BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah bahan type p
dan diapit oleh dua bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri atas sebuah bahan tipe
n dan diapit oleh dua bahan tipe p (transistor PNP). Sehingga transistor mempunyai
tiga terminal yang berasal dari masing-masing bahan tersebut..Ketiga terminal
transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B) dan Kolektor (C). Emitor
merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping sangat tinggi. Bahan
kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang. Sedangkan basis adalah bahan
dengan dengan doping yang sangat rendah. Perlu diingat bahwa semakin rendah
tingkat doping suatu bahan maka semakin kecil tingkat konduktivitasnya. Hal ini
karena jumlah pembawa mayoritasnya (elektron untuk bahan n dan hole untuk
bahan p ) adalah sedikit.
Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis sangatlah
tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini dengan lebar
emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150. Sehingga ukuran basis yang sangat
sempit ini nanti akan mempengaruhi kerja transistor. Pada kaki emitor terdapat
tanda panah yang nanti bisa diketahui bahwa itu merupakan arah arus konvensional.
Pada transistor npn tanda panahnya menuju keluar sedangkan pada transistor pnp
tanda panahnya menuju kedalam.
Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar, maka
semua arus akan nol atau tidak ada arus yang mengalir. Sebagai mana terjadi pada
persambungan dioda,maka pada persambungan emiter dan basis (JE) serta pada
persambungan basis dan kolektor OC) terdapat daerah pengosongan. Tegangan
penghalang (barrier potensial) pada masing-masing persambungan dapat dilihat
pada gambar . Penjelasan kerja berikut ini didasarkan pada transistor jenis PNP (bila
NPN maka semua polaritasnya adalah sebaliknya).
Pada diagram potensial terlihat bahwa terdapat perbedaan potensial antara
kaki emitor dan basis sebesar Vo, juga antara kaki basis dan kolektor. Oleh karena
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
potensial ini berlawanan dengan muatan pembawa pada masing-masing bahan tipe
P dan N, maka arus rekombinasi hole-elektron tidak akan mengalir.
Sehingga pada saat transistor tidak diberi tegangan bias maka arus tidak
akan mengalir. Selanjutnya apabila antara terminal emitor dan basis diberi tegangan
bias maju (emitor positip dan basis negatip) serta antara terminal basis dan kolektor
diberi bias mundur (basis positip dan kolektor negatip), maka transistor disebut
mendapat bias aktif.
Selanjutnya juga akan dibahas pemberian tegangan bias selain bias aktif
seperti misalnya bias mati (cut-off) dan saturasi (Genuh). Setelah transistor diberi
tegangan bias aktif, maka daerah pengosongan pada persambungan emitor-basis
menjadi semakin sempit karena mendapatkan bias maju. Sedangkan daerah
pengosongan pada persambungan basis-kolektor menjadi semakin melebar karena
mendapat bias mundur.
Pemberian tegangan bias seperti ini menjadikan kerja transistor berbeda
sama sekali bila dibanding dengan dua dioda yang disusun berbalikan, meskipun
sebenarnya struktur transistor adalah mirip seperti dua dioda yang disusun
berbalikan, yakni dioda emitor-basis (P-N) dan dioda basis-kolektor (N-P).
Bila mengikuti prinsip kerja dua dioda yang berbalikan, maka dioda emitor-
basis yang mendapat bias maju akan mengalirkan arus dari emitor ke basis dengan
cukup besar. Sedangkan dioda basis-kolektor yang mendapat bias mundur praktis
tidak mengalirkan arus. Dengan demikian terminal emitor dan basis akan mengalir
arus yang besar dan terminal kolektor tidak mengalirkan arus. Namun yang terjadi
pada transistor tidaklah demikian. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu: ukuran
fisik basis yang sangat sempit (kecil) dan tingkat doping basis yang sangat rendah.
