MENARA MULTIMETER
dan
PENGUKURAN ARUS SEARAH
METER ARUS SEARAH
Pendahuluan
Alat ukur PMMC terdiri dari magnet tetap dan kumparan yang bila dialiri
arus akan timbul gaya untuk menggerakkan pointer yang mengindikasikan
level arus pada skala yang terkalibrasi.
Aplikasinya : Ampere-meter DC, Voltmeter DC dan Ohm-meter. Dengan
menambah rangkaian penyearah bisa digunakan juga sebagai
Amperemeter AC dan Voltmeter AC
KONTRUKSI PMMC
Konstruksi PMMC terlihat pada gambar 1.
Yaitu terdiri dari magnet tetap berbentuk sepatu kuda dengan potongan besi
lunak menempel padanya dan antara kedua kutub magnet tersebut
ditempatkan silinder besi lunak , untuk menghasilkan medan magnet yang
homogen dalam celah udara antara kutub-kutub tersebut.
2
Gambar 1 Konstruksi PMMC
Kumparan dililitkan pada lempengan logam ringan berbentuk segiempat yang dipasa
Jarum / pointer dipasang di atas kumparan yang bisa terdefleksi sebanding arus yang
3
Pegas konduktif ( 2 buah) dipasang di atas dan dibawah untuk menghasilkan gaya te
Arus pada kumparan harus mengalir pada satu arah sehingga pointer bergerak dari
Jika dihubungkan dengan arus AC , jarum tidak mampu mengikuti pertukaran yang c
Defleksi instrumen menggunakan pointer yang bergerak di atas skala yang terkalibra
4
Deflecting Force ( Gaya Defleksi )
Gaya yang menyebabkan pointer bergerak dari titik nol jika arus masuk. Gaya ini ditimb
5
Ketiga gaya tersebut terlihat pada gambar 2 berikut :
6
Persamaan Torsi dan Skala
Cara kerja instrumen ini berdasar prinsip jika suatu kumparan diletakkan pada medan
F = B.i.l
Jika kumparan terdiri dari N lilitan, maka
F = N.B.i.l
Sedang torsi yang dihasilkan adalah :
T = F.d
T = N.B.i.l.d
Atau
T = N.B.i.A
Dimana
B : rapat flux (Wb/m2)
l : panjang coil (m)
d : lebar coil (m)
N : jumlah lilitan
Ini berarti :
PMMC adalah alat ukur dengan respon arus I, yang dimaksud adalah arus rata-rata d
Torsi defleksi akan dikontrol oleh torsi kontrol yang ditimbulkan oleh pegas. Jika K ada
Tc K .
Td Tc
N .B.i. A K .
K.i 8
ar 3 Defleksi dan skala PMMC
9
Sistem Suspensi
Untuk mendukung sistem gerak defleksi PMMC digunakan dua suspensi, yaitu susp
10
Keuntungan :
· Sensitifitasnya lebih tinggi ( 2 uA pada skala penuh )
· Mampu menahan kelebihan beban lebih tinggi
· Tidak sensitif terhadap temperatur dan goncangan. 11
C sistem suspensi Taut Band
12
13
2.1.1 Pengerak Meter D`arsonval
Pengerak D`arsonval banyak digunakan saat ini. Jadi prinsip kerja dari meter tersebut
beroperasi berdasar prinsip kerja motor DC.
Seperti gambar 2.1 menunjukkan magnet permanen berbentuk tapal kuda yang berhimpitan dengan
besi lunak pada masing-masing kutubnya.
- Diantara besi lunak kutub utara dan kutub selatan terdapat inti besi lunak berbentuk silinder yang
dililiti dengan konduktor yang sangat ringan dan ditempelkan pada sebuah pasangan jewel sehingga
dapat berputar bebas tanpa mendapat gesekan.
- Jarum penunjuk dipasang pada kumparan dan akan menunjukkan skala pada saat kumparan
berputar.
- Arus dari sebuah rangkaian yang diukur, didalam meter akan melewati gulungan pada kumparan
putar.
- Arus tersebut menyebabkan kumparan menjadi elekro magnet yang berkutub utara dan selatan.
- Kutub magnet elektromagnet saling mempengaruhi dengan magnet permanent sehigga putaran
berputar.
