KOTA TEGAL
DEPOK
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya tugas besar “Perancangan Jaringan Pengumpul dan Bangunan
Pengolahan Air Limbah Kota Tegal” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Laporan ini penulis susun untuk memenuhi tugas besar bagi mata kuliah
Perancangan Jaringan Pengumpul dan Bangunan Pengolahan Air Limbah, Program
Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tugas besar ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
terwujudnya tugas besar yang lebih baik lagi ke depannya.
Penulis
Universitas Indonesia
3
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas dan Presentase Wilayah Kecamatan Kota Tegal Beserta Jumlah
Kelurahan, RW dan RT ......................................................................................... 15
Tabel 2. Sungai - Sungai di Wilayah Kota Tegal dan Debit Tersedianya (m3) .... 18
Tabel 3. Penggunaan lahan di wilayah Kota Tegal sampai tahun 2014 berdasarkan
Peraturan Daerah ................................................................................................... 19
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Tegal Menurut Kecamatan/ Kelurahan dan Jenis
Kelamin Tahun 2014 ............................................................................................. 21
Tabel 5. Statistik Ketenagakerjaan Kota Tegal Tahun 2013 s/d 2014 .................. 24
Tabel 6. Perkembangan Penerbitan Izin................................................................ 25
Tabel 7.Jumlah Fasilitas Pendidikan Kota Tegal Tahun 2012-2014 .................... 27
Tabel 8. Banyaknya Rumah Sakit dan Tempat Tidur yang Dikelola di Kota Tegal
Tahun 2014 ........................................................................................................... 27
Tabel 9. Banyaknya Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kota Tegal
Tahun 2014 ........................................................................................................... 28
Tabel 10. Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang, dan Tenaga Kerja,
Menurut Kecamatan di Kota Tegal Tahun 2014 ................................................... 30
Tabel 11. Hotel Menurut Klasifikasi, Jumlah Kamar dan Tempat Tidur di Kota
Tegal Tahun 2014 ................................................................................................. 31
Tabel 12. Banyaknya Pengunjung Daya Tarik Wisata PAI Menurut Tahun ........ 32
Tabel 13. Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan Menurut
Skala Perusahaan dan Kecamatan di Kota Tegal Tahun 2014 .............................. 33
Tabel 14. Rekomendasi Kemiringan Minimun Untuk Saluran Air Limbah
Dengan Aliran Gravitasi ....................................................................................... 41
Tabel 15. Tipikal Jarak Manhole .......................................................................... 42
Tabel 16. Proyeksi Penduduk Kota Tegal Tahun 2019-2049 ............................... 44
Tabel 17. Luas, Jumlah Penduduk, dan Elevasi Tanah Berdasarkan Kecamatan
pada Zona 2 ........................................................................................................... 49
Tabel 18. Rancangan Anggaran Biaya yang dipilih untuk Kota Tegal................. 51
Tabel 19. Panjang Jaringan per Jenis Pipa ............................................................ 53
Tabel 20. Diameter serta material pipa yang digunakan ....................................... 54
Tabel 21. Jumlah Manhole Serta Biaya yang Diperlukan..................................... 55
Tabel 22. Pembagian Zona Pelayanan Jaringan Pengumpul Air Limbah Kota
Tegal ...................................................................................................................... 62
Tabel 23. Debit Air Limbah Kota Tegal Tahun 2019 s/d 2049 ............................ 63
Tabel 24. Pentahapan IPAL dan Kapasitas Unit CMAS ...................................... 63
Tabel 25. Karakteristik Jenis-jenis Grit Chamber ................................................. 71
Tabel 26. Pentahapan dan Kapasitas IPAL Kota Tegal ........................................ 80
Tabel 27. Debit Rata-rata, Maksimum dan Minimum Air Limbah Kota Tegal ... 81
Tabel 28. Nomenklatur Racks dan Screens........................................................... 82
Universitas Indonesia
8
Tabel 29. Tipikal Desain untuk Bar Racks manual dan mekanik ......................... 83
Tabel 30. Tahapan Unit Coarse Screen ................................................................. 86
Tabel 31. Tahapan Unit Pompa............................................................................. 90
Tabel 32. Dimensi Parshall Flume ........................................................................ 91
Tabel 33. Perhitungan Perencanaan Sistem Kebutuhan Udara ............................. 95
Tabel 34. perhitungan Perencanaan Struktur Influen ............................................ 97
Tabel 35. Perhitungan Perencanaan Desain Ruang Pasir.................................... 100
Tabel 36. Perencanaan Jumlah Grit Chamber ..................................................... 101
Tabel 37. Efektifitas Grit Chamber ..................................................................... 101
Tabel 38. Timbulan Air Limbah Kota Tegal ...................................................... 102
Tabel 39. Perencanaan Jumlah Bak Ekualisasi ................................................... 105
Tabel 40. Efektifitas Bak Ekualisasi ................................................................... 105
Tabel 41. Kriteria Desain Sedimentasi Primer .................................................... 106
Tabel 42 Kriteria Desain CMAS ......................................................................... 111
Tabel 43. Pemilihan Kriteria Perhitungan ........................................................... 111
Tabel 44. Koefisien Kinematik ........................................................................... 111
Tabel 45. Ringkasan Perhitungan Mass Balance ................................................ 117
Tabel 46. Rangkuman Parameter Design Bak Aerasi ......................................... 122
Tabel 47. Rangkuman PerhitunganStruktur Influen dan Effluen........................ 123
Tabel 48. Ringkasan Hasil Perhitungan Kebutuhan Oksigen ............................. 126
Tabel 49. Ringkasan Headloss ............................................................................ 128
Tabel 50 .Ringkasan Headloss pada Ornamen Bak Aerasi ................................. 128
Tabel 51. Pentahapan Unit Sedimentasi Sekunder ............................................. 133
Tabel 52. Tipikal Filter Press .............................................................................. 144
Tabel 53. Perkiraan Kebutuhan Lahan Instalasi Pengolahan Air Limbah Kota
Tegal Tahun 2049 ............................................................................................... 145
Universitas Indonesia
9
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
BAB 1 PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
12
Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik kota Tegal yang mempengaruhi perancangan
jaringan pengumpul dan pengolahan air limbah domestik?
2. Bagaimana faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk merancang
jaringan pengumpul dan pengolahan air limbah domestik?
3. Bagaimana perancangan jaringan pengumpul dan pengolahan air limbah
domestik di Kota Tegal?
4. Mengapa diperlukan Rancangan Anggaran Biaya dalam menentukan
jaringan pengumpul dan pengolahan air limbah domestik?
Universitas Indonesia
13
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui karakteristik Kota Tegal yang mempengaruhi perancangan
jaringan pengumpul dan pengolahan air limbah domestik
2. Mempertimbangkan faktor-faktor yang turut berperan dalam menentukan
jaringan pengumpul dan pengolahan air limbah domestik
3. Menentukan perancangan yang tepat untuk jaringan pengumpul dan
pengolahan air limbah domestik di Kota Tegal.
4. Mengidentifikasi kendala yang diperoleh dalam proses perancangan
jaringan pengumpul dan pengolahan air limbah domestik terkait dengan
karakteristik kota Tegal
Manfaat Penulisan
1. Mendapatkan gambaran umum dan memberikan alternative perbaikan
sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Tegal.
2. Mengimplementasikan ilmu teknik lingkungan dalam pengelolaan air
limbah domestik dengan merancang jaringan pengumpul dan bangunan
pengolahannya.
Batasan Penulisan
Penulisan perancangan sistem pengolahan air limbah domestik di Kota
Tegal dibatasi dengan ruang lingkup antara lain sebagai berikut:
1. Periode pelayanan pada rancangan pengolahan air limbah domestik ini
yaitu tahun 2019 -2049.
2. Daerah pelayanan pada rancangan pengolahan air limbah domestik ini
meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Margadana, Tegal Barat,
Tegal Timur dan Tegal Selatan.
3. Rancangan pengolahan dan distribusi air minum mempertimbangkan
kondisi topografi, sosial, ekonomi, dan aspek lainnya di daerah
pelayanan.
Universitas Indonesia
14
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi Kota Tegal saat ini serta
kondisi pengelolaan air limbah domestiknya Kondisi tersebut meliputi
karakteristik fisik dan non fisik, infrastruktur dan fasilitas perkotaan, kondisi
sistem pengelolaan air limbah eksisting, proyeksi penduduk, dan tinjauan
arah pengembangan kota.
BAB 3 KONSEP PERENCANAAN SISTEM JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK
Pada bab ini dijelaskan mengenai alur perancangan pengolahan, rumus-
rumus yang digunakan dan kriteria desain yang dipakai berupa lokasi, ukuran
pipa, kemiringan, perubahan ukuran pipa dan manhole.
BAB 4 RINGKASN JARINGAN PENGUMPUL
Bab ini menjelaskan tentang daerah pelayanan, zona yang dipilih dan
jaringan pengumpul air limbah yang dipilih.
Universitas Indonesia
15
Tabel 1. Luas dan Presentase Wilayah Kecamatan Kota Tegal Beserta Jumlah
Kelurahan, RW dan RT
Luas Jumlah
Presentase
No Kecamatan Wilayah
(%) Kelurahan RW RT
(km2)
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Tanah Latosol, yaitu tanah yang agak masam sampai masam berwarna
kuning cokelat atau merah, produktivitasnya sedang sampai tinggi dan
biasanya merupakan tanah pertanian yang sangat baik.
Tanah Litasol, yaitu tanah yang beraneka sifat dan warnanya,
produktivitasnya rendah dan biasanya merupakan tanah pertanian yang
kurang baik atau padang rumput.
Universitas Indonesia
18
1. Air Permukaan
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kota Tegal beserta debit rata-rata
hariannya adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Sungai - Sungai di Wilayah Kota Tegal dan Debit Tersedianya (m3)
No Nama sungai Debit tersedianya (m3)
2 Sungai Sibelis 0
Sumber: NSAD Kota Tegal Tahun 1998, seperti tertera dalam Buku Putih Sanitasi Kota Tegal
Tahun 2008
Universitas Indonesia
19
Tabel 3. Penggunaan lahan di wilayah Kota Tegal sampai tahun 2014 berdasarkan
Peraturan Daerah
Peruntukan Luas Lahan (Ha)
Fasilitas Rekreasi/Pariwisata 30
Sumber : http://www.tegalkota.go.id/
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Tegal Menurut Kecamatan/ Kelurahan dan Jenis
Kelamin Tahun 2014
No. Kecamatan/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Sumber : Tegal Dalam Angka 2015, seperti tertera dalam Statistik Kota Tegal 2015
Perdagangan
Pasar sebagai sarana perdagangan dapat menunjukkan perkembangan
tingkat perekonomian suatu daerah. Tahun 2014 tersedia 36 unit pasar
dengan dominasi pasar swalayan 14 unit dan pasar umum 12 unit. Selain itu,
potensi ekonomi dapat terlihat juga dari banyaknya perusahaan perdagangan
yang memiliki izin.
Potensi ekonomi dari sektor perdagangan, dapat terlihat pula dari
banyaknya perusahaan perdagangan yang memiliki izin perdagangan. Pada
tahun 2014, telah dikeluarkan izin perdagangan sejumlah 358 SIUP.
Perusahaan dagang terbanyak adalah perusahaan kecil yaitu 50,84% dari total
usaha dagang.
Universitas Indonesia
25
Angka kemiskinan
Sejalan dengan
presentasenya, maka jumlah
penduduk miskin juga bergerak
turun selama 3 tahun terakhir.
Di tahun 2011 masih ada sekitar
25.900 penduduk kota Tegal
yang tergolong miskin.
Sementara pada tahun 2012
jumlah penduduk miskin Kota
Tegal tercatat sekitar 24.393
penduduk, dan tahun 2013
tercatat sekitar 21.596
penduduk. Indeks Kedalaman Gambar 4. Grafik Pergerakan Garis
Kota Tegal dalam 3 tahun Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin,
terakhir cenderung menurun, dan Presentase Penduduk Miskin Kota
sedangkan indeks keparahan Tegal Tahun 2011-2013
kemiskinannya masih bergerak Sumber: Statistik Daerah Kota Tegal 2015
fluktuatif.
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
1 TK/ RA 78 79 68
5 Perguruan Tinggi 6 6 6
Sumber : Tegal Dalam Angka 2015, seperti tertera pada Statistik Daerah Kota Tegal 2105
b. Kesehatan
Tahun 2014 jumlah saran pelayanan kesehatan Pemerintah sebanyak 1
unit RS dan 2 unit RSU Swasta, RS paru, 1 Rumah bersalin swasta, selain itu
ada poliklinik sebanyak 10 unit. Puskesmas di Kota Tegal ada 7 unit,
Puskesma rawat inap sebanyak 1 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 21 unit
dan sekitar 157 praktek medis dan paramedik.
Tabel 8. Banyaknya Rumah Sakit dan Tempat Tidur yang Dikelola di Kota Tegal
Tahun 2014
No Pengelolaan Jumlah Tempat Tidur
2 Dep. Kesehatan 0 0
3 Propinsi 0 0
4 Kabupaten/Kota 1 358
5 ABRI 0 0
6 Dep lain 0 0
7 Swasta 2 333
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tegal, seperti tertera dalam Kota Tegal Dalam Angka 2015
Universitas Indonesia
28
c. Agama
Toleransi kehidupan beragama di Kota Tegal sudah terbina sejak lama.
Hal ini terlihat dari beragamnnya tempat-tempat peribadatan yang ada di
sekitar warga seperti Masjid, gereja, pura, dan vihara. Tahun 2014, di Kota
Tegal terdapat 553 masjid/ mushola, 8 Gereja, 1 Pura, 2 Vihara, dan 1
Klenteng.
Tegal
1 51 87 - - - -
Selatan
Tegal
2 55 90 - - 1 2
Timur
4 Margadana 31 82 - - - -
Sumber : Kementrian Agama Kota Tegal, seperti tertera dalam Kota Tegal Dalam Angka 2015
Universitas Indonesia
29
d. Industri
Secara umum kegiatan industri yang berkembang di Kota Tegal dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu industri pengolahan dan industri non
pengolahan.
Industri Pengolahan Di Kota Tegal dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu industri polutif dan industri non polutif. Dalam perencanaan tata guna
tanah, industri polutif direncanakan menempati wilayah sebelah Barat kota
(di daerah perluasan). Sedang untuk kawasan industri non polutif
direncanakan terletak dibagian Timur wilayah Kota Tegal, yaitu di Kelurahan
Panggung. Pertimbangan untuk menempatkan di lokasi ini adalah aksesnya
yang besar ke rencana jaringan jalan regional dan tidak membahayakan
kehidupan kegiatan perikanan/tambak.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan pertanian dan perikanan.
Penggunaan tanah untuk kegiatan pertanian berangsur-angsur menyempit
dikarenakan perkembangan pembangunan dan kebutuhan lahan bagi
permukiman, serta bagi pembangunan sarana-prasarana perkotaan lainnya.
Namun demikian lahan-lahan pertanian yang produktif dan berada di daerah
pinggiran (di bagian Barat dan Selatan kota), diusahakan untuk tetap
dipertahankan. Keberadaan lahan pertanian tidak hanya sebagai lahan
persawahan, tetapi juga dimanfaatkan sebagai area resapan air hujan.
Sedangkan kegiatan perikanan tambak direncanakan akan dikembangkan
dengan meningkatkan intensitas dan produktivitasnya di masa datang.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tegal Tahun 2011-
2031, lokasi industri berada di daerah-daerah berikut:
Industri besar dan industri menengah berada di kawasan Industri Terpadu
di Kecamatan Margadana dan Kecamatan Tegal Barat.
Industri kecil dan industri mikro berada di Kelurahan Kejambon
Kecamatan Tegal Timur dan di Kelurahan Kalinyamat Kecamatan Tegal
Selatan yang diarahkan dengan pola kelompok.
Kegiatan industri dapat dikelompokkan menurut jumlah tenaga kerja.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan kegiatan tersebut menjadi 4
Universitas Indonesia
30
kelompok: (a) Industri rumah tangga (home industry) dengan tenaga kerja 1-
4 orang; (b) Industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang; (c) Industri sedang
dengan tenaga kerja 20-99 orang, (d) Industri besar dengan tenaga kerja 100
orang atau lebih.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, sektor industri di Kota Tegal
didominasi oleh industri kecil dan menengah dimana pada tahun 2014 ada
sebanyak 4.036 perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 15.690
orang. Tahun 2014 terdapat sebanyak 110 perusahaan industri besar sedang
dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 6.140 orang. Jumlah industri besar
sedang terbanyak pada tahun 2014 adalah industri pengolahan makanan,
minuman, dan tembakau.
Tabel 10. Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang, dan Tenaga Kerja,
Menurut Kecamatan di Kota Tegal Tahun 2014
No Kecamatan Banyaknya Tenaga Kerja
Perusahaan (orang)
1 Tegal Selatan 2 61
4 Margadana 2 59
2013 97 6.480
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tegal, seperti tertera pada Kota Tegal Dalam Angka 2015
Universitas Indonesia
31
e. Hotel
Pada tahun 2014, banyaknya usaha penyedia akomodasi di Kota tegal
sebanyak 25 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 956 kamar. Di antara usaha
akomodasi tersebut, 7 usaha merupakan hotel-hotel yang diklasifikasikan
sebagai hotel berbintang dengan jumlah kamar sebanyak 579 kamar.
Sementara itu, jumlah usaha akomodasi lainnya tercatat sebanyak 18 usaha
dengan jumlah kamar sebanyak 377 kamar.
Tabel 11. Hotel Menurut Klasifikasi, Jumlah Kamar dan Tempat Tidur di Kota
Tegal Tahun 2014
No Nama Hotel Kelas Kamar Tempat tidur
1 Karlita Bintang 3 156 221
2 Bahari Inn Bintang 3 78 156
3 Plaza Bintang 3 89 178
4 Riez Palace Bintang 3 91 159
5 Susana Baru Bintang 2 47 94
6 Alexander Bintang 1 98 175
7 Gren Bintang 1 45 81
8 Pramesthi Non Bintang 25 47
9 Anugah Non Bintang 34 67
10 Margadana Non Bintang 48 93
11 Putera Non Bintang 15 30
12 Maya Non Bintang 25 35
13 Raharjo Non Bintang 12 22
14 Palapa Non Bintang 40 80
15 Graha Wisata Non Bintang 8 16
16 Irian Non Bintang 20 40
17 Surabaya Non Bintang 22 44
18 Trio Modern Non Bintang 27 54
19 Semeru Non Bintang 35 77
20 Kuningan Non Bintang 15 15
21 Mitra Anda Non Bintang 25 50
22 Samudra Non Bintang 19 19
23 Muria Non Bintang 9 13
24 Kencana Non Bintang 20 40
25 Ranez Inn Non Bintang 46 83
Jumlah Non Bintang 1.049 1.889
Sumber : Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tegal
Universitas Indonesia
32
f. Pariwisata
Pantai Alam Indah (PAI) masih merupakan satu-satunya obyek wisata
di Kota Tegal. Puncak pengunjung adalah bulan Agustus dengan jumlah
pengunjung lebih dari 56 ribu orang. Total pengunjung obyek wisata PAI
tahun 2014 sebanyak 504.997 orang (meningkat sebesar 9,84 persen dari
2013).
Tabel 12. Banyaknya Pengunjung Daya Tarik Wisata PAI Menurut Tahun
No Tahun Jumlah Pengunjung
1 2014 504.997
2 2013 459.774
3 2012 394.974
4 2011 389.088
5 2010 408.533
Sumber : Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tegal, seperti tertera dalam
Kota Tegal Dalam Angka 2015
g. Perdagangan
Pada tahun 2014, jumlah Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) yang
dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Kota Tegal tercatat ada 358
perusahaan yang terdaftar berdasarkan skala usahanya. Sedangkan jumlah
perusahaan yang mendapat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) tercatat 381
perusahaan. Koperasi Merupakan sokoguru perekonomian Indonesia. Sejak
berdirinya Koperasi hingga saat ini ternyata sangat membantu perekonomian
kita. Banyaknya koperasi di Kota Tegal pada Tahun 2014 tercatat 194 buah
jumlah anggota sebanyak 41.171 anggota. Koperasi mampu menyerap tenaga
kerja 606 orang, mempunyai asset sebesar 206.648 (Juta Rupiah) dengan
volume usaha sebesar 402.973 (juta rupiah) dan Sisa Hasil Usaha (SHU)
senilai Rp 4.375,51 (Juta). Dengan perekonomian yang belum menentu,
adanya Koperasi ini ternyata sangat membantu khusunya para anggotanya.
Universitas Indonesia
33
Tabel 13. Perusahaan yang Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan Menurut
Skala Perusahaan dan Kecamatan di Kota Tegal Tahun 2014
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Alur Perancangan
Dalam merancang jaringan pengumpul air limbah Kota Tegal,
digunakan alur perancangan agar perhitungan desain menjadi sistematis dan
untuk mempermudah perhitungan. Terdapat 3 langkah utama dalam alur
perancangan jaringan pengumpul Kota Tegal yaitu:
- Penentuan daerah pelayanan untuk menentukan diameter pipa induk
- Penentuan zona untuk detail jaringan pengumpul
- Perhitungan pipa jaringan pengumpul
Universitas Indonesia
37
Daftar Rumus
Universitas Indonesia
38
Keterangan
v = Kecepatan Aliran (m/s)
R = Jari-jari hidrolis (m)
D = Diameter Pipa (m)
Q = Debit Limbah (m3/s)
S = Slope/Kemiringan
n = Koefisien Kekasaran manning
Universitas Indonesia
39
2 1
𝑅3𝑆 2
𝑄 = 𝐴.
𝑛
Rumus yang diturunkan, akan digunakan dalam menghitung kriteria
desain dari jaringan pengumpul. Berikut penurunan rumusnya :
a. Mencari Luas Basah (A)
Luas basah (A) = Luas penampang pipa – Luas tembereng AB
1
𝐷 1
sin 𝛼 = 61 = 3
𝐷
2
𝛼 = 19,47°
𝛽 = 360° − (180° + 2𝛼)
𝛽 = 360° − (180° + 2.19,47) = 141,06°
Luas tembereng AB = Luas juring AOB – Luas segitiga AOB
141,06𝑜 1 1 1
= ( 𝑥 4 𝜋𝐷2 ) − (2 . 2𝑥. 6 𝐷)
360𝑜
= 0.2291 𝐷2
1
Luas penampang pipa = 4 𝜋𝐷2 = 0.785 𝐷2
Universitas Indonesia
40
2 1
𝑅3 𝑆2
𝑣= 𝑛
2 1
(0.2911 𝐷)3 𝑆 2
𝑣= 𝑛
Kriteria Desain
Dalam merancang jaringan pengumpul ataupun segala jenis
perancangan lainnya tentunya terdapat kriteria desain yang harus dipenuhi
agar perancangan yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan peruntukaanya
dan tidak menemui banyak kendala selama proses pembuatan dan
pengoperasiannya. Perancangan jaringan pengumpul air limbah Kota Tegal
menggunakan saluran aliran gravitasi, oleh karena itu digunakan kriteria
desain saluran pembuangan aliran gravitasi. Berikut kriteria desain saluran
pembuangan aliran gravitasi yang terdapat pada buku “Water and Wastewater
Engineering: Design Principles and Practice”
3.3.1 Lokasi
Saluran air limbah harus berada pada kedalaman tertentu agar dapat
menerima aliran secara gravitasi. Bangunan yang memiliki ruang bawah
tanah (basement), inlet saluran ditempatkan minimal 3-3,5 m di bawah tanah.
Jika tidak terdapat ruang bawah tanah, saluran ditempatkan untuk
menyediakan penutup (tanah) yang cukup untuk melindungi pipa dari
Universitas Indonesia
41
kerusakan akibat beban hidup dan beban mati. Aturan praktisnya adalah
dengan menggunakan kedalaman saluran sebesar 1,8-2,4 m di bawah tanah.
Sementara kedalaman maksimum saluran adalah 8-9 m, jika melebihi 8-9 m
maka harus disediakan stasiun pompa. Dalam kondisi yang luar biasa, saluran
pembuangan air limbah dapat mencapai batas konstruksi 10- 12 m sebelum
stasiun pompa dibangun.
Universitas Indonesia
42
Kemiringan lebih besar dari dari tabel diatas mungkin diinginkan untuk
mempertahankan kecepatan self-cleansing, untuk konstruksi, atau untuk
mengontrol gas. Kemiringan yang menghasilkan kecepatan rata-rata 0,5 m/s
telah digunakan, tetapi membuthkan pembersihan berkala (Metcalf& Eddy,
1981). Kecepatan rata-rata 0,3 m/s biasanya sudah cukup untuk mencegah
pengendapan padatan organik dalam air limbah. Untuk mencegah
pengendapan bahan mineral, dibutuhkan kecepatan rata-rata 0,75 m/s.
3.3.5 Manhole
Manhole ditempatkan di pertemuan dua atau lebih saluran, belokan,
perubahan ukuran saluran, dan pada akhir setiap saluran. Manhole pada
saluran berukuran kecil bmemiliki diameter sebesar 1,2 m. Diameter akses
minimum yang disediakan sebesar 0,6 m. Walaupun lubang pada manhole
besar dan kecil berukuran sama, namun bagian dasar manhole akan lebih
besar untuk saluran berdiameter lebih dari 600 mm. Drop manhole digunakan
ketika inflow dan outflow saluran memiliki perbedaan elevasi lebih dari 0,6
m, dapat juga digunakan untuk mengurangi kemiringan ketika kecepatan
aliran melebih kecepatan erosi (2,5-3 m/s). Berikut tabel jarak antar manhole.
Tabel 15. Tipikal Jarak Manhole
Diameter pipa Jarak
Mm m
375 atau kurang 120 atau kurang
450 – 750 atau 150
450 – 750 180 dengan peralatan pembersih yang memadai
825 – 1200 180
1200 atau lebih 460
Sumber : Water and Wastewater Engineering: Design Principles and Practice
Universitas Indonesia
43
Kriteria desain yang ada dapat dirangkum seperti pada gambar tabel berikut
Universitas Indonesia
44
Proyeksi Penduduk
Jaringan pengumpul serta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
direncanakan untuk tahun 2019 s/d 2049. Oleh karena itu perlu diproyeksikan
jumlah penduduk untuk mendapatkan debit air limbah selama 30 mendatang
terutama debit pada tahun akhir (2049) yang akan digunakan sebagai debit
desain (Q desain). Dalam memproyeksikan penduduk Kota Tegal untuk 30
tahun mendatang, digunakan data yang daiambil dari Kota Tegal Dalam
Angka 2015 yaitu berupa data jumlah penduduk dari tahun 2010 hingga tahun
2015 yang. Kemudian dalam perhitungannya digunakan 3 metode yaitu
metode eksponensial, geometric, dan aritmatik. Berikut hasil proyeksi
penduduk Kota Tegal untuk tahun 2019 s/d 2049
Universitas Indonesia
45
R² = 1
280000 Eksponensial
R² = 0.9994
270000 Geometrik
260000
250000 Aritmatika
240000 Linear (Geometrik)
230000
220000 Linear (Aritmatika)
2010 2020 2030 2040 2050 2060 Linear (Aritmatika)
Tahun
Universitas Indonesia
46
Zona 1
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
Gambar 12. Opsi 1 Jaringan Pengumpul Air Limbah Domestik Kota Tegal
Sumber: pengoahan penulis, 2016
Gambar 13. Opsi 2 Jaringan Pengumpul Air Limbah Domestik Kota Tegal
Sumber: pengoahan penulis, 2016
Universitas Indonesia
49
Tabel 17. Luas, Jumlah Penduduk, dan Elevasi Tanah Berdasarkan Kecamatan
pada Zona 2
Elevasi Proyeksi penduduk Debit rata-rata Debit maksimum (Qmax) atau
Luas
tanah akhir tahun (2049) (Qavg) debit desain (Qdes)
km2 mdpl Jiwa Lt/s Lt/s
5,06 0–8 43.740 60,749 140,883
Sumber : Pengolahan penulis, 2016
Universitas Indonesia
50
Universitas Indonesia
51
memiliki rencana anggaran biaya (RAB) yang paling murah. Berikut detail
dari jaringan pengumpul yang dipilih :
Tabel 18. Rancangan Anggaran Biaya yang dipilih untuk Kota Tegal
Diamete
Panjang Harga
r
Pipa Material Pipa Sub Total
(1000
(mm) (m)
Rp/m)
Rp3.414.637.44
150 3470 PVC Rp984
Tersier 0
Rp2.347.194.90
200 2115 PVC Rp1.110
0
Rp2.539.762.32
250 1964 PVC Rp1.293
0
Sekund Rp5.552.476.35
300 3396 PVC Rp1.635
er 0
Rp1.900.087.20
350 981 PVC Rp1.936
0
Primer Rp2.734.646.40
400 893 PVC Rp3.063
0
Universitas Indonesia
52
Diamete
Panjang Harga
r
Pipa Material Pipa Sub Total
(1000
(mm) (m)
Rp/m)
Reinforcement Rp5.260.349.71
500 1117 Rp4.711
Concrete 0
Reinforcement Rp16.667.113.6
700 2403 Rp6.937
Concrete 80
Reinforcement Rp15.210.753.8
800 1958 Rp7.768
Concrete 40
Rp55.627.021.
Total Harga Pipa
840
Manhol Kedalam Harga
an (m)
Jumlah Sub Total
e (1000 Rp/m)
Tipe 1 1 - 1.5 40 Rp9.989 Rp399.560.000
1.5 - 2 21 Rp12.704 Rp266.784.000
Tipe 2 2-3 25 Rp24.174 Rp615.762.062
3-4 11 Rp31.654 Rp339.413.180
Tipe 3 4-5 21 Rp42.664 Rp902.231.820
Rp2.350.138.00
5-6 49 Rp47.962
0
Rp4.873.889.0
Total Harga Manhole
63
Rp60.500.910.
Total Harga Keseluruhan
903
Sumber : Pengolahan penulis, 2016
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa total anggaran untuk jaringan
pengumpul air limbah Kota Tegal adalah sebesar Rp 60.500.910.903, harga
tersebut sudah termasuk pembuatan manhole serta pemasangan pipa sesuai
jenis nya. Rancangan ini dipilih karena jika dibandingkan dengan ketiga
rancangan lain, maka rancangan ini termasuk yang paling murah. Hal tersebut
dapat dikarenakan jalur yang dipilih merupakan jalur yang paling efektif dan
efisien serta tidak memerlukan pompa dalam pengoperasiannya, sehingga
anggaran dana dapat ditekan serendah mungkin.
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
54
kemungkinan air limbah menggerus pipa semakin besar. Berikut ini tabel
diameter pipa serta material yang digunakan dalam perancangan :
4.6.3 Manhole
Manhole merupakan komponen yang sangat penting dalam merancang
pembuatan jaringan pengumpul air limbah suatu Kota. Hal tersebut
dikarenakan kemungkinan adanya kerusakan atau gangguan yang terjadi pada
saluran pengumpul sehingga diperlukan adanya akses untuk melakukan
perawatan dan perbaikan. Pembuatan manhole ditempatkan sesuai kebutuhan
yang ada, seperti pada pertemuan antar pipa dengan diameter berbeda,
belokan, serta akhir setiap saluran. Terdapat 3 jenis Manhole, tergantung
kedalaman pipa dari permukaan tanah. Pada rancangan Kota Tegal ini,
manhole yang diperlukan adalah dari ketiga jenis tersebut, hal tersebut
dikarenakan kedalaman pipa yang melebihi 6 meter dibawah permukaan
tanah. Kedalaman manhole disesuaikan dengan kedalaman pipa yang dibuat
pada jaringan pengumpul air limbah Kota Tegal tersebut. Sehingga anggaran
biaya akan lebih murah jika kedalaman pipa tidak teralu jauh dibawah
permukaan tanah.
Universitas Indonesia
55
Perbandingan perhitungan
Perhitungan jaringan pengumpul dilakukan dengan menggunakan rumus-
rumus yang telah tersedia di dalam aplikasi Microsoft Excel. Perhitungan excel
kemudian dibandingkan dengan perhitungan manual untuk mengetahui apakah
kecepatan air limbah memenuhi kriteria desain ataukah tidak saat diameter yang
didapat (diameter hitung) dibulatkan ke diameter katalog. Pengecekan dilakukan
untuk 3 jenis debit yaitu debit maksimum, debit rata-rata, dan debit minimum.
4.7.1 Pipa induk
Terlebih dahulu dihitung kecepatan penuh (vfull) dan debit penuh (Qfull)
D katalog pipa induk didapatkan dari perhitungan excel = 0,8 m
2 1
1 1 𝐷 2 1
V full = 𝑛 𝑅 3 𝑆 2 = 𝑛 ( 4 )3 𝑆 2
1 0.8 2 1
= 0.015 ( 4 )3 (0.002)2
= 1,02 m/s
Q full = A × V full
1
= (3,14) (0,8)2 (1,02)
4
= 0,512 m3/s
a. Debit Maksimum
Q maksimum = 0.309 m3/s
D katalog = 0,8 m
𝑄 𝑚𝑎𝑘𝑠 0.309
= 0.512 = 0,6
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙
Universitas Indonesia
56
𝑉
= 1,04
𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙
v = 1,02 × 1,04
v = 1,061 m/s (masih memenuhi kriteria desain)
ℎ
= 0,562
𝐷
h = 0,562 × 0,8
h = 0,45 m = 45 cm
b. Debit Rata-rata
Q rata-rata = 0,108 m3/s
D katalog = 0,8 m
𝑄 avg 0.108
= 0.512 = 0,21
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙
𝑉
= 0,8
𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙
v = 1,02 × 0,8
v = 0,816 m/s (masih memenuhi kriteria desain)
ℎ
= 0,309
𝐷
h = 0,309 × 0,8
h = 0,25 m = 25 cm
c. Debit Minimum
Q minimum = 0.0929 m3/s
D katalog = 0.8 m
𝑄 0.0929
= = 0.18
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙 0.512
𝑉
= 0.77
𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙
v = 1,02 × 0,77
v = 0,785 m/s (masih memenuhi kriteria desain)
ℎ
= 0.285
𝐷
h = 0,285 × 0,8
h = 0,228 m = 22,8 cm
Universitas Indonesia
57
2 1
1 1 𝐷 2 1
V full = 𝑛 𝑅 3 𝑆 2 = 𝑛 ( 4 )3 𝑆 2
1 0.15 2 1
= 0.015 ( )3 (0,002)2
4
= 0,33 m/s
Q full = A × V full
1
= 4 (3.14) (1)2 (0.33)
= 0,0059 m3/s
a. Debit Maksimum
Q maksimum = 0,0047 m3/s
D katalog = 0,15
𝑄 0.0047
= 0.0059 = 0,8
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙
𝑉
= 1,07
𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙
v = 0,33 × 1,07
v = 0,353 m/s (masih memenuhi kriteria desain)
ℎ
= 0.697
𝐷
H = 0,897 × 0,15
H = 0,134 m = 13,4 cm
b. Debit Rata-rata
Q rata-rata = 0,00204 m3/s
D katalog = 0,15
𝑄 0.00204
= = 0,52
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙 0.0059
𝑉
= 1,01
𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙
v = 0,33 × 1,01
v = 0,333 m/s (tidak memenuhi kriteria desain)
ℎ
= 0,512
𝐷
h = 0,512 × 0,15
h = 0,0768 m = 7,68 cm
c. Debit Minimum
Q minimum = 0,000398 m3/s
Universitas Indonesia
58
D katalog = 0,15
𝑄 0.000398
= = 0,067
𝑄 𝑓𝑢𝑙𝑙 0.0059
𝑉
= 0,59
𝑉𝑓𝑢𝑙𝑙
v = 0,33 × 0,59
v = 0,195 m/s (tidak memenuhi kriteria desain)
ℎ
= 0,176
𝐷
h = 0,176 × 0,15
h = 0,0264 = 2,64 cm
perbandingan elevasi muka air di dalam pipa dengan diameter pipa 0.697 dan
debit rata-rata, dengan perbandingan elevasi muka air di dalam pipa dengan
diameter pipa 0.512 saja yang memenuhi, tetapi debit minimum dengan
perbandingan elevasi muka air di dalam pipa dengan diameter pipa 0.176
memiliki perbandingan antara elevasi muka air di dalam pipa dengan
diameter pipa kurang dari 0.2.
Universitas Indonesia
59
Universitas Indonesia
60
Gambar 16. Peta Risiko Banjir dan Genangan Terhadap Area Terbangun
Sumber: http://sanitasi.tegalkota.go.id/data
Universitas Indonesia
61
Universitas Indonesia
62
Tabel 22. Pembagian Zona Pelayanan Jaringan Pengumpul Air Limbah Kota Tegal
Luas Proyeksi jumlah Proyeksi Qavg air
Kecamatan
Zona wilayah penduduk tahun limbah tahun 2049
dilayani
zona (km2) 2049 (jiwa) (l/s)
1 Margadana 7,05 29.323 40,726
Tegal Barat
2 5,06 43.740 60,749
Tegal Timur
Tegal Barat
3 Tegal 4,21 34.282 47,614
Selatan
Tegal
4 4,04 43.465 60,368
Selatan
TOTAL 209,459
Sumber : pengolahan penulis, 2016
Universitas Indonesia
63
Tabel 23. Debit Air Limbah Kota Tegal Tahun 2019 s/d 2049
Tahun Qavg (l/s) Qmax (l/s) Qmin (l/s)
2019 92 268 27
2024 109 310 32
2029 127 353 38
2034 145 396 43
2039 164 440 49
2044 184 484 55
2049 209 539 62
Sumber : perhitungan penulis, 2016
Universitas Indonesia
64
Air Limbah
5.3.1 Sumber Air Limbah
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwjud
cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri
(industri). Sumber air limbah yang terdapat di kota Tegal antara lain:
a. Pemukiman
Limbah cair ini merupakan hasil buangan dari perumahan, bangunan
perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenisnya. Dalam merencanakan suatu
projek dengan sistem pengumpulan air limbah yang sudah ada, data yang
diperoleh berasal dari data yang telah ada sebelumnya untuk mendapatkan
estimasi produksi air limbah terbaik. Apabila data yang dibutuhkan tidak
tersedia maka dapat digunakan data yang berasal dari pengukuran flow meters
ataupun pemukiman sekitar yang memiliki kondisi demografi yang mirip.
Estimasi kasar 60 hingga 90 persen dari kecepatan aliran limbah domestik
dapat digunakan untuk mengestimasi produksi limbah suatu pemukiman.
b. Komersial dan Fasilitas Institusional
Air limbah ini berasal dari bangunan-bangunan komersial maupun fasilitas
institusional. Estimasi kecepatan aliran air limbah untuk wilayah komersial
yaitu 7.5 hingga 14 m3/ha.d (Metcalf & Eddy, 2003)
c. Industri
Air limbah ini merupakan hasil dari kegiatan pabrik atau industi-industri.
Estimasi dengan asumsi 85 hingga 95% air yang digunakan akan berakhir
sebagai air limbah tanpa adanya daur internal air. Angka untuk aliran air
domestik yaitu 7.5-14 m3/ha.d untuk industri kecil dan 14-28 m3/ha.d untuk
industri menengah ( Metcalf & Eddy, 2003)
d. Infiltrasi dan Inflow
Infiltrasi merupakan air yang masuk ke dalam sistem saluran air termasuk
sambungan saluran air limbah dan berasal dari permukaan tanah yang melalui
drainase pada pondasi, pipa yang mengalami kerusakan, sambungan pipa,
manhole. Infiltrasi ini tidak termasuk inflow. Inflow merupakan keluarnya air
Universitas Indonesia
65
menuju sistem saluran air, air ini berasal dari pipa pada atap, air yang berasal
dari mesin pendigin, sistem drainase.
Steady inflow merupakan air yang berasal dari basement dan pipa yang
tertanam di bawah permukaan tanah, dan daerah dengan sumber mata air
dan rawa-rawa.
Direct inflow merupakan masuknya air yang menyebabkan peningkatan
aliran air limbah secara langsung. Sumbernya adalah pipa pada atap
rumah, manhole covers, limpasan air permukaan, dan drainase.
Universitas Indonesia
66
BOD adalah jumlah dari dua macam nilai BOD, yairu BOD karbon dan BOD
nitrogen. BOD karbon adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengoksidasi zat organik oleh mikroorganisme heterotropik. Sementara
BOD nitrogen adalah jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri autotropik
untuk mengoksidasi NH4+ menjadi nitrat. Diantara variasi BOD, BOD5 adalah
parameter yang paling sering digunakan. BOD5 yaitu nilai BOD yang diukur
setelah mengalami inkubasi selama 5 hari.
c. Chemical Oxygen Demand
COD atau Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) adalah jumlah kebutuhan
oksigen (mg O2) untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 L
sampel air, dengan pengoksidasi K2Cr2O7 sebagai sumber oksigen (oxidizing
agent). Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen
(O2 mg /L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O72- kuat
mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi
pada panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan
900 mg/L ditentukan kenaikan Cr3+ pada panjang gelombang 600 nm. Pada
contoh uji dengan nilai KOK yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran
terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih kecil atau sama
2-
dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O7 pada panjang
gelombang 420 nm. Angka COD juga merupakan ukuran bagi pencemaran
air dan mengakibatkan berkurangnya O2 dalam air. Analisa COD berbeda
dengan analisa BOD, tapi dapat ditetapkan perbandingannya sebagai alat
kontrol uji COD dan BOD. Oleh karena itu. COD dijadikan menjadi salah
satu parameter yang digunakan secara umum untuk mengukur kekuatan
pencemar air yang berasal dari limbah domestik maupun industri. Kebutuhan
Oksigen Teoretis (KOT) atau Theoretical Oxygen Demand (ThOD) adalah
kebutuhan oksigen untuk mengoksidasikan zat organis dalam air yang
terhitung secara teoretis. Jumlah oksigen tersebut dihitung bila komposisi zat
organis terlarut telah diketahui dan dianggap semua C, H, dan N habis
teroksidasi menjadi CO2, H2O, dan NO3-.
d. Minyak dan Lemak
Universitas Indonesia
67
Lemak dan minyak merupakan senyawa organik yang tidak dapat terlarut ke
dalam air. Namun, jenis lipid ini dapat terlarut dalam pelarut organik non-
polar seperti dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya. Adanya lemak dan minyak dalam badan air dapat
menyebabkan peningkatan turbiditas air sehingga mengurangi ketersediaan
cahaya yang sangat diperlukan organisme fotosintetik di dalam air.
Disamping itu, molekul lemak dan minyak berukuran besar akan mengendap
di dasar perairan sehingga dapat mengganggu aktivitas serta merusak
kehidupan bentos dan daerah pemijahan ikan (spawning ground) dan
meningkatkan BOD.
Universitas Indonesia
68
Gambar 18. Tabel Kualitas Efluen dan Efficiency IPAL Kota Tegal
Sumber: analisis penulis, 2016
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
Universitas Indonesia
72
rata-rata yang masuk menuju bak ekualisasi dan pada saat influent kurang
dari debit aliran rata-rata, aliran limbah selanjutnya di pompa menuju fasilitas
unit pengolahan. Untuk penyusunan bak secara seri dapat menstabilisasi
konsentrasi BOD5 mencapai 10-20% dari BOD5 yang masuk ke dalam bak.
Pada unit pengolahan yang telah ada, bak ekualisasi digunakan untuk
meningkatkan removal efficiency dari padatan terlarut hingga 23-47%. Hal
lain seperti peningkatan kinerja unit pengolahan biologis juga diperoleh dari
penerapan bak ekualisasi ini.
Universitas Indonesia
73
Universitas Indonesia
74
Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter selanjutnya akan
keluar melalui pipa underdrain yang terdapat di dasar bak dan keluar melalui
saluran efluen. Underdrain adalah suatu sistem yang sangat penting yang ada
di bangunan Trickling Filter untuk menampung effluent dari air yang telah
diolah dan sirkulasi udara juga dapat melalui sistem underdrain tersebut. Dari
saluran efluen, air limbah kemudian dialirkan ke bak pengendapan akhir dan
air limpasan dari bak pengendapan akhir adalan merupakan air olahan.
Lumpur yang mengendap di dalam bak pengendapan selanjutnya
disirkulasikan ke inlet bak pengendapan awal.
5.4.2 Desinfeksi
Desinfeksi adalah memusnahkan mikro-organisme yang dapat
menimbulkan penyakit. Desinfeksi merupakan benteng manusia terhadap
paparan mikro-organisme pathogen penyebab penyakit, termasuk
didalamnya virus, bakteri dan protozoa parasit (Biton, 1994). Desinfeksi
adalah proses penghilangan sebagian besar mikroorganisme patogen (tidak
termasuk bakteri spora) pada benda mati. Bahan kimia yang digunakan untuk
proses desinfeksi disebut dengan desinfektan. Desinfeksi dilakukan untuk
mencegah waterborne disease. Jenis desinfektan yang digunakan pada unit
pengolahan ini adalah khlor aktif.
Proses desinfeksi untuk air terdapat dua cara, yaitu secara fisika dan
secara kimiawi. Desinfeksi secara fisika seperti pemanasan atau radiasi
dilakukan pada air, namun setelah dilakukan desinfeksi air dapat
terkontaminasi kembali oleh tempat penyimpanan air atau pipa penyalur air.
Sedangkan desinfeksi secara kimiawi menggunakan bahan kimia seperti
klorin dan iodine. Bahan kimia yang tertinggal (residual) berperan penting
dalam menghambat pertumbuhan dan efek terkontaminasinya kembali oleh
mikroorganisme. Oleh karena itu, desinfektan untuk proses desinfeksi air
minum pada umumnya menggunakan klorin, yang merupakan desinfektan
paling efektif ketika keadaan air tidak keruh dan pH air dibawah 8, proses ini
disebut klorinisasi.
Universitas Indonesia
75
Pembubuhan klorin pada unit pengolahan air dilakukan dua kali, yaitu
pada saat air memasuki bak flokulasi dan pada saat reservoir terakhir sebelum
akan pendistribusian air. Pembubuhan klorin pada saat sebelum masuk ke
dalam bak flokulasi biasa disebut dengan pre klroinasi. Pre klorinasi
dilakukan dengan tujuan agar bau, rasa, warna yang terdapat dalam air
berkurang, karena klorin dapat mengoksidasi sumber dari penyebabnya.
Sedangkan pembubuhan yang dilakukan pada saat sebelum pendistribusian
dinamakan dengan post klorinasi, yang bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme yang akan terdapat pada air pada saat pendistribusian atau
penyimpanan.
Gas klorin dan air akan bereaksi membentuk HOCl dan asam klorida
(HCl). Kemudian, HOCl bereaksi menjadi ion hypochlorite (OCl-) dan ion
hydrogen (H+). Berikut adalah persamaan reaksi yang terjadi:
Cl2 + H2O ↔ HOCl + HCl
HOCl ↔ OCl- + H+
Reaksi kimia yang terjadi adalah reaksi bolak-balik, reaksi ini akan
terjadi jika beberapa hal terpenuhi:
Kadar HOCl dominan pada saat pH 3,5-5,5
Kadar HOCl dan OCl- bervariasi ketika pH 5,5-9,5
Jika pH diatas 8, OCl- berjumlah lebih banyak
HOCl dan OCl- yang berada dalam air yang sangat reaktif dengan
berbagai macam bakteri. HOCl dapat mengoksidasi, hidrolisis dan deaminasi
(pembentukan kloramin). Reaksi yang terbentuk ketika pembentukan
kloramin:
Universitas Indonesia
76
Ketika pH > 7,5 maka jumlah monokloramin merupakan yang paling besar
(dominan).
Sesuai penurunan pH dari 7,5 maka jumlah dikloramin berubah menjadi
dominan.
Peningkatan dosis rasio klorin dengan nitrogen sesuai dengan peningkatan
nirogen triklorida, tetapi hanya ketika pH < 7,4.
Namun jika kloramin yang telah tebentuk bereaksi dengan senyawa
organik alami seperti humat dan asam fulvat akan membentuk senyawa
organik terhalogenasi yang tidak diinginkan seperti trihalometan (THMs),
asam haloacetic (Haas), Chlorophenol, Chloral Hydrate, dan haloacetonitriles
(Hans) yang bersifat karsinogenik. Sedangkan kloramin merupakan
Combined Chlorine Residual yaitu desinfektan yang lebih stabil
dibandingkan dengan klorin, karena sifatnya yang tidak mudah menguap.
Selain Combined Chlorine Residual desinfektan yang terbentuk dari
penambahan klorin adalah Free Chlorine Residual. Keberadaan Free Chlorine
Residual penting karena, sifat pembunuh patogen yang dimiliki lebih kuat,
namun Free Chlorine Residual memiliki sifat yang tidak stabil atau mudah
menguap sehingga tidak bertahan lama. Yang termasuk Free Chlorine
Residual adalah HOCl dan OCl- yang tidak bergabung dengan nitrogen. Free
Chlorine Residual memiliki fungsi untuk mengurangi kontaminasi air dari
mikroorganisme patogen pada saat penyimpanan dan distribusi. Free
Chlorine Residual memiliki nilai batas aman sebesar 0,2 mg/l, sehingga setiap
air yang didistribusi minimal harus memiliki 0,2 mg/l Free Chlorine Residual
agar dapat membunuh mikroorganisme patogen.
Universitas Indonesia
77
Universitas Indonesia
78
Universitas Indonesia
79
pressing pada unit ini bergantung pada ketebalan & konsenterasi lumpur,
resistensi dan koefisien penekanan.
Universitas Indonesia
80
Dihitung pula debit maksimum dan minimum air limbah kota Tegal setiap 5 tahun
sekali untuk keperluan perhitungan unit pengolahan. Berikut perhitungan debit
maksimum dan minimum
Qmax = Qavg × peak factor (pada tahun tersebut)
Q min = Qmin × 30%* *asumsi
Universitas Indonesia
81
Tabel 27. Debit Rata-rata, Maksimum dan Minimum Air Limbah Kota Tegal
Tahun Qavg (l/s) Qmax (l/s) Qmin (l/s)
2019 92 268 27
Unit-unit operasi dan proses yang didesain utnuk IPAL kota Tegal didesain sesuai
dengan karakteristik influen serta kualitas efluen yang ingin dicapai. Pada tiap unit
ditentukan efisiensi removal parameter air limbah tertentu sehingga dicapai efluen yang
memenuhi baku mutu efluen air limbah dan baku mutu badan air penerima (streams).
Target kualitas efluen beserta removal efficiency IPAL kota Tegal tertera pada bab 5
sebelumnya.
Bar Screens
6.2.1 Pemilihan bar screens
Bar screens yang dipilih untuk IPAL Kota Tegal adalah jenis coarse screens (bar racks)
yang digunakan untuk menghilangkan padatan besar dan sampah (pembalut, tisu, plastik
dll) yang ikut terbawa dalam aliran air limbah. Padatan dan sampah ini harus dihilangkan
agar tidak merusak pompa, valve, pipa dan perlengkapan lainnya akibat penyumbatan.
Dalam pembersihannya, digunakan cara mekanik (mechanically clean) jenis chain-
driven screen untuk mempermudah pengoperasian dan pemeliharaan serta mengurangi
jumlah pekerja.
Universitas Indonesia
82
Universitas Indonesia
83
Tabel 29. Tipikal Desain untuk Bar Racks manual dan mekanik
Cleaning method
Parameter Unit
Manual Mekanik
Ukuran bar
Lebar mm 5-15 5-15
Kedalaman mm 25-38 25-38
Jarak antara bars mm 25-50 15-75
Sudut terhadap 0
30-45 0-30
vertikal
Approach velocity
Maksimum m/s 0,3-0,6 0,6-1,0
Minimum m/s 0,3-0,5
Headloss yang
mm 150 150-600
diizinkan
Sumber: Wastewater Engineering Treatment and Reuse (Metcalf & Eddy, 2003)
Kriteria desain dari buku “Unit Operations and Processes in Environmental Engineering”
(Reynolds, 1996 )
Bukaan bar
Manual : 25 – 50 mm
Mekanik : 12 – 38 mm
Sudut bar
Manual : 300 – 750 terhadap horizontal (tipikal 300 – 450)
Mekanik : 450 – 900 terhadap horizontal (tipikal 600)
Pada saluran sebelum screens manual maupun mekanik, saluran harus lurus dengan
panjang setidaknya 0,6 m di depan screens untuk memberikan aliran yang seragam
pada screens dan kecepatan setidaknya 0,46 m/s untuk mencegah pengendapan grit.
Kecepatan melewati bar : ≤ 0,62 m/s pada debit desain, ≤ 0,91 m/s pada debit
maksimum
Jumlah screens : minimal 2 buah
Universitas Indonesia
84
Approach velocity (kecepatan sebelum screen) pada Qmax = 0,7 m/s. Sesuai kriteria
desain approach velocity maksimum: 0,6-1,0 m/s (Metcalf & Eddy, 2003)
Kemiringan saluran = 0,0001 m/m
Lebar saluran (W) = 1,4 m
Jumlah screen = 2. Sesuai kriteria desain jumlah screen minimum: 2 buah
(Reynolds, 1996)
Freeboard = 0,6 m
Koefisien kekasaran manning (n) = 0,0012 (untuk beton halus)
Lebar bar = 5 mm. Sesuai kriteria desain lebar bar mekanik: 5-15 mm
(Metcalf & Eddy, 2003)
Spasi bar = 20 mm. Sesuai kriteria desain spasi bar mekanik: 5-75 mm
(Metcalf & Eddy, 2003)
Sudut dari vertikal = 300. Sesuai kriteria desain sudut terhadap vertikal: 0-300
(Metcalf & Eddy, 2003)
Luas maksimum blockage = 50%
Sesuai kriteria desain approach velocity screen mekanik: 0,6-1,0 m/s (Metcalf &
Eddy, 2003)
Luas saluran sebenarnya
𝑸 𝟎, 𝟓𝟒
𝑨= = = 𝟎, 𝟕𝟔 𝒎𝟐
𝑽 𝟎, 𝟕𝟎𝟔
Kedalaman air/ ketinggian saluran sebenarnya
𝑨 𝟎, 𝟕𝟔
𝑫= = = 𝟎, 𝟓𝟒 𝒎
𝑾 𝟏, 𝟒
Universitas Indonesia
85
Dimensi saluran
Lebar (W) = 1,4 m
Tinggi (D) = 0,54 + 0,6 = 1,14 m
Panjang saluran sebelum screen ditentukan sepanjang 1,2 m dan dilengkapi dengan
stop gate sebelum screen
Panjang saluran setelah screen ditentukan sepanjang 2 m dan dilengkapi dengan stop
gate setelah screen
b. Desain coarse screen
Jumlah bar dan spasi
𝒘𝒊𝒅𝒕𝒉 𝒐𝒇 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒏𝒆𝒍−𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒑𝒂𝒄𝒊𝒏𝒈 𝟏𝟒𝟎𝟎−𝟐𝟎
𝑵𝒃𝒂𝒓𝒔 = = = 𝟓𝟔 𝒃𝒂𝒓
𝒃𝒂𝒓 𝒘𝒊𝒅𝒕𝒉+𝒃𝒂𝒓 𝒔𝒑𝒂𝒄𝒆 𝟓+𝟐𝟎
Universitas Indonesia
86
Selain itu disediakan stop gate pada tiap saluran coarse screen pada bagian depan dan
belakang coarse screen sehingga disaat salah 1 unit perlu dilakukan pembersihan atau
pemeliharaan, stop gate saluran yang ingin dibersihkan akan ditutup dan aliran akan
mengalir pada saluran lainnya.
Universitas Indonesia
87
Universitas Indonesia
88
𝟎, 𝟓𝟒 𝒎𝟑 /𝒔 𝒎𝟑 𝒎𝟑 𝒎𝟑 𝒎𝟑
𝑸= = 𝟎, 𝟏𝟖 = 𝟏𝟎, 𝟖 = 𝟔𝟒𝟖 = 𝟏𝟓. 𝟓𝟓𝟐
𝟑 𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕 𝒋𝒂𝒎 𝒉𝒂𝒓𝒊
Diameter pipa pada tiap pompa
Kecepatan aliran dalam pipa disamakan dengan kecepatan aliran setelah melewati
bar screem yaitu sebesar 0,875 m/s.
Debit (Q) = kecepatan (V) × luas (A)
0,18 m3/s = 0,875 m/s × ¼(πd2)
Diameter (d) = 0,5 m
Diameter pipa riser
Pipa riser adalah pipa yang mengumpulkan air limbah dari semua pipa pompa yang
ada, dalam hal ini terdapat 4 pipa pompa yang tersambung dengan pipa riser. Dari ke
4 pipa pompa tersebut, dimana salah 1 pompa adalah cadangan, tersalurkan debit
maksimum air limbah. Oleh karena itu dalam menghitung diameter pipa riser
digunakan debit maksimum dan kecepatan yang sama dengan pipa pompa.
Debit (Q) = kecepatan (V) × luas (A)
0,54 m3/s = 0,875 m/s × ¼(πd2)
Diameter (d) = 0,88 m ~ 0,9 m
Universitas Indonesia
89
Universitas Indonesia
90
Flow Meter
6.4.1 Pemilihan flow meter
Flow meter yang dipilih untuk IPAL kota Tegal adalah jenis parshall flume.
6.4.2 Algoritma perhitungan
Menentukan dimensi parshall flume dari
tabel
Universitas Indonesia
91
Universitas Indonesia
92
Berdasarkan grafik di atas dapat ditentukan nilai n sebesar 1.57 dan C sebesar 2, maka
𝟏 𝟏
𝑸 𝒏 𝟎. 𝟓𝟑𝟗 𝟏.𝟓𝟓
𝑯𝒂 = ( ) = ( ) = 𝟎. 𝟒𝟑 𝒎
𝟐 𝟐
6.4.5 Pentahapan Parshall Flume
Parshall flume yang didesain sebanyak 1 unit untuk periode pelayan selama 30 tahun
dimana unit ini didesain untuk menangani debit maksimum pada akhir tahun pelayanan
(2049).
Grit Chamber
6.5.1 Pemilihan grit chamber
Debit yang digunakan adalah kapasitas unit untuk headworks dimana didapat dari debit
peak hour 140 L/s.
Universitas Indonesia
93
Menghitung headloss
a. Perhitungan Dimensi
Hitung volume dari aerated grit chamber menggunakan debit kapasitas unit dimana
didapat dari debit peak hour dan waktu detensi yang telah ditentukan
𝒎𝟑
∀ = 𝟎, 𝟏𝟒 𝒙 𝟑𝟎𝟎 𝒔 = 𝟒𝟐 𝒎𝟑
𝒔
Hitung panjang dari aerated grit chamber
Universitas Indonesia
94
∀
L = (𝑫 𝒙 𝑾)
𝟒𝟐
L = (𝟐 𝒙 𝟐.𝟓) = 𝟖, 𝟒 𝒎 (Sesuai kriteria desain L 7,5 m-27,5 m)
Cek rasio
W:D = 2,5: 2= 1,25 : 1
L:W = 8,4 : 2,5 = 3,36 : 1
(Sesuai kriteria desain W:D = 1:1 – 5:1, L: W = 2,5:1 – 5:1)
Sehingga, lebar = 2,5 m, panjang =8,4 m, dan tinggi = 2 m dengan freeboard = 0,5 m
dan tinggi total = 2 m + 0,5 m = 2,5 m
Hitungan kecepatan aliran
𝟏
(𝑺)(𝑨𝒇 𝒐𝒕𝒂𝒍 ) 𝟐
Vb = [ (𝑲)(𝑳)(𝒅𝒃) ]
𝟏
(𝟏,𝟑𝟓)(𝟎,𝟎𝟎𝟓 ) 𝟐
Vb = [(𝟎,𝟕)(𝟖,𝟒)(𝟎,𝟔𝟓)]
𝒎
Vb = 0,042 𝒔
(Sesuai kriteria desain kecepatan aliran memenuhi kriteria: 0,03 – 0,45 m/s)
Tentukan volume dari grit
Kuantitas pasir (grit load) yang digunakan diasumsikan yang paling besar, agar grit
chamber dapat mengatasi kuantitas pasir maksimum = 0.2 m3/1000 m3
𝒎𝟑 𝒎𝟑 𝒎𝟑
𝑽𝒈𝒓𝒊𝒕 (𝒘𝒐𝒓𝒔𝒕 𝒄𝒂𝒔𝒆) = 𝑸𝒎𝒂𝒙 𝒙 𝟎, 𝟐 𝒎𝟑 = 𝟏𝟐𝟎𝟗𝟔 𝒙 𝟎, 𝟐 𝒎𝟑
𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒅𝒂𝒚 𝟏𝟎𝟎𝟎
= 𝟐𝟒𝟏𝟗, 𝟐 𝒎𝟑
Tentukan kedalaman dari grit yang dapat ditahan saluran selama 1 hari. Asumsi lebar
saluran = 1 m
𝑽𝒈𝒓𝒊𝒕 𝒘𝒐𝒓𝒔𝒕 𝒄𝒂𝒔𝒆 𝟐𝟒𝟏𝟗, 𝟐 𝒎𝟑
𝑯𝒈𝒓𝒊𝒕 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒏𝒆𝒍 = =
𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒃𝒂𝒇𝒇𝒍𝒆 𝒅𝒊𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒙 𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝟏 𝒎 𝒙 𝟖, 𝟒 𝒎
= 𝟐𝟖𝟖 𝒎
Cek apakah memenuhi debit minimum
𝑸𝒑𝒆𝒂𝒌𝒉𝒐𝒖𝒓 𝟐𝟔𝟖
Qmin 2019 = = = 𝟏𝟑𝟒 𝑳/𝒔 = 0.134 m3/s
𝟒 𝟐
(Sesuai kriteria desain waktu detensi Grit Chamber memenuhi kriteria < 10 menit)
Waktu detensi maksimum untuk Grit chamber adalah 10 menit.
Universitas Indonesia
95
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝟒𝟐 𝒎𝟑
Td = = 𝒎𝟑
= 𝟑𝟏𝟑, 𝟒𝟑 𝒔 = 𝟓, 𝟐𝟐 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
𝑸𝒎𝒏 𝟎.𝟏𝟑𝟒
𝒔
(Sesuai kriteria desain waktu detensi Grit Chamber memenuhi kriteria < 10 menit)
Universitas Indonesia
96
d. Struktur influen
Menentukan pengaturan struktur influen
Untuk struktur influen akan disediakan channel submerged influen dengan lebar m
yang digunakan untuk mengalihkan aliran ke grit chamber. Channel pada grit
chamber akan mempunyai dua mulut sebesar 1 × 1 m yang akan mengeluarkan aliran
dekat dengan diffuser. Pada struktur influen ini juga akan disediakan satu baffle yang
berguna untuk mengalihkan aliran secara transversal mengikuti pola sirkulasi
sehingga grit pada air limbah dapat mengendap dengan baik. Akan disediakan juga
pintu air pada struktur influen untuk memberhentikan kerja untuk satu chamber
apabila tidak perlu digunakan, dan untuk pemeliharaan grit chamber sendiri.
Perhitungan head loss melalui struktur influen
Head loss melalui struktur influent akan dihitung dengan menerapkan persamaan
energi. Berikut merupakan persamaan yang akan digunakan
𝒗𝟐 𝒗𝟐𝟏
∆𝒁 = 𝟐𝒈𝟐 − + 𝒉𝑳
𝟐𝒈
dimana :
v1 = kecepatan rata-rata yang memasuki influent channel
v2 = kecepatan rata-rata yang memasuki grit chamber
Z1 – Z2 = ΔZ, perbedaan elevasi free water surface di dalam channel dan
chamber
hL = headloss di channel dan submerged orifice
Umumnya, v1 dan v2 kecil dan faktor (v22/2g)-(v12/2g) akan diabaikan. Berikut ini
merupakan perhitungan kecepatan pada satu chamber yang bekerja untuk aliran disain
peak atau debit maksimum pada tahun akhir perencanaan yaitu tahun 2035:
𝟎,𝟓𝟑𝟗 𝒎𝟑 ⁄𝒔
𝒗𝟏 = 𝟏 𝒎 (𝒍𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒏𝒆𝒍 ×𝟏,𝟗 𝒎 (𝒂𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒅𝒊 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒏𝒆𝒍)
𝒗𝟐
𝟎, 𝟔𝟖 𝒎𝟑 ⁄𝒔
=
𝟑, 𝟖 𝒎 (𝒍𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒄𝒉𝒂𝒎𝒃𝒆𝒓 × 𝟏, 𝟕 𝒎 (𝒂𝒔𝒖𝒎𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒅𝒊 𝒄𝒉𝒂𝒎𝒃𝒆𝒓)
= 𝟎, 𝟐𝟐𝟎 𝒎/𝒔
𝒎 𝟐 𝒎 𝟐
𝒗𝟐𝟐 𝒗𝟐𝟏 (𝟎, 𝟐𝟐𝟎 𝒔 ) (𝟎, 𝟐𝟖𝟒 𝒔 )
− = – = −𝟎, 𝟎𝟎𝟑𝟐𝟔𝟐 𝒎
𝟐𝒈 𝟐𝒈 𝟐 × 𝟗. 𝟖𝟏 𝒎⁄𝒔𝟐 𝟐 × 𝟗. 𝟖𝟏 𝒎⁄𝒔𝟐
Universitas Indonesia
97
Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukan head loss di channel influent dan
perbedaan velocity head potongan melintang (1) dan (2) kecil, hasil 𝒉𝑳 mendekati
sama dengan piezometric difference across port influent, oleh karena itu dari
persamaan dibawah ini, 𝒉𝑳 menggantikan ∆𝒁 dalam persamaan :
Q = 𝑪𝒅 𝑨 √𝟐𝒈𝒉𝑳
dimana :
A = luas orifice, 𝒎𝟐
𝑪𝒅 = koeffisien discharge = 0.61 untuk square-edged entrance
Pada aliran disain peak 0,7𝒎𝟑 ⁄𝒔 , jika satu chamber yang bekerja,
𝟐
𝟎,𝟓𝟑𝟗 𝒎𝟑 ⁄𝒔
∆𝒁 = [ 𝟐
] = 𝟎, 𝟏𝟗𝟗 𝒎
𝟎.𝟔𝟏 ×𝟏 𝒎 × 𝟏 𝒎 × √𝟐 ×𝟗.𝟖𝟏 𝒎⁄𝒔
e. Struktur Effluent
Menentukan pengaturan struktur effluent
Struktur effluent terdiri dari rectangular weir, effluent trough, effluent box, dan outlet
pipe. Panjang dari effluent weir 1,5 m, dan panjang effluent trough 1,5 m × lebar 1
m. Ukuran untuk effluent box umum untuk chamber dan 1,3 m × 1 m. Pintu yang
dapat dipindahkan akan diberikan pada effluent box yang berguna untuk mengalirkan
effluent trough pada saat satu chamber tidak bekerja.
Perhitungan head over effluent weir pada aliran disain rata-rata ketika chamber
bekerja.
Head over rectangular weir dihitung dari persamaan weir :
Universitas Indonesia
98
𝟐
Q = × 𝑪𝒅 𝑳′ √𝟐𝒈𝑯𝟑
𝟑
dimana :
Q = flow over weir, 𝒎𝟑 ⁄𝒔
H = head over weir, m
C = koeffisien discharge, asumsi C = 0.624
𝑳′ = L – 0.2 H
L = panjang weir = 1,5 m
Pada aliran disain peak ketika semua chamber bekerja, Q = 0,240 𝒎𝟑 ⁄𝒔 dan H
dihitung dengan trial and error
Asumsi : 𝑳′ = 1,46 m
𝟐⁄𝟑
𝟎, 𝟏𝟒𝟎 𝒎𝟑 ⁄𝒔 × 𝟑⁄𝟐
𝑯=[ ] = 𝟎, 𝟎𝟓𝟐 𝒎
𝟎. 𝟔𝟐𝟒 × 𝟏, 𝟒𝟔 𝒎 × √𝟐 × 𝟗. 𝟖𝟏 𝒎⁄𝒔𝟐
𝑳′ = 𝟏, 𝟓 𝒎 – ( 𝟎. 𝟐 × 𝟎, 𝟎𝟓𝟐 𝒎) = 𝟏, 𝟒𝟖𝟗𝟔 𝒎
Dimana
y1 = kedalaman air pada upstream end , m
y2 = kedalaman air di trough pada jarak L dari upstream end , m
Universitas Indonesia
99
Asumsi kedalaman air di effluent box pada exit point (center effluent pipe) adalah 1
m; maka, kedalaman air di trough pada effluent box 𝒚𝟐 akan sama juga yaitu 1 m .
𝟐 × (𝟎,𝟔𝟐𝟒∙𝒎 ×𝟏,𝟓 𝒎 × 𝟏 )𝟐
𝒚𝟏 = √(𝟏 𝒎)𝟐 + = 𝟏, 𝟎𝟗 𝒎
𝟗.𝟖𝟏 𝒎⁄𝒔𝟐 × (𝟏 𝒎)𝟐 ×𝟏 𝒎
Dimana
𝒉𝑳 = head loss dalam kaitan dengan baffle
𝒗𝟐 = komponen horizontal kecepatan di chamber melalui area unobstructed
𝑨𝒃 = proyeksi vertical luas baffle
A = luas cross-sectional chamber
𝑪𝑫 = koeffisien drag. Nilai 𝑪𝑫 𝑫 untuk flat plates mendekati 𝟏. 𝟗𝟏𝟔
Jika influent baffles menempati 50% luas cross-sectional chamber, 𝒉𝑳 pada aliran
disain peak dihitung sebagai berikut :
𝑸
Kecepatan melalui chamber = 𝒍𝒖𝒂𝒔
𝟎,𝟓𝟑𝟗 𝒎𝟑 ⁄𝒔 𝒎
= (𝟐,𝟓 𝒎 𝒍𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒄𝒉𝒂𝒎𝒃𝒆𝒓)(𝟐,𝟑𝟏 𝒎 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓)
= 𝟎, 𝟎𝟗𝟑 𝒔
q = 0.539𝒎𝟑 ⁄𝒔
Dikarenakan nilai head loss yang didapatkan cukup kecil, maka nilai ini dapat
diabaikan. Dengan perhitungan yang sama, heat loss akibat effluent baffle juga dapat
Universitas Indonesia
100
dihitung. Sehingga nilai yang didapat dari head loss tersebut juga akan kecil dan
diabaikan.
f. Ruang pasir
Ruang Pasir perlu diperhitungkan karena ruang pasir ini berfungsi untuk menangkap
partikel pasir atau grit yang terkandung pada air limbah dan akan mengendap pada unit
Grit Chamber. Berikut merupakan perhitungan dari ruang pasir:
Menentukan tipikal jumlah grit yang disisihkan (m3/106 m3)
Asumsi jumlah grit yang disisihkan berdasarkan range 5-200 m3/106m3 = 30
m3/106m3
Menghitung volume pasir per hari (Vsand m3/hari)
𝒎𝟑 𝟑
𝑽𝒔𝒂𝒏𝒅 = 𝑸𝒅𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏 𝒙 𝒕𝒊𝒑𝒊𝒌𝒂𝒍 𝒈𝒓𝒊𝒕 𝒙 𝟖𝟔𝟒𝟎𝟎 𝒙 𝟔 𝒎
𝟏𝟎
= 𝟎, 𝟏𝟒 𝒎𝟑 /𝒔 𝒙 𝟑𝟎 𝒙 𝟖𝟔𝟒𝟎𝟎 𝒙 𝒎𝟑 /𝟏𝟎𝟔 𝒎𝟑 = 𝟎, 𝟑𝟔𝟑𝟔𝒎𝟑 /𝒉𝒂𝒓𝒊
Menghitung volume pasir setiap pengurasan (Vd m3)
Asumsi waktu pengurasan lumpur = 5 hari
𝑽𝒅 = 𝒅 𝒙 𝑽𝒔𝒂𝒏𝒅 = 𝟓 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒙 𝟎, 𝟑𝟔𝟑 𝒎𝟑 /𝒉𝒂𝒓𝒊 = 𝟏, 𝟖𝟏𝟒𝟒 𝒎𝟑
Menghitung kedalaman ruang pasir (Hpasir m), dengan asumsi bentuk ruang pasir
adalah prisma segitiga :
𝑽𝒅 𝟏, 𝟖𝟏𝟒𝟒 𝒎𝟑
𝑯𝒑𝒂𝒔𝒊𝒓 = = = 𝟎, 𝟎𝟖𝟒 𝒎
𝑨 𝟐𝟏, 𝟔 𝒎𝟐
Menghitung slope ruang pasir (S)
𝑯𝒑𝒂𝒔𝒊𝒓 𝟎, 𝟎𝟖𝟒 𝒎
𝑺 = = = 𝟎, 𝟎𝟎𝟗𝟕𝟐 𝒎/𝒎
𝑷 𝟖, 𝟔𝟒 𝒎
Berikut merupakan hasil perhitungan perencanaan desain ruang pasir:
Universitas Indonesia
101
Nitrogen
mg/L 15 15 - Tetap
organik
Fosfat mg/L 3 3 - Tetap
Minyak dan
mg/L 45 45 - Tetap
Lemak
Bak Ekualisasi
6.6.1 Pemilihan Bak Ekualisasi
Bak ekualisasi terletak setelah grit chamber dengan menggunakan debit maksimum pada
tahun 2049, yaitu 539 L/s.
Universitas Indonesia
102
Waktu (jam) Debit Rata-Rata (m3/s) Volume (m3) Volume Kumulatif (m3)
1 0.06 216 216
2 0.06 216 432
3 0.07 252 684
4 0.17 612 1296
5 0.35 1260 2556
6 0.4 1440 3996
7 0.4 1440 5436
8 0.25 900 6336
9 0.19 684 7020
10 0.2 720 7740
11 0.16 576 8316
12 0.19 684 9000
Universitas Indonesia
103
Universitas Indonesia
104
Berikut merupakan grafik dari timbulan air limbah kota Tegal setiap jam:
a. Bak ekualisasi
Volume bak ekualisasi
𝑽 = 𝟐𝟑𝟎𝟎 𝒎𝟑 (𝒔𝒊𝒎𝒑𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒈𝒓𝒂𝒇𝒊𝒌)
𝑿𝟏 − 𝑿𝟐 = 𝟔𝟓𝟎𝟎 − 𝟒𝟐𝟎𝟎 = 𝟐𝟑𝟎𝟎 𝒎𝟑
Volume tiap unit reservoir
𝟐𝟑𝟎𝟎 𝒎𝟑
𝑽= = 𝟐𝟑𝟎𝟎 𝒎𝟑
𝟏
Luas permukaan bak
𝑽 𝟐𝟑𝟎𝟎 𝒎𝟑
𝑳= = = 𝟑𝟖𝟑, 𝟑𝟑 𝒎𝟐
𝑯 𝟔𝒎
P = 2L
𝟐𝑳𝟐 = 𝟑𝟖𝟑, 𝟑𝟑𝟑 𝒎2
𝑳 = 𝟏𝟑, 𝟖𝟒 𝒎
𝑷 = 𝟐𝑳 = 𝟐𝟕, 𝟔𝟗 𝒎
Waktu detensi
𝑽 𝟏𝟑, 𝟖𝟒 𝒎 𝒙 𝟐𝟕, 𝟔𝟗 𝒎 𝒙 𝟔 𝒎
𝑻𝒅 = = = 𝟑, 𝟎𝟒 𝒋𝒂𝒎
𝑸 𝟕𝟓𝟔 𝒎𝟑 /𝒋𝒂𝒎
Universitas Indonesia
105
Nitrogen
mg/L 15 15 - Tetap
organik
Fosfat mg/L 3 3 - Tetap
Universitas Indonesia
106
Minyak dan
mg/L 45 45 - Tetap
Lemak
Sedimentasi Primer
6.7.1 Pemilihan unit sedimentasi
Unit sedimentasi primer yang dipilih adalah bak sedimentasi berbentuk lingkaran. Jenis
influen yang dipilih adalah jenis center feed.
Universitas Indonesia
107
Diameter 3 – 60 12 – 45
Bottom slope (mm/m) 60 – 160 80
Sludge scrapper speed (r/min) 0.02 – 0.05 0.03
Sumber : Wastewater Engineering Treatment and Reuse (Metcalf & Eddy, 2003)
a. Dimensi bak
Volume bak
𝑽 = 𝑸 × 𝒕𝒅
𝑽 = 𝟕𝟓𝟔 𝒎𝟑 ⁄𝒋𝒂𝒎 × 𝟐 𝒋𝒂𝒎 = 𝟏𝟓𝟏𝟐 𝒎𝟑
Diameter bak
Asumsikan:
Kedalaman bak sebesar 4 m dengan freeboard sebesar 0,5 m.
𝟏
𝑽=𝑨×𝑯= 𝝅𝑫𝟐 × 𝑯
𝟒
𝟒𝑽
𝑫= √
𝑯𝝅
𝟒 × 𝟑𝟔𝟎 𝒎𝟑
𝑫= √ = 𝟐𝟏, 𝟗𝟒 𝒎 ≈ 𝟐𝟐 𝒎
𝟒 𝒎 × 𝟑, 𝟏𝟒
Universitas Indonesia
108
𝑲𝒆𝒍𝒊𝒍𝒊𝒏𝒈 𝑩𝒂𝒌 = 𝟑, 𝟏𝟒 × 𝟐𝟐 = 𝟔𝟗 𝒎𝟐
b. Struktur influen
Asumsikan:
Kecepatan dalam pipa sebesar 0,3 m/s.
Q
A=
v
1 2 Q
πD =
4 v
4Q
D=√
vπ
4 × 0,21 m3 /s
D=√ = 0,94m ≈ 1 m
0,3 m⁄s × 3,14
c. Feedwell
Diameter feedwell
Asumsikan:
Diameter feedwell sebesar 10% dari diameter bak.
𝑫𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍 = 𝟏𝟓% × 𝑫
𝑫𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍 = 𝟏𝟓% × 𝟐𝟐 𝒎 = 𝟑, 𝟑 𝒎
Volume feedwell
Asumsikan:
Waktu detensi dalam feedwell sebesar 60 detik.
𝑽𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍 = 𝑸 × 𝒕𝒅𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍
𝑽𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍 = 𝟎, 𝟐𝟏 𝒎𝟑 ⁄𝒔 × 𝟔𝟎 𝒔 = 𝟏𝟐, 𝟔 𝒎𝟑
Kedalaman feedwell
𝑽𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍
𝑯𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍 =
𝟏 𝟐
𝟒 𝝅𝑫𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍
𝟏𝟐, 𝟔 𝒎𝟑
𝑯𝑭𝒆𝒆𝒅𝒘𝒆𝒍𝒍 = = 𝟏, 𝟒𝟕 𝒎
𝟏 𝟐
𝟒 × 𝟑, 𝟏𝟒 × (𝟑, 𝟑 𝒎)
Universitas Indonesia
109
d. Struktur effluen
Panjang weir
𝑸
𝑳𝑾𝒆𝒊𝒓 =
𝑾𝒆𝒊𝒓 𝒍𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈
𝟏𝟖𝟏𝟒𝟒 𝒎𝟑 /𝒉𝒂𝒓𝒊
𝑳𝑾𝑒𝒊𝒓 = = 𝟕𝟐, 𝟔 𝒎
𝟐𝟓𝟎 𝒎𝟑 ⁄𝒎𝟐 − 𝒉𝒂𝒓𝒊
Jumlah weir
Asumsikan:
Lebar weir sebesar 0,15 m.
Jarak antar weir sebesar 0,05 m
𝟕𝟐, 𝟔 𝒎
𝒏𝑾𝒆𝒊𝒓 = = 𝟑𝟔𝟑 𝒃𝒖𝒂𝒉
(𝟎, 𝟏𝟓 𝒎 + 𝟎, 𝟎𝟓 𝒎)
Debit weir
𝑸
𝑸𝑾𝒆𝒊𝒓 =
𝒏𝑾𝒆𝒊𝒓
𝟎, 𝟐𝟏 𝒎𝟑 /𝒔
𝑸𝑾𝒆𝒊𝒓 = = 𝟓, 𝟖 × 𝟏𝟎−𝟒 𝒎𝟑 /𝒔
𝟑𝟔𝟑
Universitas Indonesia
110
𝟏𝟖𝟗𝟔, 𝟎𝟓 𝒌𝒈/𝒉𝒂𝒓𝒊
𝑉𝑹𝒆𝒎𝒐𝒗𝒆𝒅 = = 𝟔𝟏, 𝟒 𝒎𝟑 ⁄𝒉𝒂𝒓𝒊
𝟑% × 𝟏𝟎𝟑𝟎 𝒌𝒈/𝒎𝟑
f. Ruang lumpur
Asumsikan:
Ruang lumpur berbentuk trapesium dengan lebar sisi atas (a) sebesar 5 m; lebar sisi
bawah (b) sebesar 4,5 m; kedalaman (h) sebesar 3 m.
Lumpur disimpan dalam ruang lumpur selama 1 hari sehingga volume yang
dibutuhkan minimal sebesar 61,4 m3.
𝟏
𝑽𝑺𝒍𝒖𝒅𝒈𝒆 𝒁𝒐𝒏𝒆 = × 𝒉 × (𝒂𝟐 + (𝒂 × 𝒃) + 𝒃𝟐 )
𝟑
𝟏
𝑽𝑺𝒍𝒖𝒅𝒈𝒆 𝒁𝒐𝒏𝒆 = × 𝟑 𝒎 × ((𝟓 𝒎)𝟐 + (𝟓 𝒎 × 𝟒, 𝟓 𝒎) + (𝟒, 𝟓 𝒎)𝟐 ) = 𝟔𝟕, 𝟕𝟓 𝒎𝟑
𝟑
Volume yang diperoleh melebihi volume minimal yang dibutuhkan sehingga dapat
memenuhi volume lumpur yang terendapkan.
h. head loss
Struktur influen
Struktur effluen
Asumsikan:
Weir yang digunakan berbentuk V-notch 90°.
Cd sebesar 0,6
Universitas Indonesia
111
𝟐/𝟓
𝑸 𝒘𝒆𝒊𝒓
𝒉𝒆𝒂𝒅𝒍𝒐𝒔𝒔 = ( ) ≈ 𝟎, 𝟎𝟒 𝒎
𝟖
× 𝑪𝒅 × √𝟐 × 𝒈 × 𝑻𝒂𝒏(𝟒𝟓)
𝟏𝟓
Universitas Indonesia
112
40 –
Ks 80 mg/L BOD5
120
20 - 80 40 mg/L COD
0.3 -
Y 0.5 VSS/BOD5
0.7
0.2 -
0.4 VSS/COD
0.5
Y' 0.62 mgO2/mgBOD
mgO2/mgMLVSS
k'd 0.09
hari
O 4.33 kgO/kgN
θ Mean Cell R 5- 30 20 Hari
Konsentrasi
4.5 %
Padatan
Sumber: Qasim, 1985 dan olahan penulis
Menghitung Q/Qr
Universitas Indonesia
113
= 3.4 m3/hari
3. Perhitungan debit, BOD, dan TSS pada effluen unit sedimentasi primer
Q =4320 m3/hari – 3.4 m3/hari
= 4316.6 m3/hari
BOD5 = ((931.4 kg/hari – 232.8 kg/hari ) / 4316.6 m3/hari) x 1000 g/kg
= 161.8 g/m3
TSS = ((317.5 kg/hari – 158.8 kg/hari ) / 4316.6 m3/hari) x 1000 g/kg
= 36.8 g/m3
4. Perhitungan sisa lumpur dari pengolahan biologis completely mixed activated sludge
Menghitung Y obs untuk menghitung TVSS,
Universitas Indonesia
114
𝒀
Y obs = 𝟏+(𝑲𝒅 𝒙 𝜽)
𝟎.𝟓
= 𝟏+(𝟎.𝟎𝟓 𝒙 𝟐𝟎 𝒉𝒂𝒓𝒊)
= 0,25
Dimana nilai 0.7 didapatkan dari perbandingan antara asumsi MLVSS yaitu 2800 dan
asumsi MLSS yaitu 4000.
TSS di lumpur sisa CMAS = Kenaikan TSS – TSS yang hilang di effluent
= 240.19–(21 g/m3 x (4316.6 - 55.33)m3/hari /
1000g/kg)
= 150.7 kg/hari
BOD pada lumpur aktif = TSS sisa lumpur aktif x 65% x 1,42 x 68%
= 150.7 kg/hari x 0,65 x 1,42 x 0,68
=94.6 kg/hari
Total BOD5 pada CMAS = 94.6 kg/hari + 0.23 kg/hari = 94.83 kg/hari
Universitas Indonesia
115
BOD = BOD5 lumpur primer + Total BOD5 pada sisa lumpur aktif
= 232.8 kg/hari + 94.83 kg/hari
= 327.7 kg/hari
TSS = TSS lumpur primer + TSS sisa lumpur aktif
= 158.8 kg/hari + 150.7 kg/hari
= 309.5 kg/hari
𝒌𝒈 𝒈
𝑻𝑺𝑺 𝒍𝒖𝒎𝒑𝒖𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒕𝒂𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒈
Q = 𝒈 𝒈 𝒎𝒍
𝟎.𝟎𝟔 𝒙 𝟏.𝟎𝟑 𝒙 𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟔 𝟑
𝒈 𝒎𝒍 𝒎
𝒌𝒈
𝟐𝟔𝟑.𝟎𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈/𝒌𝒈
𝒉𝒂𝒓𝒊
= 𝒈 𝒈 𝒎𝒍
𝟎.𝟎𝟔 𝒙 𝟏.𝟎𝟑 𝒙 𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟔 𝟑
𝒈 𝒎𝒍 𝒎
= 4.26 𝑚3/h𝑎𝑟𝑖
𝒌𝒈
𝟑𝟐𝟕. 𝟕
= 𝒉𝒂𝒓𝒊
𝒌𝒈
𝟑𝟎𝟗. 𝟓
𝒉𝒂𝒓𝒊
= 1.06
Universitas Indonesia
116
= 0.995 m3/hari
Universitas Indonesia
117
= 4.89 kg/hari
𝒈
𝑻𝑺𝑺 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒇𝒊𝒍𝒕𝒓𝒂𝒕𝒆 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
𝒌𝒈
Konsentrasi TSS pada filtrate = 𝑫𝒆𝒃𝒊𝒕 𝒇𝒊𝒍𝒕𝒓𝒂𝒕𝒆
𝒌𝒈 𝒈
𝟏𝟕.𝟕𝟔 𝒙 𝟏0𝟎𝟎
𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒈
= 𝒎𝟑
𝟑.𝟐𝟔
𝒉𝒂𝒓𝒊
= 5444.33 g/m3
= 1500 g/m3
Universitas Indonesia
118
Universitas Indonesia
119
Universitas Indonesia
120
= 0,25
Universitas Indonesia
121
𝑲𝒆𝒏𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑴𝑳𝑺𝑺 − [(𝑸−𝑫𝒆𝒃𝒊𝒕 𝒔𝒍𝒖𝒅𝒈𝒆 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑴𝑳𝑺𝑺) 𝒙 𝑻𝑺𝑺 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒆𝒇𝒇𝒍𝒖𝒆𝒏𝒕]
= 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈/𝒌𝒈
𝒎𝟑
𝟐𝟐𝟒.𝟕 𝒌𝒈/𝒉𝒂𝒓𝒊 − [(𝟒𝟑𝟐𝟎 𝒉𝒂𝒓𝒊−𝟑.𝟖𝟕) 𝒙 𝟏𝟔.𝟏𝟖 𝒈/𝒎𝟑]
𝒉𝒂𝒓𝒊
= 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒈/𝒌𝒈
= 154.9 kg/hari
𝟏𝟏𝟐𝟑.𝟔 𝒎𝟑
= 𝒎𝟑 x 24 h/d
𝟒𝟑𝟐𝟎
𝒔
Universitas Indonesia
122
𝒎𝟑
𝑸 (𝑺𝒐−𝑺) 𝟒𝟑𝟐𝟎 (𝟏𝟔𝟏.𝟖–𝟏𝟔.𝟏𝟖)𝒎𝒈/𝑳
𝒉𝒂𝒓𝒊
U= =
𝑽𝑿 𝟏𝟏𝟐𝟑.𝟔 𝒎𝟑 𝒙 𝟒𝟎𝟎𝟎 𝒈/𝒎𝟑
Organic loading = 0.8 kg BOD5 /m3-hari. “rentang 0,8 – 2,0 kg BOD5/ m3-
day”
Universitas Indonesia
123
𝟒 𝒙 𝟎,𝟎𝟓
d = √𝟑,𝟏𝟒 𝒙 𝟎,𝟐𝟓
= 0,5 m
2. Perhitungan Headloss
𝟐
𝑸
∆Z = (𝑪𝒅 𝒙 𝑨 )
√𝟐 𝒙𝒈
𝟎,𝟎𝟓 𝟐
∆Z = (𝟎.𝟔𝟏 𝒙 𝟎,𝟐𝟓 𝒙 𝟎,𝟐𝟓 ) = 0,088 m
√𝟐 𝒙 𝟗.𝟖𝟏
H = 0,03
L = 0.5 m – (0.2 x 0.03) m = 0.49
2. Perhitungan Headloss
𝟐/𝟑
𝑸 𝒙 𝟏,𝟓
H = (𝑪𝒅 𝒙 𝑨 )
√𝟐 𝒙𝒈
H= 0,047 m
Tabel 47. Rangkuman PerhitunganStruktur Influen dan Effluen
Struktur Influen
Q Unit 0.05 m3/s
Kecepatan Aliran Pipa 0.25 m/s
Universitas Indonesia
124
= 701.9 kg/hari
PX merupakan peningkatan nilai MLVSS yang telah diperhitungkan
sebelumnya.
Dimana :
N = oksigen teoritis yang diwajibkan kg/hari
Csw = kelarutan oksigen pada keran air dengan suhu standar 20OC yaitu
9,15 mg/L
C’sw = kelarutan oksigen pada keran air dengan temperatur di lapangan
yaitu 34oC maka berdasarkan tabel C’sw nya yaitu 6,4 mg/L
C = minimum DO yang dipelihara pada bak aerasi yaitu 1,5 mg/L
β = kadar garam pada permukaan dengan faktor tegangan yaitu 0,9
untuk air
(DO saturasi dari limbah / DO saturasi pada air kran)
ɷ = faktor koreksi dari transfer oksigen untuk air limbah biasanya
berkisar 0,8 –
0,9 dipilih faktor yaoti 0,9
Universitas Indonesia
125
= 0,9996
T = rata-rata temperature pada bak air limbah dibawah kondisi
lapangan. Ini tegantung pada ambient rata-rata temperatur udara
dan temperatur influent pada Kabupaten Bangkalan rata-rata suhu
34o C.
𝒌𝒈
𝟕𝟎𝟏.𝟗
𝒉𝒂𝒓𝒊
SOR kg/hari = [(𝟕.𝟔𝟑 𝒙 𝟎,𝟗 𝒙 𝟎,𝟗𝟖𝟏𝟒− 𝟏,𝟓) /𝟗,𝟏𝟓](𝟏,𝟎𝟐𝟒)𝟑𝟎−𝟐𝟎 𝒙 𝟎,𝟗𝟓
= 1017.95 kg/hari
3. Menghitung volume kebutuhan oksigen
Asumsi berat udara yaitu 1,201 kg/m3 dan mengandung 23,2 % oksigen dari
berat udara teoritis yang dibutuhkan di bawah kondis aktual lapangan.
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑜𝑘𝑠𝑖𝑔𝑒𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑺𝑶𝑹 𝒌𝒈/𝒉𝒂𝒓𝒊
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂 𝒙 𝒌𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒌𝒅𝒊𝒈𝒆𝒏 𝒅𝒊 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂
𝟏𝟎𝟏𝟕. 𝟗𝟓 𝒌𝒈/𝒉𝒂𝒓𝒊
=
𝒌𝒈
𝟏, 𝟐𝟎𝟏 𝒎𝟑 𝒙 𝟐𝟑, 𝟐%
= 3653.38 m3/hari
𝟑𝟔𝟓𝟑. 𝟑𝟖 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊
=
𝟖%
= 𝟒𝟓𝟔𝟔𝟕. 𝟐 m3/hari
Universitas Indonesia
126
= 108.87 m3/kg
Volume dari udara yang disupplai per m3 dari limbah yang diolah
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒅𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒐𝒌𝒔𝒊𝒈𝒆𝒏 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊
= 𝑸
𝟔𝟖𝟓𝟎𝟎.𝟖 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊
= 𝟒𝟑𝟐𝟎 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊
= 15.86 m3/m3
Volume dari udara yang disupplai perhari per m3 untuk volume bak aerasi
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒅𝒆𝒔𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒐𝒌𝒔𝒊𝒈𝒆𝒏 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊
= 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓 𝒎𝟑
𝟔𝟖𝟓𝟎𝟎.𝟖 𝒎𝟑/𝒉𝒂𝒓𝒊
= 𝟏𝟏𝟐𝟑.𝟔 𝒎𝟑
= 60.97 m3/m3-hari
Universitas Indonesia
127
Perancangan Blower
1. Menentukan jumlah blower
Jenis blower yang dipilih dalam sistem pengolahan bak aerasi completely
mixed activated sludge merupakan jenis centrifugal blower. Karena
menggunakan bak ekualisasi sebelum tahapan pengolahan biologis maka
debit yang akan masuk ke bak aerasi akan seragam atau dengan kata lain
dapat disimpulkan kebutuhan oksigennya akan selalu sama pula karena
beban yang di tangani juga seragam. Diasumsikan kapasitas blower 90
m3/menit, dengan kebutuhan oksigen 150% dari kebutuhan teoritis yakni
47,57 m3/menit. Maka blower yang dibutuhkan pada unit pengolahan
biologis sebanyak:
- Satu blower beroperasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen
- Ditambah satu blower cadangan.
2. Perhitungan daya blower
𝒘 𝒙 𝑹 𝒙 𝑻𝒐 𝑷 𝟎,𝟐𝟖𝟑
Pw = [(𝑷𝒐) − 𝟏]
𝟖.𝟒𝟏 𝒆
Dimana:
Pw = kebutuhan tenaga blower, kW
w = total kebutuhan udara diffusor, kg/s
= 499.061,46 m3/hari x 1.201 kg/m3 / 86400 s = 0.95 kg/s
R = konstanta gas, 8.314 kJ/kmol oK
8,41 = konstanta udara, kg/kmol
Universitas Indonesia
128
To = temperature inlet, K
Po = tekanan absolut inlet, atm
P = tekanan absolut outlet, atm
e = efisiensi blower
Pw = 67.3 kW
Headloss pada setiap pipa, katup dan profil hidrolis dari unit bak aerasi,
perhitungan headloss menggunakan rumus:
𝒇 𝑳 𝑻 𝑸𝟐
hL = 9,82 x 10-8 x 𝑷 𝑫𝟑
𝑳
hL = 𝒇 𝑫 hv
Dimana:
hL = headloss, mm
L = panjang, m
D = diameter pipa, m
hv = velocity head, mm
P = suplai tekanan udara, atm
T = temperature pada pipa, oK
Universitas Indonesia
129
Sedimentasi Sekunder
6.9.1 Pemilihan sedimentasi sekunder
Unit sedimentasi sekunder yang dipilih untuk IPAL kota Tegal
memiliki bentuk lingkaran. Influen masuk dengan cara center feed.
Sementara efluen akan keluar pada sisi luar bak sedimentasi (peripheral
discharge). Weir dan saluran efluen berada di dalam bak.
Fungsi sedimentasi sekunder adalah untuk menghasilkan efluen yang
lebih jernih. Sedimentasi pada CMAS berbeda dengan jenis lain dimana
terdapat resirkulasi lumpur.
Universitas Indonesia
130
𝟓𝟗𝟕.𝟑 𝒙 𝟒
Diameter = √ = 𝟐𝟕. 𝟓𝟖
𝟑.𝟏𝟒
Digunakan diameter = 30 m
3..14 2
Luas Aktual = x 302 = 706.5 m
4
Sesuai dengan grafik diatas, dengan nilai over flow rate sebesar 0.583 m/jam
dapat memenuhi kapasitas MLSS hingga 4500 mg/l. diketahui nilai MLSS
pada desain sebesar 4000 mg/l maka desain tersebut sesuai kriteria desain.
5. Solid Loading
m3 4000kg
0.11 x x 86400
m3
Solid Loading = s
= 53.81 kg/ m2-hari
1000 x 706.5 m2
Universitas Indonesia
131
= 0.27 ~ 0.3 m
8. Kedalaman Sludge Storage zone
Perhitungan desain kedalaman sludge zone sangat penting karena dapat
menentukan kapasitas bak sedimentasi dalam menampung lumpur yang
diproduksi dan mencegah kegagalan desain akibat ketidakmampuan unit
untuk menampung lumpur yang terproduksi.
Diasumsikan faktor BOD yang masih dapat diterima adalah 1,5 dan faktor
debit yang dapat diterima adalah 2,5.
Produksi TVSS
= Yobs Q (So – S)
= 0.25 × 4500 m3/s (161.8 – 6.03) mg/l × 1.5 × 2.5 / 1000 g/kg
= 657.3 kg/hari
Jika lama penyimpanan solid selama 3 hari, dan TSS = TVSS/0.7 maka
Total solid yang disimpan = 3 hari × 657.3 kg/hari / 0.7
= 2817 kg
Total solid di clarifier = 1350 kg + 2817 kg
= 4167 kg
Kedalaman solid storage =(4167 kg × 1000 g/kg) / (7000 mg/l ×706.5 m2)
= 0.85 m
9. Kedalaman Clarifier = 2m + 0.3 m+ 0.85 m = 3.15 m
Freeboard = 0.5 m
Total Kedalaman Clarifier = 3.65 m
10. Volume Clrifier
V = 3.14/4 x (30)2 m x 3.15 m = 2225.5 m3
Universitas Indonesia
132
= 5.6 Jam
6.9.4 Struktur Influen
Saluran influen yang didesain adalah saluran tertutup yaitu berupa pipa.
Diasumsikan kecepatan aliran saluran influen sebesar 0.25 m/s.
𝟒𝑸
𝑑= √𝟑.𝟏𝟒 𝒗
𝟒(𝟎.𝟏𝟏)
𝑑= √𝟑.𝟏𝟒 (𝟎.𝟐𝟓)
𝑑 = 0.75 𝑚
𝑑 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑙𝑜𝑔= 0.8 𝑚
Pipa yang digunakan adalah jenis pipa cast iron dengan pertimbangan
ketahanan material terhadap konsentrasi air limbah yang ada di unit
pengolahan.
Universitas Indonesia
133
𝟏𝟓 𝟎.𝟎𝟎𝟎𝟕𝟕 0.4
𝐻= ( 𝟖 𝒙 𝟎.𝟔 𝒙 )
√𝟐𝒙𝟗.𝟖𝟏𝒙 𝒕𝒂𝒏 𝟒𝟓
𝐻= 0.05 m
Desinfeksi
6.10.1 Kriteria Desain
- Waktu kontak 15-45 menit.
- Kadar klorin dalam kaporit 70%.
- Dosis klorin 2-5 mg/l.
- Rasio P : L > 10
6.10.2 Alogaritma Perhitungan
Universitas Indonesia
134
Menghitung headloss
Universitas Indonesia
135
𝑷 = 𝟏𝟎 𝒙 𝟒𝒎 = 𝟒𝟎 𝒎
c. Perhitungan kedalaman air dalam bak
∀ 𝟐𝟏𝟒. 𝟐𝒎𝟑
𝑲𝒆𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 = = = 𝟏. 𝟑𝟒 𝒎
𝑷𝒙𝑳 𝟒𝟎 𝒎 𝒙 𝟒 𝒎
Dengan freeboard sebesar 26 cm, maka kedalaman bak adalah
1.6 m
= 𝟐𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
c. Menghitung T10
𝑻𝟏𝟎 = 𝑪𝑻 𝒙 𝑻𝒅 𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔 = 𝟎. 𝟕 𝒙 𝟐𝟎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕 = 𝟏𝟒. 𝟐 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
Universitas Indonesia
136
𝑸 𝟎. 𝟐𝟏 𝒎 𝒎
𝒗= = = 𝟎. 𝟎𝟑𝟐𝟖 = 𝟐
𝑯×𝑳 𝟏. 𝟔 × 𝟒 𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕
Kecepatan aliran masuk ke dalam kriteria yaitu ≥ 2 m/menit
Universitas Indonesia
137
𝟑𝟖𝟖𝟖
𝒏= ≈ 𝟓 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒂𝒊𝒏𝒆𝒓
𝟖𝟎𝟎
Universitas Indonesia
138
𝟐 𝟐
𝟏, 𝟓𝑸 𝟑 𝟏. 𝟓 × 𝟎. 𝟐𝟏 𝟑
𝒉𝑳 = ( ) = ( )
𝑪𝒅 × 𝑳′ × √𝟐𝒈 𝟎. 𝟔 × 𝟎. 𝟒 × √𝟐𝒙𝟗. 𝟖𝟏
= 𝟎. 𝟒 𝒎
c. Ketinggian weir
𝑯𝒘𝒆𝒊𝒓 = 𝟏. 𝟔 𝒎 − 𝟎. 𝟒 𝒎 = 𝟏. 𝟐 𝒎
Lebar weir yang ditetapkan adalah sebesar 0,5 m
Alogaritma Perhitungan
Universitas Indonesia
139
Menghitung Luas
Permukaan
Menghitung Hydraulic
Loading
Menghitung debit
thickener
Menghitung Diameter
Thickener
Menghitung Luas
Permukaan dengan
diameter aktual
Menghitung kdalaman
thickener
Menghitung diameter
blending tank
Universitas Indonesia
140
𝒎𝟑
𝟒𝟏. 𝟏 𝒎𝟑
𝑯𝒚𝒅𝒓𝒂𝒖𝒍𝒊𝒄 𝒍𝒐𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 = 𝒉𝒂𝒓𝒊 =𝟒
𝟏𝟏. 𝟒𝟔 𝒎𝟐 𝒎𝟐 . 𝒉𝒂𝒓𝒊
Debit Thickener
Debit thickener = luas permukaan x hydraulic loading
Debit thickener = 11.46 m2 x 4 m3/m2hari
Debit thickener = 45.85 m3/ hari
Debit Air Pengencer
Debit air pengencer = debit thickener – debit lumpur
Debit air pengencer = 45.85 m3/hari – 41.1 m3/m2hari
Debit air pengencer = 4.75 m3/hari
Diameter thickener
𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒖𝒌𝒂𝒂𝒏 𝒙 𝟒
Diameter thickener =√ 𝟑.𝟏𝟒
𝟏𝟏.𝟒𝟔 𝒎 𝟐𝒙 𝟒
Diameter thickener = √ 𝟑.𝟏𝟒
𝟑𝟎𝟗.𝟒𝟔
Volume lumpur = 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝟏.𝟎𝟑 𝒙 𝟒%
Universitas Indonesia
141
𝒄𝒎 𝒄𝒎
𝟏𝟕 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 𝒃𝒂𝒌 𝟏𝟕 𝟒 𝒎
𝒎 𝒎
Kedalaman pusat = 𝒄𝒎 𝒙 = 𝒄𝒎 𝒙 =
𝟏𝟎𝟎 𝟐 𝟏𝟎𝟎 𝟐
𝒎 𝒎
𝟎. 𝟑𝟒 𝒎
Universitas Indonesia
142
𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒖𝒌𝒂𝒂𝒏 𝒙 𝟒
Diameter blending tank =√ 𝟑.𝟏𝟒
𝟐
𝟐.𝟓𝟓 𝒎 𝒙 𝟒
Diameter blending tank = √ 𝟑.𝟏𝟒
𝑮𝟐 𝝁 𝑽
Power (daya mixer) = 𝒆
𝑵𝒔
𝟔𝟎𝟐 𝒙 𝟎.𝟎𝟎𝟐𝟎𝟎𝟒 𝟐 𝒙 𝟑.𝟖𝟐 𝒎²
𝒎
Power (daya mixer) =
𝟕𝟎%
Power (daya mixer) = 39.38 Watt
Perhitungan Blade
Diameter blade = 70% diameter bak
Diameter blade = 70% x 2 m
Diameter blade = 1.4 m
𝑃
Kecepatan blade = 1000 𝑥 𝑁𝑝 𝑥(𝐷𝑏𝑙𝑎𝑑𝑒)5
39.38 𝑊
Kecepatan blade = 1000 𝑥 2.75 𝑥(1.4 )5
Universitas Indonesia
143
Filter Press
6.12.1 Alogaritma Perhitungan
Menghitung v
dewatered
Melihat Tabel
Tipikal Filter
Press
Menentukan
dimensi
Menghitung
Luas
Universitas Indonesia
144
Universitas Indonesia
145
Kebutuhan Lahan
Pada perencanaan pengolahan instalasi air limbah domestik perlu
diketahui luas lahan yang diperlukan. Luas lahan dihitung berdasarkan jumlah
unit pengolahan, jaringan perpipaan, rumah pompa, unit preliminary, unit
primary, unit pengolahan biologi, ruang kantor, ruang laboratorium, ruang
kontrol, serta pertimbangan beberapa unit yang membutuhkan struktur atap
sehingga akan membutuhkan lahan yang lebih besar. Selain hal-hal yang telah
disebutkan, pada pembangunan instalasi juga memerlukan lahan yang cukup
untuk akses jalan, akses listrik, dan telepon yang dikelilingi oleh batas pagar
dan taman untuk mengurangi kebisingan. Berikut merupakan tabel kebutuhan
lahan untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik Kota Tegal secara
keseluruhan:
Tabel 53. Perkiraan Kebutuhan Lahan Instalasi Pengolahan Air Limbah Kota
Tegal Tahun 2049
Unit Jumlah Unit Luas Per Unit Luas Total Satuan
Rumah Pompa 1 54.6 54,6 m2
Grit Chamber 4 21 84 m2
Bak Ekualisasi 4 383.23 1532.9 m2
Primary Sedimentation 2 380 760 m2
Bak Aerasi (CMAS) 5 225 1125 m2
Secondary Sedimentation 2 706.5 1413 m2
Desinfeksi 2 80 160 m2
Blending Tank 1 2.55 2.55 m2
Gravity Thickener 1 12.56 12.56 m2
Filter Press 1 20.8 20.8 m2
Kantor 1 400 400 m2
Laboratorium 1 200 200 m2
Masjid 1 70 70 m2
Ruang Kontrol 1 40 40 m2
Universitas Indonesia
146
Data Hidrolis
Berdasarkan perhitungan headloss maka dapat diketahui letak
ketinggian unit dan juga muka air pada masing-masing unit pengolahan. Data
tersebut kemudian digunakan untuk mengetahui kebutuhan pompa terutama
jika aliran tidak bias secara gravitasi. Profil hidrolis dari Instalasi Pengolahan
Air Limbah Kota Tegal dengan menggunakan pengolahan biologis jenis
Completely Mixed Activated Sludge dapat dilihat pada lampiran.
Universitas Indonesia
147
BAB 8 KESIMPULAN
Universitas Indonesia
148
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
149
LAMPIRAN 1
Jaringan Pengumpul oleh Fitria Istikara
Debit Elevasi tanah Elevasi pipa Kedalaman pipa Slope Elevasi Dasar Pipa Elevasi fluida
beda beda 0.6 < 0.2 < d/D < Cek Panjang Jumlah
Titik Per Titik Peak Q desain Jarak 0.006<slope S^0,5 n Dhitung Dkatalog Elev MA Jenis pipa Ket
No Pipa Area No pipa Pipa hulu hilir elevasi hulu hilir elevasi hulu hilir Vcek < 3 0,8 d>5cm pipa Hulu Hilir Hulu Hilir Manhole
kumpul Kumpul Factor <0.01
m3/s m3/s m3/s cm m mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpt mdpt m/m m m m/s m m/m cm m mdpl mdpl mdpl mdpl
1 B40-B38 1\2 1a 0.0016 0.0016 2.3191 0.0036 340 7.7 8.5 -0.8 7.1 5.2 1.9 0.6 3.3 0.006 0.0748 0.015 0.113 0.15 0.6 0.03 0.22 3.3 PVC 0 7.0 5.1 7.0 5.1 3 T
2 B37-B34 2\3 2a 0.0020 0.0036 2.3191 0.0083 168 8.5 7 1.5 5.2 4.2 1 3.3 2.8 0.006 0.0772 0.015 0.152 0.2 0.8 0.05 0.23 4.7 PVC 168 5.0 4.0 5.0 4.0 2 T
3 B31-B32 3\4 3a 0.0021 0.0056 2.3191 0.0131 402 7 7 0 4.2 2.3 1.9 2.8 4.7 0.005 0.0687 0.015 0.189 0.2 0.7 0.11 0.55 11.0 PVC 402 4.0 2.1 4.1 2.2 4 T
4 B25-B28 4\6 4a 0.0018 0.0075 2.3191 0.0174 154 7 6.5 0.5 2.3 1.4 0.9 4.7 5.1 0.006 0.0764 0.015 0.202 0.25 0.9 0.07 0.29 7.3 PVC 154 2.1 1.2 2.1 1.2 2 S
5 B1-B2-A17-A18 5\6 5a 0.0020 0.0020 2.3191 0.0046 170 7 6.5 0.5 3 1.4 1.6 4 5.1 0.009 0.0970 0.015 0.112 0.15 0.8 0.03 0.21 3.2 PVC 170 2.9 1.3 2.9 1.3 2 T
6 6\8 6a 0.0095 0.0095 2.3191 0.0219 174 6.5 7.4 -0.9 1.4 0.6 0.8 5.1 6.8 0.005 0.0678 0.015 0.230 0.25 0.8 0.12 0.50 12.4 PVC 174 1.2 0.4 1.3 0.5 2 S
7 B22-B26 7\8 7a 0.0019 0.0019 2.3191 0.0043 153 5 7.4 -2.4 2 0.6 1.4 3 6.8 0.009 0.0957 0.015 0.110 0.15 0.8 0.03 0.20 3.0 PVC 153 1.9 0.5 1.9 0.5 2 T
8 8\10 8a 0.0113 0.0113 2.3191 0.0263 190 7.4 5.3 2.1 0.6 -0.3 0.9 6.8 5.6 0.005 0.0688 0.015 0.245 0.25 0.8 0.16 0.64 15.9 PVC 190 0.4 -0.6 0.5 -0.4 2 S
A
9 B3-B4-B5-B6 9\10 9a 0.0024 0.0024 2.3191 0.0056 110 5 5.3 -0.3 0.8 -0.3 1.1 4.2 5.6 0.010 0.1000 0.015 0.119 0.15 0.8 0.04 0.28 4.2 PVC 110 0.7 -0.5 0.7 -0.4 1 T
10 10\12 10a 0.0138 0.0138 2.3191 0.0319 29 5.3 5.6 -0.3 -0.3 -0.5 0.2 5.6 6.1 0.007 0.0830 0.015 0.245 0.25 1.0 0.16055 0.64 16.1 PVC 29 -0.6 -0.8 -0.4 -0.6 0 S
11 B20-B21 11\12 11a 0.0017 0.0017 2.3191 0.0049 132 4 5.6 -1.6 0.7 -0.5 1.2 3.3 6.1 0.009 0.0953 0.015 0.115 0.15 0.8 0.036389 0.24 3.6 PVC 132 0.6 -0.7 0.6 -0.6 1 T
12 12\14 12a 0.0154 0.0154 2.3191 0.0357 363 200 5.6 5.3 0.3 -0.5 -1.4 0.9 6.1 6.7 0.005 0.0671 0.015 0.277 0.3 0.9 0.151728 0.51 15.2 Concrete 200 -0.8 -1.7 -0.6 -1.5 2 S
13 A16-B7-B8 13\14 13a 0.0021 0.0021 2.3191 0.0049 144 5.8 5.3 0.5 0 -1.4 1.4 5.8 6.7 0.010 0.0986 0.015 0.114 0.15 0.8 0.034855 0.23 3.5 PVC 144 -0.2 -1.6 -0.1 -1.5 1 T
14 14\32 14a 0.0175 0.0175 2.3191 0.0406 323 340 5.3 3 2.3 -1.4 -3 1.6 6.7 6 0.005 0.0686 0.015 0.289 0.3 0.9 0.178078 0.59 17.8 Concrete 340 -1.7 -3.3 -1.5 -3.1 3 S
15 B14-B15 15\16 15a 0.0019 0.0019 2.3191 0.0044 177 4 4 0 0 -1 1 4 5 0.006 0.0752 0.015 0.121 0.15 0.6 0.043913 0.29 4.4 PVC 177 -0.2 -1.2 -0.1 -1.1 2 T
16 B9-B10-B11(B12)-B13 16\32 16a 0.0040 0.0059 2.3191 0.0138 178 200 4 2 2 -1 -2.7 1.7 5 4.7 0.009 0.0922 0.015 0.172 0.2 0.9 0.076013 0.38 7.6 PVC 200 -1.2 -2.9 -1.1 -2.8 2 T
17
18 B43-B44 18\19 18b 0.0013 0.0020 2.3191 0.0047 124 4 4.3 -0.3 3.4 2.7 0.7 0.6 1.6 0.006 0.0751 0.015 0.124 0.15 0.6 0.048896 0.33 4.9 PVC 124 3.3 2.6 3.3 2.6 1 T
19 19\20 19b 0.0020 0.0020 2.3191 0.0047 98 4.3 3.4 0.9 2.7 2.1 0.6 1.6 1.3 0.006 0.0782 0.015 0.122 0.15 0.6 0.046008 0.31 4.6 PVC 98 2.6 2.0 2.6 2.0 1 T
20 B16-B19 20\26 20b 0.0020 0.0040 2.3191 0.0093 78 3.4 3 0.4 2.1 1.6 0.5 1.3 1.4 0.006 0.0801 0.015 0.157 0.2 0.8 0.052381 0.26 5.2 PVC 78 1.9 1.4 2.0 1.5 1 T
21 B48-B49 21\23 21b 0.0016 0.0016 2.3191 0.0037 224 5 4 1 4.4 3.1 1.3 0.6 0.9 0.006 0.0762 0.015 0.113 0.15 0.6 0.033731 0.22 3.4 PVC 224 4.3 3.0 4.3 3.0 2 T
22 B50-B51 22\23 22b 0.0015 0.0021 2.3191 0.0049 70 4.3 4 0.3 3.7 3.1 0.6 0.6 0.9 0.009 0.0926 0.015 0.116 0.15 0.8 0.037682 0.25 3.8 PVC 70 3.6 3.0 3.6 3.0 1 T
23 23\24 23b 0.0037 0.0037 2.3191 0.0086 65 4 4 0 3.1 2.8 0.3 0.9 1.2 0.005 0.0679 0.015 0.162 0.2 0.7 0.059266 0.30 5.9 PVC 65 2.9 2.6 3.0 2.7 1 T
24 B46-B47-B52 24\25 24b 0.0020 0.0057 2.3191 0.0132 130 4 3.3 0.7 2.8 2.3 0.5 1.2 1 0.004 0.0620 0.015 0.196 0.2 0.6 0.128998 0.64 12.9 PVC 130 2.6 2.1 2.7 2.2 1 T
B
25 B54-B45 25\26 25b 0.0017 0.0074 2.3191 0.0171 228 200 3.3 3.2 0.1 2.3 1.6 0.7 1 1.6 0.004 0.0592 0.015 0.220 0.25 0.7 0.104561 0.42 10.5 PVC 200 2.1 1.4 2.2 1.5 2 S
26 26\27 26b 0.0114 0.0114 2.3191 0.0264 233 3.2 2 1.2 1.6 0.3 1.3 1.6 1.7 0.006 0.0747 0.015 0.238 0.25 0.9 0.14172 0.57 14.2 PVC 233 1.4 0.1 1.5 0.2 2 S
27 27\29 27b 0.0114 0.0114 2.3191 0.0264 123 2 2 0 0.3 -0.4 0.7 1.7 2.4 0.006 0.0754 0.015 0.237 0.25 0.9 0.13963 0.56 14.0 PVC 123 0.1 -0.7 0.2 -0.5 1 S
28 B53-B55-B56 28\29 28b 0.0015 0.0021 2.3191 0.0049 206 2 2 0 1.4 -0.4 1.8 0.6 2.4 0.009 0.0935 0.015 0.117 0.15 0.8 0.03783 0.25 3.8 PVC 206 1.3 -0.6 1.3 -0.5 2 T
29 29\30 29b 0.0135 0.0135 2.3191 0.0313 170 2 2 0 -0.4 -1.4 1 2.4 3.4 0.006 0.0767 0.015 0.251 0.3 1.0 0.10191 0.34 10.2 Concrete 170 -0.7 -1.7 -0.6 -1.6 2 S
30 B57-B58 30\31 30b 0.0019 0.0154 2.3191 0.0357 168 2 2 0 -1.4 -2.3 0.9 3.4 4.3 0.005 0.0732 0.015 0.268 0.3 1.0 0.133222 0.44 13.3 Concrete 168 -1.7 -2.6 -1.6 -2.5 2 S
31 A15-A20 31\32 31b 0.0011 0.0165 2.3191 0.0382 219 105 2 2 0 -2.3 -2.7 0.4 4.3 4.7 0.004 0.0617 0.015 0.293 0.3 0.8 0.189986 0.63 19.0 Concrete 105 -2.6 -3.0 -2.4 -2.8 1 S
32
33 32\33 32c 0.0399 0.0399 2.3191 0.0926 281 180 2 3.2 -1.2 -2.7 -3.2 0.5 4.7 6.4 0.003 0.0527 0.015 0.434 0.45 0.9 0.269393 0.60 26.9 Concrete 180 -3.2 -3.7 -2.9 -3.4 2 U
34 33\35 33c 0.0399 0.0399 2.3191 0.0926 331 3.2 2.5 0.7 -3.2 -4.1 0.9 6.4 6.6 0.003 0.0521 0.015 0.436 0.45 0.9 0.273747 0.61 27.4 Concrete 331 -3.7 -4.6 -3.4 -4.3 3 U
35 35\36 35c 0.0399 0.0399 2.3191 0.0926 355 2.5 1 1.5 -4.1 -5 0.9 6.6 6 0.003 0.0504 0.015 0.441 0.45 0.9 0.288502 0.64 28.9 Concrete 355 -4.6 -5.5 -4.3 -5.2 4 U
C
36 36\37 36c 0.0399 0.0399 2.3191 0.0926 202 1 1 0 -5 -5.6 0.6 6 6.6 0.003 0.0545 0.015 0.429 0.45 0.9 0.256189 0.57 25.6 Concrete 202 -5.5 -6.1 -5.2 -5.8 2 U
37 37\38 37c 0.0399 0.0399 2.3191 0.0926 370 1 0.4 0.6 -5.6 -6.6 1 6.6 7 0.003 0.0520 0.015 0.436 0.45 0.9 0.274986 0.61 27.5 Concrete 370 -6.1 -7.1 -5.8 -6.8 4 U
38 POMPA 38\39 38c 0.0399 0.0399 2.3191 0.0926 465 0.4 0 0.4 -0.2 -4.3 4.1 0.6 4.3 0.009 0.0939 0.015 0.349 0.45 1.6 0.113282 0.25 11.3 Concrete 465 -0.7 -4.8 -0.5 -4.6 5 U
39
40 A-D-A21 40\42 40d 0.0015 0.0015 2.3191 0.0034 135 6 5.4 0.6 5.4 4.6 0.8 0.6 0.8 0.006 0.0770 0.015 0.109 0.15 0.6 0.029234 0.19 2.9 PVC 135 5.3 4.5 5.3 4.5 1 T
41 A22-A23 41\42 41d 0.0014 0.0018 2.3191 0.0042 139 6 5.4 0.6 5.4 4.6 0.8 0.6 0.8 0.006 0.0759 0.015 0.118 0.15 0.6 0.040314 0.27 4.0 PVC 139 5.3 4.5 5.3 4.5 1 T
42 42\43 42d 0.0033 0.0033 2.3191 0.0076 220 5.4 4 1.4 4.6 3.3 1.3 0.8 0.7 0.006 0.0769 0.015 0.147 0.15 0.6 0.096967 0.65 9.7 PVC 220 4.5 3.2 4.5 3.2 2 T
43 E-F 43\45 43d 0.0009 0.0042 2.3191 0.0097 394 4 2.8 1.2 3.3 1.5 1.8 0.7 1.3 0.005 0.0676 0.015 0.169 0.2 0.7 0.071265 0.36 7.1 PVC 394 3.1 1.3 3.2 1.4 4 T
44 A11-A12-A13-A14 44\45 44d 0.0033 0.0033 2.3191 0.0077 1173 5.2 2.8 8 4.6 1.5 3.1 0.6 1.3 0.003 0.0514 0.015 0.172 0.2 0.5 0.076257 0.38 7.6 PVC 1173 4.4 1.3 4.5 1.4 9 T
45 D 45\46 45d 0.0075 0.0075 2.3191 0.0174 231 2.8 2.7 0.1 1.5 0.3 1.2 1.3 2.4 0.005 0.0721 0.015 0.206 0.25 0.8 0.079735 0.32 8.0 PVC 231 1.3 0.1 1.3 0.1 2 S
46 G-P-O-A10 46\47 46d 0.0013 0.0088 2.3191 0.0204 189 2.7 1.1 1.6 0.3 -0.7 1 2.4 1.8 0.005 0.0727 0.015 0.218 0.25 0.8 0.100521 0.40 10.1 PVC 189 0.1 -1.0 0.2 -0.8 2 S
47 47\48 47d 0.0088 0.0088 2.3191 0.0204 541 441 1.1 2.2 -1.1 -0.7 -3 2.3 1.8 5.2 0.005 0.0722 0.015 0.219 0.25 0.8 0.101611 0.41 10.2 PVC 441 -1.0 -3.3 -0.8 -3.1 4 S
48 Q-R-S-A3 48\50 48d 0.0022 0.0110 2.3191 0.0255 170 140 2.2 3 -0.8 -3 -3.5 0.5 5.2 6.5 0.004 0.0598 0.015 0.255 0.3 0.8 0.108872 0.36 10.9 Concrete 140 -3.3 -3.8 -3.2 -3.7 1 S
49 L-J-K-M 49\50 49d 0.0019 0.0019 2.3191 0.0044 318 268 4.4 3 1.4 -2 -3.5 1.5 6.4 6.5 0.006 0.0748 0.015 0.121 0.15 0.6 0.04469 0.30 4.5 PVC 268 -2.2 -3.7 -2.1 -3.6 3 T
50 50\39 50d 0.0129 0.0129 2.3191 0.0299 192 3 4.5 -1.5 -3.5 -4.3 0.8 6.5 8.8 0.004 0.0645 0.015 0.263 0.3 0.8 0.12319 0.41 12.3 Concrete 192 -3.8 -4.6 -3.7 -4.5 2 S
51
52 H-I-T-U 51\52 51e 0.0021 0.0021 2.3191 0.0049 320 6 5 1 5.4 3.6 1.8 0.6 1.4 0.006 0.0750 0.015 0.126 0.15 0.6 0.052523 0.35 5.3 PVC 320 5.3 3.5 5.3 3.5 3 T
53 52\53 52e 0.0021 0.0021 2.3191 0.0049 92 5 6 -1 3.6 3 0.6 1.4 3 0.007 0.0808 0.015 0.123 0.15 0.7 0.047008 0.31 4.7 PVC 92 3.5 2.9 3.5 2.9 1 T
54 X-W 53\55 53e 0.0004 0.0025 2.3191 0.0059 55 6 6 0 3 2.6 0.4 3 3.4 0.007 0.0853 0.015 0.129 0.15 0.7 0.056967 0.38 5.7 PVC 55.00145 2.9 2.5 2.9 2.5 1 T
55 Y-Z-A1-A4 54\55 54e 0.0009 0.0016 2.3191 0.0037 54 7 6 1 3 2.6 0.4 4 3.4 0.007 0.0861 0.015 0.108 0.15 0.7 0.02796 0.19 2.8 PVC 54.00148 2.9 2.5 2.9 2.5 1 T
56 E 55\56 55e 0.0041 0.0041 2.3191 0.0096 283 6 5 1 2.6 0.7 1.9 3.4 4.3 0.007 0.0819 0.015 0.157 0.2 0.8 0.053005 0.27 5.3 PVC 283.0064 2.4 0.5 2.5 0.6 3 T
57 56\58 56e 0.0041 0.0041 2.3191 0.0096 150 5 5 0 0.7 -0.2 0.9 4.3 5.2 0.006 0.0775 0.015 0.161 0.2 0.8 0.057667 0.29 5.8 PVC 150.0027 0.5 -0.4 0.6 -0.3 2 T
58 A2-A5-A7-A8 57\58 57e 0.0008 0.0016 2.3191 0.0037 158 5 5 0 0.8 -0.2 1 4.2 5.2 0.006 0.0796 0.015 0.111 0.15 0.7 0.031461 0.21 3.1 PVC 158.0032 0.7 -0.4 0.7 -0.3 2 T
59 A6-V 58\59 58e 0.0010 0.0068 2.3191 0.0157 228 5 3 2 -0.2 -1.7 1.5 5.2 4.7 0.007 0.0811 0.015 0.190 0.2 0.8 0.112194 0.56 11.2 PVC 228.0049 -0.4 -1.9 -0.3 -1.8 2 T
60 N-A9 59\60 59e 0.0019 0.0086 2.3191 0.0201 174 3 2 1 -1.7 -4.7 3 4.7 6.7 0.017 0.1313 0.015 0.174 0.25 1.5 0.040277 0.16 4.0 PVC 174.0259 -2.0 -5.0 -1.9 -4.9 2 S
61 0.0000 2.3191 0.0000 0
62 39\60 39f 0.0528 0.0528 2.3191 0.1225 117 2 3 -1 -4.3 -4.7 0.4 6.3 7.7 0.003 0.0585 0.015 0.464 0.5 1.1 0.255779 0.51 25.6 Concrete 117.0007 -4.8 -5.2 -4.5 -4.9 1 U
63 60\61 60f 0.0615 0.0615 2.3191 0.1426 535 400 2 1 1 -4.7 -5.7 1 6.7 6.7 0.003 0.0500 0.015 0.520 0.6 1.0 0.234986 0.39 23.5 Concrete 400.0012 -5.3 -6.3 -5.1 -6.1 4 U
64 61\62 61f 0.0615 0.0615 2.3191 0.1426 596 1 0 1 -5.7 -7 1.3 6.7 7 0.002 0.0467 0.015 0.534 0.6 1.0 0.2603 0.43 26.0 Concrete 596.0014 -6.3 -7.6 -6.0 -7.3 5 U
65 POMPA 62\63 62f 0.1719 0.1719 2.3191 0.3986 1118 0 0 0 -0.6 -2.3 1.7 0.6 2.3 0.002 0.0390 0.015 0.740 0.8 1.0 0.672864 0.84 67.3 Concrete 1118 -1.4 -3.1 -0.7 -2.4 9 U
F
66 63\64 63f 0.1719 0.1719 2.3191 0.3986 343 0 0 0 -2.3 -2.9 0.6 2.3 2.9 0.002 0.0418 0.015 0.718 0.8 1.1 0.605745 0.76 60.6 Concrete 343 -3.1 -3.7 -2.5 -3.1 3 U
67 64\65 64f 0.2191 0.2191 2.3191 0.5081 162 0 0 0 -2.9 -3.2 0.3 2.9 3.2 0.002 0.0430 0.015 0.787 0.8 1.1 0.83521 1.04 83.5 Concrete 162 -3.7 -4.0 -2.9 -3.2 2 U
68 65\66 65f 0.2191 0.2191 2.3191 0.5081 1662 0 0 0 -3.2 -6.3 3.1 3.2 6.3 0.002 0.043188223 0.015 0.785 0.8 1.1 0.830716 1.04 83.1 Concrete 1662 -4.0 -7.1 -3.2 -6.3 13 U
69 66\67 66f 0.2191 0.2191 2.3191 0.5081 370 0 0 0 -6.3 -7 0.7 6.3 7 0.002 0.043495884 0.015 0.783 0.8 1.1 0.821918 1.03 82.2 Concrete 370.0007 -7.1 -7.8 -6.3 -7.0 4 U
Universitas Indonesia
150
Universitas Indonesia
151
Universitas Indonesia
152
LAMPIRAN 2
Jaringan Pengumpul oleh Cut Olda Laviana
Kedalaman Slope Elevasi Dasar Juml
Debit Elevasi tanah Elevasi pipa 0.6 < 0.2 < Elevasi fluida
beda beda pipa 0.006<s Dhitun Dkatal Elev Cek Jenis Panjang Pipa ah
Titik Per Titik Q desain Jarak S^0,5 n Vcek < d/D < Ket
Pipa Peak hulu hilir elevasi hulu hilir elevasi hulu hilir lope<0. g og MA d>5cm pipa pipa Hulu Hilir Hulu Hilir Man
Pipa Wilayah No pipa kumpu Kumpul 3 0,8
Factor 01 hole
l
m3/s m3/s m3/s cm m mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpt mdpt m/m m m m/s m m/m cm m mdpl mdpl mdpl mdpl
1 A/B 1\2 1a 0.002980 0.0030 2.319 0.0069 24659 246.59 8 7 1 7.4 6 1.4 0.6 1 0.006 0.08 0.015 0.143 0.15 0.62 0.09 0.58 9 PVC 246.6 7.250 5.850 7.337 5.937 2 Y
2 C/D 2\3 2a 0.002017 0.004997 2.319 0.0116 28571 285.71 7 7 0 6 4.9 1.1 1 2.1 0.004 0.06 0.015 0.187 0.2 0.62 0.11 0.53 11 PVC 285.7 5.800 4.700 5.906 4.806 3 Y
3 E/F/I /J 3\4 3a 0.004505 0.009502 2.319 0.0220 31669 316.69 7 6 1 4.9 3.9 1 2.1 2.1 0.003 0.06 0.015 0.247 0.25 0.65 0.17 0.66 17 PVC 316.7 4.650 3.650 4.816 3.816 3 Y
4 K 4\5 4a 0.001087 0.010588 2.319 0.0246 15431 154.31 6 4 2 3.9 1.9 2 2.1 2.1 0.013 0.11 0.015 0.198 0.2 1.13 0.13 0.66 13 PVC 154.3 3.700 1.700 3.832 1.832 2 Y
5 G/H 5\6 5a 0.001947 0.012536 2.319 0.0291 13829 138.29 4 4 0 1.9 1.5 0.4 2.1 2.5 0.003 0.05 0.015 0.279 0.3 0.70 0.16 0.52 16 PVC 138.3 1.600 1.200 1.755 1.355 1 Y
6 L/M 6\7 6a 0.003932 0.016468 2.319 0.0382 30678 306.78 4 4 0 1.5 0.9 0.6 2.5 3.1 0.002 0.04 0.015 0.332 0.35 0.64 0.20 0.56 20 PVC 306.8 1.150 0.550 1.347 0.747 3 Y
7 6a -7a 7\8 7a 0.016468 0.0165 2.319 0.0382 30150 301.5 4 1 3 0.9 -2.1 3 3.1 3.1 0.010 0.10 0.015 0.245 0.25 1.15 0.16 0.64 16 PVC 301.5 0.650 -2.350 0.810 -2.190 3 Y
8 N 9\10 1b 0.000961 0.0010 2.319 0.0022 45325 453.25 2 1 1 1.4 0.4 1 0.6 0.6 0.002 0.05 0.015 0.112 0.15 0.39 0.03 0.22 3.23 PVC 453.3 1.250 0.250 1.282 0.282 5 Y
N
9 10\11 2b 0.000961 2.319 18794 187.94 1 2 -1 0.6 2 0.015 PVC Y
be l oka n 0.0010 0.0022 0.4 0 0.4 0.002 0.05 0.113 0.15 0.38 0.03 0.22 3.32 187.9 0.250 -0.150 0.283 -0.117 2
10 O/P 11\12 3b 0.003472 0.0044 2.319 0.0103 30350 303.5 2 3 -1 0 -1.1 1.1 2 4.1 0.004 0.06 0.015 0.181 0.2 0.60 0.09 0.46 9.30 PVC 303.5 -0.200 -1.300 -0.107 -1.207 3 Y
1
Q/R 13\14 4b 0.004477 2.319 20751 207.51 3 3 0 4.1 5.2 0.015 PVC Y
1 0.0089 0.0207 -1.1 -2.2 1.1 0.005 0.07 0.219 0.25 0.84 0.10 0.41 10.20 207.5 -1.350 -2.450 -1.248 -2.348 2
12 be l oka n 14\15 5b 0.004477 0.0089 2.319 0.0207 20903 209.03 3 2 0 -2.2 -3.2 1 5.2 5.2 0.005 0.07 0.015 0.223 0.25 0.80 0.11 0.44 11.01 PVC 209.0 -2.450 -3.450 -2.340 -3.340 2 Y
1
be l oka n 15\16 6b 2.319 29240 292.4 2 2 0 5.2 6 0.015 PVC Y
3 0.004477 0.0089 0.0207 -3.2 -4 0.8 0.003 0.05 0.248 0.25 0.60 0.17 0.67 16.75 292.4 -3.450 -4.250 -3.283 -4.083 3
14 S 16\17 7b 0.001013 0.0099 2.319 0.0230 9991 99.91 2 2 0 -4 -4.3 0.3 6 6.3 0.003 0.05 0.015 0.254 0.3 0.72 0.11 0.35 10.62 PVC 99.9 -4.300 -4.600 -4.194 -4.494 1 Y
1
be l oka n 2 2 0 6.3 6.6 0.015 PVC Y
5 17\18 8b 0.001013 0.0099 2.319 0.0230 9922 99.22 -4.3 -4.6 0.3 0.003 0.05 0.253 0.3 0.72 0.11 0.35 10.57 99.2 -4.600 -4.900 -4.494 -4.794 1
16 8b-7a 18\19 7a 0.0099 0.0099 2.319 0.0230 52504 525.04 2 1 0 -4.6 -6 1.4 6.6 7 0.003 0.05 0.015 0.259 0.3 0.67 0.12 0.39 11.61 PVC 525.0 -4.900 -6.300 -4.784 -6.184 4 Y
1
T/U 2.319 11137 111.37 5 5 0 0.6 1.2 0.015 PVC Y
7 20\21 1c 0.002476 0.0025 0.0057 4.4 3.8 0.6 0.005 0.07 0.135 0.15 0.60 0.07 0.46 6.83 111.4 4.250 3.650 4.318 3.718 1
18 V 21\22 2c 0.002322 0.0048 2.319 0.0111 23660 236.6 5 5 0 3.8 1 2.8 1.2 4 0.012 0.11 0.015 0.149 0.15 0.89 0.10 0.68 10.22 PVC 236.6 3.650 0.850 3.752 0.952 2 Y
1
be l oka n 3c 0.002322 0.0048 2.319 0.0111 20533 205.33 5 5 0 4 6.5 0.015 PVC Y
9 22\23 1 -1.5 2.5 0.012 0.11 0.149 0.15 0.91 0.10 0.67 10.00 205.3 0.850 -1.650 0.950 -1.550 2
20 3c-7a 23\24 7a 0.0048 0.0048 2.319 0.0111 20617 206.17 5 1 4 -1.5 -6 4.5 6.5 7 0.022 0.15 0.015 0.133 0.15 1.22 0.06 0.43 6.45 PVC 206.2 -1.650 -6.150 -1.585 -6.085 2 Y
2
X 2.319 0.0041 88996 889.96 4 2 2 0.6 1 0.015 PVC Y
1 25\26 1d 0.0017501 0.00175013 3.4 1 2.4 0.003 0.05 0.135 0.15 0.43 0.07 0.45 6.82 890.0 3.250 0.850 3.318 0.918 7
22 Y 27\28 2d 0.0013945 0.003144602 2.319 0.0073 70170 701.7 2 3 -1 1.4 -1.2 2.6 1 1.5 0.004 0.06 0.015 0.159 0.2 0.61 0.05 0.27 5.46 PVC 701.7 1.200 -1.400 1.255 -1.345 6 Y
2
Z 3d 2.319 19789 -1 1.5 3.3 0.015 PVC Y
3 29\30 0.001301 0.0044 0.0103 197.89 3 4 1.5 0.7 0.8 0.004 0.06 0.178 0.2 0.63 0.09 0.43 8.60 197.9 1.300 0.500 1.386 0.586 2
24 be l oka n 30\31 4d 0.004446 0.0044 2.319 0.0103 11706 117.06 4 4 0 0.7 0.2 0.5 3.3 3.8 0.004 0.07 0.015 0.176 0.2 0.65 0.08 0.41 8.26 PVC 117.1 0.500 0.000 0.583 0.083 1 Y
2
A1/A2 5d 2.319 13235 1 3.8 3.8 0.015 PVC Y
5 31\32 0.000996 0.0054 0.0126 132.35 4 3 0.2 -0.8 1 0.008 0.09 0.170 0.2 0.87 0.07 0.36 7.29 132.4 0.000 -1.000 0.073 -0.927 1
26 5d-6d 32\33 6d 0.005442 0.0054 2.319 0.0126 49690 496.9 3 2 1 -0.8 -2.2 1.4 3.8 4.2 0.003 0.05 0.015 0.205 0.25 0.61 0.08 0.31 7.82 PVC 496.9 -1.050 -2.450 -0.972 -2.372 5 Y
2
7a -6d 2.319 48380 0 4.2 8 0.015 PVC Y
7 33\34 6d 0.0366 0.0366 0.0849 483.8 2 2 -2.2 -6 3.8 0.008 0.09 0.346 0.35 1.28 0.23 0.66 23.07 483.8 -2.550 -6.350 -2.319 -6.119 5
28 6d-7d 34\35 7d 0.0366 0.0366 2.319 0.0849 45855 458.55 2 2 0 -6 -7 1 8 9 0.002 0.05 0.015 0.440 0.45 0.80 0.28 0.63 28.38 Concre te 458.6 -6.450 -7.450 -6.166 -7.166 5 Y
2
7d-4f 2.319 41344 0.015 Concre te Y
9 35\36 4f 0.0366 0.0366 0.0849 413.44 2 2 0 -7 -8 1 9 10 0.002 0.049 0.431 0.45 0.84 0.26 0.58 26.26 413.4 -7.450 -8.450 -7.187 -8.187 4
30 A3 37\38 1e 0.001164 0.001164216 2.319 0.0027 36189 361.89 3 2 1 2.4 0.5 1.9 0.6 1.5 0.005 0.07 0.015 0.102 0.15 0.60 0.02 0.15 2.25 PVC 361.9 2.250 0.350 2.272 0.372 4 Y
3
A4/A5 2e 2.319 18178 0 1.5 2.5 0.015 PVC Y
1 38\39 0.001174 0.002338019 0.0054 181.78 2 2 0.5 -0.5 1 0.006 0.07 0.132 0.15 0.61 0.06 0.41 6.17 181.8 0.350 -0.650 0.412 -0.588 2
32 be l oka n 39\40 3e 0.001164 0.006255221 2.319 0.0145 17111 171.11 2 2 0 -0.5 -1.3 0.8 2.5 3.3 0.005 0.07 0.015 0.196 0.2 0.68 0.13 0.64 12.88 PVC 171.1 -0.700 -1.500 -0.571 -1.371 2 Y
3
A6/A7 40\41 4e 2.319 0.015 PVC Y
3 0.003557 0.009812272 0.0228 35791 357.91 2 2 0 -1.3 -2.5 1.2 3.3 4.5 0.003 0.06 0.247 0.25 0.67 0.17 0.66 16.62 357.9 -1.550 -2.750 -1.384 -2.584 4
34 be l oka n 41\42 5e 0.003557 0.009812272 2.319 0.0228 35212 352.12 2 2 0 -2.5 -3.7 1.2 4.5 5.7 0.003 0.06 0.015 0.247 0.25 0.68 0.16 0.66 16.42 PVC 352.1 -2.750 -3.950 -2.586 -3.786 4 Y
3
2.319 0.015 PVC Y
5 A14 42\43 6e 0.000226 0.010038 0.0233 22881 228.81 2 2 0 -3.7 -4.5 0.8 5.7 6.5 0.003 0.06 0.248 0.25 0.68 0.17 0.67 16.67 228.8 -3.950 -4.750 -3.783 -4.583 2
36 6e -8f 43\44 8f 0.010038 0.010038 2.319 0.0233 11643 116.43 2 2 0 -4.5 -5 0.5 6.5 7 0.004 0.07 0.015 0.238 0.25 0.76 0.14 0.57 14.28 PVC 116.4 -4.750 -5.250 -4.607 -5.107 1 Y
3
A8/A9 45\46 1f 2.319 0.015 PVC Y
7 0.001763 0.001762567 0.0041 19980 199.8 4 4 0 3.4 2.3 1.1 0.6 1.7 0.006 0.07 0.118 0.15 0.61 0.04 0.27 4.04 199.8 3.250 2.150 3.290 2.190 2
38 be l oka n 46\47 2f 0.001763 0.001762567 2.319 0.0041 19997 199.97 4 4 0 2.3 1.1 1.2 1.7 2.9 0.006 0.08 0.015 0.117 0.15 0.64 0.04 0.25 3.79 PVC 200.0 2.150 0.950 2.188 0.988 2 Y
3
A10 47\48 3f 2.319 19517 195.17 4 4 0 2.9 4 0.015 PVC Y
9 0.000990 0.0028 0.0064 1.1 0 1.1 0.006 0.08 0.139 0.15 0.62 0.08 0.52 7.75 195.2 0.950 -0.150 1.027 -0.073 2
40 A11 48\49 4f 0.036630 0.0366 2.319 0.0849 17711 177.11 4 2 2 0 -1 1 4 3 0.006 0.08 0.015 0.368 0.4 1.19 0.20 0.49 19.80 Concre te 177.1 -0.400 -1.400 -0.202 -1.202 2 Y
4
be l oka n 49\50 5f 2.319 9377 93.77 2 2 0 3 3.5 0.015 Concre te Y
1 0.036630 0.0366 0.0849 -1 -1.5 0.5 0.005 0.07 0.372 0.4 1.16 0.21 0.52 20.67 93.8 -1.400 -1.900 -1.193 -1.693 1
42 A12 50\51 6f 0.001206 0.0378 2.319 0.0877 18354 183.54 2 2 0 -1.5 -2.9 1.4 3.5 4.9 0.008 0.09 0.015 0.352 0.4 1.38 0.17 0.41 16.59 Concre te 183.5 -1.900 -3.300 -1.734 -3.134 2 Y
4
be l oka n 51\52 7f 2.319 6488 0 4.9 5.2 0.015 Concre te Y
3 0.037836 0.0378 0.0877 64.88 2 2 -2.9 -3.2 0.3 0.005 0.07 0.387 0.4 1.08 0.24 0.60 24.14 64.9 -3.300 -3.600 -3.059 -3.359 1
44 be l oka n 52\53 8f 0.037836 0.0378 2.319 0.0877 7989 79.89 2 2 0 -3.2 -3.6 0.4 5.2 5.6 0.005 0.07 0.015 0.381 0.4 1.12 0.23 0.57 22.74 Concre te 79.9 -3.600 -4.000 -3.373 -3.773 1 Y
4
A13 53\54 9f 2.319 30452 1 5.6 7 0.015 Concre te Y
5 0.002597 0.0404 0.0938 304.52 2 1 -3.6 -6 2.4 0.008 0.09 0.359 0.4 1.40 0.18 0.45 17.88 304.5 -4.000 -6.400 -3.821 -6.221 3
Universitas Indonesia
153
(1000
mm m Rp
Rp/m)
Jumlah 58.559.498.874
Universitas Indonesia
154
Pipa 58.559.498.874,02
Manhole 3.966.117.961,66
JUMLAH 62.525.616.835,68
Universitas Indonesia
155
Universitas Indonesia
156
LAMPIRAN 3
Jaringan Pengumpul Oleh Rifky Eko S
Debit Elevasi tanah Elevasi pipa Kedalaman pipa Slope Elevasi Dasar Elevasi fluida
beda beda Dkatalo 0.6 < Elev 0.2 < d/D Cek Jenis Panjang Jumlah
Titik Per Titik Peak Q desain Jarak 0.006<slope< S^0,5 n Dhitung Ket
Pipa No pipa Pipa hulu hilir elevasi hulu hilir elevasi hulu hilir g Vcek < 3 MA < 0,8 d>5cm pipa pipa Hulu Hilir Hulu Hilir Manhole
kumpul Kumpul Factor 0.01
m3/s m3/s m3/s cm m mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpt mdpt m/m m m m/s m m/m cm m mdpl mdpl mdpl mdpl
A11 A13 1a/2a 1a 0.0020 0.0020 2.3 0.0047 1.384 173 6 5 1 5.4 4.4 1.0 0.6 0.6 0.006 0.08 0.015 0.124 0.15 0.63 0.05 0.32 5 PVC 173.0 5.250 4.250 5.299 4.299 2 T
A12 2a/3a 2a 0.000750937 0.0028 2.3 0.0065 4.624 578 5 3 2 4.4 1.2 3.3 0.6 1.9 0.006 0.07 0.015 0.140 0.15 0.62 0.08 0.53 7.94 PVC 578.0 4.250 1.000 4.329 1.079 5 T
A14 3a/4a 3a 0.000350702 0.0031 2.3 0.0073 0.816 102 3 3 0 1.2 0.5 0.7 1.9 2.5 0.006 0.08 0.015 0.143 0.15 0.66 0.09 0.58 8.63 PVC 102.0 1.000 0.350 1.086 0.436 1 T
G 4a/5a 4a 0.000208722 0.0034 2.3 0.0078 1.712 214 3 3 0 0.5 -0.5 1.0 2.5 3.5 0.005 0.07 0.015 0.155 0.2 0.7 0.05 0.25 5.06 PVC 214.0 0.300 -0.700 0.351 -0.649 2 T
A10 O P 5a/6a 5a 0.000955494 0.0043 2.3 0.0100 1.36 170 3 4 -1 -0.1 -0.8 0.7 3.5 4.6 0.004 0.06 0.015 0.175 0.2 0.64 0.08 0.41 8.10 PVC 170.0 -0.300 -1.000 -0.219 -0.919 2 T
6a/7a 6a 0.0043 0.0043 2.3 0.0100 1.32 165 4 4 0 -0.2 -1.1 0.9 4.6 4.7 0.005 0.07 0.015 0.166 0.2 0.74 0.07 0.33 6.56 PVC 165.0 -0.400 -1.300 -0.334 -1.234 2 T
Q RN 7a/8a 7a 0.001423681 0.0057 2.3 0.0133 1.408 176 4 5 -1 -1.1 -1.7 0.6 4.7 6.2 0.003 0.06 0.015 0.202 0.25 0.68 0.07 0.29 7.33 PVC 176.0 -1.350 -1.950 -1.277 -1.877 2 S
8a/9a 8a 0.0057 0.0057 2.3 0.0133 1.16 145 5 5 0 -0.8 -1.5 0.7 6.2 6.5 0.005 0.07 0.015 0.189 0.25 0.80 0.06 0.23 5.65 PVC 145.0 -1.050 -1.750 -0.994 -1.694 1 S
S 9a/2g 9a 0.0007 0.0065 2.3 0.0150 2.424 303 5 5 0 -1.1 -1.8 0.7 6.5 6.8 0.002 0.05 0.015 0.227 0.25 0.6 0.12 0.47 11.79 PVC 303.0 -1.350 -2.050 -1.232 -1.932 3 S
A9a A9b A758 1g/2g 1g 0.001480936 0.0015 2.3 0.0034 1.48 185 6 5 1 5.3 4.1 1.2 0.6 1.3 0.006 0.08 0.015 0.108 0.15 0.66 0.03 0.2 5.15 PVC 185.0 5.150 3.950 5.178 3.978 2 T
MJJ VA6 2g/3g 2g 0.001941584 0.0099 2.3 0.0230 3.16 395 5 6 -1 4.1 3.4 0.8 1.3 2.3 0.002 0.04 0.015 0.276 0.3 0.6 0.15 0.50 14.93 PVC 395.0 3.800 3.050 3.949 3.199 4 S
3g/3f 3g 0.0099 0.0159 2.3 0.0370 2.048 256 6 6 0 4.0 3.4 0.6 2.3 2.6 0.002 0.05 0.015 0.323 0.35 0.67 0.18 0.50 17.53 PVC 256.0 3.600 3.050 3.775 3.225 3 S
A20 A21 A22 A23 1b/2b 1b 0.002297118 0.0023 2.3 0.0053 1.048 131 3 3 1 2.7 2.1 0.6 0.6 0.7 0.005 0.07 0.015 0.135 0.15 0.6 0.07 0.46 6.90 PVC 131.0 2.550 1.950 2.619 2.019 1 T
ABD-C-H-I 3b/4b 3b 0.00211497 0.0021 2.3 0.0049 1.144 143 4 4 0 3.4 2.6 0.8 0.6 1.4 0.006 0.07 0.015 0.126 0.15 0.62 0.05 0.35 5.25 PVC 143.0 3.250 2.450 3.302 2.502 1 T
EFJK L 2b/4b 2b 0.001634502 0.0039 2.3 0.0091 2.168 271 3 4 -1 2.8 2.1 0.7 0.7 1.4 0.003 0.05 0.015 0.183 0.2 0.67 0.10 0.48 9.61 PVC 271.0 2.600 1.860 2.696 1.956 3 T
4b/3g 4b 0.0060 2.3 0.0140 4.896 612 4 6 -2 3.8 3.3 0.6 0.6 2.3 0.001 0.03 0.015 0.264 0.3 0.79 0.12 0.42 12.50 PVC 612.0 3.500 2.950 3.625 3.075 5 S
T U X WYZA1 1F/2F 1F 0.001488312 0.0015 2.3 0.0035 0.8 100 6 5 1 5.1 4.8 0.3 0.6 0.6 0.003 0.05 0.015 0.125 0.15 0.63 0.05 0.33 5 PVC 100.0 4.950 4.650 4.999 4.699 1 T
2F/3F 2F 0.0015 0.0015 2.3 0.0035 1.576 197 5 6 -1 4.8 3.3 1.5 0.6 2.6 0.008 0.09 0.015 0.105 0.15 0.7 0.02 0.2 6.5 PVC 197.0 4.650 3.150 4.675 3.175 2 T
A2 A34 3f/P2 3f 0.000548544 0.0180 2.3 0.0417 0.52 65 6 6 0 3.5 3.3 0.2 2.6 2.7 0.003 0.06 0.015 0.316 0.35 0.8 0.16 0.46 16.03 PVC 65.0 3.150 2.950 3.310 3.110 1 S
P2/BIG3 p2 0.0180 0.0180 2.3 0.0417 2.08 260 6 5 1 3.3 2.9 0.4 2.7 2.1 0.002 0.04 0.015 0.359 0.4 0.62 0.18 0.45 18.07 Concrete 260.0 2.900 2.500 3.081 2.681 3 P
B404142-B37x3839 1c/2c 1c 0.002131885 0.0021 2.3 0.0049 1 125 8 7 1 7.3 6.6 0.7 0.6 0.6 0.006 0.07 0.015 0.127 0.15 0.62 0.05 0.35 5.31 PVC 125.0 7.150 6.450 7.203 6.503 1 T
B37min 2c/3c 2c 0.000358889 0.0025 2.3 0.0058 1.216 152 7 7 0 6.6 5.8 0.9 0.6 1.3 0.006 0.07 0.015 0.134 0.15 0.62 0.07 0.45 6.71 PVC 152.0 6.450 5.600 6.517 5.667 2 T
B343536 3c/4c 3c 0.001014038 0.0035 2.3 0.0081 0.992 124 7 7 0 5.8 5.0 0.8 1.3 2.0 0.006 0.08 0.015 0.151 0.2 0.78 0.04 0.22 5.30 PVC 124.0 5.550 4.800 5.595 4.845 1 T
B31 4c/5c 4c 0.000961315 0.0045 2.3 0.0104 0.6 75 7 7 0 5.0 4.6 0.5 2.0 2.5 0.006 0.08 0.015 0.165 0.2 0.77 0.06 0.32 6.45 PVC 75.0 4.800 4.350 4.864 4.414 1 T
B32 5c/6c 5c 0.001096526 0.0056 2.3 0.0129 3.32 415 7 6 1 4.6 2.3 2.3 2.5 3.6 0.006 0.07 0.015 0.182 0.2 0.74 0.10 0.48 9.51 PVC 415.0 4.350 2.050 4.445 2.145 4 T
6c/7c 6c 0.0056 0.0056 2.3 0.0129 0.256 32 6 6 0 2.3 2.1 0.2 3.6 3.8 0.006 0.08 0.015 0.178 0.2 0.79 0.09 0.43 8.69 PVC 32.0 2.050 1.850 2.137 1.937 0 T
B27 B28293033 7c/8c 7c 0.001222965 0.0068 2.3 0.0157 0.792 99 6 5 1 2.1 1.5 0.5 3.8 3.9 0.006 0.07 0.015 0.196 0.2 0.74 0.13 0.64 12.79 PVC 99.0 1.850 1.300 1.978 1.428 1 T
8c/9c 8c 0.0068 0.0068 2.3 0.0157 0.92 115 5 6 -1 1.5 0.9 0.7 3.9 4.8 0.006 0.08 0.015 0.195 0.2 0.75 0.13 0.63 12.63 PVC 115.0 1.300 0.650 1.426 0.776 1 T
A171819 9c/10c 9c 0.000850878 0.0076 2.3 0.0177 2.824 353 6 5 1 0.9 -1.1 2.0 4.8 5.6 0.006 0.07 0.015 0.205 0.25 0.86 0.08 0.31 7.85 PVC 353.0 0.600 -1.350 0.679 -1.271 4 S
10c/17c 10c 0.0115 0.0115 2.3 0.0268 0.904 113 5 5 0 -0.2 -0.9 0.7 5.6 5.9 0.006 0.08 0.015 0.238 0.25 0.88 0.14 0.57 14.15 PVC 113.0 -0.450 -1.100 -0.309 -0.959 1 S
B1 B2 B3 B4 11c/12c 11c 0.0026 0.0026 2.3 0.0059 2.952 369 6 5 1 5.8 3.3 2.5 0.6 1.4 0.007 0.08 0.015 0.131 0.15 0.68 0.06 0.40 6.07 PVC 369.0 5.650 3.150 5.711 3.211 4 T
B5 B6 B7 B8 12c/17c 12c 0.0025 0.0050 2.3 0.0117 1.936 242 5 5 0 3.1 -0.4 3.5 1.4 5.9 0.01 0.12 0.015 0.146 0.15 0.99 0.09 0.63 9.44 PVC 242.0 2.950 -0.550 3.044 -0.456 2 T
17c/p1 17c 0.0166 0.0166 2.3 0.0384 1.96 245 5 4 1 -0.4 -1.8 1.4 5.9 5.8 0.006 0.07 0.015 0.274 0.3 0.97 0.15 0.49 14.55 PVC 245.0 -0.700 -2.050 -0.554 -1.904 2 S
B2624 B22 B23 B25 13c/14c 13c 0.0023 0.0023 2.3 0.0053 0.64 80 6 6 0 5.4 4.9 0.5 0.6 0.7 0.006 0.08 0.015 0.128 0.15 0.65 0.05 0.36 5.45 PVC 80.0 5.250 4.750 5.304 4.804 1 T
14c/15c 14c 0.0023 0.0023 2.3 0.0053 1.856 232 6 5 1 4.9 3.6 1.3 0.7 1.8 0.006 0.07 0.015 0.130 0.15 0.62 0.06 0.39 5.91 PVC 232.0 4.750 3.450 4.809 3.509 2 T
15c/16c 15c 0.0023 0.0023 2.3 0.0053 1.312 164 5 4 1 3.6 2.7 1.0 1.8 1.8 0.006 0.08 0.015 0.129 0.15 0.63 0.06 0.38 5.77 PVC 164.0 3.450 2.500 3.508 2.558 2 T
B20 B21 16c/10c 16c 0.0016 0.0039 2.3 0.0091 1.048 131 4 5 -1 1.8 -0.2 2.0 1.8 5.6 0.01 0.12 0.015 0.132 0.15 1.00 0.06 0.42 6.32 PVC 131.0 1.600 -0.350 1.663 -0.287 1 T
B47 B48 B49 B50x 1d/2d 1d 0.0026 0.0026 2.3 0.0060 1.8 225 6 5 1 4.9 3.7 1.3 0.6 1.5 0.006 0.07 0.015 0.136 0.15 0.61 0.07 0.47 7.06 PVC 225.0 4.750 3.500 4.821 3.571 2 T
B50min51 B52 2d/3d 2d 0.0015 0.0041 2.3 0.0095 0.576 72 5 5 0 3.7 3.0 0.6 1.5 2.3 0.009 0.10 0.015 0.148 0.15 0.78 0.10 0.66 9.86 PVC 72.0 3.500 2.850 3.599 2.949 1 T
B46 B5356 3d/4d 3d 0.0018 0.0059 2.3 0.0136 1.048 131 5 5 0 3.0 2.3 0.8 2.3 3.2 0.006 0.08 0.015 0.184 0.2 0.75 0.10 0.50 10.01 PVC 131.0 2.800 2.050 2.900 2.150 1 T
B45 B54 4d/5d 4d 0.0017 0.0075 2.3 0.0175 1.072 134 5 5 0 2.3 1.4 0.9 3.2 3.7 0.006 0.08 0.015 0.199 0.2 0.79 0.14 0.68 13.54 PVC 134.0 2.050 1.200 2.185 1.335 1 T
5d/6d 5d 0.0075 0.0075 2.3 0.0175 0.824 103 5 5 0 1.4 0.7 0.7 3.7 4.0 0.007 0.08 0.015 0.196 0.2 0.82 0.13 0.64 12.86 PVC 103.0 1.200 0.500 1.329 0.629 1 T
B43 B44 6d/7d 6d 0.0013 0.0089 2.3 0.0206 0.736 92 5 5 0 0.7 0.2 0.6 4.0 4.6 0.006 0.08 0.015 0.214 0.25 0.89 0.09 0.37 9.25 PVC 92.0 0.450 -0.100 0.542 -0.008 1 S
7d/8d 7d 0.0089 0.0089 2.3 0.0206 0.696 87 5 5 0 0.2 -0.4 0.6 4.6 5.3 0.006 0.08 0.015 0.212 0.25 0.92 0.09 0.35 8.87 PVC 87.0 -0.100 -0.650 -0.011 -0.561 1 S
8d/9d 8d 0.0089 0.0089 2.3 0.0206 1.288 161 5 5 0 -0.4 -1.3 0.9 5.3 5.8 0.006 0.07 0.015 0.216 0.25 0.86 0.10 0.39 9.72 PVC 161.0 -0.650 -1.550 -0.553 -1.453 2 S
9d/8e 9d 0.0089 0.0089 2.3 0.0206 6.496 812 5 5 0 -0.4 -2.5 2.2 5.8 7.0 0.003 0.05 0.015 0.249 0.25 0.60 0.17 0.68 17.03 PVC 812.0 -0.600 -2.750 -0.430 -2.580 6 S
8e/p1 8e 0.0202 0.0202 2.3 0.0470 0.728 91 5 4 1 -1.3 -1.8 0.5 6.3 5.8 0.005 0.07 0.015 0.302 0.3 0.92 0.21 0.71 21.30 PVC 91.0 -1.600 -2.050 -1.387 -1.837 1 S
P1/BIG1 P1 0.0368 0.0368 2.3 0.0854 2.208 276 4 5 -1 -1.8 -2.5 0.8 5.8 7.0 0.003 0.05 0.015 0.423 0.45 0.89 0.24 0.54 24.25 Concrete 276.0 -2.200 -2.950 -1.957 -2.707 3 P
BIG1/BIG2 BIG1 0.0368 0.0368 2.3 0.0854 9.304 1163 5 7 -2 4.4 3.0 1.4 0.6 4.0 0.001 0.03 0.015 0.492 0.5 0.64 0.33 0.65 32.56 Concrete 1163.0 3.900 2.500 4.226 2.826 9 P
BIG2/BIG3 BIG2 0.0368 0.0368 2.3 0.0854 4.136 517 7 5 2 3.4 2.9 0.5 4.0 2.1 0.001 0.03 0.015 0.513 0.6 0.64 0.22 0.37 22.21 Concrete 517.0 2.800 2.300 3.022 2.522 4 P
BIG3/BIG4 BIG3 0.0548 0.1028 2.3 0.2385 6.568 821 5 3 2 3.3 2.4 0.9 2.1 0.6 0.001 0.03 0.015 0.737 0.8 0.83 0.40 0.50 39.80 Concrete 821.0 2.500 1.600 2.898 1.998 7 P
BIG4/BIG5 BIG4 0.1028 0.1028 2.3 0.2385 8.92 1115 3 4 -1 2.8 2.0 0.8 0.6 1.8 0.001 0.03 0.015 0.797 0.8 0.67 0.55 0.68 54.69 Concrete 1115.0 2.000 1.200 2.547 1.747 9 P
BIG5/BIG6 BIG5 0.1028 0.1028 2.3 0.2385 3.12 390 4 4 0 2.4 2.0 0.4 1.8 2.0 0.001 0.03 0.015 0.746 0.8 0.80 0.42 0.52 41.83 Concrete 390.0 1.600 1.200 2.018 1.618 4 P
BIG6/BIG7 BIG6 0.1768 0.1768 2.3 0.4101 1.504 188 4 4 0 2.4 1.7 0.7 2.0 2.3 0.004 0.06 0.015 0.718 0.8 1.53 0.36 0.45 35.88 Concrete 188.0 1.600 0.900 1.959 1.259 2 P
BIG7/BIG8 BIG7 0.2038 0.2038 2.3 0.4728 10.12 1265 4 3 1 2.1 -1.4 3.5 2.3 4.0 0.003 0.05 0.015 0.800 0.8 1.32 0.55 0.69 55.48 Concrete 1265.0 1.300 -2.200 1.855 -1.645 10 P
BIG8/BIG9 BIG8 0.2038 0.2038 2.3 0.4687 4.024 503 3 1 2 -1.0 -3.0 2.0 4.0 4.0 0.004 0.06 0.015 0.745 0.8 1.58 0.42 0.52 41.73 Concrete 503.0 -1.800 -3.800 -1.383 -3.383 4 P
B16 B19 B1718 1E/2E 1e 0.0025 0.0025 2.3 0.0057 2.92 365 5 5 0 4.8 2.8 2.1 0.6 1.8 0.006 0.07 0.015 0.134 0.15 0.62 0.07 0.44 6.63 PVC 365.0 4.650 2.600 4.716 2.666 4 T
B15 2e/3e 2e 0.0003 0.0028 2.3 0.0065 2.208 276 5 4 1 2.8 1.2 1.6 1.8 2.9 0.006 0.07 0.015 0.141 0.15 0.62 0.08 0.54 8.05 PVC 276.0 2.600 1.050 2.680 1.130 3 T
B14 B55 B57 3e/4e 3e 0.0025 0.0053 2.3 0.0124 0.872 109 4 4 0 1.2 0.6 0.6 2.9 3.4 0.006 0.07 0.015 0.180 0.2 0.74 0.09 0.45 8.99 PVC 109.0 1.000 0.400 1.090 0.490 1 T
B58 4e/5e 4e 0.0010 0.0064 2.3 0.0147 1.704 213 4 4 0 0.6 -0.6 1.2 3.4 5.0 0.006 0.08 0.015 0.191 0.2 0.75 0.11 0.57 11.47 PVC 213.0 0.400 -0.800 0.515 -0.685 2 T
A15 A16 B9B10 6e/5e 6e 0.0029 0.0029 2.3 0.0068 1.608 201 3 4 -1 1.5 -0.6 2.1 1.5 5.0 0.010 0.10 0.015 0.127 0.15 0.84 0.05 0.35 5.31 PVC 201.0 1.350 -0.750 1.403 -0.697 2 T
B11 B12 B13ab 7e/5e 7e 0.0021 0.0021 2.3 0.0049 0.72 90 3 4 -1 -0.1 -0.6 0.5 3.5 5.0 0.006 0.07 0.015 0.127 0.15 0.61 0.05 0.35 5.26 PVC 90.0 -0.250 -0.750 -0.197 -0.697 1 T
5e/8e 5e 0.0114 0.0114 2.3 0.0264 2.408 301 4 5 -1 -0.6 -1.8 1.2 5.0 6.3 0.004 0.06 0.015 0.253 0.25 0.73 0.18 0.73 18.24 PVC 301.0 -0.850 -2.050 -0.668 -1.868 3 S
Universitas Indonesia
157
Universitas Indonesia
158
Universitas Indonesia
159
LAMPIRAN 4
Jaringan Pengumpul oleh Arsa Kartika Putri
Debit Elevasi tanah Elevasi pipa Kedalaman pipa Slope Elevasi Dasar Pipa Elevasi fluida
beda beda 0.6 < 0.2 < d/D Cek Jenis Panjang Jumlah
Titik Per Titik Peak Q desain Jarak 0.006<slop S^0,5 n Dhitung Dkatalog Elev MA Ket
Pipa No pipa Pipa hulu hilir elevasi hulu hilir elevasi hulu hilir Vcek < 3 < 0,8 d>5cm pipa pipa Hulu Hilir Hulu Hilir Manhole
kumpul Kumpul Factor e<0.01
m3/s m3/s m3/s cm m mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpl mdpt mdpt m/m m m m/s m m/m cm m mdpl mdpl mdpl mdpl
A10-G-P-O 1\2 1a 0,0025 0,0025 2,0 0,0050 2,1 525 186 182 4 182,3 179,4 2,9 3,7 2,6 0,006 0,07 0,015 0,127 0,15 0,61 0,05 0,36 5,40 PVC 525,0 182,150 179,250 182,204 179,304 4 T
1 A11-A13 1a/2a 1a 0,00204296 0,002043 2,31906 0,0047 17009 170,1 6,9 6,2 0,7 6,3 5,2 1,1 0,6 1 0,006 0,08 0,015 0,121 0,15 0,66 0,04 0,30 4,47 PVC 170,1 6,2 5,1 6,2 5,1 2 T
2 A12-A14 2a/3a 2a 0,001102 0,003145 2,31906 0,0073 5568 55,7 6,2 6 0,2 5,2 4,8 0,4 1 1,2 0,007 0,08 0,015 0,140 0,15 0,70 0,08 0,53 7,88 PVC 55,7 5,1 4,7 5,1 4,7 1 T
3 3a/1d 3a - 0,003145 2,31906 0,0073 71251 712,5 6 4 2 4,8 0 4,8 1,2 4 0,007 0,08 0,015 0,142 0,15 0,68 0,08 0,55 8,27 PVC 712,5 4,7 -0,2 4,7 -0,1 6 T
4 KJ-E-D-I 1b/2b 1b 0,001946 0,001946 2,31906 0,0045 7642 76,4 6 5,7 0,3 5,4 5 0,4 0,6 0,7 0,005 0,07 0,015 0,124 0,15 0,60 0,05 0,32 4,87 PVC 76,4 5,3 4,9 5,3 4,9 1 T
5 2b/3b 2b - 0,001946 2,31906 0,0045 9513 95,1 5,7 5,1 0,6 5 4,5 0,5 0,7 0,6 0,005 0,07 0,015 0,124 0,15 0,60 0,05 0,32 4,85 PVC 95,1 4,9 4,4 4,9 4,4 1 T
6 ABC-H 3b/4b 3b 0,00114655 0,003093 2,31906 0,0072 35506 355,1 5,1 4,7 0,4 4,5 3,2 1,3 0,6 1,5 0,004 0,06 0,015 0,158 0,2 0,60 0,05 0,27 5,38 PVC 355,1 4,3 3,0 4,4 3,1 4 T
7 4b/5b 4b - 0,003093 2,31906 0,0072 13138 131,4 4,7 4,4 0,3 3,2 2,7 0,5 1,5 1,7 0,004 0,06 0,015 0,157 0,2 0,61 0,05 0,26 5,22 PVC 131,4 3,0 2,5 3,1 2,6 1 T
8 A23-A22-A21-A20 1c/5b 1c 0,002319 0,002319 2,31906 0,0054 15312 153,1 4,5 4,4 0,1 3,6 2,7 0,9 0,9 1,7 0,006 0,08 0,015 0,130 0,15 0,63 0,06 0,39 5,80 PVC 153,1 3,5 2,6 3,5 2,6 2 T
9 4b-1c 5b/6b 5b 0,005411 0,005411 2,31906 0,0125 64011 640,1 4,4 4 0,4 2,7 1 1,7 1,7 3 0,003 0,05 0,015 0,207 0,25 0,60 0,08 0,32 8,11 PVC 640,1 2,5 0,8 2,5 0,8 5 S
10 FL-GON-A10 6b/7b 6b 0,001963 0,007375 2,31906 0,0171 16003 160,0 4 3,6 0,4 1 0,4 0,6 3 3,2 0,004 0,06 0,015 0,218 0,25 0,71 0,10 0,40 9,96 PVC 160,0 0,8 0,2 0,8 0,2 2 S
11 7b/1d 7b - 0,007375 2,31906 0,0171 14973 149,7 3,6 4 -0,4 0,4 0 0,4 3,2 4 0,003 0,05 0,015 0,232 0,25 0,60 0,13 0,51 12,84 PVC 149,7 0,2 -0,3 0,3 -0,1 1 S
12 3a-7b 1d/2d 1d 0,010519 0,010519 2,31906 0,0244 11405 114,1 4 2 2 0 -0,3 0,3 4 2,3 0,003 0,05 0,015 0,266 0,3 0,67 0,13 0,43 12,81 PVC 114,1 -0,3 -0,6 -0,2 -0,5 1 S
13 2d/3d 2d - 0,010519 2,31906 0,0244 6479 64,8 2 1,4 0,6 -0,3 -0,5 0,2 2,3 1,9 0,003 0,06 0,015 0,258 0,3 0,73 0,11 0,38 11,36 PVC 64,8 -0,6 -0,8 -0,5 -0,7 1 S
14 3d/4d 3d - 0,010519 2,31906 0,0244 25657 256,6 1,4 1 0,4 -0,5 -1,3 0,8 1,9 2,3 0,003 0,06 0,015 0,258 0,3 0,73 0,11 0,38 11,27 PVC 256,6 -0,8 -1,6 -0,7 -1,5 3 S
15 PQR-pompa 4d/5d 4d 0,0013811 0,011900 2,31906 0,0276 38859 388,6 1 0,7 0,3 -1,3 -2,3 1 2,3 3 0,003 0,05 0,015 0,280 0,3 0,66 0,16 0,52 15,67 PVC 388,6 -1,6 -2,6 -1,4 -2,4 4 S
16 5d/6d 5d - 0,011900 2,31906 0,0276 18142 181,4 0,7 1 -0,3 -2,3 -2,8 0,5 3 3,8 0,003 0,05 0,015 0,276 0,3 0,69 0,15 0,50 14,88 PVC 181,4 -2,6 -3,1 -2,5 -3,0 2 S
17 6d/7d 6d - 0,011900 2,31906 0,0276 16155 161,6 1 0,8 0,2 -2,8 -3,3 0,5 3,8 4,1 0,003 0,06 0,015 0,270 0,3 0,73 0,14 0,45 13,64 PVC 161,6 -3,1 -3,6 -3,0 -3,5 2 S
18 7d/8d 7d - 0,011900 2,31906 0,0276 4554 45,5 0,8 0,6 0,2 -3,3 -3,5 0,2 4,1 4,1 0,004 0,07 0,015 0,253 0,3 0,87 0,10 0,35 10,49 PVC 45,5 -3,6 -3,8 -3,5 -3,7 0 S
19 S-A9 8d/9d 8d 0,00159737 0,013498 2,31906 0,0313 7275 72,8 0,6 1 -0,4 -3,5 -3,7 0,2 4,1 4,7 0,003 0,05 0,015 0,289 0,3 0,68 0,18 0,60 18,01 PVC 72,8 -3,8 -4,0 -3,6 -3,8 1 S
20 pompa 9d/10d 9d - 0,013498 2,31906 0,0313 17131 171,3 1 1 0 -3,7 -4,2 0,5 4,7 5,2 0,003 0,05 0,015 0,286 0,3 0,71 0,17 0,57 17,22 PVC 171,3 -4,0 -4,5 -3,8 -4,3 2 S
21 M-JJ-A6-V dan 5e 10d/11d 10d 0,004487 0,017985 2,31906 0,0417 49708 497,1 1 1,5 -0,5 -4,2 -5,5 1,3 5,2 7 0,003 0,05 0,015 0,325 0,35 0,74 0,18 0,52 18,11 PVC 497,1 -4,6 -5,9 -4,4 -5,7 5 S
22 A5-A7-A8 11d/12d 11d 0,00065561 0,018641 2,31906 0,0432 12875 128,8 1,5 1 0,5 -5,5 -5,9 0,4 7 6,9 0,003 0,06 0,015 0,319 0,35 0,81 0,17 0,48 16,79 PVC 128,8 -5,9 -6,3 -5,7 -6,1 1 S
23 U-T-X-W 1e/2e 1e 0,00128927 0,001289 2,31906 0,0030 7844 78,4 5 6 -1 2,7 2,3 0,4 2,3 3,7 0,005 0,07 0,015 0,107 0,15 0,6 0,03 0,2 2,68 PVC 78,4 2,6 2,2 2,6 2,2 1 T
24 A1-A2-A3-A4-Y-Z 2e/3e 2e 0,00125658 0,002546 2,31906 0,0059 19519 195,2 6 5,4 0,6 2,3 0,3 2 3,7 5,1 0,010 0,10 0,015 0,121 0,15 0,83 0,04 0,29 4,40 PVC 195,2 2,2 0,2 2,2 0,2 2 T
25 3e/4e 3e - 0,002546 2,31906 0,0059 7782 77,8 5,4 4,9 0,5 0,3 -0,5 0,8 5,1 5,4 0,010 0,10 0,015 0,121 0,15 0,83 0,04 0,29 4,39 PVC 77,8 0,2 -0,7 0,2 -0,6 1 T
26 4e/5e 4e - 0,002546 2,31906 0,0059 12860 128,6 4,9 4 0,9 -0,5 -1,8 1,3 5,4 5,8 0,010 0,10 0,015 0,121 0,15 0,83 0,04 0,30 4,44 PVC 128,6 -0,7 -2,0 -0,6 -1,9 1 T
27 5e/10d 5e - 0,002546 2,31906 0,0059 23796 238,0 4 1 3 -1,8 -4,2 2,4 5,8 5,2 0,010 0,10 0,015 0,121 0,15 0,83 0,04 0,30 4,45 PVC 238,0 -2,0 -4,4 -1,9 -4,3 2 T
28 A17-A18A19-B1-B2 1f/2f 1f 0,00198245 0,001982 2,31906 0,0046 16364 163,6 7 5,9 1,1 6,4 4,9 1,5 0,6 1 0,009 0,10 0,015 0,113 0,15 0,79 0,03 0,22 3,29 PVC 163,6 6,3 4,8 6,3 4,8 2 T
29 B3-B4 2f/3f 2f 0,00144333 0,003426 2,31906 0,0079 37276 372,8 5,9 5,9 0 4,9 3 1,9 1 2,9 0,005 0,07 0,015 0,154 0,2 0,71 0,05 0,24 4,89 PVC 372,8 4,7 2,8 4,7 2,8 4 T
30 B5-B6-B7-B8 3f/6g 3f 0,00246636 0,005892 2,31906 0,0137 6629 66,3 5,9 4,5 1,4 3 2,5 0,5 2,9 2 0,008 0,09 0,015 0,176 0,2 0,87 0,08 0,41 8,22 PVC 66,3 2,8 2,3 2,9 2,4 1 T
31 B38B39-B40B41B42 1g/2g 1g 0,001510 0,001510 2,31906 0,0035 34281 342,8 8,8 8 0,8 8,2 6,4 1,8 0,6 1,6 0,005 0,07 0,015 0,113 0,15 0,60 0,03 0,22 3,32 PVC 342,8 8,1 6,3 8,1 6,3 3 T
32 B35B36-B37 2g/3g 2g 0,00183226 0,003342 2,31906 0,0078 15825 158,3 8 7,5 0,5 6,4 5,6 0,8 1,6 1,9 0,005 0,07 0,015 0,153 0,2 0,71 0,05 0,24 4,74 PVC 158,3 6,2 5,4 6,2 5,4 2 T
33 B32B34-B31 1h/3g 1h 0,0022971 0,002297 2,31906 0,0053 6939 69,4 7 7,5 -0,5 6,2 5,6 0,6 0,8 1,9 0,009 0,09 0,015 0,120 0,15 0,77 0,04 0,29 4,28 PVC 69,4 6,1 5,5 6,1 5,5 1 T
34 1h-2g 3g/4g 3g 0,005639 0,005639 2,31906 0,0131 61330 613,3 7,5 6 1,5 5,6 4 1,6 1,9 2 0,003 0,05 0,015 0,211 0,25 0,6 0,09 0,35 8,74 PVC 613,3 5,4 3,8 5,4 3,8 5 S
35 B252629-B27283033 4g/5g 4g 0,00139217 0,007031 2,31906 0,0163 40107 401,1 6 4,9 1,1 4 2,9 1,1 2 2 0,003 0,05 0,015 0,227 0,25 0,61 0,12 0,47 11,72 PVC 401,1 3,8 2,7 3,9 2,8 4 S
36 B20-B21 1i/5g 1i 0,00161088 0,001611 2,31906 0,0037 6575 65,8 3,9 4,9 -1 3,3 2,9 0,4 0,6 2 0,006 0,08 0,015 0,112 0,15 0,64 0,03 0,22 3,27 PVC 65,8 3,2 2,8 3,2 2,8 1 T
37 4g-1i-B222324 5g/6g 5g 0,009822 0,009822 2,31906 0,0228 14239 142,4 4,9 4,5 0,4 2,9 2,5 0,4 2 2 0,003 0,05 0,015 0,256 0,3 0,69 0,11 0,37 11,00 PVC 142,4 2,6 2,2 2,7 2,3 1 S
38 5g-3f 6g/7g 6g 0,015714 0,015714 2,31906 0,0364 22455 224,6 4,5 5,5 -1 2,5 1,4 1,1 2 4,1 0,005 0,07 0,015 0,275 0,3 0,91 0,15 0,49 14,67 PVC 224,6 2,2 1,1 2,3 1,2 2 S
39 B1618-B19 1j/2j 1j 0,00195851 0,001959 2,31906 0,0045 32261 322,6 6 5 1 5,4 3,7 1,7 0,6 1,3 0,005 0,07 0,015 0,124 0,15 0,60 0,05 0,33 4,89 PVC 322,6 5,3 3,6 5,3 3,6 3 T
40 B15B17-B13 2j/3j 2j 0,00290448 0,004863 2,31906 0,0113 19582 195,8 4,4 4 0,4 3,7 3 0,7 0,7 1 0,004 0,06 0,015 0,188 0,2 0,60 0,11 0,54 10,79 PVC 195,8 3,5 2,8 3,6 2,9 2 T
41 3j/4j 3j - 0,004863 2,31906 0,0113 9408 94,1 4 5 -1 3 2,6 0,4 1 2,4 0,004 0,07 0,015 0,182 0,2 0,65 0,09 0,47 9,48 PVC 94,1 2,8 2,4 2,9 2,5 1 T
42 B11B12 4j/7g 4j 0,00122203 0,006085 2,31906 0,0141 20324 203,2 5 5,5 -0,5 2,6 1,4 1,2 2,4 4,1 0,006 0,08 0,015 0,186 0,2 0,77 0,10 0,52 10,37 PVC 203,2 2,4 1,2 2,5 1,3 2 T
43 B46-B47B50-B51B52-B53B55B56 1k/2k 1k 0,00495898 0,004959 2,31906 0,0115 12763 127,6 6,6 6 0,6 6 5,4 0,6 0,6 0,6 0,005 0,07 0,015 0,180 0,2 0,68 0,09 0,45 9,05 PVC 127,6 5,8 5,2 5,9 5,3 1 T
44 B48B49-B43B44 1l/2k 1l 0,00300818 0,003008 2,31906 0,0070 41008 410,1 7,8 6 1,8 7,2 5,4 1,8 0,6 0,6 0,004 0,07 0,015 0,151 0,2 0,66 0,05 0,23 4,50 PVC 410,1 7,0 5,2 7,0 5,2 4 T
45 1k-1l-B45B54 2k/3k 2k 0,009647 0,009647 2,31906 0,0224 22567 225,7 6 5,7 0,3 5,4 4,8 0,6 0,6 0,9 0,003 0,05 0,015 0,257 0,3 0,67 0,11 0,37 11,16 PVC 225,7 5,1 4,5 5,2 4,6 2 S
46 0,001680185 3k/4k 3k - 0,009647 2,31906 0,0224 23038 230,4 5,7 5 0,7 4,8 4,2 0,6 0,9 0,8 0,003 0,05 0,015 0,258 0,3 0,7 0,11 0,38 11,33 PVC 230,4 4,5 3,9 4,6 4,0 2 S
47 4k/5k 4k - 0,009647 2,31906 0,0224 28254 282,5 5 4 1 4,2 3,4 0,8 0,8 0,6 0,003 0,05 0,015 0,254 0,3 0,69 0,11 0,35 10,64 PVC 282,5 3,9 3,1 4,0 3,2 3 S
48 B57-B58 5k/6k 5k 0,00190378 0,011551 2,31906 0,0268 19165 191,7 4 4 0 3,4 2,9 0,5 0,6 1,1 0,003 0,05 0,015 0,276 0,3 0,67 0,15 0,49 14,83 PVC 191,7 3,1 2,6 3,2 2,7 2 S
49 6k/7k 6k - 0,011551 2,31906 0,0268 21097 211,0 4 3,3 0,7 2,9 2,3 0,6 1,1 1 0,003 0,05 0,015 0,271 0,3 0,70 0,14 0,46 13,90 PVC 211,0 2,6 2,0 2,7 2,1 2 S
50 A15-A16-B9-B10 7k/7g 7k 0,0029129 0,014464 2,31906 0,0335 33129 331,3 3,3 5,5 -2,2 2,3 1,4 0,9 1 4,1 0,003 0,05 0,015 0,298 0,3 0,68 0,20 0,67 20,16 PVC 331,3 2,0 1,1 2,2 1,3 3 S
51 6g-4j-7k 7g/1m 7g 0,036263 0,036263 2,31906 0,0841 31062 310,6 5,5 4 1,5 1,4 -0,7 2,1 4,1 4,7 0,007 0,08 0,015 0,354 0,35 1,19 0,25 0,73 25,43 PVC 310,6 1,1 -1,1 1,3 -0,8 3 S
52 1m/2m 1m - 0,036263 2,31906 0,0841 116161 1161,6 4 4 0 -0,7 -4 3,3 4,7 8 0,003 0,05 0,015 0,417 0,5 0,98 0,17 0,33 16,71 Concrete 1161,6 -1,2 -4,5 -1,0 -4,3 9 U
53 2m/3m 2m - 0,036263 2,31906 0,0841 51668 516,7 4 2 2 -4 -6,2 2,2 8 8,2 0,004 0,07 0,015 0,386 0,4 1,03 0,24 0,60 24,10 Concrete 516,7 -4,4 -6,6 -4,2 -6,4 4 U
54 12d 12d/3m 12d 0,01837806 0,018378 2,31906 0,0426 17612 176,1 1 2 -1 -5,9 -6,2 0,3 6,9 8,2 0,002 0,04 0,015 0,356 0,4 0,65 0,17 0,43 17,28 Concrete 176,1 -6,3 -6,6 -6,1 -6,4 2 U
55 12d-2m-0,048 3m/4m 3m 0,102642 0,102642 2,31906 0,2380 83281 832,81 1 1,5 -0,5 -6,2 -7,5 1,3 7,2 9 0,002 0,04 0,015 0,689 0,7 0,91 0,45 0,65 45,45 Concrete 832,8 -6,9 -8,2 -6,4 -7,7 7 U
56 4m/5m 4m - 0,102642 2,31906 0,2380 111580 1115,8 1,5 0 1,5 -7,5 -9,2 1,7 9 9,2 0,002 0,04 0,015 0,692 0,7 0,90 0,46 0,66 46,28 Concrete 1115,8 -8,2 -9,9 -7,7 -9,4 9 U
57 5m/6m 5m - 0,102642 2,31906 0,2380 36461 364,61 0 -1 1 -9,2 -9,8 0,6 9,2 8,8 0,002 0,04 0,015 0,682 0,7 0,93 0,44 0,62 43,68 Concrete 364,6 -9,9 -10,5 -9,5 -10,1 4 U
58
59
0,074
0,027
6m/7m
7m/8m
6m
7m
0,074
0,027
0,176642
0,203642
2,31906
2,31906
0,4096
0,4723
18942 189,42
186152 1861,52
-1
-2
-2
-4
1
2
-9,8
-10,6
-10,6
-16
0,8
5,4
8,8
8,6
8,6
12
0,004
0,003
0,06
0,05
0,015
0,015
0,701
0,793
0,7
0,8
1,49
1,35
0,49
0,53
0,69
0,67
48,64
53,46
Concrete
Concrete
189,4Universitas Indonesia
1861,5
-10,5
-11,4
-11,3
-16,8
-10,0
-10,9
-10,8
-16,3
2
15
U
U
60 8m/9m 8m - 0,203642 2,31906 0,4723 29661 296,61 -4 -4,9 0,9 -16 -16,9 0,9 12 12 0,003 0,06 0,015 0,786 0,8 1,38 0,52 0,65 51,68 Concrete 296,6 -16,8 -17,7 -16,3 -17,2 3 U
160
Universitas Indonesia
161
Universitas Indonesia
162
LAMPIRAN 5
Universitas Indonesia
163
LAMPIRAN 6
Universitas Indonesia
164
Universitas Indonesia
QSludge
=TSS
36.85
=cake
Filter m3/d
22.40
Press
Thickener
BOD
25% =49.15
Thickensolid
kg/dSolid
kg/d
Sg = 1,06
6%
165
S. Recovery
TSS =capture
Solid 46.42
kg/d 85%
95%
Gt = 1,03
Filtrate BOD
1500 mg/L
Inorg. Chem.
Add 5% dari
berat solid
Org. Chem add
2% dari berat
solid
LAMPIRAN 7
Universitas Indonesia
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
6 7 8 9 1. Influent 8. Secondary Clarifier
2. Bar Screen 9. Disinfection
10 3. Pump Station 10. Effluent
4. Grit Chamber 11. Sludge Thickener
Waste Sludge
Waste Sludge
JUDUL GAMBAR
11 Flow Diagram
Completely Mixed Activated Sludge
2 3
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1 1306367870
TUGAS BESAR
12 13 PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
1 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
16
18 17
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Keterangan :
1. Influen
LEGENDA
19 2. Rumah Pompa
3. Grit Chamber
4. Bak Ekualisasi Aliran Air
6
5. Primary Clarifier Aliran Lumpur
15 6. Bak Aerasi (CMAS)
7. Secondary Clarifier Aliran Campuran
14 8. Desinfeksi
20
7 9. Gravity Thickener
8
10. Filter Press JUDUL GAMBAR
11. Jalan Utama
4 12. Pos Site Plan IPAL
3 5 13. Parkir
Kota Tegal
14. Kantin
2 15. Taman NAMA-NPM
9 16. Masjid
10 17. Gudang Rifky Eko Sulistiyo
18. Laboratorium 1306367870
19. Kantor
20. Sungai TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
1 DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
13 AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
1 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
6.6 mdpl
FAKULTAS TEKNIK
6.8 mdpl
5.5 mdpl UNIVERSITAS INDONESIA
0.15
5.7 mdpl
4 mdpl
4.5 mdpl
LEGENDA
Beton
Tanah Asli
Rumah Pompa Grit Chamber Bak Ekualisasi Primary Clarifier
Air
JUDUL GAMBAR
Profil Hidrolis
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
3.4 mdpl 1306367870
4 mdpl
2 mdpl
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
Bak Aerasi Secondary Clarifier Bak Desinfeksi
1 : 100 Meter (m)
3 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
Tangga UNIVERSITAS INDONESIA
Boardess 0.95
LEGENDA
0.30
0.75 Beton
Tiang
Stop gate 1.50 Pompa
Influent
pipe
JUDUL GAMBAR
1.50
Tampak Atas
Rumah Pompa
NAMA-NPM
Bar screen 1.50
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
0.75 TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
0.85 AIR LIMBAH DOMESTIK
4 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
9.10 FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Crane 0.15
5 Mei 2016
Coarse screen
NAMA DOSEN :
(bar rack)
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Driver PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Rake
Beton
Rake Bar, 9 mm
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
6 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Removable
Gate
Assembly PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
Influent Pipe
Walkway With Rails FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Sludge Gate
LEGENDA
0.3 m
Beton
1.4 m
3m
JUDUL GAMBAR
Tampak Atas
1.4 m Grit Chamber
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
9.8 m DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
7 Mei 2016
Air Supply
NAMA DOSEN :
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Hand Railling
LEGENDA
Grit Screw Drive
Assembly with Beton
Cover
Drive Unit Tanah Asli
7m JUDUL GAMBAR
Grit Collection
Air Supply Potongan A-A Unit
0.8 m Grit Chamber
NAMA-NPM
0.3 m Rifky Eko Sulistiyo
1m 1306367870
2.5 m TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
B UNIVERSITAS INDONESIA
Beton
Tanah Asli
Air
JUDUL GAMBAR
NAMA-NPM
1m x 1m Rifky Eko Sulistiyo
2.5 m
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
9 Mei 2016
NAMA DOSEN :
3m DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Converging Section
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
Throat Section UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
1.42 m 0.91 m
JUDUL GAMBAR
Tampak Atas
Parshall Flume
0.76 m
1.03 m
0.46 m
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
10 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Beton
Tanah Asli
Air
JUDUL GAMBAR
Tampak Samping
Parshall Flume
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
1.42 0.61 0.91 TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
11 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Influent Pipe
Effluent Pipe PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Beton
JUDUL GAMBAR
Tampak Atas
13.84 m Bak Ekualisasi
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
12 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
A A
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Beton
Tanah Asli
Air
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
6m TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
13 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
B
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
B FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Beton
Influent Pipe
Tanah Asli
Air
JUDUL GAMBAR
Potongan B-B
Bak Ekualisasi
NAMA-NPM
6m Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
14 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
Sludge Drawoff Pipe TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
0.3 m UNIVERSITAS INDONESIA
Wall
LEGENDA
Beton
Effluent Launder
Scum Baffle
JUDUL GAMBAR
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
Scraper 1306367870
TUGAS BESAR
Effluent Pipe PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
3.3 m
SKALA SATUAN
22 m
1 : 100 Meter (m)
15 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Drive Unit
Walkway Truss Beton
Feed Well
3.3 m Tanah Asli
Scraper
Air
1.47 m JUDUL GAMBAR
Potongan Unit
Primary Clarifier
4m
Effluent
Pipe NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
22 m AIR LIMBAH DOMESTIK
16 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Air Supply Pipe Tube Diffusor
LEGENDA
Beton
Influent Box
JUDUL GAMBAR
Tampak Atas
15 m
Bak Aerasi Completely Mixed
Activated Sludge
NAMA-NPM
Influent Pipe
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
Effluent Pipe TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
17 Mei 2016
Effluent Box
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
A A PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Beton
Tanah Asli
Air
JUDUL GAMBAR
Hand Railling
Potongan A-A
Influent Box Effluent Box
Bak Aerasi Completely Mixed
Effluent Pipe Activated Sludge
0.2
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
5m
Influent Pipe
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
15 m
1 : 100 Meter (m)
18 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
B
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
B
Beton
Influent Pipe
Tube Diffusor Tanah Asli
Influent Box
Air
JUDUL GAMBAR
Potongan B-B
Bak Aerasi Completely Mixed
Activated Sludge
NAMA-NPM
5m
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
19 Mei 2016
NAMA DOSEN :
15 m
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Sludge Drawoff Pipe
JUDUL GAMBAR
Tampak Atas
Weir
Walkway Secondary Clarifier
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
20 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Drive Unit
Walkway Truss Beton
Feed Well
Air
JUDUL GAMBAR
Potongan Unit
Secondary Clarifier
3.65 m
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
30 m SKALA SATUAN
21 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
Baffle UNIVERSITAS INDONESIA
0.5 m
LEGENDA
0.3 m Beton
4m
Effluent
Gate Pipe JUDUL GAMBAR
24 m
Tampak Atas
Desinfeksi
NAMA-NPM
SKALA SATUAN
22 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LEGENDA
Beton
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
24 m TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
23 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Bridge
Impeller
LEGENDA
Beton
JUDUL GAMBAR
2m Tampak Atas
Sludge Blending Tank
Stairs
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
24 Mei 2016
NAMA DOSEN :
Effluent Pipe DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
Drive Unit FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Handrail LEGENDA
Tanah Asli
1.5 m
JUDUL GAMBAR
Potongan Unit
Sludge Blending Tank
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
Influent Pipe Impeller
1 : 100 Meter (m)
25 Mei 2016
Sludge Effluent Pipe
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Stairs
Influent Pipe
Beton
Influent Well
4m
JUDUL GAMBAR
Tampak Atas
Scrapper Influent Well Gravity Thickener
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
26 Mei 2016
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc
Railling
4m
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Bridge Drive
LEGENDA
Effluent Weir
Beton
Tanah Asli
JUDUL GAMBAR
Influent Well
Influent Pipe
Supernatant Potongan Unit
3.6 m
Gravity Thickener
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
NAMA DOSEN :
PROGRAM STUDI
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Closing Head Feed Head
LEGENDA
Suspended Cell Beam
JUDUL GAMBAR
Tampak Atas
Filter Press
NAMA-NPM
2.7 m
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
SKALA SATUAN
3.5 m
JUDUL GAMBAR
Tampak Samping
Filter Press
NAMA-NPM
Rifky Eko Sulistiyo
1306367870
TUGAS BESAR
PERANCANGAN JARINGAN PENGUMPUL
Feed DAN BANGUNAN PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
Head
SKALA SATUAN
7.7 m
1 : 100 Meter (m)
NAMA DOSEN :
DR. Ir. SETYO SARWANTO DEA
DR. CINDY RIANTI PRIADI ST MSc