Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak.Faktor terpenting dalam


permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk).
Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang coba diatasi dengan
pembangunan dan industri. Namun industri disamping mempercepat persediaan segala
kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya
pencemaran lingkungan.

2. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah yang kami sajikan ini yaitu agar kita sebagai
makhluk hidup yang ikut andil dalam terjadinya global warning dapat meminimalisir segala
sesuatu yang dapat menyebabkan kondisi bumi kita ini semakin panas dan krisis.
Dan mungkin menjadi suatu teguran para pengusaha yang tidak sensitive terhadap
keadaan bumi kita sekarang dengan mengantisipasi limba yang dihasilkan dari pabrik-pabrik
besar yang ada di Indonesia bahkan dunia sehingga nantinya anak cucu kita bias merasakan
bumi yang indah di zaman meraka kelak. Dan mungkin itu menjadi lebih mudah apabila kita
lakukan dari hal terkecil dari diri kita sendiri.

3. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu mencangkup :
1. Isu perubahan iklim dan pemanasan Global ( Global Warming )
2. Andil IT dalam pemanasan global.
3. Permasalahan di Indonesia
4. Salah satu contoh bencana alam.
5. Upaya pada level internasional untuk mengatasi isu lingkungan global

BAB II
PEMBHASAN

1. Isu perubahan iklim dan pemanasan global ( global Warming )

Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan kemampuan
membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk. Makin meningkatnya
jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam

1
bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan
suhu diseluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global
terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.
Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah meningkatkan suhu
bumi rata-rata sekitar 10 50 C. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi
global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida
antara 0,3 2% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 oc sekitar tahun
2030

Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim
yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya,
sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer.
Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di
tanah dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4
oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas
mikroba yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam pemukiman pinggir
pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi
sedimentasi, berkurangnya intesitas cahaya di dasar laut serta naiknya gelombang air laut.
Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak negatif terhadap
ekosistem, melainkan melainkan juga langsung mempenggaruhi social-ekonomi dan
kelangsungan masyarakat.

a. Hujan asam
Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban kini mulai
berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam dan pencemaran udara
regional atau lintas batas lainnya.
Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya sebelum
menjatuhkannya ke permukaan bumi. Atmosfer bertindak sebagai reaktor kimia yang
komopleks merubah zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap airndan
energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil

2
pembakaran bahan bakar fosil akan bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer
menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan
bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-
benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasamana
(acidification) danau dan sungai.ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada
lagi kehidupan akuatik, dikenal dengan danau mati. Selain itu, hujan asam juga
mengancam komodisi pertanian dan merusak hutan.

b. Menipisnya lapisan Ozon


Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga
terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di
wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagaian atas ozon. Pada
ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah
besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus
7 milik badan ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang
menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia.
Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultraviolet matahari yang
berbahaya bagi mahluk hidup di bumi. Radiasi ultraviolet menyebabkan kanker kulit, katarak
mata, menekan efisiensi sistem kekebalan tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar
luas, menurunkan kualitas komoditi pertanian (seperti : tomat, kentang, kubis, kedelai) dan
kehutanan.
Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m dibawah
permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang dan kepiting
serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam rantai makanan di laut.

2. Andil IT dalam pemanasan global


Pemanasan Global ternyata telah memaksa semua bidang industri untuk berpikir
keras untuk mengusahakan penanganannya, tanpa terkecuali bidang Teknologi. Hal ini
dikarenakan oleh parahnya dampak kerusakan yang ditimbulkannya bagi ekosistem dan
kelangsungan kehidupan manusia secara luas.
Menurut penelitian Intergovermental Panel and Climate Change (IPCC), sebuah
lembaga internasional beranggotakan lebih dari 100 negara yang diprakarsai PBB, pada tahun
2005 telah terjadi peningkatan suhu di dunia sekitar 0,6 hingga 0,7 derajat, sedangkan di Asia
lebih tinggi lagi, yaitu 10 derajat. Hal ini berdampak pada melelehnya Gleser (Gunung Es) di
Himalaya dan Kutub Selatan serta berkurangnya ketersediaan air di daerah-daerah tropis

