Chloro Fluro karbon (juga disebut CFC) adalah gas terdiri dari tiga unsur Klor, Fluor dan
Carbon. Mereka pernah digunakan secara luas sebagai pendingin dalam kulkas dan sebagai
pendorong dalam kaleng aerosol. Saat itu ditemukan pada akhir 1970-an dan awal 1980-an
bahwa CFC dari kulkas tua dan rusak dan kaleng aerosol tua secara bertahap menemukan jalan
masuk ke bagian atas atmosfer di mana mereka merusak lapisan ozon. Lapisan ozon melindungi
Bumi dari radiasi berbahaya. Sebagai result kerusakan, lubang-lubang mulai muncul di lapisan
ozon di atas Kutub Selatan setiap musim panas, semakin besar setiap tahun. Akhirnya
penggunaan CFC dalam aerosol dan kulkas di larang. Bukan hanya terdapat di dalam kulkas atau
kaleng aerosol cfc pun di temukan di dalam AC, asap pembakaran pabrik, kendaraan, dan hutan.
Pada dasarnya cfc tidak berbahaya, tetapi karena pemakaiannya yang berlebih cfc dapat merusak
lapisan ozon yang melindungi bumi dari radiasi matahari.
Cloro floro carbon juga menjadi salah satu pemegang andil dalam gas efek rumah kaca. Gas efek
rumah kaca disebabkan oleh karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 C.
Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan
peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya
konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan
dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
menjadi meningkat. Yang dapat mengakibatkan meningkatnya suhu permukaan bumi akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Tetapi di samping dampak
negatifnya efek rumah kaca mempunyai efek positifnya yaitu menjadi alat penghagat untuk
bumi.
Perubahan iklim adalah suatu fenomena yang tidak bisa di hindari lagi. Sekarang banyak
penyebab yang mengakibatkan perubahan iklim terjadi. Kebanyakan aktifitas manusia yang
menjadi penyebab paling besar contohnya asap pembakaran dari pabrik, kendaraan, dan
pembalakan atau penebangan hutan secara liar. Menurut Intergovermental Panel on Climate
Change ( IPCC ) temperatur permukaan panas bumi rata-rata meningkat dari 0,3 Celcius menjadi
0,6 Celcius dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, jika jumlah emisi gas rumah kaca terus
terbentuk diatmosfir maka diperkirakan pada tahun 2030 temperatur bumi akan mengalami
kenaikan sampai 1,5 Celcius- 4,5 Celcius.
Karena perubahan iklim alam menjadi rusak dan banyak terjadi bencana dimana-mana dan juga
menaikan tempratur suhu bumi. Peningkatan temperatur panas bumi seperti ini akan
menimbulkan perubahan iklim yang akan mengakibatkan naiknya permukaan laut,meluasnya
padang pasir, pengasinan sumber air minum, banjir besar disetiap negara-negara kepulauan dan
bencana kelaparan diseluruh dunia karena daerah-daerah pertanian akan musnah serta ekosistem
akan mengalami kehilangan sebagian besar keanekaragaman species.
Selain daripada itu adalagi masalah yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang berdampak
pada perubahan air laut yang dapat mengubah populasi ikan, perubahan curah hujan yang dapat
mempengaruhi aliran sungai, penyimpanan air sungai yang berdampak bagi irigasi dan navigasi.
b. Dampak Terhadap Kesehatan Makhluk Hidup
Perubahan iklim terjadi akibat lapisan ozon yang semakin menipis yang di sebabkan oleh adanya
radiasi matahari atau terperangkapnya panas matahari yang disebabkan oleh gas efek rumah kaca
yang salah satunya gas cloro floro carbon atau biasanya lebih dikenal dengan CFC. Dampak bagi
kesehatan mahluk hidup dari menipisnya lapisan ozon yaitu masalah pernapasan, berkurangnya
sistem kekebalan tubuh.
c. Pengendalian dan Pencegahan
Ternyata banyak sekali dampak yang merugikan yang di sebabkan oleh perubahan iklim yang di
akibatkan oleh cloro floro carbon dan banyak pencegahan yang dapat kita lakukan untuk
menekan perubahan iklim lebih parah lagi dengan menjaga lingkungan kita. Contohnya salah
satunya kita harus menjaga hutan dari pembalakan atau penebangan hutan secara liar. Karena
hutan di areal hutan, tanaman menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan melepaskan gas
oksigen ke atmosfer sebagai proses photosintesis. Laut juga termasuk salah satu daerah yang
harus kita jaga. Terdapat istilah carbon sink yang sering di gunakan dalam bidang perubahan
iklim. Istilah ini berkaitan dengan fungsi hutan dan laut sebagai penyerap (sink) dan penyimpan
(resevoir) karbon. Daratan maupun lautan berfungsi menjadi tempat menyerap gas karbon
dioksida (CO2). Gas ini dapat diserap oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis, sedangkan di
lautan, gas karbon dioksida digunakan oleh fitoplankton untuk proses fotosistesis, dapat
tenggelam ke dalam laut beserta dengan pemakan fitoplakton dan predator tinggi lainnya. Proses
perpindahan gas karbon dioksida dari atmosfer (lautan dan daratan) disebut sebagai carbon
sequestration.
Selain itu diperlukan juga upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam
program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan
ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon.
Bila tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan
menyebabkan lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.
Walaupun begitu, tetap saja penggunaan CFC tidak akan mudah lepas begitu saja dari kehidupan
manusia. Penghapusan penggunaan CFC di Indonesia, tampaknya tidak mudah dilakukan.
Terutama karena alat-alat pendingin yang ada sekarang, misalnya kulkas dan AC, mayoritas
masih menggunakan teknologi berbasis CFC. Untuk mengantisipasi penggunaan CFC
berlebihan, telah ditemukan cara yang dinilai sangat bermanfaat. Yaitu melakukan daur ulang
CFC dan mencari bahan alternatif pengganti.
Mendaur ulang CFC, dibutuhkan alat yang disebut recovery CFC. Alat canggih seharga 60 juta
rupiah ini, dinilai sangat membantu mengurangi kebocoran molekul CFC ke udara. Cara kerja
alat recovery CFC, sangat sederhana. CFC lama di dalam alat pendingin, tidak perlu lagi diganti.
Cukup mendaur ulangnya, sehingga menghasilkan CFC baru. Dalam mengurangi dampak
penggunaan CFC, tidak hanya dilakukan dengan cara daur ulang. Dapat juga melalui
penggunaan bahan alternatif pengganti. Salah satu bahan penggantinya adalah Hydro Fluoro
Carbon atau HFC.
http://basoarif10ribu.blogspot.com/2013/02/cfc.html