Para Perempuan
Jelang rapat persiapan gathering, pertengahan bulan lalu, ada obrolan hangat di antara
ikalimaers yang hadir. Obrolan itu menyinggung banyak hal, ngalor-ngidul sekitar lingkungan
yang semakin hancur, es kutub mencair yang dampaknya menimbulkan banjir di sana-sini; ada
lagi tentang stereotype karakter kesukuan, dan lain sebagainya, seringkali tidak fokus
menyelesaikan satu pembahasan tertentu. Agak lelah juga membahasnya, lebih mirip debat
kusir. Hal itulah yang membuat saya tergelitik mengurai penjelasan tentang dua hal ini:
Kebingungan mungkin dipicu karena ada persamaan antara penipisan lapisan ozon dan
pemanasan global, yaitu pada sumber penyebabnya. Salah satu jenis gas rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global dan penipisan lapisan ozon adalah CFC (Chlorofluorcarbon).
Tapi fenomena yang terjadi, dan dampaknya yang diakibatkan sangat berbeda.
Pada pemanasan global, menumpuknya emisi gas rumah kaca (termasuk CFC) bisa
menyelimuti bumi (di atmosfer), sehingga membuat panas matahari yang masuk ke bumi tidak
bisa dipantulkan kembali ke luar. Akibatnya, panas matahari terperangkap di permukaan bumi.
Peristiwa semacam ini bisa dianalogikan dengan peristiwa saat kita berada di dalam mobil
dengan kaca tertutup, di bawah terik matahari. Akibatnya panas terperangkap di dalam, tidak
bebas lalu-lalang keluar masuk. Inilah yang menyebabkan bumi kita makin panas, atau sekarang
lebih dikenal dengan pemanasan global.
Penipisan lapisan ozon terjadi karena atom Chlor pada CFC memecah molekul ozon (O3) di
atmosfer. Semakin banyak CFC di atmosfer, maka semakin banyak molekul ozon yang terpecah
sehingga menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon, bahkan sampai bolong.
Lapisan ozon sendiri berfungsi untuk menyerap radiasi sinar ultraviolet (UV) yang akan masuk
ke bumi. Tipisnya lapisan ozon mengakibatkan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya
lebih banyak masuk ke permukaan bumi. Hal ini berdampak pada meningkatnya kasus penyakit
katarak dan kanker kulit, juga merusak hasil panen.
Saduran tulisan demi turut membangun kesadaran dan menyebarluaskan pengetahuan mengenai
isu pemanasan global penyebab perubahan iklim.
Ditempatkan di bawah: Umum Ditag Dengan: global warming, ozon, pemanasan global,
penipisan ozon
efined
undefined
Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang
kuat juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga
digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.
Ozon terbentuk secara alamiah di stratosfer
Pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer merupakan mekanisme
perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer ozon terbentuk melalui
reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara.
Menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2 dengan sebuah atom oksigen lebih
banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas, terkondensasi pada suhu -112 °C menjadi
zat cair yang berwarna biru. Ozon yang cair ini akan membeku pada -251,4 °C,
sedangkan pada suhu di atas 100 °C ozon dengan cepat mengalami dekomposisi.
Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi molekul oksigen. Dalam alam,
pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon
terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat
menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk
sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari
penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini
juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer.
Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup
yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya adalah
O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat kadar ozon
yang terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV gelombnag pendek
yang terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal
bakal kehidupan di daratan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan
industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang
ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti semakin
bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B
ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari
pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran
biomassa dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya
NO.
Telah dilakukan analisis udara terhadap kandungan gas SO2, O3, dan CO2 di Anduring, Pasar
Baru, Kampus Universitas Andalas, Depan POLTABES Padang, dan perumahan Ulu Gadut.
Sampel gas diserap dengan menggunakan peralatan impinger dengan larutan penyerap
tetrakloromerkurat (TCM) untuk SO2, Buffer Kalium Iodida Netral untuk O3, dan Natrium
oksida (NaOH). Kadar gas ditentukan dengan spektrofotometer sinar tampak.
Dari hasil analisis didapatkan kandungan gas SO2 berkisar antara 0.026 - 0.0285 ppm,
kandungan O3 berkisar antara 0.000229 - 0.037 ppm, dan kandungan CO2 berkisar antara
0.063 - 1.03 ppm.
Meskipun demikian, hasil yang didapatkan dari kandungan gas SO2, O3, dan CO2 di lokasi
diatas masih berada dibawah standar baku mutu udara ambien yang dikeluarkan oleh Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kep.02/Men-KLH/I/1988), Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.41 tahun 1999 tanggal 26 Mei 1999 mengenai Baku Mutu
Udara Ambien Nasional dan OSHA (Occupational Safety and Health Administration) U.S.
Ozon pertama kali ditemukan oleh Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1840.
Penamaan ozon diambil dari bahasa yunani OZEIN yang berarti smell atau bau. Ozon dikenal
sebagai gas yang tidak memiliki warna. Soret pada tahun 1867 mengumumkan bahwa ozon
adalah sebuah molekul gas yang terdiri tiga buah atom oksigen (O3).
Secara alamiah ozon dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet pancaran sinar Matahari.
Chapman menjelaskan pembentukan ozon secara alamiah pada tahun 1930. Di mana ia
menjelaskan bahwa sinar ultraviolet dari pancaran sinar Matahari mampu menguraikan gas
oksigen di udara bebas.