Oleh karena itu konduktivitas basis sangat rendah atau dengan kata lain jumlah
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
pembawa mayoritasnya (dalam hal ini adalah elektron) sangatlah sedikit dibanding
dengan pembawa mayoritas emitor (dalam hal ini adalah hole). Sehingga jumlah
hole yang berdifusi kebasis sangat sedikit dan sebagian besar tertarik ke kolektor
dimana pada kaki kolektor ini terdapat tegangan negatip yang relatif besar.Prinsip
kerja transistor ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat diagram potensial pada
gambar
Tegangan bias maju yang diberikan pada dioda emitor-basis (VEB) akan
mengurangi potensial penghalang Vo, sehingga pembawa muatan mayoritas pada
emitor akan mudah untuk berekombinasi ke basis. Namun karena konduktivitas
basis yang rendah dan tipisnya basis, maka sebagian besar pembawa muatan akan
tertarik ke kolektor. Disamping itu juga dikuatkan oleh adanya beda potensial pada
basis-kolektor yang semakin tinggi sebagai akibat penerapan bias mundur VCB.
Dengan demikian arus dari emitor (1E) sebagian kecil dilewatkan ke basis
(IB) dan sebagian besar lainnya diteruskan kolektor (IC). Sesuai dengan hukum
Kirchhoff maka diperoleh persamaan yang sangat penting yaitu:
𝐼𝐸 = 𝐼𝐶 + 𝐼𝐵 …………………………………………………….….(2.1)
Karena besarnya arus IC kira-kira 0,90 sampai 0,998 dari arus IE, maka
dalam praktek umumnya dibuat IE = IC. Disamping ketiga macam arus tersebut
yang pada dasarmya adalah disebabkan karena aliran pembawa mayoritas, di dalam
transistor sebenamya masih terdapat aliran arus lagi yang relatif sangat kecil yakni
yang disebabkan oleh pembawa minoritas. Arus ini sering disebut dengan arus
bocor atau ICBO (arus kolektor-basis dengan emitor terbuka). Namun dalam
berbagai analisa praktis arus ini sering diabaikan.
Seperti halnya pada dioda, bahwa dalam persambungan PN yang diberi bias
mundur mengalir arus bocor ICBO karena pembawa minoritas. Demikian juga dalam
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
transistor dimana persambungan kolektor-basis yang diberi bias mundur VCB akan
mengalir arus bocor ICBO .Arus bocor ini sangat peka terhadap temperatur, yakni
akan naik dua kali untuk setiap kenaikan temperatur 10° C. Diagram aliran arus lE,
IB, IC dan ICBO dalam transistor dapat terlihat bahwa arus kolektor merupakan
penjumlahan dari arus pembawa mayoritas dan arus pembawa minoritas, yaitu IC
=ICmayoritas +ICBOminoritas
Secara umum terdapat tiga macam variasi rangkaian transistor yang dikenal
dengan istilah konfigurasi, yaitu konfigurasi basis bersama (common-base
configuration), konfigurasi emitor bersama (common-emitter configuration), dan
konfigurasi kolektor bersama (common collector configuration). Istilah bersama
dalam masing- masing konfigurasi menunjuk pada terminal yang dipakai bersama
untuk input (masukan) dan output (keluaran).
Pada konfigurasi basis bersama (common base = CB) sinyal input
dimasukkan ke emitor dan sinyal output diambil pada kolektor dengan basis sebagai
ground-nya. Faktor penguatan arus pada basis bersama disebut dengan ALPHA 𝛼.
𝛼𝑑𝑐 (alpha dc) adalah perbandingan arus IC dengan arus IE pada titik kerja.
Sedangkan 𝛼𝑎𝑐 (alpha ac) atau sering juga disebut alpha α saja merupakan
perbandingan perubahan IC dengan IE pada tegangan VCB tetap
∆IC
α= |VCB = konstan …………………………...……………….(2.2)
∆IE
Dari diagram aliran arus dapat diketahui bahwa harga α adalah kurang dan
satu, karena arus IE sebagian dilewatkan menjadi l5 dan lainnya kolek menuju tor
menjadi IC. Harga ipikal dari α adalah 0,90 hingga 0,998. Umumnya harga α untuk
setiap transistor dicantumkan dalam buku data. Dengan memasukan arus bocor
ICBO kedalam perhitungan, maka besarnya arus IC menjadi:
IC = αIE + ICBO ………………………………………………...…….(2.3)
Pada konfigurasi emitor bersama (common emitter = CE) sinyal input
diumpankan pada basis dan output diperoleh dari kolektor dengan emitor sebagai
groundnya Faktor penguatan arus pada emitor bersama disebut dengan BETA (β).
