Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rita Amara

Kelas : X J

Tugas mandiri projeck

Pengenalan Terhadap Perubahan Iklim Realitas Dan Miskonsepsinya

Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi secara signifikan dari pola-pola cuaca
(suhu di atmosfer dan di laut, curah hujan, pola angin, dan variabel lainnya) yang dihitung
berdasarkan statistik dalam rentang waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya dalam
cakupan regional maupun global.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan perubahan


iklim saat ini berada dalam kondisi kritis. Melalui pengumpulan data dari 89 stasiun
pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan September 2020 adalah 27,2°C.Suhu ini naik
0,6 C dibandingkan dengan suhu rata-rata bulan September periode 1981-2010 di Indonesia
yaitu sebesar 26,6°C.Anomali suhu udara di Indonesia September 2020 ini merupakan
anomali tertinggi ketiga sepanjang periode data pengamatan.Meningkatnya suhu udara,
konsentrasi gas karbondioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer akan menyebabkan efek
rumah kaca dijelaskan Kementerian LHK.

Efek rumah kaca atau juga dikenal dengan perubahan iklim ini disebabkan oleh
berbagai kegiatan manusia seperti emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, limbah
dan juga kegiatan-kegiatan industri .

Ada beberapa dampak dari perubahan dari perubahan iklim adalah:

 Menurunnya kualitas air Kualitas sumber daya air akan turun seiring dengan tingginya
curah hujan dan kenaikan suhu membuat air bersih mengandung klorin yang biasanya
berbahaya apabila tertelan, terhirup, atau terpapar kulit secara langsung
 Berkurangnya kuantitas air Walaupun perubahan cuaca memicu tingginya curah hujan
tetapi tidak dengan kuantitas air. Hal in0dikarenakan dengan tingginya curah hujan
kemungkinan air akan langsung kembali ke laut tanpa sempat tersimpan dalam sumber
air bersih untuk digunakan manusia. Dampak ini kemudian membawa kepada dampak
selanjutnya yaitu gagal panen, cuaca ekstrim, dan juga meningkatnya wabah penyakit.
Pengenalan Terhadap Gas Efek Rumah Kaca (Green House Gas ) Baik Atau Buruk?

Rumah kaca adalah bangunan yang dinding dan atapnya terbuat dari kaca dengan
tujuan agar panas dari sinar matahari yang ditangkap pada siang hari, terperangkap di dalam
bangunan sehingga pada malam hari suhu di dalam bangunan tetap hangat. Hal ini biasa
dilakukan oleh petani di negara empat musim agar kegiatan bercocok tanam dapat tetap
berjalan walapun suhu pada malam hari menjadi dingin. Pada prinsipnya, efek rumah kaca
sama dengan kondisi yang terjadi pada rumah kaca, dimana panas matahari terjebak di
atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi hangat. Gas rumah kaca juga berfungsi
menjaga kestabilan temperatur bumi untuk manusia, hewan, dan tumbuhan agar bisa hidup.
Namun, tentu saja jika banyak gas rumah kaca bisa memberikan dampak tidak baik yang
pada akhirnya bisa membuat bumi terlalu panas.

Berikut ini gas-gas efek rumah kaca atau pemicu pemanasan global:

1. Gas Karbon dioksida ( CO2)

Karbon dioksida terdiri dari karbon dan oksigen dan berada di sekitar lingkungan. Gas
karbondioksida dihasilkan dari proses pernapasan, proses pembusukan makhluk hidup,
hingga dihasilkan gunung berapi. Akan tetapi, saat ini paling banyak dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas bumi.

Dalam kehidupan sehari-hari, gas karbon dioksida berasal dari kendaraan bermotor
yang menggunakan bahan bakar bensin dan gas, lalu listrik yang berasal dari minyak
atau batubara, belum lagi ditambah dari asap pabrik dan mesin.

2. Uap Air (HO2)

Uap air menjadi salah satu gas efek rumah kaca. Air dari darat dan lautan akan
menguap karena terkena panas matahari, sehingga menjadi awan di langit. Kemudian, air
yang terkandung di awan itu akan kembali ke d Metana terbentuk dari karbon dan air
yang dihasilkan oleh rawa-rawa, sawah, peternakan, padi, sampah sisa makanan, dan
penggunaan gas bumi dan batubara. Semakin modernya perkembangan zaman, membuat
gas metana yang dihasilkan menjadi berlebihan. Sebab, semakin banyak daging yang
dimakan, semakin banyak pula peternakan yang ada di bumi. Hewan-hewan ini
menghasilkan metana saat mencerna rumput yang dimakan, lalu dikeluarkan lewat kentut
dan sendawa yang baunya sangat busuk dan khas. Metana bahkan menjadi penyebab
pemanasan global terburuk setelah karbon dioksida.arat dan laut dalam bentuk hujan dan
memberikan efek dingin.