3
sebanyak 20% hingga 30%. Melelehnya Gleser di Himalaya dan Kutub Selatan sendiri
berdampak secara langsung pada peningkatan permukaan air laut setinggi 4-6 meter. Jika hal
ini terus menerus dibiarkan maka pada tahun 2012 air laut akan mengalami kenaikan lagi
sekitar 7 meter. Dengan begitu otomatis ekosistem dan kehidupan di daerah pesisir dan
kepulauan akan terancam punah.
Sedangkan perubahan secara umum yang dirasakan dunia saat ini adalah semakin
panjangnya musim panas dan semakin pendeknya musim hujan. Hal ini tentu saja sangat
berbahaya bagi kelangsungan hidup dunia secara luas.
Berangkat dari keprihatinan inilah berbagai bidang industri kini mau tidak mau harus
memikirkan langkah penanganan pemanasan global ini. Dimulai dari pengurangan emisi gas
buang dari sektor industri dan transportasi yang selama ini dituding sebagai salah satu
kontributor utama pemanasan global, hingga penciptaan teknologi yang ramah lingkungan
untuk berbagai produk mulai dari alat transportasi hingga berbagai perlengkapan elektronik
dan komputer yang ramah lingkungan pun mulai dibuat.
Bidang industri Teknologi Informasi walaupun tidak terkait secara langsung
pemanasan global seperti halnya bidang pertanian dan lingkungan hidup, namun harus
mampu menghadirkan teknologi yang mendukung penanggulangan global warming atau
pemanasan global ini. Hal ini disebabkan karena pada berbagai bidang usaha yang ada di
dunia saat ini, teknologi informasi telah menjadi tulang punggung bergeraknya industri yang
ada. Mulai dari mesin-mesin di pabrik yang mempergunakan mikrokomputer hingga proses
komputasi di perkantoran yang juga mempergunakan komputer. Secara tidak langsung hal-
hal tersebut di atas telah menunjukkan bahwa bidang IT telah banyak menyedot penggunaan
energi dunia secara luas.
Hal inilah yang mengharuskan bidang teknologi informasi untuk berpikir keras
menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan sebenarnya
tidak semata diukur dari tingkat emisi gas buang yang dihasilkan, namun juga banyaknya
konsumsi energi yang dibutuhkan dalam suatu proses industri, karena energi ini umumnya
juga didapatkan dari alam baik dalam bentuk energi mineral maupun non mineral.
Salah satu langkah yang diambil oleh sebuah vendor komputer terkemuka di dunia
IBM saat ini adalah konsep pembuatan datacenter hijau atau ramah lingkungan. Hal ini
dipicu oleh data yang menyebutkan bahwa 1,5% dari penggunaan energi listrik di Amerika
dipergunakan untuk operasional datacenter, yang menurut laporan tahun 2005 saja telah
menghabiskan listrik sebesar 45 milyar KWh, hanya untuk Amerika saja. Hal ini berimplikasi
langsung terhadap persediaan persediaan listrik dan distribusinya, disamping tentu saja emisi

4
gas yang ditimbulkan. Sebagai akibatnya, setiap dolar dari server baru akan mengeluarkan
biaya sebesar USD 0,52 untuk power dan pendinginan. Angka ini diprediksikan meningkat
hingga 37% pada empat tahun mendatang menjadi USD 0,7.
Selain IBM, vendor CISCO pun tengah berpikir keras untuk mengupayakan teknologi
yang dapat mengurang dampak global warming ini. Menurut Pudja Unggul Kartiman,
Director Cross Industry PT Cisco Systems Indonesia, apa pun penerapan teknologi yang ada,
misalnya di real estate, gabungan energi yang dimiliki akan mengarah pada solusi seperti
unified communication. Solusi ini menggabungkan pemanfaatan traffic suara dan mobility
sehingga bisa terkoneksi.
Dengan demikian, jika semuanya berbasis IP, maka masing-masing tidak harus punya
infrastruktur sendiri-sendiri karena sudah konvergen. Lebih lanjut Pudja menyatakan,
penghematan bahkan bisa ditekan hingga 30%. Hal ini salah satunya karena 4% dari biaya
bisa dihemat jika semuanya dikonvergensikan menjadi satu.
Hasil yang diharapkan dari langkah IBM dan CISCO ini di masa yang akan datang
diharapkan dapat mengantisipasi semakin buruknya dampak global warming atau pemanasan
global dunia.

3. Permasalahan di Indonesia
Pada tahun 2000 defisit air mencapai 52.809 meter kubik dan untuk tahun 2015
diperkirakan defisitnya 134.102 meter kubik
Jika pada tahun 1986 hanya terdapat 22 DAS kritis dan super kritis, maka pada tahun
1992 meningkat menjadi 39 DAS, dan tahun 2002 menjadi 60 DAS.
Indonesia memiliki 10 % hutan tropis dunia, 12% mamalia, 16 % reptile dan amfibi,
1519 spesies, dan 25 % spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah andemik.
Beberapa spesies yang terancam puna diantaranya adalah orang hutan dan harimau
Sumatra, sedangkan harimau jawa dan bali telah dinyatakan puna. Beberapa spesies yang
juga menghadapi ancaman kepunaan diantaranya 104 jenis burung , 57 jenis mamalia, 21
jenis reptil, 65 jenis ikan tawar, dan 281 jenis tumbuhan.
Kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar per tahun, ini berarti tiap satu
menit terjadi kerusakan sebesar 7,2 hektar.
Hingga saat ini Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72% (world Resource
institut 1997)
Indonesia menjadi salah satu Negara yang rawan dengan impor limba B3.

5
4. Salah Satu Contoh Bencana Alam

Indian Ocean Tsunami (Dec. 26, 2004)


Semua peristiwa ini diawali dengan gempa bumi yang sangat besar. Gempa yang
berkekuatan 9.1 SkalaRichter itu mengguncang Sumatra, yang berada di kepulauan
Indonesia. Gempa tersebut terjadi selama 8 menit yang mematikan. Bagaimanapun juga,
gempa sebesar itu masih merupakan awal dari segala bencana.
Setelah beberapa saat, Tsunami yang tercatat terkuat dalam sejarah pun terbentuk dan
menuju ke 14 negara berbeda. Korban tewas sebanyak 230,000 jiwa dan 1.7 juta orang
korban selamat. Tinggi level air di dunia sempat naik drastis beberapa kaki dalam beberapa
hari, hal tersebut akhirnya terukir dalam sejarah sebagai tsunami terkuat yang pernah ada.

Dan inilah akibat dari Tsunami yang terjadi di Sumatra, kepulauan Indonesia

4. Upaya Pada level Internasiaonal untuk mengatasi masalah lingkungan global

Pada periode 1940 sampai 1972


- Tercatat hamper 60 perjajnjian internasional terkait dengan lingkungan hidup
- Konferensi stocklhom (1972)
Periode 1972 sampai 1992
- PBB membantu UNEP dan dana lingkunagan (Environmental fund)
- Konvensi Vienna (1985)
- Protokol montreal (1987)
- Konvensi Biodevercity (1992)
- Pembentukan World Commision on Enviremmont and development (WCED).
Periode 1992 sampai 2002
- Deklarasi Rio ( Rio Declaration ) dan agenda 21
- ECOSOS
- Konvensi Rotterdam
- Protokol Kyoto (1998)
- Protokol Katagena

6
Periode 2002 sampai sekarang
- KTT pembangunan berkelanjutan di johannesbug (2002)
Desember 2007 dibali diselenggarakan konfrensi PBB tentang perubahan iklim yang
hasilnya disebut Bali Road Map.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :
Dari hasil Makalah yang dibahas oleh saya dapat disimpulakan bahwa msalah
lingkungan global yang telah menjadi pembicaraan umum semua masyarakat ini merupakan
hasil keteledoran semua masyarakat itu sendiri. Kesalahan bukan hanya milik pemerintah
atau pengusaha pabrik yang menggeluarkan limba sebarangan tetapi juga kesalahan semua
lapisan masyarakat yang masih tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya seperti dengan
tidak membuang sampah pada tempat nya dan masih banyak lainya.

SARAN :
Dengan telah banyak beredar nya masalah lingkungan global yang meresahkan
masyarakat mari kita mulai cintai lingkungan dari diri kita sendiri. Dengan tidak membuang
sampah sembarangan dan mencoba menanam tumbuhan dan pohon dilingkungan rumah kita
karena satu pohon yang kita tanam dapat membantu mencegah terjadinya global warming
yang menjadi hantu yang menggerikan bagi kehidupan anak cucu kita kelak. Dan mari kita
jaga bumi untuk kelangsungan anak cucu kita dimasa mendatang

Anda mungkin juga menyukai