Seperti halnya pada α, istilah juga terdapat βdc (beta dc) maupun βac (beta ac).
Definisi βac (atau β saja) adalah:
∆IC
β= |VCE = konstan ………………………………………….….(2.4)
∆IB
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
Istilah β sering dikenal juga dengan hfe yang berasal dari parameter hibrid
untuk fak tor penguatan arus pada emitor bersama. Data untuk harga hfe maupun 5
ini lebih banyak di jumpai dalam berbagai buku data dibanding dengan α Umumnya
transistor mempunyai harga β dari 50 hingga lebih dari 600 tergantung dan jenis
transistornya.
Dalam perencanaan rangkaian transitor periu diperhatikan bahwa harga β
dipengaruhi oleh arus kolektor. Demikian pula variasi harga β Juga terjadi pada
pembuatan di pabrik. Untuk dua tipe dan jenis transistor yang sama serta dibuat
dalam satu pabrik pada waktu yang sama, belum tentu menmpunyai p yang sama.
Seperti halnya dioda semikonduktor, sebagai komponen non-linier
transistor bipolar mempunyai karakteristik yang bisa dilukiskan melalui beberapa
kurva. Namun karena transistor mempunyai tiga terminal, maka karakteristik
transistor tersebut biasanya dilukiskan dalam bentuk kurva parametrik. Kurva
karakteristik transistor yang paling penting adalah karakteristik input dan
karakteristik output.
Kurva karakteristik input untuk transistor dengan konfigurasi basis bersama
(CB) untuk transistor npn bahan silikon dapat dilihat pada gambar Kurva ini
menggambarkan hubungan antara arus input IE dengan tegangan input VBE untuk
berbagai variasi tegangan Output VCB. Dalam hal ini tegangan VCB sebagai
parameter.
dikatakan bahwa arus emitor hanya dipengaruhi oleh tegangan VBE. Disamping itu
karena bentuk kurvanya hampir tegak lurus, maka pada saat transistor aktif
tegangan VBE bisa dianggap sebesar 0,7 Volt.
Masih dalam konfigurasi basis bersama (CB), menunjukkan kurva
karakteristik output. Kurva ini menggambarkan hubungan antara arus output lC
dengan tegangan output VCB untuk berbagai v si arus input IE. Dalam hal ini arus
IE disebut sebagai parameter.
Dalam kurva output ditunjukkan adanya tiga daerah kerja transistor, yaitu
daerah aktif,daerah jenuh (saturası) dan daerah mati (cut-off). Daerah kerja
transistor ini ditentukan berdasarkan pemberian tegangan bias pada masing-masing
persambungannya. Agar dapat digunakan sebagai penguatlinier transistor perlu
diberi tegangan bias sedemikian rupa sehingga bekerja pada daerah aktif. Pada
daerah aktif, kurva terlihat mendatar dan lurus. Hal ini sesuai dengan kurva input
bahwa kenaikan tegangan VCB akan berpengaruh sedikit sekali terhadap arus IE.
Padahal arus IE adalah hampir sama dengan arus IC yaitu IC/IE = α, dimana α
bernilai hampir satu.
Dengan demikian pada masing-masing kurva dengan harga lE tertentu
besanya arus IC terlihat sama dengan IE tersebut. Apabila arus bocor ikut
diperhitungkan, maka menurut persamaan besarnya arus IC adalah sama dengan
IC= αIE + ICBO . Sehingga pada saat IE = 0. yaitu pada daerah mati,maka sebenarnya
pada kolektor mengalir arus bocor sebesar ICBO . Selanjutnya untuk kurva
karakteristik input pada konfigurasi emitor bersama (CE) untuk transistor npn
bahan silikon . Kurva ini menunjukkan hu-bungan antara arus input IB dengan
tegangan input VBE untuk berbagai variasi tegangan output VCE. Dalam hal ini
VCE disebut sebagai parameter.
Mengingat bahwa sifat-sifat kelistrikan bahan semikonduktor sangat peka
terhadap temperatur, maka demikian juga transistor yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Semua karakteristik transistor yang dibicarakan di depan sangat
dipengaruhi oleh perubahan temperatur.
