Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN LINGKUNGAN


“PERMASALAHAN LINGKUNGAN GLOBAL”

KELOMPOK 4 :
Dhea Meiriva Utami (1505123153)
Nur Aziela (1505111779)
Nur Fauziah (1505116926)
Lia Lailatul Nikmah (1505121932)
Widya Annisa (1505116645)
Windi Rizka Fadilla (1505117134)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
A. PERMASALAHAN LINGKUNGAN GLOBAL

1. Gas Rumah Kaca


Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap
di atmosfer dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi
gelombang panjang matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh
permukaan bumi.

Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4),
Nitrous Oksida (N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur
heksaflorida (SF6)

Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat
aktifitas manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2, methane.
Sedangkan gas yang dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran
bahan bakar fosil), NO2 (aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses industri
dan konsumen)

Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16
km diatas permukaan bumi.

 Umur Gas buang di Atmosfer

Gas Sumber Antropogenik utama Waktu Umur


residu (tahun)
CO Pembakaran bahan bakar fosil dan biomas Bulanan 0,4
CO2 Pembakaran bahan bakar fosil dan Pembabatan 100 tahunan 7
hutan
CH4 Pertanaman padi 10 tahunan 11
Peternakan, tanam Produksi bahan bakar fosil
Nox Pembakaran bahan bakar fosil dan biomas Harian ***

NO2 Pemupukan Nitrogen 170 tahunan 150


Pembabatan hutan
Pembakaran biomas
SO2 Pembakaran bahan bakar fosil dan emisi bahan Harian – ***
bakar mingguan
CFCs Semprotan aerosol, Pendingin, busa 60-100 8 – 110
tahunan
Sumber: Killeen. 1996 Ikhtisar Gas-gas Rumah Kaca di Atmosfer

 Efek rumah kaca


Istilah yang digunakan untuk menjelaskan meningkatnya suhu udara di permukaan
bumi”, akibat terus meningkatnya konsentrasi CO2 dan gas-gas rumah kaca
(GRK)anthropogenic lainnya di atmosfer.

a. Proses terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut:

Sinar matahari memanaskan laut dan daratan. Permukaan bumi yang memanas,
kemudian meradiasikan panas dalam bentuk sinar inframerah keruang angkasa. Sebagian
sinar inframerah tersebut diserap oleh gas-gas rumah kaca yang terdapat di atmosfer, seperti
uap air dan karbon dioksida. Dengan demikian panas terperangkap, tidak dapat lepas keruang
angkasa, sehingga suhu permukaan bumi naik.

Jika efek rumah kaca tidak ada, suhu permukaan bumi akan menjadi 33 derajat celcius
lebih rendah dibandingkan sekarang, sehingga berada dibawah titik beku air. Jadi dalam
kondisi normal, efek rumah kaca ini sebenarnya diperlukan, agar bumi menjadi nyaman
untuk dihuni.
Kadar alami karbon dioksida di atmosfer ini, dikendalikan oleh interaksi yang
berlangsung antara atmosfer, lautan dan biospher, yang dikenal sebagai daur geokimia
karbon. Aktifitas manusia yang melepaskan karbon berlebihan, telah mengganggu daur
karbon ini. Akibatnya kadar karbondioksida di atmosfer bertambah tinggi, yang selanjutnya
meningkatkan efek rumah kaca tersebut.

b. Pemanasan global (global warming)


Pemanasan global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara
dipermukaan bumi dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu, akibat terjadinya efek
rumah kaca (green house effect).

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade sekarang ini telah terjadi kenaikan
rata-rata suhu udara antara 0.3-0.6oC. Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan
laju peningkatan seperti sekarang maka diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata kenaikan suhu
udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC dan menyebabkan perubahan iklim global

c. Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim


 Adanya gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi
 Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir mengakibatkan
pemanasan global dan perubahan iklim
 Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca:
- Peningkatan radiasi gelombang panjang
- Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara
- Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan: banjir,
kekeringan.

2. Perubahan Iklim

a. Pengertian Perubahan Iklim


Pengertian perubahan iklim menurut Wikipedia adalah perubahan yang terjadi secara
signifikan mengenai pola cuaca yang dihitung berdasarkan angka statistik dalam rentang
waktu puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadi
perubahan iklim seperti proses biologis, radiasi sinar matahari, tekanan tektonik, erupsi
gunung berapi, dan masih banyak lagi.

Sedangkan pengertian perubahan iklim menurut Enviromental Protection Agency


(EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu.
Dengan kata lain, perubahan iklim juga bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis,
curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa suhu bumi perubah satu
derajat dalam tempo 100 tahun terakhir.

b. Penyebab Perubahan Iklim


Terjadinya peristiwa perubahan iklim bukan terjadi secara tiba-tiba, ini dikarenakan ada
faktor-faktor penyababnya baik itu karena fenomena alam maupun karena tingkah laku
manusia. Dan inilah beberapa penyebab perubahan iklim:

 Aktivitas manusia seperti penebangan hutan secara liar.


 Terjadinya fenomena pemanasan global
 Terjadinya peristiwa efek rumah kaca.
 Terjadinya El Nino dan El Nina dilautan.
 Menipisnya lapisan ozon di atmosfir bumi.

c. Dampak Perubahan Iklim


Dampak perubahan iklim merupakan sesuatu yang dikhawatirkan bagi penduduk bumi.
Bagaimana tidak, dampak perubahan iklim sangat mengerikan karena bisa mengancam
kehidupan umat manusia. Dan inilah beberpa dampak perubahan iklim:

 Sarana prasaran (infrastruktur) menjadi rusak.


 Merebaknya wabah penyakit terutama pernapasan.
 Kekeringan dan kekurangan sumber air.
 Terjadinya bencana alam dimana-mana.
 Harga pangan menjadi semakin meningkat (mahal).
 Udara menjadi semakin kotor.
3. Dampak Lingkungan Global
Contoh dan dampak dari lingkungan global antara lain:

a. Pemanasan Global : Pemanasan Global / Global Warming pada dasarnya merupakan


fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek
rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emesi gas karbondioksida, metana,
dinitrooksida, dan CFC sehingga energy matahari tertangkap dalam atmosfer bumi.
Dampak bagi lingkungan biogeofisik : pelelehan es di kutub, kenaikan mutu air laut,
perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora
dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit. Dampak bagi aktiitas sosial ekonomi
masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi
jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan terhadap pemukiman penduduk, ganggungan
produktifitas pertanian. Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit.

b. Penipisan Lapisan Ozon : dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi ultraviolet, CFC
terurai dan membebaskan atom klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon menjadi
gas oksigen yang mengakibatkan efek rumah kaca. Beberapa atom lain yang
mengandung brom seperti metal bromide dan halon juga ikut memeperbesar penguraian
ozon. Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa
menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata,
menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung,
kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.

c. Hujan Asam : Proses revolusi industri mengakibatkan timbulnya zat pencemaran udara.
Pencemaran udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan turun menjadi senyawa asam.
Dampaknya : proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada kulit, sistem pernafasan,
menyebabkan pengasaman pada tanah.

d. Pertumbuhan populasi : pertambahan penduduk duia yang mengikuti pertumbuhan


secara ekponsial merupakan permasalahan lingkungan. Dampaknya: terjadinya
pertumbuhan penduduk akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan sumber daya alam
dan ruang.

e. Desertifikasi : merupakan penggurunan, menurunkan kempampuan daratan. Pada proses


desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan penipisan
lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi seperti kekeringan
dan banjir. Dampak : awalnya berdampak local namun sekarang isu lingkungan sudah
berdampak global dan menyebabkan semakin meningkatnya lahan kritis di muka bumi
sehingga penangkap CO2 menjadi semakin berkurang.

f. Penurunan keaneragaman hayati : adalah keaneragaman jenis spesies makhluk hidup.


Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu wilayah, meliputi keunikan spesies,
gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi manusia
baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi
g. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): bahan yang diindentifikasi
memiliki bahan kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah meledak, mudah terbakar,
bersifai reaktif, beracun, penyabab infeksi, bersifat korosif. Dampak : dulunya hanya
bersifat lokal namun sekarang antar negara pun melakukan proses pertukaran dan
limbanya di buang di laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka limbah bahan berbahaya
dan beracun dapat bersifat akut sampai kematian makhluk hidup.

4. Adaptasi Dan Mitigasi Perubahan Iklim

Dampak dari perubahan iklim yaitu:

a. Sektor pangan
 Menurunnya hasil panen di banyak daerah, khususnya di negara berkembang
 Jatuhnya hasil panen di banyak negara maju

b. Air
 Penurunan ketersediaan air/kekeringan
 Meningkatnya muka air laur yang menyebabkan banjir rob
 Mencairnya gunung es di kutub utara.

c. Ekosistem
 Kerusakan terumbu karang
 Meningkatnya kepunahan jumlah species

d. Iklim
 Meningkatnya intensitas badai, banjir, kebakaran hutan, kekeringan dan gelombang
panas.

e. Kesehatan
 Meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus
 Meningkatnya penyakit malaria dan demam berdarah.

Adapun cara untuk mengatasi perubahan iklim yaitu: 

 Mitigasi merupakan usaha untuk mengurangi gas rumah kaca sehingga dapat
memperlambat laju pemanasan global.

 Adaptasi merupakan upaya meminimalisir dampak yang telah terjadi, serta mengantisipasi
resiko sekaligus mengurangi biaya yang harus dikeluarkan akibat perubahan iklim

Kegiatan Mitigasi

a. Sektor Pertanian

 Pengelolaan tanah: pengurangan pupuk dan pestisida kimia;


 Pemilihan praktek pertanian: pemakaian varietas padi jenis unggul;
 Jerami sisa panen tidak dibakar dan dihindari dari pembusukan akibat perendaman
sawah.
 Diversifikasi pangan: konsumsi karbohidrat selain beras, seperti kentang, sagu dan
jagung.

b. Sektor Peternakan
 Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pembangkit listrik tenaga biogas.

c. Sektor Transportasi
 Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di bawah kapasitas angkutnya;
 Penggunaan transportasi massal;
 Penggunaan sistem transportasi non-motor untuk jarak pendek.

d. Sektor Energi
Pemanfaatan energi terbarukan:
 Panas bumi;
 Mikrohidro;
 Surya;
 Angin;
 Biomassa.

e.    Kehutanan Pengelolaan hutan:


 Reboisasi;
 Penanaman kawasan penyangga;
 Penghijauan kembali

f.     Pengelolaan sampah


 Mengurangi jumlah sampah (dari rumah tangga);
 Pemilahan sampah untuk tujuan daur ulang;
 Pemanfaatan gas metana dari sampah sebagai sumber energy
 
Kegiatan Adaptasi

a. Terhadap kekeringan
 Meningkatkan resapan air dengan cara membuat sumur resapan, kolam resapan,
pengembangan embung/kolam, lubang biopori.
 Perlindungan mata air, dengan cara memelihara mata air, pembersihan mata air,
penanaman pohon disekitar mata air.
 Penghematan penggunaan air, dengan cara penggunaan kembali air, menggunakan
shower untuk mandi

b. Terhadap bencana banjir


 membuat/memelihara saluran drainase, kanal, rumah pompa, pengerukan saluran
 meninggikan struktur bangunan
 desain rumah panggung

c.    Terhadap bencana longsor / erosi


 membuat terasering untuk lahan yang miring dan cukup luas
 pemeliharaan daerah hulu dan rehabilitasi lahan di daerah hulu

d.    Terhadap gagal tanam dan gagal panen,


 Mengimplementasikan dan mengaplikasikan system pola tanam dan pengaturan
sistem irigasi.
 Melakukan praktik pertanian dengan membudidayakan tanaman semusim, peternakan,
perikanan, perkebunan, kehutanan.
 Melakukan penganekaragaman tanaman dengan cara tumpang sari
 Melakukan pengelolaan lahan dan pemupukan dengan cara menanam padi hemat air,
pengelolaan lahan tanpa bakar dan pemanfaatan sampah organik untuk melakukan
pemupukan
 Melakukan pemuliaan tanaman, dengan cara penyilangan spesies tanaman untuk
menghasilkan varietas yang tahan perubahan iklim
 Memanfaatkan lahan pekarangan menjadi apotik hijau dan lumbung hidup untuk
pemenuhan kebutuhan pangan.

e.    Terhadap kenaikan muka air laut, rob dan interusi/abrasi air laut, gelombang,
 Memelihara dan merehabilitasi daerah pantai dengan cara penanaman vegetasi pantai
seperti pohon ketapang, casuarina sp, gumuk pasir dan penanaman mangrove
 Membangun struktur/bangunan pemecah ombak, terumbu buatan, pintu air pasang
 Modifikasi desain bangunan dengan cara meninggikan bangunan, rumah panggung
 Melakukan relokasi pemukiman menjauhi pantai
 Melakukan pengembangan teknologi penyulingan air laut

f.     Terhadap masalah sanitasi lingkungan dan kesehatan


 Pengendalian vektor nyamuk dan tikus dengan cara melaksanakan 3M, mencegah
adanya genangan air memasukan ikan dalam kolam / pot tanaman, mengoptimalkan
juru pemantau jentik
 Mengembangkan desa siaga untuk menerapkan sistem kewaspadaan dini untuk
mengantisipasi terjadinya penyakit akbiat perubahan iklim seperti diare, malaria,
DBD
 Menciptakan masyarakat berprilaku hygine dengan memiliki rumah yang sehat,
tersedia akses air bersih, tersedia akses jamban
 Meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat dengan melakukan
kebiasaan makan menu seimbang, mencuci tangan dengan sabun, melakukan
pengelolaan sampah, membersihkan lingkungan secara rutin.
 

Anda mungkin juga menyukai