Molekul oksigen tadi terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini kemudian dikenal
dengan nama photolysis. Lalu atom oksigen tadi secara alamiah bertumbukan dengan molekul
gas oksigen yang ada disekitarnya, lalu terbentuklah ozon. Ozon yang terdapat pada lapisan
stratosphere yang kita kenal dengan nama ozone layer (LAPISAN OZON) adalah ozon yang
terjadi dari hasil proses alamiah photolysis ini.
Lapisan ozon berada pada ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas permukaan Bumi.
Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu.
LAPISAN OZON sangat bermanfaat bagi kehidupan di Bumi karena ia melindungi kita dengan
cara menyerap 90% radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan oleh matahari. Diketahui
bahwa Sinar UV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan:
Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering
disebut sebagai “efek rumah kaca”Sebagian besar ozon stratosfer dihasilkan di kawasan tropis
dan diangkut ke ketinggian yang tinggi dengan skala-besar putaran atmosfer semasa musim
salju hingga musim semi. Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
Ozon bisa terjadi secara alamiah di dalam smog (kabut) terutama di kota-kota besar, seperti di
Jakarta. Gas NOx dan hydrocarbon dari asap buangan kendaraan bermotor dan berbagai
kegiatan industri, merupakan sumber pembawa terbentuknya ozon.
Reaksi dari ozon dengan gas hydrocarbon ini dilanjutkan dengan terbentuknya asam nitrat dan
asam sulfate yang selanjutnya dapat menimbulkan hujan asam, yang selain membahayakan
manusia juga dapat merusak berbagai ekosistem air.
Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila
terhisap dapat merusak paru-paru bahkan mampu menyebabkan kematian.
Karena sifat racun yg dimiliki oleh ozon ini, manusia menemukan ide seharusnya ozon
bisa dimanfaatkan seperti: untuk membunuh kuman-kuman penyakit.
Berdasarkan pengetahuan manusia mengenai proses bagaimana terjadinya ozon, pada tahun
1857 Siemens berhasil membuat ozon dengan metode dielectric barrier discharge.
Pembentukan ozon dengan electrical discharge ini secara prinsip sangat mudah. Prinsip ini
dijelaskan oleh Devins pada tahun 1956. Ia menjelaskan bahwa tumbukan dari electron yang
dihasilkan oleh electrical discharge dengan molekul oksigen menghasilkan dua buah atom
oksigen.
Selanjutnya atom oksigen ini secara alamiah bertumbukan kembali dengan molekul oksigen di
sekitarnya, lalu terbentuklah ozon. Dewasa ini, metode electrical discharge merupakan metode
yang paling banyak dipergunakan dalam pembuatan ozon diberbagai kegiatan industri.
Ozon, aktif species yang mempunyai sifat radikal ini, memerlukan juga perhatian khusus dalam
penyimpanannya. Kadar 100 persen ozon pada suhu kamar mudah sekali meledak. Ozon akan
aman disimpan pada suhu di bawah -183 oC dengan kadar ozon dalam campuran ozon dan
oksigen dibawah 30 persen. Sekarang ozon kebanyakan disimpan dalam bentuk ozonized water
atau ozonized ice.
MANFAAT OZON
Pemanfaatan ozon telah dilakukan lebih dari seratus tahun yang lalu. Ozon pertama kali di
pergunakan oleh Nies dari Prancis pada tahun 1906 untuk membersihkan air minum. Berawal
dari kesuksesan Nies ini di berbagai negara Eropa penggunaan ozon untuk mengolah air minum
berkembang pesat.
Di Asia, pemanfaatan ozon untuk mengolah air minum pertama kali dilakukan di Kota
Amagasaki, Jepang, pada tahun 1973. Namun, pemanfaatan pada waktu masih terbatas hanya
untuk menghilangkan bau. Di Amerika, pemanfaatan ozon termasuk lambat, ozon dipergunakan
pertama kali pada pusat pengolahan air di Los Angeles pada tahun 1987.
Luasnya ruang lingkup penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal
memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi
potential 2.07 V. Ozon dengan kemampuan oksidasinya dapat menguraikan berbagai macam
senyawa organik beracun yang terkandung dalam air limbah, seperti benzene, atrazine, dioxin
(Daito, 2000), dan berbagai zat pewarna organik (Sugimoto, 2000).
Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai macam microorganisma
seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella enteriditis, serta berbagai bakteri pathogen lainnya
(Violle, 1929).
Ozon juga dapat dipergunakan untuk mengawetkan bahan mentah makanan seperti daging dan
ikan dengan menghambat perkembangan jamur (Kuprianoff, 1953). Hal yang sama juga
dipergunakan untuk menghambat perkembangan jamur (Botrytis cinerea) pada sayur-mayur dan
buah-buahan (Barth, 1995).
Dalam bidang kedokteran ozon mulai banyak dipergunakan setelah ditemukannya alat
penghasil ozon untuk sterilisasi kedokteran oleh J Hansler pada tahun 1957. Penggunaan ozon
dalam bidang kedokteran antara lain adalah untuk mencuci peralatan kedokteran.
Ozon dapat pula dipergunakan untuk meperlancar jalannya aliran darah. Di Jepang penggunaan
ozon sebagai salah satu metode untuk mencuci peralatan kedokteran telah mendapatkan
pengesahan dari Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan pada tahun 1995.