya
ikan sepanjang 5 centimeter yang dapat ditampung sekitar 4 ekor.
Berikut merupakan dimensi akuarium untuk bahan kaca dan
acrylic. Tabel ketebalan kaca untuk akuarium air laut. Iwan
Sutrisno, 1997
DIMENSI TEBALKACA
AQUARIUM(cm) MINIMAL(mm)
Panjang Lebar Tinggi
60 30 30 5
80 30 30 7
80 45 45 7
90 45 45 8
100 50 50 8
130 50 50 10
200 75 75 15

Tabel 3.2 Ketebalan Kaca untuk Aquarium Air Laut.


Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius edisi
Pertama 2004.

- Konstruksi Aquarium
Saat ini di pasaran telah banyak dijual aquarium dengan
berbagai bahan, seperti kaca, fiberglass, maupun acrylic.
Masing-masing bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.

DIMENSI TEBALACRYLIC
AQUARIUM(cm) MINIMAL(mm)
Panjang Lebar Tinggi
70 55 45 6
90 55 45 8
130 55 55 10
150 55 60 10
180 60 60 15

34
240 120 80 20

Tabel 3.3 Ketebalan aCRYLIC untuk Aquarium Air Laut.


Sumber : Eko Budi Kuncoro “ Akuarium Laut” Penerbit Kanisius
edisi Pertama 2004.

3.1.5 Kesimpulan Objek


Jadi setelah pembahasan diatas kesimpulannya, berdasarkan
pengolaan teori, prospek dan fisibilitas, serta studi kasus dan
komparasi juga studi pendukung objek Oceanarium ini diharapkan
dapat memenuhi kriteria – kriteria yang dapat mewadahi seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi dan edukasi tentang biota
laut.

35
3.2 Kajian Tema

3.2.1 Asosiasi Logis Tema dan Kasus

Skema Hubungan antara Objek Arsitektural, Tema perancangan, dan


Lokasi.

Objek

Oceanarium

Tema Skema Asosiasi Logis Tema dan Kasus Lokasi

Arsitektur Kota Manado

Asosiasi Logis antara Tema Arsitektur dengan Objek


Oceanarium berada pada bentukan bangunan yang meniru bentukan
makhluk hidup dan alam, Oceanarium berfungsi sebagai tempat
rekreasi dan edukasi tentang biota laut dan terumbu karang sehingga
dibutuhkan suatu lingkungan yang memiliki cirihas tentang makhluk
hidup dan alam, sehingga dikaitkan dengan Arsitektur Biomimetik
yang adalah pengambilan atau peniruan makhluk hidup dan alam,
maka tema ini bisa mengambil bentukan dari organisme yang ada di
laut.

36
Objek Oceanarium adalah sebuah Aquarium yang berskala besar
yang didalamnya diisi dengan biota laut yang memiliki penekanan
fungsional sebagai tempat tujuan wisata dan rekreasi serta edukasi.
Jika dihubungkan dengan lokasi yang berada di Kota Manado yang
merupakan kota dengan tujuan wisata yang cukup tinggi dirasa akan
sangat cocok ketika membangun objek Oceanarium di tempat ini
untuk menambah angka wisatawan yang datang ke Kota Manado,
karena Manado terkenal dengan kota pariwisata.
Hubungan antara Lokasi Kota Manado dengan tema Arsitektur
Biomimetik terletak pada karakteristik Arsitektur Biomimetik yang
berorientasi pada bentukan bangunan yang menyerupai bentukan
makhluk hidup dan alam sebagai suatu daya Tarik, dikaitkan dengan
Lokasi Kota Manado khususnya area pesisir pantai dengan tema ini
bisa menjadi salah satu Landmark, Kota Manado juga memiliki
pemandangan bentang alam yang menarik seperti Sunset, Pulau
Manado Tua dan Pulau Bunaken.

3.2.2 Kajian Tema Secara Teoritis


Pengertian Arsitektur Biomimetik
Pengertian Biomimetik secara umum adalah sebuah istilah yang
digunakan untuk mendeskripsikan material ,mekanisme dan system
yang dibuat oleh manusia dengan jalan meniru desain dan sistem yang
terdapat di alam . Biomimetik didefinisikan sebagai “pemiripan” atau
“peniruan” secara fisik atau perilaku oleh satu spesies terhadap spesies
yang lain yang menguntungkan dirinya, atau secara tidak langsung3.
Asal kata dari Biomimetik yaitu Bio berarti hidup, makhluk
hidup dan Mimetik berarti menyalin, meniru. Biomimetik adalah
strategis makhluk hidup untuk meniru sesuatu. Menurut Janine M.
Benyus: Biomimetik adalah usaha untuk menyamai dengan alam.
Dalam arsitektur, Biomimetik adalah ilmu baru yang mempelajari
alam model dan kemudian mengemulasi bentuk-bentuk, proses,

3
Ensiklopedia Encarta (2005).

37
sistem, dan strategi untuk memecahkan masalah - berkelanjutan.
Setelah bertahun-tahun evolusi, alam telah belajar apa yang berhasil
dan apa yang berlangsung. Biomimetik adalah cara baru melihat dan
menghargai alam. Hal ini memperkenalkan sebuah era berdasarkan
bukan pada apa kita dapat mengekstrak dari alam, tapi apa yang bisa
kita pelajari dari itu.
Setiap makhluk hidup harus meniru dari alam karena organisme
di alam menghadapi tantangan yang sama seperti kita lakukan tetapi
organisme di alam bisa menyesuaikan dirinya dengan alam. Karena
dengan cara demikian makhluk hidup dapat beradaptasi dengan
lingkungan di sekitarnya. Makhluk hidup biasa meniru dari alam
dengan melihat alam sebagai: model, measure (ukuran), dan mentor.
Sebuah cara baru melihat dan menghargai alam tidak didasarkan pada
apa yang bisa kita ambil dari alam, tetapi pada apa yang bisa kita
pelajari dari alam
Dalam penerapannya dalam bidang arsitektur, biomimetik
memiliki tiga tingkatan diantaranya adalah :
 Tingkat Organisme : Peniruan terhadap organisme tertentu,
contohnya peniruan bentuk terhadap suatu spesies atau tumbuhan
.
 Tingkat Perilaku : Peniruan terhadap sebagian perilaku organisme
atau mengambil keseluruhan perilakunya .
 Tingkat Ekosistem : Peniruan terhadap suatu pola ekosistem

Menurut Wikipedia Indonesia


Biomimetik adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
material, mekanisme dan sistem yang dibuat oleh manusia dengan
jalan meniru desain dan sistem yang terdapat di alam, terutama untuk
bidang-bidang: robotika, teknologi nano, kecerdasan buatan, dan
pertahanan.
Ini diawali oleh kekaguman manusia akan kesempurnaan dan
kehebatan beberapa jenis hewan/organisme, antara lain :

38
1. kehebatan manuver terbang lalat yang melebihi helikopter paling
canggih.
2. sistem pengkondisian udara di dalam sarang rayap dalam hal
peralatan dan efisiensi jauh lebih unggul dibanding buatan
manusia.
3. tranmisi frekuensi tinggi oleh kelelawar lebih efisien dan sensitif
dibanding radar buatan manusia
4. kemampuan alga menghasilkan cahaya dengan
mengkombinasikan beberapa substansi kimia tanpa
mengemisikan panas sama sekali
5. bagaimana rantai DNA bisa menyimpan seluruh informasi yang
terkandung dalam suatu makhluk hidup
6. bagaimana sebuah kerang bisa membentuk cangkang berbahan
keramik dengan cara laminasi pada suhu hanya 10 dejat celsius
sedangkan manusia memerlukan suhu ribuan derajad untuk
menciptakan material serupa
7. bagaimana salah satu jenis laba-laba mampu menghasilkan sutera
untuk jaringnya dengan kekuatan tarik yang melebihi baja.
Satu hal lagi bahwa teknologi-teknologi di alam ini sudah teruji
keandalannya selama ribuan bahkan jutaan tahun pada beberapa jenis
hewan/organisme.

Menurut Jannine M. Benyus dalam bukunya “Innovation


Inspired by Nature.
Biomimetik adalah usaha untuk menyamai dengan alam. Setiap
makhluk hidup harus meniru dari alam karena organisme di alam
menghadapi tantangan yang sama seperti kita lakukan tetapi
organisme di alam bisa menyesuaikan dirinya dengan alam.

39
Prinsip Arsitektur Biomimetik menurut Juri Lebedew 4
Hubungan arsitektur, alam dan manusia yang saling bergantung satu
dengan yang lain seperti layaknya struktur anatomi tubuh manusia,
dengan organ-organ yang saling melengkapi satu dengan yang lain,
merupakan sebuah model dalam filosofi arsitektur biomimetik. Dalam
pemikiran ini penerapan arsitektur biomimetik dituntut bukan hanya
meniru bentuk makhluk hidup atau dari bentuk alam saja melainkan
harus mampu menghadirkan desain yang ramah lingkungan sekitar
atau selaras dengan kondisi alam sekitar, dalam kata lain bangunan
yang dapat beradaptasi layaknya makhluk hidup.
Dalam kerangka pikir yang lebih komprehensif, arsitektur dengan
segenap komponen serta skalanya, dapat dipandang sebagai sesuatu
yang memiliki karakteristik yang bersesuaian dengan karakteristik
suatu makhluk hidup. Dalam tesisnya, Lebedew mengemukakan
sebuah sistem cara pandang yang melihat bagaimana sistem
kehidupan dan segenap kriterianya (kriteria biologis) dapat
dihubungkan atau ditranslasikan dalam sistem arsitektur.

