Anda di halaman 1dari 17

INVERTER KONDUKSI 1800

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Elektronika Daya
Pengampu : Djodi Antono, B.Tech, M.Eng

Disusun oleh :
Sekar Ayu Tunjungsari

(3.39.13.3.21)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2014

I.

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan sistem sumber daya listrik, terutama sumber


listrik bolak balik dengan daya dan sistem tegangan
besar

sudah

merupakan

suatu

keharusan

yang lebih

seiring

dengan

meningkatkannya intensitas/ volume pekerjaan manusia. Hal yang


sama juga berlaku untuk industri yang menggunakan sumber listrik
dengan daya yang relatif lebih besar, misalnya sumber listrik 3 fasa
dengan daya lebih besar sebagai penghasil tenaga gerak, maupun
tenaga panas. Pada kenyataannya ketersediaan sumber energi
listrik sering menjadi kendala di lapangan, misalnya diakibatkan
oleh terjadinya gangguan pada sistem penyaluran daya listrik ke
konsumen, dan dapat juga diakibatkan oleh karena terjadinya
pemadaman

listrik

dari

PLN.

Hal

ini

dapat

mengakibatkan

terganggunya proses pabrik, lebih jauh dapat berakibat terjadinya


penurunan produksi pabrik.
Sehubungan dengan itu biasanya diperlukan tersedianya
sumber

penghasil

energi

listrik

cadangan,

terutama

untuk

keperluan mesin dan peralatan utama yang tidak boleh berhenti


selama berlangsungnya proses produksi pabrik. Penghasil energi
listrik cadangan ini biasa disebut dengan Uninterrupted Power
Suplay (UPS). Salah satu komponen utama dari sebuah UPS adalah
inverter, baik inverter fasa tunggal maupun inverter fasa banyak
(biasanya fasa tiga).

Penerapan penggunaan inverter juga biasa

digunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari, misalnya


sebagai penyedia sumber energi listrik cadangan untuk keperluan
komputer, peralatan pengendali tegangan pada pusat pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS).

II.

PEMBAHASAN

2.1 Inverter
Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk
mengubah tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC
(Alternating Curent). Output suatu inverter dapat berupa tegangan
AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak
(square wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified).
Jenis Jenis Inverter DC Ke AC
Inverter dapat dibedakan dengan cara pengaturan tegangan-nya,
yaitu :

Voltage

Fed

Inverter

(VFI)

yaitu

inverter

dengan

tegangan input yang diatur konstan

Current Fed Inverter (CFI) yaitu inverter dengan arus


input yang diatur konstan

Variable dc linked inverter yaitu inverter dengan


tegangan input yang dapat diatur

Berdasarkan

bentuk

gelombang

output-nya

inverter

dapat

dibedakan menjadi :

Sine wave

inverter, yaitu inverter yang memiliki

tegangan output dengan bentuk gelombang sinus


murni. Inverter jenis ini dapat memberikan supply
tegangan

ke

beban

(Induktor)

dengan efisiensi daya yang baik.

atau

motor

listrik

Sine wave modified inverter, yaitu inverter dengan


tegangan output berbentuk gelombang kotak yang
dimodifikasi sehingga menyerupai gelombang sinus.
Inverter jenis ini memiliki efisiensi daya yang rendah
apabila digunakan untuk mensupplay beban induktor
atau motor listrik.

Square wave inverter,yaitu inverter dengan output


berbentuk gelombang kotak, inverter jenis ini tidak
dapat digunakan untuk mensupply tegangan ke beban
induktif atau motor listrik.

Berdasarkan jumlah fasa output inverter dapat dibedakan dalam :

Inverter 1 fasa, yaitu inverter dengan output 1 fasa.

Inferter 2 fasa, yaitu inverter dengan output 3 fasa.


