Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH ELDA DALAM INDUSTRI

AC DRIVES
(INVERTER AC)

Oleh:
ABDURRAHIM
NIM D1021151037

MUHAMMAD WIRAWAN SURYONO


NIM D1021151027

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Penggerak Listrik dapat didefinisikan sebagai perangkat elektromekanis untuk


mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk memberikan gerak ke berbagai
mesin dan mekanisme untuk berbagai jenis kontrol proses. Aplikasi khas dari
penggerak listrik meliputi kipas, ventilato, r pompa kompresor, kerekan, crane,
konveyor, excavator, eskalator, lokomotif listrik dan mobil

Salah satu aplikasi utama penggerak listrik adalah Traksi Listrik. Berbagai jenis Traksi
Listrik adalah
(i) Kereta listrik
(ii) Bus listrik
(iii) Trem (trem) & troli
(iv) Kendaraan bertenaga surya yang digerakkan baterai Industri

Keuntungan menggunakan AC Drive


 tersedia dalam berbagai torsi, kecepatan dan kekuatan.
 efisiensi tinggi.
 bebas polusi.
 Kontrol mudah dan mulus.
 Mereka memiliki rendah tidak ada lagi kerugian & bisa dengan waktu yang
cukup singkat melebihi beban.
 sederhana dalam konstruksi
 Menjadi kompak membutuhkan lebih sedikit ruang.
 Dapat dikendalikan dari jarak jauh.
 Awal yang mudah dan instan.
 Panjang umur
 Perlu lebih sedikit perawatan.

Kerugian menggunaka AC Drive


 Ini hanya dapat digunakan di area pasokan listrik.
 Dalam kasus kegagalan pasokan listrik seluruh sistem dimatikan.
 Peluang breakdown karena pendek sirkuit lebih banyak

Driver Motor AC

Tujuan : Dapat melakukan pengontrolan dan pengendalian pada motor AC

Motor induksi atau motor asinkron adalah motor arus bolak-balik (AC) yang
sangat luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor
motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan
medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan arus stator. Drive atau
pengendalian pada motor AC umumnya dialakukan untuk mengatur kecepatan.
Kecepatan motor induksi ditentukan oleh frekuensi tegangan masukan dan
jumlah kutub motor seperti yang dijelaskan dengan rumus :
𝐹
𝑁𝑠 = 120
𝑝
Dimana: Ns = kecepatan sinkron
F = Frekuensi
P = Jumlah kutub

Untuk melakukan pengontrolan kecepatan motor AC dapat dilakukan dengan


beberapa cara diantaranya penggunaan Thristor, mengatur Frekuensi dan
pengaturan jumlah kutub, namun pengaturan jumlah kutub pengaturannya terbatas
karena jumlah kutub merupakan kelipatan 2, sehingga pengaturannya kasar.
Berbeda dengan motor DC yang kecepatannya dapat dikendalikan dengan mudah
(yaitu melalui pengaturan tegangan armatur dan pengaturan arus eksitasinya).
Salah satu metode pengaturan yang memungkinkan untuk pengaturan yang
lebar adalah dengan mengubah frekuensi. Frekuensi sumber AC yang konstan (50
Hz) harus diubah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.Proses perubahan
frekuensi memerlukan konverter dari AC ke DC, dan dari DC dijadikan ke AC
lagi tetapi dengan frekuensi yang berbeda.Inilah alasan mengapa inverter menjadi

