Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM ATOM DAN MOLEKUL

PENENTUAN MUATAN SPESIFIK ELEKTRON

Yang dibimbing oleh Dr. Robi Kurniawan, M.Si.

Disusun oleh:
Rizqi Dwi Nurmansyah
200321614818

S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
A. TUJUAN...................................................................................................... 1
B. DASAR TEORI........................................................................................... 1
C. ALAT DAN BAHAN .................................................................................. 3
D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN ...................................................... 4
E. PROSEDUR ................................................................................................ 5
F. LEMBAR DATA ........................................................................................ 5
G. ANALISIS DATA ...................................................................................... 6
H. PEMBAHASAN DAN TUGAS.................................................................. 9
I. KESIMPULAN ......................................................................................... 15
J. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16
K. LAMPIRAN ............................................................................................. 17

i
PERCOBAAN 3
PENENTUAN MUATAN SPESIFIK ELEKTRON

A. TUJUAN
Tujuan dari eksperimen penentuan muatan spesifik elektron, praktikan
diharapkan mampu; mengamati gerakan melingkar muatan elektron dalam
medan magnet dan menentukan besarnya muatan spesifik (e/m) elektron.
B. DASAR TEORI
Pada tahun 1897 J.J. Thomson menyelidiki kelakuan sinar katoda. Sinar
katoda adalah aliran elektron-elektron yang keluar dari katoda dan masuk ke
anoda. Pada eksperimennya Thomson berhasil menunjukkan bahwa sinar
katoda merupakan partikel-partikel yang jauh lebih ringan dari pada atom dan
berada di semua bentuk benda. Hal ini ditunjukkan dengan menentukan
perbandingan muatan per massa elektron (e/m). Partikel yang menjadi bagian
dari sebuah atom tersebut dinamakan elektron. [6]
Elektron ditemukan dengan menggunakan tabung kaca yang bertekanan
sangat rendah yang tersusun oleh plat logam sebagai elektroda pada bagian
ujung tabung dan katoda sebagai elektroda dengan kutub negative dan anoda
sebagai elektroda dengan kutub positif [1][4]. Sistem yang digunakan
Thomson dalam melakukan pengukuran ini adalah jika suatu muatan elektron
bergegrak di dalam ruang yang berada di bawah pengaruh medan magnet atau
medan listrik maka muatan tersebut akan mengalami gaya sehingga
pergerakan elektron akan menyimpang [2]. Adanya gejala fisis ini
dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan elektron di dalam medan magnet
maupun medan listrik persis seperti partikel yang dilemparkan horizontal di
dalam medan gravitas bumi [3][5]. Beberapa prinsip dasar yang berkaian
dengan eksperimen ini dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
1. Pemercepatan elektron dalam electron gun
Electron gun merupakan pemicu elektron yang kemudian
dipercepat oleh medan listrik. Prinsip kerjanya ditunjukkan dalam
Gambar 1. Katoda dipanasi menggunakan pemanas (heater) dan
melepaskan elektron termal. Jika antara katoda dan anoda diberi beda

1
potensial maka elektron-elektron dipercepat dalam medan listrik antara
anoda dan katoda. [6]

Gambar 1. Skema pemercepat elektron,electron gun.


Jika kecepatan elektron saat lepas dari katoda diabaikan dan
tegangan yang digunakan pada anoda adalah V (volt) , maka kecepatan
elektron v (m/s) saat melewati anoda memenuhi hukum kekekalan energi
sedemikian sehingga energi kinetik elektron sama dengan beda potensial
yang dialami elektron [6] yaitu
1
𝑚𝑣 2 = 𝑒𝑉
2

