Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mengikuti Ujian


Praktikum Mekanika Analitik pada Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika

OLEH:
KELOMPOK VI
IDA ROYANI (A1K1 18 011)
SAGUSTINA BANGGAI (A1K1 18 021)
ASMIN (A1K1 18 043)
FERAWATI (A1K1 18 055)
ARDILA (A1K1 18 061)
AYU VERONITA SUREN (A1K1 18 067)
NILA SARNI (A1K1 18 097)

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

A. PENDAHULUAN
1) Latar belakang

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari tentang penerapan


Catatan Penyusunan latar belakang seperti dibawah
berbagai komponen elektronika yang dioperasikan dengan cara
Paragraf 1 itualiran
mengontrol kalimat menarik.
elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
atau piranti.
Paragraf Danyang
2 itu apa dalam
kalianmempelajari elektronika
ketahuai tentang percobaandibutuhkan.
ini Alat-alat
tersebut antara lain multimeter, osciloscope, dan signal generator. EWB
Paragraf 3 penelitian pendukung(minal 3)
5.12 adalah sebuah aplikasi yang biasa digunakan para master
Paragraf 4 masalah dan solusinya
elektronika untuk membuat skema rangkaian elektronika. Aplikasi
ini sangat cocok untuk membantu dalam menyelesaikan tugas dalam
membuat skema rangkaian elektronika karena selain mudah
dioperasikan, aplikasi ini juga memiliki banyak kelebihan,
diantaranya EWB 5.12 bisa digunakan sebagai simulasi rangkaian
elektronika yang dapat menampilkan tegangan, arus bentuk
gelombang , seven segment sebagai outputnya.dan lain sebagainya.
(Gantii)
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat.
Untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam keadaan
aktif. Kondisi aktif dengan memberi bias pada resistor, ada tiga macam
konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common Emitter (CE),
Common Base (CB), dan Common Colector (CC) (Isparela, 2012).
Dimana transistor befungsi sebagai pengut arus, stabilisasi, penyaklaran
dan lain-lain. Dalam adaptor transistor berfungsi sebagai stabilizer, untuk
penyetabil arus yang keluar dari blok filter. Keuntungan komponen
transistor ini dibanding dengan pendahulunya yakni tabung hampa, adalah
ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan. Bahkan dengan tekonologi
sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keeping silikon
(Arafh dan Ikhfan, 2012).
Berdasarkan teori diatas maka dilakukannya percobaan ini agar
praktikan dapat memahami cara kerja rangkaian bias transistor Common
Emitter, membuat grafik ciri keluaran transistor, dan dapat menentukan
besar penguat transistor pada rangkaian Common Emitter.

2) Tujuan percobaan
Tujuan percobaan yang akan dicapai dalam percobaan kali ini yaitu
sebagai berikut:
a. Memahami cara kerja rangkaian bias transistor common emitter.
b. Memahami besar penguat transistor pada rangkaian common emitter.

B. KAJIAN TEORI
Transistor adalah suatu komponen aktif dibuat dari semi konduktor.
Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwi kutub (bipolar) dan transistor
efek medan (Field effect transistor Fet). Transistor juga bisa berfungsi sebagai
penguat ataupun saklar. Daerah saturasi pada transistor dimulai dari VCE=0
volt sampai kira-kira 0,7 volt, yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base yang
mana tegangan VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran
elektron. Jika kemudian tegangan VCC dinaikan perlahan-lahan sampai
tegangan VCE. Jika kemudian tegangan VCC dinaikan perlahan-lahan sampai
tegangan VCE tertentu tiba-tiba arus IC mulai konstan. Jika transistor berada
pada titik saturasi, transistor tersebut seperti saklar yang tertutup dari kolektor
ke emitter. Jika transistor cut off maka transistor akan seperti saklar terbuka.
Pada rangkaian tersebut merupakan penjumlahan tegangan disekitar loop
input, sehingga diperoleh persamaan:
 B R B  V BC  V BB  0............................................................................2.1

Sehingga dengan persamaan tersebut didapatkan persamaan untuk mengetahui


besar arus pada kutub basis (IB). Maka persamaan untuk arus pada basis dalam
rangkaian transistor sebagai saklar adalah :

VBE  VBB
 ..........................................................................................2.2
RB

jika arus basis lebih besar atau sama besar dengan IB titik kerja Q berada pada
ujung atas pada garis beban dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Transistor Sebagai Penguat.

