Anda di halaman 1dari 26

BAHAN

LOGAM FERRO
JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAJA DAN BESI COR

• KATAGORI BAJA DAN BESI TUANG:


• Campuran ferro (Fe) dengan carbon (C) terjadi pada
rentangan (0,008 – 6,67) %C,
• Campuran C : minimal 0,08%C disebut Ferrit
maksimal 6,67%C disebut cementit Fe3C)
• Yang membedakan antara besi tuang dengan baja
adalah kandungan kadar karbon,
• Kandungan C pada baja (0,008 – 2 )% dan pada besi
tuang (2 – 6,67%)%C
Diagram Fasa Fe-Fe3C
Klasifikasi Baja (Steel)
1) Baja Karbon rendah 0,008%C s.d 0,30 %C (mudah ditempa, dirol,
dikerjakan mesin)
Contoh: Baja plat ( 0,04 -0,10)%C, Kerangka Mobil 0,05%C,
Konstruksi ( 0,15 s.d 0,25)%C, baut / paku keling (0,2 – 0,30 ) %C.

2) Baja karbon sedang (0,30 – 0,60)%C (Untuk bahan mesin)


Contoh baut, mur, poros engkol, stang torak ( 0,40 %C), roda gigi,
nok, martil, klem ( 0,4 %), pegas (0,55- 0,60)%C

3) Baja Karbon tinggi > 0,83 %C s.d < 2 %C


Contoh Pegas, paron, gergaji, perkakas pahat dll ( 0,95
C),pisau/lager/ kikir/ gergaji (1-1,5)%C
SIFAT LOGAM FERRO
• BAJA
1) Dapat dituang dan ditempa
2) Ulet / Elastis
3) relatif tak mudah korosi
4) keras
5) mahal

• BESI TUANG
1) mudah dituang
2) sukar dibentuk
3) biaya proses murah
4) getas / rapuh
5) untuk peralatan atau bagian- bagian mesin
PENGARUH KANDUNGAN UNSUR KIMIA DALAM BESI
KASAR (pig iron)
(1)C = Unsur ini mempengaruhi keras dan lunaknya besi.

(2) Mn = Menghambat penguraian grafit dan mempermudah


pembentukan, warna besi cenderung putih dan
sifatnya lebih keras dan lebih kuat .

(3) P = Unsur ini menyebabkan besi mudah cair, bila dingin


memadat keras dan rapuh, mempengaruhi warna
putih, tidak dapat dibentuk cementit, grafit, dan
ferrit Besi mengandung P waktu padat rapuh dingin

(4) Si = Mempermudah membentuk grafit,rapuh panas,


warna kelabu.

(5) S = Cairan tebal, sukar dituang, rapuh,tahan gesekan.


UNSUR YANG
MEMPENGARUHI SIFAT BAJA (
ALLOY
(1) NIKEL STEEL)
 Liat, kuat tarikan  Tahan karat
(2) CHROMIUM  liat, keras, dan tahan aus  bila dicampur nikel akan
lebih baik dan tahan karat
(3) MANGAN  bersih / mengkilap  kuat dan tahan panas
(4) SILIKON  elastis (pegas)
(5) TUNGSTEN  tahan panas (tak cepat aus karena pengaruh panas/HSS)
(6) MOLYBDEENkekuatan tetap tinggi dan liat pada temperatur tinggi
ditambah chrom (rada gigi)
(7) VANADIUM  bitir-butir baja halus  bila dicampur chrom kuat dan
tahan aus ( roda gigi, batang penggerak)
(8) COBALT  keras meskipun dalm keadaan panas dan tahan aus.

TUJUAN : menaikkan sifat mekanik baja, menaikkan sifat mekanik pada


temperatur rendah, dan meningkatkan daya tahan terhadap
reaksi kimia (oksidasi & reduksi)
KLASIFIKASI BAJA PADUAN
MENURUT KADAR KARBON
1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
4.
BAJA PADUAN DIBAGI
MENURUT GOLONGAN
1) Special Alloy Steel mengandung satu atau lebih logam-
logam seperti nikel, chromium manganesium,
molybdenum, tungsten dan vanadium
2) High Speed Steel
Kandungan karbon : 0,70 % - 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat
potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan
milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang
dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih
cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS
besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.
Baja Paduan dengan Sifat Khusus

(1) Baja Tahan Karat (Stainless Steel)


Sifatnya antara lain:
• Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan
goresan/gesekan
• Tahan temperature rendah maupun tinggi
• Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
• Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
• Tahan terhadap oksidasi
• Kuat dan dapat ditempa
• Mudah dibersihkan
• Mengkilat dan tampak menarik
Baja Paduan dengan Sifat Khusus

(2) High Strength Low Alloy Steel (HSLS)


Sifat: memiliki tensile strength yang tinggi, anti
bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk,
tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin
yang baik dan sifat mampu las yang tinggi
(weldability).
baja ini diproses secara khusus dengan
menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu),
nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo),
Vanadium (Va) dan Columbium

(3) Baja Perkakas (Tool Steel)


Baja Paduan dengan Sifat Khusus
(3) Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau
mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan
panas yang diberikan antara lain:
• Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock
resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut
dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
• Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan
yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak
sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.
• Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan
molybdenum sehingga sifatnya keras.
• High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten
dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul
dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
• Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus
dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur
tinggi
Klasifikasi Baja Lainnya