Apabila temperatur naik, maka arus bocor ICBO, ICEO, dan ICES akan
cenderung untuk naik. Arus-arus bocor ini akan naik dua kali lipat untuk setiap
kenaikan temperatur 10°C. Pada transistor silikon dimana harga arus bocornya
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
dalam orde nanoampere umumnya mampu untuk dipakai sampai temperatur 200°C.
Sedangkan transistor germanium yang arus bocor nya dalam orde mikroamper
mampu untuk dipakai hingga suhu 100°C.
Akibat kenaikan arus bocor ini, maka arus kolektor juga cenderung untuk
naik apabilatemperatur naik. Pengaruh perubahan temperatur terhadap arus
kolektor IC dapat dilihat pada gambar . Demikian juga faktor penguatan arus α dan
β akan cenderung untuk naik terhadap perubahan temperatur.
Untuk perubahan arus basis ∆IB dan penubahan arus kolektor ∆IC yang kecil
terdapat kemiringan dari grafik IC terhadap IB . Kemiringan itu disebut penguatan
anus AC dan biasanya ditulis sebagai β atau
∆IC
β = hFE = …………………………………………………..……….(2.6)
∆IB
Satu sifat lagi yang bisa dibaca dari grafik output transistor (hubungan antara
arus kolektor dengan voltase kolektor-emitor) yaitu ketika voltase kolektor-emitor
naik, arus kolektor awalnya naik dengan cepat dibanding kenaikan voltase kolektor,
kemudian kemiringan grafik menurun dan menjadi hampir mendatar, yang berarti
arus kolektor hampir tidak lagi tergantung dari voltase kolektor. Daerah grafik di
mana grafik membentuk garis lurus yang hampir mendatar disebut sebagai daerah
aktif transistor. Kemiringan ini disebut resistivitas kolektor-emitor rCE dan
mernupakan resistivitas diferensial antara kolektor dan emitor. Resistivitas
kolektor-emitor rce ini juga disebut resistivitas output transistor dan sebagai rumus
terdefinisi sbb.
Nilai-nilai maksimal untuk transistor, terdapat beberapa voltase dan arus
maksimal yang tidak boleh dilewati supaya transistor tidak rusak. Besar voltase dan
arus maksimal tersebut tergantung dari bentuk transistor (tebal layar-layar),
konsentrasi atom asing dan kemasan yang dipakai. Nilai-nilai maksimal disebutkan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
dalam lembaran data transistor. Terdapat beberapa nilai batas sbb. (Angka dalam
kurung adalah besar voltase/arus untuk transistor BC161/ BC141/CS9O13 sebagai
contoh.)
• Voltase kolektor-basis maksimal, VCB maks moks (60V / 100V -)
adalahvoltase maksimal yang boleh dipasang antara kolektor dan basis.
• Voltase kolektor-emitor maksimal, VCE maks , (60V / 60V/ 25V) adalah
voltase maksimal yang boleh dipasang antara kolektor dan emitor.
• Voltase emitor-basis maksimal, VEB maks , (5VI 7V/ 3V) adalah voltase
maksimal yang boleh dipasang antara emitor dan basis, berarti voltase
maksimaluntuk sambungan pn antara basis dan emitor dalam keadaan bias
balik, di mana belum terjadi breakthrough.
Arus kolektor maksimal, IC maks (1A / 1A / 1A) adalah arus kolektor maksimal yang
boleh mengalir dalam kolektor. Suhu persambungan pn maksimal (maximum
junction temperature), TJ maks , (175°C I 175°C/ 150°C) adalah suhu maksimal yang
boleh didapatkanpada sambungan pn dalam transistor.
