Anda di halaman 1dari 7

Penyebab Efek Rumah Kaca

Untuk memudahkan kita memahami apa penyebab efek rumah kaca, secara
sederhana dapat dijelaskan akibat terperangkapnya gelombang panas oleh partikel
rumah kaca di atmosfer atau sistem biosfer bumi.

Munculnya fenomena efek rumah kaca dipengaruhi oleh uap air, methana, CFC dan
HFC, serta konsentrasi karbondioksida yang tinggi dan gas lain di atmosfer yang
merupakan hasil dari pembakaran.

1. Uap Air
Uap air adalah salah satu gas rumah kaca yang paling banyak mencapai atmosfer
akibat penguapan air laut, sungai, danau dan melalui fotosintesis dan respirasi
makhluk hidup.

Secara alami, uap air ikut bertanggungjawab terhadap terjadinya efek rumah kaca.
Meningkatnya temperatur atmosfer menyebabkan adanya peningkatan konsentrasi
uap air sehingga terjadi peningkatan dampak rumah kaca.

Semakin banyak uap air yang terkandung di atmosfer, maka akan semakin panas
suhu di bumi.

2. Karbondioksida
Karbondioksida adalah salah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom, yaitu
oksigen dan karbon. Karbondioksida terdapat dalam atmosfer dalam bentuk gas
pada tekanan normal. Konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi adalah 387
ppm.

Jumlah atau konsentrasi karbondioksida dapat berubah sesuai tempat dan waktu.
Karbondioksida merupakan gas rumah kaca yang dapat menyerap
gelombang inframerah.

Karbondioksida adalah gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak
dan sejenisnya. Karbondioksida di bumi dimanfaatkan oleh tanaman menjadi salah
satu fase siklus karbon.

Dalam jumlah yang cukup, karbondioksida memiliki peranan dalam kestabilan


atmosfer. Akan tetapi, dalam jumlah yang terlalu besar maka akan
menyebabkan pencemaran udara dan efek rumah kaca.

Menurunnya jumlah pohon akibat pembukaan lahan dan kerusakan hutan juga
memberi pengaruh terhadap peningkatan konsentrasi karbondioksida. Seperti yang
kita tahu, pepohonan menjadi bagian penting dalam siklus karbon dan siklus oksigen
yang bermanfaat bagi kehidupan di bumi melalui proses fotosintesis yang
dilakukannya.

Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan pada tumbuhan yang


memanfaatkan karbondioksida dan air untuk menghasilkan karbohidrat, oksigen dan
energi. Tentu, berkurangnya jumlah pohon atau tumbhan akan berdampak pada
berkurangnya penyerapan karbondioksida dan oksigen yang dihasilkan.

3. Sulfur Oksida
Senyawa sulfur oksida merupakan gas beracun dan memiliki bau yang menyengat.
Sulfur oksida terkandung dalam bahan hasil tambang, seperti batu bara dan minyak
bumi.

Hasil pembakaran sulfur oksida akan menghasilkan gas belerang. Sulfur oksida atau
belerang juga dapat menyebabkan polusi udara efek rumah kaca.

4. Sulfur Heksafluorida
Sulfur Heksafluorida adalah gas yang turut menjadi penyebab efek rumah kaca. Gas
ini cenderung selalu meningkat konsentrasinya di atmosfer. Gas yang bersifat
menangkap panas ini, membuat kondisi suhu bumi semakin parah.

5. Nitrogen Oksida
Gas ini dihasilkan dari reaksi nitrogen dan oksigen yang terjadi pembakaran di
udara. Seluruh pembakaran di dunia dapat membentuk gas dan menyebabkan
pencemaran udara.

Gas ini bersifat sebagai insulator panas yang sangat kuat yang dihasilkan dari
proses pembakaran bahan bakar fosil. Bahkan, nitrogen oksida dapat menangkap
panas tiga ratus kali lebih besar dibanding karbondioksida.

6. Metana
Gas metana adalah gas yang dapat menyebabkan gangguan lingkungan, namun
juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi biogas. Gas ini memiliki sifat
mudah terbakar.

Metana dihasilkan dari proses produksi pertambangan batu bara, minyak bumi dan
gas alam. Selain itu, metana secara alami juga dihasilkan oleh pembusukan limbah
atau sampah organik, serta gas sisa pencernaan makhluk hidup.

Dalam udara, metana hanya memiliki konsentrasi 5% hingga 10%. Metana juga
dapat ditemukan dalam wujud cair apabila berada pada tekanan 4-5 atmosfer.

7. Klorofluorokarbon
CFC atau freon adalah suatu senyawa organik yang mengandung karbon, klorin,
dan fluorin. CFC diproduksi sebagai derivat volatil dari metana, etana, dan propana.
Penggunaan dlorofluorokarbon dihentikan secara bertahap melalui Protocol
Montreal, karena mengakibatkan penipisan lapisan ozon.