Menurut penggunaannya:
Baja konstruksi (structural steel),
mengandung karbon kurang dari 0,7 %
C.
Baja perkakas (tool steel),
mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.
Klasifikasi Baja Lainnya

Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:


 Baja tahan garam (acid-resisting steel)
 Baja tahan panas (heat resistant steel)
 Baja tanpa sisik (non scaling steel)
 Electric steel
 Magnetic steel
 Non magnetic steel
 Baja tahan pakai (wear resisting steel)
 Baja tahan karat/korosi
Klasifikasi Baja Lainnya
Kombinasi dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi
kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
• Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
• Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
• Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
• Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
• Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
• Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
• Baja kualitas biasa
• Baja kualitas baik
• Baja kualitas tinggi
PROSES PENGOLAHAN LOGAM FERRO
Logam ferro dari bahan tambang, tahapan proses:
A. PROSES KONSENTRASI
Tujuan: (1) Diperoleh biji besi (konsentrat) yang berkualitas,
(2) Efisiensi dapur pengolahan , dan (3) mempunyai
susunan kimia dan ukuran tertentu.
B. PROSES REDUKSI
Tujuan utama mereduksi unsur Oksigen, tujuan lain
memisahkan kotoran atau unsur diluar ferro dari ikatannya
menjadi terak/slag.
C. PROSES BAJA
Pembenahan unsur utama carbon (c), dan unsur lainnya
seperti Mn, Si, Mg, S, P dll
PROSES KONSENTRASI
INPUT Bahan tambang secara fisik berupa: batu-
batuan, pasir, dan tanah liat

PROSES:
1) Besi tambang berupa batuan Pemecahan 
Pembersihan (pencucian)  Penyortiran
Pemanggangan Seleksi ukuran  Biji besi
(nodula)
2) Pasir besi Pembersihan (pencucian)  Penyortiran
Pemanggangan sintered
PROSES KONSENTRASI
OUT PUTBiji Besi
Jenis Biji Besi :
1. Magnetite ( Fe3O4 ), warna hitam, mengandung 40 – 70% Fe,
dan sifat magnet.
2. Hematit (Fe2 O3 ), warna merah, mengandung 45-65% Fe
3. Limonite (n Fe2 O3 .m H2 O ), warna cokelat mengandung 57%
Fe dan 25% air.
4. Siderite (Fe CO3 ) besi spaat, kandungan 48 % Fe.
Diluar unsur ikatan tesbt terdapat unsur lain yang jumlahnya
cukup banyak (Mn, Cr, Ni, Si, S, P, Ti dll)

Secara fisik :
Nodula, Pellet, Briquettes, dan Sinter
PROSES REDUKSI
INPUT :
1) Biji Besi
2) Bahan bakar (Antrasit/Cocas/Arang)
3) Fluks /Bahan pengikat (CaCO3)
4) Udara panas

KELENGKAPAN/ALAT :
DAPUR TINGGI ( Proses reduksi)
Dapur Cowper ( Produksi udara panas)

PROSES :
5) Proses Reduksi tak langsung
6) Reduksi langsung
PROSES REDUKSI
HASIL :
1. Besi Kasar
Kangandungan unsur C, Mn, Si, Mg, P dll belum terkendali,
shg belum dapat digunakan sebagai bahan teknik.
2. Terak/ Slag
Kotoran besi kasar yag terikat flux (CaO), material ini juga
bermanfaat .....
3. Gas panas
4. Gas panas CO, CO2, etc berguna sebagai sumber energi
dan sumber pemanas dapur cowper
PROSES BAJA
Dapur pengolah baja :
1.Convertor
a. Convertor Bessemer
b. Convertor Thomas
2.Dapur Siemen Martin ( Open heart
3.Dapur Kowi (crucible)
4.Dapur Listrik
a. Daput Listrik Busur
b. Dapur Listrik Tahanan
Conventor
Input  1. Besi Kasar Cair Si tinggi dan Oksigen (O2)
2. Besi Kasar Cair P tinggi dan Oksigen
Proses:
1. Bessemer  Asam ( lapisan dinding dapur asam ( kwar
sa fluorit)
2. Thomas  Basa ( lapisan dinding dapur basa ( batu
kapur dolomit)

Hasil Baja Konstruksi putih atau kelabu


Dapur Siemen Martin
Input  1. Besi kasar padat/ Baja rosok
2. Udara dan Udara panas

Proses:
Proses bisa asam atau basa tergantung kandungan bahan baku)

Hasil Baja Konstruksi SM


Dapur Kowi
INPUT Kowi berisi baja bekas/ Cu / Al / emas, Udara hembus,
Cocas.
PROSES  Proses hampir sama dengan Simen Martin, tak
terkontaminasi aliran udara panas.

OUTPUT Baja berkualitas baik


Dapur Listrik
INPUT Baja bekas/ Baja, bahan paduan
Arus Listrik sbg sumber panas.
PROSES  Pencairan dengan efek panas listrik busur atau listrik
tahanan, dengan mencampur unsur lain (metal elloy)

OUTPUT Baja berkualitas terbaik


Dapur Kupola/ Kubah

INPUT  1. Besi kasar kelabu padat, dan Rongsokan besi


tuang kelabu.
2. Kokas dan kapur

PROSES Pencairan dan pengikat unsur lain.


Hasil  Besi tuang kelabu

Anda mungkin juga menyukai