3. Metana(CH4)

Metana terbentuk dari karbon dan air yang dihasilkan oleh rawa-rawa, sawah,
peternakan, padi, sampah sisa makanan, dan penggunaan gas bumi dan batubara.
Semakin modernya perkembangan zaman, membuat gas metana yang dihasilkan menjadi
berlebihan.

Sebab, semakin banyak daging yang dimakan, semakin banyak pula peternakan yang
ada di bumi. Hewan-hewan ini menghasilkan metana saat mencerna rumput yang
dimakan, lalu dikeluarkan lewat kentut dan sendawa yang baunya sangat busuk dan khas.
Metana bahkan menjadi penyebab pemanasan global terburuk setelah karbon dioksida.

4. Dinitrogen oksida (N2O)

Dinitrogen oksida dikenal sebagai penambah kecepatan di kendaraan dan roket.


Namun secara alami, N2O dihasilkan oleh bakteri di tanah dan laut. Akan tetapi, N2O
yang berlihan kini dihasilkan juga oleh pabrik, pupuk, dan pembangkit listrik. Akibat
banyaknya N20, maka lapisan ozon menjadi rusak yang bisa menyebabkan manusia dan
makhluk hidup terpapar radiasi yang dapat merusak tubuh, salah satunya kanker kulit.

5. Ozon (O3)

Ozon merupakan lapisan di langit pada stratosfer yang berada di ketinggian 30


kilometer. Ozon berfungsi untuk menangkal radiasi agar tidak terpapar radiasi matahari
yang sangat kuat. Lapisan ozon berfungsi untuk melindungi manusia dan makhluk hidup.
Namun, manusia selama ini menambah lapisan ozon di langit yang rendah atau disebut
sebagai troposfer. Ozon troposfer membuat makin banyak panas menjadi terperangkap di
bumi karena terbentuk dari kebiasaan manusia mengendarai mobil dan aktivitas pabrik.

6. Klorofluourokarbon (CFC)

Senyawa ini terbentuk dari unsur klorin, karbon, hidrogen, dan flourin yang
diciptakan manusia untuk senyawa kimia pendingin yang dikenal sebagai freon. Freon
ini terdapat di alat elektronik seperti kulkas dan AC, bahkan deodorant semprot. Gas
CFC ini dapat merusak lapisan ozon dan memperkuat efek rumah kaca yang membuat
bumi semakin panas.
Efek rumah kaca sendiri memberikan pengaruh positif maupun negatif, tergantung dari
penggunaannya.

Pengenalan Terhadap Jejak Karbon (Carbon Footprint)

Jejak karbon adalah jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai
kegiatan (aktivitas) manusia pada kurun waktu tertentu. Jejak karbon yang kita hasilkan akan
memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan kita di bumi, seperti kekeringan dan
berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi
rantai makanan, dan berbagai kerusakan alam lainnya.

Faktor peyebab jejak karbon:

Aktivitas manusia yang dapat menimbulkan jejak karbon seperti penggunaan kendaraan,
penggunaan energi listrik yang berlebihan dan konsumsi makanan.

1. Penggunaan Kendaraan

Kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin, solar, atau gas akan
menghasilkan jejak karbon dari proses pembakaran bahan bakar tersebut. Bepergian
menggunakan kendaraan pribadi artinya kita berkontribusi untuk menghasilkan lebih
banyak gas emisi (CO2)

2. Penggunaan Energi Listrik dan Air

Penggunaan energi listrik untuk keperluan sehari-hari misalnya seperti TV, AC,
lampu, kulkas, mesin cuci, microwave dan berbagai peralatan listrik lainnya dapat
menghasilkan gas emisi yang berasal dari pembakaran bahan fosil pada pembangkit
listrik.Begitupun dengan penyalahgunaan air, dibutuhkan banyak energi untuk mengelola
air bersih agar bisa digunakan. Tetapi kita malah sering membuang atau
menyalahgunakan air bersih.

3. Konsumsi Makanan

Makanan yang kita konsumsi juga menjadi salah satu sumber gas emisi, terutama jika
makanan tersebut berpotensi menjadi gunungan sampah. Mulai dari ekstraksi bahan
baku, proses produksi, proses distribusi, hingga barang tersebut sampai di tangan kita.