- Semua pengerak DC mempunyai tanda polaritas karena arah dari penunjuk sudah tertentu.
- Pengerak meter D`arsonval dasar pengunaanya sangat terbatas karena itu perlu adanya modifikasi.
- Salah satu cara modifikasi adalah menaikkan batas ukur.yang diukur.
- Menaikkan batas ukur dilakukan dengan cara menempatkan resistansi rendah (Rsh) yang diparalel
dengan resistansi pengerak (Rm)
- Rsh berfungsi penganti arus total meter.
- Ish lebih besar dari pada Im.
14
Rangkaian ammeter DC dasar ditunjukkan pada gambar dibawah.
Resistansi shunt, diperoleh dengan mengetahui tegangan dan arus yang melewati Rsh
Jadi resistansi shunt dapat ditentukan
Vsh
Rsh
Ish
Dimana Vsh = Im.Rm
Ish = I - Im Im . Rm
Jadi, Rsh W
I - Im
Tujuan perancangan resistansi shunt:
Untuk memperoleh arus I ke-n kali lebih besar dari Im.
Dimana :
n = factor kelipatan
I = n . Im
15
Subtitusi pers (2-2) dengan pers (2-1) didapat
Im . Rm
Rsh
I . Im
I . Rm
n Im - Im
Im . Rm
Im .( n - 1)
Rm
( n - 1)
Contoh.
Rancanglah ammeter dengan range 1A, 100mA, 10mA meter mempunyai spesifikasi
sebagai berikut
Im 5mA ; Rm = 1kohm
Tentukan Rsh = ?
100ma, 10mA, 1ma,In = 50mA , Rm=19kW,100A, 10A,100mA,Im=25mA, Rm 3k
16
Selanjutnya dalam hubungan arus dengan resistansi dapat kita tuliskan :
( Rb + Rc ) ( I – Im ) = Im ( Ra + Rb )
atau,
I ( Rb + Rc ) – Im ( Rb + Rc ) = Im ( Rsh – ( Rb + Rc ) + Rm )
I ( Rb + Rc ) – Im ( Rb + Rc ) = Im Rsh – Im ( Rb + Rc ) + Im Rm
I ( Rb + Rc ) = Im Rsh + Im Rm
Im( Rsh Rm )
( Rb + Rc ) = .(W) ……………………………….. ( 2 – 4 )
I
dimana Rsh adalah tahanan Shunt total maka Ra dapat ditentukan dengan rumus:
Arus I adalah arus maksimum untuk batas ukur range tertentu yang dipasang pada
Am meter maka Rc dapat ditentukan dengan rumus :
17
Resistansi Shunt Rsh = Ra + Rb + Rc, dimana Rsh dapat dihitung dengan pers( 2 – 3 )
Rm
Rsh
n -1
Dari gambar 2.5 maka kita dapat mencari nilai nilai Ra, Rb dan Rc
Im Rm
Rsh
Rc Rb Ra
I-Im
5A
10 A
1A
+ -
Gambar 2.5
Pada saat resistansi Rb + Rc paralel dengan Rm + Ra, tegangan tiap cabang pasti / harus
sama, sehingga dapat kita tuliskan : 18
Untuk mendapatkan Ra,
Ra = Rsh – ( Rb + Rc )
= ( 1 – 0,2 ) KW = 0,8 KW
Untuk mendapatkan Rm )
Im( RshRc,,
Rc
I
100.10-3 (1 9)
· KW
10
= 0,1 KW
= ( 0,,2 – 0,1 ) KW 19
Rs diperoleh dari :
V
Rs Rm
Im
V
Rs - Rm
Im
V3 R3
Im
V4 R4
+ Rm
20
Gambar 2.7 Voltemeter range ganda.
Contoh : 2.4
Sebuah gerak D Arsonval dengan tahanan dalam Rm = 100W dan skala penuh Im =
1mA akan diubah menjadi Voltmeter arus searah range ganda dengan batas ukur 10V, 50V,
250V dan 500V. Dengan menggunakan gambar dibawah.
