Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

Seperti yang telah diketahui, suatu sistem disusun oleh sejumlah partikel yang
memiliki energi yang berbeda. Oleh Karena itu, kita memerlukan fungsi distribusi untuk
menggambarkan keadaan sistem tersebut. Fungsi distribusi ini dibangun atas dasar jumlah
keadaan mikro maksimal yang dapat dibuat dari setiap keadaan makro yang kita munculkan.
Berdasarkan sifat kerapatan partikel dalam sistem, kondisi keadaan partikel dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Partikel dapat dibedakan satu dari yang lainnya dan satu keadaan yang sama dapat
tidak ditempati atau ditempati oleh satu atau lebih. Partikel dideskripsikan secara
klasik tanpa simetri.
b. Partikel tidak dapat dibedakan satu dari yang lainnya (identik) dan satu keadaan yang
sama dapat tidak ditempati atau ditempati oleh satu atau lebih. Partikel ini memiliki
spin 0 atau bilangan bulat dan simetri genap atau simetri saja.
c. Partikel tidak dapat dibedakan satu dari yang lainnya dan satu keadaan dapat tidak
ditempati atau ditempati satu partikel saja. Partikel ini mempunyai spin tengahan dan
simetri ganjil atau anti simetri.
Asumsi keadaan partikel yang pertama (a) merupakan asumsi yang mendasari distribusi
Maxwell-Boltzmann. Salah satu contoh aplikasi distribusi Maxwell-Boltzmann dapat kita
temukan pada vibrasi kisi dalam kristal.






2


BAB II
DASAR TEORI

A. Penurunan Fungsi Distribusi Maxwell-Boltzmann
Misalkan satu sistem terdiri dari N partikel terbedakan. Partikel-partikel ini akan
mempunyai N! kombinasi urutan. Bila dari N partikel n
1
partikel menempati keadaan 1,
n
2
menempati keadaan 2 dan seterusnya sampai n
r
partikel menempati keadaan r. maka
ke N partikel ini sekarang mempunyai


Jika setiap tingkat energi merupakan keadaan degenerasi lipat g
i
maka jumlah
kombinasi yang ada untuk setiap keadaan


Karena itu, kombinasi total dari N partikel dengan partikel menempati keadaan 1
terdegenerasi lipat g
1
dan seterusnya adalah


Logaritma dari jumlah total keadaan di atas adalah



Menggunakan rumus Stirling , maka



Dalam keadaan setimbang, jumlah keadaan adalah maksimum. Mengingat
degenarasi tidak berubah maka


Secara fisis dalam sistem yang kita definisikan dapat memunculkan syarat fisis
tertentu :







(7)


Kendala jumlah partikel dan energi tetap setelah dikali dengan faktor pengali
Lagrange memberi vibrasi

{(


Karena

tidak sama dengan nol, maka


(



Solusinya

= N n
i
keseluruhan jumlah partikel harus seimbang, dalam arti
jumlahnya konstan

= E n
i i
c
dalam keadaan setimbang tidak ada lagi perubahan energi
berarti jumlah energi juga konstan, maka turunannya akan
berharga nol.

= c + c + O c 0 ln
i i i
n n c | o

= = c = c 0 ; 0 0
i i
n n N o o

= c = c = c 0 ; 0 0
i i i i
n n E c | | c
4


Atau


Faktor g
i
adalah derajat degenerasi keadaan ke-i.
B. Kristal
Kristal merupakan salah satu benda padat. Benda padat yang berbentuk kristal akan
memiliki atom, ion, atau molekul yang terdistribusi secara teratur dan periodik dalam
rentang yang panjang dalam ruang. Kristal sempurna memiliki keperiodikan
takberhingga. Namun, pada kenyataannya tidak ada kristal yang sempurna karena
berbagai keterbatasan fisis, yaitu:
1. Adanya permukaan kristal
2. Cacat geometrik
3. Ketakmurnian
4. Pada suhu T > 0 K atom dalam kristal bergetar harmonik di sekitar titik
setimbangnya.
Semua struktur kristal dapat digambarkan atau dijelaskan dalam istilah-istilah
Lattice (kisi) dan basis yang ditempelkan pada kisi. Kisi adalah susunan titik-titik yang
teratur dan periodik di dalam ruang.Sedangkan basis adalah sekumpulan atom yang
berada di sekitar titik kisi.
Kristal tidak sempurna salah satunya karena pada suhu lebih dari nol Kelvin atom
pada kristal bergetar harmonik di sekitar titik setimbangnya. Karena atom ada pada kisi
kristal, sehingga kita dapat memandangnya sebagai bentuk vibrasi kisi. Vibrasi kisi
tersebut terjadi akibat energi termal.
Teori klasik kinetik gas menganggap bahwa energi dalam untuk suatu gas
tersimpan sebagai energi kinetik atom tersebut. Hukum ekipartisi menyatakan bahwa
besaran fisis energi yang besarnya berbanding lurus dengan kuadrat jarak atau
momentum, maka untuk setiap derajat kebebasan pada suhu T memiliki energi sama,
yaitu (1/2)kT, dengan k adalah konstanta Boltzmann. Hal ini berarti energi kinetic setiap
5

atom adalah (1/2)kT. Gas monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan, sehingga pada
suhu T energi untuk N atom adalah:


Setiap atom dalam kristal, selain memiliki 3 derajat kebebasan untuk geraknya di
sekitar kedudukan setimbangnya (energi kinetik), juga memiliki energi potensial dalam
gerak harmoniknya. Pada gerak harmonik sederhana, energi kinetic rata-rata sama
dengan energi potensial rata-rata, sehingga energi total dalam sistem dinyatakan sebagai
berikut:


Ungkapan di atas menunjukkan bahwa kapasitas panas kristal pada volume konstan
adalah:


Kapasitas panas tersebut diperoleh dengan meninjau sistem secara makro. Hasil tersebut
sesuai dengan penemuan empirik Dulong-Petit, yang berlaku untuk hampir semua zat
padat pada suhu ruang aau yang lebih tinggi.
Hasil eksperimen juga menunjukkan bahwa pada suhu tinggi diperoleh nilai kapasitas
panas seperti persamaan di atas, dan nilai C
v
menurun apabila T menurun dan mendekati
nol apabila T menuju 0 K.







6

BAB III
PEMBAHASAN
Tinjauan Mikroskopik Vibrasi Kisi dengan Distribusi Statistik Maxwell-Boltzmann
Untuk membuktikan nilai kapasitas panas yang didapatkan dari hasil eksperimen
tersebut secara teoritis, perhitungan dilakukan dengan meninjau sistem secara mikro.
Yang akan ditinjau adalah vibrasi kisi dalam kristal.
Untuk pembahasan kali ini hanya akan dibahas mengenai pemodelan yang
dilakukan oleh Einstein. Einstein membuat asumsi menganai vibrasi atom dalam Kristal
sebagai berikut :
1. Atom yang bergetar di titik kesetimbangan tidak saling mempengaruhi dengan atom
tetangganya. Getaran bersifat harmonik dan sederhana dengan frekuensi


2. Karena setiap energi atom berbeda-beda, maka masing-masing atom memiliki energi
diskrit

= (n +

.
3. Dalam suatu kristal, jarak antar atom relatif jauh satu sama lain, sehingga energi
masing-masing atom dianggap diskrit dan dapat terbedakan. Untuk itu, sebaran energi
osilator mengikuti distribusi Boltzmann.
Berdasarkan persamaan

, fungsi distribusi Boltzmann adalah:


Dengan

, sehingga:



4. Energi rata-rata suatu kristal dapat didefinisikan sebagai jumlah dari perkalian antara
energi tiap atom (

) dengan peluangnya (

), sehingga dituliskan sebagai berikut:





Dengan asumsi tersebut, kita dapat mencari energi rata-rata suatu osilator harmonik
dalam Kristal dengan cara sebagai berikut.
Fungsi partisi dapat dinyatakan dengan:
7

Z =


Jika kita diferensialkan Z terhadap


Sehingga energi rata-rata osilator dapat dinyatakan sebagai sberikut:


Dengan mensubstitusi persamaan

, dapat dicari nilai Z sebagai berikut:


Z =


Berdasarkan deret geometri, jika|| , maka berlaku:


Sehingga Z dapat dinyatakan sebagai berikut:

)
Selanjutnya dapat diperoleh persamaan-persamaan berikut ini :

))

)
Dan energi rata rata osilator menjadi

((

))

8

(

) (


)
(



)

Jika T 0, maka


, sehingga

. Energi tersebut disebut energi titik


nol.
Untuk suhu tinggi (T), maka


Sehingga
(

)
)
(


Untuk jumlah atom atau partikel N dan masing-masing atom memiliki 3 derajat
kebebasan, energi total sistem adalah sebagai berikut:


Dan kapasitas panas saat volumenya konstan adalah:


Dengan

, maka


Sedangkan untuk suhu rendah (T<<<<), maka


Untuk N jumlah atom dan masing-masing atom memiliki 3 derajat kebebasan, maka
energi total sistem adalah:
(



)
Sehingga kapasitas panas yang diperoleh adalah:
9

((



))

((

) (


Dengan suhu Einstein:

, maka:


Nilai kapasitas panas untuk suhu tinggi yang diperoleh dengan meninjau sistem secara
mikro ternyata sesuai dengan hasil eksperimen yang dilakukan dulong-petit dan ilmuwan
sebelumnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh Dulong-Petit, nilai kapasitas panas suatu
zat padat adalah sama, yaitu 3R=5,97 cal/mol K, untuk suhu tinggi. Namun, untuk suhu
rendah, nilai kapasitas panas model Einstein tidak sesuai dengan hasil eksperimen.
Karena berdasarkan eksperimen, nilai kapasitas panas untuk setiap suhu digambarkan
oleh grafik berikut:

Gambar 1. Grafik kapasitas panas terhadap suhu berdasarkan hasil eksperimen
T
C
v

10

Nilai kapasitas panas untuk suhu rendah yang sesuai dengan grafik tersebut adalah
sebagai berikut:


Dengan

dan


.
Persamaan di atas didapat oleh Debye dengan asumsi yang berbeda dari asumsi Einstein.

















11

BAB IV
KESIMPULAN

Distribusi Maxwell-Boltzmann diterapkan dalam perhitungan statistik dengan
jumlah partikel sedikit dan dapat terbedakan. Salah satu aplikasinya adalah dalam
perhitungan energi rata-rata vibrasi kisi dalam kristal dengan pemodelan yang dilakukan
Bose dan Einstein.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa energi pada vibrasi
kisi dalam kristal yang dihitung berdasarkan distribusi Maxwell-Boltzmann dan melalui
pemodelan yang dilakukan oleh Bose dan Einstein adalah sebesar
(



)
Dari energi rata-rata yang diperoleh, dapat ditentukan kapasitas panas pada kristal
untuk suhu tinggi dan suhu rendah. Untuk suhu tinggi, nilai kapasitas panas yang
diperoleh adalah


Sementara untuk suhu rendah, nilai kapasitas panas yang diperoleh adalah


Dengan suhu Einstein:

.
Nilai kapasitas panas pada suhu tinggi sesuai dengan nilai kapasitas panas yang
diperoleh berdasarkan hasil eksperimen, sedangkan untuk suhu rendah nilai kapasitas
panas yang diperoleh berdasarkan peninjauan mikroskopis ini tidak sesuai dengan hasil
eksperimen.



12

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Agus. 2007. Fisika Statistik. Yogyakarta: Gava Media.
Parno. 2002. Diktat Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat. Depdiknas Universitas Negeri
Malang

Anda mungkin juga menyukai