Anda di halaman 1dari 8

FREKUENSI RESONANSI TABUNG

TUJUAN PERCOBAAN

Setelah menyelesaikan percobaan ini siswa diharapkan dapat :

1. Menentukan frekuensi resonansi untuk berbagai panjang tabung


2. Memerikasa hubungan antara frekuensi resonanasi dan panjang tabung
3. Menetukan deret harmonic frekuensi resonansi tabung tertutup dan terbuka

ALAT PERCOBAAN

1. Alat tabung resonansi


2. Pembangkit frekuensi audio
3. Soud level meter
4. Osiloskop

KAJIAN TEORI

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal,yaitu gelombang


yang terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang
tersebut, membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah (rapatandan
renggangan). Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas,
tetapi tidak bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang
akan mentransmisikan getaran. Kemampuan gelombang bunyi untuk menempuh
jarak tertentu dalam satu waktu disebut kecepatan bunyi. Kecepatan bunyi di udara
bervariasi, bergantung temperatur udara dan kerapatannya. Apabila temperatur
udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi kerapatan
udara, maka bunyi semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat cair lebih
besar daripada cepat rambat bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan bunyi pada
zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat cair dan udara.
Resonansi bunyi sangat penting di dalam dunia musik .Resonansi adalah
peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dan
memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu..
Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi.
Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar
gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan
yang dihasilkan oleh senar gitar, peristiwa ini disebut dengan resonansi, resonansi
menghasilkan pola gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan simpul
gelombang dengan panjang gelombang tertentu. Pada saat gelombang berdiri
terjadi pada senar maka senar akan bergetar pada tempatnya. Pada saat
frekuensinya sama denga frekuensi resonansi, hanya diperlukan sedikit usaha untuk
menghasilakan amplitudio besar. Hal inilah yang terjadi pada senar yang dipetik.
Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan logam
pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah
lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan
tersebut. Resonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di
udara. Bila suatu sumber bunyi bergetar di atas mulut tabung resonansi,
pada panjang kolom udara tertentu dapat didengar dengung sangat keras, ini berarti
terjadi resonansi bunyi. Saat itu dalam tabung resonansi terjadi gelombang
longitudinal stasioner.
Kita dapat menggambarkan gelombang baik dalam aliran udara yaitu dalam
bentuk pergeseran udara maupun dalam tekanan udara. Dalam udara pada ujung
tabung tertutup harus mempunyai simpul pergeseran karena udara tidak bergerak
bebas untuk bergerak. Sebaliknya, pada ujung tabung yang terbuka akan ada perut
karena udara dapat bergerak bebas. Udara dalam tabung bergetar dalam bentuk
gelombang tegak longitudinal. Mode-mode yang mungkin dari getaran untuk
tabung terbuka pada kedua ujungnya (disebut tabung terbuka) dan untuk tabung
terbuka satu ujungnya dan ujung lainnya tertutup (disebut tabung tertutup)
(Giancolli, 2001).

Sebuah pipa orgel adalah sebuah contoh sederhana dari bunyi yang berasal
dari sebuah kolam udara yang bergetar. Jika kedua ujung sebuah pipa adalah
terbuka dan aliran udara dialirkan diarahkan melawan sebuah tepi, maka
gelombang longitudinal dapat dihasilkan didalam tabung tersebut. Kolam udara
kemudi n akan beresonansi pada frekuensi getaran alamiahnya, yang diberikan
oleh
𝑣
𝑓𝑛 = 𝑛 2𝐿 =𝑛 𝑓1 , n = 1, 2, 3 ........................................................................ (1.1)

Jika ujung kedua tabung yang terletak pada bagian kanan tidak tetutup maka
ujung terbuka ini merupakan perut simpangan. Syarat gelombang berdiri sistem
ini sama dengan tali yang salah satu ujungnya tetap dan ujung lainnya bebas,
sehingga panjang tabung harus sama dengan bilangan bulat ganjil λ/4, sehingga:
𝜆𝑛
𝐿=𝑛 , n = 1, 3, 5 .................................................................................... (1.2)
4

Dengan demikian frekuensinya adalah:


𝑣
𝑓𝑛 = 𝑛 4𝐿 =𝑛 𝑓1 , n = 1, 3, 5 ........................................................................ (1.3)

Dimana v adalah cepat rambat bunyi di udara (m/s), f adalah frekuensi (Hz)
dan λ adalah panjang gelombang. Cepat rambat gelombang di udara sangat
dipengaruhi oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu udara maka nilai cepat rambat
bunyi akan semakin besar dan sebaliknya. Bunyi dapat merambat di udara bebas
dengan kecepatan 340 m/s pada suhu 15oC

HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1 frekuensi resonanasi pada panjang tabung yang berbeda

No Panjang Tabung Frekuensi Resonansi SLM Level


(cm) (Hz)
1 10 550 1,5 2
2 20 450 4,6 2
3 30 550 1 2
4 40 650 6,2 2
5 50 550 7 2
Tabel 1.2 frekuensi resonansi dasar dan frekuensi atas tabung pada tabung tertutup

Panjang tabung resonansi = 30 cm

No Frekuensi Frekuensi 𝑓𝑛 SLM Level


resonansi (Hz) 𝑓0

1 𝑓0 550 1 0,9 2
2 𝑓1 850 1.545 5 2
3 𝑓2 1400 2.545 1,5 2
4 𝑓3 3400 6.182 0,9 2
5 𝑓4 4000 7.273 2 2

Tabel 1.3 frekuensi resonansi dasar dan frekuensi atas tabung pada tabung terbuka

Panjang tabung resonansi = 30 cm

No Frekuensi Frekuensi 𝒇𝒏 SLM Level


resonansi (Hz) 𝒇𝟎

1 𝑓0 550 1 0,5 2
2 𝑓1 890 1.618 4,8 2
3 𝑓2 1400 2.545 4 2
4 𝑓3 1800 3.273 1 2
5 𝑓4 2200 4 0,4 2
ANALISIS DATA

Grafik hubungan panjang tabung dengan


frekuensi resonansi
700
600
500
400
300
200
100
0
0 10 20 30 40 50 60

Grafik 1.1 hubungan panjang tabung resonanasi dengan frekuensi resonansi

Menentukan Nada Dasar dan Nada Atas


a) Pipa Organa Tertutup b) Pipa Organa Terbuka
𝑣 340 𝑣 340
𝑓0 = 4𝐿 = 4 .0,3 = 283 𝐻𝑧 𝑓0 = 2𝐿 = 2 .0,3 = 566 𝐻𝑧
3𝑣 3 . 340 2𝑣 2 . 340
𝑓1 = 4𝐿 = = 850 𝐻𝑧 𝑓1 = 2𝐿 = = 1.133 𝐻𝑧
4 .0,3 2 .0,3
5𝑣 5 . 340 3𝑣 3 . 340
𝑓2 = 4𝐿 = = 1.416 𝐻𝑧 𝑓2 = 2𝐿 = = 1700 𝐻𝑧
4 .0,3 2 .0,3
7𝑣 7 . 340 4𝑣 4 . 340
𝑓3 = 4𝐿 = = 1.983 𝐻𝑧 𝑓3 = 2𝐿 = = 2.266 𝐻𝑧
4 .0,3 2 .0,3
7𝑣 9 . 340 4𝑣 5 . 340
𝑓4 = 4𝐿 = = 2.550 𝐻𝑧 𝑓4 = 2𝐿 = = 2.833 𝐻𝑧
4 .0,3 2 .0,3

Tabel 2.1 Perbandingan antara frekuensi resonansi tabung tertutup pada hasil
pengamatan dengan hitungan rumus

No Frekuensi Frekuensi resonansi (Hz) Kesalahan relative


Eksperimen Hitungan (%)
1 𝑓0 550 283 94.3
2 𝑓1 850 850 0.0
3 𝑓2 1400 1416 1.1
4 𝑓3 3400 1983 71.5
5 𝑓4 4000 2550 56.9
Tabel 2.2 Perbandingan antara frekuensi resonansi tabung terbuka pada hasil
pengamatan dengan hitungan rumus

No Frekuensi Frekuensi resonansi (Hz) Kesalahan relative


Eksperimen Hitungan (%)
1 𝑓0 550 566 2.8
2 𝑓1 890 1133 21.4
3 𝑓2 1400 1700 17.6
4 𝑓3 1800 2266 20.6
5 𝑓4 2200 2833 22.3

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran frekuensi resonansi pada


tabung resonansi. Dengan memvariasikan panjang tabung resonnansi. Pada panjang
tabung sebesar 0,1 m diperoleh frekuensi 550 Hz. Ketika panjang tabung resonansi
diperbesar yakni 0,2 m ;0,3 m; 0,4 m dan 0,5 m diperoleh frekuensi masing-masing
sebesar 450 Hz , 550 Hz, 650 Hz dan 550 Hz.
Berdasarkan teori panjang tabung dengan frekuensi itu berbanding lurus.
Semakin pendek tabung yang diberikan, maka frekuensi yang dihasilkan semakin
besar. Sebaliknya semakin panjang tabung yang diberikan maka frekuensinya juga
semakin kecil. Jika kita bandingkan dengan data hasil percobaan, ketika panjang
tabung 0,1 m didapatakan frekuensi resonansi sebesar 550 Hz, ketika panjang
tabung diubah menjadi 0,2 m didapatkan frekuensi resonanasi sebesar 450 Hz.
Untuk data ke-1 dan ke-2 sesuai dengan teori frekuensi resonanasi pada tabung
resonanasi. jika dilihat dari data ke -2 sampai data ke- 4 frekuensi resonansi
meningkat sedangakan dari data ke -4 dan ke-5 frekuensi resonanasi menurun
mengartikan sesuai dengan teori.
Kesalahan yang terjadi pada data ke-3 sampai data ke-4 dikarenakan
kurang teliti saat membaca frekuensi pada pembangkit frekuensi audio, mengamati
skala tertinggi pada sound level metersehingga data yang didapat tidak sesuai
dengan teori yang ada
Selain melakukan percobaan untuk mengetahui hubungan antara panjang
tabung resonanasi dengan frekuensi resonansi dilakukan juga percobaan untuk
frekuensi resonansi pada tabung tertup dan tabung terbuka. Frekuensi nada dasar
dan nada atas secara teori ditentukan melalui hasil bagi antara cepat rambat bunyi
di udara dengan luas kolom udara pada pipa organa. Dimana secara teori diperoleh
frekuensi nada dasar dan nada atas pada pipa organa tertutup dengan panjang
tabung 30 cm untuk f0, f1, f2, f3 dan f4 sebesar 283 Hz, 850 Hz, 1416 Hz, 1983 Hz
dan 2550 Hz,. Sedangkan secara praktek diperoleh frekuensi nada bawah dan nada
atas pada pipa organa tertutup untuk panjang tabung 0,3 m sebesar 550 Hz, 850 Hz,
1400 Hz, 3400 Hz dan 4000 Hz. Dari data tersebut didaptakan kesalahn relative
berturut-turut 94,3 %; 0%; 1,1%; 71.5% dan 56.9%. Dapat disimpulkan bahwa
percobaan yang dilakukan belum sepenuhnya sesuai dengan teori yaitu besar
frekuensi resonansi hasil percobaan tidak sama bahkan jauh dari hitungan teori.
Hanya pada f1 dan f2 yang memiliki kesesuaina dengan teori yang ada karena
memiliki kesalahan relative yang kecil.
Sedangkan untuk pipa organa terbuka untuk f0, f1, f2, f3 dan f4 sebesar 566
Hz, 1133 Hz, 1700 Hz ,2266 Hz dan 2833 Hz. Untuk pipa organa terbuka untuk
dengan panjang tabung yang sama seperti pipa organa tertutup diperoleh frekuensi
nada bawah dan nada atas sebesar 550 Hz, 890 Hz, 1400 Hz, 1800 Hz dan 2200 Hz.
Dari data tersebut didaptakan kesalahn relative berturut-turut 2,8 %; 21,4%; 17,6%;
20,6% dan 22,3%. Dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan belum
sepenuhnya sesuai dengan teori yaitu besar frekuensi resonansi hasil percobaan
tidak sama bahkan jauh dari hitungan teori.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara


panjang tabung dengan besar frekuensi resonansi adalah fluktuatif atau naik
turun, belus seusuai dengan teori dimana semakin panjang tabung resonansi
maka semakin kecil frekuensi resonansi. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakam pada panjang tabung tertentu tepat berda di di titik gelombang
yang berbeda, bisa berda pada titik simpul, titi puncak sehingga frekuensi
yang dihasilkan fluktuatif.
2. Berdasarkan tabel hasil pengamatan 1.2, didapatkan perbandingan antara
frekuensi atas dengan frekuensi dasar tabung yaitu 1: 1,5: 2,5: 6,1:7,2. Dari
data tersebut tidak didapatan deret yang sesuai dengan deret harmonic untuk
resonanasi tabung tertutup yaitu 1:3:5:7. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
kurangnnya ketelitian dalam menukur panjang tabung resonasi dan
membaca skala pembangkit frekuensi audio dimana pada alat pembangkit
frekuensi audio tidak memiliki ketelitian skala.
3. Berdasarkan tabel hasil pengamatan 1.3, didapatkan perbandingan antara
frekuensi atas dengan frekuensi dasar tabung yaitu 1: 1,6: 2,5: 3.27:4. Dari
data tersebut belum didapatkan deret yang sesuai dengan deret harmonic
untuk resonanasi tabung terbuak yaitu 1:2:3:4:5. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan kurangnnya ketelitian dalam menukur panjang tabung resonasi
dan membaca skala pembangkit frekuensi audio dimana pada alat
pembangkit frekuensi audio tidak memiliki ketelitian skala.

DAFTAR PUSTAKA

Giancolli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Tippler, P.A., 1998, Fisika Untuk Sains Dan Teknik Jilid 1 (Terjemahan), Jakarta:
penerbit Erlangga jilid 1

Anda mungkin juga menyukai