Dimana inverter 3 fasa terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 120o
2. Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180o

2.2 Inverter 3 Fasa Dengan Mode Konduksi 1800 )


Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180 merupakan inverter
3 phase yang memungkinkan 3 komponen pensakelaran konduksi
pada saat yang bersamaan. Ketiga komponen pensakelaran akan
konduksi selama 180 dengan pasangan konduksi yang juga
berbeda-beda. Pada mode konduksi 180 ini dimungkinkan bahwa
tidak hanya 1 komponen pensakelaran yang konduksi pada saat
yang bersamaan. Dengan mengatur waktu konduksi sedemikian
rupa, sehingga dimungkinkan 3 komponen pensakelaran yang
konduksi pada setiap saat secara bersamaan.

Detail konfigurasi pengaturan waktu konduksi pasangan mosfet


diatur dengan cara mengacu pada tabel di bawah ini.

Tabel Konfigurasi Pensakelaran Pada Inverter 3 Fasa Mode


Konduksi 180
Sakla

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q5

Q6

Q1

Q2

Q3

Q4

Q6

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

0-60o

60o-

120o-

180o-

240o-

300o-

120o

180o

240o

300o

360o

r
Sakla
r
Sakla
r
waktu

Dari tabel sistem konduksi inveter 3 phase mode konduksi 180


diatas, maka terjadi aliran arus pada komponen pensaklaran dan
output (beban) inverter 3 phase yang dapat di ilustrasikan sebagai
berikut.

Pada saat Q1, Q5, dan Q6 menutup bersamaan, maka sebagian


arus

dari

terminal

positif

sumber

akan

melewati

Q1

dan

sebagiannya lagi akan melewati Q5. Karena Q4 dan Q2 membuka,


maka arus yang melewati Q1 berbelok menuju beban A dan arus
yang melewati Q5 akan berbelok menuju beban C. Arus pada
beban A dan beban C kemudian akan terakumulasi dan melewati
beban B serta Q6 secara bersama-sama menuju terminal negatif
dari sumber. Aliran arus yang menghubungkan dari titik A dan titik
C menuju titik B akan terlihat searah / paralel, sehingga beban A
dan beban C terhubung paralel (sama-sama mengalir ke bawah
kemudian menuju ke beban B, Q6 lalu ke terminal negatif sumber).
Hasil gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
11
9
7
5
3
1
-1

15
0

45
30

75
60

105 135 165 195 225 255 285 315 345


90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Pada saat Q2, Q6, dan Q1 menutup bersamaan, maka arus dari
terminal positif sumber akan melewati Q1 dan menuju beban A.
Kemudian arus akan terbagi menjadi dua, sebagian melewati beban
B menuju Q6, sedangkan sebagian lainnya melewati beban C
menuju Q2. Setelah itu arus dari Q2 dan Q6 akan terakumulasi dan
mengalir ke terminal negatif sumber. Aliran arus dari titik A
bercabang menuju titik B dan titik C, kemudian titik B dan titik C
menuju ke negative sumber. Terlihat aliran arus titik B dan C

searah, sehingga beban B dan beban C parallel (sama-sama


mengalir ke atas kemudian menuju ke saklar Q2 dan Q6 lalu ke
terminal negatif sumber). Hasil gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 15 45 75 105 135 165 195 225 255 285 315 345
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
-0.4 0
-0.6
-0.8
-1

Pada saat Q3, Q1, dan Q2 menutup bersamaan, maka sebagian


arus

dari

terminal

positif

sumber

akan

melewati

Q1

dan

sebagiannya lagi akan melewati Q3. Karena Q4 dan Q6 membuka,


maka arus yang melewati Q1 berbelok menuju beban A dan arus
yang melewati Q3 akan berbelok menuju beban B. Arus pada beban
A dan beban B kemudian akan terakumulasi dan melewati beban C
serta Q2 secara bersama-sama menuju terminal negatif dari

sumber. Aliran arus dari titik A dan titik B akan menuju titik C
kemudian ke sumber negative . Terlihat aliran arus titik A dan titik B
searah sehingga beban A dan B adalah parallel.