2𝑒𝑉
𝑣=√ (1)
𝑚

2. Gerakan elektron dalam medan listrik


Elektron yang dipancarkan tegak lurus terhadap medan magnet
homogen akan mengalami gerak melingkar pada laju yang sama dalam
bidang yang tegak lurus medan megnet. Jika rapat fluks medan megnet
adalah B (Wb/m2), laju gerak melingkar adalah v (m/s), jari-jari lingkaran
r (m), maka gaya Lorentz menjadi gaya sentripetal gerak melingkar. [6]
𝑚𝑣 2 𝑚𝑣
𝑒𝑣𝐵 = → 𝑒𝐵 = (2)
𝑟 𝑟

dari persamaan (1) dan (2), maka muatan spesifik elektron dapat
dinyatakan sebagai:
2𝑉
𝑒 ⁄𝑚 = 𝑟 2 𝐵 2

(3)

2
3. Koil Helmholtz
Dua buah koil lingkaran dengan jari-jari sama dikemas secara
paralel koaksial satu sama lain dan dengan kuat arus sama dilewatkan
pada keduanya pada arah yang sama. Selanjutnya, medan magnet
homogen dapat diperoleh pada arah aksial di antara kedua koil tersebut.
Prinsip inilah yang digunakan dalam koil Helmholtz. Jika kuat medan
magnet yang digunakan adalah H (A/m), jari-jari lingkaran R (m), kuat
arus I(A) [6], maka hukum Biot-Savart memberikan persamaan berikut:
8 𝐼 𝐼
𝐻 = 5√5 𝑅 = 0,7155 𝑅 (4)

Jika jumlah lilitan adalah N, kekuatan medan magnet menjadi N


kali. Jika permeabilitas magnetik dalam vakum adalah 4/107, maka
rapat fluks antara kedua koil akan menjadi,

4𝜋 𝑁𝐼
𝐵 = 0,7155 107 𝑅
4𝜋 𝑁𝐼
𝐵 = 9,99 × 10−7 107 [𝑊𝑏/𝑚2 ]
𝑅

dalam praktikum ini N = 130 lilitan, R = 0,150 (m), sehingga rapat fluks
medan magnet menjadi
𝐵 = 7,79 × 10−4 𝐼[𝑊𝑏/𝑚2 ] (5)
Berdasarkan persamaan (3) dan persamaan (5) maka hubungan
antara tegangan per kuadrat kuat arus V/I2 dengan jari-jari lintasan r dapat
dituliskan sebagai berikut.
𝑉 1
= (𝑒⁄𝑚) 2 (7,79 × 10−4 )2 𝑟 2 (6)
𝐼2

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat Lengkap
a. Sumber arus untuk koil Helmholtz dengan tegangan 0 s.d 15 V dan
arus 0 s.d 2,5 A, tipe RPS-1000N, RPS-2000N, DRP-55.
b. Sumber daya untuk tabung lucutan elektron.
a) Tegangan: 0 s.d 500 V
b) Arus: 0 s.d 30 mA
c. Amperemeter DC maks. 2 A
d. Mikroskop vernier dan katetometer MM-200N

3
e. Magnet jarum
f. Baterei 6 s.d 12 V dan resistor variabel 10  untuk koil Helmholtz
g. Koil helmholtz
a) Jumlah lilitan N: 130
b) Jari-jari : 0,150 m
h. Tabung lucutan elektron
a) Pemanas
i. tegangan V = 6,3 V dan
ii. arus I = 0,4 A
b) Tegangan anoda maks: 500 V (arus anoda 10 mA)
i. Penggaris.
2. Desain Percobaan
Desain rangkaian dari masing-masing peralatan ditampilkan dalam
Gambar 2.

