Koordinasi proteksi
terhadap
gangguan
yang
dapat
menyebabkan
generator
singkat.
2. TUJUAN
Untuk menilai selektifitas dari koordinasi proteksi generator dengan proteksi
yang ada di sistem Jawa Bali serta menetapkan nilai setting yang disepakati
bersama, agar keamanan peralatan dan keperluan operasi sistem dapat
dipenuhi secara optimal .
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi proteksi
3. LINGKUP EVALUASI
Evalusi terhadap sistem proteksi generator mencakup data dan fungsi sbb :
Pola proteksi generator dan trafo serta tripping logic-nya.
Karakteristik dan koordinasi setting relai.
51NT
87T
87
UAT
50/51
UAT
Proteksi Cadangan
Kelompok I (21G,51G/51V,
51GT,51NGT,51NT)
Kelompok II (81,24,59/81)
Kelompok III (78,40)
Kelompok IV (51N/ST)
81
51N
78
87
GT
59/81
21
60
21 Y
87G
40
46
32
2
Back
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
maksimum
= k * (Xg)
dimana :
k
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
Z1f + t(700ms)
Z1b
Z1f
ZL
G
GT
21
Contoh
1. Koordinasi 21G Suralaya Steam Power Plant dan 21 Line
TA
x
TB
x
1
TC
2000
4000
6000
4
1 10
8000
x
3
Generator
Unit#1-4
za = 2.78 10
zab = 5.848 10
zabc = 8.91 10
SRLYA
GNDUL
CIBNG
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
TB x
TC x
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Zmax
3
za 2.977 10
TAx
TB x
TC x
c) Relai Arus Lebih Generator (Generator Over Current Relay atau 51G)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
sepenuhnya
DRAJAT1
menjadi
tanggung
jawab
pengelola
B. Setting
Waktu tunda relai 51G sekitar 700 msec dengan pembagian waktu sesuai
dengan grid code sbb :
CBF akan bekerja pada : 200 msec. tCBF < 250 msec.
Waktu tunda distance relay zone-2 adalah : 400 msec.
Beda waktu tunda (t) adalah 300 msec.
zabc 3.662
KAMOJANG
A. Filosofi penyetalan
Setting arus
pembangkit.
DRAJAT2
4000
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
I2f150
Waktu (detik)
100
Ifmaks 2ph
10
tO1i
tO3i
T13i
50/51 GT Draj at #2
0.1
0.01 0.01
10
10
100
1 10
1 10
10
Relai arus lebih generator (51 G) berfungsi sebagai proteksi cadangan trafo
generator terhadap gangguan hubung singkat.
A. Filosofi penyetalan
Setting arus
pembangkit.
sepenuhnya
menjadi
tanggung
jawab
pengelola
B. Setting
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
Waktu tunda relai 51G sekitar 700 msec dengan pembagian waktu sesuai
dengan grid code sbb :
CBF akan bekerja pada : 200 msec tCBF < 250 msec.
Setting arus
pembangkit.
sepenuhnya
menjadi
tanggung
jawab
pengelola
B. Setting
Waktu tunda relai 51G sekitar 600-700 msec dengan pembagian waktu
sesuai dengan grid code sbb :
CBF akan bekerja pada : 200 msec. tCBF < 250 msec.
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
Waktu (detik)
1 10
1000
I1f150
Ifmaks 1ph-G dari
masing-masing unit
Kurva ketahanan
Trafo thp HS
100
10
tG1x
tGN1x
tG3x
T 13x
0.1
0.01 0.01
10
10
5.2
a)
100
1 10
1 10
4
Arus gangguan
(A)
110
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
a. 1) Umum
Setting relai frekuensi kurang (81G) yang ada di pembangkit perlu
dikoordinasikan agar diperoleh kepastian bahwa kerja relai tersebut dapat
mendukung strategi operasi pelepasan beban dan pola operasi pulau yang
telah diprogramkan oleh operasi sistem, disamping tugas utamanya untuk
melindungi peralatan pada kondisi frekuensi kurang.
a. 2) Filosofi Setting
1. Setting harus didasarkan atas kemapuan peralatan pembangkit.
2. Setting harus menjamin suksesnya pola operasi pelepasan beban dan
operasi pulau.
a. 3) Setting
1. Untuk batas operasi normal (sesuai grid code) 49.5 Hz < f < 50.5 Hz relai
81 tidak boleh pick-up.
2. Pada 47.5 Hz < f < 49.5 Hz relai 81G harus dipastikan tidak bekerja
seketika (instantenous). Pada range frekuensi tersebut relai boleh trip
dengan waktu tunda. Lamanya waktu tunda sangat tergantung dari
kemampuan (capability) peralatan pembangkit (seperti turbin), namun
agar koordinasi dapat berhasil sukses maka diharapkan setting waktu
tunda harus dapat mendukung keberhasilan pola operasi yang disebut
dalam butir 4.2.a).2.
3. Pada frekuensi < 47.5 Hz relai 81G boleh trip seketika ataupun dengan
waktu tunda tergantung jenis dan kapasitas pembangkitnya.
Hz
51,50
50,20
50,00
49,80
49,50
49,30
49,10
Normal Operation 50
+ 0,2 Hz
Excursion,
Df/ dt, - 1,2 Hz/ s, Load shedding 4, 6, 7 stage (1950 MW)
Df/ dt, - 0,8 Hz/ s, Load shedding 6, 7 stage (1500 MW)
Load shedding scheme A & B, freq 49.50 Hz (250 MW-500 MW)
Df/ dt, - 0,7 Hz/ s, Load shedding 7 stage (850 MW)
49,00
48,00
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
51.0 51.5
30
30
50.5 51.0
> 180
> 180
48.5 50.5
CONTINUOUS
48.0 48.5
300
300
47.5 48.0
60
60
47.0 47.5
10
20
b)
b. 1) Umum
Tugas utama relai over eksitasi (24G atau 59/81G) pada pembangkit adalah
untuk melindungi peralatan pembangkit dari timbulnya eksitasi lebih, baik
pada stator maupun pada step-up transformer. Eksitasi lebih dapat terjadi
pada saat start-up ataupun pada saat putaran rendah. Over eksitasi
memberikan dampak pemanasan yang selanjutnya dapat mengakibatkan
kerusakan isolasi pada belitan stator maupun trafo.
b. 2) Filosofi Setting
1. Bila jangkauan relai meliputi mesin pembangkit dan trafo step-up, maka
setting relai harus dapat menlindungi peralatan tersebut dari terjadinya
over excitation. Oleh sebab itu maka setting harus didasarkan atas
kemampuan (capability) setiap peralatan yang diproteksi oleh relai
tersebut.
2. Setting harus menjamin suksesnya pengoperasian sistem, pelepasan
beban dan operasi pulau (island operation).
b. 3) Setting
Setting dinyatakan dalan V/Hz per unit. Tegangan maksimum pada batas
operasi normal = 1.1 pu, sedangkan frekuensi terendah = 47.5 Hz (atau
47.5/50 pu) :
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
10
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
1. Relai diharapkan tidak trip pada nilai V/Hz < 1.1 pu.
2. Relai dapat trip seketika pada nilai V/Hz > 1.1 pu.
Koordinasi setting relai diperlukan hanya jika komando trip dari relai tidak
dikontrol oleh posisi PMT.
1.25
5
1.19
7.5
1.15
10
1.12
15
1.1
20
1.09
30
1.08
45
1.07
60
1.05
~
Setting relay 24
Uf (Us/fs)
t (s)
1.15
2
Uf (Us/fs) 1.075
t (s)
50
1.15
5
1.15
7
1.15
10
1.15
17
1.13
20
1.1
30
1.072
60
1.065
80
1.065
90
1.065
100
1.065
200
1.065
600
1.09
40
R
a
t
i
o
o
f
t
e
r
m
V
t
o
f
r
e
q
(
p
u
)
1.25
1.2
1.15
1.1
1.05
1
Time (sec)
0.95
2
10
20
Setting
30
40
50
60
70
Capability
11
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
5.3
Koordinasi Proteksi
Dilihat dari kondisi sistem eksitasi pada generator serta dampak yang
ditimbulkan oleh kondisi asinkron , kondisi asinkron tersebut dibedakan
dalam dua kelampok , pertama adalah operasi asinkron karena hilangnya
arus eksitasi oleh gangguan pada sistem eksitasi (kondisi Loss Of Field) dan
kedua operasi asinkron karena lepas sinkron dimana pada kondisi ini arus
eksitasi masih ada dan sistem eksitasi tidak mengalami gangguan ( kondisi
Out Of Step atau Pole Slipping).
a)
Relai Lepas
relai 78)
atau
Relai 78 tidak akan bekerja seketika bila terjadi power swing yang
sumber gangguannya berada diluar unit pembangkit tersebut.
Pada kondisi lepas sinkron dengan slip rendah dan tinggi , relai 78 akan
tetap bekerja baik.
12
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
bila pengelola generator dan PMT generator bukan dari satuan yang
sama.
Relai 78 harus tetap stabil (tidak bekerja) bila mesin kembali pada
kondisi normal, setelah terjadi power swing (recoverable power swing).
Jangkauan relai arah belakang v/s lokus impedansi saat terjadi swing
dengan slip rendah ( <1 %).
Sudut tegangan antara dua sistem saat perintah trip diberikan ke PMT
generator.
X
0,k
X
2,k
X
3,k
X
4,k
X
5,k
X7
X7
X7
X7
X7
X7
1,y
2,y
0
3,y
4,y
5,y
6,y
Xup1
Xup2
Xlo1
Xlo2
y
y
y
y
2.0
o
2
RL , R
,R
,R
,R
,R
, R7
, R7
, R7
, R7
, R7
, R7
, Rup1 , Rup2 , Rlo1 , Rlo2
k 0, k 2, k 3, k 4, k 5, k
1,y
2, y
3,y
4, y
5,y
6, y
y
y
y
y
13
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
b)
Koordinasi Proteksi
Relai 40 harus tetap stabil (tidak bekerja) bila mesin kembali pada kondisi
normal setelah terjadi power swing (recoverable power swing).
14
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
2 2
XL
k
X
0, k
X
2, k
X
5, k
X7
1, y
X7
2, y
X7
3, y
X7
4, y
X7
5, y
Kurva kapabilitas
generator
X7
6, y
Locus Impedansi
Eg/Es=0,8
X41
y
XC
0,x
Xup1
y
Xup2
y
Xlo1
Xlo2
y
y
2 2
2
2
5.4
RL , R
,R
,R
, R7
, R7
, R7
, R7
, R7
, R7
, R41 , RC
, Rup1 , Rup2 , Rlo1 , Rlo2
k 0, k 2, k 5, k
1,y
2,y
3,y
4, y
5, y
6, y
y
0, x
y
y
y
y
Jangkauan 40 G
Relai Gangguan Tanah sisi Tegangan Tinggi (Ground Fault Relay 51N/ST)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
15
PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Koordinasi Proteksi
Relai gangguan tanah sisi tegangan tinggi (B51N/ST) adalah relai proteksi
cadangan trafo start-up terhadap gangguan hubung singkat satu phase ke
tanah. Relai ini dipasang pada sisi netral tegangan tinggi trafo start-up.
a) Trafo Start up dengan belitan delta (YnynOD)
Proteksi cadangan untuk gangguan tanah sisi tegangan tinggi tidak boleh
bekerja lebih cepat dari proteksi gangguan tanah yang ada di SUTT atau
SUTET dan sisi tegangan rendah IBT yang memasok trafo tersebut. Relai
ini harus bekerja lebih lambat dari proteksi cadangan di sisi hilir (SUTT /
SUTET atau IBT 500/150 kV) jika terjadi gangguan disisi pemasokknya
(SUTT/SUTET dan sisi 150 kV IBT) dan bekerja lebih cepat jika gangguan
terjadi disisi trafo start up.
Adapun filosofi settingnya adalah :
1.Setting arus
pembangkit.
merupakan
tanggung
jawab
sepenuhnya
pengelola
2.Waktu kerja rele proteksi cadangan IBT 500/150 kV adalah 1.5 detik.
3.Untuk gangguan di bus 150 kV dan 1 detik untuk SUTT 150 kV di bus 150
kV, sedangkan waktu kerja relai B 51 N/ST minimum lebih dari 1 detik
dengan delay waktu + 300 msec.
b) Trafo Start up dengan belitan Ynyn
Jika trafo start up (dengan belitan Yy) tersebut terhubung melalui sistem
150 kV dimana trafo start up tersebut dianggap beban (load) oleh sistem,
secara teoritis relai tidak bekerja jika terjadi gangguan hubung singkat
phase ke tanah di sistem 150 kV. Akan tetapi karena beban trafo start up
merupakan motor-motor, maka setting rele proteksi 51 N/ST harus
dikoordinasikan dengan relai proteksi cadangan gangguan tanah SUTT
150 kV (GFR SUTT 150 kV) pada bus 150 kV tersebut dan jika bus 150 kV
juga terhubung IBT 500/150 kV maka perlu juga dikoordinasikan dengan
relai proteksi cadangan gangguan tanah IBT (GFR sisi 500 dan 150 kV).
Adapun filosofi settingnya adalah :
1. Setting arus
pembangkit.
2.
merupakan
tanggung
jawab
sepenuhnya
pengelola
Waktu kerja rele proteksi cadangan IBT 500/150 kV adalah 1.5 detik
untuk gangguan di bus 150 kV dan 1 detik untuk SUTT 150 kV di bus 150
kV, sedangkan waktu kerja relai B 51 N/ST minimum lebih dari 1 detik
dengan delay waktu + 300 millisecond untuk total beban maksimum
motor-motor yang tersambung ke trafo start-up.
16