JARINGAN TEGANGAN
MENEGAH
6. JARINGAN TEGANGAN MENEGAH
DURASI : 48 JP
DAFTAR ISI ii
1. JTM & KOMPONENNYA 1
1.1. KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH............................1
1.2. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)..............................................................1
1.3. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)..................................................2
1.4. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)....................................................2
1.5. Lokasi Pemasangan Konstruksi Jaringan Distribusi.....................................................4
2. JENIS DAN FUNGSI KOMPONEN DISTRIBUSI 5
2.1. Komponen Saluran Udara Tegangan Menengah.........................................................5
2.2. Komponen Saluran Kabel Tegangan Menengah........................................................12
2.3. Jenis Kabel SKTM......................................................................................................14
2.4. AVR (Automatic Voltage Regulator)...........................................................................16
2.5. Kapasitor.................................................................................................................... 16
3. STANDAR KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI TM 17
3.1. Konstruksi SUTM /SKUTM.........................................................................................17
3.2. Konstruksi SKTM........................................................................................................27
4. KONFIGURASI SISTEM DISTRIBUSIIBUSI 34
5. PENGOPERASIAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 40
5.1. PENGERTIAN PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI TM..............................40
5.2. TOLOK UKUR KINERJA PENGOPERASIAN JARINGAN DISTRIBUSI....................40
5.3. Operasi JTM di Gardu Induk.....................................................................................44
5.4. Operasi Pengaturan JTM Sistem Radial...................................................................45
5.5. Pengoperasian JTM Sistem Lingkar / Loop..............................................................46
5.6. Pengoperasian JTM Sistem Spindel.........................................................................46
5.7. MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI..........................................................................47
5.8. OPTIMASI JARINGAN DISTRIBUSI..........................................................................49
6. INSPEKSI JTM 53
6.1. PENGERTIAN............................................................................................................ 53
6.2. MACAM-MACAM INSPEKSI......................................................................................53
6.3. METODE INSPEKSI JARINGAN DISTRIBUSI...........................................................58
6.4. ALAT KERJA DAN K3 UNTUK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN JARINGAN
DISTRIBUSI...................................................................................................................... 66
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk
penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk
konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di Indonesia.
Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator
pada tiang besi/beton.Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus
diperhatikan faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman
minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau
dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia. Termasuk dalam
kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah juga bila penghantar yang digunakan adalah
penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core).
Penggunaan penghantar ini tidak menjamin keamanan terhadap tegangan sentuh yang
dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi resiko gangguan temporer khususnya akibat
sentuhan tanaman.
Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga listrik, penggunaan
penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada konstruksi jaringan Saluran
Udara Tegangan Menengah 20 kV, dapat juga digantikan dengan konstruksi penghantar
berisolasi penuh yang dipilin.
Isolasi penghantar tiap Fase tidak perlu di lindungi dengan pelindung mekanis.Berat kabel pilin
menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton penopangnnya.
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk mendistribusikan tenaga
Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah Tegangan Menengah (SKTM) sebagai jaringan
utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya utama peningkatan kualitas
pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM, penggunaan SKTM akan memperkecil resiko
kegagalan operasi akibat faktor eksternal / meningkatkan keamanan ketenagalistrikan.
Secara garis besar, termasuk dalam kelompok SKTM adalah :
SKTM bawah tanah - Underground MV Cable.
SKTM laut - Submarine MV Cable
Selain lebih aman, namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama,
sebagai akibat konstruksi isolasi penuh penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan sesuai keamanan ketenagalistrikan.
Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat lepas dari instalasi Saluran Udara Tegangan
Menengah sebagai satu kesatuan sistem distribusi sehingga masalah transisi konstruksi
diantaranya tetap harus dijadikan perhatian.
Pertimbangan pemilihan lokasi dan konstruksi JTM adalah : bermutu, aman, andal, mudah,
murah dan estetika.
Bermutu, konstruksi jaringan yang dibangun harus menjamin mutu hingga sampai ke sisi
pelanggan, artinya kualitas listrik yang dinikmati pelanggan harus masih sesuai dengan standar
yang ditetapkan, serta dapat dioperasikan secara efisien.
Aman berarti dalam kondisi apapun tidak menyebabkan bahaya terhadap lingkungan, operator
Yang dimaksud dengan komponen jaringan distribusi atau sering disebut dengan Material
Distribusi adalah semua peralatan yang diperlukan dalam membangun suatu konstruksi
jaringan distribusi yang utuh sehingga dicapai tingkat keandalan, keamanan, efisiensi serta
estetikan sesuai persyaratan / ketentuan yang ditetapkan Untuk material distribusi Saluran
Udara Tegangan Menengah ( SUTM ), terdiri dari 2 ( dua ) bagian, yaitu material distribusi
utama dan material non utama (pelengkap)
Disebut dengan material distribusi utama karena, material tersebut fungsinya sangat penting
pada konstruksi , sehingga merupakan bagian yang tidak bisa tergantikan. Sedangkan disebut
material pelengkap, karena merupakan bagian pelengkap untuk menunjang pemasangan
material distribusi utama pada suatu konstruksi.
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk saluran udara biasanya disebut
kawat yaitu penghantar tanpa isolasi ( telanjang ), sedangkan untuk saluran dalam tanah atau
saluran udara berisolasi biasanya disebut dengan kabel.
Penghantar yang baik harus mempunyai sifat :
Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi Kekuatan Tarik Tinggi
Fleksibilitas Tinggi Ringan
Tidak Rapuh
Untuk mendapatkan penghantar dengan persyaratan di atas dan ditijau dari segi ekonomis
masih menguntungkan, maka bahan penghantar yang banyak digunakan sebagai saluran
2.1.2. Isolator
b. Isolator Tarik
Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk maksud kemudahan
operasional harus dipasang Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga
dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
2.1.4. Tiang
Sebagai penyangga kawat agar berada di atas tiang dengan jarak aman sesuai
dengan ketetentuan. Terbuat dari bahan yang kuat menahan beban tarik maupun tekan yang
berasal dari kawat ataupun tekanan angin. Menurut bahannya tiang terdiri dari :
a. Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi, kekuatan,
ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN
Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan sebagai tiang penopang
A - 7 7 9 8 12
Lenturan pada beban kerja [mm] - 196 144 142 108 106
c. Tiang Beton
Panjang Tinggi titik Diameter Beban Panjang Tinggi titik Diameter Beban
(m) Tumpu/batas (cm) Kerja (m) Tumpu/batas (cm) Kerja
tanam (m) (daN) tanam (m) (daN)
12 2,0 19 200
19 350
19 500
22 800
22 1200
Menggunakan kode pengenal dari masing-masing bahan pada kabel dimulai dari bagian
paling dalam (inti) sampai dengan bagian paling luar (Selubung Luar).
