Disusun oleh :
NPM : F1C019027
2.Defriansyah (F1C017002)
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
I.TUJUAN.
1.Mendemonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian penguat common drain.
II.DASAR TEORI.
JFET mempunyai tiga terminal yaitu source(S),drain(D), dan gate(G).Ketiga terminal
ini dapat dipandang ekuivalen dengan emmiter collector dan base pada transistor BJT.Bahan yang
menghubungkan source dan drain adalah kanal(channel) Jika bahan ini tipe-p,maka devais disebut
JFET kanal-p,demikian juga bila bahan tipe-n, maka disebut JFET kanal-n.Konstruksi JFET berbeda
dengan transistor bipolar.Pada transistor bipolar terdapat tiga bahan terpisah(dua bahan tipe-p, satu
bahan tipe-n atau dua bahan tipe-n,satu bahan tipe-p),sedangkan pada JFET hanya mempunyai dua
bahan yaitu satu bahan tipe-ndan satu bahan tipe-p. Pada konstruksi JFET kanal-n, bagian terbesar dari
struktur adalah bahan tipe-n yang membentuk saluran atau kanal (channel)antara lapisan dari bahan
tipe-p.Bagian ujung atas dan bawah dari kanal tipe-n terhubung pada terminal drain(D) dan source(S)
melalui suatuohmic contact.Dua bahan tipe-p itu menyambung satu sama lain dan terhubung pada
terminalgate(G).Daerah deplesi (depletion region) merupakan daerah kosong yang menghubungkan
antara bahan tipe-n dan bahan tipe-p pada saat JFET tidak mendapatkan aliran tegangan.Demikian
juga sebaliknya untuk konstruksi JFETkanal-p.
Konsep dari analisa sinyal kecil FET adalah untuk membuat rangkaian penguat
sinyal-kecil yang menghasilkan penguatan tegangan (voltage gain) dengan impedansi masukan yang
tinggi.FET bekerja dengan mengendalikan arus keluaran (drain) dari tegangan masukan yang kecil
gate-source),hal inilah yang menyebabkan mengapa FET disebut devais terkendali tegangan.Untuk
melakukan analisa AC dari rangkaian FET,perlu ditentukan terlebih dahulu rangkaian pengganti AC
dari rangkaian FET tersebut.Hal yang utama dalam analisa AC rangkaian FET adalah bahwa tegangan
AC digunakan pada terminal gate-source untuk mengendalikan arus antara terminal source.Parameter
penting yang terdapat pada FET adalahtranskonduktansi (gm),yang didefinisikan sebagai arus drain-
source AC dibagi dengan tegangan gate-source AC.Transkonduktansi dapat mengindikasikan efektif
atau tidaknya tegangan gate-source dalam mengendalikan arus drain.Untuk menganalisis penguat
JFET(Tjahjo kartiko dirgotoro,2006 Hal:122).
Analisa AC
(a) ( b) (c)
Dari gambar rangkaian ekivalen ac(gambar 3.2) maka dengan teorema rangkaian
listrik dapat ditentukan penguatan tegangannya adalah sebagai berikut :
Av=Vout/Vin…………………………………………(1)
=gm.Rsn/1+gm.Rsn………………………………..(2)
Dimana:
Rsn=Rl//Rs//rd…………………………………….….(3)
Pada bebrapa aplikasi rd>>Rs sehingga rd dapat diabaikan oleh karena itu;
Rsn=Rl//Rs……………………………………………(4)
Rsn=RL……………………………………………….(5)
Penguat Daya
Pada umumnya, karakteristik dari transistor akan Ib, Ic,serta Ie akan dapat
diketahui dalam perhitungan sehinggamempengaruhi besar kemampuannya dalam memperkuat
arusserta tegangan. Karakteristik transistor terdiri dari tiga macam,yaitu Common Emitter(CE),
Common Base(CB), dan CommonColector(CC). Transistor dengan karakteristic CE
memilikikemampuan penguat arus yang sangat tinggi. Hal inidikarenakan emitor yang berada di
dalam transistor tersebutditahan. Strukturnya terdiri dari gerbang input dan output padakaki emitor.