Gambar 2. Skema rangkaian eksperime e/m

D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN

Gambar 3. Set Alat Percobaan

4
E. PROSEDUR
1. Persiapan
a. Memeriksa semua kelengkapan peralatan eksperimen sebelum
melakukan eksperimen.
b. Memeriksa bahwa semua unit dalam keadaan OFF serta skala sumber
terkecil dan skala alat ukur terbesar.
c. Menyusun set alat praktikum seperti yang ditunjukkan oleh skema
pada gambar 1.
d. Menggelapkan ruang eksperimen dengan cara mematikan lampu
ruangan.
2. Percobaan
a. Menghidupkan sumber tegangan untuk koil Helmholtz sampai kira-
kira 2 A serta menghidupkan sumber daya tegangan anoda tabung
lucutan dengan perlahan dan mengamati apakah sudah terjadi berkas
elektron anoda-katoda.
b. Apabila berkas elektron pada ujung katoda-anoda sudah terbentuk,
langkah selanjutnya yaitu menaikan secara perlahan tegangan anoda
hingga keluar berkas elektron dengan membuat berkas tidak lurus
sehingga menumbuk dinding tabung, mengatur sedemikian hingga
berbentuk lingkaran. Hal tersebut bisa dibuat dengan mengatur secara
bersamaan antara tegangan pada koil Helmholtz dan tegangan anoda
pada tabung lucutan.
c. Menentukan jari-jari lingkaran lintasan berkas elektron mulai dari
yang terkecil serta mencatat tegangan anoda dan arus koil saat itu
pada tabel pengamatan.
d. Mengulangi langkah a s/d c dengan jari-jari lingkaran lintasan berkas
elektron berbeda sebanyak 5 data.
F. LEMBAR DATA
Variabel kontrol : Kuat arus (𝐼)
Variabel bebas : Jari-jari (𝑟)
Variabel terikat : Tegangan (V)
Nst voltmeter : 1 V, maka ∆𝑉 = 0,5 V

5
Nst amperemeter : 0,01 A, maka ∆𝐼 = 0,005 A
Nst mistar : 1 cm, maka ∆𝑟 = 0,5 cm = 0,0025 m
Tabel 1. Data Pengamatan
No. 𝑽 ± ∆𝑽 (V) 𝑰 ± ∆𝑰 (A) 𝒓 ± ∆𝒓 (m)
1 160 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0250 ± 0,0025
2 190 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0275 ± 0,0025
3 220 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0300 ± 0,0025
4 260 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0325 ± 0,0025
5 300 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0350 ± 0,0025

G. ANALISIS DATA
a. Metode Analisis
Pada praktikum penentuan muatan spesifik elektron data dianalisis
menggunakan metode analisis kuantitatif dengan perhitungan ralat
kuadrat terkecil untuk mencari variabel yang belum diketahui (𝑒/𝑚) .
Berdasarkan data pengamatan, analisis data teori ralat kudrat terkecil
menggunakan persamaan:
𝑉 𝑒 1
2
= ( ) (7,79 × 10−4 )2 𝑟 2
𝐼 𝑚 2

Dengan persamaan garis lurus


𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎
Sehingga dapat diketahui
𝑉
=𝑦
𝐼2
𝑟2 = 𝑥

𝑒 1
𝑏 = ( ) (7,79 × 10−4 )2
𝑚 2

Untuk mengetahui nilai muatan spesifik elektron dan ralat relatifnya


digunakan persamaan sebagai berikut:

6
 Nilai 𝑏
𝑛(𝛴𝑥𝑦) − (𝛴𝑥 )(𝛴𝑦)
𝑏=
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥 )2
 Nilai Sy

1 2
𝛴𝑥 2 (𝛴𝑦)2 − 2𝛴𝑥𝛴𝑦𝛴𝑥𝑦 + 𝑛(𝛴𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ (𝛴𝑦 − )
𝑛−2 𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥 )2

 Nilai Sb

𝛴𝑥 2
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥 )2

 Nilai Rb
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | 𝑥 100%|
𝑏
 Nilai muatan spesifik elektron dapat ditentukan dengan persamaan
𝑒 2𝑏
=
𝑚 (7,79 × 10−4 )2
 Ketidakpastian muatan spesifik elektron

𝑒 2
𝜕 (𝑚 )
𝑆( 𝑒 ) = √| ∙ 𝑆𝑏 |
𝑚 𝜕𝑏

2
2𝑏
𝜕 (( )
7,79 × 10−4 )2
𝑆(𝑒/𝑚) = √| ∙ 𝑆𝑏 |
𝜕𝑏

 Ralat relatif
𝑆(𝑒/𝑚)
𝑅(𝑒/𝑚) = × 100%
(𝑒/𝑚)
b. Sajian Hasil
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode kuadrat terkecil,
didapatkan hasil sebagai berikut:
- Nilai b = 58399,72 C/kg
- Nilai 𝑆𝑦 = 0,50535466
- Nilai 𝑆𝑏 = 1064,09 C/kg