(sama-sama

mengalir ke bawah kemudian menuju ke beban C, saklar Q2 lalu ke


terminal negatif sumber). Hasil gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
11
9
7
5
3
1
-1

15
0

45
30

75
60

105 135 165 195 225 255 285 315 345


90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Pada saat Q4, Q2, dan Q3 menutup bersamaan, maka arus dari
terminal positif sumber akan melewati Q3 dan menuju beban B.
Kemudian arus akan terbagi menjadi dua, sebagian melewati beban
A menuju Q4, sedangkan sebagian lainnya melewati beban C
menuju Q2. Setelah itu arus dari Q2 dan Q4 akan terakumulasi dan
mengalir ke terminal negatif sumber. Aliran Arus dari titik B akan
bercabang menuju titik A dan titik C, kemudian ke negative sumber.

Terlihat aliran arus titik A dan titik C searah sehingga beban A dan
beban C adalah paralel (sama-sama mengalir ke atas kemudian
menuju ke saklar Q2 dan Q4 lalu ke terminal negatif sumber). Hasil
gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
15
0

45
30

75
60

105 135 165 195 225 255 285 315 345


90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Pada saat Q5, Q3, dan Q4 menutup bersamaan, maka sebagian


arus

dari

terminal

positif

sumber

akan

melewati

Q3

dan

sebagiannya lagi akan melewati Q5. Karena Q6 dan Q2 membuka,


maka arus yang melewati Q3 berbelok menuju beban B dan arus
yang melewati Q5 akan berbelok menuju beban C. Arus pada
beban B dan beban C kemudian akan terakumulasi dan melewati

beban A serta Q4 secara bersama-sama menuju terminal negatif


dari sumber. Aliran arus dari titik B dan titik C menuju titik A
kemudian ke negative sumber . Terlihat aliran arus titik B dan Titik
C searah sehingga beban B dan beban C adalah parallel

(sama-

sama mengalir ke bawah kemudian menuju ke beban A, saklar Q4


lalu ke terminal negatif sumber). Hasil gelombangnya sebagai
berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 15 45 75 105 135 165 195 225 255 285 315 345
-0.4 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
-0.6
-0.8
-1

Pada saat Q6, Q4, dan Q5 menutup bersamaan, maka arus dari
terminal positif sumber akan melewati Q5 dan menuju beban C.
Kemudian arus akan terbagi menjadi dua, sebagian melewati beban

A menuju Q4, sedangkan sebagian lainnya melewati beban B


menuju Q6. Setelah itu arus dari Q4 dan Q6 akan terakumulasi dan
mengalir ke terminal negatif sumber. Aliran arus dari titik C
bercabang ke titik B dan titik A kemudian ke negative sumber.
Terlihat aliran arus titik A dan titik B searah sehingga beban A dan B
adalah parallel (sama-sama mengalir ke atas kemudian menuju ke
saklar Q4 dan Q6 lalu ke terminal negatif sumber). Hasil
gelombangnya sebagai berikut :

Grafik sinus
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0

15 45 75 105 135 165 195 225 255 285 315 345


30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Proses konduksi komponen pensaklaran pada inverter 3


phase dengan mode konduksi 180 ini memungkinkan dalam satu
watu terjadi konduksi 3 sistem pesaklaran secara bersamaan pada
masing-masing pasang komponen pensaklarannya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar timing diagram berikut.

Timing Diagram Sistem Konduksi Inverter 3 Phase Mode


Konduksi 1800
Dari hasil sistem konduksi komponen pensaklaran pada inverter
3 phase mode konduksi 180 seperti dijelaskan pada timing
diagram diatas maka timbul tegangan induksi (GGL Induksi) pada
masing-masing output inverter 3 phase tersebut dengan bentuk
gelombang sebagai berikut.