Dimana inputnya berupa basis dan outputnyaadalah kolektor. Apabila transistor ini diberikan
teganganmelalui basis maka yang terjadi adalah arus akan mengalirmelalui basis dan dinamakan
sebagai arus basis.Pada dasarnya apabila tegangan input yang masukangkaian semakin besar, maka
yang terjadi adalah teganganpada basis, collector, serta emitter juga semakin besarsehingga ketika
dilakukan perhitungan arus pada masingmasing juga semakin besar.Akibatnya, penguatarusjuga
semakin besar bergantung pada tegangan input yangdihasilkan.Tegangan maju yang diberikan pada
persambungan emiter-basis akan mengurangi potensialpenghalang Vo, sehingga pembawa muatan
mayoritas dariemitor dapat dengan mudah berdifusi ke basis. Namun karenabasis sangat tipis dan
memiliki konduktivitas yang rendah,maka sebagian besar pembawa muatan akan tertarik kekolektor.
Di samping itu juga dikuatkan oleh teganganpenghalang basis-kolektor yang semakin besar akibat
adanyabias mundur.Pada percobaan ini karena emitter menjadi yang digroundkan maka transistor
memiliki karakterisik sebagaicommon emitter (CE).CE lebih kuat dalam menguatkan aruskarena
elektron pada emitter sangat tinggi apabiladibandingkan dengan collector atau base. Sedangkan nilai
betakadang-kadang mengacu kepada hFE atau arus maju transistordalam konfigurasi common emitter.
Beta tidak memilikisatuan unit karena merupakan perbandingan yang tetap antarandua arus, yakni Ic
dan Ib sehingga perubahan yang kecil padaarus basis akan menyebabkan perubahan yang besar pada
dan kode komponen yang sama akan memiliki banyak variasidalam nilai Beta. Karena percabangan
basis-emitterdi"bias"kan maju, maka tegangan emitter (Ve) akan menjadisatu persimpangan egangan
tang berbeda dengantegangan basis. Jika tegangan yang melalui emitter diketahui,maka arus emitter
(Ie) dapat ditemukan dengan menggunakanhukum ohm. Arus kolektor (Ic) dapat diperkirakan, karena
nilainya selalu hampir sama dengan arus percobaan yang telah dilakukan, makadidapatkan bahwa
Bias Transistor
Untuk dapat bekerja, sebuahtransistor membutuhkan tegangan biaspada basisnya. Kebutuhan tegangan
biasini berkisar antara 0.5 sampai 0.7 Volttergantung jenis dan bahan semikonduktor yang
digunakan.Untuk transistor NPN, tegangan biaspada basis harus lebih positif dari emitor.Dan untuk
transistor PNP, tegangan biaspada basis harus lebih negatif dari emitor.Semakin tinggi arus bias pada
basis,maka transistor semakin jenuh (semakinON) dan tegangan kolektor-emitor (VCE)semakin
rendah
Berdasarkan sistem pertanahan transistor (dikenal dengan istilah grounding) penguat transistor dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
1.Common Emitter
Common Emitter adalah penguat yang kaki emitornya di ground-kan atau dibumikan,Lalu input
dimasukkan ke basis dan output diambil dari kaki kolektor. Penguat CommonEmitter mempunyai
karakter sebagai penguat tegangan. Konfigurasi ini memiliki resistansiinput yang sedang,
transkonduktansi yang tinggi, resistansi output yang tingi dan memilikipenguatan arus (AI), serta
penguatan tegangan yang tinggi (AV).
2.Common Collector
Common Collector adalah penguat yang kaki kolektornya di ground-kan ataudibumikan, lalu input
dimasukkan ke basis dan output diambil dari kaki emitor. Penguat Common Collector mempunyai
karakteristik sebagai penguat arus.
3.Common Base
Common Base adalah penguat yang kaki basis transistornya di ground-kan, lalu inputnya dimasukkan
ke emitor dan output-nya diambil dari kaki kolektor. Penguat Common Basemempunyai karakter
sebagai penguat tegangan.(Sutono,2017 Hal:10).
2.Multimeter.
3.Catudaya.
4.Sinyal Generator.
5.Osiloskop.
2.)Chanel 1 ke input amplifier (Vi) dan channel dihubungkan ke hambatan beban RL=1KΩ,Dengan
menggunakan osiloskop.
4.)Bentuk gelombang Vi digambarkan dan vout dari display osiloskop pada kertas grafik
digambarkan,sinyal output (Vo) diyakinkan lebih kecil dibandingkan level sinyal input(Vi),dan bentuk
gelombang vi dan vo adalah sephase(in-phase).
