Anda di halaman 1dari 2

Tata Ruang dan Ancaman Dampak Perubahan Iklim di Kota Palu

Perkembangan Kota Palu sangat dinamis, dengan Kota 5 Dimensi yang mana berarti
lansekap alamnya yang lengkap meliputi lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk.
Implikasinya, terjadi perubahan dan alih fungsi ruang, di mana sejengkal demi sejengkal
lahan tidak terbangun berubah menjadi lahan terbangun untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Iklim mikro kota telah mengalami perubahan seiring perkembangan Kota Palu.

Perubahan iklim telah dirasakan di Kota Palu, salah satunya ditandai dengan adanya
peningkatan suhu dalam beberapa tahun terakhir. . Peningkatan suhu ini tidak lepas dari
berubahnya penataan ruang kota, dengan terusseperti meningkatnya lahan gundul dan,
berkurangnya ruang terbuka hijau yang pada akhirnya mempengaruhi iklim mikro
kota. Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang perkotaan, baik untuk kawasan
budidaya maupun perlindungan kawasan, perlu dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek lingkungan (keberlanjutan).

Dampak perubahan iklim yang terjadi di Kota Palu dapat di adaptasi dengan struktur
ruang atau pola ruang yang baik. Oleh karena itu, adaptasi pada tata ruang perlu dilakukan,
salah satunya adaptasi pada tata ruang tersebut dapat dilakukan dengan rencana pola
ruang. Terdapat beberapa jenis pemanfaatan ruang eksisting di Kota Palu yang belum sesuai
dengan upaya adaptasi perubahan iklim, yaitu pada guna lahan pertanian, sanitasi kumuh,
kawasan rawan dan risiko bencana, serta RTH baik hutan kota maupun sempadan
sungai. Adapun Rrekomendasi pola ruang Kota Palu berdasarkan urutan prioritas dalam
adaptasi perubahan iklim yaitu :

1) Pengembalian fungsi sempadan sungai sebagai RTH,


2) Pemenuhan luasan hutan kota minimal 10% dari luas wilayah kota.

Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau di kawasan sempadan sungai,


pemenuhan kebutuhan hutan kota serta penghijauan di kawasan resiko banjir merupakan
upaya meminimalkan dampak perubahan iklim dalam menjaga iklim mikro (suhu udara) di
Kota Palu. Karena sesuai dengan fungsi ekologis RTH yaitu menyerap gas CO 2 , menahan gas
O 2 serta penyerapan udara. Penataan kumuh kumuh bertujuan untuk mengantisipasi
terjadinya masalah kesehatan pada masyarakat seperti wabah malaria dan demam berdarah
sebagai akibat perubahan iklim yang rentan terjadi di lingkungan kumuh. Rekomendasi pada
pertanian bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Pemerintah Kota Palu
kedepannya harus memberikan porsi lebih pada aspek lingkungan dalam penetapan
kebijakan pola ruang. Selain itu, pemerintah harus tegas dalam pemenuhan dan
pelaksanaan peraturan seperti syarat pemenuhan luas minimal RTH yang harus disediakan,
hutan kota, mengembalikan fungsi kawasan sempadan sungai sebagai kawasan
perlindungan setempat. Adapun Ppartisipasi masyarakat diharapkan dilakukan dengan
senantiasa menjaga kelestarian lingkungannya,dan tidak melanggar peraturan dengan tidak
membangun kawasan sempadan sungai dan kawasan resapan air.

Anda mungkin juga menyukai