Sejarah Arsitektur Biomimetik


Arsitektur telah lama diambil dari alam sebagai sumber
inspirasi. Biomorfisme, atau penggabungan unsur-unsur alami yang
ada sebagai inspirasi dalam desain, mungkin berasal dari permulaan
lingkungan buatan manusia dan tetap ada sampai sekarang. Orang-
orang Yunani dan Romawi kuno menggabungkan motif-motif alami
ke dalam desain seperti kolom yang diilhami pohon. Sulur-sulur
arabesque Antik dan Bizantium yang terlambat adalah versi bergaya
tanaman acanthus.5 Varro's Aviary at Casinum dari 64 SM
merekonstruksi sebuah dunia dalam bentuk mini. Sebuah kolam
mengelilingi bangunan berkubah di salah satu ujungnya yang

4
http://zombiedoc.com>implementasi_konsep_rick_internet
5
Alois Riegl, “The Arabesque” dari Problem of style: fondasi untuk sejarah ornamen,
diterjemahkan oleh Evelyn Kain, (Princeton, NJ: Princeton University, 1992), 266-305.

40
menampung beragam burung. Sebuah serambi bertiang batu memiliki
pilar-pilar menengah dari pohon-pohon yang hidup.
Gereja Sagrada Família oleh Antoni Gaudi dimulai pada tahun
1882 adalah contoh terkenal dari penggunaan bentuk-bentuk
fungsional alam untuk menjawab masalah struktural. Dia
menggunakan kolom yang memodelkan kanopi pohon yang bercabang
untuk memecahkan masalah statika dalam mendukung kubah.6
Arsitektur organik menggunakan bentuk-bentuk geometris yang
diilhami alam dalam desain dan berupaya menghubungkan kembali
manusia dengan lingkungannya. Kendrick Bangs Kellogg, seorang
arsitek organik yang berpraktik, percaya bahwa “di atas segalanya,
arsitektur organik harus terus-menerus mengingatkan kita untuk tidak
mengambil Mother Nature begitu saja - bekerja dengannya dan
memungkinkannya untuk membimbing hidup Anda. Hambat dia, dan
umat manusia akan menjadi pecundang.7 ”Ini sejalan dengan prinsip
panduan lain, yaitu bentuk yang harus mengikuti aliran dan tidak
bekerja melawan kekuatan dinamis dari alam. Komentar arsitek
Daniel Liebermann tentang arsitektur organik sebagai sebuah gerakan
menyoroti peran alam dalam membangun: “… pemahaman yang lebih
benar tentang bagaimana kita melihat, dengan pikiran dan mata kita,
adalah fondasi dari segala sesuatu yang organik. Mata dan otak
manusia berevolusi selama berabad-abad, yang sebagian besar berada
di dalam lanskap biosfer Edenic kita yang luas dan tak beraspal! Kita
harus pergi ke Alam untuk model kita sekarang, itu jelas! ”Arsitek
organik menggunakan solusi buatan manusia dengan estetika yang
diilhami alam untuk menciptakan kesadaran akan lingkungan alam
daripada mengandalkan solusi alam untuk menjawab masalah
manusia.
Arsitektur metabolisme, sebuah gerakan yang ada di Jepang
pasca Perang Dunia II, menekankan gagasan perubahan tanpa akhir di

6
George R. Collins, "Antonio Gaudi: Struktur dan Bentuk," Perspecta 8 (1963): 89.
7
David Pearson, Arsitektur Organik Baru: gelombang pecah (Los Angeles: University of
California Press, 2001), 10.

41
dunia biologis. Metabolisme mempromosikan arsitektur yang fleksibel
dan kota-kota yang dinamis yang dapat memenuhi kebutuhan
lingkungan perkotaan yang berubah.8 Kota disamakan dengan tubuh
manusia di mana komponen individualnya dibuat dan menjadi usang,
tetapi entitas secara keseluruhan terus berkembang. Seperti sel-sel
individual dari tubuh manusia yang tumbuh dan mati meskipun tubuh
manusia terus hidup, kota ini juga berada dalam siklus pertumbuhan
dan perubahan yang berkelanjutan. Metodologi Metabolisme
memandang alam sebagai metafora buatan manusia. Helix City milik
Kisho Kurokawa dimodelkan setelah DNA, tetapi menggunakannya
sebagai metafora struktural dan bukan untuk kualitas yang mendasari
tujuan pengkodean genetik.
Arsitektur biomimetik lebih dari sekadar menggunakan alam
sebagai inspirasi untuk komponen estetika dari bentuk yang dibangun,
tetapi malah berusaha menggunakan alam untuk memecahkan
masalah fungsi bangunan. Biomimikri berarti meniru kehidupan dan
berasal dari kata Yunani bios (kehidupan) dan mimesis (meniru).
Gerakan ini merupakan cabang dari ilmu baru yang didefinisikan dan
dipopulerkan oleh Janine Benyus dalam bukunya 1997 Biomimicry:
Innovation Inspired by Nature sebagai salah satu yang mempelajari
alam dan kemudian meniru atau mengambil inspirasi dari desain dan
proses untuk memecahkan masalah manusia. Alih-alih menganggap
bangunan sebagai mesin untuk hidup, biomimikri meminta arsitek
untuk berpikir tentang bangunan sebagai makhluk hidup bagi makhluk
hidup.9

Pendekatan Arsitektur Biomimetik


Pendekatan biomimetik sebagai proses desain yang memandang
ke arah biologi, atau mengidentifikasikan karakteristik perilaku
tertentu atau fungsi pada organisme atau ekosistem dan

8
Raffaele Pernice, “Metabolisme yang Dipertimbangkan: Perannya dalam Konteks Arsitektur
Dunia,” Jurnal Arsitektur Asia dan Teknik Bangunan 3, no. 2 (2004), 359.
9
(https://en.wikipedia.org/wiki/Biomimetic_architecture)

42
menerjemahkan itu ke dalam desain manusia, disebut sebagai biologi
yang mempengaruhi desain.
Dalam penerapannya dalam bidang arsitektur, biomimetics
memiliki 3 tingkatannya :

a. Tingkat Organisme ( peniruan terhadap organisme tertentu )

Tingkat pertama biomimetik adalah meniru bentuk alami.


Jenis peniruan ini adalah untuk menyalin suatu organisme untuk
atribut morfologisnya seperti bentuk visual, komponen, bahan
atau bagaimana tampilannya. Dalam satu kata, level pertama
adalah menyalin desain suatu organisme.
Menara Gherkin milik Norman Foster
(2003) memiliki kulit heksagonal yang
terinspirasi oleh Venus Flower Basket
Sponge. Spons ini berada di lingkungan
bawah air dengan arus air yang kuat dan
eksoskeletonnya yang seperti kisi dan
bentuknya yang bulat membantu
menghilangkan tekanan pada organisme.10
Menara Gherkin (Sumber Google)

The Eden Project (2001) di Cornwall, Inggris adalah


serangkaian bioma buatan dengan kubah dimodelkan setelah
gelembung sabun dan butiran serbuk sari. Grimshaw Architects
memandang ke alam untuk membangun bentuk bola yang
efektif. Gelembung heksagonal geodesik yang dihasilkan
digembungkan dengan udara dibangun dari Ethylene
Tetrafluoroethylene (ETFE), bahan yang ringan dan kuat.
Superstruktur final berbobot kurang dari udara yang
dikandungnya.

10
Michael Pawlyn, “Menggunakan kejeniusan alam dalam arsitektur” (2011, Februari), [file
video] Diperoleh dari
http://www.ted.com/talks/michael_pawlyn_using_nature_s_genius_in_architecture.html?embed=tr
ue .

43
The Eden Project
(Sumber Google)
b. Tingkat perilaku (peniruan terhadap sebagian perilaku
organisme atau mengambil keseluruhan perilaku)

Pada tingkat perilaku, bangunan meniru bagaimana


organisme berinteraksi dengan lingkungannya untuk
membangun struktur yang juga dapat masuk tanpa perlawanan
di lingkungan sekitarnya.
Eastgate Centre yang dirancang oleh arsitek Mick Pearce
bersama dengan para insinyur di Arup Associates adalah sebuah
kantor besar dan kompleks perbelanjaan di Harare, Zimbabwe.
Untuk meminimalkan biaya potensial untuk mengatur suhu
bagian dalam gedung, Pearce melihat ke gundukan pendinginan
rayap Afrika. Bangunan ini tidak memiliki AC atau pemanas
tetapi mengatur suhunya dengan sistem pendingin pasif yang
terinspirasi oleh gundukan pendinginan diri rayap Afrika.11
Namun, struktur itu tidak harus terlihat seperti gundukan rayap
agar berfungsi seperti gundukan dan sebagai gantinya diambil
secara estetik dari pasangan bata asli Zimbabwe.

