Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROSES PENGOLAHAN BESI KASAR DAN BESI TUANG

Disusun oleh:

Bagas Jaya Andika


Stambuk F33121011

PRODI S1 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besi kasar atau pig iron pada dasarnya terbuat dari biji besi yang di olah
melalui beberapa tahap yang kemudian menjadi pig iron. Pig iron di buat dari biji
besi hasil tambang yang masih bercampur dengan sedimen mineral lainnya.
Sponge iron sendiri adalah bahan dasar dari baja, artinya baja tidaklah terbuat
langsung dari biji besi melainkan terbuat dari besi kasar yang di olah yang
kemudian menjadi baja.
Sedangkan besi tuang atau yang sering kita kenal dalam kehidupan sehari-hari
kita dengan nama besi cor adalah paduan antara besi dan karbon. Paduan besi-
karbon yang menjadi besi tuang ini memiliki kadar karbon kurang dari 2%.

1.2 Rumusan Masalah


1. Tahapan apa saja yang ada pada pengolahan besi kasar?
2. Tahapan apa saja yang ada pada pengolahan besi tuang?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tahapan dalam proses pengolahan besi kasar
2. Mengetahui tahapan dalam proses pengolahan besi kasar

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Besi Kasar
Besi kasar adalah salah satu hasil pengolahan biji besi yang dapat kita temui.
Besi kasar atau yang sering di sebut pig iron dalam bahasa inggris ini memiliki
kandungan karbon di angka 3,8%-4,7% yang mana ini adalah kategori tinggi
untuk kadar karbonnya. Dari kadar karbonnya yang sangat tinggi kita sudah dapat
menyimpulkan bahwa pig iron memiliki tingkat kerapuhan yang amat besar di
tambah kandungan silika dan konstituen sampah lainnya yang ikut tercampur di
dalam besi kasar. Karena memiliki tingkat kerapuhan yang amat cukup besar
membuat besi kasar tidak begitu berguna secara langsung dalam kehidupan sehari
hari, kecuali di beberapa pengaplikasian.
Besi kasar akhirnya diolah agar kemudian bisa di aplikasikan dalam banyak
kasus di kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuknya adalah pengolahan besi
kasar menjadi baja, dimana nantinya baja hanya memiliki kandungan karbon
kurang dari 2% sangat jauh di bandingkan saat masih menjadi besi kasar.
Lantas bagaimana pembuatan besi kasar dari biji besi? Sejatinya biji besi
sendiri masih berbentuk bahan hasil tambang yang mengandung beberapa mineral
selain besi itu sendiri. Dari biji besi hasil tambang inilah yang kemudian di olah
agar menghasilkan besi kasar.
2.1.1 Tanur Tinggi
Tanur tinggi adalah sebuah tungku yang digunakan untuk memanaskan biji besi
yang kemudian nantinya menjadi besi. Tanur tinggi berdiameter 8m dan tingginya
berkisar di 20-30m. Dinding tanur tinggi terbuat dari bahan yang tahan panas,
yang pastinya memiliki titik leleh jauh di atas besi. Dengan memiliki ketahanan
akan panas, hal ini membuat pengoperasiannya bisa dilakukan secara terus
menerus.
Angin panas dihembuskan di bawah tanur tinggi, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan daya lebur. Angin panas yang di hembuskan berasal dari moncong
pancar. Ada beberapa bahan yang dibutuhkan dalam proses ini untuk
menghasilkan besi kasar yaitu:
a) Biji besi, sebagai bahan pokok
b) Batu kapur, sebagai pengikat bahan lainnya menjadi terak
c) Bahan bakar, sebagai pembakar arang,kayu dan lainnya
d) Udara panas, sebagai pereduksi biji besi dan membantu pembakaran

A. Proses di dalam tanur tinggi

3
Udara yang masuk melewati moncong pancar menjadi karbon monoksida (CO)
akibat terbakar. Ini membuat udara tersebut menyerap asam dari biji dan menjadi
karbon dioksida(CO2). Karena hal ini oksid besi atau biji besi tereduksi menjadi
besi murni (Fe)

Gambar 2.1 instalasi Tanur TInggi

Besi murni ini masih menampung zat arang pada tahap berikutnya, zat arang
ini meleleh dan terkumpul di dasar tungku. Di sini besi murni di keluarkan 4 jam
sekali (penyadapan besi). Dari proses di atas terbentuk semacam wilayah di dalam
tungku dari atas ke bawah sebagai berikut:
 Wilayah pemanasan awal
 Wilayah reduksi
 Wilayah karbonasi
 Wilayah pelelehan
Besi mentah yang setiap 4 jam di keluarkan kemudian di alirkan keparit pasir
dan mengering, setelah itu besi mentah yang telah mengering menjadi
gelondongan besi mentah (bahan dasar besi tuang).
Terak atau ampas yang tersisa di atas besi cair mengalir ke lubang-lubang yang
telah di siapkan. Terak atau ampas ini sejatinya terbentuk karena imbuhan kapur
yang terdapat pada proses sebelumnya. Kapur yang di campurkan pada proses
sebelumnya memiliki tujuan untuk mencegah oksidasi terjadi pada besi yang di
sebabkan oleh hembusan angin. Sedangkan belerang yang sifatnya merusak juga
di ikat oleh kapur yang kemudian menjadi terak.

4
B. Proses kimia di dalam tanur tinggi
Pada tanur tinggi modern operasinya dapat di ringkas sebagai berikut;
1. Pada suhu 200-300°C kelembapan maupun kadar air dihilangkan
2. Reaksi ( 3Fe2O3 +CO -> 2Fe3O4) dan (2Fe36CO -> 4Fe+6CO2) terjadi
seiring meningkatnya suhu setelah proses sebelumnya.
3. Saat suhu 535°C mulai terbentuk karbon bebas dan karbon dioksid akibat
mulai terurainya karbon monoksida (2CO -> C + CO2)
4. Ketika suhu mencapai sekitar 400-600°C (Fe3O4 + CO -> 3FeO +CO2)
5. Dan ketika suhu berada di sekitar 400°C terjadi reduksi secara tidak
langsung terhadap biji besi (Fe2O3 + C -> 2FeO + CO) (Fe3O4 + C -> 3
FeO + CO)
6. Di suhu 700-800°C ferro oksida tereduksi langsung dan mulai membentuk
besi sponge yang mengandung karbon.
7. Ketika suhu mencapai 800°C batu kapur terurai dan pada suhu 1075
mengalami fase dolomit

Gambar 2.2 Reaksi kimia pada


tanur tinggi

2.1.2 Besi Mentah (Besi Kasar)


Sifat besi mentah (besi kasar) setelah melalui tanur tinggi ialah sebagai berikut;
 Titik lebur ±1300

5
 Zat arang terkandung sebesar 3-4%
 Sangat rapuh
 Mudah di tuang
Itu adalah sifat besi mentah secara umum, setelah melalui proses tanur tinggi
ada dua macam besi mentah yang di hasilkan yaitu besi mentah putih dan besi
mentah kelabu.
A. Besi mentah putih
Besi mentah putih memiliki ciri-ciri yaitu;
1. Mempunyai patahan yang berwarna putih
2. Terdapat butiran halus, dan sangat keras.
3. Massa jenis 7,58-7,73kg/dm^3
4. Titik cairnya di angka 1100°C
5. Kadar karbon sebesar 2,3-3,5%
B. Besi mentah kelabu
Besi mentah kelabu dapat di kenali dengan ciri-ciri sebagai berikut;
1. Patahannya berwarna kelabu
2. Terdapat butiran kasar
3. Titik cairnya di angka 1300°C
4. Massa jenisnya 7-7,2kg/dm^3
5. Tidak sulit digarap dengan pengambilan serpih

2.1.3 Pembuatan Baja


Baja adalah campuran antara besi sebagai unsur dasarnya dan karbon sebagai
paduannya. Baja yang terkandung di sebuah baja berkisar antara 0,2-2,1%.
Karbon di baja berfungsi untuk menjaga kekerasannya. Selain karbon, mangan
juga sering di jadikan paduan dalam proses pembuatan baja. Mangan di
peruntukkan agar baja dapat mengkilap dengan baik. Pada makalah ini hanya akan
di bahan proses konvertor dalam pembuatan baja. Berikut adalah proses konvertor
pembuatan baja ;
A. Proses bassemer
Konvertor bassemer adalah sebuah bejana yang di lapisi batu tahan panas yang
memiliki sifat asam. Pada bagian atasnya terbuka dan pas bagian bawah ada
beberapa rongga berlubang untuk aliran udara. Konvertor di isi dengan besi
mentah(besi kasar)kelabu.
Setelah 20 menit di bakar di dalam konvertor, zat arang terbakar rata dan terak
yang ada di buang. Karena baja membutuhkan karbon paling besar 1,7%, oleh

6
karena itu pada waktu proses sebelumnya terlalu banyak karbon yang hilang maka
akan di gantikan dan ditambah dalam bentuk besi.
Proses pembuatan menggunakan konvertor bassemer banyak mengahasilkan
bahan konstruksi.