Daya disipasi maksimal Pror , adalah daya maksimal yang bisa diserap oleh
transistor pada situasi tertentu. Daya ini membatasi perkalian antara arus dan
voltase kolektor. Daya ini dinyatakan dalam situasi tertentu, berarti pada suhu dan
pendingin tertentu, karena daya ini tergantung suhu lingkungan dan pendingin yang
dipakai. Misalnya untuk BC161 dan BC141 terdapat daya maksimal sebesar
3200mw/ 3700mW pada suhu lingkungan 25°C dan dengan memakai pendingin
standar. Untuk CS9013 daya maksimal suhu 25°C sebesar 600mW. Untuk jenis
pendingin lain dan suhu lingkungan yang berbeda daya maksimal bisa dihitung
dengan data ini dan suhu persambungan pn maksimal. (Blocher , 2004)
Penguatan sinyal lemah menjadi sinyal yang lebih kuat merupakan hal mendasar
yang penting di hampir semua sistem elektronik. Terkadang hal ini terlihat jelas,
seperti pada penerima radio, di mana tujuannya adalah untuk memilih dan
memperkuat sinyal lemah dari antena dan menampilkan sinyal yang terdeteksi
melalui pengeras suara. Terkadang kebutuhan akan amplifikasi lebih tidak kentara,
seperti pada komputer elektronik di mana biasanya tidak ada "rangkaian" berlabel
"penguat". Bahkan di sini amplifikasi hadir dan penting; itu mungkin terjadi di
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
setiap elemen logika atau hanya beberapa, tetapi penguatan diperlukan untuk
memastikan bahwa informasi sinyal tidak hilang dalam kebisingan.
Penguat dirancang untuk tujuan meningkatkan level tegangan, arus, atau
daya. Besarnya kenaikan ini dikenal sebagai penguatan penguat. Metode untuk
menentukan penguatan secara kuantitatif adalah penting dan harus disesuaikan
dengan aplikasi penguat yang dimaksudkan. Misalnya, dalam penguat osiloskop
penguatan tegangan penting karena input dan output berada pada level impedansi
tinggi.
Di sisi lain penguat repeater telepon memiliki daya input yang tersedia
terbatas dan harus memasok daya ke impedansi saluran tertentu. Akibatnya
keuntungan dinyatakan sebagai rasio daya input yang tersedia untuk daya output
adalah tepat. Empat cara yang umum digunakan untuk menentukan penguatan.
Meskipun tiga contoh pertama diberikan dalam hal daya, penguatan juga dapat
diberikan dalam hal tegangan atau arus; misalnya, penguatan tegangan penyisipan
= V2/V1 Penguatan daya "sebenarnya" dari penguat (= P2/P1) melibatkan
ambiguitas tertentu dan tidak umum digunakan
Representasi transistor pada frekuensi rendah, pilihan rangkaian ekivalen
untuk transistor sambungan pada frekuensi rendah diperumit oleh banyaknya
rangkaian seperti itu yang mungkin dan berguna. Kita akan mulai, kemudian,
dengan rangkaian yang sangat sederhana yang dapat dikaitkan dengan sifat terminal
perangkat dan yang dapat diuraikan untuk memasukkan semua efek frekuensi
rendah utama. Sirkuit yang lebih rumit yang dihasilkan dapat dikaitkan dengan
fisika perangkat dan akan berguna .
Misalnya, jika grid adalah terminal umum, maka Vg = −V1 untuk pelat sebagai
terminal umum, Vg = V1 − V2 . nanti ketika efek frekuensi tinggi akan disertakan.
Rangkaian juga dapat dengan mudah dikaitkan dengan parameter rangkaian umum
(z's) sehingga ikatan antara teori perangkat dan parameter jaringan diilustrasikan.
Jika karakteristik common-base transistor NPN diperiksa, arus kolektor terlihat
hampir tidak tergantung pada tegangan kolektor (dengan asumsi bahwa operasi
dibatasi pada daerah linier VCB > 0)2 dan sebanding dengan arus emitor. Perubahan
∆IE memberikan perubahan arus kolektor dari , di mana α′ ∆IE mewakili fraksi arus
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
emitor yang mencapai kolektor. Parameter α′ umumnya berkisar antara 0,9 dan 1,0
dan sebanding dengan
1. efisiensi emitor (fraksi arus emitor yang dibawa elektron ke daerah basis)
2. faktor transpor (fraksi elektron yang dipancarkan ke daerah basis yang
mencapai kolektor)
3. faktor perkalian kolektor (perbandingan elektron yang memasuki daerah
kolektor dengan yang mencapai kolektor).