Qatar Cacti Building yang dirancang oleh Aesthetics


Architects yang berbasis di Bangkok untuk Menteri Urusan
Kota dan Pertanian adalah bangunan yang diproyeksikan yang

11
Jill Fehrenbacher, “Arsitektur Biomimetik: Bangunan Hijau di Zimbabwe Dimodelkan Setelah
Gundukan Rayap,” Inhabitat, terakhir dimodifikasi pada tanggal 29 November 2012,
http://inhabitat.com/building-modelled-on-termites-eastgate-centre-in-zimbabwe / .

44
menggunakan hubungan kaktus dengan lingkungannya sebagai
model untuk membangun di gurun. Proses fungsional secara
diam-diam di tempat kerja diilhami oleh cara kaktus menopang
diri mereka sendiri dalam iklim yang kering dan panas. Matahari
menaungi jendela yang terbuka dan tertutup sebagai respons
terhadap panas, sama seperti kaktus yang mengalami transpirasi
pada malam hari dan bukan pada siang hari untuk menahan air.12
Proyek ini menjangkau tingkat ekosistem di kubah botani yang
bersebelahan yang sistem pengelolaan air limbahnya mengikuti
proses yang menghemat air dan memiliki keluaran limbah
minimum. Memasukkan organisme hidup ke dalam tahap
pemecahan air limbah meminimalkan jumlah sumber daya
energi eksternal yang diperlukan untuk memenuhi tugas ini.
Kubah akan menciptakan iklim dan ruang yang dikendalikan
udara yang dapat digunakan untuk budidaya sumber makanan
bagi karyawan.

c. Tingkat Ekosistem ( peniruan terhadap ekosistem )


Membangun di tingkat ekosistem melibatkan peniruan
bagaimana lingkungan banyak komponen bekerja bersama dan
cenderung pada skala perkotaan atau proyek yang lebih besar
dengan banyak elemen daripada struktur soliter.
Proyek Karton ke Kaviar yang didirikan oleh Graham
Wiles di Wakefield, Inggris adalah sistem loop tertutup siklus
yang menggunakan limbah sebagai nutrisi.13 Proyek membayar
restoran untuk kardus mereka, merobek-robeknya, dan
menjualnya ke pusat-pusat berkuda untuk tempat tidur kuda.
Kemudian tempat tidur yang kotor dibeli dan dimasukkan ke
dalam sistem pengomposan, yang menghasilkan banyak cacing.

12
Bridgette Meinhold, “Qatar Sprouts a Towering Cactus Skyscraper,” Inhabitat, terakhir
dimodifikasi pada 17 Maret 2009, http://inhabitat.com/qatar-cactus-office-building/ .
13
Michael Pawlyn, “Biomimikri,” dalam Desain Hijau: Dari Teori ke Praktik, diedit oleh Ken
Yeang dan Arthur Spector, (London: Black Dog, 2011), 37.

45
Cacing diberi makan ikan roe, yang menghasilkan kaviar, yang
dijual kembali ke restoran. Gagasan tentang limbah ini sebagai
nutrisi bagi yang lain berpotensi diterjemahkan ke seluruh kota.
Proyek Hutan Sahara yang dirancang oleh Exploration
Architecture adalah rumah kaca yang bertujuan untuk
mengandalkan energi matahari sendiri untuk beroperasi sebagai
sistem nol limbah. Proyek ini berada di tingkat ekosistem karena
banyak komponennya bekerja bersama dalam sistem siklus.
Setelah menemukan bahwa gurun yang dulu tertutup oleh hutan,
Eksplorasi memutuskan untuk campur tangan di hutan dan
batas-batas gurun untuk membalikkan penggurunan. Proyek ini
meniru kumbang gurun Namibia untuk memerangi perubahan
iklim di lingkungan yang gersang. Ia memanfaatkan
kemampuan kumbang untuk mengatur sendiri suhu tubuhnya
dengan mengumpulkan panas di siang hari dan mengumpulkan
tetesan air yang terbentuk di sayapnya. Struktur rumah kaca
menggunakan air asin untuk memberikan pendinginan dan
humidifikasi penguapan. Udara yang menguap mengembun
menjadi air tawar yang memungkinkan rumah kaca tetap
dipanaskan di malam hari. Sistem ini menghasilkan lebih
banyak air daripada kebutuhan interior tanaman sehingga
kelebihannya dimuntahkan bagi tanaman di sekitarnya untuk
tumbuh. Pembangkit listrik tenaga surya bekerja dari gagasan
bahwa hubungan simbiosis penting di alam, mengumpulkan
matahari sambil memberikan keteduhan bagi tanaman untuk
tumbuh. Proyek ini sedang dalam tahap uji coba.
Lavasa, India adalah kota yang diusulkan seluas 8000
hektar oleh HOK (Hellmuth, Obata, dan Kassabaum) yang
direncanakan untuk wilayah India yang terkena banjir monsun.14
Tim HOK menentukan bahwa ekosistem asli situs tersebut
adalah hutan gugur yang lembab sebelum menjadi lanskap
14
Lavasa adalah kota pegunungan yang direncanakan India," Lavasa Corporation Ltd,
http://www.lavasa.com .

46
kering. Menanggapi banjir musim, mereka merancang fondasi
bangunan untuk menyimpan air seperti yang dilakukan pohon
sebelumnya. Atap kota meniru daun ara beringin yang mencari
sistem tetesan airnya yang memungkinkan air mengalir sembari
secara bersamaan membersihkan permukaannya. Strategi untuk
memindahkan kelebihan air melalui saluran dipinjam dari semut
pemanen setempat, yang menggunakan saluran multi-jalur untuk
mengalihkan air dari sarang mereka.

3.2.3 Studi Kasus Tema Perancangan


1. Eastgate Centre, Zimbabwe15
Alamat : Eastgate Centre, Robert Mugabe Rd, Harare,
Zimbabwe
Arsitek : Mick Pearce

Gambar 3.13 Eastgate Centre


(Sumber : Google)
Bangunan bernama Estgate Centre yang terletak di Harare,
Zimbabwe, Afrika Selatan ini sangat merepresentasikan karya
arsitektur ramah lingkungan dan adaptasi ekologis yang sensitf.

15
https://en.wikipedia.org/wiki/Eastgate_Centre,_Harare

47
Betapa tidak, komplek perkantoran dan pusat perbelanjaan
terbesar di negara tersebut ini benar-benar mengadaptasi prinsip
desain sebuah sarang rayap.
Mick Pearce, sang arsitek mendesain bangunan ini tanpa
pendingin atau pemanas ruangan sama sekali. Namun begitu, di
tiap ruangan tetap memiliki suhu yang membuat orang-orang di
dalamnya nyaman. Dengan desain biomimetic ini, pengelola dan
pemilik gedung pun bisa menghemat banyak anggaran dari biaya
yang tak digunakan tersebut.

2. Chameleon House, Praha16


Arsitek : Petr Hajek Architekti
Lokasi : Praha - Lipence, Republik Ceko, Eropa

Gambar 3.14 Chamelon House


(Sumber : Google)
Layaknya seekor iguana, rumah ini memiliki “mata” yang
memungkinkan penghuninya melihat pemandangan sekeliling
rumah, atau 360 derajat. Perusahaan desainer dan arsitektur Petr
Hajek Archtekti membuat bangunan rumah ini untuk sebuah
keluarga di Praha, Republik Ceko. Bukan tanpa alasan, sang klien
menginginkan huniannya didesain seperti karena memang
pemandangan padang rumput di mana rumah itu dibangun sangat
menenangkan.
Tidak hanya desainnya, eksterior rumah tersebut pun
mengadaptasi sifat iguana yang bisa bermimikri alias berganti

16
https://www.ignant.com/2015/07/08/the-chameleon-house-by-petr-hajek-architekti/

48
warna. Caranya adalah dengan menggunakan coating semi-glosi
yang memiliki sifat reflektor.

3.2.4 Kesimpulan Tema


Berdasarkan hasil pembahasan kajian tema secara teoritis dan
studi kasus diatas, diharapkan tema ini mampu membantu
perancangan objek Oceanarium, karena tema ini memiliki keterkaitan
erat dengan makhluk hidup dan alam sehingga dirasa cocok untuk
objek Oceanarium ini yang isinya juga berhubungan dengan makhluk
hidup dan alam. Dalam arsitektur biomimetik saya mengambil tingkat
organisme sebagai tingkatan perancangan objek oceanarium ini.