II.1. Penyearah Satu Fasa


A. Penyearah satu Fasa setengah Gelombang tidak terkendali
Penyearah jenis ini menggunakan satu buah dioada sebagai
komponen penyearah tak terkendali. Hasil keluar ini hanyalah positif saja
dalam satu gelombang dari inputnya adalah gelombang Sinusoidal yang
memiliki bagian postif dan bagian negative dalam satu panjang
gelombangnya
Dari gambar tersebut dapat kita ketahui adalah bahwa kerja dari rangkaian tersebut
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Ketika arus input adalah positif maka diode dibias maju, sehingga terdapat
arus yang mengalir dari sumber ke beban. Pada kurva kanan bawah, tampak
bahwa terdapat gelombang positif yang menandakan bahwa terdapat arus
yang mengalir ke beban. Beban resitif memiliki factor daya unity ( COS
PHI = 1), sehingga tidak ada perbedaan sudut fasa antara kurva tegangan
dan arus
2. Ketika arus input adalah negative, maka diode bias mundur, sehingga arus
tidak mengalir pada beban karena diode memblok aliran arus. Pada gambar
kurva kanan bawah, bahwa tampak tidak ada arus yang mengalir pada
beban. Sehingga kurva berbentuk garis lurus nol
Untuk rangkaian beban induktif hasil keluarannya berbeda dengan rangkaian bebabn
resitif. Induktif memiliki sifat menyimpan arus. Sehingga meskipun tegangan beban
memiliki nilai nol, tetapi arus yang mengalir masih ada. Hal ini dikarenakan konduktor
yang menyimpan arus baru dikeluarkan ke beban setelah tegangan di beban habis.
Berikut gambar rangkaiannya :

B. Penyearah satu Fasa Gelombang Penuh tidak terkendali


Terdapat dua jenis rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh tak
terkontrol diantaranya, adalah penyearah dengan tap tengah( 2 Dioda) dan penyearah
jembatan( bridge/4dioda). Keduanya memiliki keluaran yang sama, yaitu duah buah
bagian positif dalam suatu keluaran panjang gelombang dari inputannay adalah berupa
setengah bagian positif dan setengah bagian negative dalam panjang satu gelombang.
Untuk jelasnya berikut rangakain dari penyearah satu gelombang penuh tak terkendali
1. Penyearah dengan TAP TENGAH (2Dioda)

Rangkaian diatas merupakan Penyearag dengan Tap Tengah Dari gambar tersebut
dapat diketahui bahwa rangkaian ini memiliki kerja utama yaitu :
1. Ketika kaki trafo diatas memiliki nilai positif maka diode 1 akan maju,di
lain sisi, kaki trafo yang bawah bernilai negative maka akan bias mundur.
Arus mengalir hanya pada bias maju. Karena yang mengalir arus pada
diode 1 maka akan menuju ke beban lalu akan mengalir kembali lagi ke
trafo melalui kaki tengah

2. Ketika kaki atas trafo benilai negatife maka diode 1 akan bias mundur di
lain sisi kaki trafo yang bawah akan bernilai positif maka diode 2 akan
bias maju. Arus mengalir apabila salah satu diode memilik bias maju.
Karena yang bias maju adalah diode 2, maka arus mengalir padanya
menuju ke beban lalu akan mengalir kembali ke trafo melewati kaki
tengah
2. Penyearah dengan Jembatan (Bridge/ 4 dioda)

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa rangkaian tersebut memiliki dua siklus kerja
utama yaitu :
1. Ketika input kaki atas trafo bernilai positif maka diode 1 dan diode 4 akan
bias maju di sisi lain tegangan input pada kaki bawah bernilai negative maka
diode 2 dan diode 3 akan bias mundur. Karena prinsip kerja diode yaitu arus
mengalir pada bias maju, maka arus akan mengalir dari sisi kaki trafo atas
ke D1 lalu ke D4 dan kembali ke trafo melalui kaki bawah

2. Ketika tegangan input kaki atas bernilai negative maka diode 2 dan diode 3
akan bernilai positif atau bias maju. Dilain sisi pada diode 1 dan diode 4
bernilai positif maka akan bias mundur. Karena arus mengalir pada bias
maju maka arus mengalir pada kaki trafo bawah ke D3 lalu ke D2 dan
kembali ke trafo melalui kaki atas
Untuk mencari tegangan keluaran dari rangkaian diatas dapat dicari dengan
menggunakan persamaan :
C. Penyearah satu Fasa setengah Gelombang terkendali

