PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari laporan magang tentang penarikan status CB position guna mengatasi
gagal kontrol PMT di PT PLN (Persero) APD – DCC Yogyakarta dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Penyebab gagal kontrol PMT yang diakibatkan oleh human error adalah
proses reck-in yang tidak sempurna. Reck-in tidak sempurna merupakan
suatu kondisi dimana posisi PMT berada ditengah-tengah antara posisi masuk
atau posisi keluar.
2. Solusi untuk mengatasi terjadinya gagal kontrol PMT akibat proses reck-in
yang tidak sempurna adalah penarikan status CB position. Status CB Position
berfungsi untuk memantau posisi PMT apakah dalam posisi reck-in atau
dalam posisi reck-out secara realtime pada sistem SCADA.
3. Tahapan dan langkah dalam proses penarikan status CB Position:
A. Tahapan Persiapan
1. Pelaksana Lapangan menerima PK dari Supervisor RTU.
2. Pelaksana Lapangan mempersiapkan peralatan kerja dan peralatan K3.
3. Pelaksana Lapangan beserta Pengawas Lapangan berangkat menuju ke
tempat pekerjaan dilakukan.
B. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Penarikan CB Position
1. Pelaksana Lapangan memakai peralatan K3.
2. Pelaksanaan Safety Breafing.
3. Memastikan posisi PMT pada setiap kubikel yang akan dilakukan
pekerjaan dalam keadaan OPEN.
4. Meminta bantuan kepada Petugas Inspeksi GI untuk melakukan reck-out
PMT.
5. Mulai melakukan Pekerjaan.
C. Tahapan Pelaporan
1. Setelah selesai melakukan pekerjaan, maka dilakukan evaluasi bahwa
semua pekerjaan sudah selesai dilaksanakan, pastikan posisi PMT
dikembalikan pada posisi semula.
80
2. Setelah evaluasi selesai, Pelaksana Lapangan meminta bantuan kepada
Petugas Piket Dispatcher untuk memastikan bahwa sistem SCADA
dalam keadaan NORMAL setelah dilakukan pekerjaan.
5.2 Saran
Dari pelaksanaan kegiatan Magang di PT PLN (Persero) APD – DCC
Yogyakarta, terdapat beberapa saran sebagai berikut:
81