Pentingnya Mengurangi jejak Karbon


Jejak karbon adalah jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai
kegiatan (aktivitas) manusia pada kurun waktu tertentu. Jejak karbon yang kita hasilkan akan
memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan kita di bumi, seperti kekeringan dan
berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi
rantai makanan, dan berbagai kerusakan alam lainnya.

Oleh karena itu, sangat penting mempertimbangkan setiap aktivitas konsumsi kita. Jika kita
bisa mengurangi jejak karbon sedikit saja, itu akan berguna. Misalnya, membeli pangan dari yang
lebih dekat, atau kalau bisa menanam di pot sendiri. Ini akan mengurangi banyak energi pada rantai
transportasi, pemrosesan, dan pengemasan makanan. Kalau bisa makan di tempat/kedai penjual
makanan, ini lebih baik ketimbang dibungkus, yang lantas menghasilkan sampah. Karena akan
berdampak :

 Cuaca Ekstrim dan Bencana Alam


Semakin tinggi jejak karbon yang kita hasilkan, semakin tinggi pula dampak negatif
yang berikan terhadap bumi kita. Jejak karbon menyebabkan kenaikan suhu bumi yang
sangat ekstrim yang dapat menimbulkan badai tropis (siklon) serta berbagai bencana
alam seperti banjir atau kekeringan.
 Perubahan Produksi Rantai Makanan
Perubahan iklim yang disebabkan oleh jejak karbon juga menimbulkan perubahan
prosuksi rantai makanan. Beberapa pertumbuhan tanaman sulit untuk tumbuh dengan
baik, misalnya saja pada suatu daerah yang biasanya memproduksi padi (beras), tetapi
karena perubahan iklim semakin panas, daerah tersebut tidak bisa lagi memproduksi beras
(menyebabkan gagal panen).
 Penyebaran Penyakit
Jejak Karbon juga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, misalnya penyebaran
penyakit menular seperti malaria. Hal ini disebabkan oleh semakin luasnya pergeseran
wilayah tropis ke wilayah sub-tropis, berbagai penyakit tropis juga akan menyebar di
berbagai daerah.
 Rusaknya Ekosistem Laut
Jejak karbon juga mengakibatkan rusaknya ekosistem laut, semakin banyak gas emisi
yang diserapkan oleh laut, akan menyebabkan kadar asam semakin tinggi dan merusak
berbagai ekosistem laut. Seperti berbagai hewan laut yang sulit untuk bertahan hidup.
 Es di Kutub Mencair
Kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh semakin tingginya jejak karbon, juga
mengakibatkan lapisan es di kutub semakin menipis. Hal ini menyebabkan ekosistem di
kutub menjadi terganggu dan naiknya permukaan laut.

 Berkurangnya Air Bersih


Dampak jejak karbon selanjutnya adalah berkurangnya kadar air bersih di bumi. Hal
ini disebabkan oleh semakin tingginya jejak karbon dan berpotensi membuat suhu bumi
meningkat dan naiknya permukaan air laut.

Cara Mengurangi Jejak Karbon


 Kurangi mengkonsumsi bahan makanan import, mulai gunakan makanan lokal.
 Bawa tas belanjaan sendiri ketika ingin berbelanja.
 Perbanyak makanan sayur dan buah.
 Mengurangi konsumsi makanan dengan jejak karbon yang tinggi (misalnya daging atau
kopi).
 Jangan menebang pohon sembarangan, dan mulailah menanam pohon penghasil oksigen
 Untuk perjalanan yang kurang dari 2 km, usahakan untuk tetap berjalan kaki atau naik
sepeda.
 Pilih kendaraan bermotor yang hemat bahan bakar.
 Pilih jenis Bahan Bakar Minyak (BMM) yang sesuai dengan mesin kendaraan agar lebih
hemat energi dan emisi karbonnya terkendali.
 Biasanya diri untuk hemat energi listrik (cabut arus listrik yang tidak terpakai).
 Gunakan air bersih seefektif mungkin (jangan membuang-buang air bersih).
 Gunakan peralatan elektronik yang hemat energi listrik.
 Beli barang yang benar-benar kamu butuhkan.
 Pisahkan sampah organik dan anorganik.
 Kompos sisa sampah agar tidak menumpuk di TPA.
 Dan terakhir share berbagai ilmu tentang jejak karbon dan ajak orang terdekat kamu
untuk memulai gaya hidup zero waste.

Anda mungkin juga menyukai