Anda di halaman 1dari 10

EFEK RUMAH KACA

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah
kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang
pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-
gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
 25% diserap awan
 45% diserap permukaan bumi
 10% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh
awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan
normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Akibat
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang
sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga berakibat kepada beberapa pulau kecil tenggelam di
negara kepulauan , yang membawa dampak perubahan yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-
5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas
yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat.

Usaha Menanggulangi
1.      Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby
menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus berkontribusi
pada pemanasan global.
2.      Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
3.      Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian
kering secara alami.
4.      Matikan keran saat sedang menggosok gigi.
5.      Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
6.      Segera perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat menumpahkan air bersih
hingga 13 liter air per hari.
7.      Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara
yang paling boros air.
8.      Gunakan kembali amplop bekas.
9.        Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu dan
cangkir plastik.
10.    Gunakan baterai isi ulang.
EFEK RUMAH KACA

Pengertian Efek Rumah Kaca

Istilah efek umah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya
berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang
memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur-mayur dan bunga-bungaan
dimusim dingin. Para petani tersebut menggunakn rumah kaca karena sifat kaca yang mudah
menyerap panas dan sulit melepaskan panas, didalam rumah kaca suhunya lebih tinggi
daripada diluar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan
kembali oleh benda-benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas berupa
gelombang sinar Inframerah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap dalam ruangan
rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman dan
kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini berfungsi untuk menjaga suhu bumi agar
tetap hangat walaupun dimusim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam
atmosfer dapat menyerapa gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi
tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca. Jadi
tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan 180o C, suhu yang terlalu
rendah bagi sebagian besar makhluk hidup termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek
rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 33o C lebih tinggi, yaitu 15o C, suhu ini sesuai
bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca terdiri dari sebagai berikut:
a)      Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggung jawab
terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara
regional, & aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air
kecuali pada skala lokal.
b)      Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika
mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan
bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik pada saat yang sama, jumlah
pepohonan yang mampu menyerap karbondioksia semakin berkurang akibat perambahan
hutan untk diambil kayunya maupun untuk perlusan lahan pertanian.
c)      Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam yang termasuk gas rumah kaca.
Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara,
gas alam dan minyak bumi.
Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah
(landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi sebagai
produksamping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-
an, Jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengan kali lipat.
d)     Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas Insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama
dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat
menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah
meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
e)      Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berfourinasi dihasilkan dari peleburan aluminium, Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk
selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan(furniture), dan
temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih
menggunakan klorofluorokarbon(CFC) sebagai media pendingin yang sekian mampu
menahan pans atmosfer juga mengurangi lapisan ozon(lapisan yang melindungi bumi dari
radiasi Ultraviolet).

Penyebab Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO 2)
dan gas-gas lainnya (CH4), Metana, dan N2O (Nitrous Oksida), HFC5(Hydrofluorocarbons),
PFC5(Perfluorocarbons) dan SF6(Sulphur Hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah
kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minya(BBM), batubara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan-
kemampuan tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil kegiatan
manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas rumah
kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan keangkasa sebagai hasil dari
aktivitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini.
Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan gas rumah kaca diantaranya dari kegiatan
perindustrian, penyediaan energi listri, transportasi dan hal lain yang bersifat membakar suatu
bahan. Sedangkan dari peristiwa secara alam juga menghasilkan/mengeluarkan gas rumah
kaca seperti dari letusan gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita
bernafas pun mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu, aktivitas manusia dalam alih guna
lahan juga mengemisikan gas rumah kaca. Mekanisme kerja gas rumah kaca adalah sebagai
berikut:
Lapisan atmosfer yang terdiri dari berturut-turut untuk: troposfer, stratosfer, mesosfer, dan
termosfer: lapisan terbawah(troposfer) adalah bagian yang terpenting kasus efek rumah kaca.
Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh
radiasi yang bergelombang pendek(sinar alpha, beta dan ultraviolet) di serap oleh 3 lapisan
teratas, yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali keruang angkasa oleh molekul
gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk kedalam troposfer. Di dalam troposfer ini,
14% diserap oleh air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke
permukaan bumi. Dari 51% ini, 37 % merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang
telah mengalami penghambatan dalam lapisan troposfer oleh molekul gas dan partikel debu.
Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipanaskan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfer oleh karenanya suhu udara
di troposfer dan permukaan bumi menjadi naik, terjadilah efek rumah kaca.

Akibat Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut
berupa dampak negatif dan positif.

A.  Dampak Negatif Efek Rumah Kaca, antara lain:

1.    Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang
sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbondioksida di atmosfer.

2.    Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutu yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan laut.

3.    Mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar.

4.    Menjadi penyebab global warming dan perubahan suhu iklim. Iklim di bumi menjadi tidak
menentu dan susah diprediksi, sehingga mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam
menentukan masa panen.

