Anda di halaman 1dari 4

Bahan bahan perusak ozon

Lapisan Ozon

Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu
lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi, yang
terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang
dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui
keseimbangan dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat
mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon
semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.

Proses Terjadinya Perusakan Lapisan Ozon

Lapisan Ozon di stratosfer menyerap radiasi ultra-violet yang berbahaya dari matahari.
Dengan bertambahnya bahan kimia buatan manusia yang mengandung senyawa khlorin
dan bromin, akan ikut merusak molekul ozon pada lapisan ini. Teori pertama yang
mendukung CFC sebagai perusak lapisan ozon di stratosfer dikemukakan pada tahun
1974 oleh Sherwood Rowland dan rekannya Mario Molina dari Universitas California.

Ozon adalah molekul dalam bentuk gas yang terjadi secara alami yang ditemukan pada
atmosfer bumi. Molekul ini dapat menyerap panjang gelombang tertentu dari radiasi
ultraviolet matahari sebelum mencapai permukaan bumi. Pada lapisan Stratosfer radiasi
matahari memecah molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan
menghasilkan radikal Khlor dan Brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian
melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon.
Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan
terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak
senyawa yang mengandung Khlor dan Brom perusakan lapisan ozon semakin parah.

Proses rusaknya lapisan ozon

Masalah Penipisan Lapisan Ozon

Data ilmiah telah menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia buatan manusia,
seperti CFC, Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara dapat
menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfir. Berjuta-juta
molekul ozon mengalami kerusakan setiap menitnya, sehingga menyebabkan
peningkatan intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi. Apabila
manusia terpapar oleh sinar ini, maka akan mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit
kanker kulit, katarak mata, dan menurunnya ketahanan tubuh. Dengan cara yang sama
sinar UV akan menurunkan produktifitas pertanian, merusak rantai makanan di laut,
dan merusak bahan-bahan seperti plastik dan sebagainya.
Kepedulian industri, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat umum
sangat diharapkan untuk mengambil tindakan dalam menghadapi kecenderungan
meningkatnya bahaya tersebut, dengan cara mengurangi dan menghapuskan
penggunaan Bahan Perusak ozon tersebut.

Lubang Ozon

Kejadian lubang ozon stratosfer di atas Antartika, di kutub selatan, ditemukan pada
awal 1985. Pada tahun 1989, dipastikan bahwa kemungkinan perusakan lapisan ozon
dalam jumlah besar dapat juga terjadi di daerah Kutub Utara, dan kemungkinan juga di
daerah tropis. Selama beberapa dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmos0fer
mencapai jumlah yang cukup besar sehingga jika tidak di cegah, dikhawatirkan akan
menghancurkan lapisan ozon.

Pengaruh Penipisan Lapisan Ozon

Penipisan lapisan ozon menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan manusia dan
kehidupan di bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon stratosfer akan meningkatkan
bahaya akibat radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi. Radiasi ultraviolet
menimbulkan dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan bangunan.
Dampak ini akan semakin buruk bila kerusakan lapisan ozon terus berlangsung. Bila
lapisan ozon menjadi tipis, permukaan bumi akan lebih terbuka terhadap radiasi UV-B
yang mempunyai gelombang pendek sehingga akan merusak kehidupan. Untuk tiap 10
persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20 persen.
Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada mata, meluasnya penyakit infeksi
serta pertambahan kasus kanker kulit. Demikian juga vaksinasi terhadap sejumlah
penyakit akan menjadi kurang berhasilguna. Dengan lebih banyak radiasi gelombang
pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat
mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun,
terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya gangguan saluran pernapasan.

Penipisan lapisan ozon menyebabkan banyak tanaman lambat pertumbuhannya dan


sebagian mungkin akan menjadi kerdil, hasil sejumlah tanaman budidaya akan
menurun dan hutan-hutan akan menjadi rusak. Di laut radiasi dengan intensitas tinggi
akan merusak atau membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi plankton yang
menjadi dasar dari jaringan makanan hewan laut dapat mengalami dampak buruk,
sehingga menyebabkan pengaruh berantai untuk seluruh jaringan makanan hewan laut.
Radiasi UV akan menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap karbon
dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas rumah
kaca di atmosfer akan meningkat yang menyebabkan pemanasan global.

B. Banyaknya Bahan Perusak Ozon (BPO) Disekeliling Kita


Selain itu CFC dan HCFC dipergunakan untuk membuat busa pelapis insulasi panas yang
digunakan untuk menahan panas agar tidak masuk kedalam lemari pendingin dan mencegah
dingin tidak keluar dari peralatan pendingin. Penggunaan CFC dan HCFC pada pembuatan
busa sol sepatu, tempat tidur, jok kursi dan stereoform pada wadah makanan. SElain CFC dan
HCFC, dikenal pula istilah halon, penggunaan halon untuk bahan pemadam kebakaran dan
masih banyak seperti dibawah ini;

Penggunaan CFC-11 sebagai bahan pengembang tembakau pada rokok rendah tar.

Permasalahan selain merusak lapisan ozon, BPO yang terlepas ke atmosfir memberikan
kontribusi terhadap pemanasan global dengan adanya emisi CO2. Semakin banyaknya
peralatan yang menggunakan BPO semakin besar tantangan untuk mencegah terjadinya emisi
yang merusak lapisan ozon dan menyebabkan pemanasan global. Oleh sebab itu penangan
barang-barang bekas yang memiliki BPO dalam sistemnya menjadi penting diperhatikan.

Di Indonesia halon yang bekas pakai dapat ditampung di Halon Bank yang terdapat di
Garuda Maintenance Facilities. Pada fasilitas ini Halon dapat dikumpulkan dan dimurnikan
sehingga dapat dipergunakan kembali untuk penggunaan kritis.

