Anda di halaman 1dari 28

JENIS-JENIS BESI DAN BAJA

BESI
Besi merupakan elemen logam penyusun utama
pada baja.

Dalam pengertian teknik besi (iron) mempunyai dua


pengertian :
1. Besi murni dengan kandungan C < 0,1 % dan Fe > 99,5 %
2. Besi tuang/cor (cast iron) dengan kandungan C cukup besar
(C = 1,7 6,67 %)
Baja Besi Tuang/Cor
1. Besi karbon dengan kadar 1. Besi karbon dengan kadar
C<2% C >2%
2. Mudah dikerjakan dengan 2. Sukar dikerjakan dengan
mesin mesin
3. Dapat ditempa dengan baik 3. Mudah pecah/retak/rusak bila
4. Dapat dibuat sebagai baja ditempa
tempa atau baja tuang 4. Hanya sebagai besi tuang
5. Bersifat ulet sehingga dapat 5. Bersifat rapuh/getas
dibentuk dengan baik 6. Memiliki tegangan tarik
6. Memiliki tegangan tarik tinggi rendah
7. Memiliki frekuensi getar tinggi 7. Frekuensi getar lebih rendah
sehingga getaran tidak lekas sehingga getaran lekas padam
padam (cocok untuk pondasi)
8. Bersuara nyaring bila dipukul 8. Kurang nyaring bila dipukul
BESI COR (CAST IRON)

Paduan utamanya Fe dengan C dimana


kandungan karbon (C) di atas 1,7%, umumnya
besi cor memiliki 3% sampai 4,5% C
Besi Cor (Cast Iron) diklasifikasi dalam 4
macam:
1. Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)
2. Besi Cor Nodular (Nodular Cast Iron)
3. Besi Cor Putih (White Cast Iron)
4. Besi Cor Malleable (Malleable Cast Iron)
1.Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

Cara Pembuatannya: dari diagram fasa Besi Cor


Kelabu diperoleh memalui proses pendinginan yang
sangat lambat (super lambat), sehingga terjadi
dekomposisi Sementit, dan ini jarang dilakukan.

Fe3 .C 3.Fe () + C (grafit)

Yang banyak dilakukan adalah dalam paduan Fe dan C yang


membentuk Besi Cor Putih ditambahkan unsur Si di atas 2% ke
dalamnya pada saat pengecoran. Karena Si mudah larut ke dalam
unsur Fe dibanding unsur C, sehingga C menjadi bebas yang
berbentuk grafit (secara struktur mikro dilihat seperti
flakes/serpihan-serpihan)
Gf = Flake Graphite,
P = Pearlite,
= Ferrite
2. Besi Cor Nodular (Nodular Cast Iron)

Besi cor ini dikenal juga sebagai ulet (Ductile Cast Iron)
Cara pembuatannya: dengan menambahkan Mg atau Ce (Cerium)
ke dalam Besi Cor Kelabu pada saat pengecoran, fungsinya agar
unsur C yang berbentuk grafit menjadi bulat.

Karakteristiknya:
Struktur mikronya ada dua: pertama, jika pendinginannya
sedang-sedang saja (moderate) maka akan menghasilkan
Perlit (sebagai matrik) + Grafit. Kedua, jika pendinginannya
lambat maka akan menghasilkan Ferit (sebagai matrik) +
Grafit
Lebih kuat dan lebih ulet dari pada besi cor kelabu
Mempunyai sifat mekanik yang mirip dengan Baja.

Aplikasinya : pada valve (katup), body pompa, crankshaft (poros


engkol), roda gigi dan lain-lain.
Gf = Flake Graphite,
Gr = Graphite Rosettes,
Gn = Graphite Nodules,
P = Pearlite, = Ferrite
3. Besi Cor Putih (White Cast Iron)
Cara pembuatannya: dari diagram fasa Fe-C pada komposisi 3% C
dengan pendinginan cepat..

Karakteristiknya:
Kandungan Si di bawah 1%
Struktur mikronya: Ferrite + Sementit (Fe3.C), dimana
matriknya Sementit (Fe3.C).
Permukaan patahannya berwarna putih
Sangat Getas dan sangat keras karena Sementit (Fe3.C)
Tidak mampu dimesin, tahan aus, tahan korosi

Aplikasinya untuk bahan membuat :


Rol dan Besi Cor Malleable
Gf = Flake Graphite,
Gr = Graphite Rosettes,
Gn = Graphite Nodules,
P = Pearlite,
= Ferrite
4. Besi Cor Malleable (Malleable Cast
Iron)
Cara pembuatannya: dengan pemanasan Besi Cor Putih pada suhu
800 sampai 900 C, selama waktu yang lama dan di dalam atmosfer
netral (untuk mencegah oksidasi). Atau dengan pemanasan Besi Cor
Putih pada 700 C selama 30 jam.

