INDONESIA POWER
i
KATA PENGANTAR
MANAJER PLN PRIMARY ENERGY & POWER GENERATION ACADEMY
PLN CORPORATE UNIVERSITY
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya,
sehingga penyusunan materi pembelajaran “PEMBIDANGAN PRAJABATAN S1 – D3
INDONESIA POWER” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Materi ini merupakan materi yang terdapat pada Direktori Diklat yang sudah disahkan oleh
Direktur Pengadaan Strategis selaku Learning Council Primary Energy & Power Generation
Academy. Materi ini terdiri dari 11 buku yang membahas mengenai K2 dan Lingkungan Hidup,
Pengoperasian PLTU, Pengoperasian PLTGU, Pengenalan PLTP, Perencanaan, pengendalian,
dan evaluasi O&M Pembangkit, Pemeliharaan Mekanikal Pembangkit Thermal dan Hidro,
Pemeliharaan Listrik Pembangkit, Pemeliharaan Proteksi, Kontrol & Instrumen, Kimia
Pembangkit, Pengoperasian PLTA, dan Pengenalan PLTD sehingga diharapkan dapat
mempermudah proses belajar dan mengajar di Primary Energy dan Power Generation
Academy.
Akhir kata, Pembelajaran ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja unit operasional
dan bisa menunjang kinerja ekselen korporat. Tentunya tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan materi pembelajaran ini.
Saran dan kritik dari pembaca/siswa sangat diharapkan bagi penyempurnaan materi ini
M. IRWANSYAH PUTRA
ii
DAFTAR BUKU PELAJARAN
Buku 1
K2 dan Lingkungan Hidup
Buku 2
Pengoperasian PLTU
Buku 3
Pengoperasian PLTGU
Buku 4
Pengenalan PLTP
Buku 5
Perencanaan, pengendalian, dan evaluasi O&M
Pembangkit
Buku 6
Pemeliharaan Mekanikal Pembangkit Thermal dan Hidro
Buku 7
Pemeliharaan Listrik Pembangkit
iii
Buku 8
Pemeliharaan Proteksi, Kontrol & Instrumen
Buku 9
Kimia Pembangkit
Buku 10
Pengoperasian PLTA
Buku 11
Pengenalan PLTD
iv
BUKU VI
DURASI : 56 JP
PENYUSUN : 1. M U R D A N I
1
16 3
14 5
12 7
10 9
8 11
6 13
4 15
2
Perawatan / Penyimpanan
Dalam melaksanakan pembongkaran, cara merawat / penyimpanan komponen-
komponen alat yang dibongkar perlu mendapat perhatian. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kerusakan lebih lanjut, hilang atau dipergunakan oleh orang lain.
Kondisi yang bersih adalah salah satu unsur bahwa suatu peralatan selalu terjaga dan
terpelihara yang secara tidak langsung menjamin kehandalan dan kelangsungan unsur dari
suatu mesin atau peralatan.
Media Pembersih
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4
Udara tekan
Udara hisap
Air
Uap
Bahan kimia
Karet, plastik
CRC
Thinner
dan lain-lain
1.3.1. Membongkar
Dan apabila ternyata buku petunjuk tidak ada, bisa kita mengambil perbandingan dari
buku petunjuk alat / peralatan yang sama tapi lain pabrik pembuatnya atau minta
petunjuk kepada atasan dimana kita bertugas dan bisa juga kepada orang yang sudah
berpengalaman dalam bidang yang akan dikerjakan.
Contoh :
1. Pada waktu mengeluarkan rotor pada waktu mengeluarkan rotor perhatikan jangan
sampai timbul gesekan antara permukaan rotor dan stator.
2. Pada waktu mengeluarkan daun katup, perhatikan jangan sampai timbul gesekan /
benturan antara permukaan daun katup dengan seat (dudukan) dan seterusnya.
Jadi dalam pelaksanaan pekerjaan harus selalu berpedoman pada buku petunjuk, agar
tidak timbul kerusakan atau keterlambatan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5
Persiapan Tools
Tools/kunci-kunci harus sudah disiapkan sebelum pelaksanaan pekerjaan, agar dalam
pemakaian kunci sesuai dengan komponen / alat pengencang yang ada dalam alat /
benda tersebut dan tidak terlalu banyak yang kita bawa sehingga menyulitkan dalam
transportasi.
Sebelum menentukan berapa jumlah dan macam apa type kunci yang dibutuhkan kita
harus tahu dahulu bentuk, kapasitas dari tempat alat / benda yang akan dibongkar.
Dalam menentukan ukuran kunci yang dibutuhkan, bisa berdasarkan perkiraan setelah
melihat benda yang akan dibuka atau dilihat dari buku petunjuk yang ada.
Persiapan Tempat
Tempat pelaksanaan pembongkaran harus memenuhi syarat keselamatan dan
kesehatan bekerja antara lain :
1. Bersih / tidak berdebu
2. Cukup tenang
3. Tidak panas dan bising
4. Aman (terhindar dari kemungkinan timbulnya bahaya dari peralatan lain).
5. Ada sarana penunjang (sarana pembersih, alat pengangkat dan lain-lain) bila
diperlukan.
Persiapan Pengamanan
Pengamanan disini yang dimaksud adalah pengamanan pada saat pelaksanaan
pekerjaan tidak timbul atau terjadi kecelakaan atau bahaya akaibat pelaksanaan pekerja,
atau dari luar.
Pengamanan disini bisa berupa peringatan, membuat lingkaran pembatas, kartu gantung
dan lain-lain.
SEKTOR SURALAYA
TO OPERATING AUTHORUTY
REQUIEST FOR CLEARENCE
1.2.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan
menggunakan peralatan mesin.
Pilihkan peralatan yang cocok dalam arti efektifitas kerjanya peralatan tersebut,
sebab sering sekali dijumpai di lapangan terjadinya kekeliruan penggunaan
peralatan yang justru akan membawa akibat sampingan yang akan membahayakan
petugas maupun benda kerjanya sendiri.
Sebagai contoh : membersihkan karat yang terjadi pada impuler yang terbuat bahan
kuningan dengan sikat putar dari kawat baja, hal ini akan berpengaruh lebih fatal
daripada jika kita menggunakan sikat putar dari kawat kuningan atau ijuk.
Pilihlah peralatan yang cocok dalam keselamatan kerja petugas, menggunakan
peralatan yang bertekanan udara (compressor air) akan lebih baik daripada yang
bertenaga listrik dengan tegangan 110 volt AC.
Demikian juga menggunakan peralatan yang bertenaga lsitrik 12 volt DC akan lebih
baik daripada yang bertegangan listrik 110 volt AC. Hal ini akan sangat bermanfaat
jika sedang melakukan pembersihan sudu-sudu turbine didalam rumah turbine
sendiri.
Sarana penunjang dalam melaksanakan pekerjaan pembersihan contoh masker,
sarung tangan, kaca mata netral, lampu penerangan dll.
Mempelajari prosedur pengoperasian pada alat pembersih khusus (sebagai contoh :
pesawat sand blast) patuhilah semua prosedur dengan baik batasan pembersihan.
1.2.3. Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan
menggunakan peralatan manual
Penggunaan peralatan yang sesuai dalam satu efektivitas kerja ialah antara kerja
yang dilakukan dengan hasil yang didapatkan.
1.2.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan zat
pelarut.
Pemilihan zat pelarut yang cocok atau dalam arti tidak akan menjadikan akibat
sampingan pada benda kerja yang mengarah pada rusaknya benda kerja itu sendiri.
Jika perlu rundikan dengan ahli kimia ataupun pada rekan kerja yang pernah
mempergunakan zat pelarut tersebut.
Perhatikan kondisi ruangan sekeliling, dimana akan dilakukan pembersihan dengan
penghembusan udara, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi akibat sampingan
adanya debu yang terbang.
Sebagai contoh : janganlah menghembus benda kerja dari kerak diruangan dimana
adanya pesawat kompresor yang sedang bekerja, sebab hal ini akan berpengaruh
pada penghisapan kompressor itu sendiri.
Janganlah gunakan udara untuk membersihkan kontaktor-kontaktor atau terminal
kabel yang bertegangan, karena dapat mengakibatkan hubunga singkat oleh bintik-
bintik air yang terkandung pada udara tersebut.
1.2.5. Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan
menggunakan udara hisap.
Peralatan yang akan dibersihkan dari kotoran dan debu.
Vacum cleaner ini lebih cocok digunakan untuk membersihkan panel-panel listrik
yang sempit lokasinya dan berdebu.
Gunakan kabel listrik secukupnya untuk memudahkan pekerjaan yang sukar
dijangkau.
Trash rack diperlukan untuk mencegah kotoran ataupun batu dan kerekel mengalir masuk
kedalam penstok. Kotoran tersebut jika terbawa aliran alir kecepatan tinggi dapat merusak
sudu turbin. Pada umumnya trash rack berbentuk jeruji yang terbuat dari bilah baja disusun
vertikal dan diperkuat oleh beberapa batang baja horizontal, seperti terlihat pada Gambar 1.
Jarak batang baja horizontal sangat berpengaruh pada getaran trash rake sehingga
perhitungan jarak yang teliti perlu dilakukan dalam rancangannya. Jarak antara batang jeruji
tergantung dari clearence diantara sudu wicked gate dan jarak antara sudu turbin. Umumnya
jarak tersebut adalah 4 sampai 10 cm. Batang jeruji terbuat dari pelat panjang dengan lebar
pada arah sejajar aliran 7.5 sampai 10 cm dan lebar tegak lurus arah aliran 0.6 sampai 1.2
cm.
Trash rack dipasang miring untuk memperluas area aliran dan mengurangi rugi gesekan.
Kemiringan trash rack biasanya 150 sampai 200 kearah power house.
Pembersihan trash rack dapat dilakukan secara manual atau otomatik. Pembersihan manual
biasanya dilakukan dengan mengangkat trash rack sepanjang slot penahannya kearah
kepermukaan. Trash rack yang dibersihkan secara manual biasanya dipasang vertikal.
Sedangkan untuk pembersihan otomatik dapat dilakukan dengan alat pembersih seperti
dalam Gambar 2.
Kecepatan air mendekati trash rack harus kurang dari 3 m/s jika pembersihan dilakukan
secara manual atau 1.7 m/s jika pembersihan dikalikan dengan mesin pembersih.
Jika terjadi penumpukan kotoran trash rack sering dapat tersumbat. Sumbatan akan
mengakibatkan kenaikan tekanan pada permukaan trash rack.
Umumnya saluran intake mempunyai gate atau valve untuk melindungi turbin dan penstok.
Meskipun turbin dapat menutup aliran melalui wicket gate atau nidle valve, kadang ditemui
wicked gate dan nidle valve gagal menutup dengan baik. Sehingga untuk menjamin
keamanan paling kurang sebuah sistim penutup aliran berupa gate atau valve perlu
dibangun pada saluran air dari intake ke turbin. Gate terletak dibelakan trash rake pada
daerah intake (Gambar 4). Sedang inlet valve terletak sebelum turbin (Gambar 5).
Dalam merancang atau memilih gate atau valve perlu dipertimbangkan beberapa hal berikut:
2.2.1 Gate
Ada beberapa macam gate yang sering dipakai pada pembangkit listrik tenaga air.
Diantaranya adalah slide gate, jet flow gate, radial gate dan ring follower gate.
Slide gate. Sebuah slide gate terdiri dari lembaran pintu yang dapat digerakkan vertikal
sepanjang celah di kedua sisi vertikal pintu. Slide gate digunakan untuk mengatur aliran
dengan memasangnya di ujung masuk saluran. Jika diinginkan adanya aliran, pintu tersebut
diangkat vertikal. Slide gate umumnya digunakan untuk mengontrol aliran pada saluran
terbuka atau saluran dengan tekanan rendah. Untuk besar bukaan kurang dari dua meter
persegi gate biasanya dibuat dari besi cor. Jika bukaan lebih besar gate dibuat dari bahan
yang lebih kuat seperti baja (fabricated steel). Sliding gate jarang digunakan pada penstok
karena butuh waktu lama untuk melakukan penutupan. Pengangkatan dapat dilakukan
manual atau dengan menggunakan motor listrik tergantung dari beratnya pintu.
Jika slide gate digunakan pada tekanan tinggi, pintu sliding gate tertekan pada sealnya di
dalam alur vertikal di kedua sisi vertikal pintu sehingga pintu susah digerakkan. Untuk
mengatasi ini penampang pintu dibuat tirus seperti pada Gambar 6. Seal umumnya dibuat
dari karet alam, styrena-butadiene atau chloroprene.