7
- Nilai 𝑅𝑏 = 1,82% (3 AP)

Sehingga diperoleh grafik hubungan antara 𝑟 2 dengan 𝑉/𝐼 2 sebagai


berikut:

Grafik hubungan antara 𝑟² dan V/I²


80
70 y = 58400x + 3.2089
60 R² = 0.999
50
V/I²

40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²

Grafik 1. Grafik hubungan antara 𝑟² dan V/I²


Jadi, diperoleh nilai gradien garis adalah 𝑏 = (58399,72 ±
1064,09) C/kg dengan ralat relatif sebesar 1,82% (3 AP).
Dari hasil analisis tersebut, maka nilai muatan spesifik elektron
dapat ditentukan dengan persamaan yang sudah dituliskan pada metode
analisis dengan hasil sebagai berikut:
- Nilai muatan spesifik elektron (e/m) = 1,925 × 1011 C/kg
- Nilai ketidakpastian (𝑆𝑒/𝑚 ) = 3,507 × 109
- Ralat relatif (𝑅𝑒/𝑚 ) = 1,82% (3 AP)
Jadi, diperoleh nilai muatan spesifik elektron pada percobaan ini
adalah 𝑒/𝑚 = (1,925 × 1011 ± 3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat relatif
sebesar 1,82% (3 AP).

Secara teori, muatan sebuah elektron adalah 𝑒 = 1,602 × 10−19 C


dan massanya adalah 𝑚 = 9,109 × 10−31 kg. Sehingga nilai dari muatan
spesifik elektron (e/m) secara teori adalah

1,602×10−19
𝑒⁄𝑚 = 9,109×10−31

𝑒⁄𝑚 = 1,76 × 1011 C/kg

8
H. PEMBAHASAN DAN TUGAS
a. Pembahasan
Ketika muatan elektron bergerak dalam ruang yang berada di
bawah pengaruh medan listrik atau medan magnet, maka muatan tersebut
akan mengalami gaya Lorentz yang mengakibatkan pergerakan elektron
tersebut akan menyimpang dan elektron akan bergerak melingkar.
Adanya fenomena fisik ini dianggap sebagai pergerakan muatan listrik
dalam medan magnet atau listrik fisik, seperti partikel yang
diproyeksikan secara horizontal dalam medan gravitasi bumi. Dalam
percobaan ini, sebuah tabung sinar katoda dan sebuah kumparan dipakai
untuk membangkitkan medan magnet. Kumparan ini disebut koil
Helmholtz (kumparan dengan radius sama dengan jarak antara dua
kumparan) yang berfungsi sebagai alat untuk menghasilkan medan
magnet dalam ruang sempit.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, dilakukan analisis
untuk memperoleh tegangan per kuadrat kuat arus 𝑉/𝐼 2 dan kuadrat jari-
jari lintasannya 𝑟 2 . Setelah diperoleh nilai tersebut, kemudian dibuat
grafik untuk mengetahui hubungan antara nilai 𝑉/𝐼 2 dan 𝑟 2 . Grafik
tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara 𝑉/𝐼 2 dengan 𝑟 2 adalah
berbanding lurus, yang artinya semakin besar kuadrat jari-jari lintasan
elektronnya maka semakin besar juga nilai tegangan per kuadrat arusnya.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai 𝑒/𝑚 =
(1,925 × 1011 ± 3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat relatif sebesar 1,82%.
Namun berdasarkan teori, nilai e/m sebesar 1,76 × 1011 C/kg. Terdapat
perbedaan nilai e/m berdasarkan percobaan dengan nilai e/m berdasarkan
teori. Namun, perbedaannya tidak terlalu jauh yaitu sekitar 0,625. Hal ini
dapat diakibatkan karena kesalahan paralaks saat melakukan praktikum,
misalnya kurang telitinya praktikan saat menempatkan berkas lintasan
elektron ke mistar. Adapun hal lain yang membuat adanya perbedaan
nilai e/m dapat juga disebabkan oleh faktor ketidakstabilan nilai skala
yang ditunjuk 𝐼 dan 𝑉 saat percobaan.