49
3.3 Kajian Lokasi dan Tapak

3.3.1 Kondisi Umum Kota Manado


Berdasarkan judul objek yang terpilih adalah “ Oceanarium di
Manado “ Maka ditetapkan lokasi Kota Manado sebagai lokasi
perencanaan perancangan tapak.
Kota Manado merupakan ibukota provinsi Sulawesi Utara
dengan posisi geografis 130’ - 140’ Lintang Utara dan 124 40’ -
126 50’ Bujur Timur dengan Luas wilayah 15.726 Ha.

Kota Manado berbatasan dengan :


a. Sebelah Utara : Kec. Wori (Kab. Minahasa Utara)
b. Sebelah Timur : Kec. Dimembe (Kab. Minahasa Utara)
c. Sebelah Selatan : Kec. Pineleng (Kab. Minahasa)
d. Sebelah Barat : Teluk Manado / Laut Sulawesi

3.3.2 Kajian Lokasi dan Plotting Tapak


Dalam perencanaan dan perancangan tapak, pemilihan lokasi
tapak merupakan tahap awal yang sangat penting untuk mendapatkan
tapak yang baik untuk memaksimalkan hasil perancangan.
Berdasarkan pemahaman terhadap objek Oceanarium di
Manado, maka ditentukan kriteria – kriteria untuk penentuan lokasi,
yaitu :
a. Terletak di lokasi potensi wisata yang menjanjikan dan unik,
dengan pemandangan bentang alam yang indah.
b. Lokasi harus berada di dekat pantai untuk memudahkan system
instalasi air ke aquarium.
c. Lahan memiliki potensi dan prospek yang baik dalam hal
pengembangan ( Site development ).
d. Lahan yang muda diakses
e. Tersedia jaringan air PDAM dan jaringan listrik

50
Berdasarkan kriteria yang ada, maka lokasi yang dipilih karena
dianggap berpotensi dalam perencanaan ini adalah :
a. Alternatif 1, Lokasi Kecamatan Malalayang
b. Alternatif 2, Lokasi Kecamatan Wenang

Gambar 3.15 Peta Sulawesi Utara Gambar 3.16 Peta Kota Manado
Sumber : Google Sumber : Google

Gambar 3.17 Peta Kec. Malalayang Gambar 3.18 Peta Kec. Wenang
Sumber : Google Sumber : Google

Gambar 3.19 Site Alternatif I Gambar 3.20 Site Alternatif II


Sumber : Google Sumber : Google

51
Analisa Site
Bobot
Alternatif I Alternatif II
No. Kriteria (A)
Nilai Ax Nilai Ax
(%)
(B) B (B) B
View /
pemandangan dari
1 10 % 3 0.3 4 0.4
segi perspektif
(angle)
Potensi
2 pengembangan 10 % 3 0.3 3 0.3
lahan
Kemudahan akses
3 10 % 3 0.3 3 0.3
ke dalam tapak
Ketersediaan
4 infrastruktur air 20 % 2 0.4 3 0.6
dan listrik
Kesesuaian
peruntukan lahan
5 (land use) dalam 30 % 4 1.2 4 1.2
RTRW Kota
Manado
Angin dan
6 20 % 4 0.8 4 0.8
Gelombang
TOTAL

Ket.
Bobot (A)
10% = Cukup 20% = Penting 30% = Sangat penting
Nilai (B)
1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Baik Sekali

52
Berdasarkan hasil seleksi pemilihan tapak, lokasi tapak yang
terpilih adalah tapak alternative II yang berada di Kecamatan Wenang,
Kota Manado. Lokasi site sangat strategis karena berada di kawasan
reklamasi dan memiliki pemandangan yang cukup bagus ke arah laut,
kawasan ini juga terbilang kawasan yang cukup ramai dengan
penduduk. Jadi menurut saya tapak ini sangat cocok untuk dibangun
objek Oceanarium.

Gambar 3.21 Tapak Terpilih


( Sumber : Google Earth )

53
3.3.3 Analisa Lokasi dan Tapak

Gambar 3.22 Tapak Terpilih


(Sumber : Google Earth)

Berdasarkan pemilihan site pada bab III, tapak terpilih berada di


daerah pesisir, Kecamatan Wenang
Batas Tapak
Utara : Laut
Selatan : Laut
Timur : Kawasan Megamas Manado
Barat : Laut

Potensi Tapak
- View yang Indah ke Laut Lepas
- Menghadap ke arah matahari terbenam (sunset)
- Berada pada kawasan yang ramai dengan penduduk
- Sangat cocok untuk penempatan landmark kota

Aksesbilitas
Pencapaian dari area penting terhadap tapak sebagai berikut :
- Pusat Kota ± 5 menit
- Terminal malalayang ± 17 menit
- Bandara ± 25 menit
- Rumah Sakit Siloam ± 5 menit
- Polda Sulut ± 10 menit

Infrastruktur
Lokasi berada di dalam kawasan Megamas Manado dengan aktivitas
masyarakat yang ramai membuat lokasi tersebut sangat strategis.
Jaringan listrik sudah terpasang dan untuk sumber air dapat diperoleh
dari PDAM.

54
Analisa Luas Tapak

126 m

316 m

240 m

101 m

Gambar 3.23 tapak terpilih


(sumber : google earth)

Diketahui :
 Total Luas Tapak : 36.000 m2
 Luas Sempadan Jalan : (1/2 x 10 + 1) x 240 = 1440
 FAR : 300 %
 BCR : 40 %

Luas Lantai dasar


= Total Luas tapak efektif x BCR
= 36.000 x 40%
= 14.400 m2

Total Luas Lantai


= Total Luas tapak efektif x FAR
= 36.000 x 300%
= 108.000 m2

Jumlah Lantai Maksimal

55
= Total Luas Lantai / Luas Lantai dasar
= 108.000 / 14.400
= 7,5 (8) lantai jika tipikal

Ruang Terbuka Hijau


= Total Luas Tapak x 40 %
= 36.000 x 0.4
= 14.400 m2

Ruang Terbuka Non Hijau


= Total Luas Tapak x 20 %
= 36.000 x 0.2
= 7200 m2

56
Analisa Klimatologi
Matarahari

12.00

17.00 08.00

Gambar 3.24 Klimatologi Matahari


(sumber : google earth dan asumsi sendiri)
Kota Manado memiliki Iklim Tropis karena berada di sekitar
garis katulistiwa (terdapat hari – hari equinox) penyinaran dari jam
06.00 – 18.00, kelembapan yang relative tinggi dan langit hapir setiap
saat berawan serta curah hujan lebih besar dari penguapan tahunan.
Cahaya Matahari dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami
untuk bangunan pada pagi sampai dengan sore hari dengan
mempertimbangkan beberapa hal agar cahaya alami bisa diterapkan
dengan baik. Cahaya matahari pagi sangat baik untuk kesehatan.

Tanggapan Rancangan
 Menggunakan pohon-pohon peneduh yang cukup banyak.
 Mengatur peletakan massa bangunan dan ketinggian bangunan
 Orientasi bangunan barat daya-timur laut
 Penangkap panas matahari yang dapat digunakan untuk soralcell
bangunan hemat energy.

57
Curah Hujan

Kota Manado termasuk dalam sub tipe iklim am (Hujan tropika)


pada musim penghujan intetnsitas curah hujan cukup besar, sehingga
ketika terjadi musim kering (kemarau) yang pendek sub soil tidak
mengamali kekeringan.
Curah Hujan Hari Hujan
Bulan
(mm) (hh)
Januari 184 20
Februari 208 16
Maret 12 12
April 175 15
Mei 302 26
Juni 484 23
Juli 268 19
Agustus 39 6
September 339 20
Oktober 189 22
November 369 16
Desember 702 29
Daftar table 3.3 Curah hujan Kota Manado tahun 2016
(Sumber : Manado Dalam Angka 2017 (PDF), hlm 99)

Tanggapan Rancangan :
- Secara arsitektural Mengatur konfigurasi massa bangunan dan
penambangan façade / double skin.
- Secara lansekap menambahkan daerah resapan dan roof garden
- Hujan dimanfaatkan sebagai sumber air untuk vegetasi tapak

58
Angin

Gambar 3.25 Klimatologi Angin


(sumber : google earth dan asumsi sendiri)

Di siang hari angin (angin laut) bergerak lebih cepat daripada di


malam hai (angin darat). Angin yang berhembus dari utara kea rah
selatan memiliki kecepatan rendah. Angin yang sepoi-sepoi yang
diinginkan memiliki pengaruh iklim terhadap rancangan.