Jet flow gate. Gate ini terdiri atas lembaran seperti slide gate. Bedanya jet flow gate
ditempatkan pada saluran masuk yang berbentuk konvergen sehingga tekanan pada
housing rendah. Sebuah ventilasi udara diperlukan untuk supply udara ke daerah di
belakang gate dengan maksud mengurangi kavitasi saat pintu tidak terbuka penuh.
Radial gate. Lembaran pintu pada radial gate berbentuk melengkung. Tidak seperti slide
gate, radial gate dibuka dengan menggerakkan pintu dalam arah melingkar. Air mengalir
melewati bagian bawah pintu yang melengkung sekaligus menekan pintu ke arah atas
sehingga mempermudah membuka pintu. Radial gate digunakan pada head sedang dan
debit aliran yang besar. Radial gate dibuat dari baja walaupun untuk pembangkit yang tua
radial gate terbuat dari kayu. Dibanding slide gate olakan aliran yang terjadi pada radial gate
saat terbuka sebagian adalah lebih kecil karena bentuk permukaan gate yang melengkung
mengurangi perubahan penampang aliran yang drastis.
Ring follower gate. Gate ini digunakan untuk penutup saluran yang berbentuk melingkar.
Gate terdiri atas lembaran yang mempunyai lubang melingkar. Jika lubang diposisikan satu
sumbu dengan saluran aliran akan masuk ke saluran. Jika gate digerakkan vertikal ke bawah
sehingga lobang pintu tidak lagi satu sumbu dengan lubang saluran, saluran akan tertutup
sebagian. Namun gate ini tidak direkomendasikan jika saluran sering berada dalam keadaan
tertutup sebagian karena tekanan rendah yang berasal dari olakan aliran yang melewati gate
dapat menyebabkan kavitasi. Skematik dari Ring follower gate terdapat pada Gambar 9.
Gate jenis ini biasanya lebih murah dibanding jenis radial gate. Ring follower gate dapat
digunakan untuk head sampai 245 m.
2.2.2 Valve
Katup didefinisikan sebagai sesuatu peralatan mekanik untuk mengontrol
(melewatkan atau mencegah) aliran fluida (cair atau gas) dalam suatu pipa atau
bejana. Katup yang banyak digunakan dirumah atau dikantor adalah houshold tap
(katup air leiding/ minum).
Adapun jenis katup yang termasuk kelompok katup pengisolasi dan pengatur
antara lain :
a. Plug Valve (sumbat)
b. Ball Valve
d. Gate Valve
f. Diapragma Valve
Adapun jenis katup yang termasuk katup satu arah antara lain adalah :
a. katup swing check.
Adapun jenis katup yang termasuk kelompok katup swa gerak antara lain
adalah :
a. Katup Ball Float
b. Steam Trap
a. Safety Valve.
Safety valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatis
yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve dan biasanya digunakan
untuk gas dan uap (steam system). Safety valve tidak digunakan pada
daerah-daerah korosif, carian dan peralatan yang bersifat korosif. Mulai
bekerja / membuka pada posisi 60 – 80 % dan terbuka penuh pada saat
tekanan mencapai setting (menutup dibawah setting).
Pada safety valve terdapat 2 (dua) ring pengatur, Yaitu :
Ring untuk blowdown.
Ring untuk poping.
b. Relief Valve.
Relief valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatis
yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve. Relief valve biasanya
digunakan untuk pelayanan cairan dan tidak digunakan untuk pelayanan
steam gas. Karakteristiknya ialah bahwa seat pada valve membuka secara
proposional sesuai dengan kenaikan tekanan diatas setting pressure.
Membuka karena tekanan melebihi setting dan menutup pada saat tekanan
sama dengan setting.
Control Diaphragm
valve, Squeeze
modulating Pinch
Gate
2.3.1. PEMERIKSAAN
a. PemeriksaanSaat Baru
Seluruh jenis katup pengaman harus diinspeksi dan ditest sebelum dipasang pada
peralatan yang akan diamankan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memeriksa
kemungkinan adanya kerusakan akibat transportasi.
b. PemeriksaanTakTerencana
Inspeksi ini biasanya dilakukan saat peralatan beroperasi (onstream) tetapi
dikarenakan kondisi, maka pemeriksaan harus dilakukan oleh over pressure, katup
pengaman tidak menutup kembali dengan benar atau katup pengaman tidak
membuka pada set pressure-nya terpenuhi.
Maka tindakan pemeriksaan harus segera dilakukan dengan catatan :
c. PemeriksaanSaat Shutdown
Inilah saat paling ideal untuk melakukan inspeksi, dan pada saat shutdown ini
terutama katu pengaman yang tidak dilengkapi block valve harus diperiksa dan
ditest.
Ini untuk mengurangi/menghindari resiko kegagalan saat peralatan beroperasi.
d. Pemeriksaan Setelah Perpanjangan Shutdown.
Bila terjadi perpanjangan shutdown maka katup pengaman yang sudah terpasang
sebelum peralatan dioperasikan harus diperiksa, terutama katup pengaman yang
tertinggal pada peralatan dikarenakan saat pengujiannya belum sampai. Inspeksi
ini antara lain untuk memeriksa kondisi katup pengaman dari keadaan karat dll.
b. Pembongkaran Katup
Buka cap dan lever
Buka release nut
Longgarkan jam nut pada adjusting screw
Catat tinggi ulir dari adjusting screw
Lepaskan bonnet atauyoke
Lepaskan spring dan washers
Lepaskan spindle dan disk
Lepaskan ring pin
Catat adjusting rings, nozzle dan guide seperlunya
e. Machining
Machining nozzle dan disk seperlunya jangan melampui grafik penunjukan dimensi
kritis (critical dimension chart)
f. Lapping
Manual atau dengan mesin pada disk maupun nozzle untuk memastikan
kerapatan/kerataan (flateness)
g. Adjusting Ring
Kembalikan lower ring dan guide ring pada posisi asal.
h. Borring points
Bubut dan periksa kebulatannya.
i. Testing
Lakukan test sesuai dengan rekomendasi oleh pabrik pembuat atau sesuai
standar.
k. Name Plate
Pilih name plate dan tulis bila terjadi perubahan-perubahan.
Dua benda yang permukaannya saling kontak antara satu dengan lainnya akan
menimbulkan gesekan. Gesekan adalah gaya yang cenderung menghambat atau
melawan gerakan. Apabila gesekan dapat mengakibatkan kedua benda tersebut tidak
dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya maka jenis gesekannya dinamakan
Gesekan Statik, contohnya gesekan yang terjadi antara mur dengan baut. Sedangkan
apabila kedua benda masih dapat bergerak relatif satu terhadap lainnya dinamakan
Gesekan Dinamik atau Gesekan Kinetik, seperti gesekan antara poros dengan
bantalan. Gesekan dinamik akan menimbulkan keausan material.
Keausan material dapat dikurangi dengan mengurangi besarnya gaya akibat gesekan
yaitu dengan cara menghindarkan terjadinya kontak langsung antara dua permukaan
benda yang bergesekan. Salah satu cara untuk menghindarkan kontak langsung
diantara dua benda yang bergesekan adalah dengan “menyisipkan” minyak pelumas
diantara kedua benda tersebut. Cara ini dinamakan “melumasi” atau memberi
pelumasan.
Pelumasan Batas.
Adalah pelumasan dimana permukaan kedua benda yang bergesekan dipisahkan oleh
lapisan pelumas yang sangat tipis sehingga pada beberapa lokasi masih terjadi gesekan
diantara kedua benda tersebut.
Pelumasan Film.
Dengan memberikan lapisan minyak pelumas yang lebih tebal (berupa film) diantara
kedua benda yang bergesekan, tidak lagi terjadi gesekan diantara kedua benda
tersebut. Prinsip pelumasan yang baik adalah pelumasan film.
Fungsi utama minyak pelumas adalah untuk pelumasan, sedangkan fungsi lain yang tak
kalah pentingnya adalah untuk pendingin, perapat, mengurangi korosi, peredam kejut
dan kontrol.
A B
Tribologi adalah ilmu yang berkaitan dengan gesekan, keausan dan pelumasan. Secara
khusus dapat dikatakan bahwa tribologi berkaitan dengan hal – hal sebagai berikut :
Disain dan pembuatan sembarang permukaan dimana 2 permukaan berinteraksi
Penggunaan dengan benar dimana solid material berinteraksi
Interaksi antara permukaan benda padat dengan pelumas
Upaya untuk mengurangi keausan dan gesekan
Sebagai Pendingin.
Sebagai Perapat.
Pelumas dapat mengurangi laju korosi karena membentuk lapisan pelindung pada
permukaan logam sehingga kontak langsung antara zat penyebab korosi dengan
permukaan logam dapat dihindari atau dikurangi.
Beban kejut dapat terjadi pada komponen mesin, diantaranya pada roda gigi. Lapisan
minyak pelumas akan memperkecil benturan diantara permukaan roda gigi yang saling
bersinggungan, sehingga dapat meredam getaran dan noise.
Sesuai wujudnya, pelumas dapat dibedakan menjadi Pelumas Cair (Minyak Pelumas),
Pelumas Semi Padat dan Pelumas Padat.
Jenis Pelumas Cair umumnya terbuat dari minyak mineral yang merupakan produk
sampingan dari penyulingan minyak bumi, atau ada juga yang dibuat dari bahan
sintetis.
Di pasaran banyak tersedia berbagai merek minyak pelumas. Untuk mengetahui minyak
Viskositas (Viscosity)
Aditif atau bahan tambahan yang dicampurkan kedalam minyak pelumas bertujuan
untuk memperbaiki sifat pelumas tersebut. Aditif yang banyak digunakan diantaranya
adalah:
Pour Point Depressants.
Bertujuan untuk menurunkan titik tuang.
Oxidation Inhibitor.
Adalah zat anti oksidasi agar minyak pelumas tidak membentuk asam yang akan
mengakibatkan korosi dan meningkatkan kekentalannya.
Antifoam Agent.
Adalah zat aditif yang dapat memecah gelembung udara yang timbul pada
minyak pelumas, terutama pada sistim sirkulasinya.
Detergent
Adalah sebagai aditif pembersih yang dapat mencegah atau mengurangi
terbentuknya kotoran/kerak pada bagian yang dilumasi serta membuang kotoran
yang sudah terbentuk.
Emulsifying Agent.
Berguna untuk membungkus/menyelubungi partikel air yang ada di dalam
minyak pelumas, agar kontak antara partikel air dengan permukaan material
yang dilumasi terhindarkan (mencegah korosi).
Emulsion Breaker.
Untuk mempercepat terpisahnya partikel air dari minyak pelumas sehingga
dapat lebih mudah untuk membuang partikel air tersebut, misalnya pada
proses pemurnian minyak pelumas/ centrifuges.
Diantara metode perawatan untuk pemurnian minyak pelumas yang sering dilakukan
adalah:.
Filtrasi.
Oil Conditioning.
Oil Conditioning berfungsi untuk pemulihan kondisi minyak pelumas. Instalasi ini
dapat terpasang secara tetap dan merupakan bagian dari sistem pelumasan, atau
instalasi mobile (dapat dipindah).
Instalasi Oil Conditioner dihubungkan dengan tangki minyak pelumas pada sistem
pelumasan. Secara kontinyu, sebagian kecil minyak pelumas disirkulasikan melalui
instalasi Oil Conditioner. Minyak pelumas yang sudah bersih langsung dikembalikan
ke tangki, atau disimpan di dalam tangki cadangan. Bila level minyak pelumas di
dalam tangki turun, maka ditambahkan minyak pelumas baru atau minyak pelumas
yang sudah dibersihkan.
Pelumas yang semi padat (semi solid lubricant) pelumas semi padat ciri khasnya
adalah, akan menjadi cair manakala suhu naik dan sebaliknya akan menjadi kental jika
temperatur turun.
Pelumas semi padat (Gemuk) adalah pelumas dengan penambahan additive seperti sabun
yang dicampur dengan pelumas mineral. Jenis-jenis sabun tersebut ada beberapa macam,
antara lain lithium, calcium, sodium, aluminium, dan ada pula yang bahan dasarnya sintetik.
Gemuk pelumas ini memiliki daya lekat yang baik pada permukaan logam, sehingga dapat
melindungi dari pengaruh udara lembab dan air, serta daya tahan terhadap beban kejut pada
bantalan.
Gemuk pelumas ini memiliki beberapa sifat-sifat khusus, antara lain:
Menyekat kotoran-kotoran yang masuk atau keluar.
Tidak terpengaruh oleh temperatur.
Sukar mengalir dan menguap.
Mencegah masuknya air, dan meskipun ada molekul-molekul air, daya lumas tidak
berubah.
Mempunyai sifat menahan benturan yang besar.
Mempunyai sifat anti korosi dan oksidasi.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, gemuk pelumas ini dapat digunakan untuk melumasi bagian-
bagian yang tidak dapat dilumasi oleh pelumas cair (oli), seperti:
o Bagian yang mudah terkena debu dan air.
o Bagian yang tidak rapat.
1. Komposisi gemuk
Mineral base oil (75 – 85%)
Bahan aditif (5 – 10%)
Thickener / Pengental (10 – 15%), pengental ini biasanya merupakan berbagai
sabun metalik maupun non metalik
2. Karakteristik Gemuk
Tingkat Kekerasan (Consistency)
Merupakan sistim grade yang dikembangkan oleh National Lubricating Grease
Institute (NLGI) yang ditentukan dengan cara menjatuhkan special cone ke
gemuk lumas dari ketinggian tertentu pada suhu gemuk 77oF. Lamanya
penetrasi diukur selama 5 menit dan kedalaman penetrasinya ditentukan dalam
setiap 0,1 mm increments.
Pumpability
Menunjukkan kemampuan gemuk untuk mengalir karena tekanan melalui sistim
distribusi pada temperatur tertentu.
Oil Separation
Suatu kondisi dimana oil base terpisah dari sabunnya. Kadang – kadang proses
pemisahan ini diinginkan untuk pelumasan bearing tetapi tidak boleh berlebihan
karena dapat meninggalkan sabunnya pada saluran distribusinya.
Slumpability
Merupakan kemampuan gemuk untuk dapat bergerak di dalam reservoir karena
gravitasi dan tetap memberikan seal pada bagian luar pompa.
Color
Kondisi ini untuk memudahkan pemilihan gemuk dan untuk mendeteksi adanya
kontaminasi pada gemuk.
Water Resistance
Merupakan kemampuan gemuk untuk menahan ” water wash out ” selama
digunakan pada suatu mekanisme.
Kandungan sabun (soap)
Pelumas padat (solid lubricant) pelumas padat seringkali berbentuk bubuk atau butiran
butiran. Pelumas ini umumnya digunakan pada daerah yang sangat dingin dimana oli
akan membeku dan pada tempat yang panas dimana oli akan terbakar.
Ada dua jenis yaitu : material yang memiliki kekuatan geser yang sangat rendah seperti
graphite dan molybdenum disulfida (MoS2) yang dapat ditambahkan pada permukaan,
coating seperti misalnya phosfat, oksida, atau sulfida yang dapat terbentuk pada suatu
permukaan. Grafit dan MoS2 biasanya tersedia dalam bentuk bubuk dan dapat dibawa
ke permukaan dengan “binder” seperti misalnya grease atau material lain. Pelumas
padat ini memiliki kelebihan dalam hal koefisien gesek yang rendah dan tahan
temperatur tinggi.
Pelumas padat dalam bentuk coating dapat dibentuk pada permukaan dengan reaksi
kimia atauelektrokimia. Coating ini biasanya sangat tipis dan akan mengalami keausan
dalam jangka waktu tertentu. Beberapa aditif pada oli dapat membentuk coating sulfida
pada permukaan secara terus menerus melalui reaksi kimia.
1. Pelumas padat itu digunakan bilamana pelumas cair atau gemuk lumas :
a. Tidak diinginkan (Undesirable) karena
Mengotori produk yang dibuat seperti pada industri makanan dan minuman serta
industri farmasi
Perawatan sulit seperti yang berkaitan dengan inaccessibility dan masalah
storage
Pemilihan jenis pelumas yang akan digunakan di industri harus mengacu dan melihat pada
ketentuan berikut :
Rekomendasi dari pabrik pembuat alat (Original Equipment Manufacturer / OEM)
tentang spesifikasi pelumas
Pedoman pemilihan alternatif yang didasarkan atas kondisi beban, kecepatan operasi,
temperatur kerja dan kondisi lingkungan dimana peralatan bekerja
Penggunaan pelumas yang ada di industri meliputi berbagai macam pemakaian seperti
Roda gigi
Bearing
Turbin Air (Hydraulics Turbine)
Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida cair. Pada pompa terjadi
transformasi energi. Karena itu , untuk menjalankan pompa diperlukan energi dari luar.
Pompa dapat diklasifikasikan menjadi :
Klasifikasi Pompa
Karena itu pompa rotari memiliki jarak bebas (clearence) antara bagian yang berputar
dengan casing sangat kecil.
Jenis pompa rotari terdiri dari :
- Pompa roda gigi
Pompa ini termasuk jenis pompa rotari yang paling sederhana. Terdiri dari casing
yang didalamnya terdapat 2 atau 3 buah roda gigi. Bila roda gigi berputar, fluida
dari sisi hisap pompa akan terperangkap akan ikut berputar dan didorong kearah
sisi tekan pompa. Pompa ini dibedakan menjadi pompa roda gigi luar.
- Pompa ulir
Prinsipnya hampir sama dengan pompa roda gigi yaitu dengan cara
memerangkap fluida. Fluida yang masuk dari sisi hisap akan terperangkap
kedalam rongga diantara sirip – sirip ulir, untuk selanjutnya mengalir mengikuti
bentuk uliran sepanjang poros menuju sisi tekan pomp. Pompa ini dapat terdiri
dari 1, 2 atau 3 buah poros berulir.
- Pompa lobe
Sama dengan roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih sedikit. Karena itu
bentuk gigi diubah menjadi bentuk lobe. Pompa ini dapat terdiri dari 2, 3 atau 4
buah lobe.
Pompa ini memindahkan fluida berdasrkan gerakan bolak – balik dari piston atau
diapragma. Karenanya pompa ini disebut pompa bolak – balik (reciprocating).
Banyaknya fluida yang dialirkan setiap langkah tergantung pada luas penampang
serta panjang langkah. Jenis pompa reciprocating yang banyak dipakai di
PLTU/PLTD adalah :
- Pompa torak
Pompa torak banyak dipakai untuk memompakan fluida pada tekanan yang
cukup tinggi. Pada kondisi katup saluran tekan tertutup, pompa torak dapat
menimbulkan tekanan yang sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan pipa
saluran tekan pecah.
1. Air Chamber
2. Air Distribution System
3. Outer Diaphragm
Piston
4. Inner Diaphragm
Piston
5. Valve Ball
6. Valve Seat
7. Discharge Manifold
8. Liquid Chamber
9. Diaphragm
10. Inlet Manifold
c. Pompa Rotodinamik
Pompa rotodinamik terdiri dari tipe :
- Pompa aliran sentrifugal
- Pompa aliran aksial
- Pompa alliran campuran (mixed flow)
Pompa – pompa tersebut masih dibedakan lagi menurut :
- Jumlah tingkat : single stage atau multi stage.
- Tipe casing : volute, circular atau diffuser
- Posisi poros : horizontal atau vertikal
- Sisi hisap : single atau double suction
Pompa aliran aksial mengubah efek aksi propeling atau lift menjadi tekanan.
Karenanya, pompa ini juga disebut sebagai pompa propeler. Diameter
impeler pompa ini pada sisi masuk dan sisi keluar sama
Pompa Multi Stage dibuat untuk mendapatkan tekanan fluida yang semakin tinggi.
Bentuk konstruksinya ada yang vertikal ada pula yang horizontal. Bila dipasang vertikal
biasanya ditanam didalam sumur dimana hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kapitasi, getaran dan meredam kebisingan.
Bila dibandingkan dengan pompa type horizontal, pompa ini mempunyai keuntungan
yaitu lebih hemat tempat sehingga untuk pemkaian tertentu banyak dipakai di PLTU.
Dengan instalasi yang sedemikian rupa, pondasi pompa dapat menunjang berat
pompa, motor dan alat bantu lainnya untuk meredam segala getaran dan goncangan
selama beroperasi.
Konstruksi.
Konstruksi BFP (Boiler Feed Pump) yang terdiri dari 2 silinder, yaitu : outer casing
dan inner casing. Pada type ini lebih aman dan mekanik outer casingnya sangat
sederhana, inner casing dalam fungsi hidraulicnya lebih efisien, selain itu mudah
cara pemasangannya.
Jarak/space antara inner casing dengan outer casing terisi fluida yang bertekanan
(didapat dari sisi tekan pompa) selain itu outer casing sebagai penahan pemuaian
dari inner casing.
Balance Valve.
Air yang masuk pada impeller tingkat pertama dari sisi hisap (diujung pompa)
dengan putaran impeller, air tersebut terlempar untuk masuk ke impeller berikutnya
setelah melalui penyearahan tetap (fixed diffuser vanes) dengan tekanan keluar
jauh lebih besar dari pada sewaktu masuknya.Tentunya setelah meninggalkan
tingkat akhir tekanan yang diharapkan telah tercapai
Gaya axial yang ditimbulkan dari impeller tersebut, dilawan oleh tekanan keluar
yang diambilkan dari pompa itu sendiri. Tekanan keluar tersebut ditempatkan
disuatu pressure chamber melalui balance valve sehingga mampu melawan gaya
axial dari impeller.Dari balance valve ini membuat suatu lapisan air sehingga tidak
terjadi kontak metal antara piringan (balance valve seating) dengan bush (lihat
gambar Balance valve)
Kompresor adalah alat yang dapat menambahkan energi kepada uap atau gas sehingga
dapat mengalir. Klasifikasi alat untuk mengalirkan uap atau gas menurut tekanan, yaitu:
Fan : Tekanan keluar 1 psi
Blower (Gambar 2.10) : Tekanan keluar 35 psi
Kompresor : Tekanan keluar 35 psi
Kompresor torak : Tekanan keluar 50 psi
Seperti pada pompa, kompresor juga diklasifikasikan pada berbagai kategori seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 2.3
Hal-hal yang perlu diketahui tentang sebuah kompresor, misalnya untuk pemilihannya:
1. Maksud penggunaan kompresor.
2. Tekanan isap.
3. Tekanan keluar.
4. Jenis dan sifat-sifat gas yang ditangani.
5. Temperatur dan kelembaban gas.
6. Kapasitas aliran (volume) gas yang diperlukan.
7. Peralatan untuk mengatur kapasitas (jenis, otomatik atau manual, bertingkat
banyak).
Prinsip kerja sebuah kompresor torak diilustrasikan pada Gambar 2.2. Komponen utama
kompresor torak adalah sisi inlet, sisi outlet, torak, silinder dan katup. Udara masuk
terisap oleh gerakan torak menjauhi sisi masuk. Pada saat ini katup inlet terbuka penuh
dan katup outlet tertutup penuh. Ketika torak melakukan gerakan kompresi, maka katup
inlet tertutup dan udara menjadi bertekanan tinggi karena terkompresi (volumenya
berkurang). Ketika langkah kompresi hampir berakhir, maka katup outlet terbuka untuk
mengeluarkan udara yang bertekanan tinggi tersebut yang diteruskan ke tabung/tangki
pengumpul. Proses ini terjadi berulang terus pada kecepatan yang sangat tinggi.
Untuk menaikkan tekanan dari kompresor torak tunggal, maka kompresor tingkat kedua
digunakan. Udara yang bertekanan yang keluar dari kompresor pertama akan masuk ke
dalam kompresor kedua. Dua buah kompresor yang dipasang seri ini disebut dengan
kompresor duplex (Gambar 2.3). Untuk mengurangi daya yang dibutuhkan kompresor,
maka sebelum dimasukkan ke kompresor tingkat dua, udara dari kompresor tingkat
pertama didinginkan terlebih dahulu dengan alat yang disebut dengan intercooler
(pendingin antara) (lihat Gambar 2.4).
Gambar 2.5: memperlihatkan dua instalasi kompresor torak. Kompresor sebelah kiri
digunakan secara berkala untuk kegiatan-kegiatan pemeliharaan di PLTA, sedangkan
yang kedua dipakai terus menerus untuk mensuplai udara tekanan ke tangki
accumulator (pressure tank) yang termasuk sistem kontrol yang menggerakkan
regulating ring servomotor pengatur guide vane.