9
b. Tugas
1. Buatlah tabel hasil analisis yang memuat 𝑉/𝐼 2 dan 𝑟 2 .
Jawab:
Tabel 2. Hasil Analisis 𝑉/𝐼 2 dan 𝑟 2
No 𝒙 y 𝒙𝟐 𝒚𝟐 xy
1. 0,000625 40 3,90625 × 10−7 1600 0.025
2. 0,0007563 47,5 5,71914 × 10−7 2256,25 0,03592188
3. 0,0009 55 8,1 × 10−7 3025 0,0495
4. 0,0010563 65 1,11566 × 10−6 42225 0,06865625
5. 0,001225 75 1,50063 × 10−6 5625 0,091875
∑ 0,0045625 282,5 4,38883 × 10−6 16731,25 0,27095313
∑2 2,0816 × 10−5 79806,25 1,92618 × 10−11 279934726,6 0,0734156

2. Buatlah grafik antara 𝑉/𝐼 2 dan 𝑟 2 dari pasangan data pengamatan.


Jawab:

Grafik hubungan antara 𝑟² dan V/I²


80
y = 58400x + 3.2089
70
R² = 0.999
60
50
V/I²

40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²

10
3. Buatlah grafik kecocokan terbaik (the best fit).
Jawab:

Grafik hubungan antara 𝑟² dan V/I²


80
y = 58400x + 3.2089
70
R² = 0.999
60
50
V/I²

40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²

4. Tentukan nilai (e/m) dari kemiringan grafik tersebut lengkap dengan


ralatnya.
Jawab:
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode kuadrat
terkecil, didapatkan hasil sebagai berikut:
- Nilai b = 58399,72 C/kg
- Nilai 𝑆𝑦 = 0,50535466
- Nilai 𝑆𝑏 = 1064,09 C/kg
- Nilai 𝑅𝑏 = 1,82% (3 AP)
Sehinnga, didaptkan grafik seperti soal nomor 2. Jadi, diperoleh
nilai gradien garis adalah 𝑏 = (58399,72 ± 1064,09) C/kg dengan
ralat relatif sebesar 1,82% (3 AP).
Dari hasil analisis tersebut, maka nilai muatan spesifik elektron
dapat ditentukan dengan persamaan yang sudah dituliskan pada
metode analisis dengan hasil sebagai berikut:
- Nilai muatan spesifik elektron (e/m) = 1,925 × 1011 C/kg
- Nilai ketidakpastian (𝑆𝑒/𝑚 ) = 3,507 × 109
- Ralat relatif (𝑅𝑒/𝑚 ) = 1,82% (3 AP)

11
Jadi, diperoleh nilai muatan spesifik elektron pada percobaan ini
adalah 𝑒/𝑚 = (1,925 × 1011 ± 3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat
relatif sebesar 1,82% (3 AP).
8 𝐼 𝐼
5. Dapatkan persamaan (4) 𝐻 = 5√5 𝑅 = 0,7155 𝑅 berdasarkan hukum

Biot-Savart. Mulailah dengan meninjau dua buah koil Helmholtz


searah z yang terpisah sejauh 2𝑎 = 𝑅. Selanjutnya analisislah pada
pusat jari-jari.
Jawab:

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa bila tepat berada


di tengah kumparan terdapat titik p(𝑧 = 𝑎), besar induksi magnet di
titik p adalah nol karena arus searah. Besar induksi magnet pada titik
p yaitu:

𝜇0 𝑁𝐼𝑅2 1 1
𝐵𝑧 (𝑧) = { 3+ 3}
2 (𝑅2 + 𝑧 2 )2 [(2𝑎 − 𝑧)2 + 𝑅2 ]2

Jika 𝐵𝑧 diturunkan terhadap z, turunan pertama dan keduanya


mengahsilkan:

