Daftar Isi
COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Bab 1.1 Latar Belakang
14
14
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
fisika
Kristalografi merupakan
zat
padat
sains
dipelajari
eksperimental
materi
yang
tentang
kristalografi,
bertujuan
menentukan
susunan atom dalam zat padat. Dahulu istilah ini digunakan untuk studi ilmiah kristal. Kata
"kristalografi" berasal dari kata bahasa Yunani crystallon = tetesan dingin/beku, dengan
makna meluas kepada semua padatan transparan pada derajat tertentu, dan graphein =
menulis.
studi kristal didasarkan pada geometri kristal. Ini termasuk mengukur sudut
permukaan kristal relatif terhadap sumbu referensi teoretis (sumbu kristalografik), dan
menetapkan kesetangkupankristal yang bersangkutan.
Salah satu aplikasi dari kristalografi adalah difraksi sinar-x, sinar-x saat ini
digunakan sebagai salah satu instrumen medis untuk membantu melakukan pemeriksaan
terhadap kondisi didalam tubuh manusia.
Dalam tugas makakah ini akan dijelaskan aplikasi difraksi sinar x dan pemanfaatan
dalam bidang kedokteran.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah
1. Syarat kelulusan nilai ujian khusus materi Fisika Zat Padat
2. Mengetahui aplikasi fisika zat padat dalam bidang kedokteran
3. Mengetahui dan memahami cara kerja difraksi sinar-x dan pemanfaatannya
1.3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung.
rookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung
yang sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup
tabung itu dengan kertas hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat
lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen
Menyimpulkan bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam
tersebut.1
Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda,
beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat daribar
ium platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan,
maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak
kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah
dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun untuk menghargai jasa beliau dalam
penemuan ini maka seringkali sinar-X itu dinamai juga sinar Roentgen. Kita menyebutnya
sinar Ronsen. Nyala hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen akhirnya diketahui
bahwa sinar tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang dipancarkan oleh dinding kaca
pada tabung sewaktu elektron menabrak dinding itu, sebagai akibat terjadinya pelucutan
listrik melalui gas yang masih tersisa di dalam tabung. Pada saat yang bersamaan elektron
itu merangsang atom pada kaca untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang
panjang gelombangnya sangat pendek dalam bentuk sinar-X. Sejak saat itu para ahli fisika
telah mengetahui bahwa sinar-X dapat dihasilkan bila elektron dengan kecepatan yang
sangat tinggi menabrak atom.
Roentgen memusatkan perhatiannya pada penyelidikan sinar-X. Dari penyelidikan
itu beliau mendapatkan bahwa sinar-X dapat memendarkan berbagai jenis bahan kimia.
Sinar-X juga dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar tampak
biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Di samping itu, Roentgen juga bisa melihat
bayangan tulang tangannya pada layar yang berpendar dengan cara menempatkan tangannya
di antara tabung sinar katoda dan layar. Dari hasil penyelidikan berikutnya diketahui bahwa
sinar-X ini merambat menempuh perjalanan lurus dan tidak dibelokkan baik oleh medan
listrik maupun medan magnet. Atas jasa-jasa Roentgen dalam menemukan dan mempelajari
sinar-X ini, maka pada tahun 1901 beliau dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika yang
untuk pertama kalinya diberikan dalam bidang ini. Penemuan Sinar-X ternyata mampu
mengantarkan ke arah terjadinya perubahan mendasar dalam bidang kedokteran. Dalam
kegiatan medik, Sinar-X dapat dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi. Dengan
penemuan sinar-X ini, informasi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh tanpa
perlu melakukan operasi bedah.
2.2 Teori Sinar - X
11 https://heruvee.wordpress.com/2011/04/25/sejarah-penemu-sinar-x-sertacara-kerjanya/
Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh
gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang
elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X
yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi
kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan.1
11 https://heruvee.wordpress.com/2011/04/25/sejarah-penemu-sinar-x-sertacara-kerjanya/
terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan target yang bertindak sebagai anode.
Tabung pesawat sinar-X dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari filamen tidak
terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju ke anode. Filamen yang di
panasi oleh arus listrik bertegangan rendah (If) menjadi sumber elektron. Makin besar arus
filamen If, akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan
persatuan waktu.
Elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode oleh adanya beda potensial
yang besar atau tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit sumber
tegangan tinggi (potensial katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV atau MV lebih
rendah dibandingkan potensial anode), elektron ini menabrak bahan target yang umumnya
bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten) dan terjadilah proses
bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi beberapa elektron atau
partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang dan menabrak dinding sehingga
menimbulkan bremsstrahlung pada dinding. Beda potensial atau tegangan antara kedua
elektrode menentukan energi maksimum sinar-X yang terbentuk, sedangkan fluks sinar-X
bergantung pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai ke bidang anode yang
terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah barang tentu bergantung pada arus filamen It.
Namun demikian dalam batas tertentu, tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus
tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat sinar-X biasanya hanya mempunyai tingkat
besaran dalam milliampere (mA), berbeda dengan arus filamen yang besarnya dalam tingkat
ampere.
Sinar-X pada hakikatnya bersaudara dengan cahaya tampak. Yaitu cahaya yang
menyebabkan kita dapat melihat sekeliling kita. Mereka adalah bagian dari spektrum
gelombang elektromagnetik dan kita tahu bahwa gelombang elektromagnetik ini terdiri atas
paket-paket energi yang disebut foton. perbedaan antara sinar-X dengan cahaya tampak
terletak pada energi foton yang menyusunnya, dan energi foton ini berkaitan dengan panjang
gelombangnya. Energi foton sinar-X lebih besar dibandingkan energi foton cahaya tampak.
Karena energi foton berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya, maka bisa
dikatakan bahwa panjang gelombang foton sinar-X lebih pendek dibandingkan panjang
gelombang foton cahaya tampak. Sayang sekali mata kita hanya mampu menangkap
panjang gelombang tertentu yang kebetulan panjang gelombang tersebut hanya dimiliki oleh
cahaya tampak sehingga kita tidak mampu melihat sinar-X itu. 2
Baik foton sinar-X maupun foton cahaya tampak, keduanya dihasilkan oleh
perpindahan elektron dalam atom. Kita tahu bahwa elektron menempati tingkat-tingkat
energi tertentu, yang kita sebut orbital, di sekeliling inti atomnya. Jika sebuah elektron jatuh
ke tingkat energi yang lebih rendah, maka elektron ini harus mengeluarkan sejumlah energi
tertentu, dan energi ini dilepaskan dalam bentuk foton. Besar energi foton yang terlepas
bergantung pada seberapa dalam orbit yang dituju elektron tersebut.
antar atom-atom penyusun kulit kita. Untuk jenis gelombang elektromagnetik lain, misalnya
gelombang radio energi yang dimiliki oleh foton-fotonnya tidak mencukupi untuk dapat
membuat elektron atom tubuh berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Itulah sebabnya
gelombang radio akan menembus hampir semua material. Sinar-X juga mampu menembus
banyak material (bahan) tetapi bukan karena energi yang dimilikinya kurang, melainkan
karena energi yang dimiliki oleh foton-fotonnya justru sangat besar. Energi foton sinar-X
bahkan bisa menyebabkan elektron atom terlempar keluar dari atom. Beberapa energi dari
foton sinar-X dapat memisahkan elektron dari atom, dan sisanya menyebabkan elektron
melayang di udara. Atom yang lebih besar lebih mudah menyerap foton sinar-X, karena
atom yang lebih besar tersebut memiliki selisih tingkat-tingkat energi yang lebih besar pula.
Sedangkan atom-atom yang lebih kecil, dimana selisih antara tingkat-tingkat energi
elektronnya (orbit) kecil, lebih sulit menyerap sinar-X; yang berarti lebih mudah ditembus
sinar-X.
Lapisan kulit kita yang lunak tersusun atas atom-atom yang kecil, sehingga tidak
dapat menyerap sinar-X atau meneruskan sinar-X dengan baik. Atom-atom kalsium yang
merupakan atom penyusun tulang kita memiliki atom yang jauh lebih besar sehingga atomatom tersebut menyerap sinar-X sehingga tulang sulit ditembus sinar-X. Untuk
menggunakan sinar-X dalam melakukan foto Rontgen dalam bidang kedokteran, diperlukan
alat pemancar sinar-X2
.
2.3Cara Kerja Mesin Sinar-X
Bagian utama dari mesin sinar-X adalah sepasang elektrode, yaitu katode dan anode,
yang ditempatkan dalam sebuah tabung kaca yang divakumkan. Katode terbuat dari sebuah
filamen yang dipanaskan, seperti yang biasa ditemukan pada lampu pijar model lama. Arus
listrik pada mesin pemancar sinar-X dilewatkan melalui filamen ini sehingga filamen
tersebut menjadi panas. Akibatnya, elektron-elektron terpancar dari permukaan filamen
tersebut. Anode yang bermuatan positif, dibuat dari bahan tungsten berbentuk lingkaran
datar, menarik elektron-elektron tersebut membentuk berkas elektron dari katode ke anode
dalam tabung.
22 http://amateur-physics.blogspot.com/2015/02/foto-rontgen-dan-cara-kerjasinar-x.html
10
Antara katode dan anode diberi beda potensial yang sangat besar, sehingga berkas
elektron mengalir dalam tabung dengan energi yang sangat tinggi. Ketika elektron berenergi
tinggi ini menumbuk atom tungsten di anode, sebuah elektron yang berada pada orbit yang
relatif rendah dari atom tungsten tersebut akan terlempar meninggalkan tempatnya. Elektron
lain yang berada di orbit yang lebih tinggi akan segera jatuh mengisi tempat kosong di
orbital yang lebih rendah yang telah ditinggalkan elektron. Karena elektron jatuh dari orbital
yang lebih tinggi ke orbital yang lebih rendah, maka dalam proses ini akan dilepaskan foton.
pada peristiwa ini, elektron yang jatuh tersebut berasal dari tingkat energi yang jauh lebih
tinggi, sehingga foton yang dihasilkan juga merupakan foton dengan energi yang cukup
tinggi, yaitu foton-foton sinar-X.2
Elektron yang bebas juga dapat menghasilkan foton tanpa menumbuk sebuah atom.
Hal ini terjadi karena sebuah inti atom yang menarik elektron yang bergerak bebas akan
menyebabkan elektron yang bergerak tersebut akan mengalami perlambatan. Perlambatan
atau pengurangan kecepatan tersebut terjadi dengan cara yang cukup cepat. Perubahan
kecepatan ini akan menyebabkan dilepaskannya energi dalam bentuk foton sinar-X.
22 http://amateur-physics.blogspot.com/2015/02/foto-rontgen-dan-cara-kerjasinar-x.html
11
12
11 https://heruvee.wordpress.com/2011/04/25/sejarah-penemu-sinar-x-sertacara-kerjanya/
13
Adapun mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang dialami oleh
elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom target atas konsekuensi dari interaksi coulomb
antara inti atom target dengan elektron cepat. Proses pembelokkan ini melibatkan
perlambatan dan karenanya memerlukan emisi energi berupa foton. Mekanisme ini disebut
bremsstrahlung (bahasa jerman dari radiasi pengereman).2
14
pada katoda melompat dan menghantam filamen pada anoda, terjadilah sinar-x yang terjadi
dengan mekanisme sinar-x karakteristik ataupun bremsstrahlung.
Karena filamen pada anoda dimiringkan ke bawah, foton sinar-x akan menuju ke
bawah, keluar dari pesawat sinar-x lalu melewati jaringan yang dipotret. Bayangan/citra pun
terbentuk pada film yang diletakkan di bawahnya.2
22 https://heruvee.wordpress.com/2011/04/25/sejarah-penemu-sinar-x-sertacara-kerjanya/
15
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pemanfaatan fisika zat padat sangat luas salah satunya pada bidang medis,
3.2
Saran
1. Materi fisika zat padat luas sehingga aplikasi tidak hanya pada bidang
medis
2. Penulis harus mempelajari lebih dalam materi fisika zat padat untuk
mempertanggung jawabkan nilai yang didapat setelah makalah ini di
setujui.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. https://heruvee.wordpress.com/2011/04/25/sejarah-penemu-sinar-x-serta-carakerjanya/
2. http://amateur-physics.blogspot.com/2015/02/foto-rontgen-dan-cara-kerja-sinarx.html
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Kristalografi