B. Proses thomas
Konvertor thomas biasa disebut juga konvertor basa dan cara kerjanya adalah
basa. Sebab, batu tahan apa yang digunakan memiliki sifat basa dan juga
digunakan untuk mengolah besi kasar yang juga memiliki sifat basa. Besi mentah
(besi kasar) yang digunakan adalah besi kasar putih.
Proses konvertor thomas secara garis besar sama dengan konvertor bassemer
hanya saja pada proses thomas fosfornya terbakar ketika zat arangnya telah
terbakar. Pengaliran pembakaran juga berbeda, dimana di proses thomas
pengaliran udara tidak di lakukan tanpa henti seperti di bassemer.
Hasil dari proses thomas juga biasanya digunakan untuk kegiatan konstruksi
dan juga pelat ketel.

Gambar 2.3 proses pembuatan baja

7
C. proses oksi
Proses ini lebih modern, besi mentah yang digunakan di proses ini adalah besi
mentah yang kandungannya kurang baik jika di gunakan di dua proses di atas.
Pada proses ini asam murni di tiupkan di atas cairan dan juga ke dalam cairan, ini
membuat karbon,sillsium,mangan, dan lainnya terbakar. Hasilnya unsur-unsur
tersebut disimpan oleh bahan tambahan batu kapur dan terikat oleh terak yang
terapung di atas cairan.
Proses ini memiliki keuntungan seperti biaya yang murah, waktu yang pendek
selama prosesnya, dan hasilnya mengandung belerang yang rendah.

2.2 Besi Tuang


Besi tuang pada dasarnya adalah hasil olahan dari besi kasar yang di bakar
bersama dengan kokas dan batu kapur di tanur tinggi yang lebih kecil di banding
di proses pembuatan besi kasar. Proses didalam tanur yang di lalui cenderung
sama dengan proses pembuatan besi kasar.
Begitu banyak kandungan yang di campurkan dalam pembuatan besi tuang
seperti fosfor untuk mempermudah penuangan,silsium untuk penambahan
kekuatan benda cair dan juga meninggikan titik cair.
Bila ingin besi tuang memiliki mutu yang tinggi di maka tambahkan
kandungan nikel atau krom ketika terjadi proses peleburan. Dan penambahan
mangan pada besi tuang akan membuatnya meimiliki warna yang agak hitam.
Ketika proses di dalam tanur telah selesai, besi cair akan dialirkan ke cetakan-
cetakan yang telah disiapkan yang terbuat dari pasir khusus, produk yang
dihasilkan biasa di sebut sebagai tuangan.
Kadar karbon yang ada pada besi tuang berkisar 2,3-3,6%, ini masih cukup
tinggi di banding kandungan karbiin yang ada pada kebanyakan baja. Besi tuang
di bagi menjadi 2 (dua) yaitu;
1. Besi tuang kelabu
2. Besi tuang putih

A. Besi tuang kelabu


Besi tuang kelabu di buat dengan bahan dasar utamanya adalah besi kasar
kelabu. Seperti yang diketahui besi kasar kelabu memiliki kadar silsium yang
tinggi (1,5-5,5%) sedangkan kadar mangannya cukup rendah. Sedangkan
kandungan karbonnya di kisaran 2,5-4,0% ,fosfor di angka 0,2-1%,dan sulfur di
0,02-0,0,25%. Ini membuat besi tuang ini punya nilai peredaman yang tingg.

8
Gambar 2.4 struktur mikro besi tuang kelabu

Besi tuang kelabu jika berikan heat treatment agar tegangan dalamnya hilang
suhu yang digunakan antara 500-575°C dengan holding timenya di angka 3 jam dan
setelah itu dilakukan pendinginan perlahan.

