Disusun oleh:
Rizqi Dwi Nurmansyah
200321614818
S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
A. TUJUAN...................................................................................................... 1
B. DASAR TEORI........................................................................................... 1
C. ALAT DAN BAHAN .................................................................................. 3
D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN ...................................................... 4
E. PROSEDUR ................................................................................................ 5
F. LEMBAR DATA ........................................................................................ 5
G. ANALISIS DATA ...................................................................................... 6
H. PEMBAHASAN DAN TUGAS.................................................................. 9
I. KESIMPULAN ......................................................................................... 15
J. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16
K. LAMPIRAN ............................................................................................. 17
i
PERCOBAAN 3
PENENTUAN MUATAN SPESIFIK ELEKTRON
A. TUJUAN
Tujuan dari eksperimen penentuan muatan spesifik elektron, praktikan
diharapkan mampu; mengamati gerakan melingkar muatan elektron dalam
medan magnet dan menentukan besarnya muatan spesifik (e/m) elektron.
B. DASAR TEORI
Pada tahun 1897 J.J. Thomson menyelidiki kelakuan sinar katoda. Sinar
katoda adalah aliran elektron-elektron yang keluar dari katoda dan masuk ke
anoda. Pada eksperimennya Thomson berhasil menunjukkan bahwa sinar
katoda merupakan partikel-partikel yang jauh lebih ringan dari pada atom dan
berada di semua bentuk benda. Hal ini ditunjukkan dengan menentukan
perbandingan muatan per massa elektron (e/m). Partikel yang menjadi bagian
dari sebuah atom tersebut dinamakan elektron. [6]
Elektron ditemukan dengan menggunakan tabung kaca yang bertekanan
sangat rendah yang tersusun oleh plat logam sebagai elektroda pada bagian
ujung tabung dan katoda sebagai elektroda dengan kutub negative dan anoda
sebagai elektroda dengan kutub positif [1][4]. Sistem yang digunakan
Thomson dalam melakukan pengukuran ini adalah jika suatu muatan elektron
bergegrak di dalam ruang yang berada di bawah pengaruh medan magnet atau
medan listrik maka muatan tersebut akan mengalami gaya sehingga
pergerakan elektron akan menyimpang [2]. Adanya gejala fisis ini
dipertimbangkan sebagai pergerakan muatan elektron di dalam medan magnet
maupun medan listrik persis seperti partikel yang dilemparkan horizontal di
dalam medan gravitas bumi [3][5]. Beberapa prinsip dasar yang berkaian
dengan eksperimen ini dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
1. Pemercepatan elektron dalam electron gun
Electron gun merupakan pemicu elektron yang kemudian
dipercepat oleh medan listrik. Prinsip kerjanya ditunjukkan dalam
Gambar 1. Katoda dipanasi menggunakan pemanas (heater) dan
melepaskan elektron termal. Jika antara katoda dan anoda diberi beda
1
potensial maka elektron-elektron dipercepat dalam medan listrik antara
anoda dan katoda. [6]
2𝑒𝑉
𝑣=√ (1)
𝑚
dari persamaan (1) dan (2), maka muatan spesifik elektron dapat
dinyatakan sebagai:
2𝑉
𝑒 ⁄𝑚 = 𝑟 2 𝐵 2
(3)
2
3. Koil Helmholtz
Dua buah koil lingkaran dengan jari-jari sama dikemas secara
paralel koaksial satu sama lain dan dengan kuat arus sama dilewatkan
pada keduanya pada arah yang sama. Selanjutnya, medan magnet
homogen dapat diperoleh pada arah aksial di antara kedua koil tersebut.
Prinsip inilah yang digunakan dalam koil Helmholtz. Jika kuat medan
magnet yang digunakan adalah H (A/m), jari-jari lingkaran R (m), kuat
arus I(A) [6], maka hukum Biot-Savart memberikan persamaan berikut:
8 𝐼 𝐼
𝐻 = 5√5 𝑅 = 0,7155 𝑅 (4)
4𝜋 𝑁𝐼
𝐵 = 0,7155 107 𝑅
4𝜋 𝑁𝐼
𝐵 = 9,99 × 10−7 107 [𝑊𝑏/𝑚2 ]
𝑅
dalam praktikum ini N = 130 lilitan, R = 0,150 (m), sehingga rapat fluks
medan magnet menjadi
𝐵 = 7,79 × 10−4 𝐼[𝑊𝑏/𝑚2 ] (5)
Berdasarkan persamaan (3) dan persamaan (5) maka hubungan
antara tegangan per kuadrat kuat arus V/I2 dengan jari-jari lintasan r dapat
dituliskan sebagai berikut.
