KEARIFAN LOKAL
TANAM SAYUR, SEHAT BADANKU
Perubahan iklim merupakan suatu perubahan jangka panjang dalam pola cuaca
tertentu di suatu wilayah. Perubahan iklim ini sendiri sering dikaitkan dengan pemanasan
global. Pemanasan global adalah kenaikan pada suhu Bumi yang kemudian berlangsung
selama satu dekade atau lebih dimana salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim.
Penyebab Perubahan Iklim
Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami, meski berbagai aktivitas manusia
disekitarnya meningkatkan konsentrasinya di atmosfer, khususnya pada metana, karbon
dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2 dan dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang
paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64%
pemanasan global buatan manusia.
Konsentrasinya di atmosfer saat ini adalah 40% lebih tinggi jika dibandingkan saat
industrialisasi dimulai dahulu, Gas rumah kaca lainnya sendiri dipancarkan dalam jumlah
yang lebih kecil, tetapi mereka memerangkap panas jauh lebih efektif dibanding CO 2,
serta dalam beberapa kasus ribuan kali lebih kuat. Metana ini bertanggung jawab atas
nitro oksida sebesar 6% dan 17% pemanasan global buatan manusia.
2. Peningkatan Emisi
Penyebab perubahan iklim yang kedua berasal dari peningkatan emisi yang diakibatkan
oleh ulah manusia, misalnya saja pada Pembakaran minyak, batu bara, dan gas yang akan
menghasilkan dinitrogen oksida dan karbon dioksida. Ha ini juga disebabkan oleh
deforestasi atau penebangan hutan.
Pohon sendiri membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari atmosfer.
Karenanya saat terjadi penebangan, efek menguntungkan kemudian hilang dan karbon
yang tersimpan di pohon akan dilepaskan ke atmosfer, dan menambah efek rumah kaca di
bumi. Selain itu peningkatan emisi juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah
peternakan, khususnya pada Sapi dan domba, dimana keduanya menghasilkan metana
dalam jumlah besar saat mencerna makanan.
Tak hanya itu pupuk yang mengandung nitrogen juga menghasilkan emisi nitro oksida,
Gas-gas ini berfluorinasi hingga kemudian menghasilkan efek pemanasan yang sangat
kuat, yaitu hingga 23.000 kali lebih besar dibanding CO2.
3. Pemanasan Global
Penyebab perubahan iklim lainnya berasal dari aktivitas pemanasan global. Pembangkit
listrik dan instalasi industri lainnya ialah penghasil CO2 utama. Suhu rata-rata global saat
ini sendiri adalah 0,85ºC lebih tinggi jika dibandingkan dengan akhir abad ke-19.
Masing-masing dari tiga dekade terakhir ini sendiri telah lebih hangat dibandingkan
dekade sebelumnya sejak pencatatan mulai dilakukan yaitu pada tahun 1850an. Para
ilmuwan iklim terkemuka mengemukakan pendapatnya mengenai penyebab pemanasan
global adalah aktivitas manusia.
Peneliti juga menghubungkan kenaikan suhu dalam 200 tahun terakhir ini dengan
kenaikan level CO2 di atmosfer. Tingkat gas rumah kaca ini sendiri kini telah berada jauh
di atas siklus alami dalam kurun waktu 800.000 tahun terakhir. Orbit bumi yang berada di
sekitar matahari adalah lingkaran bukannya elips.
Kadang ia hampir melingkar dimana jarak Bumi berada kira-kira sama dari Matahari saat
ia bergerak mengelilingi orbitnya. Pada waktu lainnya elips lebih menonjol hingga Bumi
bergerak lebih dekat dan jauh dari matahari saat mengorbit. Saat Bumi lebih dekat ke
matahari sendiri, iklim kemudian akan menjadi lebih hangat.
Dampak Perubahan Iklim
Pola cuaca merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan yang akan
mempengaruhi tanaman, dan pangan, air yang kita konsumsi, tempat tinggal, serta
berbagai aktivitas dan kesehatan manusia. Karenanya perubahan iklim benar-benar akan
berdampak serius terhadap kehidupan seseorang.
Lalu perubahan iklim seperti apa yang akan terjadi di Indonesia? Musim kemarau
berkepanjangan yang lebih panas termasuk diantaranya gelombang panas, intensitas
hujan yang terus berkurang di musim kemarau, serta kekeringan yang parah. Curah hujan
yang berlebih di musim penghujan sendiri kemudian akan mengakibatkan naiknya air di
permukaan laut. Tentu saja perubahan iklim ini kemudian akan menimbulkan berbagai
dampak negatif. Berikut beberapa diantaranya yang perlu kamu ketahui:
1. Kepunahan Ekosistem
Kemungkinan terjadinya kepunahan ekosistem yaitu pada spesies hewan dan
tumbuhan adalah 20-30 persen hal ini terjadi jika bertambah CO2 di atmosfer serta
kenaikan suhu rata-rata global sebanyak 1,5-2,5 derajat Celcius, yang kemudian akan
turut meningkatkan tingkat keasaman laut. Hal ini kemudian akan berdampak negatif
terhadap para organisme-organisme laut seperti misalnya pada terumbu karang, hingga
berbagai spesies yang hidupnya bergantung terhadap organisme tersebut.
Resiko terbesar yang akan dihadapi adalah padat penduduknya area di dataran
rendah dengan tingkat adaptasi yang rendah. Selain itu sesungguhnya penduduk yang
paling terancam ialah yang berada di Afrika dan delta-delta Afrika, Asia serta para
penduduk yang bermukim di pulau-pulau kecil.
5. Kesehatan
Penduduk yang kapasitas beradaptasinya rendah akan kian rentan terhadap
berbagai penyakit yang melanda, umumnya adalah gizi buruk, diare, dan berubahnya pola
distribusi pada penyakit-penyakit yang ditularkan dari berbagai hewan khususnya
serangga.
Meski tingkat emisi GRK terus meningkat, namun terdapat juga banyak peluang
untuk menguranginya. Salah satunya adalah dengan melalui perubahan pola konsumsi
dan gaya hidup. Berikut ini beberapa rekomendasi kebijakan dan instrumen yang dapat
dilakukan untuk menurunkan emisi GRK di bumi, seperti diantaranya:
1. Sektor Energi
Pada sektor energi yang bisa dilakukan adalah mengurangi subsidi bahan bakar
fosil, Pajak karbon yang digunakan untuk bahan bakar fosil, serta menggalakan kebiasaan
menggunakan energi terbarukan, tak lupa penetapan harga listrik bagi energi terbarukan,
juga subsidi bagi para produsen.
2. Sektor Transportasi
Pada suatu sektor transportasi adalah dengan menggalakan penggunaan biofuel,
mewajibkan penggunaan bahan bakar dengan standar CO2 untuk alat-alat transportasi di
jalan raya, STNK, Pajak unstuck plebeian endbrain, tarif penggunaan jalan serta parker.
Tak lupa juga merancang suatu kebutuhan transportasi dengan sebelumnya melalui
regulasi penggunaan lahan dan perencanaan infrastruktur yang baik, terakhir adalah
berupaya lebih memilih menggunakan transportasi tak bermotor serta menggunakan
fasilitas angkutan umum.
3. Sektor Gedung
Menerapkan standar dan label terhadap berbagai peralatan, regulasi gedung dan
sertifikasi termasuk diantaranya dalam percontohan pemerintah pada pengadaan, insentif
yang diberikan kepada perusahan di bidang energi.
Apalagi sekitar 70% penggunaan energi, berasal dari konstruksi dan bangunan
yang menyumbang 39% dari emisi karbon dioksida, selain itu dalam kurun waktu 15
tahun mendatang infrastruktur perkotaan ini akan dibangun, seiring dengan semakin
cepatnya proses migrasi dari desa ke kota (atau sebaliknya).
4. Sektor Industri
Memberlakukan standar pada subsidi, pajak untuk kredit juga perjanjian sukarela.
Pada sektor pertanian sendiri sebaiknya diberikan Insentif finansial serta regulasi-regulasi
yang akan memudahkan dalam memperbaiki manajemen lahan, irigasi yang efisien,
penggunaan pupuk serta mempertahankan kandungan karbon dalam tanah.
5. Sektor Kehutanan
Insentif finansial dalam hal internasional juga nasional memiliki berbagai tujuan
diantaranya mempertahankan lahan hutan, manajemen hutan, memperluas area
kehutanan, hingga mengurangi deforestasi atau penebangan liar yang kerap terjadi.