(Amin, 2017) (Paragraf 4)

Terdapat suatu hubungan matematis antara besarnya arus colector


(IC), arus basis (IB) dan arus emiter (IE) yaitu beta (β), dimana beta
merupakan besar penguatan arus DC untuk common emitter sedangkan alpha
(α) merupakan besar penguatan arus untuk common basis. Hubungan
matematis dapat ditunjukkan dengan persamaan
C
 .......................................................................................................2.3
B
C
 .......................................................................................................2.4
E
Dari persamaan (1) dan (2) maka akan diperoleh hubungan matematis antara
α dan β adalah.
Gambar 2.2 Simbol Hubungan Arus dan Tegangan
untuk tipe NPN


 .................................................................................................2.5
 1

 .................................................................................................2.6
 1

Daerah emiiter memiliki konsentrasi doping tinggi untuk menghasilkan


sumber corner yang cukup elektron untuk NPN, hole untuk PNP, disebut
transistor Bipolar. Karena kedua sambungan EB dan CB dapat dibias secara
maju ata mundur, maka terdapat 4 mode operasi pada BTJ, yaitu active,
reverse-active, out-off, dan saturasi ( Databaraja, 2011) (Paragraf 3)

Transistor adalah alat semi konduktor yang dipakai sebagai


penguat,pemotong,stabilitas tegangan,modulus sinyal atau fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,dimana berdasarkan arus
inputnya (BTJ) atau tegangan inputnya (FET) memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada
umumnya,transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang
disatu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui dua tipe
terminal lainnya. Dalam rangkaian digital transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Transistor berasal dari kata transfer resistor. Sebuah
transistor digambarkan dalam bentuk symbol seperti gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.3 Transistor Tiga Kaki yakni Basis (B) Colektor (C) dan Emitter.
( Muda, 2013) (Paragraf 2)

Saat rangkaian transistor diberi sinyal, arus yang mengalir pada


transistor diberi sinyal, arus yang mengalir pada transistor merupakan jumlah
dari arus akibat pancaran dan arus akibat sinyal yang masuk. Jadi ada
komponen searah yang diperoleh dari panjaran da nada kmponen arus bolak
baik (AC).
 k   KQ   C ..........................................................................................2.7
 C   CD   C ..........................................................................................2.8

Demikian pula tegangan basis-emitter memiliki komponen DC dari


panjaran dan komponen AC dari sinyal. Besarnya nilai IC pada lokasi titik Q
( titik kerja transistor). Karna grafik hubungan V terhadap L berbentuk kurva,
maka besarnya IC bisa berbeda –beda untuk nilai V yang sama. Fakta ini
menyeratkan adanya resistansi AC diode emmitor yang sifatnya dinamis.
Resistansi AC diode emiiter ini berkurang apabila arus emmitor bertambah.
Resistansi diode emitter didefinisikan sebagai
Vbc
rc 
...................................................................................................2.9
I c
Tanda ‘ pada rc menunjukan bahwa resistansi itu ada dalam diode basis-
emmitor.( Wibawanto , 2008) (Paragraf 5)

Transistor adalah salah satu komponen elektronika yang


mempunyai tipe yang bervariasi dengan karakteristik dan spesifikasi yang
berbeda sehingga pengaplikasiannya disesuaikan dengan kebutuhan dalam
perancangan. Ransistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus dan tegangan inputnya, memungkinkan pengaliran sinyal
listrik yang sangat akurat dari rangkaian sumber listriknya atau adanya efek
arus terobosan pada transistor. Terdapat suatu hubungan matematis antara
besarnya arus collector (IC), arus basis (IB) dan arus emmiter (IE) yaitu (β)
dimana beta merupakan besar penguat DC common emmiter sedangkan alfa
merupakan besar penguatan. Kelebihan dari transistor penguatan bukan
sekedar bisa menguatkan sinyal, namun transistor ini juga dapat dipakai
sebagai pengutan arus, penguatan daya dan penguatan tegangan.

( Nurhasanah, 2018 (Paragraf 1)

C. METODE PERCOBAAN
1. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Transistor sebagai
penguat dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Percobaan Transistor sebagai Penguat.

No. Alat dan bahan Fungsi


1. Transistor NPN Sebagai penguat sinyal masukan
2. Multimeter Sebagai alat untuk mengukur hambatan
3. Sinal Generator Sebagai pengatur isyarat masukan gelombang.
4. Osiloskop Sebagai alat untk melihat gelombang
5. Kabel male to male Sebagai alat penguhung jalur rangkaian
Sebagai tempat merangkai komponen-
6. Papan rangkaian
komponen elektronika.
7. Resistor Sebagai hambatan listrik
8. Kapasitor Sebagai alat penyimpan muatan
9. Catu daya Sebagai sumber tegangan
10. Handphone Sebagai alat mengambil gambar
Sebagai penghubung catu daya ke papan
11. Kabel probe
rangkaian
Handphon
2. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada percobaan Transistor sebagai penguat adalah
sebagai berikut.
a. Basis transistor
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menentukan kaki basis, kaki kolektor dan kakai emmiter pada
transistor menggunakan multimeter.
3) Mengambil empat buah resistor dengan nilai-nilai resistoryang
sesuai pada kotak eksperimen, kemudian menyusun rangkaian
seperti pada Gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4 Rangkaian Basis Transistor