R1 R2 R3 R4
Im
V2 V3
V1 V4
+ Rm
_
21
2.2Metoda Sensitivitas
• NNilai Ohm per Volt
• sSeperti ditunjukkan Sub Bab 2.2 arus defleksi penuh Im ( Idp ) dicapai pada semua range
bila sakelar pada posisi range tegangan yang sesuai seperti ditunjukkan contoh 2.1, arus
terbesar 1 mA diperoleh pada tegangan 10V, 50V, 250V dan 500V dan pada masing-masing
range tersebut, perbandingan tahanan total Rt terhadap tegangan max range V selalu 1000 W
/V, Bentuk seperti ini disebut sensitivitas Voltmeter atau nilai ohm per Volt ( ohm-per Volt
rating).
PPerhatikan sensitivitas adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu :
Dimana sensitivitas S dapat digunakan pada metoda sensitivitas untuk menentukan
tahanan pengali Voltmeter DC. S
1 W
( )
Im V
Dari rangkaian gambar 2.8
Rt = S x V
Rs = ( S x V ) - Rm
22
anan Pada Voltmeter
• Pada saat sebuah voltmeter dipergunakan untuk mengukur tegangan suatu rangkaian
• Voltmeter terhubung paralel dengan komponen rangkaian
• Contoh :
Terdapat 2 meter dengan dua Sensitivitas beda.
Meter A :
RA=25 K
S = 1 KW./Volt, Rm=0,2K,
Range =10 V
Meter B : E = 30 V
S = 20 KW/Volt, Rm=1,5K,
Range =10 V RB=5 K Meter
Terangkan permasalahan di atas
23
Penyelesaian
kW
RTA S x range 1 x 10V 10 k
V
Kombinasi paralel dari RB
RB xRTA 5k.10k
• Re1 3,33 kW
RB RTA 5k 10k
• Sehingga pembacaan meter 1 adalah
•
3,33k
V 30 3,53V
RB 3,33k 25k
24
Meter kedua
5V - 4,9V
x100% 2%
Kesalahan Voltmeter B adalah = 5V
25
dari efek pembebanan pada voltmeter adalah :
• Pada pengukuran suatu tegangan dengan menggunakan voltmeter tidak bisa dihindarkan
• Efek pembebanan yang diakibatkan tentunya mengakibatkan terjadi perbedaan hasil peng
• Efek pembebanan dapat diminimalkan dengan pemilihan Sensitivitas meter yang mempu
26
dan penyelesaian
• Diketahui suatu rangkaian seperti di sebelah kanan ini.
Terdapat dua meter yang akan dipergunakan untuk mengukur tegangan pada termin
Pada saat meter A dipasang pada terminal X - Y menunjukkan tegangan 15 V pada
Sensitivitas meter A adalah 5 Kohm/V.
RA=100 K
Sedangkan pada saat meter B dipasang pada terminal X-Y menunjukkan tegangan
Pertanyaan :
Dapatkan sensitivitas meter B E = 100 V
x
RX
27
nyelesaian
Yang ditanyakan :
28
Voltemeter A:
Rm = S x Range
= 5KW/V x 30 V = 150 KW
150 k x R
R p Rm // R 2
2 150 k R
2
Rp
x100 15 100R p 15Rp 15R
Rp R 1
1
85R p 15R
1
85 x R p 15R
1
150R
85 2 1500
150 R
2
12750 R2 225000 1500 R2
R2 20kW
29
• Voltmeter B :
R p Rm // R2
Rm .20 100 R p 16,13( R p R1 )
Rp
Rm 20 83,87 R p 16,13R1
Rp Rm .20
x100 16,13 83,87. 16,13.100
R p R1 Rm 20
Rm 500,8kW
Rm 500,8kW kW
Jadi Rm S x Range S 10,8
Range 50V Volt
30
banan Pada Ammeter
R1
E R2
31
efek pembebanan pada ammeter
Ie
X
R1
E
Ie E
R1
Y
32
ngan adanya ammeter
Ie
X
R1
E
R Im
R1 Rm
E
m
33
• Perbandingan arus pada rangkaian dengan adanya meter dan tanda adanya meter sep
Im R1
I e R1 Rm
• Rumus diatas dapat dipergunakan untuk menentukan kesalahan yang terjadi pada su
34
Penggunaan meter penggerak meter D’Arsonval pada
Ohmmeter
RZ
Rm
E
X Y
35
an beberapa persamaan seperti di bawah ini .
• Tanpa resistor (Rx)
• E
I fs
• Rz Rm
• Dengan adanya penyisipan resistor (Rx)
E
I
Rz Rm Rx
36
aan di perbandingkan menjadi
•
E
I Rz Rm Rx Rz Rm
I fs E Rz Rm Rx
Rz Rm
I Rz Rm
P
I fs Rz Rm Rx
37
al dan Penyelesaian
• Suatu meter arus penggerak dengan arus maksimal adalah 1 mA dengan resistans
•
• Penyelesaian
• Pertama dihitung dahulu nilai Rz
•
E
Rz - Rm
I fs
3V
- 100W 2,9kW
1mA
38
yimpangan skala penuh 20 %
Rz Rm
Rx - Rz Rm
• 2,9PkW 0,1kW
- 2,9kW 0,1kW
• 0,2
3kW
• 0,2 - 3kW 12kW
• Harga Rx dengan penyimpangan skala penuh 40 %
Rz Rm
Rx - Rz Rm
P
2,9kW 0,1kW
- 2,9kW 0,1kW
0,2
3kW
- 3kW 4,5kW
0,4
39
Harga Rx dengan penyimpangan skala penuh 50 %
Rz Rm
Rx - Rz Rm
P
2,9kW 0,1kW
- 2,9kW 0,1kW
0,5
3kW
- 3kW 3kW
0,5
20 12 3
40 4,5 3
50 3 3
75 1 3
100 0 3
41
Skala dari Ohmmeter seperti di bawah ini
4,5k
1k
12k
50%
40%
75%
20%
Persentase defleksi
0
~ 0% 100%
42
b.Rangkaian Ohmmeter model lain
Rx
Im
R1
A B Ib I2
Rm
Vm
Eb
R2
Zero Control
43
Dari rangkaian tsb. Arus baterai (Ib)
Eb
Ib
Rx R1 R2 // Rm
Jika (R2//Rm) <<R1
Eb
Ib
Rx R1
Pertanyaan :
Buatlah skala ohmmeter untuk pembacaan
1FSD,0,5FSD,3/4FSD
45
Penyelesaian
Pada 1 FSD:
Im = 50mA
Vm = Im x Rm = 50mA x 50W 2,5 mV
I2 = Vm / R2 = 2,5 mV/50W = 50 mA
46
Pada 0,5 FSD:
Im = 0,5 x 50mA = 25 mA
Vm = Im x Rm = 25mA x 50W 1,25 mV
I2 = Vm / R2 = 1,25 mV/50W = 25 mA
Rx + R1 = Eb/Ib = 1,5V/50mA = 30 kW
Rx = (Rx + R1 ) – R1 = 30 kW -15 kW 15 kW
47
Pada 0,75 FSD:
Im = 0,75 x 50mA = 37,5 mA
Vm = Im x Rm = 37,5mA x 50W 1,875 mV
I2 = Vm / R2 = 1,875 mV/50W = 37,5 mA
Rx + R1 = Eb/Ib = 1,5V/75mA = 20 kW
Rx = (Rx + R1 ) – R1 = 20 kW -15 kW 5 kW
48
2.Diketahui rangkaian ohmmeter seperti di atas.
Mirip soal nomor 1, akan tetapi tegangan baterai turun
menjadi 1,3 Volt, R1=15kW,Rm=50W
dan arus maksimum (Ifs) = 50mA.
Pertanyaan :
Buatlah skala ohmmeter untuk pembacaan
1FSD,0,5FSD,3/4FSD
Penyelesaian:
Karena tegangan baterai turun sehingga pada saat kalibrasi
resistansi pada zero control harus ditala sedemikian rupa
hingga arus pada meter adalah nol.
Sehingga anda harus mendapatkan nilai R2.
Kalau nilai ini telah didapat maka proses selanjutnya sama.
Berikut adalah yang dibahas adalah mencari R2. 49
Pada saat Rx = 0
Ib = Eb/(Rx+R1) = 1,3 V/(0+15kW) = 86,67mA
Im = 50 mA (FSD)
I2 = Ib – Im = 86,67mA – 50 mA = 36,67 mA
Vm = Im x Rm = 50 mA x 50 W = 2,5 mV
50
Rangkaian Ohmmeter Multi Skala
Berikut diperlihatkan rangkaian Ohmmeter yang mempunyai
5 skala
51