Yang membedakan antara rangkaian terkontrol tak terkendali dan terkendali adalah
komponen penyearah yang digunakan. Penyearah jenis ini menggunakan komponen
penyearah terkontrol seperti thiryistor atau SCR(Sillicon Controlled Rectifier),
IGBT(Insulated Gate Bipolar Transistor), dan MOSFET (Metal Oxide Sillicon Field
Effect Transistor). Terkontrol dalam hal ini maksudnya penyearah ini dapat dipicu pada
sudut tertentu sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk memicu komponen penyearah tersebut, harus mengetahui lebih dahulu
karakteristik dahulu komponennya. Untuk memicu Thyristor dibutuhkan arus
pemicuan sedangkan untuk memicu IGBT dibutuhkan tegangan pemicuan. Komponen
yang satu dengan yang lain memiliki jenis dan besar pemicuan yang berbeda-beda.
Hasil keluaran dari rangkaian ini adalah hanya nilai positif saja dalam satu panjang
gelombang dari yang inputannya adalah adalah gelombang sinus yang memiliki bagian
positif dan negative dalam panjang satu gelombangnya, namun dapat dipicu pada sudut
tertentu. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rangkaian penyearahnya

Gambar diatas merupakan rangkaian peneyearah satu fasa setengah gelombang


terkendali dengan beban resitif. Garis putus-putus merupakan input, sedangkan garis
tak putus adalah output. Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa kerja rangakaian
tersebut dapat dibagi menjadi 2 prinsip kerja.
1. Ketika arus input adalah positif , maka diode bias akan maju ketika ada arus
pemicuan yang memicu komponen penyearah maka, terdapat arus yanh
mengalir dari sumber ke beban. Pada gambar kurva tampak bahwa terdapat arus
yang mengalir pada beban. Kurva kanan bawah merupakan kurva pemicuan.
Dari kurva tersebut dapat dilihat thryistor dipicu dengan arus pemicu ketika
sudut alfa. Sehingga arus mengalir dari sumber ke beban ketika sudut alfa
tersebut
2. Ketik arus input adalah negative, maka diode akan dibias mundur sehingga arus
tidak mengalir pada beban karena diode memblok aliran arus. Tampak pada
kurva tidak ada arus yang mengalir.

Tegangan keluaran dari rangkaian ini dapat dicari dengan persamaan


D. Penyearah satu Fasa Gelombang Penuh terkendali

Seperti halnya dalam penyearah satu fasa gelombang penuh tak terkontrol penyearah
ini memiliki penyearah dengan tap tengah( 2 Dioda) dan penyearah

jembatan( bridge/4dioda). Yang membedakan dari kedua rangkaian


tersebut adalah hanya penyearah yang digunakan. Penyearah ini juga
menggunakan komponen penyearah terkontrol seperti thryistor atau
SCR(Sillicon Controlled Rectifier), IGBT(Insulated Gate Bipolar Transistor), dan
MOSFET (Metal Oxide Sillicon Field Effect Transistor).
Terkontrol dalam hal ini maksudnya adalah penyearah ini dapat dipicu pada
sudut tertentu sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk memicu komponen penyearah tersebut harus mnegetahui juga karateristik dari
tiap-tiap komponennya. Untuk memicu Thyristor dibutuhkan arus pemicuan
sedangkan untuk memicu IGBT dibutuhkan tegangan pemicuan. Komponen yang satu
dengan yang lain memiliki jenis dan besar pemicuan yang berbeda-beda. Hasil
keluaran dari rangkaian ini adalah hanya nilai positif saja dalam satu panjang
gelombang dari yang inputannya adalah adalah gelombang sinus yang memiliki bagian
positif dan negative dalam panjang satu gelombangnya, namun dapat dipicu pada sudut
tertentu. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rangkaian penyearahnya
Gambar diatas merupakan rangkaian peneyearah satu fasa gelombang penuh terkendali
dengan beban resitif. Proses kerja utama dari penyearah ini sama seperti penyearah
gelombang penuh tak terkendali. Yang membedakannya adalah rangakaian ini dapat
dipicu pada sudut tertentu. Untuk mencari tegangan keluaran dapat dicari dengan
persamaan :
II.2. Penyearah Tiga Fasa
A. Penyearah Tiga Fasa setengah Gelombang terkendali
Penyearah tiga fasa setengah gelombang terkendali menggunakan tiga buah
SCR sebagai saklar dayanya. Skema penyearah tiga fasa setengah gelombang
terkendali diperlihatkan pada Gambar berikut ini

Penyearah tiga fasa setengah gelombang terkendali dapat dioperasikan dalam dua
mode, yaitu Continuous Conduction Mode (CCM) dan Discontinuous Conduction
Mode (DCM)

