Gambar 1 Flowsheet
Bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk
menghasilkan besi kasar dari dapur tinggi diperlukan bahan-bahan
antara lain:
a. Iron ore : hematite umumnya, merupakan besi oksida Fe 2O3
Bijih besi didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan.
Bijih besi merupakan bahan pokok dari blast furnace.
b. Limestone : berupa kalsium karbonat, CaCO3
Batu kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut
campur dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Proses pengikatan
bahan yang ikut dalam cairan besi antara lain dapat dilihat pada
reaksi kimia sebagai berikut :
CaCO3 ====> CaO + CO2
(terak)
FeS + CaO + C =====> Fe + CaS + C
(terak)
Dengan adanya terak yang terletak di permukaan cairan-besi ini,
terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari. Selain menggunakan
batu kapur (CaCO3) murni, dapat juga menggunakan dolomit yang
merupakan campuran dari CaCO3 dan MgCO3
c. Hot air : pembakaran yang terjadi di bagian bawah furnace untuk
menyediakan panas dan oksigen
d. Coke : berasal dari batu bara yang kadar karbonnya tinggi
Karakteristik coke dapat digolongkan menjadi dua yaitu sifat fisik
dan sifat kimia. Sifat fisik seperti kekuatan coke, kestabilan coke dan
kekuatan coke setelah reaksi. Sifat kimia yang paling penting adalah
kandungan air, fixed carbon, abu, sulfur, phosphor dan alkali.
Spesifikasi kualitas coke dari salah satu Blast Furnace terbesar di
Amerika Utara seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Proses reduksi bijih besi yang berlangsung dalam blast furnace
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2 Proses Reduksi bijih besi
CaO + SiO2 ====> CaSiO3
Besi yang terbentuk mengendap dibagian bawah furnace dan
lapisan slag berada di atasnya sehingga melindungi besi dari
oksidasi.
Besi yang diperoleh dari proses ini disebut dengan pig iron.
Pembuatan besi dengan proses dapur tinggi
Untuk memperoleh besi dari bijih besi dilakukan proses
reduksi dengan menggunakan bahan reduktor yang kuat(biasanya
karbon) dan fluks dengan pemanasan. Fluks berfungsi sebagai bahan
pengikat kotoran sehiingga kotoran mudah mencair dan menjadi
terak.
Cara yang selama ini banyak digunakan adalah dengan
reduksi bertingkat yang dilakukan dalam dapur tinggi (Blast
Furnace). Cara lainnya adalah dengan reduksi langsung (DRI, Direct
Reduction Iron).
Dapur Tinggi
Dapur tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang
diperkuat dengan tiang-tiang baja, Dalam dapur tinggi akan terjadi
proses reduksi bijih besi menjadi besi kasar (besi mentah). Selain itu
juga reaksi-reaksi kimia yang menyertai proses reduksi tersebut.
Dapur tinggi berukuran tinggi 30 m garis tengan maksimum 7 m,
garis tengah puncak 4,5 m, garis tengah bawah 4m. Dapur tinggi
didirikan diatas fondasi yang diperkuat oleh tiang-tiang baja. Bagian
dalam dapur tinggi dilapisi batu tahan api yang mempunyai sifat
tahan terhdap suhu tinggi dan merupakan penyekat panas. Pada
bagian atas dapur terdapat corot pengisi yang bekerja bergantian
sehingga kehilangan gas dapur tinggi dapat dicegah. Serta dilengkapi
dengan alat pemanas udara dan alat pemisah debu.
Proses pertama
1) Komponen dasar: iron ore(bijih besi), limestone(tanah kapur),
coke(dibuat dari coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan
ke dalam blast furnace.
2) Coke: bahan bakar untuk furnace, dibuat dari coal dengan proses
tertentu.
3) Cairan besi(molten metal) yang panas di dalam furnace terpisah
menjadi 2 bagian, yang atas adalah slag (waste, impurities), dan
yang bawah adalah besi yang hendak dipakai. Besi yang dihasilkan
ini kemudian dicetak menjadi pig iron. Kadar C dalam pig iron bisa
mencapai 2%.
Proses kedua
1) Pig iron dimasukkan ke dalam primary steel making furnace, bisa
berupa oxygen furnace, electric arc furnace, atau open hearth
furnace. Ke dalam furnace ini, berbagai bahan kimia ditambahkan
untuk mendapatkan material properties yang diinginkan. Seringkali
scrap juga dimasukkan ke dalam furnace ini.
2) Dalam proses dengan oksigen, carbon di dalam molten metal
bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida. Gas in
harus keluar, kalau tidak akan membentuk ‘gas pockets’ (rimming)
saat menjadi dingin (rimmed steel). Untuk menghindari, digunakan
deoxidizer: silicon, alumunium. Baja yang dihasilkan: killed steel
atau semi killed steel.
3) Baja yang dihasilkan dicetak dalam bentuk slab, bloom atau billet.
Proses ketiga
1) Baja yang telah dicetak dalam bentuk slab, bloom atau billet
tersebut selanjutnya dibentuk menjadi berbagai macam profil
seperti H-beam, Angle(siku), Channel, rel kereta, pelat, pipa
(seamless pipe), dan sebagainya.
b. Proses pembuatan Baja menggunakan konvertor
Konvertor terbuat dari baja dengan mulut terbuka(untuk
memasukkan bahan baku dan mengeluarkan cairan logam) serta dilapisi
dengan batu tahan api. Konvertor diikatkan pada suatu tap yang dapat
berputar sehingga konvertor dapat digerakkan pada posisi horizontal
untuk memasukkan dan mengeluarkan bahan yang di proses, dan pada
posisi vertikal untuk pengembusan selama proses berlangsung.
Konverter ini dilegkapi dengan pipa yang berlubang kecil (diameternya
sekitar 15-17 mm) dalam jumlah yang banyak (120-150 buah pipa)
yang terletak pada bagian bawah konvertor.
Sewaktu proses berlangsung udara di hembuskan kedalam
konvertor melalui pipa saluran dengan tekanan sekitar 1,4 kg/cm3 dan
berlangsung dihembuskan cairan untuk mengoksidasikan unsur yang
tidak murni dan karbon. Kandungan karbon terakhir dioksidasi dengan
penambahan besi kasar yang kaya akan mangan, seterusnya baja cair di
tuangkan kedalam panci-panci dan dipadatkan menjadi batang-batang
cetakan kapasitas konverter sekitar 25-60 ton dan setiap proses
memerlukan waktu 25 menit. Proses pembuatan baja yang
menggunakan konvertor adalah:
1) proses Bessemer
Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang di
lakukan di dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api
dari kuarsa asam atau oksida asam sehingga, proses ini di sebut
‘proses asam’. Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah
besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (
kandungan fosfor maksimal adalah 0,1 % ). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah di ambil karena unsur fosfor tidak dapat
di reduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu
kapur. Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur
yang dibuat dari kuarsa asam, reaksi ini membahayakan atau
mengahbiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila bes kasar yang diolah dalam proses ini
adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% -
2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan
sewaktu konvertor dalam posisi horizontal (kemiringanya sekiar 30
derajat). Sementara itu, udara dihembusakn dalam posisis vertikal
atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama
terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan
oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor
dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan,
ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau - hijuan.
Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui
besi kasar cair didalam dapur yang disebut ‘konvertor’, sehingga
unsur –unsur yang tidak murni akan dikeluarkan dengan jalan
oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan keereta api dan
pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak udara
dimasukkan atau dihembuskan, kotoran – kotoran didalam baja akan
berkurang.
Proses bessener mengolah baja dengan menggunakan besi
kasar berkualitas baik yang menggunakan fosfor rendah. Bila fosfor
nya tinggi baja yang dihasilkan berkualitas rendah, sebab alam
proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah
pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses dapur
thomas, dengan menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur.
Sehingga sampai saat ini proses thomas digunakan untuk memproses
besi kasar dapat kaya dengan fosfor.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon.
Proses ini berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api
berwarna putih dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api
mengecil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang
banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan
kedalam panci – panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang
– batang baja.
2) proses Thomas
Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang
dilakukan di dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan
batu tahan api dari bahan karbonat calsium dan magnesium carbonat
(CaCO3+MgCO3) yang disebut “dolomit” Proses ini disebut juga
proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%)
dan mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini
makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolahmengandung
unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di
dalam konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses
oksidasi di dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama
kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian
mangan(Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat
sekali, sekitar 3 - 5 menit dan prosesoksidasi yang terakhir adalah
unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang
tinggi.Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti
proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi
kasar menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan
menambahkan batu kapur ke dalam konvertor.Selanjutnya terak cair
dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja
cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi
batangan baja.
Profil baja canai dingin (cold form steel) adalah jenis profil baja yang
memiliki dimensi ketebalan relatif tipis dengan rasio dimensi lebar setiap elemen
profil terhadap tebalnya sangat besar. Karena dimensi ketebalan profil relatif tipis,
maka pembentukan profil dapat dilaksanakan menggunakan proses pembentukan
dingin (cold forming processes).
Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari
bahan plat dengan tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 6.5 dan Gambar 6.6. Beberapa keuntungan baja profil dingin antara lain:
1. Lebih ringan
2. Kekuatan dan kakuan yang tinggi
3. Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
4. Kecepatan dan kemudahan pendirian
5. Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan
Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi:
a. elemen struktur rangka individu (Gambar 6.5)
b. lembaran-lembaran panel dan dek (Gambar 6.6)
Gambar 10 Bentuk Profil Penampang Baja Canai Dingin
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/BESI_BAJA.pdf (Diakses pada 8 Januari
2019 pukul 19.08)
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ir.bambang61/material/prosespembuatanbesi
danbaja.pdf (Diakses pada 12 Januaru 2019 pukul 15.30)
LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Jelaskan proses pengolahan baja secara konventor?
2. Sebutkan keuntungan canai panas?
3. Jelaskan proses besi dari bijinya (pemanggangan dan pencairan)?
4. Apakah dapur tinggi dengan konventor sama? Jelaskan!
Penjelasan:
1. Proses pembuatan baja yang menggunakan konvertor adalah:
a. proses Bessemer
Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang di
lakukan di dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api
dari kuarsa asam atau oksida asam sehingga, proses ini di sebut
‘proses asam’. Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah
besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (
kandungan fosfor maksimal adalah 0,1 % ). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah di ambil karena unsur fosfor tidak dapat
di reduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu
kapur. Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur
yang dibuat dari kuarsa asam, reaksi ini membahayakan atau
mengahbiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila bes kasar yang diolah dalam proses ini
adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% -
2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan
sewaktu konvertor dalam posisi horizontal (kemiringanya sekiar 30
derajat). Sementara itu, udara dihembusakn dalam posisis vertikal
atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama
terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan
oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor
dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan,
ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau - hijuan.
Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui
besi kasar cair didalam dapur yang disebut ‘konvertor’, sehingga
unsur –unsur yang tidak murni akan dikeluarkan dengan jalan
oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan keereta api dan
pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak udara
dimasukkan atau dihembuskan, kotoran – kotoran didalam baja akan
berkurang.
Proses bessener mengolah baja dengan menggunakan besi
kasar berkualitas baik yang menggunakan fosfor rendah. Bila fosfor
nya tinggi baja yang dihasilkan berkualitas rendah, sebab alam
proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah
pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses dapur
thomas, dengan menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur.
Sehingga sampai saat ini proses thomas digunakan untuk memproses
besi kasar dapat kaya dengan fosfor.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon.
Proses ini berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api
berwarna putih dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api
mengecil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang
banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan
kedalam panci – panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang
– batang baja.
b. proses Thomas
Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang
dilakukan di dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan
batu tahan api dari bahan karbonat calsium dan magnesium carbonat
(CaCO3+MgCO3) yang disebut “dolomit” Proses ini disebut juga
proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%)
dan mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini
makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolahmengandung
unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di
dalam konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses
oksidasi di dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama
kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian
mangan(Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat
sekali, sekitar 3 - 5 menit dan prosesoksidasi yang terakhir adalah
unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang
tinggi.Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti
proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi
kasar menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan
menambahkan batu kapur ke dalam konvertor.Selanjutnya terak cair
dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja
cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi
batangan baja.