Anda di halaman 1dari 16

KONVERTER

DC-AC KONDUKSI 1800


Dosen Pembimbing:
Djodi Antono, BTech. MEng

Disusun oleh :
Ikhwan Zuhri
LT-2D / 11

PRODI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

I.

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan sistem sumber daya listrik, terutama sumber listrik


bolak balik dengan daya dan sistem tegangan

yang lebih besar sudah

merupakan suatu keharusan seiring dengan meningkatkannya intensitas/


volume pekerjaan manusia. Hal yang sama juga berlaku untuk industri yang
menggunakan sumber listrik dengan daya yang relatif lebih besar, misalnya
sumber listrik 3 fasa dengan daya lebih besar sebagai penghasil tenaga
gerak, maupun

tenaga panas. Pada kenyataannya ketersediaan sumber

energi listrik sering menjadi kendala di lapangan, misalnya diakibatkan oleh


terjadinya gangguan pada sistem penyaluran daya listrik ke konsumen, dan
dapat juga diakibatkan oleh karena terjadinya pemadaman listrik dari PLN.
Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya proses pabrik, lebih jauh dapat
berakibat terjadinya penurunan produksi pabrik.
Sehubungan dengan itu biasanya diperlukan tersedianya sumber
penghasil energi listrik cadangan, terutama untuk

keperluan mesin dan

peralatan utama yang tidak boleh berhenti selama berlangsungnya proses


produksi pabrik. Penghasil energi listrik cadangan ini biasa disebut dengan
Uninterrupted Power Suplay (UPS). Salah satu komponen utama dari sebuah
UPS adalah inverter, baik inverter fasa tunggal maupun inverter fasa banyak
(biasanya fasa tiga). Penerapan penggunaan inverter juga biasa digunakan
secara luas untuk keperluan sehari-hari, misalnya sebagai penyedia sumber
energi listrik cadangan untuk keperluan komputer, peralatan pengendali
tegangan pada pusat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

II.

PEMBAHASAN

II.1. Inverter
Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk
mengubah

tegangan

DC

(Direct

Current)

menjadi

tegangan

AC

(Alternating Curent). Output suatu inverter dapat berupa tegangan AC


dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square
wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified).
Jenis Jenis Inverter DC Ke AC
Inverter dapat dibedakan dengan cara pengaturan tegangan-nya,
yaitu :

Voltage Fed Inverter (VFI) yaitu inverter dengan tegangan input

yang diatur konstan


Current Fed Inverter (CFI) yaitu inverter dengan arus input yang

diatur konstan
Variable dc linked inverter yaitu inverter dengan tegangan input
yang dapat diatur

Berdasarkan

bentuk

gelombang

output-nya

inverter

dapat

dibedakan menjadi :

Sine wave inverter, yaitu inverter yang memiliki tegangan output


dengan bentuk gelombang sinus murni. Inverter jenis ini dapat
memberikan supply tegangan ke beban (Induktor) atau motor

listrik dengan efisiensi daya yang baik.


Sine wave modified inverter, yaitu inverter dengan tegangan
output berbentuk gelombang kotak yang dimodifikasi sehingga
menyerupai gelombang sinus. Inverter jenis ini memiliki efisiensi

daya yang rendah apabila digunakan untuk mensupplay beban

induktor atau motor listrik.


Square wave inverter,yaitu inverter dengan output berbentuk
gelombang kotak, inverter jenis ini tidak dapat digunakan untuk
mensupply tegangan ke beban induktif atau motor listrik.

Berdasarkan jumlah fasa output inverter dapat dibedakan dalam :

Inverter 1 fasa, yaitu inverter dengan output 1 fasa.


Inferter 2 fasa, yaitu inverter dengan output 3 fasa. Dimana
inverter 3 fasa terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 120o
2. Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180o

II.2. Inverter 3 Fasa Dengan Mode Konduksi 1800 )


Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180 merupakan inverter 3
phase yang memungkinkan 3 komponen pensakelaran konduksi pada saat
yang

bersamaan. Ketiga komponen pensakelaran akan konduksi selama

180 dengan pasangan konduksi yang juga berbeda-beda. Pada mode


konduksi

180

ini

dimungkinkan

bahwa

tidak

hanya

komponen

pensakelaran yang konduksi pada saat yang bersamaan. Dengan mengatur


waktu konduksi sedemikian rupa, sehingga dimungkinkan 3 komponen
pensakelaran yang konduksi pada setiap saat secara bersamaan.

Detail konfigurasi pengaturan waktu konduksi pasangan mosfet diatur


dengan cara mengacu pada tabel di bawah ini.