Sebenarnya upaya sudah dilakukan oleh masyarakat Internasional misalnya dengan adanya
Konvensi Wina (Vienna Convention – 1985) yang membahas lebih rinci mengenai
perlindungan lapisan ozon. Pertemuan ini sudah sampai pada pertemuan yang ke 9 atau yang
dikenal dengan COP-9. Sedangkan Protokol Montreal 1987 yang membahas langkah-
langkah untuk membatasi produksi dan konsumsi bahan-bahan kimia perusak lapisan ozon.
Sudah sering kali dilakukan, sampai tahun ini MOP sudah yang ke 23 kali pertemuannya
dilakukan.

Daftar Bahan Perusak Lapisan Ozon Berdasarkan Permen Perindustrian No. 33/M-
IND/PER/4/2007

Pemerintah, melalui Departemen Perindustrian, telah menetapkan daftar bahan perusak


lapisan ozon (BPO) atau ozon depleting substance (ODS). Daftar tersebut tercantum dalam
peraturan menteri perindustrian nomor 331M-IND/PER/4/2007, yang mulai berlaku tanggal
17 April 2007.
Adapun bahan-bahan yang termasuk kategori bahan perusak lapisan ozon seperti dimaksud
adalah sebagai berikut:
· Karbon Tetraklorida (Carbon Tetrachloride) atau CCl4
· 1.1.1 Trikloroetana (Trichloroethane MeNl) atau CH3CCl3
· Turunan Fluorinasi, Brominasi atau Iodinasi dari HC asiklik (Fluorinated, Brominated or
Iodinated derivatives or Cyclic HC) atau CH3Br
· Trikloro Fluoro Metana (Trichloro Fluoro Methane) atau CFC-11
· Dikloro Difluoro Metana (Dichloro Difluoro Methane) atau CFC-12
· Trikloro Trifluoro Etana (Trichloro Fluoro Ethane) atau CFC-113
· Dikloro Tetra Fluoro Etana (Dichloro Tetra Fluoro Ethane) atau CFC-114
· Kloro Pentafluoro Etana (Chloro Pentafluoro Ethane) atau CFC-115
· Klorotrifluoro Metana (Chlorotrifluoro Methane) atau CFC-13
· Tetrakloro Difluoro Etana (Tetrachloro Difluoro Ethane) atau CFC-112
· Pentakloro Fluoro Etana (Pentachloro Fluoro Ethane) atau CFC-111
· Kloro Heptafluoro Propana (Chloro Heptafluoro Propane) atau CFC-217
· Dikloro Hexafluoro Propana (Dichloro Hexafluoro Propane) atau CFC-216
· Trikloro Pentafluoro Propana (Trichloro Pentafluoro Propane) atau CFC-215
· Tetrakloro Tetrafluoro Propana (Tetrachloro Tetrafluoro Propane) atau CFC-214
· Pentakloro Trifluoro Propana (Pentachloro Trifluoro Propane) atau CFC-213
· Heksakloro Difluoro Propana (Hexachloro Difluoro Propane) atau CFC-212
· Heptakloro Fluoro Propana (Heptachloro Fluoro Propane) atau CFC-211
· Bromo Klorodifluoro Metana (Bromo Chlorodifluoro Methane) atau Halon-1211
· Bromo Trifluoro Metana (Bromo Trifluoro Methane) atau Halon-1301
· Dibromo Tetrafluoro Etana (Dibromo Tetrafluoro Ethane) atau Halon-2402
· Blended antara CFC-12/HFC-152a atau R-500
· Campuran mengandung turunan perhalogenasi dari HC Asiklik (acylic hydrocarbons)
mengandung dua atau lebih Halogen berbeda:
-mengandung HC Asiklik Perhalogenasi (acylic hydrocarbon perhalogenated) hanya flour
(fluorine) dan klor (chlorine)
-mengandung R-115/CFC-22 (Klorodifluoro Etana)

Dampak Bagi Industri Kimia

Lalu apa hubugannya bahan perusak lapisan ozon di atas dengan pabrik kimia? Bahan-bahan
tersebut di atas adalah bahan yang biasa digunakan sebagai refrijeran pada mesin-mesin
pendingin atau chiller dan alat pemadam api (fire extinguisher). Setelah keputusan ini berlaku
maka BPO, hanya dapat digunakan untuk pemeliharaan saja. Dilarang untuk diproduksi dan
barang atau mesin baru.
Ini berarti pula chiller-chiller yang sekarang beroperasi dan masih menggunakan salah satu
refrijeran seperti termasuk dalam daftar BPO, harus sudah mulai direncanakan penggantinya,
yang menggunakan refrijeran yang tidak termasuk dalam daftar BPO.
Sementara itu, masih menurut permen perindustrian ini, BPO dilarang diproduksi dan itu
artinya untuk memenuhi kebutuhan mesin-mesin pendingin suplai BPO akan berkurang dan
kemungkinan besar harga di pasaran juga sudah meningkat.
Untuk melakukan penggantian mesin pendingin (chiller) maka ada dua opsi yang bisa dipilih.
Pertama, melakukan penggantian chiller dengan jenis refrijeran yang masih diperbolehkan
untuk diproduksi dan digunakan dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan, dengan
kapasitas yang sama.
Pilihan yang kedua adalah mengganti dengan chiller baru dengan refrijeran baru di luar BPO,
dengan kapasitas yang didesain ulang. Ada kemungkinan kapasitas chiller yang terpasang
saat ini kurang atau bahkan terlalu besar. Maka, kita perlu melakukan re-sizing chiller.

Anda mungkin juga menyukai