𝑉 1
= (𝑒⁄𝑚) 2 (7,79 × 10−4 )2 𝑟 2 (6)
𝐼2
3
e. Magnet jarum
f. Baterei 6 s.d 12 V dan resistor variabel 10 untuk koil Helmholtz
g. Koil helmholtz
a) Jumlah lilitan N: 130
b) Jari-jari : 0,150 m
h. Tabung lucutan elektron
a) Pemanas
i. tegangan V = 6,3 V dan
ii. arus I = 0,4 A
b) Tegangan anoda maks: 500 V (arus anoda 10 mA)
i. Penggaris.
2. Desain Percobaan
Desain rangkaian dari masing-masing peralatan ditampilkan dalam
Gambar 2.
4
E. PROSEDUR
1. Persiapan
a. Memeriksa semua kelengkapan peralatan eksperimen sebelum
melakukan eksperimen.
b. Memeriksa bahwa semua unit dalam keadaan OFF serta skala sumber
terkecil dan skala alat ukur terbesar.
c. Menyusun set alat praktikum seperti yang ditunjukkan oleh skema
pada gambar 1.
d. Menggelapkan ruang eksperimen dengan cara mematikan lampu
ruangan.
2. Percobaan
a. Menghidupkan sumber tegangan untuk koil Helmholtz sampai kira-
kira 2 A serta menghidupkan sumber daya tegangan anoda tabung
lucutan dengan perlahan dan mengamati apakah sudah terjadi berkas
elektron anoda-katoda.
b. Apabila berkas elektron pada ujung katoda-anoda sudah terbentuk,
langkah selanjutnya yaitu menaikan secara perlahan tegangan anoda
hingga keluar berkas elektron dengan membuat berkas tidak lurus
sehingga menumbuk dinding tabung, mengatur sedemikian hingga
berbentuk lingkaran. Hal tersebut bisa dibuat dengan mengatur secara
bersamaan antara tegangan pada koil Helmholtz dan tegangan anoda
pada tabung lucutan.
c. Menentukan jari-jari lingkaran lintasan berkas elektron mulai dari
yang terkecil serta mencatat tegangan anoda dan arus koil saat itu
pada tabel pengamatan.
d. Mengulangi langkah a s/d c dengan jari-jari lingkaran lintasan berkas
elektron berbeda sebanyak 5 data.
F. LEMBAR DATA
Variabel kontrol : Kuat arus (𝐼)
Variabel bebas : Jari-jari (𝑟)
Variabel terikat : Tegangan (V)
Nst voltmeter : 1 V, maka ∆𝑉 = 0,5 V
5
Nst amperemeter : 0,01 A, maka ∆𝐼 = 0,005 A
Nst mistar : 1 cm, maka ∆𝑟 = 0,5 cm = 0,0025 m
Tabel 1. Data Pengamatan
No. 𝑽 ± ∆𝑽 (V) 𝑰 ± ∆𝑰 (A) 𝒓 ± ∆𝒓 (m)
1 160 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0250 ± 0,0025
2 190 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0275 ± 0,0025
3 220 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0300 ± 0,0025
4 260 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0325 ± 0,0025
5 300 ± 0,5 2 ± 0,005 0,0350 ± 0,0025
G. ANALISIS DATA
a. Metode Analisis
Pada praktikum penentuan muatan spesifik elektron data dianalisis
menggunakan metode analisis kuantitatif dengan perhitungan ralat
kuadrat terkecil untuk mencari variabel yang belum diketahui (𝑒/𝑚) .
