Anda di halaman 1dari 48

ILMU

BAHAN

Politeknik Negeri Balikpapan


Tahun Akademik 2023/2024
BAJA
&
BESI COR
Klasifikasi baja

Baja karbon rendah


(low carbon steel)

BAJA KARBON Baja karbon medium


(Carbon Steel) (medium carbon steel)

Baja karbon tinggi


BAJA
(Steel) (high carbon steel)

Baja paduan rendah


BAJA PADUAN
(low alloy steel)
(Alloy Steel)
Baja paduan tinggi
(high alloy steel)
Baja karbon rendah

 kandungan karbonnya (C) < 0,25%

 tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk


martensit

 metode penguatannya dengan “Cold Working”

 struktur mikronya terdiri ferit dan perlit

 relatif lunak dan lemah

 ulet dan tangguh

 mampu mesin dan mampu lasnya baik

 murah

Aplikasi:
Bodi mobil, bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran
Pengerjaan logam berdasarkan temperatur

Pengerjaan dingin (cold working)


Proses pengerjaan logam pada temperatur di bawah temperatur rekristalisasi

Contoh pengerjaan dingin (cold working):


Wire drawing, tube drawing, deep drawing, cold rolling

Pengerjaan panas (hot working)


Proses pengerjaan logam di atas temperatur rekristalisasi

Contoh pengerjaan panas (hot working):


Hot rolling, forging, extrusion

Trekristalisasi = 0,5 x Tm (Kelvin)


Cold working (1)

Wire drawing

Tube drawing
Cold working (2)

Deep drawing
Cold working (3)

Stretch forming

Spinning
Cold working (4)

Karakter cold working:


 Permukaan halus
 Ketepatan dimensi tinggi
 Perlu energi besar
 Deformasi yang diberikan terbatas
 Biasa dipakai untuk membuat baja lembaran
Hot working (1)

Rolling

Forging
Hot working (2)

Extrusion
Hot working (3)

Karakter hot working:


 Permukaan kasar
 Ketepatan dimensi kurang
 Perlu energi kecil
 Deformasi yang diberikan besar
Contoh produk hot rolling

150 mm

150 mm

250 mm

40 mm
Baja karbon medium (1)

 kandungan karbon (C) berkisar 0,25% - 0,6%

 dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas


austenitizing, quenching, dan tempering

 banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur


mikronya martensit

 lebih kuat dari baja karbon rendah

Aplikasi:
Poros, roda gigi, crankshaft
Baja karbon medium (2)

Gear

Crankshaft
Baja karbon tinggi

 kandungan karbon (C) berkisar 0,6% – 2,14%

 dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas


austenitizing, quenching, dan tempering

 banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur


mikronya martensit

 paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya

 tahan aus

Aplikasi:
Pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta api, perkakas potong, dies
Baja paduan

Baja yang selain terdiri Fe dan C juga mengandung unsur-unsur


paduan lainnya

+ Unsur paduan  mendapatkan sifat sesuai


keinginan
Unsur paduan  Mn, Cr, Mo, Ni, dll

 Baja paduan rendah (low alloy steel)


 Baja paduan tinggi (high alloy steel)
Baja paduan rendah

 jumlah unsur paduan < 10%

 memiliki kadar karbon sama seperti baja


karbon, tetapi ada sedikit unsur paduan

 dengan penambahan unsur paduan, kekuatan


dapat dinaikkan tanpa mengurangi
keuletannya, kekuatan fatik, dan daya tahan
terhadap korosi, aus, dan panas lebih baik

Aplikasi :
 kapal, jembatan, roda kereta api, ketel uap,
tangki gas
Baja paduan tinggi

 Jumlah unsur paduannya lebih besar 10%

 Baja tahan karat (stainless steel)

 Baja Perkakas (tool steel)

 Baja Mangan (manganese steel/hadfield steel)


Baja tahan karat

 Cr > 11%

 Baja tahan karat feritik (ferritic stainless steel)

 Baja tahan karat austenitik (austenitic stainless steel)

 Baja tahan karat martensitik (martensitic stainless steel)

 Baja tahan karat duplex


Baja tahan karat feritik

 unsur paduan utama; Fe, Cr

 struktur mikro terdiri fasa ferit (α) bcc

 non heat treatable (tidak mampu diperlakukan panas)

 dapat diperkeras dan diperkuat dengan cold working

 bersifat magnetik

Aplikasi  cetakan gelas, valve pada suhu tinggi,


garpu, ruang pembakaran

Contoh  AISI 409 dan AISI 446


Baja tahan karat austenitik

 unsur paduan utama; Fe, Cr, Ni ( Cr>16%, Ni > 3,5%, ada Mn)

 struktur mikro terdiri fasa austenit

 non heat treatable (tidak mampu diperlakukan panas)

 dapat diperkeras dan diperkuat dengan cold working

 tidak bersifat magnetik

 ketahanan korosinya paling baik

 paling banyak diproduksi

Aplikasi  bejana cryogenic, peralatan proses industri


makanan dan kimia

Contoh  AISI 304 dan AISI 316L


Baja tahan karat martensitik (1)

 unsur paduan utama; Fe, Cr

 struktur mikro terdiri fasa martensit

 dapat diperkeras dan diperkuat dengan perlakuan panas

 bersifat magnetik

Aplikasi  bearing, surgical tools

Contoh  AISI 410 dan AISI 440A


Baja tahan karat martensitik (2)

Bearing / bantalan / laher


Baja tahan karat duplex

 disebut juga precipitation hardenable stainless steel

 Unsur paduan utama; Fe, Cr, Ni, Al, Mn

 struktur mikro terdiri fasa campuran (ferit + martensit atau


ferit + austenit)

 bertambah keras karena terjadi transformasi fasa dari


austenit menjadi fasa kedua

Aplikasi  baja pegas, bejana tekan

Contoh  AISI 17-7PH


Baja perkakas (tool steel)

A. Tool steel tipe W  baja perkakas yang dikeraskan dengan


pencelupan dalam air

B. Tool steel tipe To  baja perkakas yang dikeraskan dengan


pencelupan dalam oli

C. Tool steel tipe A  baja perkakas yang dikeraskan dalam


pendinginan udara bebas

Aplikasi  cutting tools, dies

Contoh  High Speed Steel


Cutting tools
Baja mangan

 ≥ 13% Mn; ≥ 1% C

 pada suhu kamar struktur mikronya austenit (γ)

 sangat keras, jika dideformasi semakin bertambah keras


(austenit  martensit)

Aplikasi:

 mangkuk pengeruk pada alat berat

 teralis penjara

 frog rel kereta api


Besi cor (cast iron)

Paduan Fe dengan C dimana %C > 2.14% ; (umumnya 3%C)

A. BESI COR PUTIH (WHITE CAST IRON)

B. BESI COR KELABU (GRAY CAST IRON)

C. BESI COR NODULAR (NODULAR CAST IRON)

D. BESI COR MALLEABLE (MALLEABLE CAST IRON)


Besi cor putih (1)

Cara Pembuatan:
 Dari diagram fasa Fe-C pada
komposisi 3%C dengan pendinginan
cepat

Karakteristik:
 Kandungan Si < 1%
 Struktur mikro terdiri perlit + sementit
(Fe3C), matriknya sementit
 Permukaan patahan berwarna putih
 Sangat keras dan getas
 Tidak mampu dimesin
 Tahan aus
 Tahan korosi
Besi cor putih (2)

Fe3C (sementit)

perlit
Besi cor putih (3)
Besi cor putih (4)

Aplikasi besi cor putih:


 Bahan rol
 Bahan untuk membuat besi cor
malleable
Besi cor kelabu (1)

Cara Pembuatan:
 Dari diagram fasa, besi cor kelabu
diperoleh melalui proses pendinginan
yang sangat lambat (super lambat),
sehingga terjadi dekomposisi sementit
(jarang dilakukan)

Fe3C  Fe(α) + C bebas (grafit)

 Menambahkan Si > 2% ke dalam besi


cor putih (paling banyak dilakukan)
Si mudah larut dalam Fe daripada C
dalam Fe; sehingga C-nya bebas
 terbentuk C bebas (grafit)
Besi cor kelabu (2)

Karakteristik:
 Struktur mikro terdiri ferit + perlit + C
bebas (grafit, berbentuk “flakes/serpih”);
matriknya ferit atau perlit
 Permukaan patahan berwarna kelabu
 Sifat mekanik lemah dan getas ketika
menerima beban tarik (grafit serpih dan
tajam pada ujungnya); kuat dan ulet jika
menerima beban tekan
 Fluiditasnya tinggi pada temperatur
pengecoran
 Penyusutan rendah
 Mampu meredam getaran
 Mampu menyimpan panas
 Tidak mudah aus
 Mampu melumasi diri sendiri
Besi cor kelabu (3)

grafit
Besi cor kelabu (4)
Besi cor kelabu (5)

Aplikasi besi cor kelabu:


 Struktur dasar dari mesin-mesin
 Bodi mesin perkakas
 Blok silinder, tutup silinder, rumah
engkol, tromol rem
 Roda gigi
 Kopling
Besi cor nodular (1)

Cara Pembuatan:
 Menambahkan Mg atau Ce ke dalam
besi cor kelabu pada saat proses
pengecoran.
Fungsi Mg/Ce : membulatkan grafit

Karakteristik:
 Struktur mikro:
 Perlit+grafit  pendinginan moderate
 Ferit+grafit  pendinginan lambat
 Lebih kuat dan ulet daripada besi cor kelabu
 Sifat mekaniknya mirip baja
Besi cor nodular (2)

grafit
Besi cor nodular (3)

Aplikasi besi cor nodular:


 Valve (katup)
 Bodi pompa
 Crankshaft (poros engkol)
 Roda gigi
Besi cor mampu tempa (1)

Cara Pembuatan:
 Pemanasan besi cor putih pada 800-
900°C selama waktu yang lama dan di
dalam atmosfir netral

 Pemanasan besi cor putih pada 700°C


selama 30 jam
Besi cor mampu tempa (2)

Karakteristik:
 Struktur mikro:
 Perlit+grafit  pendinginan cepat
 Ferit+grafit  pendinginan lambat
 Bentuk grafit “cluster atau rosset”
 Kekuatan relatif tinggi
 Ulet dan dapat ditempa

Aplikasi besi cor mampu tempa:


 Connecting rod
 Gear
 Pipe fitting
Besi cor mampu tempa (3)

grafit
Variasi laju pendinginan pada besi cor
Komposisi kimia besi cor
Efek unsur paduan pada besi cor (1)

Si:
 Ditambahkan 1-4% untuk menaikkan
jumlah under-cooling yang diperlukan
untuk pembentukan sementit dan
meningkatkan pembentukan grafit selama
solidifikasi
 Meningkatkan fluiditas
 Sebagai agen penggrafitan
 Mengontrol laju pendinginan untuk
dekomposisi sementit
 Meningkatkan presipitasi grafit sekunder
pada grafit primer selama transformasi
eutektoid yang menghasilkan daerah luas
ferit (“free ferrite”) di sekitar grafit
Efek unsur paduan pada besi cor (2)

S:
 Menurunkan fluiditas

Mn:
 Carbide stabilizer

Cr:
 Meningkatkan ketahanan korosi

Anda mungkin juga menyukai