Regulasi pemanfaatan lahan serta penegakan regulasi tersebut.
Melindungi dan memulihkan hutan tropis. Tanam triliunan pohon untuk
meningkatkan ketahanan pangan, menyelamatkan keanekaragaman hayati, membantu
mengurangi CO2, membuka mata pencaharian serta menolong ekonomi pedesaan.
Dalam melakukan hal ini, sangat perlu peningkatan investasi yang gunanya
mengurangi separuh pembabatan hutan tropis pada tahun 2020, menghentikan deforestasi
secara global pada tahun 2030 serta mengumpulkan sekitar US$ 50 miliar per tahun
dalam kebutuhannya mencapai target 350 juta hektar hutan serta restorasi bentang alam
di tahun 2030 sejalan dengan berlangsungnya Bonn Challenge. Hingga saat ini, 168 juta
hektar restorasi kemudian telah dijanjikan oleh 47 negara. Sangat perlu menanam lebih
banyak pohon di padang rumput juga lahan tanah pertanian tak lupa pentingnya
pemulihan lahan gambut.
Jika kesuburan tanah sudah menurun, nutrisi yang ada pada tanah pun perlahan
menurun hingga akhirnya menghilang.
Tentu ini menjadi berbahaya karena akan menyulitkan upaya reboisasi yang
dilakukan di kemudian hari.
Tidak hanya nutrisi pada tanah yang akan menghilang, sumber daya air juga bisa
menurun. Sebab, pohon berperan penting menjaga siklus air dengan akar yang
dimilikinya. Pohon akan menyerap air tanah dan dialirkan ke daun. Akhirnya air itu
akan menguap dan dilepaskan ke atmosfer.
Nah kalau hutan ditebang secara liar, tentu saja area sekitarnya akan menjadi
gersang bahkan tak jarang terjadi kebakaran hutan.
4. Global Warming
Tahukah teman-teman? Penebangan hutan ternyata juga bisa mengakibatkan
pemanasan global.
Ini karena pohon berperan dalam menyimpan karbondioksida yang kemudian
digunakan untuk membentuk pohon.
Banyaknya pepohonan yang dibakar dan ditebang mengakibatkan lepasnya
karbondioksida yang menyebabkan pemanasan global.
Tak hanya berdampak pada hutan, global warming akan berdampak pula pada
manusia.
Seperti suhu yang lebih panas, badai yang hebat, meningkatnya kekeringan hingga
meningkatnya risiko kesehatan.
3. Mencairnya Es di Kutub
Dampak pemanasan global yang pertama adalah mencairnya es di kutub. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan suhu bumi. Dalam 30 tahun terakhir, jumlah es di
kutub yang mencair akibat pemansan global mencapai 28 triliun ton.
6. Kebakaran Hutan
Peningkatan suhu udara yang tinggi juga dapat memicu terjadinya kebakaran hutan.
Kebakaran besar yang pernah melanda California, Amerika Serikat pada tahun 2020
lalu juga disebut oleh para ilmuwan disebabkan oleh meningkatnya suhu yang
diakibatkan oleh pemasanan global
7. Kabut Asap
Kebakaran hutan yang dipicu oleh pemanasan global juga menimbulkan kabut asap
yang mengganggu dan sangat membahayakan kesehatan manusia.
4. Mengapa pemanasan global yang semakin meningkat dapat berpotensi menyebabkan banjir?
Dampak pemanasan global yang cukup sering dipublikasikan adalah mencairnya
gletser: Mencairnya gletser akan menciptakan banyak masalah bagi manusia dan
hewan yang hidup di bumi. Salah satunya adalah kenaikan permukaan laut. Seiring
meningkatnya pemanasan global, permukaan laut akan naik sehingga berpotensi
menyebabkan banjir.
Akibat pemanasan global yang kedua adalah terjadinya perubahan Iklim. Pola
cuaca yang tidak teratur telah mulai menunjukkan efek pemanasan global tersebut.