Berdasarkan data pengamatan, analisis data teori ralat kudrat terkecil
menggunakan persamaan:
𝑉 𝑒 1
2
= ( ) (7,79 × 10−4 )2 𝑟 2
𝐼 𝑚 2
𝑒 1
𝑏 = ( ) (7,79 × 10−4 )2
𝑚 2
6
Nilai 𝑏
𝑛(𝛴𝑥𝑦) − (𝛴𝑥 )(𝛴𝑦)
𝑏=
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥 )2
Nilai Sy
1 2
𝛴𝑥 2 (𝛴𝑦)2 − 2𝛴𝑥𝛴𝑦𝛴𝑥𝑦 + 𝑛(𝛴𝑥𝑦)2
𝑆𝑦 = √ (𝛴𝑦 − )
𝑛−2 𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥 )2
Nilai Sb
𝛴𝑥 2
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥 )2
Nilai Rb
𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | 𝑥 100%|
𝑏
Nilai muatan spesifik elektron dapat ditentukan dengan persamaan
𝑒 2𝑏
=
𝑚 (7,79 × 10−4 )2
Ketidakpastian muatan spesifik elektron
𝑒 2
𝜕 (𝑚 )
𝑆( 𝑒 ) = √| ∙ 𝑆𝑏 |
𝑚 𝜕𝑏
2
2𝑏
𝜕 (( )
7,79 × 10−4 )2
𝑆(𝑒/𝑚) = √| ∙ 𝑆𝑏 |
𝜕𝑏
Ralat relatif
𝑆(𝑒/𝑚)
𝑅(𝑒/𝑚) = × 100%
(𝑒/𝑚)
b. Sajian Hasil
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode kuadrat terkecil,
didapatkan hasil sebagai berikut:
- Nilai b = 58399,72 C/kg
- Nilai 𝑆𝑦 = 0,50535466
- Nilai 𝑆𝑏 = 1064,09 C/kg
7
- Nilai 𝑅𝑏 = 1,82% (3 AP)
40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²
1,602×10−19
𝑒⁄𝑚 = 9,109×10−31
8
H. PEMBAHASAN DAN TUGAS
a. Pembahasan
Ketika muatan elektron bergerak dalam ruang yang berada di
bawah pengaruh medan listrik atau medan magnet, maka muatan tersebut
akan mengalami gaya Lorentz yang mengakibatkan pergerakan elektron
tersebut akan menyimpang dan elektron akan bergerak melingkar.
Adanya fenomena fisik ini dianggap sebagai pergerakan muatan listrik
dalam medan magnet atau listrik fisik, seperti partikel yang
diproyeksikan secara horizontal dalam medan gravitasi bumi. Dalam
percobaan ini, sebuah tabung sinar katoda dan sebuah kumparan dipakai
untuk membangkitkan medan magnet. Kumparan ini disebut koil
Helmholtz (kumparan dengan radius sama dengan jarak antara dua
kumparan) yang berfungsi sebagai alat untuk menghasilkan medan
magnet dalam ruang sempit.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, dilakukan analisis
untuk memperoleh tegangan per kuadrat kuat arus 𝑉/𝐼 2 dan kuadrat jari-
jari lintasannya 𝑟 2 . Setelah diperoleh nilai tersebut, kemudian dibuat
grafik untuk mengetahui hubungan antara nilai 𝑉/𝐼 2 dan 𝑟 2 . Grafik
tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara 𝑉/𝐼 2 dengan 𝑟 2 adalah
berbanding lurus, yang artinya semakin besar kuadrat jari-jari lintasan
elektronnya maka semakin besar juga nilai tegangan per kuadrat arusnya.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai 𝑒/𝑚 =
(1,925 × 1011 ± 3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat relatif sebesar 1,82%.
Namun berdasarkan teori, nilai e/m sebesar 1,76 × 1011 C/kg. Terdapat
perbedaan nilai e/m berdasarkan percobaan dengan nilai e/m berdasarkan
teori. Namun, perbedaannya tidak terlalu jauh yaitu sekitar 0,625. Hal ini
dapat diakibatkan karena kesalahan paralaks saat melakukan praktikum,
misalnya kurang telitinya praktikan saat menempatkan berkas lintasan
elektron ke mistar. Adapun hal lain yang membuat adanya perbedaan
nilai e/m dapat juga disebabkan oleh faktor ketidakstabilan nilai skala
yang ditunjuk 𝐼 dan 𝑉 saat percobaan.
9
b. Tugas
1. Buatlah tabel hasil analisis yang memuat 𝑉/𝐼 2 dan 𝑟 2 .
Jawab:
Tabel 2. Hasil Analisis 𝑉/𝐼 2 dan 𝑟 2
No 𝒙 y 𝒙𝟐 𝒚𝟐 xy
1. 0,000625 40 3,90625 × 10−7 1600 0.025
2. 0,0007563 47,5 5,71914 × 10−7 2256,25 0,03592188
3. 0,0009 55 8,1 × 10−7 3025 0,0495
4. 0,0010563 65 1,11566 × 10−6 42225 0,06865625
5. 0,001225 75 1,50063 × 10−6 5625 0,091875
∑ 0,0045625 282,5 4,38883 × 10−6 16731,25 0,27095313
∑2 2,0816 × 10−5 79806,25 1,92618 × 10−11 279934726,6 0,0734156
40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²
10
3. Buatlah grafik kecocokan terbaik (the best fit).
Jawab:
40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²
11
Jadi, diperoleh nilai muatan spesifik elektron pada percobaan ini
adalah 𝑒/𝑚 = (1,925 × 1011 ± 3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat
relatif sebesar 1,82% (3 AP).
8 𝐼 𝐼
5. Dapatkan persamaan (4) 𝐻 = 5√5 𝑅 = 0,7155 𝑅 berdasarkan hukum
𝜇0 𝑁𝐼𝑅2 1 1
𝐵𝑧 (𝑧) = { 3+ 3}
2 (𝑅2 + 𝑧 2 )2 [(2𝑎 − 𝑧)2 + 𝑅2 ]2
Sebab z = a, maka
𝑑2 𝐵𝑧 3𝜇0 𝑁𝐼𝑅2 2𝑅2 − 8𝑎2
= { 7}
𝑑𝑧 2 2 (𝑅2 + 𝑧 2 )2
Turunan di atas akan menjadi nol bila 𝑅2 − 4𝑎, sehingga jarak kedua
kumparan, yaitu 2a= R. kasus ini menandakan bahwa jarak kedua
kumparan harus setara dengan nilai jari-jari kumparan. Maka nilai
induksi magnet di titik p akan menjadi
12
𝜇0 𝑁𝐼 8
𝐵𝑧 =
𝑅 532
13
bergerak melingkar beraturan harus selalu menerima gaya agar benda
tersebut dapat berotasi.
7. Bagaimana agar gerak elektron membentuk lintasan spiral?
Jawab:
Agar elektron dapat berputar, mereka diberikan medan magnet
kedua dengan arah tegak lurus terhadap yang pertama. Perlakuan
tersebut bertujuan agar gaya Lorentz menyebabkan elektron bergerak
dari satu posisi melingkar ke posisi melingkar berikutnya, jadi jika
kita mengamati pergerakan elektron bentuk lintasannya adalah spiral.
Sebenarnya dalam gerak spiral elektron masih dapat dilakukan
percobaan e/m elektron, tetapi yang menjadi masalah adalah tingkat
ketelitiannya dan sangat sulit untuk dilakukan serta diamati.
8. Bagaimana jika dalam kondisi gerak melingkar, sebatang magnet
batang didekatkan pada tabung tersebut. Jelaskan apa yang terjadi.
Jawab:
Ketika salah satu kutub magnet batang didekatkan, maka akan
timbul medan magnet yang mempengaruhi pergerakan elektron.
Pembelokan gerak elektron bergantung pada kutub magnet yang
didekatkan
9. Gambarkan medan magnet dari koil Helmholtz dalam eksperimen
anda dan medan magnet bumi? Gunakan magnet jarum (kompas).
Bagaimana pengaruhnya?
Jawab:
14
Pada gambar b, arah medan magnet bumi juga menyimpang dari arah
utara-selatan geografis. Menurut eksperimen Oersted, dia
mendemonstrasikan bahwa arus listrik dalam sebuah konduktor
menciptakan medan magnet di sekitarnya. Jika jarum magnet
(kompas) didekatkan dengan benang, jarum magnet akan dibelokkan.
Hal ini sama seperti ketika mendekatkan jarum kompas dengan
kumparan Helmholtz yang dialiri arus, jarum juga akan dibelokkan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan untuk menentukan muatan spesifik
elektron , diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, elektron dapat bergerak
dalam lingkaran karena dipengaruhi oleh medan magnet. Medan magnet
dihasilkan dari kumparan Helmholtz yang disuplai oleh sumber tegangan
yang arah kecepatan elektron akan berubah, tetapi nilai kecepatan tetap.
Selain itu, elektron juga mengalami gaya Lorentz dan sentripental. Kedua,
berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai 𝑒/𝑚 = (1,925 × 1011 ±
3,507 × 109 ) C/kg dengan ralat relatif sebesar 1,82%. Hasil tersebut kurang
sesuai dengan teori, dimana nilai 𝑒⁄𝑚 secara teori sebesar 1,76 × 1011 C/kg.
15
J. DAFTAR PUSTAKA
[1] Beiser, A. (1981). Fisika Modern. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta:
Erlangga
[2] Gie, T.I, et al. (1998). Fisika Modern. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
[3] Lanto, M. S. (2017). Hubungan Potensial Pemercepat Terhadap Kuat Arus
Dan Jejari Berkas Elektron Dalam Nisbah Muatan Listrik e/m. JFT:
Jurnal Fisika dan Terapannya, 4(1).
[4] Tipler, P. A. (2001). Fisika untuk sains dan Teknik Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
[5] Krane, Kenneth. (2008). Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
[6] Tim Praktikum Atom dan Molekul. (2023). Modul Praktikum Atom dan
Molekul Malang. Malang: Departemen Fisika FMIPA Universitas Negeri
Malang.
16
K. LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses Analisis Data
Berikut merupakan tabel untuk perhitungan ralat metode kuadrat terkecil,
dengan x sebagai 𝑟 2 dan y sebagai 𝑉/𝐼 2.
No 𝒙 y 𝒙𝟐 𝒚𝟐 xy
1. 0,000625 40 3,90625 × 10−7 1600 0.025
2. 0,0007563 47,5 5,71914 × 10−7 2256,25 0,03592188
3. 0,0009 55 8,1 × 10−7 3025 0,0495
4. 0,0010563 65 1,11566 × 10−6 42225 0,06865625
5. 0,001225 75 1,50063 × 10−6 5625 0,091875
∑ 0,0045625 282,5 4,38883 × 10−6 16731,25 0,27095313
∑2 2,0816 × 10−5 79806,25 1,92618 × 10−11 279934726,6 0,0734156
- Menghitung simpangan baku y (Sy)
1 0,01886754
𝑆𝑦 = √ (16731,25 − )
3 1,1277 × 10−6
1
𝑆𝑦 = √ (16731,25 − 16730,4839)
3
1
𝑆𝑦 = √ (0,76614998)
3
𝑆𝑦 = √25538333
𝑆𝑦 = 0,50535466
- Menghitung nilai b
𝑛(Σxy)− Σx Σy
𝑏= 𝑛(Σx2 )−(Σx)2
17
5(0,27095313)− (0,0045625) (282,5)
𝑏= 5(4,39×10−6)−2,081×10−5
(1,354765625)− (1,28890625)
𝑏= 2,1944×10−5−2,081×10−5
0,065859375
𝑏 = 1,1277×10−6
𝑏 = 58399,7229 C/kg
- Menghitung simpangan baku b (Sb)
𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √𝑛(𝛴𝑥 2)−(𝛴𝑥)2
5
𝑆𝑏 = 0,50535466√5(4,39×10−6)−2,081×10−5
5
𝑆𝑏 = 0,50535466√1,1277×10−6
𝑆𝑏 = 0,50535466√4433668
𝑆𝑏 = 1064,089 C/kg
- Menghitung ralat relatif
𝑆
𝑅𝑏 = | 𝑏𝑏 𝑥 100%|
1064,089
𝑅𝑏 = |58399,7229 𝑥 100%|
40
30
20
10
0
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014
𝑟²
18
Menghitung nilai muatan spesifik elektron
- Nilai muatan spesifik elektron
2𝑏
𝑒/𝑚 = (7,79×10−4)2
2(58399,72)
𝑒/𝑚 = (7,79×10−4)2
116799,4
𝑒/𝑚 = 6,068×10−7
𝜕(𝑒/𝑚) 2
𝑆(𝑒/𝑚) = √| ∙ 𝑆𝑏 |
𝜕𝑏
1,925×1011 2
𝑆(𝑒/𝑚) = √| ∙ 1064,09|
58399,72
3,507×109
𝑅𝑒/𝑚 = |1,925×1011 𝑥 100%|
19
Lampiran 2. Laporan Sementara
20
21
Lampiran 3. Dokumentasi
Link video praktikum:
https://drive.google.com/file/d/1L3a6s8KU6-
a3kJ66n96BXfrW8RFO6sqy/view?usp=share_link
22
Lampiran 4. Cek Plagiasi
23