Anda di halaman 1dari 8

A.

TEOREMA THEVENIN

1. Definisi
Teorema Thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana dengan
cara membuat suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang
dihubungkan secara seri dengan sebuah resistansi yang ekivalen.

Teorema Thevenin menyatakan bahwa :

Setiap Rangkaian linear yang terdiri dari beberapa tegangan dan resistor dapat
digantikan dengan hanya satu tegangan tunggal dan satu resistor yang terhubung
secara seri.

2. Contoh Soal dan Pembahasan

Cari :

VTH? RTH? IL? VL?

Pembahasan :
RTH = 8kΩ + ((4kΩ x12kΩ)/(4kΩ+12kΩ)
RTH = 8kΩ + 3kΩ
RTH = 11kΩ

IL = VTH/(RTH + RL)


IL = 12V / (11kΩ + 5kΩ)
IL = 12/16kΩ
IL = 0,75Ma

VL = IL x RL
VL = 0,75mA x 5kΩ
VL = 3,75V
B. TEOREMA NORTON

1. Definisi
Teorema Norton (Norton Theorem) adalah salah satu Teori atau alat analisis yang
dapat digunakan untuk menyerderhanakan suatu rangkaian linear yang rumit menjadi
rangkaian yang lebih sederhana.

Teorema Norton menyatakan bahwa :

“Setiap jaringan listrik linear atau rangkaian rumit tertentu dapat digantikan oleh
rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari sebuah Arus sumber (IN) dan sebuah
Resistor yang diparalelkan (RN).”

2. Contoh Soal dan Pembahasan

RN? IN? VL? RL?


Pembahasan :

A.Rt = 20Ω + (60Ω || 30Ω)


Rt = 20Ω + ((30Ω x 60Ω) / (30Ω + 60Ω))
Rt = 20Ω + 20Ω
Rt = 40Ω
B. It = V / Rt
It = 12V / 40Ω
It = 0,3A
C. ISc = IN = 0,3A ((60Ω / (30Ω + 60Ω))
ISc = IN = 0,2A

RN = 30Ω + (60Ω || 20Ω)) ⇒ (yang dimaksud dengan “||” adalah Paralel )
RN = 30Ω + ((60Ω x 20Ω) / (60Ω + 20Ω))
RN = 30Ω + 15Ω
RN = 45Ω

IL = IN x ((RN / (RN + RL))


IL = 0,2A x ((45Ω / ((45Ω + 15Ω))
IL = 0,15A
VL = IL x RL
VL = 0,15A x 15Ω
VL = 2,25V
C. TEOREMA SUPERPOSISI

1. Definisi

Teorema superposisi adalah salah satu cara pintar yang membuat suatu rangkaian
yang terlihat kompleks dijadikan lebih sederhana. Strategi yang digunakan pada
teorema Superposisi adalah mengeliminasi semua sumber tetapi hanya disisakan
satu sumber yang hanya bekerja pada waktu itu juga dan menganalisa rangkaian
itu dengan konsep rangkaian seri-paralel masing-masing saat sumber bekerja
sendiri-sendiri.  Lalu setelah masing-masing tegangan dan/atau arus yang tidak
diketahui telah dihitung saat sumber bekerja sendiri-sendiri, masing-masing nilai
yang telah diperoleh tadi dijumlahkan sehingga diperoleh nilai tegangan/arus
yang sebenarnya.

2. Contoh Soal dan Penyelesaian

1. Hitung arus (i) yang mengalir dengan menggunakan Teorema Superposisi?

Penyelesaian

I1 = 20 / (10 + 10) = 1 Ampere


I2 = - (10 / (10 + 10)) x 1 = - 0,5 Ampere

Itot = I1 + I2 = 1 - 0,5 = 0,5 Ampere


2. Hitung arus (i) yang mengalir pada rangkaian di bawah dengan Teorema Superposisi?

Penyelesaian

3 Ω // 3 Ω -> Rp1 = 0 Ω


2 Ω // 2 Ω -> Rp2 = (2 x 2) / (2 + 2) = 1 Ω
VRp2 = (1 / (1 + 3)) x 17 = 17/4 V

Sehingga

i1 = (-VRp2 / 2) = - 17/8 Ampere


3 Ω // 3 Ω -> Rp1 = (3 x 2)/(3+2) = 6/5 Ω
Rs = Rp1 + 2Ω  = 6/5 + 2 = 16/5 Ω
Rs // 3 Ω  - > Rp2 = (16/5 x 3) / (16/5 +2) = 48/31 Ω
i2 = 6 / Rp2 = (6 / (48/31)) = 31 / 8 Ampere

3 Ω // 2 Ω -> Rp1 = (3 x 2)/(3+2) = 6/5 Ω


3 Ω // 0 Ω -> Rp2 = 0 Ω
i3 = (2 / (2 + 5/6)) x 2 = 5/4 Ampere

i = i1 + i2 + i3
  = - 17/8 + 31/8 + 5/4
  = 3 Ampere 

Anda mungkin juga menyukai