4) Mengukur tegangan VB dengan menempatkan kabel probe (+)


multimeter pada basis dan kabel probe negatif (-) digroundkan,
serta tegangan Vc dengan kabel probe positif (+) multimeter pada
kolektor dan kabel probe negative (-)
5) Mengukur tegangan VC dengan menempatkan kabel probe positif
(+) multimeter pada kolektor dan kabel negatif (-) multimeter pada
emmiter.
6) Mengukur arus IC yang mengalir pada rangkaian dengan membuka
kabel jumper pada RC dan pada VIn kemudian menghubungkan
kabel probe positif multimeter (Amperemeter) pada kabel jum[per
VCC dan kabel probe negatif (-)
7) Mencatat hasil pengamatan pada tabel data pengamatan

b. Common emmiter
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Menyusun kapasitor, resistor dan transistor pada papan rangkaian


dengan menambahkan 3 buah kabel jumper pada kaki kolektor dan
emmiter yang keduanya saling terhubung seperti pada Gambar 25
berikut.

Ga
mb
ar
2.5

Rangakaian common emitter

3) Mengukur kuat arus IE dengan menggunakan multimeter


4) Mengukur besar penguatan pada rangkaian
5) Menghubungkan rangkaian dengan osiloskop dan signal generator
untuk melihat bentuk gelombang dan besar penguatan.
6) Mencatat hasil pengamatan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Data Pengamatan
Data pengamatan pada percobaan Transistor sebagai Penguat
adalah sebagai berikut.
1) Menentukan tegangan bias
Data pengamtan penentuan tegangan biasa dapat dilihat
pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.5 berikut.
Tabel 2.2 Data Pengamtan percobaan Transistor sebagai Penguat

No. VCC(volt) VB (volt) VE (volt) VCE (volt) IC (A)


1. 6 5,8 8 0,005 0,00032
2. 9 9 11 0,06 0,00057

2) Menetukan common emitter


Data pengamatan penentuan common emmiter dapat dilihat
pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Data pengamatan penentuan common emtter

No. VCC (volt) VIn (volt) VOut (volt)


1. 9 0,0467 0,1612

3) Grafik Hubungan Antara Tegangan Masuk dan Tegangan Keluaran

Data pengamatan hubungan antara tegangan masuk dan


tegangan keluaran dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.5 Grafik Hubungan Antara Tegangan Masuk dan


Tegangan Keluaran

8
Keterangan : R1 = 104 10 
3
R2 = 12  10 
R3 = 21,51
b. Analisis Data
Analisis data pada percobaan Tansistor sebagai Pengaut adalah
sebagai berikut.
1) Menentukan tegangan Basic
 R2 
V B    VCC
 R1  R 2 
 12  105 
  5 5
6

 104 10  12  10 
 (1,115384 10  6 ) 6
 6,923307 10  6 volt
 R2 
V B    VCC
 R1  R 2 
 12  105 
  5 5
9

 104 10  12  10 
 (1,115384 10  6 ) 9
 1,0384 10  5 volt
2) Menentukan tegangan emitter
V E  V B  0,7 v
 6,92307 10  6  0,7
 0,069999 volt
V E  V B  0,7 v
 1,03846 10 5  0,7
 0,069999 volt
3) Menentukan kuat arus Emitter
VE
E 
RC
0,6999

21,51
  0,032538 
VE
E 
RC
 0,6999

21,51
 0,032538 
4) Menentukan Besar Penguatan
V In

VOut
0,0467

0,1612
 0,2897 kali

2. Pembahsan
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung , Stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor memiliki 3
terminal yaitu basis, kolektor dan emitter. Terdapat dua jenis transistor
berdasarkan jenis muatan penghantar istriknya yaitu bipolar dan unipolar.
Sesuai dengan susunan bahan yang digunakan, transistor bipolar terdiri
dari dua tipe yaitu NPN dan PNP. Pada dasarnya ada tiga jenis rangkaian
bias untuk mengoperasikan transistor yaitu rangkaian bias common base,
rangkaian bias common emitter dan rangkaian bias common collector.
Rangkaian yang sering digunakan sebagai penguat adalah rangkaian bias
common emitter karena dapat menguatkan arus dan tegangan secara
bersamaan.
Percobaan transistor sebagai penguat menggunakan rangkaian
bias common emitter. Percobaan ini dilakukan dengan dua pengamatan
yaitu pengukuran kuat arus dan tegangan dalam rangkaian umum emitter
dengan besar tegangan sumber bervariasi sebesar 6 volt dan 9 volt. Serta
pengamatan grafik keluaran transistor pada rangkaian common emitter
dengan osiloskop. Pengamatan pertama yaitu mengukur kuat arus dan
tegangan dengan menggunakan multimeter untuk tegangan sumber 6 volt
dan 9 volt diperoleh bahwa tegangan sumber berbanding lurus dengan
tegangan pada basis, emitter dan kolektor serta arus dalam rangkaian.
Dimana semakin besar tegangan sumber maka tegangan pada kaki basis,
emitter dan kolektor serta arus yang mengalir semakin besar. Hal ini dapat
dilihat padaTabel 2.2. Berdasarkan analysis data diperoleh tegangan basis,
emitter dan arus yang mengalir dalam rangkaian. Pada tegangan basis
untuk tegangan sumber bervariasi diperoleh berturut-turut sebesar6,92307
x 10-6 volt dan 1,03846 x 10-5 volt. Untuk tegangan emitter diperoleh
berturut-turut sebesar -0,6999 volt dan -0,6999 volt. Kemudian untuk kuat
arus yang mengalir diperoleh nilai yang sama untuk tegangan sumber
berbeda sebesar -0,032538 A. Hasil analisis yang diperoleh memiliki
perbedaan yang cukup signifikan dengan nilai yang terukur pada
multimeter. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh adanya kebocoran arus
listrik dalam rangkaian.
Pengamatan kedua yaitu mengamati ciri keluaran transistor
rangkaian bias common emitter pada osiloskop. Berdasarkan pengamatan
diperoleh bahwa sinyal keluaran yang dihasilkan lebih besar dari sinyal
masukkan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.8. Pada gambar juga
terlihat bahwa sinyal masukkan berbeda fase 180o dengan sinyal keluaran.
Dari pengukuran menggunakan multimeter juga diperoleh tegangan input
sebesar 0,0467 volt dan tegangan output sebesar 0,1612 volt. Berdasarkan
perbandingan nilai tegangan output dan input diperoleh diperoleh besar
penguatan sebesar 3,45182 kali. Besar penguatan menunjukkan bahwa
sinyal masukkan atau input akan diperkuat sebesar 3,45182 kali sehingga
sinyal keluaran akan lebih besar dari sinyal masukkan. Namun pada
tegangan keluaran memiliki catat karena dipengaruhi adanya kebocoran
listrik dalam rangkaian. Perbedaan fase pada rangkain bias common
emitter terjadi karena rangkaian bias common emitter tidak hanya
menguatkan tegangan tetapi juga menguatkan arus.

Tambahkan karakteristisk tipe npn dan knp bsa bentuk


gelombangnya beda fase
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan transisitor sebagai
penguat adalah sebagai berikut:
a. Penguat common emitter adalah bentuk penguat tegangan, dimana
pada kaki emitter lalu, input dimasukan ke base dan output di ambil
pada kaki kolektor.
b. Besar penguat transistor pada rangkaian common emitter dapat
ditentukan dengan nilai pada tegangan keluaran (volt) dibagi dengan
tegangan masukan (vin).

2. Saran

Saran yang dapat diberikan pada percobaan transistor sebagai


penguat adalah sebagai berikut.

a. Untuk laboratorium agar alat-alat laboratoriumlebih diperhatikan lagi.


b. Untuk asisten, agar memperhatikan praktikum pada saat praktikum dan
mempertahankan cara penjelasan materinya saat praktikum karna lebih
cepat mudah dipahami.
c. Untuk praktikum, agar lebih kompak lagi dan kerja samanya lebih
ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, M, 2019, Perancangan Rangkaian Booster pada Masa Pelajaran
Elektronika di SMKN 2 Tanjung. Riau Journal Of Computer Science. Vol
3(2).
Debataraja,M,dkk, 2011, Studi Awal MEMS Pada Mikrofabrikasi Diviasi
Transistor Bipolar NPN, journal ilmiah elite elektro. Vol 2(2).
Muda, I, 2013 Elektronika Dasar. Malang. Gunung Samudra

Nurhasanah, dkk, 2018, Alat Peraga Kaeakteristik Transistor Menggunakan Papan


Arduino dan Laptop Sebagai media Pembelajaran Elektronika Dasar.
Seminar Nasional Pendidikan Fisika 2018, Vol (3).
Wibawanto, H, 2008, Elektronika Dasar, Jakarta: P Telex Media Kamputindo.

Anda mungkin juga menyukai