Perkembangan Kota Palu sangat dinamis, dengan Kota 5 Dimensi yang mana berarti
lansekap alamnya yang lengkap meliputi lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk.
Implikasinya, terjadi perubahan dan alih fungsi ruang, di mana sejengkal demi sejengkal
lahan tidak terbangun berubah menjadi lahan terbangun untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Iklim mikro kota telah mengalami perubahan seiring perkembangan Kota Palu.
Perubahan iklim telah dirasakan di Kota Palu, salah satunya ditandai dengan adanya
peningkatan suhu dalam beberapa tahun terakhir. . Peningkatan suhu ini tidak lepas dari
berubahnya penataan ruang kota, dengan terusseperti meningkatnya lahan gundul dan,
berkurangnya ruang terbuka hijau yang pada akhirnya mempengaruhi iklim mikro
kota. Perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang perkotaan, baik untuk kawasan
budidaya maupun perlindungan kawasan, perlu dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek lingkungan (keberlanjutan).
Dampak perubahan iklim yang terjadi di Kota Palu dapat di adaptasi dengan struktur
ruang atau pola ruang yang baik. Oleh karena itu, adaptasi pada tata ruang perlu dilakukan,
salah satunya adaptasi pada tata ruang tersebut dapat dilakukan dengan rencana pola
ruang. Terdapat beberapa jenis pemanfaatan ruang eksisting di Kota Palu yang belum sesuai
dengan upaya adaptasi perubahan iklim, yaitu pada guna lahan pertanian, sanitasi kumuh,
kawasan rawan dan risiko bencana, serta RTH baik hutan kota maupun sempadan
sungai. Adapun Rrekomendasi pola ruang Kota Palu berdasarkan urutan prioritas dalam
adaptasi perubahan iklim yaitu :