𝑑𝐵𝑧 𝜇0 𝑁𝐼𝑅2 3 2𝑧 3 2(𝑧 − 2𝑎)


= {− 5− 5}
𝑑𝑧 2 2 (𝑅2 2 [(2𝑎
+ 𝑧 2 )2 − 𝑧)2 + 𝑅2 ]2

𝑑2 𝐵𝑧 3𝜇0 𝑁𝐼𝑅2 1 5 2𝑧 2 1 5 2(𝑧 − 2𝑎)2


= { 5 − 7 + 5 − 7}
𝑑𝑧 2 2 2 2
(𝑅2 + 𝑧 2 )2 (𝑅2 + 𝑧 2 )2 [(2𝑎 − 𝑧)2 + 𝑅2 ]2 [(2𝑎 − 𝑧)2 + 𝑅2 ]2

Sebab z = a, maka
𝑑2 𝐵𝑧 3𝜇0 𝑁𝐼𝑅2 2𝑅2 − 8𝑎2
= { 7}
𝑑𝑧 2 2 (𝑅2 + 𝑧 2 )2
Turunan di atas akan menjadi nol bila 𝑅2 − 4𝑎, sehingga jarak kedua
kumparan, yaitu 2a= R. kasus ini menandakan bahwa jarak kedua
kumparan harus setara dengan nilai jari-jari kumparan. Maka nilai
induksi magnet di titik p akan menjadi

12
𝜇0 𝑁𝐼 8
𝐵𝑧 =
𝑅 532

Dalam percobaan penentuan muatan spesifik (e/m) elektron,


didapatkan hubungan antara medan dan arus listrik, yaitu B
𝜇0 𝑁𝐼 8
sebanding dengan I sehingga diperoleh: 𝐵𝑧 = 𝑅 3
52

Dimana 𝐵𝑧 = 𝐻= medan magnet yang diterapkan, maka


𝜇0 𝑁𝐼 8
𝐵𝑧 = 𝐻 =
𝑅 5√5
𝐼
𝐵𝑧 = 𝐻 = 𝜇0 𝑁 (0,7155 )
𝑅
6. Lukislah gaya-gaya yang bekerja pada elektron pada beberapa posisi
berbeda. Jelaskan berdasarkan hasil anda bagaimana seharusnya lintasan
elektron tersebut.
Jawab:

Elektron melakukan penyerapan atau memancarkan energi tertentu


untuk bisa berpindah dari satu lintasan ke lintasan lainnya (𝐸𝑎𝑤𝑎𝑙 =
𝐸𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 ). Di bawah ini merupakan gambar elektron beserta uraian
gaya-gaya yang bekerja padanya:
Jika partikel bermuatan bergerak dalam arah tegak lurus terhadap
medan magnet seragam yang bekerja padanya selama gerakannya,
muatan akan bergerak dalam jalur melingkar. Muatan positif yang
bergerak dalam medan magnet kontinu B (dengan arah penetrasi
medan magnet) akan membentuk orbit melingkar di bawah gaya
Lorentz menuju pusat lingkaran. Demikian pula untuk muatan negatif
(gambar q), gaya Lorentz yang membentuk lingkaran ini berarah ke
pusat lingkaran dan disebut gaya sentripetal. Setiap benda yang

13
bergerak melingkar beraturan harus selalu menerima gaya agar benda
tersebut dapat berotasi.
7. Bagaimana agar gerak elektron membentuk lintasan spiral?
Jawab:
Agar elektron dapat berputar, mereka diberikan medan magnet
kedua dengan arah tegak lurus terhadap yang pertama. Perlakuan
tersebut bertujuan agar gaya Lorentz menyebabkan elektron bergerak
dari satu posisi melingkar ke posisi melingkar berikutnya, jadi jika
kita mengamati pergerakan elektron bentuk lintasannya adalah spiral.
Sebenarnya dalam gerak spiral elektron masih dapat dilakukan
percobaan e/m elektron, tetapi yang menjadi masalah adalah tingkat
ketelitiannya dan sangat sulit untuk dilakukan serta diamati.
8. Bagaimana jika dalam kondisi gerak melingkar, sebatang magnet
batang didekatkan pada tabung tersebut. Jelaskan apa yang terjadi.
Jawab:
Ketika salah satu kutub magnet batang didekatkan, maka akan
timbul medan magnet yang mempengaruhi pergerakan elektron.
Pembelokan gerak elektron bergantung pada kutub magnet yang
didekatkan
9. Gambarkan medan magnet dari koil Helmholtz dalam eksperimen
anda dan medan magnet bumi? Gunakan magnet jarum (kompas).
Bagaimana pengaruhnya?
Jawab:

Pada gambar di atas terlihat (a) medan magnet koil Helmholtz


tampak dibelokkan bahkan tegak lurus arah utara dan selatan bumi.

14
Pada gambar b, arah medan magnet bumi juga menyimpang dari arah
utara-selatan geografis. Menurut eksperimen Oersted, dia
mendemonstrasikan bahwa arus listrik dalam sebuah konduktor
menciptakan medan magnet di sekitarnya. Jika jarum magnet
(kompas) didekatkan dengan benang, jarum magnet akan dibelokkan.
Hal ini sama seperti ketika mendekatkan jarum kompas dengan
kumparan Helmholtz yang dialiri arus, jarum juga akan dibelokkan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk menentukan muatan spesifik
elektron , diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, elektron dapat bergerak
dalam lingkaran karena dipengaruhi oleh medan magnet. Medan magnet
dihasilkan dari kumparan Helmholtz yang disuplai oleh sumber tegangan
yang arah kecepatan elektron akan berubah, tetapi nilai kecepatan tetap.
Selain itu, elektron juga mengalami gaya Lorentz dan sentripental. Kedua,
berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai 𝑒/𝑚 = (1,925 × 1011 ±
3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat relatif sebesar 1,82%. Hasil tersebut kurang
sesuai dengan teori, dimana nilai 𝑒⁄𝑚 secara teori sebesar 1,76 × 1011 C/kg.

15
J. DAFTAR PUSTAKA
[1] Beiser, A. (1981). Fisika Modern. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta:
Erlangga
[2] Gie, T.I, et al. (1998). Fisika Modern. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
[3] Lanto, M. S. (2017). Hubungan Potensial Pemercepat Terhadap Kuat Arus
Dan Jejari Berkas Elektron Dalam Nisbah Muatan Listrik e/m. JFT:
Jurnal Fisika dan Terapannya, 4(1).
[4] Tipler, P. A. (2001). Fisika untuk sains dan Teknik Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
[5] Krane, Kenneth. (2008). Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
[6] Tim Praktikum Atom dan Molekul. (2023). Modul Praktikum Atom dan
Molekul Malang. Malang: Departemen Fisika FMIPA Universitas Negeri
Malang.

16
K. LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses Analisis Data
Berikut merupakan tabel untuk perhitungan ralat metode kuadrat terkecil,
dengan x sebagai 𝑟 2 dan y sebagai 𝑉/𝐼 2.

No 𝒙 y 𝒙𝟐 𝒚𝟐 xy
1. 0,000625 40 3,90625 × 10−7 1600 0.025
2. 0,0007563 47,5 5,71914 × 10−7 2256,25 0,03592188
3. 0,0009 55 8,1 × 10−7 3025 0,0495
4. 0,0010563 65 1,11566 × 10−6 42225 0,06865625
5. 0,001225 75 1,50063 × 10−6 5625 0,091875
∑ 0,0045625 282,5 4,38883 × 10−6 16731,25 0,27095313
∑2 2,0816 × 10−5 79806,25 1,92618 × 10−11 279934726,6 0,0734156
- Menghitung simpangan baku y (Sy)

1 𝛴𝑥 2 (𝛴𝑦)2 − 2𝛴𝑥𝛴𝑦𝛴𝑥𝑦 + 𝑛 (𝛴 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ (𝛴𝑦 2 − )
𝑛−2 𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2