5.)Penguatan tegangan yang terjadi dihitung,dengan cara membagi tegangan peak-to-peak vo,dengan
tegangangan peak-to-peak Vi,dan hasilnya dicatat pada table 1.
6.)Hasil penguatan tegangan dibandingkan yang dapat secara simulasi dan praktek kemudian
hitunglah errornya dan hasilnya dicatat pada table 1.
7.)Hambatan beban RL dilepaskan ,kemudian hitunglah penguatan tegangan tanpa beban tersebut
kedalam table 1.
8.)Teori penguatan dihitung secara teori tanpa beban tersebut,dan hasilnya dicatat pada table 1.
KONDISI Vi Vo Penguatan
Simulasi
Dengan RL
(1) 1V 1V 1
TANPA RL
Dengan adanya VDS bernilai positip, maka elektron dari S akan mengalir menuju D
melewatikanal N,karena kanal-N tersedia banyak pembawa muatan mayoritas berupa elektron.
Dengan kata lainarus listrik pada drain (ID) mengalir dari sumber VDS dan arus pada source (IS)
menuju sumber.Aliran elektron ini melewati celah yang disebabkan oleh daerah pengosongan sebelah
kiri dan kanan.Tegangan VDS yang diperlukan untuk membuat arus ID menjadi jenuh (titik pinch-
off)tergantung dari harga VGS-nya. Bila VGS =0, maka VDS yang diperlukan adalah sebesar Vp Bila
VGSdibuat semakin negatip, maka VDS yang diperlukan adalah semakin kecil.Daerah operasi yang
linier adalah sesudah titik pinch-off dan dibawah daerah break-down. Padadaerah ini arus ID jenuh
dan tergantung dari harga VGS dan tidak tergantung dari VDS, sesuai denganpersamaan Shockley.
Daerah antara titik pinch-off dan break-down ini disebut juga dengan daerah aktifatau daerah jenuh,
dimana JFET banyak dipakai sebagai penguat. Sedangkan sebelum titik pinch-offdisebut dengan
daerah ohmik atau daerah yang dikendalikan tegangan (voltage-controlled region),dimana JFET
berlaku seperti resistor variabel. Secara kelistrikan antara terminal gate dengan kanal-N tidak ada
hubungan. Hal ini membuatimpedansi dari D-MOSFET sangat tinggi, lebih tinggi dari impedansi
input JFET. Dengan demikian dalampembiasan dc, arus gate IG dianggap sama dengan nol (IG = 0).
Istilah MOSFET (metal-oxidesemiconductor FET) ini timbul karena dalam konstruksinya terdapat
metal dan oksida silikon. Dalamliteratur lama MOSFET ini disebut dengan IGFET (insulated-gate
FET) karena memang terminal gatenyaterisolasi dengan kanal-N.Penjelasan cara kerja dan
karakteristik D-MOSFET kanal-N dimulai dengan memberikan VGS = 0dan VDS positip seperti pada
gambar 1.9. Pemberian VGS = 0 dilakukan dengan cara menghubungkan terminal G dengan S.
Biasanya terminal SS dihubungkan ke terminal S.Tegangan positip VDS akanmenarik elektron bebas
pada kanal-N dari source menuju drain, sehingga mengalir arus ID. Hal ini samaseperti pada JFET.
Bila VDS diperbesar hingga mencapai Vp, maka arus ID akan jenuh (tidak naik lagi)yang disebut
dengan IDSS.Apabila VGS dibuat negatip, maka muatan negatip pada terminal gate akan menolak
elektronbebas pada kanal-N menjauhi daerah kanal-N dan menuju daerah substrat-P. Hal ini
akanmengosongkan kanal-N dari elektron bebas, sehingga arus ID semakin kecil.
Dari perancangan yang telah dilakukan dengan menerapkan teori tentang transistor, maka
dapatdisimpulkan sebagai berikut :
1.Nilai tahananan R1 dan R2 akanmenentukan besarnya arus basisyang akan menggerakan transistor
pada kondisi aktif.
2.Nilai kapasitor pada rangkaianpenguat daya tidak mempengaruhi titik kerja transistor, karena
mempunyai nilai reaktansi kapasitif yang sangat kecil.
5.2 Saran
Teknologi FET ini sebaiknya terus di kembangkan dan pembaharuan untuk meningkatkan kualitasnya
diadakan supaya menjadi lebih baik.
Sutono,2017.Modul Elektronika.Bimasakti:Surabaya