Anda di halaman 1dari 2

Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu benda dankondisi yang ada dalam ruang yangditempati oleh manusia

danmempengaruhi kehidupannya. Manusia memiliki hubungan timbal- balik dengan lingkungannya. Aktivitasnya mempengaruhi
lingkungannya. Begitu pula sebaliknya, manusia pun dipengaruhi oleh lingkungannya. Hubungan timbal- balik demikian terdapat
antara manusia sebagai individu atau kelompok atau masyarakat dan lingkungan alamnya(Silalahi, 2014: 9-10). Persoalan-
persoalan lingkungan yang terjadi akibat dari adanya aktivitas manusia ini turut juga mendorong percepatan fenomena
perubahan iklim di bumi ini.Perubahan iklim secara umum diartikan sebagai kondisi dimana iklim yang ada di bumi ini sedang
mengalami proses perubahan temperatur udara yang semakin lama akan menjadi semakin panas, berubahnya periode hujan,
sering terjadi badai.

Untuk menanggapi persoalan perubahan iklim ini, kemudian dibuatlah suatu perjanjian internasional dalam bidang lingkungan.
Perjanjian internasional ini adalah Perjanjian Protokol Kyoto. Protokol Kyoto merupakan refleksi dari keinginan masyarakat dunia
untuk mengurangi gas rumah kaca yang terjadi di atmosfer yang di setiap harinya semakin meningkat. Indonesia merupakan
salah satu negara yang ikut berpartisipasi dalam mengurasi emisi GRK yang telah disepakati di Protokol Kyoto dengan membuat
Program Kampung Iklim yang kemudian disingkat menjadi PROKLIM. PROKLIM merupakan suatu upaya adaptasi dan mitigasi
terhadap perubahan iklim berbasis pemberdayaan masyarakat. PROKLIM ini terdiri dari kegiatan-kegiatan adaptasi dan mitigasi
yang dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi atau mencegah dampak perubahan iklim. Program Kampung Iklim dapat
dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah minimal setingkat dusun/dukuh/RW dan maksimal setingkat
desa/kelurahan(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2012).

Ditingkat nasional, telah diluncurkan sebagai gerakan nasional pengendalian perubahan iklim berbasis komunitas oleh Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tanggal 1 Desember 2016. Hal ini sebagai wujud pelaksanaan Perjanjian Paris dimana
Pemerintah RI telah meratifikasinya menjadi Undang-Undang Nomor 16 tahun 2016 tentang Persetujuan Paris atas Konvensi
Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim. Landasan hukum ProKlim adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.84/MenLHK-Setjen/Kum.1/11/2016 tentang Program Kampung Iklim, dan telah ditindaklanjuti dengan
dikeluarkannya Peraturan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Nomor P.1/PPI/SET/KUM.1/2/2017 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Kampung Iklim.

Program Kampung Iklim di Kalimantan Timur dimulai sejak tahun 2014. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah
mendaftarkan sebanyak 92 kampung iklim yang sudah masuk dalam sistem registrasi nasional. keberadaan 92 kampung iklim
tersebut tersebar di sembilan Kabupaten dan Kota di Kaltim, di antaranya Kota Balikpapan 22 kampung iklim, Kota Samarinda 14
kampung iklim, Kota Bontang 2 kampung iklim, Kabupaten Kutai Kartanegara 18 kampung iklim dan Kabupaten Berau 10
kampung iklim. Berikutnya, Kabupaten Paser 13 kampung iklim, Kabupaten Kutai Timur 6 kampung iklim, Kabupaten Kutai Barat
6 kampung iklim, Kabupaten Penajam Paser Utara 1 kampung iklim.

Perubahan iklim (climate change) merupakan salah satu dampak dari pemanasan global yang mempengaruhi suhu lingkungan.
Kenaikan suhu tersebut mungkin tidak terlihat terlalu tinggi, tetapi di negara tertentu seperti Indonesia, kenaikan itu dapat
memberikan dampak yang signifikan. Pembakaran batu bara yang terdiri dari karbon bebas menghasilkan lebih banyak karbon
dioksida, CO2 daripada bahan bakar fosil lainnya. Pertambangan batu bara melepaskan metana ke atmosfer. Metana dua puluh
kali lebih kuat daripada karbon dioksida sebagai gas rumah kaca.2 footnote ( Smith, K., 2009. Methane first, OK? New Scientist,
27 Juni, 2009, hlm. 24-25.) Dikhawatirkan bahwa peningkatan konsentrasi atmosferik dari gas-gas tersebut yang diakibatkan
oleh kegiatan manusia akan menyebabkan naiknya suhu paling sedikit dua derajat dan mungkin dan mungkin sampai enam
derajat Celsius.

Kalimantan Timur merupakan salah satu penghasil batubara terbesar di Indonesia. 3 footnote ( 3 7 Daerah Penghasil Batu Bara
Terbesar di Indonesia; detik.comhttps://www.detik.com/edu/detikpedia/d6721403/7-daerah-penghasil-batu-bara-terbesar-di-
indonesia, diakses terakhir Tanggal 19 Mei 2023. ) Batu bara adalah salah satu hasil tambang yang berskala besar setiap
tahunnya, dan menjadi produk andalan di Kalimantan Timur. Namun batu bara adalah sumber daya alam yang tidak dapat di
perbaharui, sehingga keberadaannya terus dijaga dan berusaha di kelola dengan baik agar sumber daya alam ini tetap ada.
Kalimantan Timur memiliki banyak izin usaha pertambangan batu bara, dari yang aktif hingga tak be pemilik sehingga
meninggalkan lubang bekas tambang yang menganga. Lubang eks tambang ini tersebar di beberapa kabupaten dan kota.
Sayangnya jumlah perizinan ini tak sejalan dengan jumlah tenaga pengawas yang begitu minim, ini membuat negara seakan
tidak hadir dalam mengawasi dan menindak perusahaan batu bara yang terindikasi melanggar Hak Asasi Manusia.

Ternyata dalam praktiknya perusahaan selalu memberikan alasan bahwa lubang habis galian masih bisa di tambang, memang
masih ada cadangan, tapi seharusnya tidak bisa, dan lubang harus ditutup terlebih dahulu. Semakin di gali dan di keruk maka
akan semakin dalam, membuat sulit ditimbun kembali. Aktivitas pertambangan batu bara menyebabkan lingkungan rusak,
banjir, kekeringan, kebakaran hutan, hingga penyakit terutama inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berbagai kondisi
tersebut, mengakibatan kerugian besar bagi kehidupan masyarakat terutama bagi yang hidup bergantung pada sumber daya
alam.

Menurut UNDP (2007), terdapat beberapa ancaman utama perubahan iklim terhadap kehidupan masyarakat, khususnya rakyat
miskin, antara lain sumber nafkah, kesehatan, ketahanan pangan, dan air. Banyak di antara mereka mencari nafkah di

bidang pertanian atau perikanan yang tergantung oleh iklim. Beberapa wilayah telah

sangat rentan terhadap perubahan iklim. Sebagai contoh, cuaca yang tidak tentu diikuti

oleh banjir di Kalimantan Timur, telah menimbulkan akibat kerusakan jalan tersebar di

berbagai daerah di seluruh provinsi ini. Krisis sumber air bersih pada saat banjir

merupakan ancaman utama akibat perubahan iklim yang sangat dirasakan Masyarakat

Kalimantan Timur. Curah hujan lebat dan banjir dapat memperburuk sistem sanitasi

yang belum memadai di berbagai daerah dan kota, sehingga dapat membuat masyarakat

rawan terkena penyakit yang menular lewat air seperti diare dan kolera. Suhu tinggi

dan kelembapan tinggi yang berkepanjangan juga memungkinkan nyamuk menyebar

ke wilayah-wilayah baru, menimbulkan ancaman malaria dan demam berdarah dengue. Footnote (UNDP. 2007. Sisi lain
perubahan iklim : Mengapa Indonesia harus beradaptasi untuk melindungi rakyat miskinnya. UNDP Indonesia. Jakarta)

Adapun permasalahan yang ingin kami pecahkan mengenai Pengaruh kebijakan program kampung iklim dalam adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim di Kalimantan Timur, lalu seberapa efektif program kampung ikim ini di tengah pusaran pertambangan
batu bara.

Anda mungkin juga menyukai