1 (4,39 × 10−6 )(79806,25) − 2(0,005)(282,5)(0,27) + 5(0,073)


𝑆𝑦 = √ (16731,25 − )
5−2 5(4,39 × 10−6 ) − 2,081 × 10−5

1 (0,35025591) − (0,69846635) + (0,36707798)


𝑆𝑦 = √ (16731,25 − )
3 2,1944 × 10−5 − 2,081 × 10−5

1 0,01886754
𝑆𝑦 = √ (16731,25 − )
3 1,1277 × 10−6

1
𝑆𝑦 = √ (16731,25 − 16730,4839)
3

1
𝑆𝑦 = √ (0,76614998)
3

𝑆𝑦 = √25538333
𝑆𝑦 = 0,50535466
- Menghitung nilai b
𝑛(Σxy)− Σx Σy
𝑏= 𝑛(Σx2 )−(Σx)2

17
5(0,27095313)− (0,0045625) (282,5)
𝑏= 5(4,39×10−6)−2,081×10−5
(1,354765625)− (1,28890625)
𝑏= 2,1944×10−5−2,081×10−5
0,065859375
𝑏 = 1,1277×10−6

𝑏 = 58399,7229 C/kg
- Menghitung simpangan baku b (Sb)
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √𝑛(𝛴𝑥 2)−(𝛴𝑥)2

5
𝑆𝑏 = 0,50535466√5(4,39×10−6)−2,081×10−5

5
𝑆𝑏 = 0,50535466√1,1277×10−6

𝑆𝑏 = 0,50535466√4433668
𝑆𝑏 = 1064,089 C/kg
- Menghitung ralat relatif
𝑆
𝑅𝑏 = | 𝑏𝑏 𝑥 100%|
1064,089
𝑅𝑏 = |58399,7229 𝑥 100%|

𝑅𝑏 = 1,822078% = 1,82% (3 AP)


Jadi, diperoleh nilai gradien garis adalah 𝑏 = (58399,72 ± 1064,09)
C/kg dengan ralat relatif sebesar 1,82% (3 AP).

Grafik hubungan antara 𝑟² dan V/I²


80
y = 58400x + 3.2089
70
R² = 0.999
60
50
V/I²

40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²

18
Menghitung nilai muatan spesifik elektron
- Nilai muatan spesifik elektron
2𝑏
𝑒/𝑚 = (7,79×10−4)2
2(58399,72)
𝑒/𝑚 = (7,79×10−4)2
116799,4
𝑒/𝑚 = 6,068×10−7

𝑒/𝑚 = 1,925 × 1011 C/kg


- Menghitung nilai ketidakpastian

𝜕(𝑒/𝑚) 2
𝑆(𝑒/𝑚) = √| ∙ 𝑆𝑏 |
𝜕𝑏

1,925×1011 2
𝑆(𝑒/𝑚) = √| ∙ 1064,09|
58399,72

𝑆(𝑒/𝑚) = √|3,507 × 109 |2


𝑆(𝑒/𝑚) = 3,507 × 109 C/kg
- Menghitung nilai ralat relatif
𝑆𝑒/𝑚
𝑅𝑒/𝑚 = | 𝑒/𝑚 𝑥 100%|

3,507×109
𝑅𝑒/𝑚 = |1,925×1011 𝑥 100%|

𝑅𝑒/𝑚 = 1,8220785% = 1,82% (3AP)


Jadi, diperoleh nilai muatan spesifik elektron pada percobaan ini adalah
𝑒/𝑚 = (1,925 × 1011 ± 3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat relatif sebesar
1,82% (3 AP).

19
Lampiran 2. Laporan Sementara

20
21
Lampiran 3. Dokumentasi
Link video praktikum:
https://drive.google.com/file/d/1L3a6s8KU6-
a3kJ66n96BXfrW8RFO6sqy/view?usp=share_link

22
Lampiran 4. Cek Plagiasi

23

Anda mungkin juga menyukai