Anda di halaman 1dari 27

TEKNOLOGI BESI BAJA

(Proses Pengolahan Besi Baja dan Bentuk Penampang Baja)

Dususun Oleh Kelompok 4:


Dhoni Sukma Al-Falakh (3336160017)
Ina Asha Nurjanah (3336160024)
Alifah Rizki Ramadhanty (3336160025)

JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2019
Pengantar:
Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang
sangat besar dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti
sekarang. Kelimpahannya juga sangat besar, 50.000 ppm atau 5% dan merupakan
jenis logam terbanyak kedua di kulit bumi. Karena kelimpahannya yang sangat
besar itulah maka besi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
industri konstruksi. Besi berada dalam bentuk senyawanya, terutama sebagai bijih
besi, yang mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3.H2O (limonit), Fe3O4 (magnetic),
FeCO3(siderite), dan FeS2 (pirit).
Di udara besi mudah mengalami korosi, yaitu proses perusakan (keropos)
pada permukaan besi yang disebkan reaksi dengan oksigen membentuk oksida
besi, yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai karat besi. Korosi besi
berlangsung sangat cepat pada kondisi lembab dan adanya garam.
Dalam industri, besi diisolasi melalui proses reduksi dari oksidanya,
Fe2O3, atau oksida-oksida besi lainnya yang terkandung dalam bijih besi. Zat
pereduksi yang digunakan adalah gas karbon monoksida (CO) pada suhu tinggi.
Agar besi tahan karat maka besi dicampurkan logam-logam lain yang memenuhi
syarat, yaitu sifat fisika dan sifat kimianya yang mirip besi. Baja merupakan
produk utama industri besi-baja. Baja tahan terhadap pengaruh lingkungan mudah
dibentuk dan ditempa, memiliki kekerasan yang baik, mengandung 0.02%-1.5%
karbon.
1. Proses Pengolahan Besi dari bijinya
Prinsip pengolahannya:
Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reaksi reduksi dengan
karbon monoksida pada suhu relatif tinggi (>15000 C). Reduksi berlangsung
beberapa tahap, dan reaksi yang terlibat bersifat reversible, di mana
kesetimbangan bergantung pada tekanan relatif dari CO dan CO2 dalam tanur
tinggi. Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan besi pada tanur
tinggi adalah:
1. Biji besi
Biji besi yang digunakan terutama dalam bentuk hematite, geotit,
dan magnetic.
2. Kokas sebagai zat pereduksi.
Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, dibuat dari
pemanasan batu bara didalam oven kedap udara. Hasil sampingan
pembuatan kokas ini adalah gas bakar yang dapat digunakan kembali
sebagai bahan bakar untuk pemanasan oven dan pemanasan awal tanur
tinggi. Hasil samping lainnya adalah benzen, tar, toluen, naftalen, dan
ammonium sulfat.
3. Batu Kapur
Batu kapur (CaCO3), digunakan sebagai bahan untuk mengikat
silika pada reaksi dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah kalsium silikat
(CaSiO3), yang menjadi ampas buangan kerak tanur tinggi.
4. Udara
Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk
membakar karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi lagi dengan
karbon membentuk gas CO, yang nantinya akan mereduksi oksida besi.
Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton besi, diperlukan bahan baku 2 ton biji
besi, 1 ton kokas, 0.3 ton kapur, dan 4 ton udara.

Pengolahan besi dari bijinya.


1. Pemanggangan
Biji hematite (Fe2O3), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih dari
tanah yang melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu dipanggang.
Sejumlah karbonat atau sulfide ditambahkan yang hasil penguraiannya dapat
bersenyawa dengan silika sebagai pengotor membentuk kerak.
2. Pencairan
Biji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan
kokas dengan perbandingan 5:2:1, dan dimasukan ke dalam tanur tinggi.
Tanur tinggi adalah menara berbentuk selinder yang pada bagian
menaranya dilengkapi dengan reaktor untuk menghasilkan temperatur
tinggi dalam tanur. Tanur tinggi juga dilengkapi dengan “cup and cone”
untuk memasukan bahan baku melalui bagian atas tanur tinggi. ”cup”
merupakan wadah berbentuk piala , dihubungkan dengan “cone” yang
berbentuk kerucut. Berfungsi sebagai katup yang dapat terbuka dan
tertutup. Selain itu, terdapat saluran untuk melepaskan gas-gas buangan.
Ketika mendekati dasar terdapat dua saluran untuk memisahkan kerak dan
cairan besi. Bagian lain tanur, yaitu bagian tuyer, yang merupakan saluran
kecil di mana suhu udaranya berkisar 5000-7000C, tekanan udaranya
dibuat rendah.
Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reaksi reduksi dengan
karbon monoksida pada suhu relative tinggi (>15000C). Reduksi
berlangsung beberapa tahap, dan reaksi yang terlibat bersifat reversible, di
mana kesetimbangan bergantung pada tekanan relative dari CO dan CO2
dalam tanur tinggi.
Teknologi blast furnace dalam pembuatan Besi. Proses dalam blast
furnace:
a. Bahan baku dimasukkan dalam blast furnace melalui tutup yang
berbentuk kerucut yang bersusun
b. Pemanasan cepat secara simultan di bagian bawah furnace
c. Pembakaran coke
Coke dibakar menggunakan udara panas menghasilkan karbon dioksida
dan panas.
C + O2 ====> CO2 + Heat
d. Produksi karbon monoksida (agen reduksi)
Karbon dioksida bereaksi kembali dengan coke menghasilkan karbon
monoksida.
CO2 + C ====> 2CO
e. Reduksi hematite
Karbon monoksida yang terbentuk mereduksi hematite menjadi besi
Fe2O3 + 3CO ====> 2Fe + 3CO2
f. Dekomposisi limestone
Limestone terdekomposisi dengan panas yang dihasilkan membentuk
kalsium oksida dan karbon diksida
CaCO3 ====> CaO + 3CO2
g. Pembentukkan slag
Kalsium oksida yang terbentuk bereaksi dengan pasir (impuritis
asam) membentuk kalsium silica yang disebut dengan slag Pada
umumnya pembuatan besi dapat dikategorikan dua macam, yaitu
pembuatan besi secara konvensional dan non konvensional. Pembuatan
besi secara konvensional yaitu pengolahan bji besi di reduksi secara
tidak langsung, umumnya adalah Blast Furnace (yang akan dibahas
dalam tulisan ini). Untuk pembuatan besi secara non konvensional yaitu
mereduksi bijih besih secara langsung dengan menggunakan gas
pereduksi seperti gas H2 dan CO, pengembangan teknologi ini yang
terbesar adalah Midrex kemudian Hylsa.
Blast furnace digunakan untuk mengolah bijih besi untuk dijadikan
besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan oleh dapur tinggi diolah kembali
kedalam dapur, untuk dijadikan baja atau baja tuang; juga besi tuang.
Flowsheet teknologi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1 Flowsheet
Bahan yang digunakan dalam proses dapur tinggi untuk
menghasilkan besi kasar dari dapur tinggi diperlukan bahan-bahan
antara lain:
a. Iron ore : hematite umumnya, merupakan besi oksida Fe 2O3
Bijih besi didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan.
Bijih besi merupakan bahan pokok dari blast furnace.
b. Limestone : berupa kalsium karbonat, CaCO3
Batu kapur digunakan untluk mengikat bahan-bahan yang ikut
campur dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Proses pengikatan
bahan yang ikut dalam cairan besi antara lain dapat dilihat pada
reaksi kimia sebagai berikut :
CaCO3 ====> CaO + CO2
(terak)
FeS + CaO + C =====> Fe + CaS + C
(terak)
Dengan adanya terak yang terletak di permukaan cairan-besi ini,
terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari. Selain menggunakan
batu kapur (CaCO3) murni, dapat juga menggunakan dolomit yang
merupakan campuran dari CaCO3 dan MgCO3
c. Hot air : pembakaran yang terjadi di bagian bawah furnace untuk
menyediakan panas dan oksigen
d. Coke : berasal dari batu bara yang kadar karbonnya tinggi
Karakteristik coke dapat digolongkan menjadi dua yaitu sifat fisik
dan sifat kimia. Sifat fisik seperti kekuatan coke, kestabilan coke dan
kekuatan coke setelah reaksi. Sifat kimia yang paling penting adalah
kandungan air, fixed carbon, abu, sulfur, phosphor dan alkali.
Spesifikasi kualitas coke dari salah satu Blast Furnace terbesar di
Amerika Utara seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Proses reduksi bijih besi yang berlangsung dalam blast furnace
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2 Proses Reduksi bijih besi
CaO + SiO2 ====> CaSiO3
Besi yang terbentuk mengendap dibagian bawah furnace dan
lapisan slag berada di atasnya sehingga melindungi besi dari
oksidasi.
Besi yang diperoleh dari proses ini disebut dengan pig iron.
Pembuatan besi dengan proses dapur tinggi
Untuk memperoleh besi dari bijih besi dilakukan proses
reduksi dengan menggunakan bahan reduktor yang kuat(biasanya
karbon) dan fluks dengan pemanasan. Fluks berfungsi sebagai bahan
pengikat kotoran sehiingga kotoran mudah mencair dan menjadi
terak.
Cara yang selama ini banyak digunakan adalah dengan
reduksi bertingkat yang dilakukan dalam dapur tinggi (Blast
Furnace). Cara lainnya adalah dengan reduksi langsung (DRI, Direct
Reduction Iron).
Dapur Tinggi
Dapur tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang
diperkuat dengan tiang-tiang baja, Dalam dapur tinggi akan terjadi
proses reduksi bijih besi menjadi besi kasar (besi mentah). Selain itu
juga reaksi-reaksi kimia yang menyertai proses reduksi tersebut.
Dapur tinggi berukuran tinggi 30 m garis tengan maksimum 7 m,
garis tengah puncak 4,5 m, garis tengah bawah 4m. Dapur tinggi
didirikan diatas fondasi yang diperkuat oleh tiang-tiang baja. Bagian
dalam dapur tinggi dilapisi batu tahan api yang mempunyai sifat
tahan terhdap suhu tinggi dan merupakan penyekat panas. Pada
bagian atas dapur terdapat corot pengisi yang bekerja bergantian
sehingga kehilangan gas dapur tinggi dapat dicegah. Serta dilengkapi
dengan alat pemanas udara dan alat pemisah debu.

Gambar 3 Gambar contoh dapur tinggi


Bahan-bahan yang dimasukkan pada dapur tinggi : bijih besi,
kokas, dan batu kapur. Bahan ini disimpan dedekat dapur tinggi
supaya pengisiannya mudah. Bahan-bahan diangkut ke puncak dapur
tinggi dengan alat pengangkut selapis demi selapis secara terus-
menerus.
Bahan-bahan pengisi dapur tinggi ini akan mengalami proses
fisika dan kimia sebagai berikut:
a. Mula-mula dilakukan pemanasan pendahuluan, didalam dapur
tinggi gas-gas hasil pembakaran yang suhunya masih panas akan
naik ke atas sambil memanaskan bahan-bahan yang disikan.,
sehingga air dan zat-zat yang mudah menguap dalam zat-zat
pengisi akan segera menguap hingga bahan2 mencadi cukup
kering.
b. Langkah berikutnya adalah proses reduksi, dalam dapur tinggi
yang bertemperatur antara 800C sd 1400C , akan terjadi
serangkaian reaksi-reaksi kimia antara lain reaksi reduksi bijih
besi, reaksi pembakaran kokas, dan peruraian batu kapor. Karena
pengaruh udara panas kokas akan terbakar menurut reaksi.

2. Proses Pengolahan Baja


Baja telah banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan
dalam berbagai bentuk dan ukuran menyesuaikan kekuatan yang
dibutuhkan. proses pembuatan baja dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Proses pembuatan baja secara umum
Keseluruhan proses dapat dibagi menjadi beberapa tahapan pengerjaan :
1) bijih besi menjadi besi kasar (pig iron) atau besi spons(sponge iron)
2) Pengolahan besi kasar/besi spongs menjadi baja antara lain ingot
atau bilet/slab/bloom
3) Pengolahan bentuk menjadi benda setengah jadi /baku berbentuk
plat, strip, sklep, batang kawat, batang profil, dll.
4) Pengolahan lanjut bentuk setengah jadi menjadi menjadi bentuk
yang lain misalnya, kawat, pipa, sheet, tin plated sheet, dll.
Keseluruhan proses itu dapat dilakukan pada satu lokasi pabrik baja
yang besar dan dapat pula dilakukan pada sejumlah pabrik yang
terpisah. Misalnya ada pabrik yang hanya mengerjakan dri billet sampai
suatu barang setengah jadi.

Gambar 4 Proses pembuatan Baja


Gambar 5 Contoh proses pembuatan baja

Proses pertama
1) Komponen dasar: iron ore(bijih besi), limestone(tanah kapur),
coke(dibuat dari coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan
ke dalam blast furnace.
2) Coke: bahan bakar untuk furnace, dibuat dari coal dengan proses
tertentu.
3) Cairan besi(molten metal) yang panas di dalam furnace terpisah
menjadi 2 bagian, yang atas adalah slag (waste, impurities), dan
yang bawah adalah besi yang hendak dipakai. Besi yang dihasilkan
ini kemudian dicetak menjadi pig iron. Kadar C dalam pig iron bisa
mencapai 2%.
Proses kedua
1) Pig iron dimasukkan ke dalam primary steel making furnace, bisa
berupa oxygen furnace, electric arc furnace, atau open hearth
furnace. Ke dalam furnace ini, berbagai bahan kimia ditambahkan
untuk mendapatkan material properties yang diinginkan. Seringkali
scrap juga dimasukkan ke dalam furnace ini.
2) Dalam proses dengan oksigen, carbon di dalam molten metal
bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbondioksida. Gas in
harus keluar, kalau tidak akan membentuk ‘gas pockets’ (rimming)
saat menjadi dingin (rimmed steel). Untuk menghindari, digunakan
deoxidizer: silicon, alumunium. Baja yang dihasilkan: killed steel
atau semi killed steel.
3) Baja yang dihasilkan dicetak dalam bentuk slab, bloom atau billet.
Proses ketiga
1) Baja yang telah dicetak dalam bentuk slab, bloom atau billet
tersebut selanjutnya dibentuk menjadi berbagai macam profil
seperti H-beam, Angle(siku), Channel, rel kereta, pelat, pipa
(seamless pipe), dan sebagainya.
b. Proses pembuatan Baja menggunakan konvertor
Konvertor terbuat dari baja dengan mulut terbuka(untuk
memasukkan bahan baku dan mengeluarkan cairan logam) serta dilapisi
dengan batu tahan api. Konvertor diikatkan pada suatu tap yang dapat
berputar sehingga konvertor dapat digerakkan pada posisi horizontal
untuk memasukkan dan mengeluarkan bahan yang di proses, dan pada
posisi vertikal untuk pengembusan selama proses berlangsung.
Konverter ini dilegkapi dengan pipa yang berlubang kecil (diameternya
sekitar 15-17 mm) dalam jumlah yang banyak (120-150 buah pipa)
yang terletak pada bagian bawah konvertor.
Sewaktu proses berlangsung udara di hembuskan kedalam
konvertor melalui pipa saluran dengan tekanan sekitar 1,4 kg/cm3 dan
berlangsung dihembuskan cairan untuk mengoksidasikan unsur yang
tidak murni dan karbon. Kandungan karbon terakhir dioksidasi dengan
penambahan besi kasar yang kaya akan mangan, seterusnya baja cair di
tuangkan kedalam panci-panci dan dipadatkan menjadi batang-batang
cetakan kapasitas konverter sekitar 25-60 ton dan setiap proses
memerlukan waktu 25 menit. Proses pembuatan baja yang
menggunakan konvertor adalah:
1) proses Bessemer
Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang di
lakukan di dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api
dari kuarsa asam atau oksida asam sehingga, proses ini di sebut
‘proses asam’. Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah
besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (
kandungan fosfor maksimal adalah 0,1 % ). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah di ambil karena unsur fosfor tidak dapat
di reduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu
kapur. Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur
yang dibuat dari kuarsa asam, reaksi ini membahayakan atau
mengahbiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila bes kasar yang diolah dalam proses ini
adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% -
2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan
sewaktu konvertor dalam posisi horizontal (kemiringanya sekiar 30
derajat). Sementara itu, udara dihembusakn dalam posisis vertikal
atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama
terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan
oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor
dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan,
ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau - hijuan.
Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui
besi kasar cair didalam dapur yang disebut ‘konvertor’, sehingga
unsur –unsur yang tidak murni akan dikeluarkan dengan jalan
oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan keereta api dan
pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak udara
dimasukkan atau dihembuskan, kotoran – kotoran didalam baja akan
berkurang.
Proses bessener mengolah baja dengan menggunakan besi
kasar berkualitas baik yang menggunakan fosfor rendah. Bila fosfor
nya tinggi baja yang dihasilkan berkualitas rendah, sebab alam
proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah
pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses dapur
thomas, dengan menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur.
Sehingga sampai saat ini proses thomas digunakan untuk memproses
besi kasar dapat kaya dengan fosfor.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon.
Proses ini berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api
berwarna putih dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api
mengecil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang
banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan
kedalam panci – panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang
– batang baja.
2) proses Thomas
Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang
dilakukan di dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan
batu tahan api dari bahan karbonat calsium dan magnesium carbonat
(CaCO3+MgCO3) yang disebut “dolomit” Proses ini disebut juga
proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%)
dan mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini
makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolahmengandung
unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di
dalam konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses
oksidasi di dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama
kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian
mangan(Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat
sekali, sekitar 3 - 5 menit dan prosesoksidasi yang terakhir adalah
unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang
tinggi.Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti
proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi
kasar menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan
menambahkan batu kapur ke dalam konvertor.Selanjutnya terak cair
dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja
cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi
batangan baja.

Gambar 6 Proses Thomas


3) Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang
disesuaikan dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini
digunakan untuk menahasilkan baja yang mengandung karbon
sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa, sesuai dengan
sifat lapisan dapurnya.
Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau
dapur Siemens Martin yang mempunyai kapasitas 150 - 300 ton,
bahan bakarnya gas yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di
atas tungku atau bahan bakar minyak. Dapur ini menggunakan
prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku pemanas dapat
mencapai temperatur sekitar 900 -1.200 derajat C, tungku pemanas
ini bisa mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada
waktu yang sama menghemat bahan bakar.
Dalam proses ini dapur di isi dengan besi kasar dan baja bekas,
kemudian dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk
menjadi terak di atas permukaan cairan besi, tambahkan bijih besi
atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi karbon, maka lubang
pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan ke dalam panci-
panci tuangan. Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan
beberapa terak dapat dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh
baja cair dikeluarkan, kemungkinan terak ikut tertuang ke dalam
panci yang akan mengapung di atas baja cair sehingga perlu
dikeluarkan dan dituangkan ke dalarn panci yang berukuran kecil.
Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam
cetakan melalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam
panci dan terakhir dikeluarkan. Selain itu,dapat pula dipisahkan
dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil.
Setiapmelakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan
lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja
cair sebagai contoh untuk dianalisis komposisinya.Sementara itu,
terak yang dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai pupuk
buatan.
Terjadi oksidasi terak dari batu kapur atau bubuk kapur untuk
mereduksi unsur-unsur-campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan
terak (mengandung batu kapur) dari baja cair.Juga dapat
ditambahkan dengan logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari
dalam dapuruntuk mencegah oksidasi.

Gambar 7 Proses Siemens Martin

3. Bentuk Profil Baja


Struktur baja merupakan struktur yang terbuat dari kombinasi
terorganisir dari baja struktural yang diatur dan dirancang khusus untuk
memenuhi kebutuhan arsitektur dan teknis pemakai. Jenis struktur ini banyak
digunakan dalam proyek konstruksi berskala menengah dan besar (pre-
engineered building) oleh kegunaan fitur baja itu sendiri.
Struktur baja meliputi sub-struktur atau bagian dalam sebuah bangunan
yang terbuat dari baja struktural. Baja struktural adalah bahan konstruksi baja
yang dibuat dengan bentuk dan komposisi kimia tertentu sesuai dengan
spesifikasi pada proyek tersebut.
Bahan utama dari baja struktural adalah besi dan karbon. Mangan,
logam campuran, dan beberapa zat kimia tertentu juga ditambahkan pada besi
dan karbon untuk menambah kekuatan dan ketahanan.
Baja struktural dibuat dari canai panas maupun canai dingin atau
dibuat dengan pengelasan antara plat datar atau plat tekuk, tergantung pada
spesifikasi yang berlaku pada setiap proyek. Baja struktural memiliki beberapa
bentuk, ukuran dan alat ukur. Bentuk umumnya termasuk balok I, talang, dan
siku.

Gambar 8 Bentuk Profil Penampang Baja


1. I-Beam: baja dengan bentuk penampang I
2. Z-shape: salah satu baja dengan pinggiran yang berlawanan dengan
pinggiran yang lain
3. HSS-shape: bagian struktural berongga dengan bentuk meliputi persegi,
persegi panjang, lingkaran (pipa) dan penampang elips
4. Angle: baja dengan bentuk penampang L (siku)
5. Struktural talang: balok berbentuk C atau baja dengan bentuk
penampang C
6. Tee: baja dengan bentuk penampang T
7. Profil rel: bentuk-bentuk pegangan, umumnya untuk tangga seperti : Strap
rail, Flanged rail, Baulk rail, Barlow rail, Flat bottomed rail, Double-
headed rail, Bullhead rail, Tangential turnouts, Grooved rail
8. Bar: potongan metal, dengan bentuk potongan adalah persegi panjang
namun tidak lebar hingga berbentuk
9. Rod: batangan metal panjang dengan penampang bulat atau kotak
10. Plate: lembaran logam dengan ketebalan mulai dari 4 mm
11. Balok web terbuka
Fungsi struktur merupakan faktor utama dalam penentuan konfigurasi
struktur. Berdasarkan konfigurasi struktur dan beban rencana, setiap elemen
atau komponen dipilih untuk menyangga dan menyalurkan beban pada
keseluruhan struktur dengan baik. Batang baja dipilih sesuai standar yang
ditentukan oleh American Institute of Steel Construction (AISC) juga diberikan
oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Pengelasan
memungkinkan penggabungan plat dan/atau profil lain untuk mendapatkan
suatu profil yang dibutuhkan oleh perencana atau arsitek.

Gambar 9 Tipe Profil Penampang Baja Canai Panas


1. PROFIL SAYAP LEBAR (wide-flange) [Gambar 6.4(a)] yang dibentuk
dengan penggilingan panas dalam pabrik baja. Ukuran profil sayap lebar
ditunjukkan oleh tinggi nominal dan berat per kaki (ft), seperti W18 X 97
mempunyai tinggi 18 in (menurut AISC Manual tinggi sesungguhnya = 18,59
in) dan berat 97 pon per kaki. (Dalam satuan SI, penampang W18 X
97 disebut sebagai W460 x 142 yang tingginya 460 mm dan massanya 142
kg/m).
2. Balok Standar Amerika [Gambar 6.4(b)] yang biasanya disebut BALOK I
MEMILIKI SAYAP (flange) yang pendek dan meruncing, serta badan yang
tebal dibanding dengan profil sayap lebar. Balok I jarang dipakai dewasa ini
karena bahan yang berlebihan pada badannya dan kekakuan lateralnya relatif
kecil (akibat sayap yang pendek).
3. KANAL [Gambar 6.4(c)] dan siku [Gambar 6.4(d)] sering dipakai baik secara
tersendiri atau digabungkan dengan penampang lain. Kanal misalnya
ditunjukkan dengan C12 X 20,7, yang berarti tingginya 1.2 in dan beratnya
20,7 pon per kaki. Siku diidentifikasi oleh panjang kaki (yang panjang ditulis
lebih dahulu) dan tebalnya, seperti, L6 X 4 X 3
4. PROFIL T STRUKTURAL [Gambar 6.4(e)] dibuat dengan membelah dua
profil sayap lebar atau balok I dan biasanya digunakan sebagai batang pada
rangka batang (truss). Profil T misaInya diidentifikasi sebagai WT5 X 44,
dengan 5 adalah tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki; profil T ini
didapat dari W10 X 88.
5. PENAMPANG PIPA [Gambar 6.4(f)] dibedakan atas "standar", "sangat
kuat", dan "dua kali sangat kuat" sesuai dengan tebalnya dan juga dibedakan
atas diameternya; misalnya, diameter 10 in-dua kali sangat kuat
menunjukkan. ukuran pipa tertentu.
6. BOKS STRUKTURAL [Gambar 6.4(g)] dipakai bila dibutuhkan penampilan
arsitektur yang menarik dengan baja ekspos. Boks ditunjukkan dengan
dimensi luar dan tebalnya, seperti boks struktural 8 X 6 X ¼.

Profil baja canai dingin (cold form steel) adalah jenis profil baja yang
memiliki dimensi ketebalan relatif tipis dengan rasio dimensi lebar setiap elemen
profil terhadap tebalnya sangat besar. Karena dimensi ketebalan profil relatif tipis,
maka pembentukan profil dapat dilaksanakan menggunakan proses pembentukan
dingin (cold forming processes).
Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari
bahan plat dengan tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 6.5 dan Gambar 6.6. Beberapa keuntungan baja profil dingin antara lain:
1. Lebih ringan
2. Kekuatan dan kakuan yang tinggi
3. Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
4. Kecepatan dan kemudahan pendirian
5. Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan
Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi:
a. elemen struktur rangka individu (Gambar 6.5)
b. lembaran-lembaran panel dan dek (Gambar 6.6)
Gambar 10 Bentuk Profil Penampang Baja Canai Dingin
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/BESI_BAJA.pdf (Diakses pada 8 Januari
2019 pukul 19.08)

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ir.bambang61/material/prosespembuatanbesi
danbaja.pdf (Diakses pada 12 Januaru 2019 pukul 15.30)
LAMPIRAN
Pertanyaan:
1. Jelaskan proses pengolahan baja secara konventor?
2. Sebutkan keuntungan canai panas?
3. Jelaskan proses besi dari bijinya (pemanggangan dan pencairan)?
4. Apakah dapur tinggi dengan konventor sama? Jelaskan!

Penjelasan:
1. Proses pembuatan baja yang menggunakan konvertor adalah:
a. proses Bessemer
Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang di
lakukan di dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api
dari kuarsa asam atau oksida asam sehingga, proses ini di sebut
‘proses asam’. Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah
besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (
kandungan fosfor maksimal adalah 0,1 % ). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah di ambil karena unsur fosfor tidak dapat
di reduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu
kapur. Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur
yang dibuat dari kuarsa asam, reaksi ini membahayakan atau
mengahbiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila bes kasar yang diolah dalam proses ini
adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% -
2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan
sewaktu konvertor dalam posisi horizontal (kemiringanya sekiar 30
derajat). Sementara itu, udara dihembusakn dalam posisis vertikal
atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama
terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan
oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor
dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan,
ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau - hijuan.
Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui
besi kasar cair didalam dapur yang disebut ‘konvertor’, sehingga
unsur –unsur yang tidak murni akan dikeluarkan dengan jalan
oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan keereta api dan
pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak udara
dimasukkan atau dihembuskan, kotoran – kotoran didalam baja akan
berkurang.
Proses bessener mengolah baja dengan menggunakan besi
kasar berkualitas baik yang menggunakan fosfor rendah. Bila fosfor
nya tinggi baja yang dihasilkan berkualitas rendah, sebab alam
proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah
pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses dapur
thomas, dengan menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur.
Sehingga sampai saat ini proses thomas digunakan untuk memproses
besi kasar dapat kaya dengan fosfor.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon.
Proses ini berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api
berwarna putih dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api
mengecil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang
banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan
kedalam panci – panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang
– batang baja.
b. proses Thomas
Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang
dilakukan di dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan
batu tahan api dari bahan karbonat calsium dan magnesium carbonat
(CaCO3+MgCO3) yang disebut “dolomit” Proses ini disebut juga
proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%)
dan mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini
makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolahmengandung
unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di
dalam konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses
oksidasi di dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama
kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian
mangan(Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat
sekali, sekitar 3 - 5 menit dan prosesoksidasi yang terakhir adalah
unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang
tinggi.Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti
proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi
kasar menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan
menambahkan batu kapur ke dalam konvertor.Selanjutnya terak cair
dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja
cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi
batangan baja.

c. Proses Siemens Martin


Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang
disesuaikan dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini
digunakan untuk menahasilkan baja yang mengandung karbon
sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa, sesuai dengan
sifat lapisan dapurnya.
Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau
dapur Siemens Martin yang mempunyai kapasitas 150 - 300 ton,
bahan bakarnya gas yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di
atas tungku atau bahan bakar minyak. Dapur ini menggunakan
prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku pemanas dapat
mencapai temperatur sekitar 900 -1.200 derajat C, tungku pemanas
ini bisa mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada
waktu yang sama menghemat bahan bakar.
Dalam proses ini dapur di isi dengan besi kasar dan baja bekas,
kemudian dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk
menjadi terak di atas permukaan cairan besi, tambahkan bijih besi
atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi karbon, maka lubang
pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan ke dalam panci-
panci tuangan. Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan
beberapa terak dapat dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh
baja cair dikeluarkan, kemungkinan terak ikut tertuang ke dalam
panci yang akan mengapung di atas baja cair sehingga perlu
dikeluarkan dan dituangkan ke dalarn panci yang berukuran kecil.
Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam
cetakan melalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam
panci dan terakhir dikeluarkan. Selain itu,dapat pula dipisahkan
dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil.
Setiapmelakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan
lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja
cair sebagai contoh untuk dianalisis komposisinya.Sementara itu,
terak yang dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai pupuk
buatan.
Terjadi oksidasi terak dari batu kapur atau bubuk kapur untuk
mereduksi unsur-unsur-campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan
terak (mengandung batu kapur) dari baja cair.Juga dapat
ditambahkan dengan logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari
dalam dapuruntuk mencegah oksidasi.
2. Keuntungan pipa baja canai panas:
a. Dimensi lempengan yang dihasilkan lebih besar sehingga hasilnya lebih
baik dan lebih kuat disbanding dengan profil canai dingin;
b. Dapat menghancurkan struktur pengecoran ingot baja;
c. Memurnikan butiran baja;
d. Menghilangkan cacat struktur.

3. Proses pengolahan besi dari bijinya:


a. Pemanggangan
Biji hematite (Fe2O3), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih
dari tanah yang melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu
dipanggang. Sejumlah karbonat atau sulfide ditambahkan yang hasil
penguraiannya dapat bersenyawa dengan silika sebagai pengotor
membentuk kerak.
b. Pencairan
Biji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan
kokas dengan perbandingan 5:2:1, dan dimasukan ke dalam tanur
tinggi. Tanur tinggi adalah menara berbentuk selinder yang pada bagian
menaranya dilengkapi dengan reaktor untuk menghasilkan temperatur
tinggi dalam tanur. Tanur tinggi juga dilengkapi dengan “cup and cone”
untuk memasukan bahan baku melalui bagian atas tanur tinggi. ”cup”
merupakan wadah berbentuk piala , dihubungkan dengan “cone” yang
berbentuk kerucut. Berfungsi sebagai katup yang dapat terbuka dan
tertutup. Selain itu, terdapat saluran untuk melepaskan gas-gas buangan.
Ketika mendekati dasar terdapat dua saluran untuk memisahkan kerak
dan cairan besi. Bagian lain tanur, yaitu bagian tuyer, yang merupakan
saluran kecil di mana suhu udaranya berkisar 5000-7000C, tekanan
udaranya dibuat rendah.
Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reaksi reduksi
dengan karbon monoksida pada suhu relative tinggi (>15000C).
Reduksi berlangsung beberapa tahap, dan reaksi yang terlibat bersifat
reversible, di mana kesetimbangan bergantung pada tekanan relative
dari CO dan CO2 dalam tanur tinggi.

4. Dapur tinggi dengan konverton merupakan dua proses yang berbeda.


Dapur tinggi merupakan proses yang dilakukan pada saat pengolahan besi
dari bijinya sedangkan konvertor merupakan proses untuk pengolahan
baja.

Anda mungkin juga menyukai