Tabel Konfigurasi Pensakelaran Pada Inverter 3 Fasa Mode Konduksi


180
Sakl

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

ar
Sakl

Q5

Q6

Q1

Q2

Q3

Q4

ar
Sakl

Q6

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

ar
wak

0-

60o-

120o-

180o-

240o-

300o-

tu

60o

120o

180o

240o

300o

360o

Dari tabel sistem konduksi inveter 3 phase mode konduksi 180


diatas, maka terjadi aliran arus pada komponen pensaklaran dan output
(beban) inverter 3 phase yang dapat di ilustrasikan sebagai berikut.
Pada saat Q1, Q5, dan Q6 menutup bersamaan, maka sebagian
arus dari terminal positif sumber akan melewati Q1 dan sebagiannya lagi
akan melewati Q5. Karena Q4 dan Q2 membuka, maka arus yang
melewati Q1 berbelok menuju beban A dan arus yang melewati Q5 akan
berbelok menuju beban C. Arus pada beban A dan beban C kemudian
akan terakumulasi dan melewati beban B serta Q6 secara bersama-sama
menuju terminal negatif dari sumber. Aliran arus yang menghubungkan
dari titik A dan titik C menuju titik B

akan terlihat searah / paralel,

sehingga beban A dan beban C terhubung paralel (sama-sama mengalir


ke bawah kemudian menuju ke beban B, Q6 lalu ke terminal negatif

sumber).

Hasil

gelombangnya

sebagai berikut :

Grafik sinus
11
9
7
5
3
1
-1

Pada saat Q2, Q6, dan Q1


menutup bersamaan, maka arus dari
terminal

positif

sumber

akan

melewati Q1 dan menuju beban A.


Kemudian arus akan terbagi menjadi
dua, sebagian melewati beban B
menuju

Q6,

sedangkan

sebagian

lainnya melewati beban C menuju


Q2. Setelah itu arus dari Q2 dan Q6
akan terakumulasi dan mengalir ke
terminal negatif sumber. Aliran arus
dari titik A bercabang menuju titik B
dan titik C, kemudian titik B dan titik C menuju ke negative sumber.
Terlihat aliran arus titik B dan C searah, sehingga beban B dan beban C
parallel (sama-sama mengalir ke atas kemudian menuju ke saklar Q2 dan
Q6 lalu ke terminal negatif sumber). Hasil gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1

Pada saat Q3, Q1, dan Q2


menutup bersamaan, maka sebagian
arus dari terminal positif sumber
akan melewati Q1 dan sebagiannya
lagi akan melewati Q3. Karena Q4
dan Q6 membuka, maka arus yang
melewati Q1 berbelok menuju beban
A dan arus yang melewati Q3 akan
berbelok menuju beban B. Arus pada
beban A dan beban B kemudian akan
terakumulasi dan melewati beban C
serta

Q2

secara

bersama-sama

menuju terminal negatif dari sumber. Aliran arus dari titik A dan titik B
akan menuju titik C kemudian ke sumber negative . Terlihat aliran arus
titik A dan titik B searah sehingga beban A dan B adalah parallel. (samasama mengalir ke bawah kemudian menuju ke beban C, saklar Q2 lalu ke
terminal negatif sumber). Hasil gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
11
9
7
5
3
1
-1

Pada saat Q4, Q2, dan Q3 menutup bersamaan, maka arus dari
terminal positif sumber akan melewati Q3 dan menuju beban B. Kemudian

arus

akan

terbagi

menjadi

dua,

sebagian melewati beban A menuju


Q4,

sedangkan

melewati

sebagian

beban

lainnya

menuju

Q2.

Setelah itu arus dari Q2 dan Q4 akan


terakumulasi

dan

mengalir

ke

terminal negatif sumber. Aliran Arus


dari titik B akan bercabang menuju
titik A dan titik C, kemudian ke
negative sumber. Terlihat aliran arus
titik A dan titik C searah sehingga
beban A dan beban C adalah paralel
(sama-sama mengalir ke atas kemudian menuju ke saklar Q2 dan Q4 lalu
ke terminal negatif sumber). Hasil gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

Pada saat Q5, Q3, dan Q4 menutup bersamaan, maka sebagian


arus dari terminal positif sumber akan melewati Q3 dan sebagiannya lagi
akan melewati Q5. Karena Q6 dan Q2 membuka, maka arus yang
melewati Q3 berbelok menuju beban B dan arus yang melewati Q5 akan

berbelok menuju beban C. Arus


pada

beban

dan

beban

kemudian akan terakumulasi dan


melewati beban A serta Q4 secara
bersama-sama

menuju

terminal

negatif dari sumber. Aliran arus


dari titik B dan titik C menuju titik A
kemudian ke negative sumber .
Terlihat aliran arus titik B dan Titik
C searah sehingga beban B dan
beban C adalah parallel

(sama-

sama mengalir ke bawah kemudian


menuju ke beban A, saklar Q4 lalu
ke terminal negatif sumber). Hasil gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1

Pada saat Q6, Q4, dan Q5 menutup bersamaan, maka arus dari
terminal positif sumber akan melewati Q5 dan menuju beban C. Kemudian
arus akan terbagi menjadi dua, sebagian melewati beban A menuju Q4,
sedangkan sebagian lainnya melewati beban B menuju Q6. Setelah itu

arus

dari

Q4

terakumulasi
terminal

dan

dan

negatif

Q6

akan

mengalir
sumber.

ke

Aliran

arus dari titik C bercabang ke titik


B dan titik A kemudian ke negative
sumber. Terlihat aliran arus titik A
dan titik B searah sehingga beban
A dan B adalah parallel (samasama mengalir ke atas kemudian
menuju ke saklar Q4 dan Q6 lalu ke
terminal

negatif

sumber).