Kandungan silsium yang tinggi membuat pembentukan zat arang bebas


meningkat, hal ini membuat besi tuag kelabu mengandung grafit setelah
pendinginan. Grafit ini disebut juga lamel grafit karena ia hanya berupa pelat-
pelat titpis. Bentuk dan kuantitas dari lamel grafit di tentukan campuran
kimiawinya dan juga kecepatan proses pendinginan.
Silsium atau yang kita kenal dengan nama silikon beserta prooses yang lambat
padda pendinginan akan membuat pembentukan grafit yang tinggi. Sedangkan
jika pendingina yang cepat dan kandungan mangan akan membuat pembentukan
grafit turun.
Sifat lamel grafit adalah lunak, kekuatan tarik yang rendah, nilai rengangan
yang kecil, tapi bisa menerima gaya tekan yang besar. Besi tuang kelabu terbuat
dari susunan perlit dan grafit. Dimana perlit yang dimaksud tersusun dari ferit dan
cementit.
Besi tuang ber lamel grafit bukan satu-satunya besi tuang yang di hasilkan dari
besi kasar kelabu ada juga;
1. Besi tuang mekanik; besi tuang yang seutuhnya terbuat dari grafit halus.
Besi tuang ini memiliki sifat yang tahan akan gesekan dan kekuatan
kejutnya tinggi.
2. Besi tuang grafit bola; sering juga disebut besi nodular atau besi ductile.
Besi tiang grafit bola memiliki kandungan grafit yang membentuk bola
bundar, pada tepinya tidak tajam dan memiliki struktur yang bersambung.
Karena adanya tambahan logam magnesium(Mg) pada proses penuangan,
hal ini membuat grafitnya menjadi bentuk bola\
B. Besi tuang putih

9
Sama seperti namanya besi tuang putih terbuat dari besi kasar putih, besi tuang
putih memiliki patahan yang berwarna putih. Hal itu di akibatkan oleh sementit
berwarna putih. Kadar karbon pada besi tuang putih berkisar di angka 0,5% (atau
bisa saja kurang dari 0,5%) dan kadar mangannya pun rendah (0,25-0,80%),
fosfor 0,06-0,2%, sulfur 0,06-0,2%

Gambar 2.5 struktur mikro besi tuang putih

Besi tuang putih memiliki kadar silikon yang berbanding terbalik dengan besi
tuang kelabu. Dimana ketika pemadatan besi karbida ada grafit yang dibentuk di
ikatan matrik.
Hanya ada pembentukan sementit dan pearlit pada besi tuang putih karena
silsium yang rendah. Oleh sebab itulah di dalam besi tuang putih hanya terdapat
sementit dan pearlit.
berikut adalah yang termasuk dalam bagian besi tuang putih;
1. Besi tuang tempa black; besi ini terbuat dari besi tuang putih yang
kandungan silsiumnya rendah, dinaikkan suhunya hingga ± 900°C, dimana
dalam dapurnya bebas oksigen. Besi tuang putih di masukkan dengan
sedikit demi sedikit ke dalam pemanas denggan memakai rangka bakar
yang bergerak. Lama proses ini sekitar 48 jam. Karbon kemudian
terkumpul semacam bunga mawar di temper karbon.tampak
permukaannya aka gelap karena kandungan karbon maka dari itulah
disebut black heart. Strukturnya tebentuk atas reit dan temper karbon,
karena itu ia menajdi lunak dan ulet. Hasil pengolahan seperti ini sering
digunakan di industri mobil.
2. Besi tuang tempa white heart; sama seperti besi tuang black heart yang
dibuat dari besi tuang putih dengan kadar silsium rendah. Tapi white heart
ini di panaskan di suhu ± 1000° selama 100 jam, kemudian terkait juga
dengan zat oksidasi seperti biji besi merah. Pada tahap pemanasan, karbon
di permukaan tuangan ter oksidasikan olehh biji besi merah kemudian
hilang sebagai CO2. Setelah tahap ini selesai pada daerah yang tipis akan

10
terkandung ferit pada bagian atasnya yang berwarna putih, inilah mengapa
disebut white heart. Proses ini pas untuk pengerjaan daerah-daerah tipis
yang membutuhkan tingkat keuletan tinggi.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Besi kasar atau pig iron dibuat dari bahan dasar hasil tambang yaitu biji besi
yang di olah di tanur tinggi dengan beberapa proses yang menghasilkan pig iron
yang memiliki tingkat kadar karbon yang tinggi.
Sedangkan besi tuang terbuat dari pig iron yang di olah lagi di tanur tinggi
yang lebih kecil dengan beberapa paduan di campurkan ke dalam prosesnya dan
menghasilkan besi tuang yang banyak di pakai di industri
Karena pig iron bukanlah produk siap pakai maka di olah lah menjadi besi
tuang atau yang kita kenal besi cor agar menjadi produk siap pakai di indsutri.

12
DAFTAR PUSTAKA
Syaharuddin rasyid.2014.teknologi pengolahan logam.deepublish
Nasmi herlina sari.2018.material teknik.deepublish
Dirjen pendidikan dasar menengah.2003.proses pembuatan besi dan
baja.departemen nasional

13

Anda mungkin juga menyukai