(a) (b)
Gambar 66 Kompresor torak untuk (a) pemeliharaan dan (b) udara tekan sistem governor turbin-
generator
e. Pengelolaan
Pengelolaan operasi dan pemeliharaan pompa secara teknis dan administrasi,
antara lain:
Kartu kendali untuk pemeriksaan periodik
Butir dan jangka waktu pemeriksaan
Log operasi
Penyediaan suku cadang.
f. Overhaul
Overhaul mempunyai tata cara pembongkaran dan perakitan kembali pompa yang
tidak sama antara yang satu dengan yang lain karena tergantung pada jenis dan
konstruksinya. Namun pekerjaan dasar pada pembongkaran dan perakitan kebali
berbagai pompa mempunyai kesamaan tertentu.
a. Pemeriksaan Harian
Setiap hari sebelum dioperasikan, kompresor harus diperiksa.
b. Pemeriksaan Rutin
Kompresor udara harus diperiksa secara periodik. Jangka waktu pemeriksaan rutin
bervariasi tergantung pada masing-masing produk. Pedoman pemeriksaan yang
terperinci diambil dari buku petunjuk dari paberik kompresor yang bersangkutan.
c. Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan menyeluruh dan overhaul harus dilakukan oleh teknisi yang
mempunyai keahlian khusus dan berpengalaman.
Tindakan pengamanan
Pada waktu pembongkaran dan perakitan kembali, perhatikan hal-hal
berikut :
1) Sebelum pembongkaran atau perbaikan dilakukan, listrik harus
dimatikan dari tombolnya, dan udara yang masih tersisa di dalam
tangki udara dibuang habis.
2) Bagian-bagian yang dibongkar harus diletakkan di kotak atau di atas
kertas secara berurutan untuk memudahkan pada waktu pemasangan
kembali. Dengan cara ini tidak akan ada suku cadang yang terlewat
atau tertukar urutan pemasangannya.
3) Paking atau cincin yang rusak harus diganti baru. Paking yang telah
dipakai tidak boleh dipasang lagi.
4) Jika pencucian dilakukan dengan minyak yang mudah menguap,
bagian-bagian harus dikeringkan benar-benar sebelum dipasang.
Untuk membersihkan endapan karbon yang berasal dari minyak
pelumas sebaiknya dipakai zat pembersih karbon.
5) Torak, katup, silinder, dan bagian-bagian lain yang saling meluncur
harus diperlakukan secara hati-hati tanpa melukainya.
6) Pada waktu memasang kembali, lumurkan terlebih dahulu minyak
pelumas yang sesuai pada permukaan-permukaan yang meluncur.
Prosedur Overhaul
Prosedur overhaul yang terperinci diambil dari buku petunjuk dari pabrik
kompresor yang bersangkutan.
4) Lepaskan pipa keluar. (Lihat Gb. 2.32). Hal berikut ini dianjurkan pada
waktu membuka kepala silinder.
i) Dalam hal kompresor menggunakan pembebas beban otomatik,
bus pembebas beban harus dikendorkan lebih dahulu untuk
memudahkan pembongkaran kemudian.
ii) Jika kepala silinder tidak dapat dibuka (karena macet sekalipun
baut-baut telah dilepas, ketoklah keliling kepala silinder dengan
palu, tusukkan obeng pada celah yang terbuka ke arah lubang baut
(arah diagonal). Maka kepala silinder akan mudah dibuka. Jika
obeng ditusukkan dari arah yang salah, permukaan dudukan akan
rusak dan udara akan bocor.
10) Keluarkan poros engkol, barang penggerak, bantalan bola dan rumah
bantalan secara bersama-sama. (Lihat Gb.2.35). Dalam hal ini perlu
diperhatikan petunjuk berikut :
i) Untuk mencegah lepasnya rumah bantalan dari kotak engkol, buka
baut rumah bantalan, dan sebagai gantinya pasangkan dua buah
ii) baut dari kepala silinder pada posisi diagonal.
iii) Untuk mengeluarkan poros engkol, batang penggerak, bantalan
bola, dan rumah bantalan dari kotak engkol secara bersama-sama,
tarik bagian pengimbang pada poros engkol lebih dahulu
iv) kemudian tarik batang penggerak keluar.
13) Buka cincin pegas dan cincin pen engkol lalu tarik keluar poros engkol.
(Lihat Gb.2.37). Dalam hal ini harus dijaga agar metal pen rotak tidak
sampai rusak pada waktu mengeluarkan batang penggerak.
14) Tarik keluar perapat minyak dari rumah bantalan. (Lihat Gb.2.37).
Langkah ini tidak perlu jika perata minyak masih baik. Untuk
mengeluarkan perapat minyak yang perlu diganti, perapat harus dipukul
dengan perantaraan barang perata (dengan diameter sedikit lebih kecil
dari perapat minyak) agar pemukulan dapat merata.
15) Keluarkan metal-metal bantalan (pada pen engkol dan pen torak) dari
batang penggerak. (Lihat Gb. 23.8). Pekerjaan ini tidak diperlukan jika
metal masih baik, tidak aus atau tergores. Metal harus dikeluarkan
dengan perantaraan batang perata yang diameternya sedikit lebih kecil
dari diameter luar metal. Adapun metal pen engkol baru dapat
dikeluarkan setelah sekrup pinesap dibuka. Untuk mengeluakan pen ini
batang penggerak harus diletakkan di atas landasan dari sepotong
kayu.
Gambar 91 Memasang cincin pena engkol dan cincin penahan dan . Memukul bantalan bola
10) Pasang pipa keluar (Gb. 2.61). Kendorkan sedikit baut kepala silinder dan
untuk sementara kencangkan mur pipa keluar. Kemudian kencangkan baut
kepala silinder dan selanjutnya kencangkan juga mur pipa keluar.
Gambar 105 Memasang pelat perapat pada tutup dan memasang tutup
Sebelum memulai kegiatan agar diperhatikan penggunaan alat alat keselamatan kerja yaitu:
1. Safety shoes
2. Sarung Tangan
3. Helm
4. Kaca Mata Pelindung
5. Masker
6. Shower
Cara mengangkat secara manual apabila dilakukan dengan prosedur yang salah akan
mengakibatkan terjadinya kecelakaan, bahkan kadang-kadang bisa fatal.
1) Sebelum mengangkat benda, periksa terlebih dahulu kondisi benda yang akan
diangkat. Jika tidak memungkinkan untuk diangkat sendiri mintalah bantuan
teman. Jika pelaksanaannya dilakukan oleh dua orang atau lebih, maka pada
waktu mengangkat, memindah dan menurunkan harus bersama-sama.
4) Angkat beban dan letakan diatas lutut, atur posisi tangan, dan yakinkan bahwa
badan dan beban dalam keadaan seimbang sebelum berdiri.
Ingat :
Waktu mengangkat jari dan telapak tangan menahan beban, dengan maksud
untuk meng-hindari lepasnya pegangan.
8) Jika di jinjing terasa berat, maka beban bisa dipundak/dipikul dan badan tetap
dalam posisi tegak.
Berat beban didistribusikan merata sehingga setimbang
Jika perlu gunakan alat bantu/sabuk penggendong atau peralatan lain.
- Tabung gas tidak boleh digelindingkan, karena kepala tabung atau ulirnya akan akan
rusak bila membentur benda keras, dan hal ini bisa mengakibatkan terjadinya
kebocoran gas.
- Gas yang bocor bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.
Cara menumpuk dan menyusun benda yang benar, dapat mencegah terjadinya
kecelakaan, serta memperbanyak jumlah benda yang ditumpuk pada area yang
disediakan.
Berikut ini beberapa petunjuk praktis cara menumpuk dan menyusun benda.
Catatan :
Jika lapisan pertama bergerak (amblas, goyang miring) ketika diberi tambahan
tumpukan diatasnya, maka alasnya perlu diperbaiki kembali.
Jalan laluan yang disekitar penumpukan sangat diperlukan untuk lalu lintas alat-alat
pengangkut.
Beban yang dipindahkan harus selalu dikontrol, baik terhadap orang atau rintangan.
LINGGIS
SAFETY :
Titik kontak
Titik kontak beban dengan linggis harus
cukup kuat untuk menahan linggis tanpa
terjadi kerusakan.
Memilih Roll/Penggelinding
(1) Panjang
Roll harus lebih panjang dari aobyek
pada kedua sisinya, sehingga mudah
menempatkan beban.
(2) Diameter
Diameter Rol harus cukup besar
untuk menggelinding beban
sepanjang rute, tetapi juga cukup
kecil untuk menumpangkan beban.
Penyangga Beban
Memutar Ditikungan
Jika ukuran dan berat obyek cukup besar, maka diperlukan bberapa orang yang cukup
untuk memindah.
Dia harus :
Banyak metoda untuk membuat terminal sling, sesuai dengan beban yang akan
diangkat. Salah satunya bentuk terminal sling tersebut adalah Baut mata (Eye bolts.)
Cara yang benar untuk membuat Eyebolts tersebut adalah sebagai berikut :
- Sling rantai.
Digunakan untuk mengangkat beban
yang mempunyai bidang/sudut tajam.
Selalu :
a. Uji kekuatan sling sebelum digunakan.
- Panjang Sling
Sling baja atau rantai harus cukup panjang
untuk mengangkat beban secara aman,
dengan masing-masing posisi hampir tegak,
untuk memperkecil tegangan seminim
mungkin.
- Kondisi Sling
Periksa sling terhadap adanya kerusakan,
seperti putus, aus, terkikis dan berkarat.
- Posisi Sling
1) Periksa posisi sling pada beban, atau
tanda sling yang dibuat oleh pabrik sling
harus lewat dibawah beban.
- Perawatan yang tidak benar untuk peralatan mengangkat dan memindah beban
berat, bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan.
- Tidak boleh berada dibawah bebas, hal ini untuk menghindari kejatuhan
beban apa bila terjadi gagal peralatan.
- Beban harus diangkat dengan cukup kuat dan stabil oleh alat pengangkat, dan
penyangga harus cukup kuat sebelum dilepas dari alat pengangkat.
- Periksa berat beban, mungkin sudah tercantum dalam kotak. Jika tidak ada petunjuk
tafsiran atau peralatan berat beban tersebut.
Umumnya peralatan pengangkat dipasang pada titik ketinggian tertentu, sesuai dengan
tinggi benda yang akan diangkat.
Rantai tangan
Periksa arah gerakan untuk naik dan turun
beban. Pegang rantai tangan bebas dari beban
dan roda rantai.
Menaikan beban :
3) Tir For
Tor for juga termasuk salah satu peralatan yang digunakan untuk menraik atau
menggeser beban sebagai mana Winch.
- Berat beban yang digeser tidak boleh melebihi SWL Tir For.
Keterangan
1. Reversing Lever digunakan untuk mengatur arah sling, menarik atau mengulur.
2. Rope release Lever, digunakan untuk membebaskan sling dari gerakkan menarik
atau mengulur.
Dalam bekerja, tangga digunakan untuk mendapatkan jangkauan yang lebih tinggi,
tetapi untuk pekerjaan yang ringan dan sederhana. Sedangkan untuk pekerjaan berat
dan berada diatas tidak dibenarkan dengan menggunakan tangga, tetapi harus
menggunakan Scafolding.
Untuk bekerja dengan menggunakan tangga atau stager, maka untuk keselamatan
perlu diikuti petunjuk-petunjuk seperti berikut ini.
Perancah ini, merupakan rangkaian dari pipa-pipa yang saling diikatkan satu sama lain,
sehingga dapat berdiri dengan kokoh dan mampu menahan beban yang bekerja
diatasnya.
Secara umum, ada 2 (dua) tipe scaffolding yaitu tipe Tetap / Permanent dan tipe Mobil
bisa di gerakkan atau digeser.
Type ini digunakan untuk couple/sambungan antara standar dan ledger dengan
sudut 90 sehingga didapat sambungan yang kuat dan mati tidak mudah
goyang.
Type ini dipakai untuk sambungan antara standar dengan brace (sekur) atau
antara ledger brace sehingga sudut sambungan dapat dibentuk sesuai yang
dikehendaki.
Untuk sekur sebaiknya memakai sudut sambungan antara 35 sampai 50
Type ini digunakan untuk menyambung pipa-pipa bagian luar dalam sehingga
sambungannya menjadi lebih kuat.
1. Periksa dan ukur lokasi dimana scaffolding ini akan dipasang, meliputi luas dan
tingginya.
2. Tentukan bentuk sesuai lokasi dan kondisi kerja yang akan dilaksanakan.
a. Jika akan dibuat type permanent, maka tinggi scaffolding tidak boleh
melebihi 3 x sisi terpendek.
b. Jika akan dibuat type permanent, maka tinggi scaffolding tidak boleh
melebihi 4 x sisi terpendek.