1. Continuous Conduction Mode (CCM)


Pada mode ini arus sesaat output tidak pernah mencapai nol, seperti Gambar 2. Sudut
penyalaan SCR pada CCM adalah 0° ≤α ≤ 30° dan sudut pemadamannya β =150° +α

Gambar Tegangan output penyearah yang dioperasikan dalam Continuous Conduction


Mode (CCM)
Tegangan keluaran rata-rata CCM :

Tegangan RMS keluaran CCM

2. Discontinous Conduction Mode (DCM)


Pada DCM, saat seat bernilai nol untuk suatu periode tertetu. bentuk gelombang
tegangan output DCM memiliki sudut penyalaan SCR pada DCM sebesar 30° ≤α ≤
150° dan sudut pemadamannya β =180°.
Tegangan keluaran rata-rata DCM :

Tegangan RMS keluaran DCM :

B. Penyearah Tiga Fasa Gelombang Penuh terkendali


Penyearah tiga fasa gelombang penuh terkendali menggunakan tiga buah SCR
sebagai saklar dayanya. Skema penyearah tiga fasa gelombang penuh terkendali pada
Gambar
Penyearah tiga fasa gemlombang penuh terkendali dapat dioperasikan dalam dua mode,
yaitu Continous Conduction Mode (CCM) dan Discontinous Conduction Mode (DCM)

1. Continous Conduction Mode (CCM)


Sudur penyalaan SCR pada CCM adalah 0°≤α ≤ 60°. Tegangan keluaran rata-
rata CCM pada beban R adalah: Vm=3√3/2π Vm cos α, Arus DC : Idc=Vdc/R, dan
Daya DC : Pdc=Vdc Idc

2. Discontinous Conduuction Mode (DCM)


Sudut penyalaan SCR oada DCM adalah 60°≤α ≤ 120°. Tegangan keluaran rata-
rata DCM:

C. Penyearah Tiga Fasa setengah Gelombang tidak terkendali

Penyearah / rectifier adalah pengubah sebuah tegangan arus listrik


bolak-balik (AC) menjadi arus listrik searah (DC). Dalam mengubah
tegangan AC menjadi DC ini diperlukan suatu komponen dimana
komponen tersebut hanya memperbolehkan arus listrik mengalir hanya
dari satu arah. Dan itu bisa diperoleh dari rangkaian dioda
semikonduktor.

3𝑥√3
Untuk mencari Tegangan output Vdc = 2𝜋 𝑥 𝑉𝑚

1
Untuk mencari Vrms=√ + 3√3
2

D. Penyearah Tiga Fasa Gelombang Penuh tidak terkendali

Penyearah tiga fasa tidak terkendali gelombang penuh menggunakan


tiga buah dioda sebagai saklar dayanya. Skema penyearah tiga fasa tidak
terkendali gelombang penuh diperlihatkan pada Gambar 1(a). Bentuk
gelombang input dan outputnya ditunjukkan oleh Gambar 1(b). Waktu
konduksi masing
3.√3.𝑉𝑚
Untuk mencari Tegangan output rata-rata adalah 𝑉𝑑𝑐 = , sedangkan untuk
𝜋

mencari tegangan output Vrms Penyearah tiga fase biasanya digunakan dalam industri
untuk dibutuhkannya tegangan dc dan arus untuk beban daya yang besar. Sumber
tegangan tiga fase memiliki keseimbangan daya karena di pasok oleh tiga fase a,b dan
c. Sumber daya dan dioda diasumsikan ideal dalam analisis awal dari rangkaian Hanya
satu dioda di bagian atas jembatan/ bridge yang bekerja pada satu waktu (D1, D3, atau
D5). Hanya satu dioda di bagian bawah jembatan/ bridge yang dapat bekerja pada satu
waktu (D2, D4, atau D6). D1 dan D4 tidak dapat dilewati arus pada saat yang sama.
Demikian pula, D3 dan D6 tidak dapat pula di lewati arus secara bersamaan, begitu
juga antara D5 dan D2. Beban output tegangan adalah salah satu line-to-line tegangan
dari sumber. Misalnya, ketika D1 dan D2 menyala, tegangan output tersedia. Dioda
yang ada di ditentukan oleh tegangan line-to-line dimana yang tertinggi pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai