Disusun oleh:
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besi kasar atau pig iron pada dasarnya terbuat dari biji besi yang di olah
melalui beberapa tahap yang kemudian menjadi pig iron. Pig iron di buat dari biji
besi hasil tambang yang masih bercampur dengan sedimen mineral lainnya.
Sponge iron sendiri adalah bahan dasar dari baja, artinya baja tidaklah terbuat
langsung dari biji besi melainkan terbuat dari besi kasar yang di olah yang
kemudian menjadi baja.
Sedangkan besi tuang atau yang sering kita kenal dalam kehidupan sehari-hari
kita dengan nama besi cor adalah paduan antara besi dan karbon. Paduan besi-
karbon yang menjadi besi tuang ini memiliki kadar karbon kurang dari 2%.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tahapan dalam proses pengolahan besi kasar
2. Mengetahui tahapan dalam proses pengolahan besi kasar
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Besi Kasar
Besi kasar adalah salah satu hasil pengolahan biji besi yang dapat kita temui.
Besi kasar atau yang sering di sebut pig iron dalam bahasa inggris ini memiliki
kandungan karbon di angka 3,8%-4,7% yang mana ini adalah kategori tinggi
untuk kadar karbonnya. Dari kadar karbonnya yang sangat tinggi kita sudah dapat
menyimpulkan bahwa pig iron memiliki tingkat kerapuhan yang amat besar di
tambah kandungan silika dan konstituen sampah lainnya yang ikut tercampur di
dalam besi kasar. Karena memiliki tingkat kerapuhan yang amat cukup besar
membuat besi kasar tidak begitu berguna secara langsung dalam kehidupan sehari
hari, kecuali di beberapa pengaplikasian.
Besi kasar akhirnya diolah agar kemudian bisa di aplikasikan dalam banyak
kasus di kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuknya adalah pengolahan besi
kasar menjadi baja, dimana nantinya baja hanya memiliki kandungan karbon
kurang dari 2% sangat jauh di bandingkan saat masih menjadi besi kasar.
Lantas bagaimana pembuatan besi kasar dari biji besi? Sejatinya biji besi
sendiri masih berbentuk bahan hasil tambang yang mengandung beberapa mineral
selain besi itu sendiri. Dari biji besi hasil tambang inilah yang kemudian di olah
agar menghasilkan besi kasar.
2.1.1 Tanur Tinggi
Tanur tinggi adalah sebuah tungku yang digunakan untuk memanaskan biji besi
yang kemudian nantinya menjadi besi. Tanur tinggi berdiameter 8m dan tingginya
berkisar di 20-30m. Dinding tanur tinggi terbuat dari bahan yang tahan panas,
yang pastinya memiliki titik leleh jauh di atas besi. Dengan memiliki ketahanan
akan panas, hal ini membuat pengoperasiannya bisa dilakukan secara terus
menerus.
Angin panas dihembuskan di bawah tanur tinggi, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan daya lebur. Angin panas yang di hembuskan berasal dari moncong
pancar. Ada beberapa bahan yang dibutuhkan dalam proses ini untuk
menghasilkan besi kasar yaitu:
a) Biji besi, sebagai bahan pokok
b) Batu kapur, sebagai pengikat bahan lainnya menjadi terak
c) Bahan bakar, sebagai pembakar arang,kayu dan lainnya
d) Udara panas, sebagai pereduksi biji besi dan membantu pembakaran
3
Udara yang masuk melewati moncong pancar menjadi karbon monoksida (CO)
akibat terbakar. Ini membuat udara tersebut menyerap asam dari biji dan menjadi
karbon dioksida(CO2). Karena hal ini oksid besi atau biji besi tereduksi menjadi
besi murni (Fe)
Besi murni ini masih menampung zat arang pada tahap berikutnya, zat arang
ini meleleh dan terkumpul di dasar tungku. Di sini besi murni di keluarkan 4 jam
sekali (penyadapan besi). Dari proses di atas terbentuk semacam wilayah di dalam
tungku dari atas ke bawah sebagai berikut:
Wilayah pemanasan awal
Wilayah reduksi
Wilayah karbonasi
Wilayah pelelehan
Besi mentah yang setiap 4 jam di keluarkan kemudian di alirkan keparit pasir
dan mengering, setelah itu besi mentah yang telah mengering menjadi
gelondongan besi mentah (bahan dasar besi tuang).
Terak atau ampas yang tersisa di atas besi cair mengalir ke lubang-lubang yang
telah di siapkan. Terak atau ampas ini sejatinya terbentuk karena imbuhan kapur
yang terdapat pada proses sebelumnya. Kapur yang di campurkan pada proses
sebelumnya memiliki tujuan untuk mencegah oksidasi terjadi pada besi yang di
sebabkan oleh hembusan angin. Sedangkan belerang yang sifatnya merusak juga
di ikat oleh kapur yang kemudian menjadi terak.
4
B. Proses kimia di dalam tanur tinggi
Pada tanur tinggi modern operasinya dapat di ringkas sebagai berikut;
1. Pada suhu 200-300°C kelembapan maupun kadar air dihilangkan
2. Reaksi ( 3Fe2O3 +CO -> 2Fe3O4) dan (2Fe36CO -> 4Fe+6CO2) terjadi
seiring meningkatnya suhu setelah proses sebelumnya.
3. Saat suhu 535°C mulai terbentuk karbon bebas dan karbon dioksid akibat
mulai terurainya karbon monoksida (2CO -> C + CO2)
4. Ketika suhu mencapai sekitar 400-600°C (Fe3O4 + CO -> 3FeO +CO2)
5. Dan ketika suhu berada di sekitar 400°C terjadi reduksi secara tidak
langsung terhadap biji besi (Fe2O3 + C -> 2FeO + CO) (Fe3O4 + C -> 3
FeO + CO)
6. Di suhu 700-800°C ferro oksida tereduksi langsung dan mulai membentuk
besi sponge yang mengandung karbon.
7. Ketika suhu mencapai 800°C batu kapur terurai dan pada suhu 1075
mengalami fase dolomit
5
Zat arang terkandung sebesar 3-4%
Sangat rapuh
Mudah di tuang
Itu adalah sifat besi mentah secara umum, setelah melalui proses tanur tinggi
ada dua macam besi mentah yang di hasilkan yaitu besi mentah putih dan besi
mentah kelabu.
A. Besi mentah putih
Besi mentah putih memiliki ciri-ciri yaitu;
1. Mempunyai patahan yang berwarna putih
2. Terdapat butiran halus, dan sangat keras.
3. Massa jenis 7,58-7,73kg/dm^3
4. Titik cairnya di angka 1100°C
5. Kadar karbon sebesar 2,3-3,5%
B. Besi mentah kelabu
Besi mentah kelabu dapat di kenali dengan ciri-ciri sebagai berikut;
1. Patahannya berwarna kelabu
2. Terdapat butiran kasar
3. Titik cairnya di angka 1300°C
4. Massa jenisnya 7-7,2kg/dm^3
5. Tidak sulit digarap dengan pengambilan serpih
6
karena itu pada waktu proses sebelumnya terlalu banyak karbon yang hilang maka
akan di gantikan dan ditambah dalam bentuk besi.
Proses pembuatan menggunakan konvertor bassemer banyak mengahasilkan
bahan konstruksi.
B. Proses thomas
Konvertor thomas biasa disebut juga konvertor basa dan cara kerjanya adalah
basa. Sebab, batu tahan apa yang digunakan memiliki sifat basa dan juga
digunakan untuk mengolah besi kasar yang juga memiliki sifat basa. Besi mentah
(besi kasar) yang digunakan adalah besi kasar putih.
Proses konvertor thomas secara garis besar sama dengan konvertor bassemer
hanya saja pada proses thomas fosfornya terbakar ketika zat arangnya telah
terbakar. Pengaliran pembakaran juga berbeda, dimana di proses thomas
pengaliran udara tidak di lakukan tanpa henti seperti di bassemer.
Hasil dari proses thomas juga biasanya digunakan untuk kegiatan konstruksi
dan juga pelat ketel.
7
C. proses oksi
Proses ini lebih modern, besi mentah yang digunakan di proses ini adalah besi
mentah yang kandungannya kurang baik jika di gunakan di dua proses di atas.
Pada proses ini asam murni di tiupkan di atas cairan dan juga ke dalam cairan, ini
membuat karbon,sillsium,mangan, dan lainnya terbakar. Hasilnya unsur-unsur
tersebut disimpan oleh bahan tambahan batu kapur dan terikat oleh terak yang
terapung di atas cairan.
Proses ini memiliki keuntungan seperti biaya yang murah, waktu yang pendek
selama prosesnya, dan hasilnya mengandung belerang yang rendah.
8
Gambar 2.4 struktur mikro besi tuang kelabu
Besi tuang kelabu jika berikan heat treatment agar tegangan dalamnya hilang
suhu yang digunakan antara 500-575°C dengan holding timenya di angka 3 jam dan
setelah itu dilakukan pendinginan perlahan.
9
Sama seperti namanya besi tuang putih terbuat dari besi kasar putih, besi tuang
putih memiliki patahan yang berwarna putih. Hal itu di akibatkan oleh sementit
berwarna putih. Kadar karbon pada besi tuang putih berkisar di angka 0,5% (atau
bisa saja kurang dari 0,5%) dan kadar mangannya pun rendah (0,25-0,80%),
fosfor 0,06-0,2%, sulfur 0,06-0,2%
Besi tuang putih memiliki kadar silikon yang berbanding terbalik dengan besi
tuang kelabu. Dimana ketika pemadatan besi karbida ada grafit yang dibentuk di
ikatan matrik.
Hanya ada pembentukan sementit dan pearlit pada besi tuang putih karena
silsium yang rendah. Oleh sebab itulah di dalam besi tuang putih hanya terdapat
sementit dan pearlit.
berikut adalah yang termasuk dalam bagian besi tuang putih;
1. Besi tuang tempa black; besi ini terbuat dari besi tuang putih yang
kandungan silsiumnya rendah, dinaikkan suhunya hingga ± 900°C, dimana
dalam dapurnya bebas oksigen. Besi tuang putih di masukkan dengan
sedikit demi sedikit ke dalam pemanas denggan memakai rangka bakar
yang bergerak. Lama proses ini sekitar 48 jam. Karbon kemudian
terkumpul semacam bunga mawar di temper karbon.tampak
permukaannya aka gelap karena kandungan karbon maka dari itulah
disebut black heart. Strukturnya tebentuk atas reit dan temper karbon,
karena itu ia menajdi lunak dan ulet. Hasil pengolahan seperti ini sering
digunakan di industri mobil.
2. Besi tuang tempa white heart; sama seperti besi tuang black heart yang
dibuat dari besi tuang putih dengan kadar silsium rendah. Tapi white heart
ini di panaskan di suhu ± 1000° selama 100 jam, kemudian terkait juga
dengan zat oksidasi seperti biji besi merah. Pada tahap pemanasan, karbon
di permukaan tuangan ter oksidasikan olehh biji besi merah kemudian
hilang sebagai CO2. Setelah tahap ini selesai pada daerah yang tipis akan
10
terkandung ferit pada bagian atasnya yang berwarna putih, inilah mengapa
disebut white heart. Proses ini pas untuk pengerjaan daerah-daerah tipis
yang membutuhkan tingkat keuletan tinggi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Besi kasar atau pig iron dibuat dari bahan dasar hasil tambang yaitu biji besi
yang di olah di tanur tinggi dengan beberapa proses yang menghasilkan pig iron
yang memiliki tingkat kadar karbon yang tinggi.
Sedangkan besi tuang terbuat dari pig iron yang di olah lagi di tanur tinggi
yang lebih kecil dengan beberapa paduan di campurkan ke dalam prosesnya dan
menghasilkan besi tuang yang banyak di pakai di industri
Karena pig iron bukanlah produk siap pakai maka di olah lah menjadi besi
tuang atau yang kita kenal besi cor agar menjadi produk siap pakai di indsutri.
12
DAFTAR PUSTAKA
Syaharuddin rasyid.2014.teknologi pengolahan logam.deepublish
Nasmi herlina sari.2018.material teknik.deepublish
Dirjen pendidikan dasar menengah.2003.proses pembuatan besi dan
baja.departemen nasional
13