Y Isolasi Atau Selubung Dari Pvc (Poly Vynil Chloride) Tegangan Kerja
Maksimal 1000 V Titik Lebih 70oc
2X Isolasi atau selubung dari xlpe (Cross Link Poly Etheline) Tegangan
Kerja Sampai Di Atas 20 Kv Titik Leleh 90oc
Pemilihan jenis kabel Tegangan Menengah disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Contoh
untuk kabel dengan konstruksi dalam terowongan (ducting) beton, tidak menggunakan jenis
Penggunaan AVR di jaringan distribusi adalah untuk menstabilkan tegangan pelayanan dengan
cara AVR memonitor tegangan input (tegangan yang diterima) kemudian AVR mengatur
menaikan Tap Charger kepada posisi (Tap) tertentu sampai tegangan output dari trafo step up
sesuai tegangan yang di inginkan.
Pengaturan tegangan penyulang individu dilakukan oleh pengatur tegangan (AVR) berupa
sebuah autotransformator yang dilengkapi mekanisme perubahan sadapan berbeban yang
berada didalam unit terpadu bersama dengan perlengkapan lainnya seperti trafo tegangan, trafo
arus, line drop compensation dan relai pengatur tegangan.
2.5. Kapasitor
Kapasitor shunt dapat diterapkan pada SUTM panjang untuk mengkompensasi rugi-rugi daya
reaktif yang terjadi sepanjang saluran dan menyebabkan jatuh tegangan. Rugi-rugi daya reaktif
tersebut adalah terbesar pada saat beban puncak dan terkecil pada saat beban terendah. Hal
itulah yang menyebabkan mengapa tegangan beban adalah terendah pada beban puncak dan
tertinggi pada beban terendah.
Kompensasi rugi-rugi daya reaktif dengan menggunakan kapasitor shunt harus diatur agar
kapasitor shunt sebanding dangan besarnya rugi-rugi daya reaktif. Oleh karena itu kapasitor
yang digunakan sebaiknya terdiri dari beberapa bank kapasitor yang masing-masing bank
dilengkapi dengan saklar.
Untuk sebuah SUTM panjang berbeban merata, cukup diperlukan sebuah bank kapasitor
bersaklar. Besar kapasitor (kVAr) maksimum adalah dua pertiga dari kVar beban puncak yang
diukur pada penyulang yang keluar dari Gardu Induk. Kapasitor ditempatkan pada dua pertiga
panjang penyulang dari gardu induk. Kontrol otomatis kapasitor dilakukan oleh sensor kVar yang
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda
disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak memberikan pengaruh
membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan terhadap bangunan lain dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m baik vertikal atau
horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR, jarak minimal antara JTM dengan kabel JTR
dibawahnya minimal 120 cm
I. Konstruksi Pembumian
Bagian-bagian yang harus dibumikan adalah Bagian Konduktif Terbuka konstruksi tiang untuk
setiap 3 gawang dan instalasi lightning arrester.Konstruksi ini memakai penghantar pembumian
Jenis Konstruksi SKTM bawah tanah pada garis besarnya dibedakan atas sistem tanam
langsung (direct buried cable) dan menggunakan pipa saluran/ducting atau terowongan
(tunneling cable).Dasar pemilihan jenis konstruksi ini secara ringkas dapat dilihat sebagai
berikut.
Sesuai standar pabrik, kabel tanah pada kondisi tanah (specific thermal resistivity of soil)
1000C cm/w dengan kedalaman 70 cm, untuk penggelaran 1 kabel mempunyai Kemampuan
Hantar Arus (KHA) 100 %. Kemampuan hantar arus kabel harus dikoreksi jika persyaratan
tersebut berubah.Kabel harus dilindungi terhadap kemungkinan gangguan mekanis dengan
pasir, pipa pelindung, buis beton atau pelat beton.Jalur jaringan kabel, titik belok dan
sambungan kabel harus diberi tanda guna memudahkan inspeksi, pemeliharaan dll.
Tabel 6 Dimensi Galian Tanam Langsung SKTM pada Taman/ Tanah Biasa
1 40 80
3 60 80
4 80 80
5 60 90
6 60 90
7 80 100
Gambar 26 Konstruksi SKTM Tanam Langsung di halaman rumput/ taman/ tanah biasa
1 40 150
2 40 150
3 60 150
4 80 150
5 60 170
6 60 170
7 80 170
8 80 170
9 100 170
10 100 170
Pada konstruksi jalan lingkungan dengan kedalaman galian yang sama, sebagai antisipasi
akibat beban untuk mencegah terjadinya deformasi kabel TM yang berpengaruh dan beresiko
terhadap kerusakan kabel, maka seluruh galian diisi dengan pasir urug. Struktur jalan
lingkungan harus dikembalikan sesuai kondisi semula.
Pada situasi memungkinkan dan seijin PEMDA setempat, persilangan jalan dilaksanakan
dengan cara pemotongan aspal, penggalian dan instalasi kabel.
Kabel persilangan harus diletakkan dalam pipa beton atau pipa PVC dengan diameter lebih
besar dari 4 inchi. Dalam hal jumlah kabel yang menyeberang jalan lebih dari satu, maka
antara pipa kabel TM harus di beri sekat plat beton setebal 6 cm. Pengembalian konstruksi
jalan setelah instalasi Pipa dan kabel TM harus dilakukan pemadatan jalan dengan stamper
agar dikemudian hari tidak terjadi penurunan permukaan jalan akibat crossing SKTM tersebut.
Secara umum konfigurasi suatu jaringan tenaga listrik hanya mempunyai 2 konsep konfigurasi :
1. Jaringan radial
yaitu jaringan yang hanya mempunyai satu pasokan tenaga listrik, jika terjadi gangguan akan
terjadi “black‐out” atau padam pada bagian yang tidak dapat dipasok.
2. Jaringan bentuk tertutup
yaitu jaringan yang mempunyai alternatif pasokan tenaga listrik jika terjadi gangguan. Sehingga
bagian yang mengalami pemadaman (black‐out) dapat dikurangi atau bahkan dihindari.
Berdasarkan kedua pola dasar tersebut, dibuat konfigurasi‐konfigurasi jaringan sesuai dengan
maksud perencanaannya sebagai berikut :
d. Konfigurasi Fork
Konfigurasi ini memungkinkan 1(satu) Gardu Distribusi dipasok dari 2 penyulang berbeda
dengan selang waktu pemadaman sangat singkat (Short Break Time). Jika penyulang operasi
mengalami gangguan, dapat dipasok dari penyulang cadangan secara efektif dalam waktu
sangat singkat dengan menggunakan fasilitas Automatic Change Over Switch (ACOS).
Pencabangan dapat dilakukan dengan sadapan Tee– Off (TO) dari Saluran Udara atau dari
Saluran Kabel tanah melalui Gardu Distribusi.
g. Konfigurasi lain‐lain
Selain dari model konfigurasi jaringan yang umum dikenal sebagaiman diatas, terdapat
beberapa model struktur jaringan yang dapat dipergunakan sebagai alternatif model model
struktur jaringan.