Bentuk Gelombang Output Inverter 3 Phase Mode Konduksi


180

Namun,

bila

dianalogikan

antara

konduksi

komponen

penyaklaran dengan waktu pada gelombang sinus dari tegangan


yang terjadi, maka akan berlaku sebagai berikut
:

Grafik sinus
1.5
1
0.5
0
-0.5 0

15

45
30

75
60

105 135 165 195 225 255 285 315 345


90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

-1
-1.5

Dimana :
Warna

Derajat

Konduksi dari
Komponen

Biru Tua

0 o -60 o

Q1,Q5,Q6

Coklat

60o -120o

Q2,Q6,Q1

Biru Muda

120o -180o

Q3,Q1,Q2

Ungu /

180o -240o

Q4,Q2,Q3

Hijau

240o -300o

Q5,Q3,Q4

Merah

300o -360o

Q6,Q4,Q5

Violet

Pada saat 180o-360o, gelombang berada pada daerah negatif.


Hal ini terjadi karena aliran arus pada saat itu berkebalikan arah
dengan aliran arus pada 0o-180o terhadap beban yang sama
(gelombang berada pada daerah positip). Perhatikan gambar
berikut :

Aliran arus pada saat 0o-60o dan 180o-240o

Aliran arus pada saat 60o-120o dan 240o-300o

Aliran arus pada saat 120o-180o dan 300o-360o

Kemudian, rangkaian ini disebut dengan rangkaian inverter tiga


fasa 180o karena setiap konduksi hanya ada 2 buah beban (satu
buah beban R dan satu lagi beban R yang diparalel) yang aktif
sehingga konduksinya separuh separuh dengan kata lain 0 - 180o
dan 180o-360o seperti gambar dibawah ini:
Konduksi 0 - 180o

III. PENUTUP
KESIMPULAN
Inverter merupakan konverter yang berguna untuk mengubah arus DC menjadi
arus AC.Tegangan output inverter bisa tetap atau berubah pada frekuensi tetap atau
berubah-ubah. Variasi tegangan output bisa didapatkan dengan memvariasikan
tegangan input DC dan menjaga penguatan (gain) inverter konstan. Dengan kata lain
jika tegangan input tetap dan tidak dapat dikontrol, variasi tegangan output bisa
didapatkan dengan memvariasikan penguatan (gain) inverter, yang biasanya

disempurnakan dengan pengaturan modulasi lebar pulsa (Pulse Width Modulation)


PWM padainverter. Penguatan inverter bisa didefinisikan sebagai perbandingan
tegangan output AC dengan tegangan input DC.
Secara ideal bentuk gelombang tegangan output dari inverter adalah sinusoidal.
Namun,

dalam

prakteknya

bentuk

gelombang inverter berupa

gelombang

sinusoidal diikuti dengan harmonisanya. Untuk aplikasi daya rendah dan menengah,
tegangan gelombang petak atau quasi petak dapat diterima, namun untuk aplikasi
daya tinggi dibutuhkan bentuk gelombang sinusoidal rendah distorsi. Dengan
tersedianya komponen semikonduktor daya kecepatan tinggi, harmonisa pada
tegangan output dapat diminimalkan atau diturunkan secara signifikan dengan teknik
pensaklaran.
Inverter 3 fasa dengan mode konduksi 180 merupakan inverter 3
phase yang memungkinkan 3 komponen pensakelaran konduksi
pada saat yang bersamaan. Ketiga komponen pensakelaran akan
konduksi selama 180 dengan pasangan konduksi yang juga
berbeda-beda. Pada mode konduksi 180 ini dimungkinkan bahwa
tidak hanya 1 komponen pensakelaran yang konduksi pada saat
yang bersamaan. Dengan mengatur waktu konduksi sedemikian
rupa, sehingga dimungkinkan 3 komponen pensakelaran yang
konduksi pada setiap saat secara bersamaan.

Anda mungkin juga menyukai