B.  Dampak Positif adanya Efek Rumah Kaca, antara lain:

1.    Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer
dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadi suhu di bumi tidak terlalu
rendah untuk di huni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada
efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -18o C, suhu yang terlalu rendah bisa
sebagian besarmakhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi adanya efek rumah kaca suhu rata-
rata di bumi menjadi 33o C lebih tinggi, yaitu 15o C suhu ini sesuai dengan kelangsungan
makhluk hidup.
2.    Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati, berhemat terhadap
penggunaan bahan bakar fosil, dan penggunaan listrik.
3.    Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon, hutan memiliki arti
penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan
danmenghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di
kota-kota besar mulai dilakukan.
4.    Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik kertas untuk di daur ulang
menjadi barang yang ekonomis.

Solusi Untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca

A.  Mengubah Perilaku Setiap Orang

Mengubah perilaku setiap orang gunanya untuk mencegah terjadinya dampak-dampak


dari bahaya efek rumah kaca, tentunya harus dimulai dari diri sendiri pada setiap orang,
kepedulian setiap individu untuk melaksanakan perubahan perilaku pada dirinya akan
berdampak bagi generasi penerus dikemudian hari. Berikut beberapa contoh perilaku setiap
individu yang harus diperbarui:
1.      Penggunaan alat listrik, contoh:
a.       Penggunaan setrika
b.      Penggunaan pompa air
c.       Penggunaan charger handphone(Hp)
d.      Penggunaan magic jar
e.       Stop kontak
f.       Proses mencuci

2.      Penggunaan kendaraan bermotor, contoh:


a.       Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
b.      Mendukung petani lokal
c.       Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan bermotor
dengan dengan baik.

3.      Go green.

4.      Pengelolaan sampah, contoh:


a.       Mengurangi penggunaan sampah
b.      Memisahkan antara sampah organik-organik dengan sampah non organik
c.       Menghemat penggunaan kertas
d.      Mengurangi penggunaan tisu
e.       Mengurangi konsumsi daging sapi
f.       Mendaur ulang kertas, plastik dan logam
g.      Membuat kampus.

5.      Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca.


EFEK RUMAH KACA

Pengertian Efek Rumah Kaca


Efek merupakan suatu resiko yang ada positif dan negatifnya yang diterima setelah
melakukan suatu hal.
Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari
masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek.
Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi
gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa
menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam
rumah kaca (green house) di pertanian, ruangan kaca memang berfungsi menahan panas
untuk menghangatkan/menstabilkan suhu dalam rumah kaca.
Rumah kaca dalam arti harfiah yaitu adanya gedung-gedung bertingkat di kota besar
yang dindingnya menggunakan kaca sehingga memantulkan panas matahari kembali ke
atmosfer bumi.
Sartain menyatakan yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini
yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes.
Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di
daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca.
Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan
kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa
sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta
tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih
tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).
Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan
atmosfir. Lapisan atmosfer terdiri dari, berturut-turut: troposfer, stratosfer, mesosfer dan
termosfer: Lapisan terbawah (troposfer) adalah yang yang terpenting dalam kasus efek rumah
kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh
radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan
teratas. Sedangkan lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh
molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfer. Di dalam
troposfer ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar
51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan
14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfer oleh molekul
gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan.
Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang
antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas
inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfer dan oleh karenanya, suhu udara di
troposfer dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah efek rumah kaca. Gas yang
menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.
Seandainya tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C
terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata
bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi sesuai untuk
kehidupan manusia.
Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas
lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi
naik. Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 C lebih.
Efek rumah kaca pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus,Titan) memiliki efek rumah kaca,
(dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia).
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu : efek
rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia.
Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi
radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh
awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan
hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah
menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk
radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi
tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi
panas pantulan dari bumi.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca


Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari.
Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan
diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer.
Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam hari tanah dan badan air
itu relatif lebih hangat daripada udara di atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali
ke atmosfer sebagai radiasi inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas.
Sebagian besar radiasi inframerah ini akan tertahan oleh karbondioksida dan uap air di
atmosfer. Hanya sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah
bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida, dan
semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.

Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang
melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain
di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh
awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca
perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida ,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan


Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim
yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat
menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan
laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas
yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat.

Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca

Banyak hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan
elektronik saat tidak digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar listrik, juga
mengurangi polusi karena penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil tukang servis AC.
Carpooling atau berangkat bareng teman atau keluarga ke sekolah, tempat les, atau mal.
Selain mengurangi kemacetan, kita juga menghemat energi. Saat mencetak tugas, usahakan
memakai dua sisi kertas. Plastik adalah bahan yang sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik
akan menjadi zat racun atau polusi. Pemakaian kantong plastik saat belanja harus dikurangi.
Seluruh plastik itu hanya menjadi sampah. Coba pakai tas karton atau tas kanvas.
Selain itu, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi positif
dalam pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah untuk dilakukan.
Untuk kita yang dirumah kita bisa melakukan :
1.      Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby
menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus berkontribusi
pada pemanasan global.
2.      Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.
3.      Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian
kering secara alami.
4.      Matikan keran saat sedang menggosok gigi.
5.      Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
6.      Segera perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat menumpahkan air bersih
hingga 13 liter air per hari.
7.      Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara
yang paling boros air.
8.      Gunakan kembali amplop bekas.
9.        Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu dan
cangkir plastik.
10.    Gunakan baterai isi ulang.
11.    Pilih kalkulator bertena

Anda mungkin juga menyukai