Kekuatan Kecepatan angina


Angin
Nama Keterangan
Skala m/dt km/jam
Beaufort
0,5 – 0,5 0–1 Angin reda Tiang asap
0
tegak
0,6 – 1,7 2–6 Angin sepoi- Tiang asap
1
sepoi miring
1,8 – 3,3 7 – 12 Angin lemah Daun-daun
2
bergerak

59
3,4 – 5,2 13 – 18 Angin sedang Ranting-
3
ranting
bergerak
5,3 – 7,4 19 – 26 Angin agak Dahan-dahan
4
keras bergerak
7,5 – 9,8 27 – 35 Angin keras Batang pohon
5
bergerak
9,9 – 12,4 36 – 44 Angin keras Batang pohon
6
sekali besar bergerak
12,5 - 15,2 45 – 54 Angin ribut Dahan-dahan
7
patah
15,3 – 18,2 55 – 65 Angin ribut Pohon-pohon
8
hebat kecil patah
18,3 – 21,5 66 – 77 Angin badai Pohon-pohon
9
besar patah
21,6 – 25,1 78 – 90 Angin badai Rumah-rumah
10
hebat roboh
25,2 – 29,0 91 – 104 Angin Benda berat
11
taifun/hurricane berterbangan
29 ke atas 105 ke atas Angin taifun Benda berat
12
hebat berterbangan
hingga
beberapa
kilometer

Tabel 3.4 Kekuatan Angin Berdasarkan Skala Beaufort


(Sumber : Google)

Angin darat yang berhembus dari darat ke laut (malam)


Angin laut yang berhembus dari laut ke darat ( pagi – sore)

Tanggapan Perancangan

60
 peletakan massa bangunan dan pengaturan ketinggian bangunan
untuk memecah aliran angin sehingga dapat terdistribusi ke
seluruh bagian site.
 orientasi bangunan utara – selatan dengan bukaan yang maksimal
untuk menangkap angina.
 menggunakan pohon sebagai barrier/penahan angin untuk
memfilter kekuatan angin yang berhembus (contoh: pohon cemara
udang).

Analisa Kebisingan

Gambar 3.26 Analisa Kebisingan


(sumber : google earth dan asumsi sendiri)
Pada lokasi tapak sumber kebisingan berada di bagian barat tapak
yang berasal dari aktivitas pengunjung ataupun kendaraan yang berada
di kawasan Megamas.
Tanggapan Rancangan
- Secara lansekap mengunakan agregat halus pada campuran
perkerasan (rumput, atau paving grass dan menambah barrier
sebagai penghalang ) dapat mengurangi kebisingan sebesar 5 – 10
db.

61
- Secara arsitektural mengatur fasade bangunan yang dapat
memecahkan suara ketika terpantul dan mengatur perletakkan
massa bangunan
- Secara material, material dinding yang dapat meninsulasi suara
(kaca double strength)
Analisa Penghawaan

Gambar 3.27 Analisa penghawaan


(sumber : google earth dan asumsi sendiri)
Data :
- Penghawaan negatif di sebelah timur tapak yaitu berasal dari
asap kendaraan
- Angin laut berhembus pada siang hari dari laut ke darat (panas)
- Angin darat berhembus pada malam dari darat ke laut (dingin)
Tanggapan Perancangan :
- meletakkan vegetasi sebagai barrier : pengaturan vegetasi untuk
mengantisipasi besarnya asap kendaraan yang masuk
- meletakkan vegetasi sebagai penghawaan alami : pengaturan
vegetasi dapat membawa penghawaan sejuk secara alami pada
siang hari.

62
Analisa Sirkulasi dan Entrance

Gambar 3.28 Analisa Sirkulasi dan Entrance


(sumber : google earth dan asumsi sendiri)

Jalan berada pada sebelah barat tapak. Jalan tersebut itu berada di
kawasan Megamas dan berhubungan langsung dengan Jalan arteri
primer ( Trans Sulawesi ) yang menghubungkan kota Manado dengan
kota bahkan provinsi lainnya.

Tanggapan Rancangan
- jalan di sebelah barat tapak akan dibuat entrance pejalan kaki.
- Perletakkan entrance utama kendaraan disesuaikan dengan
jalur sirkulasi pada jalan sehingga tidak terjadi cross
circulation
- Entrance utama harus jelas dan diberi penekanan sehingga
mudah dilihat dan dicapai.

63
BAB 4
SINTESA KONSEPTIAL

4.1 Strategi Implementasi Tema


Pada Objek perancangan ini didesain dengan analogi dari bentukan
biota laut yaitu ikan pari sebagai bentuk dasar ruang dengan mengambil
pendekatan arsitektur biomimetik tingkat organisme. Alasan pemilihan
bentukan ini karena spesies ini adalah salah satu spesies yang berada di
taman laut bunaken sehingga dirasa cocok untuk menganalogikan bentukan
ini.

No Aspek Tingkat Organisme Tingkat Perilaku Tingkat Ekosistem


  x
Bangunan mengikuti Bangunan meniru
1 Bentuk bentukan ikan pari ikan pari yang
sedang tidur di
dasar laut
2 Material x x x
x x x
3 Konstruksi

64
x x 
Fungsi bangunan
serupa dengan ikan
pari, sebagai contoh
ikan pari
menghabiskan
4 Fungsi seluruh hidupnya
didalam air, begitu
pula dengan
Oceanarium yang
didalamnya diisi
dengan banyak biota
laut.
Daftar Tabel 4.1 Implementasi Tema
Sumber : Asumsi Sendiri

65
4.2 Konsep Programatik
4.2.1 Struktur Organisasi

Skema 4.1 Struktur Organisasi


(Sumber : Studi Kasus Objek)

66
4.2.2 Pengguna Fasilitas

Pengunjung

Skema 4.2 Pengguna Fasilitas(Pengunjung)


(Sumber : Studi Kasus Objek)

67
Pengelola

Skema 4.3 Pengguna Fasilitas (Pengelola)


(Sumber : Studi Kasus Objek)

PENGELOLA
Pengelola Aquarium laut terbagi atas :
- Pegawai biasa,
- Kurator (akuaris),
- teknisi Aquarium,
- dokter biologi,

68
4.2.3 Kebutuhan Ruang
Sasaran proyek perancangan Oceanarium ini meliputi 3 aspek yaitu
aspek Edukasi, Rekreasi, dan Konservasi.
Fungsi Rekreasi
Pengguna Jenis Kegiatan Ruang yang dibutuhkan
Datang dan masuk Pintu gerbang
Membeli tiket Loket
Duduk, menunggu Hall, Lobby
Mencari informasi Ruang Informasi
Melihat pameran aneka biota laut R.Peraga(Aquarium dinding)
Melihat aquarium dengan ban Terowongan Berarus.
Pengunjung berjalan di terowongan antasena
Menonton pertunjukan biota laut Ampliteater
Melihat-lihat, memilih barang, R. Cinderamata
membayar dan menerima uang
Makan, minum, bincang Cafetaria
bincang,duduk, mendengarkan
musik
Mengelola administrasi kegiatan R. Administrasi
Mengelola Keuangan R. Keuangan
Mengelola bangunan R. Pengelola
Mengelola peralatan R. Mekanikal
Mengontrol Peralatan R. Kontrol
Menasehati setiap kegiatan yang R. Advisor
diadakan
Pengelola Melakukan pemasaran atau R. Marketing
promosi.
Menerima tamu R. Tamu
Rapat R. Rapat
Mengetes karyawan yang akan R. HRD
Masuk
Menjual tiket R. Tiketing
Mengamankan kawasan R. CCTV
Fungsi Konservasi
Pengguna Jenis Kegiatan Ruang yang dibutuhkan
Meneliti, merawat, membuat Laboratorium kering
laporan, memperbaiki alat Lab Laboratorium basah
ikan, terumbu karang, dan biota Kolam penangkaran
laut lainnya. Kolam pembibitan
Peneliti
Kolam karantina
Meletakan peralatan yang belum R. Isolasi
atau tidak dibutuhkan Kolam perawatan.
Gudang peralatan
Pembudidaya Budi daya tumbuhan laut yang Kolam Budidaya
atau nantinya akan di tampilkan pada

69
pengelola ruang peragaan dan dapat juga R.Penjualan
untuk di jual
Drop Off
Untuk menurunkan biota laut yang
baru dating
Fungsi Edukasi
Pengguna Jenis Kegiatan Ruang yang dibutuhkan
Mencari tahu serta membaca Perpustakaan
buku mengenai biota-biota laut.
Menonton film tentang biota laut. R.Audio Visual
Pengunjung
Melihat aneka biota laut yang Mini Museum
diawetkan.