Senyawa antrogenik ini merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan
terjadinya efek kaca lebih tinggi dibanding karbondioksida.
Penyebab Alami
Secara alami, efek rumah kaca dapat disebabkan oleh faktor-faktor alam yang sulit
untuk dihindarkan. Faktor ini antara lain karena penyerapan masing-masing lapisan
atmosfer terhadap radiasi matahari.

Lapisan troposfer memiliki peranan penting dalam menghambat 35% radiasi


matahari agar tidak sampai ke permukaan bumi. Radiaasi sinar matahari yang
berbentuk gelombang pendek (sinar alpha, sinar beta, dan sinar ultraviolet) oleh tiga
lapisan atmosfer paling atas akan disetap.

Sedangkan jenis gelombang lain akan dipantulkan dan dihamburkan kembali ke


ruang angkasa oleh berbagai jenis gas, awan dan partikel lainnya.

Karena telang tersaring 35%, maka sisa 65% radiasi akan masuk ke dalam lapisan
troposfer. Radiasi tersebut akan terbagai dan diserap oleh partikel-partikel pada
lapisan ini. Sekitar 14% akan diserap oleh gas, debu, dan uap air.

Sisa radias sekitar 51% terdiri dari 37% radiasi yang bersifat langsung dan 14%
merupakan radiasi difus yang telah mengalami penghamburan pada lapisan
troposfer oleh molekul has dan partikel debu.

Sinar radiasi yang diterima bumi, sebagian akan diserap dan sebagian lainnya akan
dipantulkan kembali dalam bentuk sinat infra merah.

Penyebab Oleh Manusia


Ketidakseimbangan alam tentunya dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di
bumi, begitu pula dengan kondisi efek rumah kaca. Menipisnya lapisan ozon akan
memberikan pengaruh terhadap peningkatkan jumlah CO2 dan gas lain yang
menjadikan bumi seperti rumah kaca.
Misalnya, pemborosan energi listrik akan menyebabkan gas rumah kaca yang
berlebihan. Selain itu, penggunaan cahaya lampu yang berlebihan juga dapat
memberikan pengaruh terhadap lingkungan, seperti adanya pencemaran cahaya.

Penyebab Oleh Industri


Perkembangan dunia industri juga memberikan dampak terhadap terjadinya efek
rumah kaca. Contohnya adalah industri pertanian skala besar yang umumnya
menggunakan pupuk kimia dalam jumlah banyak. Pupuk yang dipakai tersebut akan
melepaskan gas nitrogen oksida yang merupakan salah satu gas penyebab efek
rumah kaca.

Selain itu, kegiatan industri tambang seperti pabrik semen, penambangan minyak
dan batu bara juga meningkatkan produksi karbondioksida.

Industri lain yang turun menyebabkan bertambahnya gas rumah kaca adalah industri
peternakan, khususnya peternakan sapi yang banyak menghasilkan gas kabon dan
metana yang merusak lapisan ozon.

Dampak Efek Rumah Kaca


Terjadinya pemanasan global ditandai dengan salju dan es abadi di kutub utara dan
selatan yang mencair, kenaikan muka air laut, dan pergeseran musim.

Efek rumah kaca merupakan salah satu penyebab pemanasan global atau
perubahan iklim semakin parah, berikut ini adalah dampak buruk yang diakibatkan:

1. Perubahan Iklim – Wilayah yang biasanya hangat akan berubah menjadi


lembap karena banyaknya air yang menguap. Uap air merupakan salah satu
gas yang menyebabkan efek insulasi pada atmosfer. Konsentrasi uap air
yang berlebihan akan membentuk awan tebal kemudian akan memantulkan
cahaya matahari ke luar angkasa. Wilayah yang memiliki kelembapan tinggi
akan mengakibatkan curah hujan meningkat dan berpotensi terjadi badai, dan
penguapan.
2. Naiknya Permukaan Laut – Naiknya permukaan air laut akibat gunung yang
mencair akan menyebabkan daerah pesisir tenggelam dan menimbulkan
kerugian baik secara ekonomi serta lingkungan.
3. Suhu Global Meningkat – Suhu rata-rata bumi yang terus meningkat
merupakan dampak dari adanya efek rumah kaca. Panas dari sinar matahari
terperangkap oleh gas rumah kaca dan menyebabkan suhu semakin panas.
4. Gangguan Ekologis – Hewan dan tumbuhan akan menyesuaikan diri dengan
perubahan iklim yang terjadi. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya dengan tumbuh pada daerah hangat. Hewan akan
bermigrasi ke tempat-tempat yang sesuai dengan habitat hidupnya.
5. Sosial Politik – Kestabilan penduduk suatu negara juga akan terganggu.
Adanya efek rumah kaca akan menyebabkan gagal panen, sehingga memicu
bencana kelaparan dan malnutrisi.

Anda mungkin juga menyukai