Karakteristiknya:
Struktur mikro-nya : Bila pendinginan cepat maka Perlite
(sebagai matrik) dan Grafit , Bila pendinginan lambat maka Ferit
(sebagai matrik) dan Grafit (bentuknya Cluster or Rosett)

Aplikasinya :
connecting rod,
gear, pipe fitting.
Gf = Flake Graphite,
Gr = Graphite Rosettes,
Gn = Graphite Nodules,
P = Pearlite,
= Ferrite
BAJA
Untuk mendapatkan baja dilakukan serangkaian proses.
Bijih besi dari hasil tambang dilebur dalam dapur tinggi,
untuk mendapatkan besi mentah/besi kasar. Besi mentah
hasil dapur tinggi masih mengandung unsur-unsur C, Si,
Mn, P dan S dengan jumlah besar.
Beberapa dapur peleburan baja antara lain:
1. Konvertor (Convertor)
2. Dapur Tungku terbuka (Oven Hearth Funace atau
Siemens Martin)
3. Dapur Listrik (Electric Furnace)
Baja dapat dibedakan atas beberapa kategori, antara lain :
1. Baja karbon biasa.
2. Baja paduan rendah.
3. Baja tahan karat.
4. Baja tuang.
5. Baja perkakas.
6. Baja penggunaan spesial.

Baja karbon biasa merupakan jenis baja yang yang paling awal
dikenal orang. Baja mempunyai komponen utama Fe dan C.

Baja ini masih dibedakan atas :


1. Baja karbon rendah dengan kandungan karbon berkisar 0,05 0,30%
2. Baja karbon sedang dengan kandungan karbon berkisar 0,30 0,50%
3. Baja karbon tinggi dengan kandungan karbon lebih besar dari 0,5%.
Baja paduan rendah, mengandung unsur-unsur paduan
sebagai elemen tambahan pada Fe dan C. Unsur-unsur paduan
tersebut dapat berupa Mn, Ni, Cr, Mo, Si, dll. Umumnya
kandungan masing-masing elemen paduan lebih kecil dari 5%.

Baja tahan karat, dapat dibedakan atas :


1. Baja tahan karat austenitik (austenitic stainless steel).
2. Baja tahan karat ferritik (ferritic stainless steel).
3. Baja tahan karat martensitik (martensitic stainless steel).

Baja tuang/baja cor, mempunyai komposisi yang hampir sama


dengan baja tempa (wrought steel) kecualipada komposisi Si dan
Mn dengan jumlah lebih besar yang berfungsi untuk mengikat O2
dan gas-gas lainnya.
Baja perkakas , pada umumnya harus mempunyai persyaratan
sebagai berikut :
1. Kemampuan mempertahankan kekerasan dan kekuatan pada
suhu tinggi.
2. Kemampuan terhadap beban kejut/impact, dan
3. Kemamapuan untuk mempertahankan diri terhadap keausan
dan gesekan.
Baja perkakas mempunyai unsur-unsur Cr, W, V dan Mo dengan
jumlah yang cukup besar.

Baja special, digunakan untuk maksud-maksud tertentu, seperti:


baja tahan suhu tinggi, tahan suhu rendah, dan baja kekuatan
tinggi.
Stainless Steel (Baja Tahan Karat)
Biasanya ditambahkan unsur paduan berupa Cr di atas 11%,
ada beberapa type:
1. Baja Tahan Karat Feritik
Karekteristiknya:
Struktur mikro-nya, sebagai matriknya berupa fasa
Ferit (FCC)
Unsur paduan utama; Fe, Cr dan 0% Ni
Dapat diperkeras/diperkuat dengan cara Cold Working
Bersifat magnet/magnetic
Tidak mampu diperlakukan panas (Non Heat Treatable)
Penggunaanya: Valve pada temperature tinggi, Ruang
bakar, Cetakan gelas dan Garpu
2. Baja Tahan Karat Martensitik
Karekteristiknya:
Struktur mikro-nya, sebagai matriknya berupa fasa
Martensitik (BCT)
Unsur paduan utama; Fe, Cr dan 0% Ni
Dapat diperkeras/diperkuat dengan cara Perlakuan
Panas (Heat Treatment)
Bersifat magnet/magnetic

Penggunaanya:
Bearing,
Alat Potong,
Sendok, Garpu.
3. Baja Tahan Karat Austenitik

Karekteristiknya:
Struktur mikro-nya, sebagai matriknya berupa fasa
Austenit ()
Unsur paduan utama; Fe, Cr lebih dari 16%, dan, Ni
lebih dari 3,5%, dan Mn.
Dapat diperkeras/diperkuat dengan cara Cold
Working
Tidak bersifat magnet
Ketahanan korosinya paling baik disbanding baja
tahan karat lainnya.

Penggunaannya pada peralatan industri makanan dan


kimia
4. Baja Tahan Karat Duplex (Precipitation
Hardenable Stainless Steel)
Karekteristiknya:
Struktur mikro-nya, ada campuran Ferit + Martensit
dan campuran Ferit + Austenit ().
Bertambah keras karena terjadi Transformasi Fasa
dari Austenit ke Fasa Kedua.
Unsur paduan Utamanya : Fe, Cr, Ni, Al, Mn

Penggunaannya pada :
baja pegas
bejana tekan.
5. Baja Mangan (Manganese Steel)
Karekteristiknya:
o Unsur paduannya Mn lebih dari 13% dan Karbon
(C) lebih dari 1%
o Sangat Keras, jika dideformasi maka semakin
bertambah keras (Austenit ke Maertensit)
o Pada suhu kamar struktur mikronya Austenit ().

Penggunaannya pada
mangkuk pengeruk pada alat berat,
teralis penjara,
rel kereta api.
PENGARUH UNSUR-UNSUR PADUAN DALAM BAJA

1. Silisium (Si)
Terkandung dalam jumlah kecil pada semua bahan dari besi dan
baja.
Meningkatkan:
Kekuatan, kekerasan, kemampuan diperkeras, tahan aus, ketahanan
terhadap panas dan korosi.
Menurunkan: Regangan, kemampuan ditempa dan dilas.
2. Mangan (Mn)
Seperti Si terdapat di dalam semua besi dan baja
Meningkatkan:
Kekuatan, kekerasan, kemampuan di temper, ketahanan terhadap
aus
Menurunkan: Kemampuan dikerjakan dengan mesin-mesin
perkakas.
3. Krom (Cr)
Merupakan unsur penting untuk baja konstruksi dan baja perkakas, baja
tahan karat dan baja tahan asam, karena Cr dapat membentuk lapisan
oksida Cr dipermukaan baja.

Meningkatkan:
Kekerasan, kekutan, ketahanan aus, kemampuan diperkeras, ketahanan
panas, kerak, karat dan asam, kemudahan dipoles
Menurunkan: Regangan

4. Nikel (Ni)
Baja dengan paduaan Nikel dapat dikerjakan dengan mesin perkakas
dengan baik, dapat dibentuk dalam keadaan dingin dan panas, dapat
dipoles, dapat dimagnetisasikan, tahan panas, dapat dijadikan magnet
permanent dengan 15 28% Ni.

Meningkatkan :Keuletan, kekuatan, ketahanan karat, tahanan listrik


Menurunkan: Kecepatan pendinginan dan regangan panas.
5. Molibdenum (Mo)
Kebanyakan dipadu dengan baja dalam ikatan bersama-sama Cr, Ni,
dan V.
Meningkatkan: mampu keras (paling besar pengaruhnya setelah Mn),
Kekuatan tarik, ketahanan panas, batas lelah.
Menurunkan: Regangan

6. Vanadium (V)
Mempunyai dampak mirip Mo dalam baja, namun tanpa mengurangi
regangan. Unsur pembentuk karbida yang kuat dan stabil. Dengan
penambahan 0,04 sampai 0,05% V mampu keras baja karbon medium
dapat ditingkatkan.
Meningkatkan :
Kekuatan tarik dan batas mulur serta memperbaiki rasio diantara
kekuatan tarik dan mulur, keuletan, ketahanan lelah
Menurunkan:
Kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati batas pada
perlakuan panas.
7. Wolfram (W)

Merupakan unsur paduan penting bagi baja tahan


panas dan logam keras, karena titik leburnya yang tinggi,
maka digunakan untuk kawat pijar dan logam keras.
Meningkatkan: Kekerasan, kekuatan pada suhu tinggi.
Menurunkan : Regangan

8. Kobalt (Co)
Digunakan sebagai tambahan terhadap baja tahan
panas dan baja keras, magnet permanan mengandung Co
pula.
Meningkatkan : kekerasan, ketahanan aus, ketahanan
karat dan panas, daya hantar listrik.
9. Titanium (Ti)
Memiliki kekuatan yang sama seperti baja,
tahan sampai suhu 400 C, oleh karenan itu
merupakan paduan kawat las, karbida tintanium
memiliki kekerasan yang tinggi dan titik lebur
yang tinggi merupakan unsur logam keras.

10. Tantalum (Ta)


Sangat tahan karat. Baja krom anti karat yang
mengandung Ta menjadi dapat dilas. Titik lebur
3150 C. Sebagai unsur campuaran untuk logam
keras.

Anda mungkin juga menyukai