Dua faktor pertama kurang dari 1, sedangkan faktor perkalian kolektor mungkin
lebih besar dari satu, terutama pada tegangan kolektor-ke-basis yang tinggi. Dalam
rangkaian basis emitor, arus yang relatif tinggi mengalir dengan tegangan yang
diterapkan kecil; maka emitor harus mewakili resistansi yang agak kecil (dan
nonlinier karena kelengkungan karakteristik emitor). Pada titik operasi tertentu (s,
VEB) karakteristik emitor dapat diwakili oleh resistansi linier yang memiliki nilai
𝜕𝑉𝐸𝐵
𝑟𝑖𝑛 = …………………………………………………..…………….(2.7)
𝜕𝐼𝐸
Namun, di ranah perolehan daya, common emitter pasti unggul. Saat kita melihat
solusi sampel untuk 2N78 dalam ilustrasi , dapat dilihat sekaligus bahwa
keuntungan saat ini meningkat ketika beralih dari common-base ke common-
emitter menjadi sangat penting. Sejak perolehan daya tergantung pada kuadrat gain
saat ini, saat kita beralih dari alfa 0,966 ke beta 28, daya cenderung naik sebagai
kuadrat 28 atau 784 kali karena ini saja. Kemudian, ketika beta kuadrat dikalikan
dengan penguatan resistansi, didapat penguatan daya sebesar 1568.
Perhatikan juga bahwa rasio R,. ke R, telah dibuat jauh lebih kecil dalam
kasus emitor bersama. Ini karena perubahan impedansi ketika basis umum diubah
menjadi common emitter seperti yang dibahas sebelumnya. Meskipun penguatan
resistensi telah menurun dalam common emitter , perolehan daya telah meningkat
karena peningkatan arus. (Shecure , 1961)
Karena sambungan emitor-basis transistor dibias maju, ia juga akan bertindak
seperti resistansi ac kecil. Resistansi dioda emitor direpresentasikan sebagai
r ′ e daripada r ′ ac Arus dc yang melalui dioda sama dengan arus emitor IE . Gunakan
nilai ini saat menghitung resistansi, r ′ e sebagai
25 mV
r′ e = ……………………………………………………..….….(2.8)
Ie
BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN
Ic
POS R4
+ 1KΩ
R2
R1 10KΩ
100KΩ Vce
15V DC NPN
Transistor
Ic
3
1KΩ 2
EXT VR
EXT VR 1KΩ
Ib C
100KΩ
B
* Vce *
2 10KΩ 3
E
1 COM
* *
100KΩ 1KΩ
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
8. Sekarang atur arus pada basis kolektor hingga bernilai 20µA. lakukan
dengan memutar potensiometer 100KΩ (R4) sampai tegangan yang melalui
R2 bernilai 0.2V.
9. Ulangi langkah 5-7
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
BAB IV
Ib = 10 μA
Vce (Volt) 1 2
I
a. Gain Vce 1 Volt = IC
b
806
= = 80600 kali
0,01
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan yang telah diakukan dapat diketahui bahwa prinsip kerja
transistor sebagai penguat adalah arus kecil pada basis (B) yang
merupakan input dikuatkan beberapa kali setelah melalui transistor.
Arus output yang telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal kolektor
(C). Besar kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh
beberapa perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal
transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik transistor.
Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan arus AC
(bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan lebih dari
tegangan sumber (Vcc) Transistor.
2. Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki
3 kaki elektroda, yaitu basis (dasar), kolektor (pengumpul), dan emitor
(pemancar). Komponene ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan
penyambung, stabilitasi tegangan, modulasi signal dan masih banyak
lagi fungsi lainnya.
3. Penguat common emitter memounyai karakteristik sebagai berikut :
-Sinyal outputnya berbalik fasa 180 terhadap sinyal input
-Sangat mungkin terjadi isolasi karena adanya umpan balik positif,
sehingga seringdipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya
-Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal
audio)
-Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung
pada kestabilansuhu dan bias transistor.
4. Prinsip kerja dari penguat common emitter adalah menggunakan
transistor sebnagai penguat. Transistor merupakan komponen dasar
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Vce Gain
1 78900
2 147700
∆Vce 2−1 1
Slope = ∆Gain = 147700−78900 = 68800 = 0.0000145
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LAMPIRAN
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR