Anda di halaman 1dari 17

KIMIA LOGAM

(BESI DAN BAJA)

Disusun oleh Kelompok 1 :


RIDHO ARDHIANTO 6111030033
ABDUL ROSYID 6111030041
M. WAHYU PERMADI 6111030047
NURUL AINUN ZAKINA 6111030049
AHMAD FARUQ GHOZALI 6111030055
ENNY SEKTI FIDAYANTI 6111030059

TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL


JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2011
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT berkat rahmat
dan karunia-NYA, Laporan ini telah selesai kami susun. Laporan ini di susun
dengan harapan dapat membantu para pembaca untuk memahami secara detail
mengenai kimia logam khususnya mengenai logam besi baja.

Di sini dijelaskan secara mendasar dan detail mulai dari bahan-bahan dan tempat
pembuatan besi baja, cara mengekstraksi besi dan baja menjadi logam murni serta
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun kami telah berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan laporan


ini, namun kami yakin tanpa dorongan, bantuan, bimbingan, pengarahan dari
berbagai pihak laporan ini tidak akan selesai. Oleh karena itu lewat pengantar ini
dengan setulus hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian laporan ini.

Akhirnya tim penyusun berharap laporan ini bermanfaat bagi para


pembaca,tak lupa kritik dan saran yang konstriktif sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan laporan ini.

Surabaya, April 2012

TIM PENYUSUN
STUDI KASUS

Didalam perut bumi tempat kita tinggal ternyata banyak sekali mengandung
zat-zat yang berguna untuk keperluan hidup kita sehari-hari, salah satunya terdapat
unsur-unsur kimia yang berguna bagi manusia seperti logam yaitu di antaranya
besi. Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang sangat
besar dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti sekarang.
Kelimpahannya juga sangat besar, 50.000 ppm atau 5% dan merupakan jenis
logam terbanyak kedua di kulit bumi. Karena kelimpahannya yang sangat besar
itulah maka besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan industri
konstruksi. Besi dalam keadaan murni jarang sekali terdapat di dalam bumi,
kebanyakan merupakan dalam bentuk senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat,
dan Sulfat, terutama sebagai bijih besi, yang mengandung Fe2O3 (hematite),
Fe2O3.H2O (limonit), Fe3O4 (magnetic), FeCO3(siderite), dan FeS2 (pirit).

Untuk itu dalam kasus ini kita akan membahas bagaimana cara mengekstraksi
besi dari kosentrat yang terkandung di dalamnya sehingga menghasilkan besi
murni yang dapat bermanfaat bagi manusia .
PEMBAHASAN
A. MACAM-MACAM BESI

Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur lain yang terdapat didalamnya,


besi dapat dibedakan menjadi:

1. Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi. Sifat besi tuang
antara lain:
a. mengandung 3%-6% karbon serta sejumlah kecil silicon, mangan ,
fosfor, dan belerang.
b. sangat keras tetapi rapuh.
c. tidak dapat ditempa
d. titik leleh rendah.

2. Besi Baja .
Sifat besi baja antara lain:
a. mengandung 0.02%-1.5% karbon.
b. keras tetapi dapat ditempa
c. tahan korosi
3. Besi tempa
Sifat besi tempa, antara lain:
a. mengandung kurang dari 0.5% karbon.
b. kurang keras dan mudah ditempa.

B. PENGOLAHAN BESI

B.1 BAHAN BAKU

1. Bijih besi seperti hematit (Fe2O3) , magnetit (Fe3O4), siderit


(FeCO3)

2. Batu Kapur (CaCO3), Batu kapur (CaCO3 ), digunakan sebagai bahan


untuk mengikat silika pada reaksi dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah
kalsium silikat (CaSiO3 ), yang menjadi ampas buangan kerak tanur
tinggi.

3. Kokas ( C ) Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, sbg bhn


bakar. dibuat dari pemanasan batu bara didalam oven kedap udara.
Hasil sampingan pembuatan kokas ini adalah gas bakar yang dapat
digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk pemanasan oven dan
pemanasan awal tanur tinggi. Hasil samping lainnya adalah benzen,
tar, toluen, naftalen, dan ammonium sulfat.
B.2 DASAR REAKSI :
Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C

B.3 TEMPAT
Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan
api. Tanur tinggi adalah menara berbentuk selinder yang pada bagian
menaranya dilengkapi dengan reaktor untuk menghasilkan temperatur
tinggi dalam tanur. Tanur tinggi juga dilengkapi dengan “cup and
cone” untuk memasukan bahan baku melalui bagian atas tanur tinggi.
”cup” merupakan wadah berbentuk piala , dihubungkan dengan
“cone” yang berbentuk kerucut. Berfungsi sebagai katup yang dapat
terbuka dan tertutup. Selain itu, terdapat saluran untuk melepaskan
gas-gas buangan. Ketika mendekati dasar terdapat dua saluran untuk
memisahkan kerak dan cairan besi. Bagian lain tanur, yaitu bagian
tuyer, yang merupakan saluran kecil di mana suhu udaranya berkisar
5000-7000C, tekanan udaranya dibuat rendah.

Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Dalam 24 jam rata-rata


menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak
(terutama CaSiO3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokas dan 0,3 ton batu
kapur dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.

B.4 PROSES PENGOLAHAN BESI

1. Biji hematite (Fe2O3), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih dari
tanah yang melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu dipanggang.
2. Biji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan
kokas dengan perbandingan 5:2:1, dan dimasukkan dari bagian atas
tanur.
3. Kemudian, udara panas (api) ditiupkan dari bagian bawah tungku agar
C bereaksi dengan O2 membentuk CO2
4. REAKSI 1: C(s) + O2 (g) CO2(g)
Reaksi berlangsung eksoterm, panas yang dibebaskan menyebabkan
temperatur yang sangat tinggi (>20000C), dibagian bawah tanur.
Kemudian gas CO2 bereaksi dengan karbon dan direduksi menjadi gas
karbon monoksida (CO).
5. REAKSI 2 : CO2 (g) + C(s) 2CO(g)
Ketika reaksi berlangsung endoterm atau menyerap panas, shg
temperature gas menurun sehingga pada bagian ini temperatur mencapai
12000-13000C.
6. Produk reaksi yakni gas CO kemudian bergerak naik dan mulai
mereduksi senyawa-senyawa besi pada bijih besi.
REAKSI :
3Fe2O3(s) + CO(g)            4 2Fe3O4(s) + CO2(g) (3000-5000C)
Fe3O4(s) + CO(g)               3FeO(6) + CO2(g) (5000-7000C)
FeO(s) + CO(g)                  Fe(s) + CO2(g) (7000-9000C)

REAKSI 3 keseluruhannya dapat ditulis sebagai berikut:


Fe2O3(s) + 3CO(s)               2Fe(l) + 3CO2(g)

Akhirnya Fe yang terbentuk akan meleleh dan mengalir dan


berkumpul di bawah. Karena suhu di bawah tinggi sekitar 2 000°C, Fe
akan berada dalam bentuk lelehannya.

7. Sedangkan, CaCO3 dalam tanur akan terurai menjadi CaO pada


temperature 10000-12000C
REAKSI : CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
8. CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat
asam yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini
menghasilkan senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak
(slag).
REAKSI : CaO(S) + SiO2(s)                CaSiO3(l)

Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena


kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi,
maka lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya
dapat dikeluarkan secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan
terak ini melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali)

Besi cair yang dihasilkan tersebut dikeluarkan melalui bagin bawah


tanur.Kerak yang kemudian dapat dipergunakan sebagai bahan
campuran seman, pembuatan batu bata, dan sebagai bahan kontruksi
jalan. Besi yang terbentuk masih mengandung pengotor dan bersifat
cukup rapuh. Besi kasar yangt terbentuk keras tetapi sangat rapuh lalu
diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
Besi ini disebut juga besi gubal (pig iron) / besi tuang. Besi gubal
mengandung sekitar 3 – 4% C, 2% Si, dan sejumlah pengotor lain
seperti P dan S.

Gambar B.4.1 Proses Pengolahan Besi pada Tanur


Tinggi
Gambar B.4.2 Tanur Tinggi

Gambar B.4.3 Reaksi yang terjadi pada Tanur


C. PENGOLAHAN BESI BAJA
Agar besi bisa keras,tidak mudah rapuh,maka besi harus diproses
selanjutnya menjadi baja .
Untuk membuat baja , maka “pig iron” atau besi tuang yang dihasilkan dari
tanur tinggi, harus dimurnikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar
karbonnya (dari 5% diturunkan sampai di bawah 1.5 %), dan untuk
menghilangkan bahan/unsur lain yang mengotori besi (belerang, fosfor,
silikon dan sebagainya) dilakukan pemurnian melalui berbagai metode,
Proses ini ada 3 cara yaitu :
 Proses Bessemer
 Open-hearth process
 Proses BOP (Basic Oxigen process)
1. Proses Bassemer
Proses Bassemer dikembangkan di Inggris tahun 1856. Sejumlah
leburan besi tuang dari tanur tinggi dimasukan ke dalam Converter
Bassemer (yaitu tanur untuk Proses Bassemer).
Dalam metode ini, ke dalam Conventer Bassemer ditambahkan
senyawa lain seperti dolomite ( MgCO3 dan CaCO3), untuk mengikat zat
pengotor di dalam besi. Sambil diputar terus dibawah tanur, melalui
lubang-lubang dibawah tanur dimasukan gas oksigen agar bereaksi
dengan karbon, silikon, fosfor dan belerang menjadi oksida-oksidanya.
Oksida-oksida ini akan diikat oleh oksida-oksida magnesium dan kalsium
(MgO dan CaO) sebagai hasil penguraian MgCO3 dan CaCO3 yang
sebelumnya dimasukan, menjadi kerak yang mengapung diatas cairan
besi. Selanjutnya besi cair yang sudah mendekati murni dikeluarkan
melalui lubang pada converter. Dan kerak yang tertinggal dalam converter
dapat dibuang. Jenis baja yang dihasilkan Converter Bassemer ditentukan
dengan mengontrol karbon yang dikandungnya, serta jenis logam lain
yang dicampurkan untuk membuat logam aliasi.
Gambar C.1 Konverter Bassemer

2. Proses Thomas (Convertor basa).


Perbedaan antara proses Bessemer dan proses Thomas terletak pada
bahan lapisan batu tahan apinya. Lapisan convertor Thomas dari batu
tahan api basa (dolomit). Dolomit adalah campuran kalsium karbonat
(CaO3) dan magnesium karbonat (MgCO3).
Bahan baku:
 Besi mentah putih yang mengandung phosfor.
 Atau besi kasar dengan kadar silisium rendah.
Prinsip Kerja convertor Thomas:
 Proses ini dapat mengikat phospor dengan mencampurkan CaO
dengan reaksi:
3 CaO + PO5 → Ca3 (PO4) 2 (terak cair).

Gambar C.2 Open Hearth Steel furnace

3. Proses BOP (Basic Oxigen process)


Sekitar 70% lelehan besi gubal dari tanur tiup dan 30% besi/baja
bekas dimasukkan ke dalam tungku, bersama dengan batu kapur
(CaCO3)..
Selanjutnya, O2 murni dilewatkan melalui campuran lelehan logam. O 2
akan bereaksi dengan karbon (C) di dalam besi dan juga zat pengotor
lainnya seperti Si dan P, dan membentuk senyawa-senyawa oksida.
Senyawa-senyawa oksida ini kemudian direaksikan dengan CaO, yang
berasal dari peruraian batu kapur (CaCO3), membentuk terak, seperti
CaSiO3 dan Ca3(PO4)2.

Gambar C.3 Basic Oxygen Process

REAKSI Pembuatan Besi Baja:

Si, P + O2 SiO2,P4O22 + CaO CaSiO3, Ca3(PO4)2,O2

D. SIFAT BESI DAN KEGUNAANYA


D.1 Sifat sifat besi :
      Besi murni adalah logam yang berwarna putih mengkilap dan relatif lunak
Cukup reaktif sehingga mudah terkorosi dalam udara lembab
      Memiliki sifat logam dan mudah berkarat. Karat besi, Fe 2O3.nH2O sangat
berpori dan selalu mengelupas. Oleh karena itu perkaratan besi akan berlanjut
sampai tuntas (besinya habis).

D.2 Kegunaan Besi dalam kehidupan sehari-hari :


 Bahan bangunan
Senyawanya : FeCl3 . 6H2O untuk pengecatan, Fe(OH)3 sebagai bahan
cat, FeSO4 sebagai bahan pembuatan tinta dan dalam bidang
kedokteran untuk menambah darah (sebagai zat besi), dll.

 Besi Baja
Jenis-jenis baja :
- Baja karbon, terutama terdiri dari besi dan karbon
- Baja tahan karat (stainless steels), baja dengan kadar karbon rendah
dan mengandung sekitar 14% kromium
- Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung unsur tertentu
sesuai dengan sifat yang diinginkan

 Besi Tuang
Berdasarkan sifat ini, besi tuang mudah digunakan pada alat-alat
yang dibuat dengan cetakan, seperti kaki mesin jahit, setrika, lumpang
besi , dan sebagainya. Karena titik lelehnya rendah maka mudah
dicairkan dan dituangkan ke dalam cetakan.

 Besi Tempa
Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk
paku, kawat, besi beton, dan sebagainya.

DAFTAR PERTANYAAN

 Apa Fungsi 02 pada proses pengolahan besi dan baja?


Baik pada proses pengolahan besi ataupun baja, O2 mempunyai
fungsi yang sama yaitu berfungsi sebagai pengikat zat pengotor . Pada
proses pengolahan besi, O2 mengikat zat pengotor seperti C
(karbon),reaksi ini menghasilkan gas CO2 yang dipakai untuk proses
selanjutnya hingga menghasilkan besi tuang/gubal. Pada pengolahan
baja O2 mengikat zat pengotor yang masih tertinggal pada proses
pengolahan besi tadi.O2 ini juga akan bereaksi dengan karbon (C) di
dalam besi tuang dan juga zat pengotor lainnya seperti Si dan P, dan
membentuk senyawa-senyawa oksida sepert SiO2,P4O22.
 Mengapa besi bekas dimasukkan pada pembuatan baja dalam proses
BOP?
Agar baja yang dihasilkan mutu dan kualitasnya tinggi, prosesnya
cepat (20-30 menit), pengontrolan kualitas mudah dilakukan, serta
mudah mencampurkan logam-logam lain untuk membuat baja aliasi.
Didalam Proses BOP ketika zat pengontor seperti C,P,Si kontak
dengan pipa sembur oksigen terjadi temperatur pembakaran yang
tinggi, maka diperlukan pendinginan dengan jalan memberikan
tambahan baja bekas. Hasil akhir dari proses ini adalah baja oksi yang
bermutu sangat baik karena pengaruh buruk dari unsur udara tidak
ada.Oleh karena itu baja oksi baik sekali digunakan sebagai bahan
pembuatan konstruksi dan komponen-komponen mesin, seperti :
poros, baut, pasak,batang penggerak dan lain-lainnya.
 Kelebihan dan Kekurangan dari proses pembuatan besi baja,dilihat dari
segi bahannya,apa yang terjadi jika kelebihan atau kekurangan?

-Penambahan O2

Apabila kelebihan O2 pada proses pembuatan besi baja,proses yang


terjadi akan lebih cepat,karena semakin banyak O2 yang di berikan maka
semakin cepat pula reaksi pengikatan terhadap unsur-unsur lain yang
terkandung dalam senyawa besi dan paling menguntungkan dengan
cara pemakaian O2 berlebihan yaitu dapat mengurangi kadar Nitrogen
(N2) dalam baja yang dihasilkan.
Sedangkan kekurangan O2 maka proses yang terjadi akan lebih
lambat,bahkan pengikatan terhadap zat pengotor reaksinya juga tidak
akan sempurna,akibatnya hasil dari lelehan besi tuang masih banyak
mengandung unsur lain seperti C.

-Penambahan CaCO3
Apabila kelebihan CaCO3 maka, kerak (CaSi03) yang terbentuk pun
juga akan semakin banyak ,selain itu pemberian CaCO3 berlebih
mengakibatkan unsur silika yang terkandung dalam bijih besi akan
terikat seluruhnya.
Apabila pemberian CaCO3 kurang maka menghambat proses laju
reaksi dalam pembentukan lelehan besi(besi tuang)

-Kelebihan dan Kekurangan dari

1) Proses Bassemer
 Keuntungan
Baja yang dihasilkan mengandung fosfor rendah.
Baja mengandung sedikit oksigen
Tidak ada proses tiupan tambahan
Proses bassemer berlangsung cepat (15 menit) dibandingkan
proses open hearth furnance.
 Kekurangan proses Bessemer;
Kadar phosphor tak dapat dihilangkan karena phosphor tidak
dapat menjaditerak bila diikat dengan batu kapur (CaO).
Bila ditambahkan batu kapur, lapisan batu tahan api (SiO2)
akan bereaksi dengan
batu kapur.
2) Proses Thomas
 Keuntungan
Besi kasar yang kurang bersih dapat dikerjakan
Fosfor dapat dihilangkan,tapi bila ada hanya sebagian fosfor
yang dalam prakteknya tidak menimbulkan gangguan.
Menghasilkan produk tambahan berupa pupuk
Prosesnya lebih mudah dibandingkan proses bassemer
 K
Tidak dapat mengerjakan besi kasar yang kaya silisium, karenanya
sebagai bahan dasar digunakan besi mentah putih.
Baja mengandung lebih banyak oksigen
Besi yang hilang lebih banyak dibandingkan proses Bassemer
(11%-13 %)
3) Proses BOP
Keuntungan dari proses BOP adalah sebagai berikut :
a. Waktu proses relatif pendek.
b. Hasilnya mengandung fosfor (P)dan belerang (S) yang
rendah.
c. Hasil yang diproduksi relatif lebih banyak dalam tempo yang
sama dibanding proses lainnya.
d. Biaya produksi baja tiap ton lebih murah.

Hingga saat ini metode BOP banyak digunakan karena baja


yang dihasilkan mutunya tinggi, prosesnya cepat (20-30 menit),
pengontrolan kualitas mudah dilakukan, serta mudah
mencampurkan logam-logam lain untuk membuat baja aliasi.
Terakhir ini dikembangkan proses busur listrik untuk
menghasilkan kualitas baja yang lebih baik lagi.

KESIMPULAN
Operasi tanur tinggi modern secara ringkas sbb;
 Kelembaban dan kadar air pada bijih-bijih besi dihilangkan pada daerah suhu
200—300 OC.
 Dengan meningkatnya suhu, terjadi reduksi tak langsung terhadap bijih-bijih
besi dengan reaksi sebagai berikut :
1 a). 3 Fe2O3 + CO → 2 Fe3O4 + CO2
1 b). 2 Fe3O4 + 6CO → 4 Fe + 6CO2
 Pada suhu ± 535 OC, karban monoksida mulai terurai menjadi karbon bebas dan
karbon dioksid.
2). 2CO → C + CO2
 Pada daerah 400 - 600 OC, terjadi reaksi sebagai berikut.
3). Fe3O4 + CO → 3 FeO + CO2
 Pada suhu ± 400 OC, reduksi tidak langsung terhadap bijih-bijih besi sebagai
berikut :
4). Fe2O3 + C → 2 FeO + CO
5). Fe3O4 + C → 3 FeO + CO
 Pada daerah suhu 700 - 800 OC, reduksi langsung ferro oksida dimulai dengan
membentuk besi spong yang mengandung karbon. Reaksi ini terjadi antara
pertengahan (setengah jalan antara puncak dan dasar tanur tinggi).
 Batu kapur terurai pada suhu 800 OC dan dolomit pada suhu 1075 OC dengan
reaksi.
6). - CaCO3 → CaO + CO2
- MgCO3 → MgO + CO2
Bahan Ajar “Teknologi Bahan I oleh MSR
Jurusan Teknik Mesin-PNUP
3-5
 Sementara besi spong memperoleh kandungan karbon yang menurunkan titik
lebur dan dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama semakin
banyak.
 Batu kapur mengikat kotoran-kotoran bijih besi dan abu kokas. Semakin ke
bawah, suhu semakin meningkat dan terjadi reduksi langsung pada paduan dan
metalloid dengan reaksi sebagai berikut :
7). a. SiO2 + 2C → Si + 2CO
b. MnO + C → Mn + CO
c. P2O5 + 5C → 2P + 5CO
d. FeS + CaO + C → CaS + Fe + CO
8). Ca3PO4 + 3 SiO2 + 5 CO → 3 Ca Si O3 + 5CO + P2O5
 Di dekat tuyer (lubang tiup) ada hembusan udara panas mengenai kokas dan
terjadi reaksi sbb :
9). 2C + 02 -> 2C0
 Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk reduksi. Jadi kokas di dalam
tanur tinggi selain berfungsi sebagai sumber kalor juga untuk mereduksi oksigen
di dalam bijih-bijih besi.
Kesimpulan dari proses yang terjadi di dalam tanur adalah :
1. Proses reduksi dari besi oksida.
2. Proses oksidasi karbon oleh oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
http://knol.google.com
http://jalanrejeki.wordpress.com
http://tambangemasindonesia.com

Tatang, Dr.1999, Iptek Terapan, Jakarta.

Hardi sudjana,2008,teknik pengecoran logam,jakarta.

Anda mungkin juga menyukai