3. Periksa lantai tempat untuk mendirikan scaffolding.
a. Lantai harus kuat menahan beban kerja ditambah beratnya scaffolding
sendiri. Sedapat mungkin kondisi lantai yang rata tidak miring.
b. Jika lantai tempat mendirikan scaffolding tanahnya lunak, maka perlu
dipasang alas penguat terlebih dahulu.
4. Persiapkan peralatan dan material untuk scaffolding sesuai dengan kebutuhan.
1. Rangkai 2 buah kaki kiri dan 2 buah kaki kanan dengan menggunakan pipa
yang lain.
2. Tegakkan rangkaian kaki kiri dan kaki kanan kemudian keduanya dirangkai
sehingga ke-empat kaki scaffolding telah berarti.
3. Setelah rangkaian kaki berdiri, periksa ketegakannya dan pasang roda atau
base plate sesuai tipe scaffolding.
4. Pasang skur penguat diagonal antara sisi bawah kaki kiri dan sisi atas kaki
kanan, begitu pula pada sisi kaki yang lain.
5. Setelah posisi kaki scaffolding berdiri dengan kokoh, maka lanjutkan
pemasangan penguat mendatar dari sisi bawah merambat keatas sampai lantai
untuk kerja/plat form.
6. Periksa dan kencangkan baut pengikat penyambung.
7. Pasang papan untuk lantai kerja dan ikat papan tersebut dengan kuat.
Perhatian.
- Papan tidak rapuh, tidak retak dan layak untuk dipakai bekerja.
- Ketebalan papan harus cukup kuat dan tidak lentur menahan beban kerja.
- Papan yang tidak memenuhi syarat agar disingkirkan jauh-jauh.
8. Setelah menjadi rangkaian yang sesuai dan kuat serta aman untuk bekerja,
maka peralatan dan sisa material yang tidak terpakai agar disingkirkan supaya
tidak menggangu kerja.
Kadang - kadang Pipa dianggap sebagai Tube, dan begitu pula sebaliknya Tube disebut
Pipa.
Pipa:
Ukuran pipa ditentukan oleh diameter dalam dan panjang. Ukuran diameter dalam biasanya
lebih besar atau lebih kecil dari ukuran nominal, hal ini ditentukan oleh tebal dinding pipa.
Pipa dengan ukuran 14 “ dan lebih besar ditentukan oleh diameter luar dan tebal dinding.
Tube:
Material tube biasanya terbuat dari tembaga (brass), dan pada kasus tertentu terbuat dari
steel, nickle, metal lain atau non metal. Ukuran tube ditentukan oleh diameter luar, tebal
diding dan panjang.
f) Pipa Galvanish.
Untuk saluran air bersih, udara kerja dan lain-lain.
Peralatan penyambung pipa yang biasa disebut Pipe Fitting, berfungsi untuk :
- Mengubah arah aliran.
- membuat pencabangan.
- Perubahan ukuran pipa.
- Penutup.
Orang awam menganggap Flange adalah termasuk Pipea Fitting, pada hal
sesungguhnya flange tidak termasuk Pipe Fitting, karena fungsinya yang
berbeda , yaitu :
o Flange:.
Untuk membuat sambungan yang mudah dilepas , baik antara sambungan
pipa dengan pipa ataupun sambungan pipa dengan peralatan / mesin.
o Pipe Fitting :
T- Joint = Untuk membuat percabangan.
Elbow = Untuk membuat tikungan atau belokan.
Reducer = Untuk membuat perubahan ukuran.
Socked = Untuk menyambung pipa dengan pipa supaya lurus.
Cap = Untuk menutup ujung pipa.
Coupling = Untuk menyambung pipa dengan pipa.
Thin Asbestos
Teflon or Sheet Load
Teflon or Sheal Load
Amonia Hot
Cold
Brine
Dalam suatu instalasi jaringan pipa mutlak diperlukan suatu kode untuk
mengetahui fluida kerja dari masing-masing jaringan pipa, dimana hal ini
berguna untuk :
1. Mengetahui jenis fluida yang ada didalam pipa, sehingga bisa diketahui tekanan
dan temperatur kerjanya.
2. Mempermudah pengecekan / Pemeriksaan dan bilamana terjadi kebocoran
dapat segera dilakukan tindakan-tindakan penanggulangan dan pengamanan
untuk melokalisir gangguan yang terjadi.
3. Untuk menghindari terjadinya kesalahan operasi, terutama dalam keadaan
darurat.
4. Mempermudah pembuatan laporan kerusakan dan mengindentifikasi lokasi
gangguan dengan tepat dan benar. Serta penentuan prioritas pelaksanaan
perbaikan.
5. Mempermudah pelaksanaan pemeliharaan.
Terlampir standard warna untuk pipa dan tanki yang telah ditetapkan olehh PLN,
dengan maksud agar semua jaringan instalasi pipa dan tanki serta peralatan yang
terkait dapat diseragamkan untuk seluruh unit-unit PLN.
Udara
Sevice Abu-abu
Alat ukur dan Kontrol Kuning
Hampa / vacum Pitih
Ventilasi Jingga tua
Pembakaran Coklat
Uap
Daya Merah muda
Pemanas Putih / merah tua.
Minyak
H.S.D Putih abu abu – putih
I.D.O Putih , Hitam putih
M.F.O Coklat tua, abu–abu coklat
tua.
Residu Coklat tua, hitam coklat rtua.
Hitan Putih
Pelumas Hijau tua
Daya Hidraulic Merah muda
Transformator Merah tua
Lain – lain
Berbahaya (agar hatihati). Kuning dengan garis diagonal
hitam
Pemadam api (selain air). Merah
Drainase Hitam
Boiler adalah perangkat yang menyerap energi panas dari berbagai jenis bahan bakar
melalui proses pembakaran dan dikonversikan menjadi bentuk kerja. Dalam proses ini
media pembawa (air atau uap) memindahkan energi panas dengan cara berulang-ulang
dan berlangsung terus-menerus. Beberapa jenis boiler yang menggunakan media (uap)
yang tidak dialir ulang misalnya lokomotif, tetapi hampir seluruh pembangkit uap atau
boiler-boiler besar selalu memanfaatkan air siklus ulang (tertutup)
Suatu langkah pencegahan/tindakan preventiv yang paling baik dilakukan adalah dengan
mengoperasikan boiler secara benar, sesuai dengan prosedur operasi yang telah
ditentukan.
Kondisi air boiler yang baik, akan menjamin tidak adanya endapan/deposit didalam pipa
yang dapat menyebabkan terjadinya overheating dan kegagalan pada boiler tube.
Jika pengukuran deposit atau kotoran didalam pipa tidak bisa dilakukan pada saat
operasi, atau tidak perlu melakukan pembersihan maka pemeriksaan secara reguler pada
saat shut down unit sangat diperlukan guna keandalan operasi berikutnya.
Pemeriksaan pada saat unit shut down untuk mengetahui tipe deposit yang terjadi didalam
tube/pipa: metoda yang paling baik adalah dengan cara mengambil sample secara acak
dengan memotong tube.
Untuk selanjutnya guna mengetahui deposit yang terjadi pada permukaan dalam pipa/tube
dilakukan evaluasi berdasarkan :
Panjang tube yang dipotong
Jumlah berat deposit yang terbentuk
Dan jika perlu contoh deposit diperiksa di laboratorium untuk dianalisa
Pemeriksaan bagian-bagian dalam boiler drum harus dilaksanakan pada saat shut
down
Semua baffle dan sparator/peralatan pemisah air dan uap harus duduk pada
temperaturnya dengan sempurna.
Semua sambungan harus rapat terhadap kebocoran dan duduk dengan kuat
Dalam membongkar plat baffle atau sparator untuk keperluan pemeriksaan,
harus diberi tanda, agar tidak terjadi kesalahan pada waktu memasang
kembali.
Metoda pemberihan bagian dalam dengan chemical cleaning atau acid cleaning
memberikan hasil yang paling cepat dan sangat memuaskan untuk membuang
deposit.
Turunnya temperatur gas AH dan Boiler, serta turunnya tekanan sisa gas, yang
diukur selama periode operasi, akan menunjukkan adanya fouling bagian luar yang
tidak bisa dibersihkan dengan pengoperasian soot blower, dan merupakan suatu
petunjuk dimana ada terjadi ekumulasi.
Selama periode shut down, sekitar unit/ boiler harus diperiksa dengan sasaran
sebagai berikut:
Over heating pada tube
Untuk mendeteksi kemungkinan adanya overheating pada tube, biasanya
thermocouple akan memberikan imilasi.
Tube dinding ruang bakar harus diuji terhadap adanya bentuk bergelombang
(Swelling), lepuh (blistering) atau menghubung (warping). Untuk pemeriksaan ini
bisa dilakukan secara mekanik atau dengan ultrasonik untuk mengetahui berapa
besar gelombang yang terjadi atau penipisan dar idinding tube. SH, RH dan
economizer harus diuji pula dengan metode ini.
Pemuaian Terhadap Tanda-tanda kemungkinan terjadinya erosi dan korosi
Pemeriksaan pada permukaan penyerapan panas harus selalu dilaksanakan
pada saat boiler shut down. Pemeriksaan ini akan memberikan tambahan
informasi yang penting pada saat pengoperasian yang tidak biasa. Sebagai
contoh jika pengoperasian dengan batubara dengan kadar abu yang tinggi dan
udara lebih yang tinggi, akan menaikkan kecepatan aliran gas yang membawa
muatan debu, yang cukup untuk membuat erosi pada tube. Pengoperasian
dengan tidak cukup udara bakar, akan menurunkan tekanan didalam ruang
bakar, dan akan terjadi adanya deposit abu. Korosi temperatur tinggi pada pipa
SH, RH atau supoort dan pengikat (bracket) dapat terjadi pada temperatur yang
tinggi, dan pada boiler dengan bahan bakar minyak karena kadar sanadium yang
tinggi.
Secara umum, erosi akan nampak seperti goresan halus ,kadang-kadang
berkilau, sperti bahan logam. Kejadian ini bisa disebabkan karena semprotan
soot blower yang tinggi. Oleh karena itu pemuaian diperlukan untuk penyetelan
kembali tekanan soot blower.
Agar repair boiler tube dapat berhasil dengan baik dan memenuhi/sesuai dengan standard
yang berlaku, maka tiga (3) hal utama seperti berikut harus dipenuhi yaitu :
Pengawas/Supervisi yang berpengalaman
Tenaga kerja yang mempunyai skill
Peralatan yang lengkap
Pemanas udara hanya dipakai bila ketel itu bekerja dengan tarikan paksa. Memanaskan
udara pembakaran terlebih dahulu berarti memperlancar/mempercepat proses
pembakaran bahan bakar. Uap air yang dikandung oleh udara luar dapat dihilangkan
dalam pemanas udara, jadi akan menghemat bahan bakar.
Udara masuk dari atas melalui pipa yang dipasang menjulang tegak lurus terhadap
saluran gas.
Pemanas udara pelat buatan Howden dapat membentuk luas bidang panas yang besar
pada ruang yang terbatas. (Sebenarnya pelat-pelat itu berombak-ombak tetapi untuk
memudahkan dibuat lurus). Karena udara yang mengalir di antara pelat-pelat itu terbagi
dalam lapisan–lapisan tipis, maka perpindahan panas dapat dicapai tinggi (bila
dibandingkan dengan pemanas pipa).Bocoran udara kedalam saluran gas asap dicegah
dengan pemasangan profil baja siku yang dilaskan kepada pelat–pelat pemanas.
Pembersihan lekatan abu dilakukan secara berkala memakai penghembus debu.
Secara umum, pemeliharaan air heater meliputi:
a. Perbersihan dan periksa element air heater tube
b. Pembersihan deposit abu pada pipa-pipa air heater
c. Pemeriksaan secara visual semua inner part expansion joint
Fan atau kipas berfungsi untuk mengalirkan udara atau gas yang kompresibel dengan
tekanan rendah (kurang dari 2 bar) bagi beberapa keperluan. Fan kadang disebut juga
sebagai blower untuk menghembuskan (meniupkan). Fan dapat juga digunakan untuk
mengisap udara atau gas.
Berikut ini adalah beberapa contoh langkah pemeliharaan fan dalam suatu PLTU:
a. Bongkar dan periksa bearing fan (in board dan out board)
b. Re-alighment
c. Pembersihan dan pemeriksaan kondisi impeler, casing, difuserdan blade
d. Pemeriksaan fan housing liners terhadap erosi, korosi, endapan abu dan
kebocoran
e. periksa liner terhadap erosi, korosi dan endapan abu
f. periksa clearence antara liner dan fan housing
g. Pemeriksaan kondisi shaft seal
h. Pemeriksaan dan penyetelan mekanik penggerrak untuk menutup dan membuka
blade
i. penggantian grease bearing
Turbin uap merupakan komponen utama di dalam suatu Pusat Listrik Tenaga Uap yang perlu
dipelihara dengan baik, karena pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keandalan, safety, efisiensi dan life time.Karena itu masalah pemeliharaan harus mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh baik segi pengorganisasiannya, perencanaanya maupun
pelaksanaannya.
Akan lebih baik apabila telah dimiliki buku pedoman standard untuk pemeliharaan turbin uap,
sehingga didalam merencanakan, pemeliharaan dapat digunakan untuk mempersiapkan tenaga
kerja, peralatan, spare parts/material serta waktu yang diperlukan.
Karena sifat turbin uap yang sangat utama, maka pada umumnya turin uap dipelihara secara
periodik atau Time Based Maintenance ( Pemeliharaan berdasarkan jam operasi ) sehingga
setelah turbin uap yang bersangkutan menjalani jangka waktu operas] tertentu harus dilakukan
pemeriksaan, perbaikan atau penggantian pada komponen-komponennya.
Untuk lebih meningkatkan keandalan dan safety, Time Based Maintenance tersebut diatas akan
di tunjang oleh Condition Based Maintenance (Pemeliharaan berdasarkan kondisi) dengan cara
memonitor kondisi turbin uap secara terus menerus dan melakukan koreksi/perbaikan apabila
diperlukan.
Secara teratur seluruh plant dibersihkan, termasuk pipa-pipa dimana duct ditempatkan. Pipa
yang rusak dan berkarat harus diberbaiki atau dicat ulang. Isolator, kabel tegangan tinggi,
koneksi pentanahan harus diperiksa untuk menjamin semua koneksi dalam keadaan solid.
Perbaikan-perbaikan kecil atau bagian-bagian dari plant yang dapat dilakukan tanpa mematikan
(shutdown) turboset, segera dikerjakan untuk mencegah kerusakan susulan.
i. PERSIAPAN
Pemeliharaan Rutin
Beberapa pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan saat turbin beroperasi diantaranya:
Pertambahan grease pada bagian- bagian yang perlu diberi grease.
Menambah minyak pelumas ke dalam tangki.
Membersihkan minyak pelumas melalui instlasi pemurni minyak pelumas
Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan memeriksa
kondisi minyak pelumas
Mengencangkan baut-baut yang longgar
Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.
Pengaman Turbin
Pemelharaan lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan padaa saat
turbin tidak beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman
tersebut, banyak pabrik turbin membuat peralatan pengaman yang dapat diuji pada
saat turbin beroperasi dengan cara pengujian simulasi.
Karena pengujian saat beroperasi ini amat riskan yang dapat menyebabkan tripnya
turbin apabila tidak dilakukan dengan benar, maka pelaksanaanya harus sangat hati-
hati dan dengan melihat buku petunjuk/manual pabrik turbin yang bersangkutan.
Turbin Supervisory
Pengamatan terhadap pengukuran yang diperoleh dari peralatan turbin supervisory
harus dicatat diamati dan dievaluasi dengan teliti untuk dapat melihat gejala kerusakan
yang terjadi dan tidak boleh melampau batas yang diijinkan.
Peralatan turbine supervisory adalah alat-alat untuk mengukur :
Eccentricity
Vibration
Bearing Temperature .
Speed
Rotor Position
Thrust Bearing Wearing
Amati juga :
Tekanan uap perapat
Tekanan minyak pelumas
Kebersihan
Kebersihan, besar pengaruhnya terhadap safety dari operasi turbin uap, oleh
karenanya kebersihan yang bisa dilaksanakan ketika turbin uap beroperasi tidak boleh
dilupakan.
Bocoran minyak pelumas yang belum bisa dihentikan selarna turbin uap beroperasi,
apabila tidak terlalu besar (misalnya hanya berapa tetesan pada tempat yang tidak
berbahaya) dapat ditanggulangi sementara dengan secara rutin membersihkan bagian
yang terkena tumpahan minyak tersebut.
Tidak dibenarkan untuk membuang bekas lap dan kotoran lain disembarang tempat,
juga sama sekali tidak diijinkan untuk menyimpan kaleng-kaleng/wadah lainnya yang
berisi minyak/benda mudah terbakar disembarang tempat.
Skedul Inspection
Mean Inspection dan Serious Inspection merupakan pekerjaan berat dan banyak item
yang harus diselesaikan, yang harus memiliki skedul yang baik sehingga urutan satu
pekerjaan dengan pekerjaan lainnya dapat dilaksanakan tanpa adanya waktu yang
terbuang dan pada akhimya skedul yang baik akan mempercepat penyelesaian
pekerjaan dan mengurangi biaya Inspection.
Pada Simple Inspection pemeliharaan rotor turbin dilakukan tanpa mengangkat upper
casing. Pemeliharaannya berupa pemeriksaan pada sudu tingkat akhir dengan jalan
melihatnya dari bagian atas kondensor setelah manhole disisi turbine exhaust dibuka.
Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah :
Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir, ambil sample untuk
di analisa
Kemungkinan terjadinya keretakan
Kemungkinan terjadinya gesekan
Kerusakan akibat benda asing
Korosi dan erosi
Pada Mean Inspection dan Serious Inspection, seluruh bagian rotor diperiksa dan
diperbaiki. Pemeriksaan rotor dilakukan dengan cara membuka upper casing,-
melepas kopling, membuka bantalan dan lain-lain komponen yang menghalanginya
sehingga rotor dapat diangkat dan ditopang pada bangku/dudukan khusus yang
disediakan untuk itu. Mengangkat rotor harus dilakukan pada saat Serious Inspection
dengan sangat hati-hati karena sangat sempitnya clearance antara rotor dengan
stator.
Bila ditemukan keretakan yang besar, perlu dipertimbangkan dan dievaluasi apakah
turbin tersebut layak untuk dioperasikan kembali atau tidak.
Bagian daun sudu yang bengkok dapat dikembalikan ke profil aslinya dengan cara
diketuk atau dibengkokkan dengan tang. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan sangat
hati-hati agar tidak menyebabkan rusaknya sudu tersebut.
Lakukan juga pengukuran defleksi poros disepanjang rotor turbin karena rotor yang
melengkung selain mengakibatkan timbulnya vibrasi tinggi juga akan menyebabkan
terjadinya gesekan antara rotor dengan stator. Semua hasil pemeriksaan baik yang
brupa kerusakan maupun hasil pengukuran harus dicatat dengan teliti dan dibuat
gambar/foto apabila diperlukan.
Apabila ditemukan keausan yang merata diujung sudu, keausan ini pada umumnya
masih dapat ditolerir akan tetapi harus dibuat catatan untuk kemungkinan dilakukan
penggantian sudu (reblading) pada pemeliharaan yang akan datang}.
Bagian journal (tempat duduknya journal bearing) harus diperiksa dengan teliti apabila
ditemukan adanya goresan yang tidak terlalu parah, dapat dikoreksi dengan cara
diamplas. Goresan yang dalam perlu mendapat perhatian yang sangat serious, dan
cara perbaikannya mungkin harus dikonsultasikan dengan pabrik pembuat turbin
tersebut.
Periksa juga kondisi kedudukan balance weight dan kencangkan baut-bautnya.
Apakah ada sejumlah sudu yang dipotong (misalnya karena rusak) maka akan
mengakibatkan rotor turbin menjadi tidak balans, dan untuk itu perlu dilakukan
rebalancing.
Setelah baut-baut pengikat antara upper casing dengan lower casing dilepas, upper
casing diangkat dan diletakkan diiantai dengan posisi dibalik (bagian celung
menghadap keatas).
Mengangkat upper casing harus selalu dalam posisi datar dan selalu diawasi agar
tidak terjadi persinggungan atau benturan antara stator dengan rotor. Untuk itu dapat
digunakan guide bar dan guide column lihat gambar.
Angkat rotor dan lakukan pekerjaan pemeliharaan rotor. Lepaskan diaphragma (blade
ring) baik dari upper casing maupun lower casing dan lakukan pemeriksaan serta
perbaikannya, yaitu :
Periksa adanya kerak-kerak (deposit) yang menempel pada sudu tetap, bersihkan
dengan sand blast apabila diperlukan.
Bersihkan kerak dan kotoran lainnya dengan menggunakan sikat kuningan dan
sand blast bila perlu
Laksanakan pemeriksaan pada permukaan flanges upper casing dan lower casing
menggunakan batu asah paling halus.
Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur.,
Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper casing
dengan lower casing
Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu.
Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu tetap (seperti pada sudu putar)
Keretakan-keretakan disetiap bagian stator, termasuk pada baut-baut, diperiksa
dengan cara NDT menggunakan dye penetrant atau ultrasonic test.
Setelah selesai perbaikan atau penggantian. komponen stator, diapragma dipasang
kembali pada upper casing maupun lower casing, dan setelah rotor turbin terpasang
dengan balk, dilakukan pengukuran /penyetelan clearance, selanjutnya upper casing
dipasang. Sebelum memasang rotor dan upper casing periksa agar tidak ada benda
asing tertinggal di dalam casing.
Sama halnya seperti pada saat mengangkat upper casing, pada waktu memasang
kembalinya pun harus dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi benturan antara
Gambar 116 Mengangkat dan Menurunkan Upper Casing Dengan Bantuan Guide Column
Melalui lubang ini dimasukkan batang pemanas ( Heating Rod) ataupun udara panas
hasil pemanasan dengan Oxy Acetylene Torch sehingga baut memuai sampai ukuran
tertentu lalu mur-nya dikencangkan sampai kekuatan momen sesuai tabel yang
diberikan oleh pabrik. Untuk baut berukuran kecil, tidak dilakukan pemanasan akan
tetapi mur langsung dikencangkan sampai mulur (rnemanjang) sesuai ukuran yang
ditentukan.
Urutan pemasangan baut-baut antara lower casing dan upper casing dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi defleksi pada flanges. Salah atau ujung casing
turbin (sisi tekanan lebih rendah) bertumpu pada pondasi dengan diikat baut. Ujung ini
adalah ujung titik tetap (fixed point). Periksa baut-bautnya dari kemungkinan longgar
atau rusak. Ujung lain dari casing tersebut harus dapat bergerak bebas. Ujung inil
didudukkan diatas bedplate yang memiliki alur. Sliding shoe yang berada pada casing
harus dapat bergerak bebas didalam alur tersebut sejajar dengan sumbu rotor.
Lakukan pemeriksaan pada alur dan sliding shoe dan bagian lain jangan sampai ada
benda yang menghalangi gerakan pemuaian casing pada saat turbin beroperasi.
PEMELIHARAAN PLTG
Combustion chamber adalah ruangan tempat terjadinya proses pembakaran. Turbin gas
umumnya mempunyai combustion chamber yang terdiri dari banyak combustion basket (liner)
yang dipasang melingkari compressor discharge. Volume gas panas produksi combustion
chamber jumlahnya besar karena proses pembakaran nya memberikan excess air yang tinggi.
Gambar 124 Lubang Saluran Pendingin Pada Sudu Gerak Dan Sudu Diam
Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial (Journal Bearing ).
Dan bantalan aksial (Thrust Bearing ).
Perneriksaan dan pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini dilakukan baik pada
Simple Inspection, Mean Inspection maupun Serious Inspection.Untuk pemeriksaan
bantalan journal, bantalan tersebut dikeluarkan dari housingnya.Karena pada Simple
Inspection tidak dilakukan pengangkatan rotor, maka untuk sementara, yaitu ketika
bantalan journal dikeluarkan dari posisinya, rotor harus ditopang oleh shaft raising
gear.
Alat ini diperlukan agar tidak terjadi benturan antara rotor dengan casing. Bearing
housing dan bearing sebelah atas dibuka terlebth dahulu, kemudian rotor diangkat
(setelah upper casing dibuka) atau rotor ditopang oleh shaft raising gear, disusul
dengan membuka bearing sebelah bawah.
Sebelum bearing dibersihkan, catat kondisinya, misalnya jenis kotoran yang melekat
pada bearing dan adanya kerak pada lobang laluan minyak.
Bersihkan seluruh bagian bearing dengan cleaner/solvent yang tidak menimbulkan
karat, bila perlu bersihkan punggung bantalan dengan batu asah halus, dilap dengan
kain yang tidak berbulu dan dihembus dengan udara kering serta bersih.
Apabila pemeriksaan dan perbaikan sudah dilakukan maka bantalan journal siap untuk
dipasang kembali.Apabila dalam pemasangan diperlukan martil, gunakanlah martil
karet atau batang bronze lunak yang ujungnya dibulatkan.
Pada Simple Inspection, labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan pemeriksaan/
pemeliharaan. Pemeriksaan/pemeliharaan dilakukan hanya pada sistim uap perapat,
terutama valve pengatur tekanan uapnya.Valve tersebut dibuka, dibersihkan dan
dilakukan test kebocoran.Bila bocor, harus dilakukan pekerjaan lapping atau diganti
bila perlu.
Pada Mean Inspection dan Serious Inspection, selain dilakukan pemeriksaan /
pemeliharaan seperti pada Simple Inspection, juga dilakukan pemeriksaan/perbaikan
pada labyrinth nya.Pekerjaan ini dilakukan sesudah upper casing dibuka.
Jarak celah atau clearance antara rotor turbin dengan stator, terutama pada sisi
tekanan tinggi sangat sempit dan kemungkinan akan terjadi gesekan antara rotor
dengan stator apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak clearance baik arah
aksial maupun arah radial disetiap tingkat sudu telah ditetapkan oleh pabrik
pembuatnya.Penyetelan yang dilakukan harus dalam batas-batas yang ditetapkan
oleh pabrik tersebut.
Langkah pertama dari penyetelan ini adalah memposisikan rotor / casing terutama
dengan mengukur kearah kiri dan kanan. Penyetelan dapat dilakukan dengan
mengatur dudukan bantalan journal.Selanjutnya ukur dan stel clearance ujung sudu
terhadap stator atau daapragma baik arah radial maupun arah aksial dengan jalan
menyetel kedudukan bantalan journal, bantalan aksial dan diapragma disetel kembali
apabila diperlukan. Pengukuran dapat dilakukan mengunakan fuller, dial gauge, kawat
timah dan alat ukur lainnya.
Tentu saja bagian paling kritis dalam penyetelan clearance adalah dibagian turbin sisi
tekanan tinggi, sedangkan di sisi tekanan rendah clearancenya cukup besar sehingga
tidak kritis, akan tetapi tetap harus mengikuti batas-batas yang ditentukan oleh pabrik
pembuat turbin yang bersangkutan.
Katup Uap Utama, Katup Pengatur (Governor Valve) dan Intercept Valve.
Kerusakan yang terjadi pada katup-katup uap umumnya sama yaitu terjadinya
erosi atau aus atau retak pada seat dan disk, adanya kerak/deposit pada
batang katup, batang katup bengkok, bocor melalui perapat dan macet atau
sulit digerakkan.
Semua peralatan sistem proteksi tersebut akan bekerja untuk menutup katup
uap utama dengan cepat apabila sistem proteksi bekerja.
Contoh harga-harga yang dicapai pada saat sistem proteksi bekerja adalah
sebagai berikut :
Overspeed Trip bekerja bila putaran turbin mencapai 111 % dari putaran
nominalnya., atau 3330 rpm untuk turbin yang beroperasi pada 3000 rpm.
Low Bearing Oil Pressure Trip pada 0,6-0,65 Kg/ CmZ
Thrust Bearing Wearing Trip terjadi bila tekanan minyak ke thrust bearing
turun mencapai 5,6 - 5,65 Kg/Cm z
Low Vacum Trip pada 450 - 550 mm 1-lg.
Menjaga agar beda temperatur casing dibagian dalam dan dibagian luar tidak
terlalu jauh berbeda yang akan menyebabkan defleksi.
Mencegah agar tidak ada panas terbuang secara tidak berlebihan ke udara luar,
yang akan menurunkan efisiensi.
Keselamatan kerja
Pada saat dilakukan pembukaan upper casing dan pipa-pipa uap, seringkali sebagian
isolasi menjadi rusak dan harus diperbaiki atau diganti.
Sebaiknya penggantian isolasi menggunakan bahan yang sama seperti yang sudah
terpasang, namun apabila tidak tersedia agar diganti dengan material lain yang
spesifikasi sama, terutama dari segi :
Ketahanan terhadap temperatur tinggi
Daya hantar panas ,
Kemudahan dalam pemasangan
Sifat menyerap minyak
Berat persatuan volume
Pengaruh terhadap kesehatan manusia, dan sebagainya.
NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak.
Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak, dipanasi, dirubah
yang sifatnya akan merubah struktur benda tersebut. Jadi benda sebelum diuji dan
sesudah diuji akan mempunyai struktur logam yang sama. Selain NDT ada juga DT yang
berarti pengujian dengan jalan merusak, contohnya uji tarik, uji tekan, uji puntir dan lain-
lain.
Metode ini sering diabaikan dalam daftar metode NDT, inspeksi visual adalah salah satu cara
yang paling umum dan paling mudah dari pengujian non destruktif test lainnya. Pengujian visual
dilakukan terhadap material dengan cacat yang kasat mata, metode ini memerlukan
pencahayaan permukaan uji yang tepat dan mata tester yang sehat. Hasil paling efektif inspeksi
visual perlu perhatian khusus karena membutuhkan beberapa pelatihan khusus seperti:
(pengetahuan produk dan proses,kondisi pelayanan yang diharapkan, kriteria penerimaan,
pencatatan) dan cacat yang ditemukan dengan metode NDT lainnya akhirnya harus dibuktikan
dengan inspeksi visual. PengujianVisual dapat diklasifikasikan sebagai :
Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi cacat terbuka pada permukaan pada setiap
produk industri yang terbuat dari bahan non-pori. Metode ini banyak digunakan untuk pengujian
bahan baik magnetic maupun non-magnetik. Dalam metode ini penetran cair diterapkan ke
permukaan produk untuk waktu yang telah ditentukan, setelah itu penetran berlebih akan
dihapus dari permukaan. Permukaan tersebut kemudian dikeringkan dan developer diterapkan
untuk itu. Penetran yang sisa-sisa di permukaan yang diserap oleh developer menunjukkan
adanya cacat serta lokasi dan sifat cacat tersebut.
a. Cleaner
b. Liquid Penetrant
c. Developer
d. Kain majun (putih)
2. Dry Developer
- Cocok diaplikasikan pada permukaan benda uji yang kasar, memiliki sudut
tajam, berulir dan posisinya datar
e. Prosedur Pengujian
Persiapan:
Siapkan alat – alat pembersih, lap, ampelas dan lain – lain.
Spot chek terdiri dari cleaner, penetrant, developer.
Alat – alat untuk membuat laporan: blangko / formulir pengamatan, alat –alat tulis /
gambar.
Pengujian:
1 Bersihkan material yang akan diuji, bersihkan hingga bersih dari kotoran, karat
yang melekat, diusahakan hingga permukaan mengkilap (gunakan batu asah /
ampelas untuk membersihkannya).
Dalam metode ini spesimen uji pertama magnet baik dengan menggunakan permanen atau
elektromagnet atau dengan melewatkan arus listrik melalui atau di sekitar spesimen. Setiap kali
ada cacat yang mengganggu aliran garis gaya magnetik, beberapa dari garis-garis harus keluar
dan masuk kembali spesimen. Titik-titik cekungan atau menggelembung keluar dan masuk
kembali bentuk yang berlawanan kutub magnet.
Ada beberapa teknik magnetisasi berbeda yang digunakan dalam pengujian partikel magnetic.
Teknik-teknik ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori berikut:
(a) Teknik langsung: Ini adalah teknik di mana arus mengalir melalui tes spesimen dan
medan magnet yang dihasilkan oleh aliran arus digunakan untuk deteksi cacat.Teknik ini
diperlihatkan pada Gambar 1.2(a, b& c).
Gambar 138 Kemagnetan yang berbeda digunakan dalam pengujian partikel magnetik
Inspeksi
- Evaluasi dari interpretasi
Demagnetisasi
Post-Cleaning
Dry Particle
Keuntungan :
- Cocok untuk menguji material yang memiliki permukaan kasar (seperti : as-
welded, casting)
- Baik untuk deteksi cacat sub-surface
- Memiliki mobilitas partikel yang baik
- Mudah membersihkan serbuk besi di benda uji setelah pengujian
Kekurangan :
- Kurang cocok dilakukan di area sempit tanpa menggunakan alat pelindung per-
nafasan (bahaya serbuk besi halus terhirup)
- Tidak bisa untuk aplikasi benda uji dengan posisi diatas kepala
- Kurang cocok dilakukan di kondisi berangin (lapangan)
Wet Particle
- Media bisa berupa air atau minyak dengan persyaratan tertentu. (Misalnya
dengan air harus diberikan zat anti korosi, atau conditioning agent lainnya)
Keuntungan :
Metode pengujian radiografi digunakan untuk mendeteksi cacat internal suatu material
uji. Caranya adalah dengan menempatkan film radiografi di belakang benda uji dan
sinarX atau sinar gamma dilewatkan ke benda uji tersebut (Co-60 &Ir-192 radioisotop).
Intensitas sinar X atau sinar gamma saat melewati material uji ini diatur sesuai dengan struktur
internal dari material uji tesebut. Lembaran film photography menampilkan bayangan adanya
kecacatan pada benda uji. Data ini selanjutnya diintrepetasikan untuk memperoleh data tentang
keberadaan kecacatan pada benda uji. Kecacatan meliputi keretakan, porositas, dan lain
sebagainya. Munculnya gambar radiografi tergantung pada jenis diskontinuitas yang dilalui oleh
radiasi. Celah misalnya akan menghasilkan garis halus, gelap dan tidak teratur, sedangkan
porositas menghasilkan gambaran bulat hitam dengan ukuran yang berbeda.
Metode ini banyak digunakan pada berbagai macam produk seperti penampaan (forging),
pengecoran (casting), dan hasil pengelasan (weldments).
a. Aplikasi
Penggunaan teknik ultrasonic untuk mencari cacat pada bagian dalam benda sangat
vital, sehingga sampai sejauh mana benda kerja tersebut bisa digunakan bias kita
deteksi dengan ultrasonic flow detektor. Peralatan ini sangat cocok memeriksa baut-
baut, pipa, las-lasan dan konstruksi lainnya.
1.Tebal pipa
Tebal pipa bisa diukur dengan jangka sorong, tetapi jika pipa-pipa tersebut
sudah dirangkai menjadi pemipaan maka sulitlah untuk mengetahui tebal pipa
tersebut. Mengapa tebal pipa harus diketahui ukurannya, ini karena materi pipa
terkena erosi dan korosi oleh aliran fluida dalam pipa maupun terkena udara luar.
Maka palinglah tepat pengguanaan thickness gauge untuk mendeteksinya.
2.Retak / cacat
Meskipun tidak teliti penggunan thickness gauge untuk mengetahui retak / cacat
masih bisa digunakan, walaupun nilai cacat tidak diketahui tetapi ada dan
tidaknya cacat masih bisa dideteksi.
Meskipun thickness gauge sangat praktis, harga langsung terbaca, tetapi juga
ada keterbatasannya, yaitu:
Panjang pengukuran maksimal 30 cm.
Tidak bisa untuk memperkirakan besarnya cacat.
Arah pengukurannya hanya tegak lurus.
Pada jenis transmisi dipakai dua probe, satu sebagai pemancar dan satu lagi sebagai
penerima. Pada jenis gema hanya dipakai satu probe sebagai pemancar maupun
sebagai penerima gelombang dipantulkan kembali.
1. Geometri yang kurang baik dari spesimen uji menyebabkan masalah saat
inspeksi.
2. Sulit dalam pemeriksaan bahan yang memiliki struktur internal yang tidak
diinginkan.
3. Hal ini membutuhkan penggunaan couplant (perapat)
4. Orientasi cacat mempengaruhi pendeteksian cacat.
5. Peralatan cukup mahal.
6. Memerlukan tenaga kerja sangat terampil.
7. Memerlukan referensi standar dan kalibrasi.
8. Permukaan yang kasar dapat menjadi masalah sehingga memerlukan persiapan
perataan permukaan benda uji (specimen).
Secara visual vibrasi adalah gerakan bolak balik dari suatu mesin, yang dapat dirasa
dengan tangan atau oleh seluruh tubuh kita, yang dikenal sebagai getaran. Secara
matematis vibrasi mempunyai karakteristik yang disebut Parameter-parameter vibrasi.
Parameter-parameter vibrasi ada tiga yaitu :
- Displacement
- Velocity
- Acceleration
Rumus :
Acceleration = - (2πf) 2 A Sin (2πft) (mm/s 2 )
Ketiga rumusan itu telah diuraikan diatas, dan jika digambarkan masing-masing adalah
merupakan kurva sinusoidal seperti pada Gambar 1.
