Nama Kelompok :
- Aditia Nurdiana Putra Pratama
- Aurel Sasqia Maulidina
- Fabian Hamda Ibrahim
- Fennyshia Heryansyah Halim
- Julieta Caroline
- Luthfiah Rahman
Global Warming
Karbon dioksida atau CO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti pernafasan dan hasil
pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena kadarnya sudah berlebihan maka CO2
seolah seperti kaca yang menutup permukaan bumi.
Selain karbon dioksida juga sulfur dioksida dan metana pun sama seperti CO2 menyelubungi
bumi. Layaknya sifat kaca, gas-gas yang melapisi tadi akan memantulkan infrared dari matahari
yang seharusnya dikembalikan lagi ke angkasa. Infrared terperangkap di bumi.
CO2 (Karbon Dioksida) Nitrogen Oksida (NO)
Chloro-Fluoro-Carbon
Sulfur Heksafluorida
(CFC)
(SFs
a. CO2 (Karbon Dioksida)
Karbon dioksida dianggap paling berperan di dalam pemanasan global karena jumlahnya yang paling besar dan melimpah.
Gas ini menyerap gelombang panjang matahari sehingga menyebabkan pemanasan dan air akan menguap. CO2 dihasilkan
dari pembakaran zat-zat yang mengandung karbon. CO2 dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan pendinginan di
lapisan stratosper sehingga memicu lubang di lapisan ozon sebagai perisai bumi dari radiasi ultraviolet.
b. CH4 (Metana)
Gas metana merupakan gas yang 21 kali lebih berpotensi menyebabkan efek rumah kaca jika dibandingkan dengan karbon
dioksida. Metana dihaslkan secara alami oleh bakteri atau mikroba yang hidup subur di rawa-rawa atau tanah berlumpur.
Bakteri ini menghasilkan metana di dalam selnya. Kegiatan persawahan melalui budidaya persawahan di Asia merupakan
salah satu penyebab utama meningkatnya emisi gas metana. Lahan berlumpur yang merupakan media untuk menanam
padi adalah tempt yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya bakteri atau mikroba penghasil metana. Gas ini dilepaskan
ke udara ketika air di sawah dikeringkan.
Di dalam sistem pencernaan binatang memamah biak seperti sapi dankambing. Mikroba digunakan untuk membantu
proses pencernaan rerumputan.Beberapa mikroba melepaskan metana sebesar 250 gram setiap harinyaMetana juga
dihasilkan dari tumpukan sampah, 1 ton sampah padat dapatmenghasilkan 50 kg gas metana. Diperkirakan jumlah sampah
Indonesia padatahun 2020 sebesar 500 juta kg pertahun atau 190 ribu ton sehingga diperkirakanakan menghasilkan gas
metana sebesar 9500 ton per tahun. Peningkatan konsentrasimetana di udara dapat dilihat dalam grafik berikut (penelitian
dilakukan di MaunaLoa Amerik Serikat).
c. Nitrogen Oksida (NO)
adalah gas insulator panas yang sangat kuat. la dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan
pertanian. Nitrogen dioksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida.
d. Chloro-Fluoro-Carbon (CFC)
CFC atau yang disebut sebagai Freon. Gas ini dihasilkan ole pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas, AC,
dIl. Gas ini selain mampu menahan panas juga mampu mengurangi lapisan ozon, yang berguna untuk menahan sinar ultraviolet
masuk ke dalam bumi. CFC ini menyerang Ozon, akibatnya kandungan Ozon di angkasa menipis dan mengakibatkan lubang di
kutub utara dan selatan, sehingga UV (ultraviolet) mampu menerobos masuk ke atmosfer dan menyebabkan terjadinya radiasi.
e. Hidro-Fluoro-Carbon (HFCs)
HFCs ini juga disebut sebagi Freon. Gas ini juga dihasilkan oleh pendingin-pendingin yang menggunakan freon, seperti kulkas,
AC, juga terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk
di kendaraan dan dapat menimbulkan pemanasan global.
Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 20−35 km di atas permukaan
Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai
10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-
molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi
campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon
relatif stabil.
Jika semua ozon dikompresi ke tekanan udara di permukaan laut, lapisan ozon akan
menjadi hanya setebal 3 milimeter (1⁄8 inci). Meskipun konsentrasi ozon di lapisan ozon
sangat kecil, ia sangat penting untuk kehidupan karena menyerap radiasi ultraviolet (UV)
yang berbahaya secara biologis, yang berasal dari matahari
Adapun bahan-bahan perusak ozon dan penggunaannya antara lain :
3. Jenisnya adalah bromo chlorodifluoro methane dan bromo triifuoro methane, digunakan sebagai
bahan pemadam kebakaran.
Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan menurunkan suhu
stratosfer. Semenjak tahun 1960, pendinginan stratosfer ini sebenarnya sudah teramati. Peristiwa ini sepertinya
tidak mungkin terjadi jika penyumbangnya adalah aktivitas matahari. Penipisan lapisan ozon juga memberikan
kontribusi dalam pendinginan. Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung berapi sepertinya
telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun
1950.
Namun sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah
kaca. Beberapa ilmuwan berpendapat Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam
tingkat terang yang dihasilkannya selama 30 tahun terakhir.
Efek Umpan Balik
Umpan Balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh
es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan
terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini
akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi
suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku abadi (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas
CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Peningkatan keasaman air laut disebabkan penyerapan CO2 dari atmosfer mengakibatkan pemutihan karang dan
merupakan salah satu efek pemanasan global pada laut. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon berkurang
bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunnya tingkat nutrien pada zona mesopelagik sehingga
membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Ketidakstabilan Iklim
Para ilmuwan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan
global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan
liar dan kesehatan manusia. Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan
global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara akan menjadi lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi.
Pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair Musim
tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari air lautan. Kelembaban yang tinggi
akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap pemanasan satu derajat Fahrenheit.
Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini dan badai akan menjadi
lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Pola cuaca menjadi lebih ekstrem dan tidak terprediksi.
Naiknya Permukaan Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan air laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland di
daerah kutub utara. Perubahan tinggi muka air laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Sebagian daratan di permukaan Bumi ini akan tenggelam, kemudian erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat.
Ketika tinggi air lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Kenaikan tinggi muka air
laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Dari kegiatan yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa mencaimya es di
kutub tidak secara langsung mengakibatkan peningkatan tinggi rata-rata air laut.
Pergeseran Ekosistem
Kenaikan suhu global dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui
air maupun penyebaran penyakit melalui vektor. Seperti meningkatnya kejadian
demam berdarah karena munculnya daerah ekosistem baru untuk nyamuk
berkembang biak. Selain itu dapat diprediksi bahwa ada beberapa spesies yang
secara alamiah akan terseleksi ataupun punah karena adanya perbuhan ekosistem
yang ekstrim ini.
Hal ini juga akan berdampak pada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti
kemarau panjang, kebakaran hutan, yang berkaitan dengan musim hujan tidak
menentu.
Gangguan Ekologi
Menanam pohon di
Melakukan reboisasi
pekarangan rumah