Hasil

gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0

15 45 75 105 135 165 195 225 255 285 315 345


30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Proses konduksi komponen pensaklaran pada inverter 3 phase


dengan mode konduksi 180 ini memungkinkan dalam satu watu terjadi
konduksi 3 sistem pesaklaran secara bersamaan pada masing-masing
pasang komponen pensaklarannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar timing diagram berikut.

Timing Diagram Sistem Konduksi Inverter 3 Phase Mode Konduksi


1800
Dari hasil sistem konduksi komponen pensaklaran pada inverter 3
phase mode konduksi 180 seperti dijelaskan pada timing diagram diatas
maka timbul tegangan induksi (GGL Induksi) pada masing-masing output
inverter 3 phase tersebut dengan bentuk gelombang sebagai berikut.

Grafik sinus
1.5
Bentuk
Gelombang Output Inverter 3 Phase Mode Konduksi 180
1
0.5

Namun, bila dianalogikan antara konduksi komponen penyaklaran

dengan waktu pada gelombang sinus dari tegangan yang terjadi, maka
0

akan berlaku sebagai berikut :


-0.5
-1
-1.5

Dimana :
Warna
Biru Tua
Coklat
Biru Muda
Ungu / Violet
Hijau
Merah

Derajat
o

0 -60
60o -120o
120o -180o
180o -240o
240o -300o
300o -360o

Konduksi dari
Komponen
Q1,Q5,Q6
Q2,Q6,Q1
Q3,Q1,Q2
Q4,Q2,Q3
Q5,Q3,Q4
Q6,Q4,Q5

Pada saat 180o-360o, gelombang berada pada daerah negatif. Hal ini
terjadi karena aliran arus pada saat itu berkebalikan arah dengan aliran
arus pada 0o-180o terhadap beban yang sama (gelombang berada pada
daerah positip). Perhatikan gambar berikut :

Aliran arus pada saat 0o-60o dan 180o-240o

Aliran arus pada saat 60o-120o dan 240o-300o

Aliran arus pada saat 120o-180o dan 300o-360o

Kemudian, rangkaian ini disebut dengan rangkaian inverter tiga


fasa 180o karena setiap konduksi hanya ada 2 buah beban (satu buah
beban R dan satu lagi beban R yang diparalel) yang aktif sehingga
konduksinya separuh separuh dengan kata lain 0 - 180 o dan 180o-360o
seperti gambar dibawah ini:
Konduksi 0 - 180o

III. PENUTUP
KESIMPULAN
Inverter merupakan konverter yang berguna untuk mengubah arus DC menjadi arus
AC.Tegangan output inverter bisa tetap atau berubah pada frekuensi tetap atau berubahubah. Variasi tegangan output bisa didapatkan dengan memvariasikan tegangan input DC dan
menjaga penguatan (gain) inverter konstan. Dengan kata lain jika tegangan input tetap dan tidak
dapat dikontrol, variasi tegangan output bisa didapatkan dengan memvariasikan penguatan
(gain) inverter, yang biasanya disempurnakan dengan pengaturan modulasi lebar pulsa (Pulse
Width

Modulation)

PWM

padainverter.

Penguatan inverter bisa

didefinisikan

sebagai

perbandingan tegangan output AC dengan tegangan input DC.


Secara ideal bentuk gelombang tegangan output dari inverter adalah sinusoidal. Namun,
dalam prakteknya bentuk gelombang inverter berupa gelombang sinusoidal diikuti dengan
harmonisanya. Untuk aplikasi daya rendah dan menengah, tegangan gelombang petak atau quasi

petak dapat diterima, namun untuk aplikasi daya tinggi dibutuhkan bentuk gelombang sinusoidal
rendah distorsi. Dengan tersedianya komponen semikonduktor daya kecepatan tinggi, harmonisa
pada tegangan output dapat diminimalkan atau diturunkan secara signifikan dengan teknik
pensaklaran.
Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180 merupakan inverter 3 phase yang
memungkinkan

komponen

pensakelaran

konduksi

pada

saat

yang

bersamaan. Ketiga komponen pensakelaran akan konduksi selama 180


dengan pasangan konduksi yang juga berbeda-beda. Pada mode konduksi
180 ini dimungkinkan bahwa tidak hanya 1 komponen pensakelaran yang
konduksi pada saat yang bersamaan. Dengan mengatur waktu konduksi
sedemikian rupa, sehingga dimungkinkan 3 komponen pensakelaran yang
konduksi pada setiap saat secara bersamaan.

Referensi
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-3-phase-denganmode-konduksi-180-derajat/
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-dc-ke-ac/
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-3-phase-denganmode-konduksi-120-derajat/
http://lkeeunand.blogspot.com/2011/10/inverter.html

Anda mungkin juga menyukai