Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN II

HUKUM OHM

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan Praktikum : - Memahami penggunaan hukum Ohm pada
rangkaian resistor.
- Memahami cara kerja resistor variabel yang
digunakan pada lampu belajar.
2. Hari, tanggal Praktikum : Jumat, 03 Mei 2019
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika FKIP Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Hukum Ohm pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuan Jerman yang
bernama George Simon Ohm. Beliau dapat menggambarkan hubungan pokok antara
voltase, arus dan hmabatan. Hukum ini kemudian dikenal dengan hukum Ohm. Bunyi
hukum ohm adalah kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan
beda potensial dan berbanding terbalik dengan resistansi penghantar (Istiyono, 2009:147).
Resistansi dapat digunakan sebagai dasar untuk mendefinisikan dua istilah umum
yaitu hubungan singkat dan hubungan terbuka. Definisi hubung singkat sebagai resistansi
nol ohm, sehingga karena V = I R maka tegangan hubung singkat haruslah sama dengan
nol meski arusnya bernilai berapapun. Sedangkan hubung terbuka sebagai resistansi tak
berhingga sehingga berdasarkan hukum ohm arusnya harus sama dengan nol tanpa
mempertimbangkan berapapun besarnya tegangan hubung terbuka (Durbin, 2005: 22-26).
Terdapat dua macam cara untuk menghubungkan komponen-komponen satu sama
lain dalam rangkaian listrik, yaitu secara seri dan paralel. Rangkaian yang dihubungkan
secara seri ujung-ujungnya disambungkan pada sumber tegangan. Jika arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian sebesar I ampere, maka besarnya arus mengalir pada semua
tahanan adalah sama. Besarnya tegangan bergantung pada harga masing-masing tahanan
tersebut (Santoso, 2009:10-11).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kabel penghubung 3 unit
b. Multimeter 1 set
c. Potentiometer 1 unit
d. Power supply 1 set
2. Bahan
a. Lampu 1 unit

D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disusun rangkaian seri seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Susunan Rangkaian Seri


3. Diukur tegangan keluaran VP dengan tegangan sumber konstan, pada masing-masing
resistor (50, 100, 150) Ω.
4. Dicatat hasil tegangan keluaran VP pada tabel hasil pengamatan.
5. Diukur tegangan keluaran VP dengan hambatan konstan, pada masing-masing
tegangan masukan (6, 8,10) V.
6. Dicatat hasil teganagn keluaran pada tabel hasil pengamatan.
7. Diukur arus dengan hambatan konstan, pada masing-masing tegangan masukan (6, 8,
10) V.
8. Dicatat hasil arus yang didapatkan pada tabel hasil pengamatan.
9. Diukur arus dengan tegangan sumber konstan, pada masing-masing hambatan (50,
100, 150) Ω.
10. Dicatat hasil arus yang didapatkan pada tabel hasil pengamatan.
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel
2.1 Tabel Tegangan VP Dengan Tegangan Sumber Konstan
Tegangan Sumber (volt) Hambatan (Ω) VP (volt)
50 4.96
12 100 2.62
50 1.52
2.2 Tabel Tegangan VP dengan Tegangan Hambatan Konstan
Hambatan (Ω) VS (volt) VP (volt)
6 1.88
50 8 2.86
10 3.86

2.3 Tabel Arus dengan Tegangan Konstan


VS (volt) Hambatan (Ω) Arus (A)
50 0.24
12 100 0.13
150 0.10

2.4 Tabel Arus dengan Hambatan Konstan


Hambatan (Ω) VS (volt) Arus (A)
6 0.13
50 8 0.58
10 0.22

F. Analisis Data
1. Menentukan arus awal dengan tegangan sumber konstan 12 V
a. Untuk hambatan 50 Ω
Diketahui : VP = 4.96 V
R = 50 kΩ
Ditanya : IP = ...?
Penyelesaian :
𝑉𝑃
IP = 𝑅
4.96 𝑉
IP = 50Ω

IP = 0.04 A
Jadi, besar arus awal dengan tegangan sumber konstan 12 pada saat hambatan 50
Ω adalah 0.09 A.
b. Untuk hambatan 100 Ω
Diketahui : VP = 2.62 V
R = 100 kΩ
Ditanya : IP = ...?
Penyelesaian :
𝑉𝑃
IP = 𝑅
2.62 𝑉
IP = 100 Ω

IP = 0.03 A
Jadi, besar arus awal dengan tegangan sumber konstan 12 pada saat hambatan 100
Ω adalah 0.03 A.

c. Untuk hambatan 150 Ω


Diketahui : VP = 1.52 V
R = 150 kΩ
Ditanya : IP = ...?
Penyelesaian :
𝑉𝑃
IP = 𝑅
1.52 𝑉
IP = 150 Ω

IP = 0.01 A
Jadi, besar arus awal dengan tegangan sumber konstan 12 pada saat hambatan 150
Ω adalah 0.01 A.