Service
Pengguna Jenis Kegiatan Ruang yang dibutuhkan
Bersantai di taman Landscape taman yang
Pengunjung didukung dengan fasilitas
dan Menitipkan Kendaraan Parkir
Pengelola
Buang air Toilet
Menaruh barang masing-masing R. Loker
pegawai
Memasak Dapur
Istirahat pegawai R. Istirahat
Pengelola
Menaruh dan menyimpan Lavatory
peralatan kebersihan
Menyimpan barang yang tidak Gudang
terpakai
Utilitas
Pengguna Jenis Kegiatan Ruang yang dibutuhkan
Wadah untuk mengurus masalah R. Monitor
mekanikal elektrikal air, R. Panel
pembuangan, serta servis R. Staff Panel
Alat R. Genset
Pengelola
R. Pompa
R. AHU
R. Reservoir
R. Tangki Filtrasi

Tabel 4.2 Kebutuhan Ruang


Sumber :Asumsi Sendiri

70
4.3.4 Hubungan Ruang

Skema 4.4 Hubungan Ruang


Sumber : Asumsi Sendiri

4.2.5 Besaran Ruang


KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR LUAS SUMBER
RUANG
(m2)
R. Penerima
Hall, Lobby, Lounge 1000 org 1.2 m2/org 1200 AD
Informasi 2 org 9 m2/org 18
Loket 4 org 14 m2/org 56
Toilet
WC 10 4 m2/org 40 AD
15 4 m2/org 60 AD
Urinoir 0.6 m2/60 P 20 AD
Wastafel 0.9 m2/40 W 45 AD
R. Introduksi 10%.30 org 0.6 m2/org 180 AD
1619
Sirkulasi 30% 725,5
Total 2344,5

R. Peragaan
R. Pengamatan 2000 org 0.65 - 0.9 m2/org 1300 AS

71
Aquarium Besar 2 aquarium 1500 m2 3000 AS
/aquarium
Aquarium Sedang 1 aquarium 400 m2 / 400 AS
aquarium
Aquarium Kecil 12 70 m2 / aquarium 840 AS
aquarium
5540
Sirkulasi 15% 840
6380

Karantina Ikan
Kolam Penjajakan 100 m2 100 AS
kolam Pemulihan 150 m2 150 AS
Kolam Pembibitan 150 m2 150 AS
R. Pengawas 1 org 18 AS
R. Pengobatan 3 org 27 AS
Gudang 20 AS
465
Sirkulasi 30% 139,5
Total 604,5

Ruang Pengelola
Ruang Kepala Bagian 1 org 10 m2/org 10 AD
Ruang Administrasi 6 org 2,25 m2/org 13,5 AD
R. TU 4 org 4 m2/org 16 AD
R. Keuangan 6 org 4 m2/org 24 AD
R. Mekanikal 2 org 4 m2/org 8 AD
R. Kontrol 2 org 4 m2/org 8 AD
R. Tamu 8 org 10 AD
R. Meeting 18 org 100 AD
R. HRD 3 org 4 m2/org 12 AD
R. Kurator 2 org 4 m2/org 8 AD
Pos Jaga 2 org 2,25 m2/org 5 AD
R. CCTV 2 org 2,25 m2/org 5 AD
R. Istirahat 30 AD
Pantry 6
Toilet
Pria 2 org 4 m2/org 8 AD
Wanita 2 org 4 m2/org 8 AD
271,5
Sirkulasi 20% 80,25
351,75
Ruang Perpustakaan
R. Penerima 1 org 0,9 m2/org 90 AD

72
R. Penitipan Barang 100 org 0,06 m2/org 6 AD
R. Katalog 5000 buku 9 m2 6 AD
R. Buku 100 org 162 buku/m2 30,86 AD
R. Baca 1,875 m2/org 187,5 AD
R. Film dan Audio 40 m2 40 AD
R. Peminjaman 9 AD
Jumlah 369,36
Sirkulasi 20% 73,88
Total 443,24

Lab Zoologi
Kepala Lab 1 org 10 m2/org 10 AS
R. Diskusi 10 org 1,62 m2/org 16,2 AS
Lab. Alat 1 unit 6,72 m2/org 6,72 AS
Lab. Basah 1 unit 44,8 m2/org 56 AS
Lab. Kering 1 unit 14,4 m2/org 18 AS
R. Koleksi 1 unit 60 m2 60 AS
Gudang Alat 12 m2 12 AS
Jumlah 178,92
Sirkulasi 20% 35,8
Total 214,72

Lab Botani
Kepala Lab 1 org 10 m2/org 10 AS
R. Diskusi 10 org 1,62 m2/org 16,2 AS
Lab. Alat 1 unit 6,72 m2/org 6,72 AS
Lab. Basah 1 unit 44,8 m2/org 56 AS
Lab. Kering 1 unit 14,4 m2/org 18 AS
R. Koleksi 1 unit 60 m2 60 AS
Gudang Alat 12 m2 12 AS
Jumlah 178,92
Sirkulasi 20% 35,8
Total 214,72

Toko Cinderamata 10 buah 9 m2/ buah 90 AS


Sirkulasi 30% 27
Total 117

Cafetaria
Hall 100 org 0,2 m2/org 20 AD
Kasir 2 org 10 AD
R. Makan 100 org 1,3 m2/org 130 AD

73
Dapur 100 org 0,54 m2/org 54 AD
Gudang Basah 100 org 0,6 m2/org 60 AD
Gudang Kering 100 org 0,18 m2/org 18 AD
Toilet
Pria 4 org 4 m2/org 16 AD
Wanita 4 org 4 m2/org 16 AD
Jumlah 324
Sirkulasi 20% 64,8
Total 388,8

Utilitas
R. Monitor 2 org 18 m2 / org 18 AS
R. Staf Perawat Gedung 4 org 4,8 m2 / org 19,2 AS
R. Transformator 128 AS
R. Panel 10 AS
R. Genset 18 AS
R. Pompa 30 AS
Resevior air Laut 56,4 AS
Tangki filtrasi 169 AS
Workshop 20 AS
Serviced Yard 200 AS
Drop off 64 AS
732,6
Sirkulasi 20% 146,52
Total 879,12

Amplitheater
Hall 200 org 1.2 m2/org 240 AD
Informasi 2 org 4,8 m2/org 10 AD
Loket 4 org 4,8 m2/org 20 AD
Panggung 5 org 8,55 m2/org 42,5 AS
R.duduk + Sirkulasi 500 org 0,74 m2/org 444 AS
R.Pelatih 5 org 4 m2/org 25 AS
Kolam Peragaan 6 ekor 19,6 m2/ekor 117,6 AS
Kolam Istirahat 6 ekor 19,6 m2/ekor 117,6 AS
Kolam Penyimpanan 5 org 8,55 m2/org 42,75 AS
Back Stage 2 org 12 m2/org 24 AS
R.Kontrol Suara 2 org 0,7 m2/org 24 AS
R. Kontrol Cahaya 20 org 1,5 m2/org 14 AS
R. Istirahat/Ganti 15 org 1,5 m2/org 22,5 AS
Gudang Alat 20 AD
Toilet
Pria 4 org 4 m2/org 16 AD

74
Wanita 4 org 4 m2/org 16 AD
1195,95
Sirkulasi 15% 146,1
Total 1342,05

Jumlah Total Besaran Ruang 13280,4


Tabel 4.3 Besaran Ruang
Sumber : AD = Data Arsitektur
AS = Asumsi Penulis

Dari perhitungan total luas lantai diatas, total luas lantai yang diprogramkan
tidak melebihi ketentuan FAR dan pada tapak.

Total Luas Lantai yang diperlukan : 13.280,4 m2


Luas Lantai Dasar : 14.400 m2
Total Luas Tapak : 36.000 m2
Ruang Luar (RTH & RTNH)(60%) : 36.000 m2 x 60% = 21.600 m2

75
4.3 Konsep Rancangan Tapak dan Ruang Luar

4.3.1 Entrance dan Pola Sirkulasi Tapak

Gambar 4.1 Entrance dan Pola Sirkulasi Tapak


(Sumber : Penulis)

Ket :
- Sirkulasi Ruang Luar menggunakan jalur 2 arah
- Sirkulasi Ruang Luar memiliki 2 jalur, yaitu jalur didepan
tapak dan dibelakang tapak
- Jalur masuk berada di sebelah kiri bawah tapak sementara jalur
keluar berada di sebelah kanan bawah tapak

76
4.3.2 Perletakan Massa Bangunan
Ruang Utilitas Bangunan
Ruang Pengelola

Ampliteater

Massa Utama (Ruang Peragaan Ruang Konservasi


dan Ruang Penerima)

Gambar 4.2 Perletakkan Massa Bangunan


(Sumber : Penulis)

Ket :
- Massa Utama diletakkan ditengah yang diisi ruang penerima
dan ruang peragaan yang menjalankan aktifitas utama
perancangan bangunan ini
- Ampliteater diletakkan di bagian belakang tapak setelah Massa
Utama agar supaya dekat dengan pemandangan laut.

77
4.3.3 Elemen – Elemen Ruang Luar

Gambar 4.3
(Sumber : Penulis)

Ket : Elemen Ruang Luar yang digunakan seperti Jalan, Vegetasi


Kolam air, dan tempat parkir

Jalan Kolam

78
4.3.4 Utilitas Tapak

Gambar 4.4 Utilitas Tapak


(Sumber : Penulis)

79
4.4 Konsep Rancangan Bangunan

4.4.1 Konfigurasi Massa


Gubahan bentuk pada Oceanarium di Manado bertransformasi dari
bentukan-bentukan yang mewakili Biomimetik. Dengan adanya fungsi
sebagai sarana hiburan yang bersifat produksi-edukatif-rekratif, maka objek
rancangan ini dapat bisa menarik perhatian dan minat dari masyarakat.

Gambar 4.4
(Sumber : Penulis)

Konfigurasi massa bangunan Oceanarium ini mengambil bentuk dari


Biomimetik Ikan Pari.

80
4.4.2 Pola Sirkulasi Ruang Dalam

Gambar 4.5 Pola Sirkulasi Ruang dalam


(Sumber : Penulis)
Ket :
- Sirkulasi didalam bangunan menggunakan sirkulasi radial, yang
merupakan perkembangan dari sirkulasi linear hanya saja pada
tipe ini punggung saling berhadapan sehingga muka mengarah
keluar dan tidak ada akses masuk untuk kedalam.
Pada jenis tipe radial harus menentukan satu fungsi ruang yang
akan dijadikan pusat perhatian penghuni, dan ruang-ruang yang
memiliki fungsi lain akan selalu mengarah atau memusatkan pada
ruang yang dijadikan pusat. Bisa disebut juga pusat/center dari
ruangam tersebut dimana langkah sesorang akan otomatis
mengarah pada ruangan itu.

Gambar 4.6 Sirkulasi


(Sumber : Google)

81
4.4.3 Struktur Bangunan
Struktur Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan
pertimbangan bangunan yang akan dibangun memiliki luas yang
sangat besar dan memiliki tinggi sekitar 10 meter ditambah lagi site
yang berada dikawasan reklamasi yang memiliki tanah kurang bagus
jadi bangunan harus difasilitasi oleh tiang pancang.

Gambar 4.7 Struktur Pondasi


Sumber : Google
Struktur Badan
1. Kolom bangunan menggunakan IWF atautulangan besi ulir.
2. Menggunakan bahan beton karena lebih mudah dibentuk menjadi
apapun.
3. Menghubungkan Sloof, Kolom, dan Balok yang saling mengikat
satu kesatuan.
4. Untuk dinding luar bangunan bisa menggunakan
ACP(Aluminium Composite Panel), atau bahan material lain
dengan menggunakan frame yang dapat dibuat alurnya sendiri
dengan tujuan memudahkan untuk memberikan bentuk peniruan.
5. Untuk dinding bagian dalam atau dinding yang digunakan untuk
menampung air aquarium menggunakan struktur beton bertulang
agar memiliki ketahanan dan kekuatan yang relative tinggi.
Struktur Atap
Untuk tingkat kerumitan yang lebih tinggi, struktur yang paling
cocok adalah struktur cangkang (shell). Struktur Cangkang/Shell
Structure menurut R.Sutrisno (1983), adalah plat yang melengkung ke

82
satu arah atau lebih yang tebalnya jauh lebih kecil daripada
bentangannya. Gaya-gaya yang harus didukung dalam struktur
cangkang disalurkan merata melalui permukaan bidang sebagai gaya-
gaya membran yang diserap oleh bentuk strukturnya.Dengan demikian
tidak terdapat gaya lintang dan momen lentur.

Gambar 4.8 Struktur shell


(Sumber : Google)

Gambar 4.9 Struktur shell berdasarkan proses pembentukan


(Sumber : Google)

4.4.4 Utilitas Bangunan


Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
Instalasi Penerangan untuk kebutuhan bangunan dan lingkungan
sekitar bangunan dengan jenis lampu yang sesuai. Menggunakan jenis
lampu khusus untuk perlakuan ruang khus agar lebih menarik.

83
Gambar 4.10 Konsep Instalasi Penerangan
(Sumber : Analisa Pribadi)

Sistem Penghawaan
Menggunakan model AC Split dan AC Central, AC Split
membutuhkan ruang untuk penempatan outdoor AC sedangakan AC
Central membutuhkan space ruang di langit-langit untuk penempatan
ducting dan AC Cassete serta harus ada Ruang AHU (Air Handling

Unit).
Gambar 4.11 Konsep Instalasi Penghawaan
(Sumber : Analisa Pribadi)

84
Inslatasi CCTV
CCTV (Closed Circuit Televition) adalah suatu alat yang berfungsi
untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televise/monitor, yang
menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap
sudut ruangan ( biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian
keamanan. System kamera dan TV ini terbatas pada gedung tersebut
(closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu
ruangan.
Dalam system ini, peralatan yang diperlukan adalah :
- Kamera
- Monitor tv
- Kabel koaxial
- Timelaps video recorder
- Ruangan yang dipasangi monitor – monitor untuk pemantauan.

Gambar 4.12 Instalasi cctv


(sumber : google)

Instalasi Sound Sistem


Semua sistim audio-video dikontrol oleh suatu ruang control yang
bertanggung jawab terhadap penayangan audio-video pada tiap titik
ruangan yang telah ditentukan.

85
Gambar 4.13 Konsep Instalasi Sound System
(Sumber : Google)

Sistim Perlindungan Bahaya Kebakaran


Untuk langkah pemadaman diperlukan perangkat sebagai berikut:
• Sprinkler
• Hydrant Box
• Hydrant Pillar
• Fire Extinguisher
Upaya penyelamatan dilakukan dengan penempatan:
• Pintu darurat
• Tangga darurat

Gambar 4.14 Konsep Instalasi Pemadam Kebakaran


(Sumber : Analisa)

86
Instalasi air bersih
Kebutuhan air bersih dapat diambil dari saluran air yang
bersumber dari sumur artesis dan PDAM. Air dari sumur artesis dan
PDAM akan digunakan untuk kebutuhan air minum, air pengisi kolam
renang, air mandi, air pengisi alat pemadam kebakaran, kebutuhan
penyiraman tanaman pada landscape, dan sebagainya.
Dalam sistim distribusi air PDAM akan digunakan tangki
penampung (ground resevoir) dengan menganut sistim up-feed
system. Untuk ground reservoir, air yang ada di dalam dihubungkan
dengan 2 macam pompa: pompa untuk menaikkan air keatas
bangunan dan pompa khusus hydrant pillar yang hanya bekerja kala
kran hydrant pillar dibuka saat terjadi bahaya kebakaran.

Gambar 4.15 Instalasi Air Bersih


Sumber : Ilmu Teknik Sipil.com

87
Sistem Penyediaan air laut
Bangunan aquarium didukung oleh alat filtrasi untuk menjernihkan air
laut. Air untuk main tank (tangki utama) dan akuarium air laut lainnya
diperoleh dari laut Manado.
Sistem filtrasi terdiri dari 2 macam :
o Penyaringan terhadap benda-benda padat digunakan jenis
pressurize filter (filter bertekanan) dan sand filter (filter pasir)
o Untuk mematikan zat-zat kimia yang tidak
dikehendaki digunakan ozon
Adapun proses penyediaan air laut adalah ;

Gambar 4.16 Sirkulasi penyediaan air laut


(Sumber : Iwan Sutrisno, 1997)
Keterangan :
- Salt water reservoir: bak penampungan air laut
- unit pompa penggerak arus
- Pressurize filter : alat penyaring bertekanan, untuk
menyaring lumpur. Alat ini berupa lempengan persegi panjang
yang diletakan berhadap-hadapan secara egak lurus dan tetap,
tetapi dapat digerakan ke depan serta ke belakang. Setiap plat
disambung dan dipasang saringan sebagai penahan lumpur
(Sugiharto, 1987 : 141)

88
- Sand Filter : alat penyaring pasir dengan sistem pemutaran
kembali air laut (Sugiharto, 1987:162)
- Ozonasi : sterilisasi zat alami air laut dengan penambahan ozon
- Aerasi : penambahan oksigen ke dalam air laut dengan
memancarkan air, menjaga air laut agar tetap segar.

Pembuangan Limbah
Sistim pembuangan limbah cair atau air kotor yang berasal dari
WC, binatu, dapur dan lavatory akan langsung dibuang ke bak kontrol
untuk menyaring material yang masih bersifat padatan (seperti:
plastik, pembalut wanita dan sebagainya) untuk kemudian dialirkan ke
dalam STS (Sewage Treatdment System) dengan bahan kimia yang
bersifat menghancurkan dan mengencerkan limbah. Setelah melewati
STS, limbah dianggap sudah layak untuk dibuang ke riol kawasan
yang kemudian berlanjut ke riol kota karena dianggap sudah tidak
banyak mengandung bahan kimiawi yang membahayakan lingkungan.

Gambar 4.17 Konsep Instalasi Air Kotor dan Air Bekas


(Sumber : Analisa)

89
4.4.5 Selubung Bangunan

Gambar 4.18 Selubung Bangunan


Sumber : Google dan Penulis

Konsep selubung bangunan ini mengambil analogi dari bentukkan ikan pari
yang biasanya terdapat dalam laut. Menggunakan warna biru dan putih yang
menyatu dengan laut maupun udara, dan ornamentasi berupa tempelan.

90
BAB 5
HASIL RANCANGAN

5.1 LAYOUT

Gambar 5.1 Layout


Sumber : Penulis

Lay out plan yang terdiri dari tampak atas lantai dasar bangunan dan elemen-
elemen ruang luar. Terlihat pola sirkulasi dimana kendaraan masuk melalui main
entrance, dapat turun ke basement atau menurunkan pengunjung dan keluar.
Disediakan juga area drop off bagi angkutan umum yang terkoneksi dengan jalur
pejalan kaki. Pada area belakang bangunan, adanya amphitheater untuk
menunjang atraksi-atraksi yang berhubungan dengan biota laut. Amphitheater ini
tertutupi oleh pepohonan yang dapat mereduksi kebisingan yang berasal dari
jalan. Di belakang bangunan juga disediakan ruang servis untuk menunjang
fungsi-fungsi dalam bangunan.