Peralatan yang umum digunakan pada pengukuran vibrasi adalah sebagai berikut :
- Instrumen pengukur vibrasi.
- Transducer.
- Stroboscope dan keyphasor
Vibration Meter, adalah alat pengukur vibrasi yang kecil sederhana, mudah
dibawa dan berguna untuk mengukur vibrasi secara rutin. Data yang diukur
terbatas pada displacement, velocity dan acceleration secara "overall" (Filter
Out).
Vibration Monitor, adalah alat pengukur vibrasi secara kontinu, serta dapat
memberikan tanda, (alarm) jika besar vibrasi telah mencapai batas maximal.
Adakalanya alat ini dirancang dapat mematikan mesin secara otomatis, jika
b. Transducer
Transducer adalah salah satu unsur peralatan pengukur vibrasi. Alat ini
diletakkan pada mesin yang hendak diukur vibrasinya, dan dihubungkan
langsung atau dengan menggunakan kabel ke Instrumen Pengukur Vibrasi. Jadi,
Transducer merupakan sensor penerima vibrasi.
Sesuai dengan parameter-parameter vibrasi : Displacement, Velocity dan
Acceleration, maka Transducer juga ada tiga jenis sesuai dengan parameter -
parameter tersebut yaitu :
- Proximity transducer
- Velocity transducer
- Acceleration transducer
Proximity transducer dipasang pada sisi muka atau sisi belakang rumah
bearing, atau dengan cara melubangi rumah bearing hingga tembus ke poros
agar transducer ini bisa mendekati permukaan poros. Hasil displacement yang
didapat adalah relatip terhadap rumah bearing.
Velocity transducer :
Alat ini mengukur kecepatan vibrasi yang bekerja secara elektromekanik. Ia dapat
digunakan untuk mengukur velocity overall (filter out) dan velocity pada masingmasing
frekuensi sumber vibrasi (Filter In), dengan hasil yang didapat adalah bersifat absolut.
Selain velocity ia juga bisa digunakan untuk mengukur displacement. Pemasangannya
diletakkan pada rumah bearing dengan menggunakan magnet, atau sekrup, atau tang
jepit, atau dipegang dengan tangan.
Acceleration transducer.
Alat ini mengukur percepatan vibrasi yang bekerja secara elektromekanik. Ia dapat
digunakan untuk mengukur tingkat besarnya percepatan overall (filter out) dan
acceleration pada masing-masing frekuensi sumber vibrasi ( Filter In ), dengan hasil yang
didapat adalah bersifat absolut. Pemasangannya diletakkan pada rumah bearing dengan
menggunakan magnet, atau sekrup, atau tang jepit, atau dipegang dengan tangan.
Lihat Gambar dibawah
.
Alat ini menggunakan bahan utama Piezoelectric yang dapat mengeluarkan aliran listrik
jika mendapat tekanan. Gerak bolak balik (getaran) rumah bearing diteruskan ke Frame,
yang akan menekan Piezoelectric Disks. Dengan demikian bahan ini akan mengeluarkan
aliran listrik, yang akan menyatakan percepatan vibrasi dalam kelipatan gravitasi "g".
Selain daripada itu kesalahan pengukuran yang ditimbulkannya kecil karena tidak
ada komponen yang bergerak seperti pegas dan sebagainya pada
velocity/displacement transducer, melainkan menggunakan Piezoelectric dari
bahan kristal.
Selain daripada alat ini, ada juga peralatan yang menggunakan Keyphasor,
dimana sudut fasenya yang terbaca pada Instrumen Pengukur Vibrasi, bukan
langsung pada porosnya.
10.3. ALIGNMENT
Dalam dunia industri, baik industri kecil maupun industri besar, termasuk pada unit-unit
pembangkit tenaga listrik, banyak dijumpai adanya penyambungan antara poros penggerak
dan poros yang digerakkan dilakukan dengan menggunakan sambungan kopling, seperti
misalnya:
Antara poros penggerak dengan poros pompa
Antara poros disel dengan poros generator
Antara poros turbin dengan poros generator
dll
Meskipun metoda penyambungan poros dengan menggunakan kopling ini banyak digunakan,
namun satu hal yang tidak bisa dihindari adalah adanya ketidak sebarisan (misalignment) dari
kedua poros yang disambungkan.
Namun ketidak sebarisan tersebut bisa diatasi dengan cara melakukan penyebarisan
(alignment), baik pada saat pemasangan baru maupun dalam perawatan rutin.
Adalah suatu kondisi dimana garis sumbu kedua poros yang dipersambungkan dalam
keadaan sejajar / paralel, tetapi tidak berada dalam satu garis sumbu.
Oleh karena penyimpangan dalam arah radial dari poros, maka kondisi ini disebut ketidak
sebarisan radial.
Ketidak sebarisan radial terjadi dalam dua arah, yaitu arah vertikal dan arah horizontal
Pandangan atas
Ketidak sebarisan axial terjadi dalam dua arah yaitu arah vertikal dan arah horozontal.
α = sudut simpangan axial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam
arah vertikal.
β = sudut simpangan axial yang dibentuk oleh kedua poros yang dipersambungkan dalam
arah horizontal.
Dalam arti, makin besar daya dan putaran yang dipindahkan akan makin kecil toleransi
yang diijinkan. Namun demikian masih ada faktor lain yang mempengaruhi toleransi yang
diijinkan yaitu dari jenis kopling yang digunakan.
Untuk pelaksanaan dilapangan harus mengikuti petunjuk atau referensii yang telah
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
Apabial tidak ada, maka referensi berikut bisa digunakan sebagai pedoman.
Keterangan:
Jika jarum besar berputar searah jarum jam berarti penunjukannya adalah (+),
sedangkan kebalikannya adalah (-).
Tapered gauge
Tapered gauge ini fungsinya hampir sama dengan feeler gauge yaitu untuk
mengukur celah / gap antara permukaan dua kopling, dengan cara menusukkan
tapered gauge tersebut kedalam celah.
Tapered gauge terbuet dari plat bilah runcing dengan panjang 100 mm dan lebar
sisi pangkal = 10 mm.
Dengan demikian ketirusan sisi miring adalah =10/100 mm = 0,1 mm.gap.
Contoh: jika pengukuran gap dengan tapered gauge terbaca pada angka 3 lebih 2
strip, berarti jarak celah / gap = 3 mm + 2/10 mm = 3,2 mm.
Persiapan alat
Telah diuraikan didepan, bahwa peralatan yang lengkap dan memenuhi persyaratan
akan meningkatkan unjuk kerja.
Oleh karena itu sebelum melakukan pekerjaan alignment, maka terlebih dahulu
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan secara lengkap seperti yang ada pada
daftar peralatan.
Persiapan tempat
Pengertian dalam house keeping menyebutkan bahwa, “tempat kerja yang aman tidak
hanya menurukan tingkat resiko kecelakaan, tetapi juga akan meningkatkan gairah
kerja karyawan, yang dengan sendirinya akan meningkatkan produktifitas” .
Oleh karena itu:
1) Persiapan penerangan yang cukup untuk menghindari kesalahan membaca
ukuran
2) Barang-barang yang tidak berguna lebih baik disingkirkan, karena akan
mengganggu kelancaran pekerjaan dan bisa menimbulkan kecelakaan
3) Bersihkan ceceran minyak atau air yang menggenang yang bisa menimbulkan
kecelakaan kerja
4) Sediakan balok kayu / ganjal dan scafolding bila perlu
Keselamatan Kerja
1) Yakinkan bahwa peralatan / mesin yang disebariskan sudah bebas dari sistem operasi
2) Gunakan pakaian dan peralatan keselamatan kerja yang dipersyaratkan
3) Ikuti dan laksanakan peraturan keselamatan kerja yang berlaku di tempat kerja
4) Ikuti petunjuk / rekomendasi dari pabrik pembuatnya
5) Yakinkan bahwa tempat kerja aman / bebas dari:
6) Benda / barang jatuh
7) Pekerjaan lain yang dapat mengganggu kelancaran penyebarisan
8) Jika perlu pasang pagar pembatas agar orang yang tidak berkepentingan tidak masuk
ke lokasi kerja
Oleh karena tingkat ketelitian yang tinggi / presisi maka metode ini selalu digunakan
untuk melakukan penyebarisan mesin-mesin dengan daya besar dan putaran tinggi.
Dengan menggunakan dial gauge maka sekaligus dapat diukur adanya ketidak
sebarisan axial dan radial.
b. Pengambilan Data
1) Pengambilan data dilakukan pada sitiap posisi 90o lingkaran kopling dengan
referensi titik atas (RT) = 0o
2) Dial indikator pasang pada poros / kopling dari peralatan yang disebariskan
(sisi pompa) diputar bersama-sama secara perlahan-lahan.
3) Titik diatas RT dipakai sebagai referensi dengan menyimpang = 0 (nol)
4) Jika jarum penunjuk pada dial indikator bergerak:
- Searah jarum jam : ujung dial tertekan, diberi nilai (+)
- Berlawanan jarum jam : ujung diameter memanjang diberi nilai (-)
Penulisan Data
Data ketidak sebarisan yang telah diambil ditulis diluar lingkaran bantu dalam satuan
µ (mikron) dengan ketentuan sbb:
RT
RT = nilai ketidak sebarisan radial sisi top (atas)
RR = nilai ketidak sebarisan radial sisi right (kanan)
RB = nilai ketidak sebarisan radial sisi bottom (bawah)
RL RR
RL = nilai ketidak sebarisan radial sisi left (kiri)
RB
RB
RT = 0
selanjutnya nilai tersebut ditulis diluar lingkaran bantu seperti gambar
RB = -65 diatas
RR = - 70
RL = + 5
Gambar ilustrasi
Untuk memberikan gambar yang nyata dan jelas dari kondisi peralatan yang
disebariskan maka perlu dibuat suatu gambar ilustrasi.
Dari hasil pengukuran yang telah tersebut diatas selanjutnya dibuatkan gambaran
ilustrasinya sehingga bisa diketahui dengan jelas:
+5 - 70
Dari gambar ilustrasi tampak jelas bahwa pada sisi motor harus ditambah shim
Dari gambar ilustrasi tampak jelas bahwa pada sisi motor harus digeser ke kiri
+5 - 70
- 65
RT - RB
RV =
2
gambar ilustrasi
RR - RL
RH =
2
RR - RR + 5 – ( - 70 ) +75
RH = = = = + 37,5 µ
2 2 2
1) Apabila kopling pada motor posisinya pada RT lebih tinggi dari kopling sisi
pompa, maka RT diberi nilai (-) dan RB diberi nilai (+)
2) Apabila kopling pada motor posisinya pada RT lebih rendah dari kopling
sisi pompa, maka RT diberi nilai (+) dan RB diberi nilai (-) , lihat gambar
disamping.
Untuk pemberian nilai (+) atau (-) pada arah horizontal dapat berpedoman pada
referensi tersebut
Untuk perhitungan selanjutnya bisa menggunakan cara tersebut diatas baik untuk
penambahan atau pengurangan shim maupun arah penggeseran motor
a. Arah Pandang
Arah pandang dari sisi peralatan yang tidak disebariskan (sisi pompa) menghadap
kearah peralatan yang disebariskan (sisi motor).
1) Pengambilan data dilakukan pada setiap posisi 90o lingkaran kopling, dengan
referensi titik atas (AT) – 0o.
2) Dial indikator dipasang pada sisi poros / kopling dari peralatan yang
disebariskan, dan ujung dial indikator menyentuh sisi permukaan dari kopling (
atau pada permukaan ).
3) Kopling / poros yang disebariskan (sisi motor) dan kopling yang tidak
disebariskan (sisi pompa) diputar secara bersama-sama dan perlahan-lahan.
4) Titik atas (AT) dipakai sebagai referensi dengan besarnya penyimpangan = 0
(nol).
5) Jika jarum penunjuk pada dial indikator bergerak:
Ke kanan ujung dial gauge menekan permukaan diberi nilai (+)
Ke kiri ujung dial gauge memanjang diberi nilai (-)
c. Penulisan Data
Data data ketidak sebarisan axial yang telah diambil, ditulis dalam lingkaran bantu
dalam satuan µ (micron) dengan ketentuan sbb:
-10 +25
+15
d. Gambar ilustrasi
Tujuan pembuatan gambar ilustrasi adalah sama dengan tujuan dari ketidak
sebarisan axial, yaitu untuk menghindari kesalahan dalam penambahan atau
pengurangan shim, maupun arah pergeseran motor.
AT = 0 0
AR = + 25
-10 +25
AB = + 15
AL = - 10
+15