2. Menentukan arus dengan hambatan konstan 50 Ω


a. Untuk VS 6 volt
Diketahui : VP = 1.88 V
R = 50 Ω
Ditanya : IP = ...?
Penyelesaian :
𝑉𝑃
IP = 𝑅
1.88 𝑉
IP = 50 Ω

IP = 0.04 A
Jadi, besar arus pada hambatan konstan 50 Ω adalah 0.04 A.
b. Untuk VS 8 volt
Diketahui : VP = 2.86 V
R = 50 Ω
Ditanya : IP = ...?
Penyelesaian :
𝑉𝑃
IP = 𝑅
2.86 𝑉
IP = 50 Ω

IP = 0.06 A
Jadi, besar arus pada hambatan konstan 50 Ω adalah 0.06 A.
c. Untuk VS 10 volt
Diketahui : VP = 3.86 V
R = 50 Ω
Ditanya : IP = ...?
Penyelesaian :
𝑉𝑃
IP = 𝑅
3.86 𝑉
IP = 50 Ω

IP = 0.08 A
Jadi, besar arus pada hambatan konstan 50 Ω adalah 0.08 A.

3. Menentukan tegangan dengan hambatan konstan 50 Ω


a. Untuk VS 6 volt
Diketahui : IP = 0.13 A
R = 50 Ω
Ditanya : VP = ...?
Penyelesaian :
VP = IP . R
VP = (0.13 A) . (50 Ω)
VP = 6.5 V
Jadi, besar tegangan dengan hambatan konstan 50 Ω adalah 6.5 V.
b. Untuk VS 8 volt
Diketahui : IP = 0.58 A
R = 50 Ω
Ditanya : VP = ...?
Penyelesaian :
VP = IP . R
VP = (0.58 A) . (50 Ω)
VP = 29 V
Jadi, besar tegangan dengan hambatan konstan 50 Ω adalah 29 V.

c. Untuk VS 10 volt
Diketahui : IP = 0.22 A
R = 50 Ω
Ditanya : VP = ...?
Penyelesaian :
VP = IP . R
VP = (0.22 A) . (50 Ω)
VP = 11 V
Jadi, besar tegangan dengan hambatan konstan 50 Ω adalah 11 V.

4. Menentukan tegangan dengan tegangan sumber konstan 12 volt


a. Untuk hambatan 50 Ω
Diketahui : IP = 0.24 A
Rp = 50 Ω
Ditanya : VP = ...?
Penyelesaian :
VP = IP . RP
VP = (0.24 A) . (50 Ω)
VP = 12 V
Jadi, besar tegangan pada rangkaian dengan hambatan 50 Ω adalah 12 V.
b. Untuk hambatan 100 Ω
Diketahui : IP = 0.13 A
Rp = 100 Ω
Ditanya : VP = ...?
Penyelesaian :
VP = IP . RP
VP = (0.13 A) . (100 Ω)
VP = 13 V
Jadi, besar tegangan pada rangkaian dengan hambatan 100 Ω adalah 13 V.
c. Untuk hambatan 150 Ω
Diketahui : IP = 0.10 A
Rp = 150 Ω
Ditanya : VP = ...?
Penyelesaian :
VP = IP . RP
VP = (0.10 A) . (150 Ω)
VP = 15 V
Jadi, besar tegangan pada rangkaian dengan hambatan 150 Ω adalah 15 V.

G. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang hukum ohm. Adapun tujuan pada praktikum
ini adalah untuk memahami penggunaan hukum ohm pada rangkaian resistor dan untuk
memahami cara kerja resistor pada variabel yang digunakan pada lampu belajar. Hukum
ohm adalah suatu pernyataan bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya. Semakin besar beda
potensial listrik, semakin besar pula kuat arus yang mengalir. Sebuah benda penghantar
dikatakan mematuhi hukum ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung tehadap
besar dan polaritas beda potensial yang mengenainya. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik yang mengalir adalah amperemeter. Pemakaian alat ukur ini
dihubungkan ke dalam rangkaian sehngga terhubung seri dengan komponen yang akan
dihitung kuat arusnya. Sedangkan voltmeter merupakan alat ukur beda potensial antara
dua titik.
Pada praktikum ini dilakukan empat kali percobaan, percobaan pertama yaitu
mengukur tegangan Vp dengan tegangan sumber konstan sebesar 12 V. Hambatan yang
digunakan pada percobaan ini sebesar 50 Ω, 100 Ω, dan 150 Ω sehingga tegangan Vp
yang diperoleh berdasarkan hasil yang terbaca pada multimeter berturut-turut sebesar 12
V, 13 V, dan 15 V. Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh tersebut, semakin besar
hambatan yang digunakan pada percobaan, maka semakin besar pula beda potensial yang
akan diperoleh pada multimeter sehingga arus yang dihasilkan akan semakin kecil. Hasil
pengamatan yang diperolah tersebut sesuai dengan teori hukum ohm bahwa hambatan
pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
arus.
Pada percobaan kedua yaitu mengukur tegangan Vp dengan hambatan konstan
sebesar 50 Ω. Tegangan sumber yang digunakan yaitu sebesar 6 V, 8V dan 10 V.
Sehingga tegangan Vp yang diperoleh berdasarkan hasil yangbterbaca pada multimeter
berturut-turut sebesar 6.5 V, 29 V, dan 11 V. Dari hasil yang diperoleh tersebut, dilihat
bahwa semakin besar tegangan sumber yang diberikan makan semakin besar nilai Vp
yang akan terbaca pada multimeter. Hasil pengamatan yang diperoleh tersebut
menandakan bahwa arus yang mengalir pada rangkaian tersebut semakin besar, sehingga
sesuai dengan teori hukum ohm bahwa arus listrik yang mengalir akan semakin besar
apabila tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian diperbesar dan dengan hambatan
konstan.
Pada percobaan ketiga yaitu mengukur arus dengan hambatan konstan sebesar 50
Ω. Tegangan sumber yang digunakan yaitu sebesar 6 V, 8V dan 10 V. Sehingga arus yang
diperoleh berdasarkan hasil yang terbaca pada multimeter berturut-turut sebesar 0.04 A,
0.06 A dan 0.08 A. Dari hasil yang diperoleh tersebut, dilihat bahwa semakin besar
tegangan sumber yang diberikan maka arus yang diperoleh akan semakin besar pula.
Hasil pengamatan yang diperoleh tersebut menandakan bahwa arus yang mengalir pada
rangkaian tersebut semakin besar, sehingga sesuai dengan teori hukum ohm bahwa arus
listrik yang mengalir akan semakin besar apabila tegangan yang diberikan pada suatu
rangkaian diperbesar dan dengan hambatan konstan.
Pada percobaan keempat mengukur arus dengan tegangan kostan sebesar 12 V.
Hambatan yang digunakan sebesar 50 Ω, 100 Ω, dan 150 Ω. Sehingga arus yang diperoleh
berdasarkan hasil yang terbaca pada multimeter berturut-turut sebesar 0.09 A, 0.03 A, dan
0.01 A. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, semakin besar hambatan yang diberikan
maka arus yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan oleh semakin
kecilnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Hasil pengamatan yang diperoleh
tersebut sesuai dengan teori hukum ohm bahwa hambatan suatu rangkaian berbanding
lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan arus.
H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Pada percobaan pertama untuk mengkur tegangan Vp dengan tegangan sumber 12
V dengan hambatan sebesar 50 Ω, 100 Ω, dan 150 Ω diperoleh tegangan Vp
berturut-turut sebesar 12 V, 13 V, dan 15 V. Hal ini sesuai dengan teori hukum
ohm bahwa hambatan suat rangkaian berbanding lurus dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan arus.
b. Pada percobaan kedua yaitu mengukur tegangan Vp dengan hambatan konstan 50
Ω dengan tegangan sebesar 6V, 8V, dan 10 V diperoleh tegangan Vp sebesar 6.5
V, 29 V, dan 11 V. Hal ini sesuai dengan hukum ohm bahwa arus yang mengalir
pada suatu rangkaian akan semakin besar apabila tegangan yang diberikan
diperbesar.
c. Pada percobaan ketiga untuk mengukur arus dengan hambatan konstan 50 Ω
dengan sumber tegangan sebesar sebesar 6 V, 8V, dan 10 V diperoleh arus
berturut-turut sebesar 0.04 A, 0.06 A dan 0.08 A. Hal ini sesuai dengan teori
hukum ohm bahwa arus yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus
dengan tegangan yang diberikan.
d. Pada percobaan keempat untuk mengukur arus dengan tegangan konstan 12 V
dengan hambatan sebesar 50 Ω, 100 Ω, dan 150 Ω diperoleh arus berturut-turut
sebesar 0.09 A, 0.03 A, dan 0.01 A. Hal ini sesuiai dengan teori hukum ohm
bahwa hambatan pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan dan
berbanding terbalik dengan arus.
2. Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih memahami mengenai
konsep hukum ohm dan rangkaian yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Durbin. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.


Istiyono, Edi. 2004. Sains Fisika Untuk Kelas X. Klaten: PT. Intan Panorama.
Santoso, Djoko. 2009. Teori Dasar Rangkaian Listrik. Yogyakarta: Laksbang
Mechatama.

Anda mungkin juga menyukai