91
5.2 RENCANA TAPAK

Gambar 5.2 rencana tapak


Sumber : Penulis

Pada gambar Rencana Tapak, dapat dilihat tampak atas dari seluruh area tapak
yang terdiri atas area terbangun (builtable area) dan area tidak terbangun
(unbuiltable area) yang dimanfaatkan sebagai area terbuka non hijau dan area
terbuka hijau. Adapun bentuk massa bangunan yang terpilih adalah hasil finalisasi
dari konsep rancangan yang menyesuaikan dengan kondisi sekitar tapak serta
tema biomimetik yang diambil.

92
5.3 DENAH

Gambar 5.3 Denah


Sumber : Penulis
Pada denah bangunan utama ini, digunakan sebagai area ruang penerima
dan ruang peragaan. Dimana pengunjung memasuki ruang penerima dan bias
masuk ke ruang peragaan setelah membeli tiket.

Gambar 5.4 Denah Basement


Sumber : Penulis

93
Pada gambar basement ini, dapat dilihat penempatan fungsi pendukung
yaitu parkir kendaraan roda 2 dan roda 4, juga penempatan mekanikal elektrikal.

Gambar 5.5 Denah


Sumber : Penulis
Pada gambar ini ada beberapa denah seperti denah amphitheater,
perpustakaan, dan toko cendramata.

Gambar 5.6 Denah


Sumber : Penulis

94
Pada gambar diatas juga memiliki beberapa denah seperti denah cafeteria,
denah ruang pengelola dan denah ruang utilitas bangunan.

5.4 TAMPAK BANGUNAN

Gambar 5.7
Sumber : Penulis
Dalam gambar tampak depan dan belakang bangunan, terlihat bagaimana
bentukkan bangunan dan selubung bangunan.

Gambar 5.8
Sumber : Penulis

95
Dalam gambar tampak samping bangunan ini, terlihat bagaimana bentukkan
bangunan dan selubung bangunan dan juga terlihat bangunan dimana terdapat
perbedaan ketinggian atap.
5.5 POTONGAN BANGUNAN

Gambar 5.9
Sumber : Penulis
Pada potongan bangunan b-b, bangunan dipotong melintang. Dapat terlihat
bagaimana kontruksi struktur pada bangunan.

Gambar 5.10
Sumber : Penulis

96
Pada potongan bangunan a-a, bangunan dipotong membujur. Dapat terlihat
bagaimana kontruksi struktur pada bangunan.

5.6 TAMPAK TAPAK

Gambar 5.11
Sumber : Penulis
Pada gambar tampak tapak, terlihat bagaimana tampak bangunan yang
menyatu dengan tapak.

97
5.7 POTONGAN TAPAK

Gambar 5.12
Sumber : Penulis
Pada potongan tapak y-y, dapat terlihat struktur konstruksi bangunan
dan pada tapak.

Gambar 5.13
Sumber : Penulis

98
Pada potongan tapak x-x, dapat terlihat struktur konstruksi bangunan
dan pada tapak. Terlihat juga perbedaan ketinggian antara selubung
bangunan.
5.8 ISOMETRI

Gambar 5.14
Sumber : Penulis
Pada gambar isometric stuktur, dapat terlihat elemen-elemen konstruksi
pada bangunan.

5.9 LAYOUT SISTEM UTILITAS TAPAK

Gambar 5.15
Sumber : Penulis

99
Pada layout utilitas tapak, terlihat rencana penempatan semua sistem
utilitas pada bangunan.

Gambar 5.16
Sumber : Penulis
Pada gambar layout utilitas tapak ini, terlihat rencana penempatan
sistem utilitas air laut.
5.10 LAYOUT UTILITAS BANGUNAN

Gambar 5.17
Sumber : Penulis

100
Pada gambar layout utilitas bangunan ini, terlihat rencana penempatan
semua sistem utilitas pada bangunan utama

Gambar 5.18
Sumber : Penulis
Pada gambar layout utilitas bangunan ini, terlihat rencana penempatan
semua sistem utilitas pada bangunan penunjang.
5.11 SPOT EXTERIOR DAN SPOT INTERIOR

Gambar 5.19
Sumber : Penulis

101
Pada gambar diatas menampilkan spot exterior dari luar bangunan yang
menunjukan suasana tapak

Gambar 5.20
Sumber : Penulis
Pada gambar diatas menampilkan spot interior dari bangunan utama yang
menunjukan suasana dalam ruaang peragaan.

5.12 PERSPEKTIF MATA MANUSIA & MATA BURUNG

Gambar 5.21
Sumber : Penulis
Pada gambar diatas menampilkan prespektif mata burung dari bangunan
yang menampilkan bentuk dari bangunan.

102
Gambar 5.21
Sumber : Penulis
Pada gambar diatas menampilkan prespektif mata manusia dari bangunan
yang menampilkan bentuk dan fasad dari bangunan.

103
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Implementasi tema Biomimetik Arsitektur pada objek Oceanarium di
Manado pada dasarnya merupakan sebuah solusi untuk menghadirkan suatu
wadah yang menampung aktivitas-aktivitas dalam dunia bawah laut dimana
bangunan secara arsitektural merupakan perwujudan dari tema biomimetik
yang mengambil bentukan ikan pari. Bangunan memiliki beberapa fungsi
yaitu sebagai sarana hiburan, edukasi, dan konservasi. Mengambil analogi
bentukkan dari ikan pari yang biasanya terdapat di dasar laut. Hal ini pula
menjadi kelebihan dari penerapan desain bangunan. Penulis juga menyadari
bahwa hasil desain atau hasil rancangan yang dikemukakan masih memiliki
kekurangan. Penerapan terhadap pola-pola desain dirasa masih kurang
maksimal karena penulis memiliki batasan-batasan dalam proses
perancangan seperti sumber daya dan juga waktu.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap objek, tema, lokasi, juga konsep
rancangan dan hasil perancangan, objek Oceanarium di Manado yang
mengambil tema Biomimetik Arsitektur ini sudah menerapkan beberapa
aspek yang melekat pada tema yang diambil. Biomimetik yang merupakan
pengambilan bentuk makluk hidup diterapkan pada visualisasi bangunan
yang mengambil bentukan dari ikan pari.
Dalam Penyelesaian laporan dan hasil rancangan pada tugas akhir ini,
penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam proses penyusunan
baik data, analisis, konsep sampai hasil rancangan. Bertumpu pada evaluasi
akan kekurangan maupun kelebihan yang ada pada hasil desain atau
rancangan tugas akhir kiranya dapat berguna bagi penulis maupun pihak-
pihak lain yang membutuhkan informasi mengenai konteks dalam judul
untuk penulisan tugas akhir selanjutnya. Kritik dan saran dari berbagai
pihak tentu juga dibutuhkan sebagai bahan koreksi laporan tugas akhir ini
serta sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan laporan maupun

104
penelitian-peelitian selanjutnya. Kiranya laporan tugas akhir ini dapat
diterima sebagai hasil penerapan ilmu yang didapat melalui kegiatan
perkuliahan dan bimbingan dari para dosen di Fakultas Teknik Jurusan
Arsitektur Universitas Sam Ratulangi Manado. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

105
DAFTAR PUSTAKA

Boedhi Laksito (2014) “ Metode Perencanaan dan Perancangan Arsitektur”

Ching, Francis D. K. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan.


Jakarta:Erlangga

Chattopadhyay, Surojit (2015) “Biomimetics Architecture by Plasma Processing”


Pan Stanford

Gruber ,Perta. (2011) , “Biomimetics in architecture of life and building”


,Germany : Springer Verlag/Wien .

Neufert Ernst.2003“Data Arsitek Jilid 2”. Jakarta: Erlangga

Neufert Ernst.2003“Data Arsitek Jilid 3” Jakarta: Erlangga

PERPRES 51 thn 2016 ttg Batas Sempadan Pantai

Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief (2010) “Tata Ruang Air”, Indonesia :
ANDI Yogyakarta

Schodek, Daniel L. 1999. Struktur (Edisi Kedua). Jakarta Erlangga

Tangoro, Dwi (2000) “Utilitas Bangunan”, Universitas Indonesia

106
https://id.wikipedia.org/wiki/Biomimetik

https://en.wikipedia.org/wiki/Aquarium

https://ejournal.unsrat.ac.id › index.php › jmm › article › download

http://sci-geoteknik.blogspot.com/2012/02/pengenalan-pondasi-tiang-
pancang.html

https://spesialiskubahenamel.wordpress.com/2018/02/06/pengertian-struktur-
rangka-space-frame/

https://www.berbagaireviews.com/2018/07/struktur-beton-bertulang-
pengertian.html

107

Anda mungkin juga menyukai