Peningkatan curah hujan dalam bentuk hujan telah diketahui di daerah kutub dan
gurun. Meningkatnya pemanasan global akan menyebabkan lebih banyak
penguapan yang akan menyebabkan lebih banyak hujan. Hewan dan tumbuhan
tidak dapat dengan mudah beradaptasi dengan peningkatan curah hujan. Tanaman
dapat mati dan hewan dapat bermigrasi ke area lain. Ini dapat menyebabkan
seluruh ekosistem berubah secara total dan cepat. Diluar kemampuan manusia
untuk beradaptasi.
Naiknya permukaan laut. Mencairnya es di kutub dan berkurangnya air yang
menguap ke atmosfir menyebabkan naiknya permukaan laut. Kota-kota dan kota-
kota pesisir yang tidak jauh di dekat pantai timur AS, kepulauan pasifik, Teluk
Meksiko hanyalah beberapa wilayah di mana kerusakan banjir mulai
menenggelamkan beberapa arealnya.
5. Usaha apa saja yang dapat dilakukan manusia untuk menanggulangi pemanasan global?
Gunakan Transportasi Umum & Sepeda
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang paling pertama adalah Batasi
penggunaan mobil dan sepeda motor hanya untuk menempuh jarak jauh, untuk
jarak dekat kamu bisa memulai kebiasaan berjalan kaki atau menggunakan
sepeda. Hal ini akan membatasi peningkatan karbon dioksida dan karbon
monoksida di atmosfer.
Sementara untuk pergi ke jarak yang lebih jauh, jika memungkinkan gunakan
angkutan umum massal, seperti busway dan kereta api. Naik kendaraan pribadi
bersama-sama secara bergantian bersama dengan teman atau saudara yang
kebetulan searah atau setujuan dapat menjadi pilihan edufrieds.
Menggunakan lampu LED adalah cara cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi.
Apalagi harga lampu LED sekarang sudah terjangkau, pilihlah yang memiliki
sensor cahaya sehingga bisa mati secara otomatis. Beberapa jenis perangkat
elektronik, seperti TV dan komputer, memiliki fitur standby (mode siaga).
FYI Grameds, mode standby masih mengonsumsi sampai 40 persen dari energinya
dalam waktu 20 jam. Karena itu, jika alat tak dipakai, adalah penting untuk
mematikan perangkat dibanding memilih mode standby.
Selain itu jemur pakaian alih-alih menggunakan mesin pengering untuk
menghindari membuang bahan bakar fosil untuk konsumsi listrik. Gunakan
insulasi di atap untuk mencegah pembuangan panas pada saat musim dingin.
Kamu juga bisa memilih untuk mengadopsi sumber energi terbarukan untuk
kebutuhan, misalnya pemanas air tenaga matahari.
Hemat Air
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang keempat adalah dengan Hemat
Pemakaian Air : Jangan mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus.
Jangan menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan
banyak terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter. Mandi menggunakan
gayung yang terukur dan seperlunya, daripada pakai kran shower dengan air
mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’.
Demikian pula untuk mencuci mobil, cukup gunakan ember dan gayung daripada
menggunakan selang dengan air mengalir. Gunakan air dingin pada mesin cuci
daripada air panas.
Flush toilet seperlunya, Pastikan pelampung atau radar pada tangki penyimpanan
air bekerja dengan baik, demikian juga pada kran dan monoblock di toilet, cegah
kebocoran agar tidak boros air. Cuci pakaian dengan air dingin, bukannya air
panas. Gunakan air bilasan cucian pakaian terakhir untuk menyiram tanaman.
Tadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan lantai
dan sebagainya.
Reuse
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang kelima adalah dengan Gunakan keramik
atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari plastic
dan Styrofoam. Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang
lainnya. Selain itu:
Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas corat-
coret atau catatan keperluan sehari-hari. Gunakan kembali kertas HVS yang baru
dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.
Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas
tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya.
Gunakan ‘reusable’ piring, botol minum dan alat makan yang bukan sekali pakai.
Gunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk menyimpan makanan,
bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya. Reuse kemasan dari bahan
karton untuk pengiriman barang.
Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’ barang.
Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan
kantong plastik. Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau
menggunakannya kembali ketika ke binatu.
Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan cat
semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.
Reduce
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang keenam adalah Hemat penggunaan kertas
dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan,
sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
Dengan tahapan kegiatan 3R ini yang terdiri dari Reduce, Reuse, dan Recycle
dapat membantu pencegahan terjadinya pemanasan global.
Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah
digunakan daripada sering membeli baru.
Beli dan gunakan baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering digunakan.
Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.
Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan.
Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari
transportasi
Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah
styrofoam karena tidak dapat didaur ulang. Hindari atau kurangi juga pemakaian
peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat
dari plastik.
Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah terbesar
di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan.
Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah. Jangan
membeli produk yang dibuat dari hewan langka.
Recycle
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang ketujuh adalah dengan Gunakan pakaian
yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. Gunakan tas daur ulang untuk
menyelamatkan lingkungan, Kemudian:
Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium
serta bahan anorganik lainnya.
Bagimu yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang
menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukkannya, jika
memungkinkan pisahkan yang organik dan non organik. Sampah organik bisa
dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non organik bisa diolah
kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang
sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari plastik
sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal mulanya dibuat
dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai waktu 200 tahun
Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman
dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah.
Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan kepada
orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah anorganik
ini.
Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah
tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau
menerima dan memanfaatkannya lagi.
Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena sisa-sisa
makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah.
Kompos sisa sayuran, kulit buah dan sebagainya dari dapurmu.
Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman. Kompos daun kering dan sampah, atau bawa ke sebuah tempat pendaur
ulang sampah.
Menjadi Vegetarian
Cara Mengatasi Pemanasan Global yang kedelapan adalah dengan menjadi
vegetarian. Menurut sebuah studi terbaru, hal terbaik dan termudah yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki kondisi planet adalah dengan menghilangkan daging
dan produk susu dari menu makanan.
Mengingat populasi global yang diperkirakan mencapai skala 10 miliar pada 2060,
para peneliti pun menganalisis dampak lingkungan yang disebabkan oleh produksi
dan konsumsi makanan oleh manusia. Ide di balik penelitian ini adalah untuk
membantu menginformasikan produsen makanan dan konsumen tentang cara yang
lebih baik untuk mengurangi dampak buruknya terhadap bumi.
Diterbitkan dalam jurnal Science, penelitian oleh Oxford University di Inggris dan
lembaga penelitian pertanian Swiss, Agroscope, menemukan bahwa daging dan
produk susu berkontribusi sebanyak 18 persen dari semua kalori dan 37 persen dari
semua protein.
Orang yang menerapkan pola makan vegan juga biasanya suka mengunyah sesuatu
karena cenderung lebih sering lapar daripada orang yang tidak pantang daging.
Sediakan banyak makanan porsi kecil dan kudapan sehat agar tidak sampai
kelaparan. Berikut ini kudapan sehat vegan yang dapat disantap sebanyak mungkin
tanpa cemas:
Semua jenis buah keras. Pangganglah di oven buah keras favoritmu yang diberi
minyak zaitun dan bumbu.
Jika menyukai makanan manis, gunakan sirop mapel dan kayu manis.
Cracker yang terbuat dari serealia utuh dan diberi hummus.
Kue beras dan kacang dengan saus salsa.
Ubi jalar panggang yang diberi minyak kelapa dan garam laut.
Cokelat hitam dan selai kacang.
Es krim pisang (blender pisang dan masukkan ke dalam mesin pembuat es krim
Grameds)
Mau tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak
masalah. Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya, akan memberikan
manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya
pemanasan global pun dapat diredam.
Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk kompos yang
bisa kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.
Kampanyekan Menjaga Alam dan Lingkungan
Sebarkan pengetahuan tentang perubahan iklim dan didik orang lain. Ajarkan
sebanyak mungkin orang untuk menghormati serta turut menjaga alam dan
lingkungan. Luangkan waktu untuk memberi informasi atau terlibat dalam
kegiatan sosial untuk membantu menyayangi Bumi. Untuk itu, Grameds perlu
memiliki pengetahuan mengenai berbagai ancaman global warming.
Berikan sumbangan uang, tenaga dan pikiran serta barang-barang yang dapat
didaur ulang pada yayasan atau organisasi sosial yang menangani proyek-proyek
konservasi alam lingkungan.
Bergabunglah bersama-sama untuk membangun komunitas hidup yang
berkelanjutan. Bangun “jaringan berbagi” yang bisa membantu mengumpulkan
sumber daya seperti alat pemotong rumput, alat berkebun dan capailah standar
gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.