Struktur ini dipakai jika pusat beban berada jauh dari pusat listrik/Gardu Induk. Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) berfungsi sebagai pemasok, Gardu Hubung sebagai Gardu
Pembagi, Pemutus Tenaga sebagai pengaman dengan rele proteksi gangguan fasa‐fasa dan
fasa‐tanah pada JTM yang berawal dari Gardu Hubung.
Struktur ini dipakai pada suatu kawasan yang luas dengan pusat‐pusat beban yang berjauhan
satu sama lain.
Adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran
tenaga listrik kepada konsumen secepat mungkin serta menjamin kelangsungan penyaluran /
pelayanan.
Sebagai tolok ukur atas keberhasilan pada pengoperasian dapat dilihat dari beberapa
parameter, yaitu :
Ada 2 ( dua ) hal yang menyatan yang menjadi ukuran mutu listrik yaitu : tegangan dan
frekwensi. Tegangan pelayanan ditentukan oleh :
Frekuensi :
Faktor yang membuat baik-tidaknya mutu listrik tersebut dari sisi distribusi adalah faktor
pembebanan pada sistem distribusi yaitu pembebanan yang tidak stabil oleh karena
pengoperasian normal atau karena lebih banyak akibat gangguan pada suplai dari GI dan
penyulang.
Sebagai indikator penyaluran adalah angka lama dan atau seringnya pemadaman pada
pelanggan yang disebut dengan angka SAIDI dan SAIFI.
SAIDI merupakan indikator durasi rata-rata lama padam pasokan listrik yang bersifat
permanen (> 5 menit) yang dirasakan oleh pelanggan pada satu unit pelayanan tertentu
SAIF merupakan indikator frekuensi padam pasokan listrik yang bersifat permanen (> 5
menit ) dalam satu unit pelayanan tertentu selama satu perioda waktu tertentu, yang dihitung
dalam satuan : kali/ pelanggan. Formula SAIFI dapat dituliskan sebagai berikut.
Menurunkan angka SAIDI dan SAIFI dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Sebagai indikator adalah jumlah angka kecelakaan akibat listrik pada personil dan kerusakan
pada instalasi / peralatan serta lingkungan
Sebagai indikator adalah angka susut jaringan, yaitu selisih antara energi yang dikeluarkan
oleh gardu / pembangkit dengan energi yang digunakan oleh pelanggan
Pencurian listrik
Kesalahan alat ukur
Kesalahan rasio CT
Kesalahan ukuran penghantar
Jaringan terlalu panjang
Faktor daya rendah
Kualitas konektor dan pemasangannya jelek
Mempertahankan kepuasan pelanggan dapat terjadi bila kebutuhan akan listrik oleh konsumen
baik kwantitas, kualitas dan kontinyuitas pelayanan terpenuhi, untuk itu hal yang perlu
dilakukan adalah :
Pengendalian tegangan, yaitu mengadakan pengaturan mulai dari tingkat suplai sampai ke
titik ujung tegangan pada batas toleransi yang diijinkan.
Pengendalian beban, yaitu membatasi pembebanan sesuai kemampuan sumber pasokan
tenaga listrik, maupun peralatan dan material jaringan .
PROSEDUR PENGOPERASIAN
Jaringan baru
Jaringan lama yang padam atau dipadamkan
Operasi Sistem
Kegiatan mengatur, membagi, memindahkan, dan menyalurkan tenaga listrik dari gardu
induk, gardu distribusi sampai ke konsumen dilakukan oleh beberapa pihak yang dikoordinir
oleh Pengatur Distribusi
Alur tugas ditentukan prosedur tetap SOP Pengoperasian .
Operasi pengaturan dibedakan:
Keadaan normal
Keadaan gangguan
Operasi pengaturan berdasarkan konfigurasi dan pola sistem distribusi.
A. Keadaan Normal
1. Pada pelaksanaan / pengeluaran PMT 150 & 70 kV dilaksanakan oleh Area / Pengatur
Beban / Piket Pengawas secara RC ataupun operator GI
- Area berkonsultasi dengan Area Pengatur Distribusi ( APD )
- Pengatur beban memutuskan sendiri
- Piket pengawas konsultasi dengan piket pimpinan
2. Posisi normal PMT TM incoming dan trafo TT / TM dalam keadaan masuk.
3. Posisi normal PMT feeder TM dalam keadaan masuk.
4. APD / piket cabang melakukan pencatatan data operasional secara langsung atau dari
display.
5. APD menerima pemberitahuan perubahan keadaan jaringan di GI dari Area
Pengaturam Beban / Piket Pengawas atau melalui printer atau display.
6. Pemasukan / pengeluaran feeder TM dilaksanakan oleh Operator GI atas permintaan
APD
7. Pemasukan / pengeluaran PMT – TM dari trafo TT / TM dilaksanakan oleh :
- APD bila dilengkapi RC sepengetahuan operator dan konsultasi dengan area, jika gagal
oleh operator
- Operator GI atas permintaan APD
B. Keadaan Gangguan
A. Keadaan Normal :
B. Keadaan Gangguan:
A. Keadaan Normal:
B. Keadaan Gangguan:
A. Keadaan Normal :
Peralatan Manuver
Optimalisasi atas keberhasilan manuver dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan
dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. Peralatan jaringan yang dimaksud
adalah peralatan-hubung yang terdiri dari berbagai macam.
Sectionalizer
Recloser
Berupa PMT yang dilengkapi dengan peralatan proteksi arus lebih dan penutup-balik ,. Bila ada
gangguan pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan-
balik sampai beberapa kali tergantung penyetelannya atau membuka secara permanent.
Penormalan kembali dilakukan secara manual di lokasi.
Peralatan manuver berupa LBS atau PMT yang berada pada Gardu-Hubung, Gardu-Tengah
atau Gardu Distribusi.
Dioperasikan secara manual di lokasi atau secara jarak jauh bila dilengkapi dengan peraltan
kontrol jarak jauh.
KEMAMPUAN HANTAR
ARUS ( KHA )
LUAS
( Amper )
PENAMPANG
( mm2 )
AAAC BCC
AAC
CATATAN : pada keadaan tanpa angin, kha tersebut dalam tabel ini harus dikalikan dengan
faktor koreksi 0.7
Penghantar berisolasi
- AAAC- S : Direntang di udara dipasang pada isolator TM
- NFA 2 x SEY – T : Kabel pilin direntang di udara dengan kabel penggantung
- NFA 2 x CEY – T : Kabel pilin direntang di udara dengan kabel penggantung
35 150
50 180
70 246
95 282
120 319
AAAC-S
150 378
185 423
240 523
2 x 35 + 50 110
2 x 50 + 50 134
NFA 2 x SEY - T
2 x 70 + 50 163
2 x 95 + 50 203
2 x 120 + 50 234
3 x 35 + 50 127
3 x 50 + 50 151
3 x 70 + 50 188
3 x 95 + 50 228
NFA 2 x CEY - T
3 x 120 + 50 262
3 x 150 + 50 293
3 x 240 393
6.1. PENGERTIAN
Dari tahun ketahun bidang pemeliharaan distribusi diperkirakan menempati kedudukan yang
cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan.
Keadaan ini dapat terjadi karena sistem distribusi terus semakin bekembang.
Untuk mendukung perencanaan pemeliharaan sesuai dengan SE : 040.E/152/DIR/1999
tersebut diadakan pemeriksaan (inspeksi) agar mendapatkan data – data yang sangat akurat.
Pada hakekatnya inspeksi merupakan suatu pekerjaan yang dimaksud-kan untuk mendapatkan
suatu data dari sistem / peralatan jaringan distribusi yang dipakai sebagai bahan untuk
perencanaan pemeliharaan dan perencanaan anggaran JAR – DIST.
Oleh karena luas dan kompleksnya keadaan jaringan distribusi dan peralatan distribusi yang
perlu diinspeksi, maka guna untuk mendukung pemeliharaan tsb, inspeksi ini dapat
dikelompokan menjadi :
Inspeksi Rutin.
Jenis inspeksi yang direncanakan terus – menerus secara peri-odik, merupakan inspeksi rutin
dan ini suatu usaha atau kegiat-an yang dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi sistem
agar dalam keadaan baik dan daya guna yang optimal.
Dalam prakteknya kegiatan inspeksi rutin dikelompokan dalam dua jenis inspeksi yaitu :
- Inspeksi rutin.
- Inspeksi rutin sistematis.
Inspeksi rutin .
Inspeksi rutin adalah pekerjaan pemeriksaan yang di-laksanakan dengan cara pemeriksaan
secara visual yang di-ikuti dengan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang sesuai dengan
saran – saran (rekomondasi) dari hasil inspeksi.
Inspeksi sistematis.
Pekerjaan dalam kegiatan pemeriksaan rutin sistematis akan lebih luas jangkauanya dan akan
lebih teliti, bisa sampai bongkar – pasang jaringan.
Inspeksi Korektif.
Inspeksi darurat adalah pekerjaan pemeriksaan yang dimaksud-kan untuk perbaikan kerusakan
yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi banjir, angin ribut dan sebagainya
yang sifatnya mendadak dan perlu segera dilaksanakan pekerjaan dan tidak direncanakan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik yang telah
tercantum dalam tujuan inspeksi adalah untuk mendukung program pemeliharaan periodik
dengan jadual tertentu.
- Inspeksi triwulanan.
- Inspeksi Semesteran.
- Inspeksi Tahunan.
- Inspeksi 3 (tiga) tahunan.
Inspeksi Triwulanan
Inspeksi triwulanan atau tiga bulanan adalah suatu kegiatan dilapangan yang dilaksanakan
dalam waktu tiga bulan sekali dengan maksud untuk mengadakan pemeriksaan kondisi sistem.
Dengan harapan langkah – langkah yang harus dilaksanakan untuk perbaikan peralatan sistem
yang terganggu dapat ditentukan lebih awal, sehingga kemungkinan terjadinya gangguan pada
sistem tersebut dapat ditekan sekecil mungkin atau ditiadakan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan keandalan dari SUTM adalah melaksanakan
pemeliharaan secara baik dan benar.
Inspeksi semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan di lapangan
dengan maksud untuk mengetahui sedini mungkin keadaan beban jaringan dan tegangan pada
ujung jaringan suatu penyulang TR (Tegangan Rendah). Inspeksi semesteran atau enam
bulanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan maksud untuk mengetahui
sedini mungkin keadaan beban jaringan dan regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN, pada
saat ini adalah + 5 % dan – 10 % pada sisi penerima dari tegangan nominal.
Perbandingan beban untuk setiap phasa pada setiap penyulang TR tidak kurang dari 90% :
100 % : 110 %, dimana hal ini untuk menjaga adanya kemencengan tegangan yang terlalu
besar pada saat terjadi gangguan putusnya kawat netral (Nol) jaringan.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan adalah :
Inspeksi Tahunan
Kegiatan inspeksi tahunan ini biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu.
Pekerjaan ini sifatnya untuk menunjang operasi secara langsung atau dapat mengurangi
adanya gangguan operasi sistem.
Pada prakteknya inspeksi tahunan dapat dilaksanakan dalam 2 (dua) keadaan yaitu :
Inspeksi semacam ini pada pelaksanaanya menggunakan chek list untuk memudahkan para
petugas memeriksa dan mendata hal – hal yang perlu diperhatikan .
- Pemeriksaan (GD, JTM, JTR, SR, fuse link, HRC fuse, dll).
- Pengetesan / percobaan ( Proteksi, PS, lampu penerangan, peralatan bantu dll).
O : Pemeriksaan rutin .
X : Pemeriksaan sistematis.
Hubungan antara jumlah, volume fisik serta biaya pemeliharaan rutin JTM.
Dalam pelaksananya pemeriksaan ini dilakukan dalam keadaan bebas tegangan dan sifatnya
lebih teliti dan menyeluruh .
Adapun yang dilakukan dalam inspeksi jaring distribusi SUTM adalah mulai dari Tiang pertama
SUTM dari penyulang gardu induk 20 kv s/d Tiang akhir SUTM berikut peralatan penghubung
yang terpasang di jaringan SUTM.
Sambungannya.
Tahanan pembumian.
Pengujian jaringan :
R – T = Mega Ohm
R – S = Zero Ohm
Maka berarti kita mendapat ujung akhir fasa : T ( Dan Seterusnya kita
mendapatkan ujung fasa : R dan S)
1 2 3 4 5 6
Arrester
Arrester
lsolator
a. GPS
Salah satu kegunaan dari GPS dalam inspeksi ini adalah untuk menandai letak
lokasi tiang TM atau dikenal dengan istilah Mapping yang nantinya hasil dari inspeksi
berupa data lokasi Tiang TM.
b. Formulir Inspeksi
Formulir inspeksi ini berfungsi untuk memberikan informasi seperti letak posisi
tiang, jenis dari tiang yang digunakan.. Dalam pengisian formulir data ini GPS berperan
penting karena setiap data pada formulir, seperti letak lokasi harus sama dengan
nomor yang ditandai dalam GPS.
Gambar 38 Data yang didapat dari GPS Kemudian di Tampilkan pada Software
Mapsource
Dalam inspeksi jaringan distribusi kabel tanah SKTM adalah mulai dari kabel out going beeder /
penggulung kabel tanah TM. 20 kV (pada pangkal penggulung) s/d jaringan ujung SKTM 20 kV
(Formulirnya sama dengan formulir inspeksi Jaringan SUTM).
- Tahanan Pentanahan.
1 2 3 4 5
Induk TM Ujung
Contoh : Format Model Inspeksi Jaring Distribusi SKTM sama dengan JTM.
Kondisi suatu peralatan listrik yang akan didipakai dapat diketahui layak atau tidaknya dipakai
melalui Pemeriksaan dan Pengujian, dari sinilah dapat diketahui mutu sebenarnya peralatan
yang akan dioperasikan. Mutu dapat dilihat dari sifat tampak (visual check) dan pengujian
untuk mengetahui unjuk kerjanya .Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa akibat mutu
peralatan yang akan di operasikan mutunya rendah, maka akan menyebabkan terganggunya
mutu pelayanan.
Contoh : Konektor jaringan terjadi loncatan api (karena mutu material dan cara pemasangan
kurang baik ) maka akan berakibat tegangan tdk normal di konsumen / pelanggan .
Ditinjau dari aspek keandalan, akibat mutu peralatan yang dipasang rendah, bisa mengganggu
kontinuitas penyaluran tenaga listrik di pelanggan. Untuk menjamin mutu dan keandalan
penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, maka diperlukan pelaksanaan Pemeriksaan dan
Pengujian semua peralatan yang terpasang dan yang akan dioperasikan.
b. Pemeriksaan Pemasangan :
Adalah untuk mengetahui apakah peralatan yang terpasang sesuai / tidak sesuai
dengan gambar rencana / standard konstruksi.
Adapun tegangan uji peralatan listrik 20 KV adalah ditentukan sebesar : 57,5 KV DC selama 10
menit.
= 28.75 0 Volt AC
= 28,75 KV AC
Pada pengujian Kabel TM 20 KV , terlebih dahulu kabel di Megger satu persatu dengan
megger : 5000V - 2000 M ohm, dan dicatat penunjukan hasilnya .
Baru kemudian dilaksanakan Test Tegangan Tinggi menggunakan High Voltage DC test
dimana :
- Ujung ketiga kabel tersebut digabungkan menjadi satu kemudian diberi test tegangan DC
57,5 KV selama 10 menit dan dicatat arus fasa R ,S ,T , ........ mA
Pemeliharaan dilakukan untuk meningkatkan mutu dan keandalam pada sistem distribusi dlam
rangka mengurangi kerusakan peralatan yang sifatnya mendadak, menurunkan biaya
pemeliharaan dan mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga
listrik.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Sistem distribusi yang baru dibangun harus diperiksa secara teliti, apabila terdapat
kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga.
- Staf / petugas dan pemeliharaan harus terlatih baik dengan jumlah petugas cukup
memadai.
- Mempunyai peralatan kerja yang baik dengan jumlah cukup memadai untuk pemeliharan
dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan dalam keadaan bertegangan.
- Mempunyai buku / brosur peralatan dari pabrik pembuat dan dipelihara untuk bahan
pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
- Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
Pemeliharaan servis, pemeliharaan dengan jangka waktu pendek meliputi pekerjaan ringan
kecil.
Misalnya : memberishkan ROW jaringan.
Jadwal pemeliharaan dapat dibuat dengan kurun waktu yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan dan umur dari peralatan yang akan dipelihara waktu tersebut adalah sebagai berikut
:
- Pemeliharaan Mingguan
- Pemeliharaan Bulanan
- Pemeliharaan Semesteran
- Pemeliharaan Tahunan
Peralatan Grounding
Gunanya untuk menghubungkan saluran yang sudah tidak bertegangan lagi kebumi, tehindar
adanya kecelakaan akibat ada tegangan pada saluran yang timbul karena :
• Salah operasi
• Terinduksi jaringan
• Sambaran petir
• Kawat penghantar
• Tiang
• Isolator
• Cross arm (traverse)
• Joint dan jumper
• Kabel
• Tiang
• Pole bracket dan perlengkapannya
• Suspension / Strain Clamp
• Sambungan – sambungan
• Pembumian
Sebagai alat penyalur tenaga listrik, penghantar, baik kawat ataupun kabel harus terpasang
dengan baik, yaitu tidak menyebabkan kerugian lsitrik yang besar serta aman terhadap
peralatan dan orang dari bahaya akibat listrik (tegangan menengah)
Untuk hal tersebut, maka pelaksanaan pemeliharaan penghantar hal-hal yang perlu mendapat
perhatian adalah :
• Jarak aman
• Andongan kawat / lendutan
• Kondisi fisik
• Jumper / joint
• Pengikat penghantar pada isolator / klem.
• Penggantian penghantar
• Perbaikan kondisi / pemasangan penghantar
Karakteristik Hantaran
Luas Penampang KHA terus menerus Luas penampang KHA terus menerus
mm2 A mm2 A
16 16
110 110
25 25
145 145
35 35
180 180
50 50
225 225
70 70
270 270
95 95
340 340
120 120
390 390
150 150
455 455
185 185
520 520
240 240
625 625
300 300
710 710
400 400
855 855
500 500
990 990
625 625
1.140 1.140
800 800
1.340 1.340
1000 1000
1.540 1.540
Jarak Aman
Jarak aman adalah jarak minimal yang diperoleh antara bagian peralatan listrik yang
bertegangan (kawat, pemisah, rel dan sebagainya) dengan benda disekitarnya.
6M
JALAN RAYA
Andongan
Andongan ialah jarak antara posisi terendah dari penghantar yang direntangkan dengan posisi
dimana penghantar tersebut ditumpang / sangga / digantung pada tiang.
Bagan lendutan (SAG) menurut Tegangan tarik (Tension) dan Rentangan (SPAN) sebenarnya.
50 m
Andongan harus disesuaikan dengan standard kuat tarik hantaran, jarak antar hantaran, lebar
bentangan antar tiang.
Andongan harus senantiasa dijaga agar tidak terlalu kencang maupun terlalu kendor. Karena
jika terlalu kencang dapat mengakibatkan tarikan hantaran mempengaruhi impedansi/ daya
hantar akibat pemuluran pada saat penghantar panas oleh beban listrik pelanggan. Dan jika
terlalu kendor antar penghantar dapat berhimpit/ hubung singkat karena angin/ benang
layangan.
Sebagai penyangga penghantar, kedudukan tiang adalah untuk diperhatikan, karena gangguan
yang disebabkan oleh rusaknya robohnya tiang adalah merupakan hal yang sangat
membahayakan, terutama terhadap keselamatan umum.
Hal – hal yang biasa dilakukan pada pelaksanaan pemeliharaan tiang adalah
• Pemeriksaaan / perbaikan terhadap letak kedudukan tiang yang berubah karena tidak
kuatnya pondasi
Adapun yang dimaksud dengan peralatan disini adalah peralatan mendukung lainnya selain
peghantar dan tiang pada JTM.
Isolator
Bahan Isolator
Bahan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada sistem distribusi antara lain
:
a) Isolator Gelas
b) Isolator Keramik
Karena itu pemasangan sistem pembumian harus dilakukan dengan standard sesuai ketentuan
yang berlaku sebagai elektroda pembumian biasanya digunakan elektroda batang berbentuk
pipa baja galvanis diameter 25 mm atau baja berdiameter 15 mm yang dilapisi tembaga setebal
2,5 meter dengan panjang 2,5 m atau 3 m. untuk penghantar bumi biasanya digunakan
tembaga 50 mm2 dan sampai dengan 2,5 meter dari atas tanah harus dilindungi dengan pipa
baja dari kerusakan mekanis.
Pada beberapa tiang beton penghantar bumi sudah merupakan komponen dari tiang dan untuk
menghubungkannya dengan penghantar bumi diluar tiang beton digunakan mur baut yang
dipasang pada bagian atas dan bawah tiang.
Walaupun dengan memasang beberapa elektroda secara parallel dapat menurunkan harga
tahanan pembumian, tetapi kenyataannya penurunannya tidaklah menjadi R/n (R tahanan
untuk 1 elektroda, n jumlah elektroda seperti diperkirakan. Bila peralatan dan kondisi tanah
setempat memungkinkan akan lebih menguntungkan bila elektroda ditanam secara seri.
Keuntungan lain dengan cara ini adlah pengaruh musim dapat diperkecil karena dicapainya air
tanah.
Bila kondisi tanah tidak memungkinkan untuk menanam secara seri beberapa batan pipa,
maka untuk memperoleh harga tahanan yang rendah pipa – pipa elektroda dapat dipasang
secara parallel. Jarak antar elektroda tersebut minimum harus dua kali panjang elektroda (PUIL
1987 pasal 3221 A4).
Selain Instalasi pembumian untuk Lightning Arrester (LA), yang perlu dipelihara untuk
pengaman pada JTM adalah Lightning Arrester itu sendiri dipelihara secara periodik.
b) Pemeriksaan kondisi fisik dari Lightning Arrester, apakah isolasi keramiknya pecah/
retak atau siripnya gompel, jika perlu diganti baru.
c) Jika fifik LA ada kotoran debu / lumut/ penggaraman/ karat, maka dibersihkan.
Jaringan distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke pihak pelanggan. Karena
fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting dan untuk itu jaringan distribusi
perlu dilengkapi dengan alat pengaman
Persyaratan yang harus dimiliki oleh alat pengaman atau sistem pengaman
a. Sensitifitas (kepekaan)
Suatu pengaman bertugas mengamankan suatu alat atau bagian tertentu dari
sistem tenaga listrik termasuk dalam jangkauan pengamanannnya merupakan
daerah pengaman tugas suatu pengaman mendeteksi adanya gangguan yang
terjadi didaerah pengamanannya harus cukup sensitif untuk mendeteksi dengan
nilai minimum dan bila perlu mentripkan PMT atau Pelebur untuk memisahkan
bagian yang terganggu dengan bagian yang sehat
b. Selektifitas (ketelitian)
Selektifitas dari pengaman adalah kwalitas kecermatan dalam mengadakan
pengamanan bagian yang terbuka dari suatu sistem oleh karena terjadinya
gangguan diusahakan seminimal mungkin jika dapat tercapai maka pengamanan
demikian disebut pengamanan selektif.
d. Kecepatan. (Speed)
Makin cepat pengaman bekerja tidak hanya dapat memperkecil kerusakan tetapi
juga dapat memperkecil kemungkinan meluasnya akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh gangguan
Repeater
Single elemen Single elemen Double element
Single
Repeater elemen Single elemen Single elemen Non Dropout Single elemen
dropout
Single Drop
Non Dropout
elemen dropout out
dropout Non Drop dropout Non dropout
dropout
Non dropout out dropout
dropout Non Drop indicating indicating
out indicating Non
indicating dropout
indicating indicating Non indicating indicating indicating indicating
indicating indicating
indicating indicating indicating indicating
Pada gambar ini diperlihatkan fuse yang dirancang untuk penggunaan pada tegangan tinggi
dapat dibedakan dalam 2 ( dua ) macam yaitu Cutout Distribusi (Distribution Cutouts),
dilapangan sering disebut: Fuse Cut Out disingkat FCO dan Fuse TM
(Power Fuse ) yang sering disebut MV Fuse atau Fuse pembatas arus. Dilapangan
keperluan dan cara pemasangan kedua jenis fuse ini berbeda. Fuse cut out banyak
dipergunakan pada saluran saluran percabangan dengan konstruksi saluran udara terbuka
sedangkan MV fuse banyak dipergunakan pada panel panel cubicle dengan saluran kabel
atau campuran .
Fuse cutout distribusi diklasifikasi dalam 2 macam fuse yaitu : Fuse letupan (Expulsion
Fuse) dan Fuse Liquid (Liquid Filled Fuse) Namun pada kenyataannya dilapangan fuse
cutout letupan (expulsion) lebih banyak dipakai untuk jaringan distribusi dibanding dengan
power fuse, istilah letupan (expulsi) merupakan suatu tanda yang dipergunakan fuse
sebagai tanda adanya busur listrik yang melintas didalam tabung fuse yang kemudian
dipadamkannya.
Peristiwa yang terjadi pada bagian dalam tabung fuse ini adalah peristiwa penguraian
panas secara partial akibat busur dan timbulnya gas yang di deionisasi pada celah
busurnya sehingga busur api segera menjadi padam pada saat arus menjadi nol. Tekanan
gas yang timbul pada tabung akibat naiknya temperatur dan pembentukan gas
Fuse cut-out bertabung fiber mempunyai fuse link yang dapat diganti-ganti
(interchangeability) dan terpasang didalam pemegang fuse (fuse holder) berbentuk tabung
yang terbuat dari bahan serat selulosa. Fuse ini dapat dipergunakan baik untuk Fuse Cut-
Out terbuka (open fuse cut-out) atau Fuse Cut-Out tertutup (enclosed fuse cutout), fuse cut-
out terbuka dapat dilihat pada gambar 2.Pada gambar ini terlihatfuse
bertabung fiber dipasang diantara 2 (dua) isolator dan jaringan listrik dihubungkan pada
kedua ujung fuse holdernya pada fuse cutout tertutup, tabung fuse terpasang disebelah
dalam pintu fuse cutout dan seluruh kontak listriknya terpasangkan pada rumah fuse yang
terbuat dari porselain seperti terlihat pada gambar 3
Kedua Fuse Cutout ini dapat dipergunakan pada jaringan-jaringan dengan sistim delta atau
jaringan dengan sistim bintang tanpa pentanahan demikian juga pada jaringan - jaringan
yang menggunakan sistim netral ditanahkan apabila tegangan pemutusan fuse cutout secara
individual tidak melebihi tegangan maksimum pengenal rancangan dan tahanan isolasi
ketanah sesuai dengan kebutuhan operasinya
Kabel penghubung tambahan ini kemudian dihubungkan ke pegas kontak beban pada
rumah fuse (fuse support) untuk kerja secara mekanik. Kerja pegas ini dimaksudkan untuk
menjamin pemisahan agar kedua ujung dari fuse terbuka pada saat fuse bekerja dan ini
dipakai karena kemampuan pemutusan pada tabung fiber yang kecil relatif terbatas. Fuse
cutout ini dirancang untuk dipakai pada tegangan 17 kV, selain itu fuse ini mempunyai arus
pengenal pemutusan yang lebih rendah dari pada fuse cutout bertabung fiber
Pengenal K untuk menyatakan fuse link dapat bekerja memutus jaringan listrik yang
berbeban dengan waktu kerja lebih “cepat” dan pengenal T untuk menyatakan fuse link
bekerja memutus jaringan listrik yang berbeban dengan waktu kerja lebih ”lambat”. Fuse link
tipe T dan tipe K ini merupakan rancangan yang universal karena fuse link ini bisa ditukar
tukar
Fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi suatu pabrik secara mekanis akan sama dengan
fuse link tipe K dan tipe T yang diproduksi pabrik lain.
Karakteristik listrik link tipe K dan fuse link tipe T sudah distandarisasi dan sebagai titik temu
nilai arus maksimum dan minimum yang diperlukan untuk melelehkan fuse link ditetapkan
pada 3 titik waktu dalam kurva karakteristik Kondisi ini lebih menjamin koordinasi antara fuse
link yang dibuat oleh beberapa pabrik menjadi lebih baik dari pada yang dimiliki fuse link N.
8 15 18 18 27 97 116 6. 5
12 25 30 29. 5 44 166 199 6. 6
20 39 47 48 71 273 328 7. 0
30 63 76 77. 5 115 447 546 7. 1
50 101 121 126 188 719 862 7. 1
80 160 192 205 307 1180 1420 7. 4
Tabel 10 Arus Leleh Fuse Link Tipe T Arus pengenal (rating) Fuse yang disarankan /
disukai
Tiga titik operasi fuse link untuk tipe K dan tipe T yang distandarkan dalam karakteristik arus
– waktu adalah :
300 detik untuk fuse link 100 amper dan dibawahnya , 600 detik untuk fuse link 140
amper dan 200 amper
10 detik
0.1 detik seperti yang dirancang pada tabel 1 dan tabel 2. untuk fuse link tipe K
dan tabel tabel 3 dan tabel 4 untuk fuse link tipe T
Karakteristik arus – waktu lebur minimum fuse link tipe K dan T yang dibuat semestinya
tidak kurang dari nilai-nilai minimum yang ditampilkan dan karakteristik lebur minimum fuse
link ini ditambah dengan toleransi dari pabrikan seharusnya tidak lebih besar dari nilai
maksimum seperti pada tabel 1 dan tabel 2. untuk fuse link tipe K dan tabel 3 dan tabel 4
untuk fuse link tipe T
Untuk memperoleh kerja yang selektif dapat dipergunakan sederetan fuse link dengan nilai
arus pengenal yang disarankan (prefered continues rating) :
Nilai arus pengenal fuse link di bawah 6 amper : 1, 2 dan 3 sudah distandarisasi, nilai-nilai
arus pengenal yang rendah ini tidak dimaksudkan untuk berkordinasi satu dengan yang lain
namun koordinasi lebih baik dengan nilai arus pengenal 6 ampere atau diatasnya
Karakteristik kerja fuse link fuse cutout type K , T dan H masing masing dapat dilihat pada
gambar 5 , gambar 6 dan pada gambar 7 seperti berikut :
Waktu busur
Waktu antara saat timbulnya busur permulaam sampai saat pemadaman
Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih, yang disebabkan
oleh petir atau surja hubung (switching surge).Alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar isolasi
yang membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik.
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surja alat ini
bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat meneruskan arus
yang tinggi ke tanah.Setelah surja hilang, arrester harus dapat dengan cepat kembali menjadi
isolasi.
Umumnya arrester dipasang pada ujung SUTT yang memasuki Gardu Induk, atau pada SUTM
sebelum masuk trafo distribusi atau keluaran PLTD.
• Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika dilalui arus
(bahan fiber).
• Sela batang (external series) yang biasanya diletakkan pada isolator porselin, untuk
mencegah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan jala-jala setelah gangguan
diatasi.
• Sela pemutus bunga api diletakkan didalam tabung salah satu elektroda dihubungkan
ketanah.
Non Linear Type Lightning Arrester (Arrester Tipe Tahanan Tak Linear) Jenis
Silicon Carbide ( SiC)
Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan piringan-piringan tahanan,
dimana tahanan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: harga tahanannya turun dengan
cepat pada saat arus terpa mengalir sehingga tegangan antara terminal arrester tidak terlalu
besar dan harga tahanan naik kembali jika arus terpa sudah lewat sehingga memotong arus
ikutan pada titik nol pertamanya. Sela api (sparks gap) dan tahanan disusun secara seri dan
ditempatkan didalam rumah porselen kedap air sehingga terlindung dari kelembaban,
pengotoran dan hujan.
Tegangan tertinggi yang yang akan muncul pada penangkal petir adalah tegangan loncatan
atau tegangan yang terjadi pada tahanan tak linear, pada saat lonjakan arus mengalir.
Tegangan loncatan bunga api terendah dari penangkal disebut tegangan loncatan pulsa bunga
api seratus persen (Maximum 100% Impulse Spark Over Voltage). Tegangan yang
dibangkitkan tahanan non linear pada saat arus loncatan mengalir disebut tegangan
residu.Semakin rendah harga-harga ini semakin baik tingkat perlindungan pada peralatan.
Arus bocor yang mengalir melalui tahanan dalam dalam keadaan operasi normal dari sistem
tidak melebihi 0,1 mA. Arus ini sudah cukup untuk mempertahankan temperature dibagian
dalam arrester lima derajat lebih tinggi dari temperature sekeliling sehingga mencegah
masuknya uap air kebagian dalam arrester.Gambar arrester jenis ini diperlihatkan pada gambar
Saluran
Elektroda
(Terminal Arus)
Tahanan tak
linear (tahanan
Katup)
Elektroda
(Terminal
tanah)
Arrester jenis Metal Oxide hanya terdiri dari unit-unit tahanan tak linear yang terhubung satu
sama lainnya tanpa memakai sela percik pada setiap unit. Untuk arrester jenis Metal Oxide
Bahan ini telah banyak dipakai untuk perlindungan rangkaian-rangkaian yang bekerja pada
beberapa kV sampai dengan tegangan distribusi. Karena derajad ketidaklinearan yang tinggi,
bahan ini memungkinkan penyederhanaan dalam desain dan dapat memperbaiki penampilan
dalam lingkungan tertentu.
Pemasangan Arrester Sistem Distribusi (20 kV)
Gambar 57 Sambungan Kawat Penghubung Pembumian
Induktansi per unit panjang dari kawat penghubung adalah fungsi kompleks dari geometr
i kawat penghubung. Efek dari diameter konduktor kawat penghubung sangat kecil.
