Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

PENCEMARAN UDARA

KELOMPOK 2

Nuzul Hirza Fatihah (D131191019)

Muh. Inzar Abdillah (D131191031)

Thalia Angelica (D131191051)

Bagas Fairuz Daffa (D131191063)

Priscilia Venerial (D131191065)

Andi Raihana Afiyah (D131191071)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2021
1. Jelaskan skema terjadinya perubahan iklim!
Jawab :
Perubahan iklim berlangsung karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
• Dipengaruhi oleh posisi jauh dekatnya matahari dari bumi. Ketika matahari mendekat,
maka radiasi yang diterima bumi semakin banyak. Radiasi ini membantu proses
konveksi atau naiknya uap air ke langit.
• Keadaan lingkungan, apakah daerah itu bergunung, berbukit, berhutan, atau berpasir.
Daerah yang bergunung atau berbukit mempengaruhi gerak udara. Gunung atau bukit
membuat udara terbantu untuk bergerak ke atas. Udara yang terangkat ke atas atau ke
langit mempermudah proses terbentuknya awan.
• Dekat atau jauhnya suatu tempat dari sumber air, seperti laut atau danau. Daerah yang
dekat dengan sumber air memiliki peluang mengalami curah hujan lebih tinggi daripada
daerah yang jauh dari sumber air. Hal ini disebabkan oleh besarnya tingkat penguapan
daerah yang dekat dengan sumber air. Karena itu, Indonesia memiliki curah hujan jauh
lebih tinggi daripada pedalaman Australia. Selain karena terletak di dekat garis
khatulistiwa, Indonesia juga dikelilingi oleh samudra yang luas sekali.
• Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh aerosol yang bertebaran di atmosfer. Aerosol
adalah partikel-partikel halus dalam gas dan udara. Aerosol bisa berasal dari debu
padang pasir, letusan gunung berapi, atau akibat aktivitas manusia seperti asap motor
dan pabrik.
Skema terjadinya perubahan iklim yaitu:
• Emisi gas yang terus dihasilkan pada lingkungan terus berlangsung dan menyebabkan
lingkungan terbebani oleh emisi gas yang bersumber dari aktivitas manusia dan
aktivitas alamiah. Bebe
• rapa gas beracun yang menyebabkan perubahan iklim adalah gas rumah kaca (CO , 2

CH , N O), aerosol, siklus karbon yang terganggu


4 2

• Berikutnya terjadi proses konveksi oleh sinar matahari menyebabkan radiasi pada
atmosfer yang menyebabkan lubangnya lapisan ozon. Kebanyakan dari radiasi matahari
diserap oleh permukaan bumi dan memanaskannya. Radiasi inframerah dipancarkan
oleh permukaan bumi, Radiasi inframerah yang dipancarkan kembali oleh bumi diserap
oleh CO di atmosfer yang kemudian sebagian dipancarkan ke angkasa. Sebagian lagi
2

dikembalikan ke atmosfer bumi dan CO yang kembali ke atmosfer bumi itulah yang
2

disebut dengan pemanasan global (global warming) yang menyebabkan perubahan


suhu di bumi secara drastis sehingga menyebabkan perubahan iklim.

2. Semua negara berkomitmen mereduksi pemanasan global. Apa itu reduksi pemanasan
global?
Jawab:
Jika diartikan secara bahasa, reduksi berarti pengurangan. Pemanasan global adalah
proses meningkatnya temperatur suhu di bumi. Jadi, dapat dikatakan bahwa reduksi
pemanasan global adalah upaya untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbondioksida dan
gas rumah kaca lainnya yaitu uap air (H2O), metana (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida
(N2O), klorofluorokarbon (CFC) yang merupakan penyebab terjadinya pemanasan global,
sehingga tidak membahayakan sistem iklim bumi.

3. Dampak bagi kehidupan:


a. Perubahan Iklim
b. Apa yang terjadi jika dilakukan reduksi pemanasan global
Jawab :
a. Dampak yang terjadi terhadap perubahan iklim:
• Penurunan kualitas air yang disebabkan terlalu tingginya curah hujan akan
mengakibatkan menurunnya kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu juga
mengakibatkan kadar klorin pada air bersih
• Kurangnya kuantitas air oleh pemanasan global dikarenakan meningkatkan jumlah
air pada atmosfer, yang kemudian meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan
curah hujan sebetulnya dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, namun curah
hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk
langsung kembali ke laut, tanpa sempat tersimpan dalam sumber air bersih untuk
digunakan manusia
• Perubahan iklim menyebabkan banyak masalah lingkungan. Hal yang sudah mulai
terjadi adalah fenomena es di kutub-kutub bumi meleh yang menyebabkan
permukaan air naik sehingga menyebabkan banjir. Ditambah lagi cuaca ekstrim
yang belakangan ini sering terjadi.
• Akibat cuaca yang tidak menentu, para nelayan tidak dapat melaut. Cuaca juga
menyebabkan jumlah ikan laut merosot tajam sehingga membuat hasil tangkapan
ikan menurun. Secara otomatis, hal ini mempengaruhi pendapatan keseharian
masyarakat.
• Meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular pada manusia seperti alergi

b. Dilakukannya reduksi pemanasan global:


Dengan melakukan reduksi pemanasan global dapat mengurangi emisi gas yang
berisiko membuat penipisan pada lapisan ozon yang dapat mencegah terjadinya
perubahan iklim secara global. Selain itu, dengan berkurangnya emisi gas yang bersifat
pencemar dapat meningkatkan kualitas udara. Reduksi pemanasan global dapat
dilakukan dengan carbon accounting dan management carbon accounting sebagai cara
untuk mengurangi emisi gas karbon di lingkungan, selain itu dapat melakukan
pembangunan hutan desa ataupun membentuk ruang terbuka hijau untuk daerah
perkotaan.

4. Sejauh mana upaya reduksi pemanasan global telah dilakukan di tingkat Sulawesi Selatan,
Sulawesi, dan Indonesia Timur ?
Jawab :
A. Di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Berikut ini adalah contoh upaya yang dilakukan oleh Provinsi Sulawesi Selatan
dalam mereduksi pemanasan global.
1. Integrasi Konsep Rendah Karbon
Sebagai upaya reduksi pemanasan global, Sulawesi Selatan mengintegrasikan
konsep rendah karbon ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) 2019-2024. Menindaklanjuti hal tersebut, Pemprov Sulsel mengadakan
kegiatan sosialisasi peraturan gubernur dengan mengundang seluruh kabupaten/kota
yang telah berkomitmen mendukung kegiatan “Pembangunan Rendah Karbon” di
Sulawesi Selatan. Dengan adanya peraturan ini, diharapkan bahwa emisi karbon
yang menjadi isu utama pemanasan global dapat dikurangi secara signifikan. Salah
satu bentuk nyata dari upaya ini adalah penggunaan Energi Terbarukan PLTA,
PLTB, dan PLTS di Sidrap dan Jeneponto.
2. Pembangunan Hutan Desa di Bantaeng
Pembangunan hutan desa di Kabupaten Bantaeng seluas 704 ha sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 55/Menhut-II/2010 tangal 21 Januari 2010
telah memberikan harapan baru bagi masyarakat Kabupaten Bantaeng tentang
pengelolaan hutan dan kesejahteraan mereka. Pembangungan ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca
yang bersumber dari deforestasi dan degradasi.
Adapun dampak dari pembangunan hutan desa ini baik secara langsung
maupun tidak langsung, antara lain memelihara keanekaragaman hayati, penahan
erosi, dan mengatur sistem tata air serta memberi sumber penghasilan bagi
masyarakat, terutama dari hasil hutan bukan kayu (HHBK).

B. Di Wilayah Sulawesi (Provinsi Sulawesi Tengah)


1. Program Kampung Iklim (Proklim)
Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional
yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka
meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk
melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan
penurunan emisi GRK serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
Sulawesi Tengah menjadi satu dari 2 provinsi yang menjadi daerah
percontohan penerapan program ini, tepatnya di Desa Lampo. Program ini
sejatinya adalah program yang mengawinkan antara perhutanan sosial dan
perubahan iklim, sebagai salah satu bentuk kontribusi kita terhadap NDC
Indonesia.

C. Di Wilayah Indonesia Timur (Provinsi Maluku)


Berikut merupakan upaya provinsi Maluku dalam mereduksi pemanasan global:
1. Bidang Energi
1. Efisiensi penggunaan energi final (75% dilaksanakan)
2. Pemanfaatan teknologi Clean Coal Technology – CCT (75% dilaksanakan)
3. Produksi listrik EBT (sesuai RUPTL)
4. Penggunaan bahan bakar nabati – BBN (Mandatory B30) pada sektor transportasi
(90% dilaksanakan)
5. Penambahan jaringan gas (100% dilaksanakan)

2. Bidang Kehutanan
a. Penurunan deforestasi (<0,45 ha – 0,325 ha Mha/tahun di 2030)
b. Peningkatan penerapan prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan, baik di hutan
alam (penurunan degradasi) maupun di hutan tanaman
c. Rehabilitasi 12 juta ha lahan terdegradasi pada tahun 2030 atau 800.000 ha/tahun
dengan survival rates sebesar 90%
d. Restorasi 2 juta ha gambut pada 2030 dengan tingkat kesuksesan sebesar 90%

3. Bidang Limbah
a. Peningkatan penerapan landfill gas (LPG) recovery dari 2010 – 2030 dalam
pengelolaan TPA
b. Peningkatan persentase pemanfaatan sampah melalui composting dan 3R
c. Peningkatan persentase PLTSa/RDF (Refuse Derived Fuel), dibandingkan
dengan total timbulan sampah

5. Kesimpulan
Berubahnya iklim di Indonesia tentunya tidak jauh-jauh akibat pemanasan global.
Pemanasan global itu sendiri adalah proses meningkatnya temperatur suhu di bumi.
Sebagian besar penyebab pemanasan global ialah emisi/pengeluaran berlebih dari
karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya yaitu uap air (H2O), metana (CH4), ozon
(O3), dinitrogen oksida (N2O), klorofluorokarbon (CFC). Sebenarnya efek rumah kaca itu
ada gunanya untuk bumi kita dalam hal memberi panas. Jika tak ada efek rumah kaca maka
bumi ini akan diselimuti oleh dingin.

Untuk menghadapi pemanasan global yang sudah terjadi saat ini, begitu banyak
upaya yang sudah dilakukan oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu
caranya ialah dengan mereduksi pemanasan global. Reduksi pemanasan global adalah
upaya untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya
yaitu uap air (H2O), metana (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida (N2O),
klorofluorokarbon (CFC) yang merupakan penyebab terjadinya pemanasan global,
sehingga tidak membahayakan sistem iklim bumi. Dengan melakukan reduksi pemanasan
global dapat mengurangi emisi gas yang berisiko membuat penipisan pada lapisan ozon
yang dapat mencegah terjadinya perubahan iklim secara global. Selain itu, dengan
berkurangnya emisi gas yang bersifat pencemar dapat meningkatkan kualitas udara.
Di Indonesia, pemerintah sudah berupaya untuk melakukan reduksi pemanasan
global dengan melakukan begitu banyak program kerja. Contohnya saja di Provinsi
Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan mengintegrasikan konsep rendah karbon ke dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2024. Menindaklanjuti
hal tersebut, Pemprov Sulsel mengadakan kegiatan sosialisasi peraturan gubernur dengan
mengundang seluruh kabupaten/kota yang telah berkomitmen mendukung kegiatan
“Pembangunan Rendah Karbon” di Sulawesi Selatan. Tak hanya itu, pembangunan hutan
desa di Kabupaten Bantaeng telah memberikan harapan baru bagi masyarakat Kabupaten
Bantaeng tentang pengelolaan hutan. Lalu bergerak ke sebelah barat Pulau Sulawesi yaitu
provinsi Maluku. Sejauh ini upaya yang dilakukan oleh provinsi Maluku untuk mereduksi
pemanasan global sudah sangat banyak antara lain penambahan jaringan gas, rehabilitasi
12 juta ha lahan terdegradasi, restorasi 2 juta ha lahan gambut, peningkatan penerapan
landfill gas, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk mengurangi pemanasan global,
perjuangan kita tidak bisa hanya sampai disini. Sebagai generasi muda bangsa, kita harus
melanjutkan perjuangan tersebut agar bumi tercinta kita ini bisa layak untuk dihuni cucu
cucu kita nanti.

Anda mungkin juga menyukai