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa induktansi dari kawat penghubung tipikal
besarnya adalah1,3 µH per meter. Induktansi dari kawat yang digulung akan lebih besar
dari nilai tersebut. Oleh karena itu, kawat penghubung arrester tidak boleh digulung.
Dari data petir yang pernah direkam di daerah Indonesia memperlihatkan kecuraman
arus petir rata- rata sebesar 40 kA/µs. Hasil kali dari kecuraman arus petir dengan panjang
total kawat penghubung arrester adalah tegangan kawat penghubung. Tegangan kawat
penghubung menambah tegangan residual arrester hanya pada saat kenaikan arus
pelepasan. Lamanya waktu peralatan yang dilindungi terkena dengan tegangan penjumlahan
tegangan kawat penghubung dan tegangan residual adalah waktu kenaikan arus pelepasan.
Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi tegangan total dari tegangan kawat penghubung dan
tegangan residual dengan ketahanan tegangan potong dari peralatan yang dilindungi.
Tegangan residual tanpa pengaruh kawat penghubung arrester harus dikoordinasikan juga
dengan ketahanan tegangan potong dari peralatan yang dilindungi, sehingga kawat
Gambar 58 Contoh Penempatan Arrester Sehubungan Dengan Pembatas Peralatan
C. Lokasi Arrester pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) atau Saluran Kabel
Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Gambar 60 Contoh Penempatan Arrester Pada Sectionalizer Di Jaringan Distribusi 20 kV
Arrester ditempatkan pada kedua sisi (baik sisi pengirim maupun sisi penerima) dari
setiap jenis pemutus. Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminal
pemutus, dimana kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester
sebelum dihubungkan ke terminal pemutus.Kawat penghubung pembumian arrester
dihubungkan dengan terminal pembumian pemutus dan dibumikan langsung dari
terminal pembumian arrester. Contoh penempatan arrester pada sectionalizers dapat dilihat
pada gambar
Gambar 61 Contoh Penempatan Arrester Pada AVR
PBO (Recloser) adalah PMT yang dilengkapi dengan peralatan control dan relai penutup
balik.
Relai penutup balik adalah relai yang dapat mendeteksi arus gangguan dan
memerintahkan PMT membuka (trip) dan menutup kembali.
PBO dipasang pada SUTM yang sering mengalami gangguan hubung singkat fasa
ketanah yang bersifat temporer, berfungsi untuk:
Berdasarkan type perintah reclosing ke PMT dapat dibedakan dalam 2 jenis reclosing
relay, yaitu :
o Relai hanya dapat memberikan perintah reclosing ke PMT satu kali dan baru
dapat melakukan reclosing setelah blocking time terakhir.
WaktuRelai
Close
Lock Out
Bloking Time
Trip
Dead Time
Gambar 62 Relay PBO dengansatu kali Reclose
o Relai ini dapat memberikan perintah reclosing ke PMT lebih dari satu kali. Dead
time antar reclosing dapat diatur sama atau berbeda..
o Bila terjadi gangguan , relai OCR/GFR memberikan perintah trip ke PMT pada
saat yang sama juga mengarjakan (mengenergize) Reclosing relay.
o Setelah dead time t 1 yang sangat pendek ( kurang dari 0,6 detik), relai memberi
perintah reclose ke PMT .
o Jika gangguan masih ada , PMT akan trip kembali dan reclosing relai akan
melakukan reclose yang kedua setelah dead time t 2 yang cukup lama (antara
15- 60 detik).
o Jika gangguan masih ada, maka PMT akan trip kembali dan reclosing relai akan
melakukan reclose yang ke tiga setelah dead time t 3 .
o Penggunaan multi shot reclosing harus disesuaikan dengan siklus kerja (duty
cycle) dari PMT.
Close
t1 t2 t3
ttT ttT ttT Lock Out
Open 1T 1T 1T
1T 1T 1TtR
tR1 tR
1R 1R 1R
Bila gangguan telah hilang pada operasi cepat maka PBO akan reset kembali ke status
awal. Bila muncul gangguan setelah waktu reset, PBO mulai menghitung dari awal.
Non repetitive : memerlukan reset manual (bila terjadi gangguan permanen dan bila
gangguan sudah dibebaskan).
PBO atau Recloser adalah relai arus lebih sehingga karakteristik PBO dan OCR adalah
sama (lihat karakteristik OCR).
Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB) merupakan peralatan hubung di tiang yang mempunyai
relai proteksi dan kemampuan memutus arus gangguan hubung singkat. PMCB sama halnya
seperti Recloser (PBO) di jaringan, namun PMCB tidak seperti Recloser kebanyakan, karena
PMCB bisa dimodifikasi untuk dilengkapi dengan DGR (Directional Ground Relay) yang
digunakan pada sistem 20 kV dengan pentanahan netral sistem 20 kV sebesar 500 Ohm atau
sistem 20 kV di Jawa Timur
Automatic Vacuum Switch (AVS) atau disebut juga sectionalizer merupakan sakelar seksi
otomatis (SSO) yang berfungsi sebagai alat pemutus secara otomatis untuk membebaskan
seksi-seksi yang terganggu dari suatu system distribusi atau dengan kata lain dapat melokalisir
gangguan pada seksi yang terganggu sehingga seksi yang sehat tetap mendapatkan catu daya
listrik. AVS atau SSO merupakan AVS dengan prinsip deteksi tegangan. AVS juga dilengkapi
dengan pengaturan waktu (Timer) dengan seting t-1 = 0,5 detik, t-2 = 5 detik dan t-3 = 10
detik. AVS terdiri dari dari dua jenis yaitu AVS tree type dan AVS loop type.
A T B T C T D
t- 3 = 0,5 detik
Cara Kerja :
Titik B kita anggap terjadi gangguan, sehingga PMT trip dan seksi A, seksi B, seksi C, seksi D
tidak bertegangan. AVS 1, AVS 2, AVS 3 akan membuka setelah selang waktu t-3 = 0,5 detik.
PBO – 1 bekerja dan setelah mencapai waktu 60 detik, PMT Penyulang masuk kembali
(Reclose 1), kemudian selang waktu t-1 = 10 detik setelah AVS 1 merasakan tegangan maka
AVS 1 akan menutup. Karena di seksi B masih ada gangguan maka PMT Penyulang trip lagi.
AVS 1 & AVS 2 langsung mengunci karena waktu merasakan tegangan cepat sekali (lebih kecil
dari waktu t-2 = 5 detik). PBO – 2 bekerja dan setelah mencapai waktu 180 detik , PMT
Penyulang masuk kembali (Reclose 2) dan seksi A bertegangan. Seksi B, seksi C dan seksi D
tidak bertegangan / padam. Aliran daya dari Penyulang hanya pada seksi A saja. Selain
dipasang AVS yang dioperasikan secara otomatis juga banyak digunakan LBS yang
dioperasikan secara manual dan mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat pemutus
yang dapat melokalisir seksi jaringan yang terganggu sehingga tidak mempengaruhi seksi
jaringan yang lain.